makalahfisikamagnet1
Transcript of makalahfisikamagnet1
MAKALAH FISIKA DASAR
KEMAGNETAN/INDUKSI ELEKTROMAGNET
Nama : Firman Setiawan
NIM : 122841921744
JURUSAN TEKNIK MESIN
UNIVERSITAS WIDYAGAMA MALANG
MALANG
2012
I
KATA PENGANTAR
Puji syukur Penulis panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan
rahmat, taufiq, dan hidayah-Nya kepada umatnya, sehingga Penulis dapat
menyelesaikan makalah ini.
Pokok pembahasan pada makalah mata kuliah Fisika Dasar ini adalah
membahas tentang “Kemagnetan/Induksi Elektromagnetik”. Makalah ini Penulis
susun untuk memenuhi persyaratan tugas individu pada mata kuliah Fisika Dasar.
Penulis menyadari bahwa dalam penyusunan makalah ini masih terdapat
banyak kekurangan dan memerlukan banyak perbaikan. Untuk itu Penulis
mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun untuk penyempurnaan
makalah ini beserta karya ilmiah selanjutnya ke arah yang lebih baik lagi.
Malang, 22 November 2012
Penulis
2
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL............................................................................................i
KATA PENGANTAR.........................................................................................ii
DAFTAR ISI........................................................................................................iii
BAB I PENDAHULUAN..................................................................................1
BAB II PEMBAHASAN....................................................................................2
A. Medan Magnet di Sekitar Arus Listrik......................................................2
1. Definisi Medan Magnet........................................................................2
2. Arah Kuat Medan Magnet....................................................................4
3. Induksi Magnetik di sekitar Kawat Berarus Listrik..............................5
4. Kumparan (Solenoida)..........................................................................10
5. Toroida..................................................................................................11
B. Gaya Magnet (Gaya laurentz)....................................................................12
1. Arah dan Besar Gaya Magnetik............................................................12
2. Definisi Satuan Kuat Arus Listrik (Ampere) .......................................15
C. Sifat Kemagnetan Suatu Bahan.................................................................15
D. Daya Gerak Listrik Induksi.......................................................................16
1. Gejala Induksi Elektromagnetik Dalam Kumparan..............................16
2. Terjadinya Gaya Gerak Listrik Induksi disekitar Penghantar...............17
3. HukumFaraday......................................................................................17
4. Hukum Lenz..........................................................................................17
E. Pengaruh Perubahan Fluks Magnetik Pada GGL Induksi.........................18
1. Hukum Faraday-Henry.........................................................................18
2. Fluks Magnetik.....................................................................................18
F. Induktasi....................................................................................................18
3
1. GGL Induksi Akibat Laju Perubahan Arus..........................................18
2. Induktansi Diri dan Satuannya..............................................................19
3. Satuan Induktansi Diri..........................................................................19
4. Energi yang Tersimpan Dalam Konduktor...........................................19
5. Penerapan Induksi Elektromagnetik.....................................................20
BAB III PENUTUP............................................................................................21
Kesimpulan.......................................................................................................21
DAFTAR PUSTAKA..........................................................................................22
4
BAB I
PENDAHULUAN
Medan magnet adalah suatu medan yang dibentuk dengan menggerakan
muatan listrik yang menyebabkan munculnya gaya di muatan listrik yang bergerak
lainnya. Sebuah medan magnet adalah medan vektor, yaitu berhubungan dengan
setiap titik dalam ruang vektor yang dapat berubah menurut waktu. Arah dari medan
ini adalah seimbang dengan arah jarum kompas yang diletakkan di dalam medan
tersebut.
Arus listrik dapat menghasilkan (menginduksi) medan magnet. Ini dikenal
sebagai gejala induksi magnet. Peletak dasar konsep ini adalah Oersted yang
telah menemukan gejala ini secara eksperimen dan dirumuskan secara
lengkap oleh Ampere. Gejala induksi magnetdikenal sebagai Hukum Ampere.
Kedua, medan magnet yang berubah–ubah terhadap waktu dapat menghasilkan
(menginduksi) medan listrik dalam bentuk arus listrik. Gejala ini dikenal
sebagai gejala induksi electromagnet. Konsep induksi elektromagnet
ditemukan secara eksperimen oleh Michael Faraday d a n d i r u m u s k a n
s e c a r a l e n g k a p o l e h Joseph Henry.
