Makalahgempabumidandampakyangditimbulkannya

14
A. Gempa Bumi 1. Definisi gempa bumi Gempa bumi adalah getaran yang terjadi permukaan bumi. Gempa bumi biasa disebabkan oleh pergerakan kerak bumi (lempeng bumi). Kata gempa bumi juga digunakan untuk menunjukkan daerah asal terjadinya kejadian gempa bumi tersebut. Bumi kita walaupun padat, selalu bergerak, dan gempa bumi terjadi apabila tekanan yang terjadi karena pergerakan itu sudah terlalu besar untuk dapat ditahan. Gempa bumi terjadi setiap hari di bumi, namun kebanyakan kecil dan tidak menyebabkan kerusakan apa-apa. Gempa bumi kecil juga dapat mengiringi gempa bumi besar, dan dapat terjadi sesudah, sebelum, atau selepas gempa bumi besar tersebut. Gempa bumi diukur dengan menggunakan alat yang dinamakan Pengukur Richter. Gempa bumi dibagi ke dalam skala dari satu hingga sembilan berdasarkan ukurannya (skala Richter). Gempa bumi juga dapat diukur dengan menggunakan ukuran Skala Mercalli. 2. Seismologi Seismologi berasal dari dua kata dalam bahasa Yunani, yaitu seismos yang berarti getaran atau goncangan dan logos yang berarti risalah atau ilmu pengetahuan. Orang Yunani menyebut gempa bumi dengan kata-kata seismos tes ges yang berarti Bumi bergoncang atau bergetar. Dengan demikian, secara sederhana seismologi dapat diartikan sebagai ilmu yang mempelajari fenomena getaran pada bumi, atau dengan

Transcript of Makalahgempabumidandampakyangditimbulkannya

Page 1: Makalahgempabumidandampakyangditimbulkannya

A. Gempa Bumi

1. Definisi gempa bumi

Gempa bumi adalah getaran yang terjadi permukaan bumi. Gempa bumi biasa

disebabkan oleh pergerakan kerak bumi (lempeng bumi). Kata gempa bumi juga

digunakan untuk menunjukkan daerah asal terjadinya kejadian gempa bumi tersebut.

Bumi kita walaupun padat, selalu bergerak, dan gempa bumi terjadi apabila tekanan yang

terjadi karena pergerakan itu sudah terlalu besar untuk dapat ditahan.

Gempa bumi terjadi setiap hari di bumi, namun kebanyakan kecil dan tidak

menyebabkan kerusakan apa-apa. Gempa bumi kecil juga dapat mengiringi gempa bumi

besar, dan dapat terjadi sesudah, sebelum, atau selepas gempa bumi besar tersebut.

Gempa bumi diukur dengan menggunakan alat yang dinamakan Pengukur Richter.

Gempa bumi dibagi ke dalam skala dari satu hingga sembilan berdasarkan ukurannya

(skala Richter). Gempa bumi juga dapat diukur dengan menggunakan ukuran Skala

Mercalli.

2. Seismologi

Seismologi berasal dari dua kata dalam bahasa Yunani, yaitu seismos yang berarti

getaran atau goncangan dan logos yang berarti risalah atau ilmu pengetahuan. Orang

Yunani menyebut gempa bumi dengan kata-kata seismos tes ges yang berarti Bumi

bergoncang atau bergetar. Dengan demikian, secara sederhana seismologi dapat diartikan

sebagai ilmu yang mempelajari fenomena getaran pada bumi, atau dengan kata sederhana,

ilmu mengenai gempa bumi. Seismologi merupakan bagian dari ilmu geofisika. Gempa

bumi besar yang terjadi pada tanggal 1 November 1755 di Lisboa, Portugal

menghancurkan seluruh kota dan memicu tsunami besar, dapat dicatat sebagai tonggak

awal pemicu perkembangan seismologi modern. Seismologi tidak hanya mempelajari

gempa bumi. Eksplorasi hidrokarbon (minyak bumi dan gas) juga diawali oleh survey

seismik. Untuk keperluan ini, pemicu getaran dibuat manusia (bukan gempa bumi)

dengan menggunakan semacam dinamit, lalu getaran yang dapat diterima beberapa

penerima (receiver) disusun sedemikian rupa sehingga catatan getaran tersebut dapat

menggambarkan kondisi bawah tanah.