H u k u m i n d u k s i elektromagnet sendiri kemudian dikenal sebagai Hukum
Faraday-Henry. Dari kedua prinsip dasar listrik magnet di atas dan dengan
mempertimbangkan konsep simetri yang berlaku di hukum alam , James
Clerk Maxwell mengajukan suatu usulan.Usulan yang dikemukakan Maxwell , yaitu
bahwa jika medan magnet yang berubah terhadap w a k t u d a p a t m e n g h a s i l k a n
m e d a n l i s t r i k m a k a h a l s e b a l i k n y a b o l e h j a d i d a n d a p a t
t e r j a d i . Dengan demikian Maxwell mengusulkan bahwa medan listrik yang berubah
terhadap waktu dapat menghasilkan medan magnet. Usulan Maxwell ini kemudian
menjadi hukum ketiga yang menghubungkan antara kelistrikan dan kemagnetan,dan
gaya magnet ditumukan leh Lorentz sehingga dinamakan gaya Lorentz.
5
BAB II
PEMBAHASAN
A. MEDAN MAGNET DI SEKITAR ARUS LISTRIK
1. Defenisi Medan Magnet
Medan magnet didefenisikan sebagai daerah atau wilayah yang jika
sebuah benda bermuatan listrik berada pada atau bergerak didaerah itu maka
benda tersebut akan mendapatkan gaya magnetic. Adanya medan magnetic
disekitar arus listrik dibuktikan oleh Hans Christian Oersted melalui
percobaan.
Gaya yang diberikan satu magnet terhadap yang lainnya dapat
dideskripsikan sebagai interaksi antara suatu magnet dan medan magnet dari
yang lain. Sama seperti kita menggambarkan garis-garis medan listrik, kita
juga dapat menggambarkan garis-garis medan magnet. Garis-garis ini dapat
digambarkan, seperti garis-garis medan listrik, sedemikian sehingga :
1. Arah medan magnet merupakan tangensial (garis singgung)
terhadap suatu garis dititik mana saja
2. Jumlah garis persatuan luas sebanding dengan besar medan
magnet.
Arah medan magnet pada suatu titik bisa didefenisikan sebagai arah
yang ditunjuk kutub utara sebuah jarum kompas ketika diletakkan di titik
tersebut. Gambar.1 menunjukkan bagaimana suatu garis medan magnet
ditemukan sekitar magnet batang dengan menggunakan jarum kompas. Medan
magnet yang ditentukan dengan cara ini untuk medan diluar magnet batang
digambarkan seperti gambar2. perhatikan bahwa karena defenisi kita, garis-
6
garis tersebut selalu menunjuk dari kutub utara menuju kutub selatan magnet
(kutub utara jarum kompas tertarik ke kutub selatan magnet).
Gambar 1: Garis-garis medan magnet ditemukan sekitar magnet
7
Gambar 2: Garis-garis medan magnet diluar magnet batang
2. Arah kuat medan magnet
Selama abad kedelapan belas, banyak filsuf ilmu alam yang mencoba
menemukan hubungan antara listrik dan magnet. Muatan listrik yang stasioner
dan magnet tampak tidak saling mempengaruhi. Tetapi ketika pada tahun
1820, Hans Chritian Oersted adalah bahwa arus listrik menghasilkan medan
magnet. Ia telah menemukan hubungan antara listrik dan magnet.
Arah kuat medan magnetic di sekitar arus listrik bergantung pada arah
arus listrik, dapat ditentukan dengan kaidah tangan kanan.
8
Perhatikan gambar berikut :
Gambar 3 : penentuan medan magnetic disekitar arus listrik dengan kaidah
tangan kanan
Sesuai dengan aturan tangan kanan, bila ibu jari tangan . menunjukkan
arah arus listrik maka arah jari-jari yang lain (yang digenggamkan)
menunjukkan arah garis-garis medan magnet.
3. Induksi magnetik di sekitar kawat berarus listrik
a. Untuk kawat lurus dan panjang
Medan magnet yang disebabkan oleh arus listrik pada kawat lurus
yang panjang adalah sedemikian sehingga garis-garis medan merupakan
lingkaran dengan kawat tersebut sebagai pusatnya. Apabila mungkin kuat
medan pada suatu titik akan lebih besar jika arus yang mengalir pada kawat
lebih besar, dan bahwa medan akan lebih kecil pada titik yang lebih jauh dari
kawat. Hal ini memang benar. Eksperimen yang diteliti menunjukkan bahwa
medan magnet B pada titik didekat kawat lurus yang panjang berbanding
9
lurus dengan arus I pada kawat dan berbanding terbalik terhadap jarak r dari
kawat, sehingga dirumuskan sebagai :
B ∝ Ir
Hubungan ini valid selama r, jarak tegak lurus ke kawat, jauh lebih
kecil dari jarak ke ujung-ujung kawat (yaitu, kawat tersebut panjang).
Konstanta pembanding dinyatakan sebagai µ₀2 π
, dengan demikian
B = µ₀2 π I
r
Nilai Konstanta µ0, yang disebut permeabilitas ruang hampa, adalah
µ0 = 4π x 10-7 T m/A.
Gambar 4 : Arus listrik pada kawat lurus
10
Contoh Soal :
Perhitungan B didekat kawat. Kawat listrik vertical di dinding sebuah
gedung membawa arus dc sebesar 25 A Keatas . Berapa medan magnet
pada titik 10 cm di utara kawat ?
Penyelesaian:
Diketahui :
I = 25 A
r = 10 cm = 0,10 m
Ditanya : B………..?
Jawab : B = µ0 I2 π r
= (4 π x 10−7T .m / A)(25 A)
(2π )(0,10 m)
= (2 x10−7 T . m / A )(25 A)
(0.10 m)
= 500 x 10-7 = 5 x 10-5
b. Untuk kawat melingkar
11
1. Besarnya medan magnet yang terdapat di pusat kawat melingkar terbuka :
Perhatikan gambar berikut :
Gambar 5 : medan magnet disekitar kawat melingkar terbuka
a. Dititik P
Untuk sebuah lilitan : B = µ04 π I . r . £
a3
Untuk N buah lilitan : B = µ0 N4 π
I . r . £
a3
b. Dititik sebuah O, berarti a = r
Untuk sebuah lilitan : B = μ0
4 π I . £
r2
Until N buah lilitan : B = μ0 N
4 π I . £
r2
2. Besarnya medan magnet yang terdapat di pusat kawat melingkar penuh
12
perhatikan gambar berikut :
Gambar 6: Medan magnet dipusat kawat melingkar penuh
a. dititik P
Untuk sebuah lilitan : B = μ0
2 Ia Sin2∅
Untuk N buah lilitan : B = μ0 N
2 Ia Sin2∅
b. di titik O, berarti a = r dan sin ∅ = sin 90 = 1.
Untuk sebuah lilitan : B = µ02
Ir
Untuk N buah lilitan : B = µ0 N
2 Ir
4. Kumparan (Solenoida)
13
Perhatikan gambar berikut :
Gambar 7: Induksi magnet oleh selenoida
Besarnya medan magnet yang terjadi didalam kumparan sebesar :
B = 2π k. n .I (cos ∅ 1- cos ∅2)
B= µ0 . n
2 I (cos ∅1 – cos ∅2)
Dengan:
n = jumlah lilitan tiap satuan panjang = N£
£ = panjang kumparan
N = Jumlah lilitan Kumparan
Besar medan magnet dititik :
P di tengah-tengah sumbu kumparan, berarti ∅ 1 = 0 dan ∅ 2 = 180
B = µ0 . n . I
P di salah satu ujung kumparan, berarti φ1 = 0 dan ∅ 2 = 90 :
B = µ0 . n2 . I
5. Toroida
14
Toroida dapat dipandang sebagai solenoida yang dilengkungkan
hingga sumbuhnya berbentuk lingkaran
perhatikan gambar berikut ini :
gambar 8: lingkaran toroida
Besar medan magnet didalam toroida :
B = µ0 . n . I
Dengan :
n = Jumlah lilitan tiap satuan panjang n = N
2 π a
N = Jumlah lilitan toroida
a = Jari-jari kelengkungan sumbu toroida
B. GAYA MAGNET (GAYA LORENTZ)
15
1. Arah dan Besar Gaya Magnetik
Suatu penghantar arus listrik yang berada dalam medan magnetic akan
mengalami gaya yang disebut gaya magnetic atau gaya Lorentz. Arah gaya
Lorentz selalu tegak lurus dengan arah (I) dan arah induksi magnetic (B).