3. Skala Richter

Skala Richter yang diusulkan oleh Charles Richter didefinisikan sebagai logaritma

(basis 10) dari amplitudo maksimum, yang diukur dalam satuan mikrometer, dari

Page 2: Makalahgempabumidandampakyangditimbulkannya

rekaman gempa oleh instrumen pengukur gempa (seismometer) Wood-Anderson, pada

jarak 100 km dari pusat gempanya. Sebagai contoh, misalnya kita mempunyai rekaman

gempa bumi (seismogram) dari seismometer yang terpasang sejauh 100 km dari pusat

gempanya, amplitudo maksimumnya sebesar 1 mm, maka kekuatan gempa tersebut

adalah log (10 pangkat 3 mikrometer) sama dengan 3,0 skala Richter. Untuk

memudahkan orang dalam menentukan skala Richter ini, tanpa melakukan perhitungan

matematis yang rumit, dibuatlah tabel sederhana seperti gambar di samping ini. Parameter

yang harus diketahui adalah amplitudo maksimum yang terekam oleh seismometer

(dalam milimeter) dan beda waktu tempuh antara gelombang-P dan gelombang-S (dalam

detik) atau jarak antara seismometer dengan pusat gempa (dalam kilometer). Dalam

gambar di samping ini dicontohkan sebuah seismogram mempunyai amplitudo

maksimum sebesar 23 milimeter dan selisih antara gelombang P dan gelombang S adalah

24 detik maka dengan menarik garis dari titik 24 dt di sebelah kiri ke titik 23 mm di

sebelah kanan maka garis tersebut akan memotong skala 5,0. Jadi skala gempa tersebut

sebesar 5,0 skala Richter. Skala Richter pada mulanya hanya dibuat untuk gempa-gempa

yang terjadi di daerah Kalifornia Selatan saja. Namun dalam perkembangannya skala ini

banyak diadopsi untuk gempa-gempa yang terjadi di tempat lainnya. Skala Richter ini

hanya cocok dipakai untuk gempa-gempa dekat dengan magnitudo gempa di bawah 6,0.

Di atas magnitudo itu, perhitungan dengan teknik Richter ini menjadi tidak representatif

lagi. Perlu diingat bahwa perhitungan magnitudo gempa tidak hanya memakai teknik

Richter seperti ini. Kadang-kadang terjadi kesalahpahaman dalam pemberitaan di media

tentang magnitudo gempa ini karena metode yang dipakai kadang tidak disebutkan dalam

pemberitaan di media, sehingga bisa jadi antara instansi yang satu dengan instansi yang

lainnya mengeluarkan besar magnitudo yang tidak sama.

4. Magnitudo Gempa

Magnitudo gempa adalah parameter gempa yang berhubungan dengan besarnya

kekuatan gempa di sumbernya. Jadi pengukuran magnitudo yang dilakukan di tempat

yang berbeda, harus menghasilkan harga yang sama walaupun gempa yang dirasakan di

tempat-tempat tersebut tentu berbeda. Richter pada tahun 30-an memperkenalkan konsep

magnitudo untuk ukuran kekuatan gempa di sumbernya. Satuan yang dipakai adalah skala

Richter (Richter Scale), yang bersifat logaritmik. Pada umumnya magnitudo diukur

berdasarkan amplitudo dan periode fase gelombang tertentu.

5. Episenterii

Page 3: Makalahgempabumidandampakyangditimbulkannya

Episenter (bahasa Inggris: Epicenter) adalah titik di permukaan bumi yang berada

tepat di atas atau di bawah kejadian lokal yang mempengaruhi permukaan bumi. Dia

terletak di atas dimana gempa terjadi. Dia berlawanan dengan hiposenter, lokasi

sebenarnya gempa yang terjadi di dalam bumi. Dia terletak tepat di bawah titik peledakan

udara senjata nuklir dan tepat di atas titik peledakan bawah tanah. Istilah ini juga dapat

digunakan untuk bencana lainnya seperti tabrakan meteor atau dengan benda astronomik

lainnya.

6. Seismometer

Seismometer (bahasa Yunani: seismos: gempa bumi dan metero: mengukur)

adalah alat atau sensor getaran, yang biasanya dipergunakan untuk mendeteksi gempa

bumi atau getaran pada permukaan tanah. Hasil rekaman dari alat ini disebut seismogram.