Besar gaya Lorentz dinyatakan oleh :
F = I 𝓵 B
a. Gaya Lorentz pada kawat berarus listrik
Apabila kawat penghantar sepanjang L yang dialiri arus listrik I
ditempatkan pada daerah medan magnet B, maka kawat tersebut akan
mengalami gaya Lorentz yang besarnya dapat ditentukan oleh rumus :
FL = B I 𝓵 sin
α
Dengan : FL = gaya magnetic / gaya Lorentz (N)
B = kuat medan magnet (T)
I = Kuat arus listrik (A)
L = Panjang kawat (m)
b. Gaya Lorentz pada kawat sejajar berarus listrik
Dua buah kawat lurus berarus listrik yang diletakkan berdekatan akan
mengalami gaya Lorentz berupa gaya tarik – menarik bila bira arus listrik
pada kedua kawat tersebut searah , dan berupa gaya tolak – menolak bila arus
listrik pada kedua kawat tersebut berlawanan arah.
16
Besarnya gaya tarik – menarik atau tolak – menolak diantara dua kawat
sejajar berarus listrik yang terpisah sejauh a seperti gambar diatas dapat
ditentukan dengan rumus :
F1 = F2 = F =
µ₀ I ₁ I ₂2 π a
l
Dengan: F1 = F2 = F = gaya tarik-menarik atau tolak – menolak (N)
µ0 = Permeabilitas vakum ( 4π x 10-7 Wb/Am)
I1 = kuat arus pada kawat pertama (A)
I2 = Kuat arus pada kawat kedua (A)
𝓵 = Panjang kawat penghantar (m)
a = jarak antara kedua kawat (m)
c. Gaya Lorentz pada muatan yang bergerak dalam medan magnet
Apabilamuatan listrik q bergerak dengan kecepatan v didalam medan
magnet B, maka muatan listrik tersebut akan mengalami gaya Lorentz yang
besarnya ditentukan dengan rumus :
FL = q v B sin α
Dengan : q = Muatan listrik (C)
V = kecepatan gerak benda (m/s)
B = Kuat medan magnet (T)
Α = Sudut yang dibentuk oleh v dan B
17
Arah gaya Lorentz yang dialami sebuah partikel bermuatan q yang
bergerak dalam sebuah medan magnet adalah tegak lurus dengan arah kuat
medan magnet dan arah dari kecepatan partikel bermuatan tersebut.
Catatan :
Bila muatan q positif, maka arah v searah dengan arah I
Bila muatan q negatif, maka arah v berlawanan dengan I
Apabila besarnya sudut antara v dan B adalah 90o (v ┴ B), maka
lintasan partikel bermuatan listrik akan berupa lingkaran, sehingga partikel
akan mengalami gaya sentripetal yang besarnya sama dengan gaya Lorentz:
FL = FS
q v B sin 90o = m
v 2R
R = mvq B
Dengan : R = jari – jari lintasan partikel (m)
m = massa partikel (Kg)
v = kecepatan partikel (m/s)
B = Kuat medan magnet (T)
2. Definisi satuan kuat arus listrik (Ampere)
Berdasarkan gaya antara dua kawat sejajar yang dialiri arus listrik, kita
bisa mendefinisikan besar arus satu ampere. Misalkan dua kawat sejajar
18
tersebut dialiri arus yang tepat sama, I1 = I2 = I. Maka gaya per satuan panjang
yang bekerja pada kawat 2 adalah:
F = µ₀2 π
I ²a
Jika I = 1A dan a = 1m, maka :
F = µ₀2 π
1²1
= µ₀2 π
= 2 x 10-7 N/m
Dengan demikian kita dapat mendefinisikan arus yang mengalir pada
kawat sejajar besarnya satu amper jika gaya per satuan panjang yang
bekerja pada kawat adalah 2 x 10-7 N/m .
C. SIFAT KEMAGNETAN SUATU BAHAN
Sifat kemagnetan suatu bahan dialam ini dapat di golongklan menjadi
tiga, yaitu :
a. Bahan ferromagnetic, mempunyai sifat :
Ditarik sangat kuat oleh medan magnetic
Mudah ditembus oleh medan magnetic
b. Bahan paramagnetic, mempunyai sifat :
Ditarik dengan lemah oleh medan magnetik
Dapat ditembus oleh medan magnetik
c. Bahan diamagnetik, mempunyai sifat :
Ditolak dengan lemah oleh medan magnetik
Sukar, bahkan tidak dapat ditembus oleh medan magnetik
19
Sifat ferromagnetik bahan pada umumnya dimiliki oleh bahan itu jika
berada dalam fase padat. Untuk fase cair, bahan-bahan seperti besi dan
tembaga tidak menunjukkan sifat ferromagnetik. Bahkan dalam bentuk padat
pun sifat ferromagnetik bahan bisa hilang jika suhunya dinaikkan melebihi
suhu cair. Diatas suhu cair, bahan ferromagnetik berubah sifatnya menjadi
bahan paramagnetik. Suhu cair untuk setiap bahan berbeda-beda, misalnya
suhu cair besi 770.C dan suhu cair nikel 368.C.
D. GAYA GERAK LISTRIK INDUKSI
1. Gejala induksi elektromagnetik dalam kumparan
Jika sebuah magnet batang digerakkan mendekati dan menjauhi
kumparan berulang-ulang, yang dihubungkan dengan galvanometer secara
seri maka garis-garis gaya magnet yang keluar masuk kumparan berubah-
ubah. Karena adanya perubahan garis-garis gaya magnet pada kumparan
membuat timbulnya arus listrik dalam rangkaian. Adanya arus ini ditunjukkan
oleh gerakan jarum galvanometer (G) yang naik turun.
Arus dan gaya gerak listrik yang timbul disebut arus dan gaya gerak
listrik induksi, sedangkan gejalanya disebut induksi elektromagnetik. Jadi,
induksi elektromagnetik akan timbul kumparan mengalami perubahan garis-
garis gaya magnet (fluks magnetic).
2. Terjadinya gaya gerak listrik induksi disekitar penghantar
kawat penghantar ab bergerak kekanan dengan kecepatan v memotong
tegak lurus medan magnetic B. Gerakan kawat ab tersebut akan
menggerakkan muatan-muatan listrik positif ke atas dan muatan-muatan
negative kebawah. Akibatnya, di a akan terkumpul muatan positif dan b akan
terkumpul muatan negative. Kejadian ini mirip dengan kutub positif dan
kutub negative baterai.
20
Bila ujung a dan ujung b di hubungkan dengan rangkaian luar
sehingga terbentuk suatu rangkaian luar sehingga terbentuk suatu rangkaian
tertutup maka akan terjadi arus listrik (gerakan muatan positif) kea rah keluar
dari a dan masuk ke b. jadi, penghantar yang bergerak dalam medan magnetic
dapat berfungsi sebagai sumber gaya gerak listrik ( seperti baterai ataupun
akumulator).
3. Hukum faraday
Hubungan antara induksi magnetik (B), panjang kawat (£), dan kecepatan
gerak (v), dengan gaya gerak listrik (E), dapat dirumuskan sebagai berikut :
E = l . v . B Sin θ cos ∅
Ket : θ = sudut antara v dan B
∅ = sudut antara F dan £
4. Hukum lenz
Hukum lenz tentang induksi elektromagnetik menyimpulkan bahwa gaya
listrik induksi yang terjadi akan menghasilkan arus induksi yang arahnya
sedemikian rupa, sehingga melawan penyebab timbulnya gaya gerak listrik
itu.
E. PENGARUH PERUBAHAN FLUKS MAGNETIK TERHADAP GGL INDUKSI
1. Hukum Faraday-Henry
Besarnya GGL(Gaya Gerak Listrik) induksi (E) bergantung pada cepatnya perubahan fluks magnetic (θ) yang dapat dirumuskan sebagai berikut :
a. Untukl satu lilitan : E = - d∅dt
b. Untuk N lilitan : E = -N d∅dt
21
Ket : tanda negative (-) pada rumus di atas diambil sebagai upaya penyesuaian hukum lenz.