Prototip dari alat ini diperkenalkan pertama kali pada tahun 132 SM oleh matematikawan

dari Dinasti Han yang bernama Chang Heng. Dengan alat ini orang pada masa tersebut

bisa menentukan dari arah mana gempa bumi terjadi. Dengan perkembangan teknologi

dewasa ini maka kemampuan seismometer dapat ditingkatkan, sehingga bisa merekam

getaran dalam jangkauan frekuensi yang cukup lebar. Alat seperti ini disebut seismometer

broadband.

7. Seismogram

Seismogram atau rekaman gerakan tanah, atau grafik aktifitas gempa bumi sebagai

fungsi waktu yang dihasilkan oleh seismometer. Rekaman ini dapat dipergunakan salah

satunya untuk menentukan magnitudo gempa tersebut. Selain itu dari beberapa seismogram

yang direkam di tempat lain, kita dapat menentukan pusat gempa atau posisi dimana gempa

tersebut terjadi.

8. Cincin Api Pasifik

Cincin Api Pasifik atau Lingkaran Api Pasifik (bahasa Inggris: Ring of Fire)

adalah daerah yang sering mengalami gempa bumi dan letusan gunung berapi yang

mengelilingi cekungan Samudra Pasifik. Daerah ini berbentuk seperti tapal kuda dan

mencakup wilayah sepanjang 40.000 km. Daerah ini juga sering disebut sebagai sabuk

gempa Pasifik.

Sekitar 90% dari gempa bumi yang terjadi dan 81% dari gempa bumi terbesar

terjadi di sepanjang Cincin Api ini. Daerah gempa berikutnya (5–6% dari seluruh gempa

dan 17% dari gempa terbesar) adalah sabuk Alpide yang membentang dari Jawa ke iii

Page 4: Makalahgempabumidandampakyangditimbulkannya

Sumatra, Himalaya, Mediterania hingga ke Atlantika. Berikutnya adalah Mid-Atlantic

Ridge.

titik merah gunung berapi seperti Hawaii.

B. Tipe Gempa Bumi

 1. Gempa bumi vulkanik ( Gunung Api ) ; Gempa bumi ini terjadi akibat adanya

aktivitas magma, yang biasa terjadi sebelum gunung api meletus. Apabila keaktifannya

semakin tinggi maka akan menyebabkan timbulnya ledakan yang juga akan

menimbulkan terjadinya gempabumi. Gempabumi tersebut hanya terasa di sekitar

gunung api tersebut.

2. Gempa bumi tektonik ; Gempabumi ini disebabkan oleh adanya aktivitas tektonik,

yaitu pergeseran lempeng lempeng tektonik secara mendadak yang mempunyai

kekuatan dari yang sangat kecil hingga yang sangat besar. Gempabumi ini banyak

menimbulkan kerusakan atau bencana alam di bumi, getaran gempa bumi yang kuat

mampu menjalar keseluruh bagian bumi.

Gempa bumi tektonik disebabkan oleh perlepasan [tenaga] yang terjadi karena

pergeseran lempengan plat tektonik seperti layaknya gelang karet ditarik dan

dilepaskan dengan tiba-tiba. Tenaga yang dihasilkan oleh tekanan antara batuan

dikenal sebagai kecacatan tektonik. Teori dari tektonik plate (plat tektonik)

menjelaskan bahwa bumi terdiri dari beberapa lapisan batuan, sebagian besar area

dari lapisan kerak itu akan hanyut dan mengapung di lapisan seperti salju. Lapisan

tersebut begerak perlahan sehingga berpecah-pecah dan bertabrakan satu sama

lainnya. Hal inilah yang menyebabkan terjadinya gempa tektonik.[1] Gempa bumi

tektonik memang unik. Peta penyebarannya mengikuti pola dan aturan yang khusus

dan menyempit, yakni mengikuti pola-pola pertemuan lempeng-lempeng tektonik yang

menyusun kerak bumi. Dalam ilmu kebumian (geologi), kerangka teoretis tektonik

lempeng merupakan postulat untuk menjelaskan fenomena gempa bumi tektonik yang

melanda hampir seluruh kawasan, yang berdekatan dengan batas pertemuan lempeng

tektonik. Contoh gempa tektonik ialah seperti yang terjadi di Yogyakarta, Indonesia

pada Sabtu, 27 Mei 2006 dini hari, pukul 05.54 WIB,[2]