2. Fluks Magnetik
Fluks magnetic yang melalui suatu bidang dapat didefenisikan sebagai
besarnya induksi magnet (B) dikalikan dengan luas bidang (A) yang tegak
lurus terhadap medan magnet . secara matematis dirumuskan sebagai berikut.
F = B . A Cos θ
Ket : θ = wt = sudut antara medan magnetic dengan garis normal bidang
F. INDUKTANSI
1. GGL induksi akibat laju perubahan arus
Perubahan GGL induksi (E) bergantung pada ceatnya perubahan fluks yang
dapat dirumuskan sebagai berikut :
E = -L dIdt
dengan L = induktansi diri
2. Induktansi diri dan satuannya
induktansi diri (L) merupakan konstanta kesebandingan antara perubahan
fluks magnetic ( d ∅dt )
dan perubahan kuat arus ( dldt ) dan dirumuskan sebagai berikut :
E = -N d∅dt
= -L dldt
L = N d∅ /dtdI /dt
22
3. Satuan induktansi diri
Satuan induktsi diri adalah henry (H) dan dirumuskan sebagai berikut :
E = -L d Idt
L = - E
dI /dt
Induktansi diri suatu penghantar dikatakan 1 henry (H) bila perubahan
kuat arus 1 ampere tiap sekon menghasilkan GGL induksi diri sebesar 1 volt
pada penghantar tersebut.
4. Energi yang tersimpan dalam konduktor
Kerja total W untuk membangkitkan arus dalam rangkaian yang
mengandug kumparan hingga kuat arusnya sebesar I sama dengan energy
yang tersimpan dalam kumparan tersebut, yaitu sebesar :
W = 12
L I2
5. Penerapan Induksi Elektromagnetik
a. Generator arus bolak balik (AC)
Generator Arus Bolak Balik ( Generator AC ), yang juga disebut
alternator adalah mesin listrik yang berfungsi mengubah energi gerak
menjadi energi listrik berdasarkan induksi kemagnetan
b. Genertor arus searah.
Prinsip kerja suatu generator arus searah berdasarkan Faraday :
23
e = - N df/ dt
dengan :
N : jumlah lilitan
f : fluksi magnet
e : tegangan imbas, ggl(gaya gerak listrik)
Dengan lain perkataan, apabila suau konduktor memotong garis-
garis fluksi yang berubah-ubah, maka ggl akan dibangkitkan dalam
konduktor itu.
BAB III
PENUTUP
Kesimpulan
Adapun kesimpulan pada makalah ini adalah:
1. Medan magnet adalah daerah atau wilayah yang jika sebuah benda
bermuatan listrik berada atau bergerak di daerah itu maka benda
tersebut akan mendapatkan gaya magnetik.
2. Arah kuat medan magnetik disekitar arus listrik bergantung pada arah
arus listrik dapat ditentukan dengan kaidah tangan kanan.
3. Sifat ferromagnetik bahan pada umumnya dimiliki oleh bahan itu jika
berada dalam fase padat, sedangkan pada suhu cair bahan
ferromagnetik berubah sifatnya menjadi bahan paramagnetik.
24
4. Jika sebuah magnet batang digerakkan mendekati dan menjauhi
kumparan berulang-ulang, yang dihubungkan dengan galvanometer
secara seri maka garis-garis gaya magnet yang keluar masuk kumparan
berubah-ubah. Karena adanya perubahan garis-garis gaya magnet pada
kumparan membuat timbulnya arus listrik dalam rangkaian.
DAFTAR PUSTAKA
o http://id.wikipedia.org/wiki/Medan_magnetbahan.co.id
o http://rhirieyzujhu-x-ghan.blogspot.com/2011/01/makalah-fisika-
kemagnetan_21.html
o http://fisikarudy.com/2011/10/16/medan-magnet/
o Zaelani, Ahmad. 2006. Fisika Until SMA/MA.Bandung: CV.YRAMAWIDYA
25