 3. Gempa bumi tumbukan ; Gempa bumi ini diakibatkan oleh tumbukan meteor atau

asteroid yang jatuh ke bumi, jenis gempa bumi ini jarang terjadi

4. Gempa bumi runtuhan ; Gempa bumi ini biasanya terjadi pada daerah kapur

ataupun pada daerah pertambangan, gempabumi ini jarang terjadi dan bersifat lokal.iv

Page 5: Makalahgempabumidandampakyangditimbulkannya

5. Gempa bumi buatan ; Gempa bumi buatan adalah gempa bumi yang disebabkan

oleh aktivitas dari manusia, seperti peledakan dinamit, nuklir atau palu yang

dipukulkan ke permukaan bumi.

6. Gempa bumi gunung berapi: terjadi berdekatan dengan gunung berapi dan

mempunyai bentuk keretakan memanjang yang sama dengan gempa bumi tektonik.

Gempa bumi gunung berapi disebabkan oleh pergerakan magma ke atas dalam gunung

berapi, di mana geseran pada batu-batuan menghasilkan gempa bumi. Ketika magma

bergerak ke permukaan gunung berapi, ia bergerak dan memecahkan batu-batuan

serta mengakibatkan getaran berkepanjangan yang dapat bertahan dari beberapa jam

hingga beberapa hari. Gempa bumi gunung berapi terjadi di kawasan yang berdekatan

dengan gunung berapi, seperti Pegunungan Cascade di barat Laut Pasifik, Jepang,

Dataran Tinggi Islandia, and titik merah gunung berapi seperti Hawaii.Penyebab

Terjadinya Gempa Bumi

Kebanyakan gempa bumi disebabkan dari pelepasan energi yang dihasilkan oleh

tekanan yang dilakukan oleh lempengan yang bergerak. Semakin lama tekanan itu kian

membesar dan akhirnya mencapai pada keadaan dimana tekanan tersebut tidak dapat ditahan

lagi oleh pinggiran lempengan. Pada saat itu lah gempa bumi akan terjadi. Gempa bumi

biasanya terjadi di perbatasan lempengan lempengan tersebut. Gempa bumi yang paling

parah biasanya terjadi di perbatasan lempengan kompresional dan translasional. Gempa bumi

fokus dalam kemungkinan besar terjadi karena materi lapisan litosfer yang terjepit kedalam

mengalami transisi fase pada kedalaman lebih dari 600 km. Beberapa gempa bumi lain juga

dapat terjadi karena pergerakan magma di dalam gunung berapi. Gempa bumi seperti itu

dapat menjadi gejala akan terjadinya letusan gunung berapi. Beberapa gempa bumi (jarang

namun) juga terjadi karena menumpuknya massa air yang sangat besar di balik dam, seperti

Dam Karibia di Zambia, Afrika. Sebagian lagi (jarang juga) juga dapat terjadi karena injeksi

atau ekstraksi cairan dari/ke dalam bumi (contoh. pada beberapa pembangkit listrik tenaga

panas bumi dan di Rocky Mountain Arsenal. Terakhir, gempa juga dapat terjadi dari

peledakan bahan peledak. Hal ini dapat membuat para ilmuwan memonitor tes rahasia senjata

nuklir yang dilakukan pemerintah. Gempa bumi yang disebabkan oleh manusia seperti ini

dinamakan juga seismisitas terinduksi.

C. Persiapan Menghadapi Gempa Bumi

Persiapan untuk Keadaan Darurat

v

Page 6: Makalahgempabumidandampakyangditimbulkannya

1. Menentukan tempat-tempat berlindung yang aman jika terjadi gempa bumi. Tempat

berlindung yang aman adalah tempat yang dapat melindungi anda dari benda-benda

yang jatuh atau mebel yang ambruk, misalnya di kolong meja

2. Menyediakan air minum untuk keperluan darurat. Bekas botol air mineral dapat

digunakan untuk menyimpan air minum. Kebutuhan air minum biasanya 2 sampai 3

liter sehari untuk satu orang

3. Menyiapkan tas ransel yang berisi (atau dapat diisi) barang-barang yang sangat

dibutuhkan di tempat pengungsian. Barang-barang yang sangat diperlukan dalam

keadaan darurat misalnya:

a. Lampu senter berikut baterai cadangannya

b. Air minum

c. Kotak P3K berisi obat penghilang rasa sakit, plester, pembalut dan sebagainya

d. Makanan yang tahan lama seperti biskuit

e. Sejumlah uang tunai

f. Buku tabungan

g. Korek api

h. Lilin

i. Helm

j. Pakaian dalam

k. Barang-barang berharga yang harus dibawa di saat keadaan darurat

4. Mengencangkan mebel yang mudah rubuh (seperti lemari pakaian) dengan langit-

langit atau dinding dengan menggunakan logam berbentuk siku atau sekrup agar tidak

mudah rubuh di saat terjadi gempa bumi.

5. Mencegah kaca jendela atau kaca lemari pakaian agar tidak pecah berantakan di saat

gempa bumi dengan memilih kaca yang kalau pecah tidak berserakan dan melukai

orang (Safety Glass) atau dengan menempelkan kaca film

6. Mencari tahu lokasi tempat evakuasi dan rumah sakit yang terdekat. Jika pemerintah

setempat tidak mempunyai tempat evakuasi, pastikan anda tidak pergi ke tempat yang

lebih rendah atau tempat yang dekat dengan pinggir laut/sungai untuk menghindari

Tsunami.

Ketika Terjadi Gempa Bumi

1. Matikan api kompor jika anda sedang memasak. Matikan juga alat-alat elektronik

yang dapat menyebabkan timbulnya api. Jika terjadi kebakaran di dapur, segera

padamkan api dengan menggunakan alat pemadam api. Jika tidak mempunyai

pemadam api gunakan pasir atau karung basahvi

Page 7: Makalahgempabumidandampakyangditimbulkannya

2. Membuka pintu dan mencari jalan keluar dari rumah atau gedung

3. Cari informasi mengenai gempa bumi yang terjadi lewat televisi atau radio

4. Utamakan keselamatan terlebih dahulu, jika terjadi kerusakan pada tempat Anda

berada, segeralah mengungsi ke tempat pengungsian terdekat

5. Tetap tenang dan tidak terburu-buru keluar dari rumah atau gedung. Tunggu sampai

gempa mereda, dan sesudah agak tenang, ambil tas ransel berisi barang-barang

keperluan darurat dan keluar dari rumah/gedung menuju ke tanah kosong sambil

melindungi kepala dengan helm atau barang-barang yang dapat digunakan untuk

melindungi kepala

6. Jika anda harus berjalan di tengah jalan raya, berhati-hatilah terhadap papan reklame

yang jatuh, tiang listrik yang tiba-tiba rubuh, kabel listrik, pecahan kaca, dan benda-

benda yang berjatuhan dari atas gedung

7. Pastikan tidak ada anggota keluarga yang tertinggal pada saat pergi ke tempat

evakuasi. Jika bisa ajaklah tetangga dekat Anda untuk pergi bersama-sama

8. Jika gempa bumi terjadi pada saat Anda sedang menyetir kendaraan, jangan sekali-

kali mengerem dengan mendadak atau menggunakan rem darurat. Kurangilah

kecepatan secara bertahap dan hentikan kendaraan Anda di bahu jalan. Jangan

berhenti di dekat pompa bensin, di bawah kabel tegangan tinggi, atau di bawah

jembatan penyeberangan.

Istilah-Istilah Gempa Bumi

o Seismologi : Ilmu yang mempelajari gempa bumi o Hiposentrum : Pusat gempa yang terletak di dalam Bumi. o Episentrum : Pusat gempa di permukaan Bumi atau dasar laut, dengan

gelombang gempa dari dalam Bumi dirambatkan pertama kali di permukaan Bumi atau dasar laut.

o Seismograf : Alat pencatat gempa. o Seismogram: Gambaran getaran Bumi yang dicatat oleh seismograf dalam bentuk

garis patah-patah. Semakin kuat getaran, semakin lebar penyimpangan garis patah-patah. Semakin lama getaran sampai di tempat, semakin panjang pita seismograf menggambarkan seismogram.

o Pleistoseista: Garis batas daerah yang mengalami kerusakan terberat yang terletak di sekitar episentrumnya.

o Isoseita : Garis pada permukaan Bumi yang menghubungkan tempat-tempat yang mempunyai kerusakan fisik yang sama akibat gempa.

o Homoseista : Garis permukaan Bumi yang mencatat gelombang gempa primer pada waktu yang sama dan berupa garis lingkaran atau elips.

vii

Page 8: Makalahgempabumidandampakyangditimbulkannya

6 Maret 2007 - Gempa bumi tektonik mengguncang provinsi Sumatera Barat, Indonesia.

Laporan terakhir menyatakan 79 orang tewas

27 Mei 2006 - Gempa bumi tektonik kuat yang mengguncang Daerah Istimewa

Yogyakarta dan Jawa Tengah pada 27 Mei 2006 kurang lebih pukul 05.55 WIB selama

57 detik. Gempa bumi tersebut berkekuatan 5,9 pada skala Richter. United States

Geological Survey melaporkan 6,2 pada skala Richter; lebih dari 6.000 orang tewas, dan

lebih dari 300.000 keluarga kehilangan tempat tinggal.

8 Oktober 2005 - Gempa bumi besar berkekuatan 7,6 skala Richter di Asia Selatan,

berpusat di Kashmir, Pakistan; lebih dari 1.500 orang tewas.

26 Desember 2004 - Gempa bumi dahsyat berkekuatan 9,3 skala Richter mengguncang

Aceh dan Sumatera Utara sekaligus menimbulkan gelombang tsunami di samudera

Hindia.

26 Desember 2003 - Gempa bumi kuat di Bam, barat daya Iran berukuran 6.5 pada skala

Richter dan menyebabkan lebih dari 41.000 orang tewas.

21 Mei 2002 - Di utara Afghanistan, berukuran 5,8 pada skala Richter dan menyebabkan

lebih dari 1.000 orang mati.

26 Januari 2001 - India, berukuran 7,9 pada skala Richter dan menewaskan 2.500 ada

juga yang mengatakan jumlah korban mencapai 13.000 orang.

21 September 1999 - Taiwan, berukuran 7,6 pada skala Richter, menyebabkan 2.400

korban tewas.

17 Agustus 1999 - barat Turki, berukuran 7,4 pada skala Richter dan merenggut 17.000

nyawa.

25 Januari 1999 - Barat Colombia, pada magnitudo 6 dan merenggut 1.171 nyawa.

30 Mei 1998 - Di utara Afghanistan dan Tajikistan dengan ukuran 6,9 pada skala Richter

menyebabkan sekitar 5.000 orang tewas.

17 Januari 1995 - Di Kobe, Jepang dengan ukuran 7,2 skala Richter dan merenggut 6.000

nyawa.

30 September 1993 - Di Latur, India dengan ukuran 6,0 pada skala Richter dan

menewaskan 1.000 orang.

21 Juni 1990 - Di barat laut Iran, berukuran 7,3 pada skala Richter, merengut 50.000

nyawa.

viii

Page 9: Makalahgempabumidandampakyangditimbulkannya

7 Desember 1988 - Barat laut Armenia, berukuran 6,9 pada skala Richter dan

menyebabkan 25.000 kematian.

19 September 1985 - Di Mexico Tengah dan berukuran 8,1 pada Skala Richter, meragut

lebih dari 9.500 nyawa.

16 September 1978 - Di timur laut Iran, berukuran 7,7 pada skala Richter dan

menyebabkan 25.000 kematian.

28 Juli 1976 - Tangshan, China, berukuran 7,8 pada skala Richter dan menyebabkan

240.000 orang terbunuh.

4 Februari 1976 - Di Guatemala, berukuran 7,5 pada skala Richter dan menyebabkan

22.778 terbunuh.

29 Februari 1960 - Di barat daya pesisir pantai Atlantik di Maghribi pada ukuran 5,7

skala Richter, menyebabkan kira-kira 12.000 kematian dan memusnahkan seluruh kota

Agadir.

26 Desember 1939 - Wilayah Erzincan, Turki pada ukuran 7,9, dan menyebabkan 33.000

orang tewas.

24 Januari 1939 - Di Chillan, Chile dengan ukuran 8,3 pada skala Richter, 28.000

kematian.

31 Mei 1935 - Di Quetta, India pada ukuran 7,5 skala Richter dan menewaskan 50.000

orang.

1 September 1923 - Di Yokohama, Jepang pada ukuran 8,3 skala Richter dan merenggut

sedikitnya 140.000 nyawa.

ix