Makalah.docx

35
Makalah Teknologi Produksi Benih ”Perbanyakan Vegetatif” Disusun Oleh: Nama : Aninda Dwi Yanuar Nim : 135040200111146 Kelompok : B1 Asisten : Innez Candri PROGRAM STUDI AGROEKOTEKNOLOGI FAKULTAS PERTANIAN

Transcript of Makalah.docx

Makalah Teknologi Produksi BenihPerbanyakan Vegetatif

Disusun Oleh:Nama: Aninda Dwi YanuarNim: 135040200111146Kelompok: B1Asisten: Innez Candri

PROGRAM STUDI AGROEKOTEKNOLOGIFAKULTAS PERTANIANUNIVERSITAS BRAWIJAYAMALANG2015

BAB IPENDAHULUAN

1.1 Latar BelakangPerbanyakan tanaman dapat dilakukan secara generatif maupun vegetatif. Perbanyakan tanaman merupakan serangkaian kegiatan yang diperlukan untuk menyediakan materi tanaman baik untuk kegiatan penelitian maupun program budidaya secara luas. Perbanyakan vegetatif, mempunyai pengertian perbanyakan tanaman dengan menggunakan organ vegetatif tanaman atau perbanyakan tanaman tanpa melalui perkawinan atau tidak menggunakan biji dari tanaman induk yang terjadi secara alami tanpa bantuan campur tangan manusia. seperti batang yang mempunyai tunas samping (aksilar/lateral) dan mata tunas dari induk yang terpilih. Induk terpilih misal mempunyai warna dan corak bunga yang indah dan belum pernah ada, warna daun bervariasi. Kemudian teknik memperbanyak tanaman tersebut dengan cara stek batang, cangkok, sambung (grafting) dan okulasi. Hasil akhir dari perbanyakan vegetatif ini adalah bibit atau tanaman yang sama dengan induk yang terpilih yang telah dicontohkan di atas atau diistilahkan dengan fotocopy atau true to type. Beberapa teknik-teknik perbanyakan secara vegetatif ada yang mudah dilakukan dan sulit dilakukan. Oleh karena itu, dilakukan praktikum teknologi produksi benih tentang perbanayakan vegetatif. Agar lebih mudah memahami dan semakin mengerti berbagai cara perbenyakan vegetatif.

1.2 Tujuan Untuk mengetahui Perkebanyakan Vegetatif secara Alami Untuk mengetahui Perkebanyakan Vegetatif Buatan

1.3 ManfaatBerdasarkan latar belakang di atas manfaat dari praktikum teknologi benih perbanyakan vegetatif adalah untuk lebih mudah memahami dan semakin mengerti berbagai cara perbenyakan vegetatif

BAB IITINJAUAN PUSTAKA

2.1Perbanyakan Vegetatif Alami2.1.1 Pengertian Perbanyakan Vegetatif AlamiPerbanyakan vegetatif dimana mengambil bahan tanam dari organ tubuh tanaman induk yang merupakan hasil pertumbuhan tanaman (bagian generatif) dan sifat dari keturunannya pasti sama dengan induknya.(Abdurahman, 2008)Perbanyakan tanaman tanpa melalui perkawinan atau tidak menggunakan biji tanaman induk yang terjadi secara alami tanpa campur tangan manusia.(Rahardja & Wiryanta.2003). Pengertian Perbanyakan Vegetatif Alami yang lain adalah perbanyakan tanaman tanpa melalui perkawinan atau tidak menggunakan biji tanaman induk yang terjadi secara alami tanpa campur tangan manusia (Gunawan, I., 2004).2.1.2 Macam Perbanyakan Vegetatif Alami1. Runner atau sulur atau stolon atau geragihBatang yang menebal dan tumbuh secara horizontal sepanjang atau tumbuh di bawah permukaan tanah dan pada interval tertentu memunculkan tunas ke permukaan tanah. Contoh: strawberry, lili paris, arbei.

2. Corm

Pangkal batang yang membengkok dan memadat serta mengandung cadangan makanan. Pada dasarnya cormus terdapat subang tempat tumbuhnya akar sedangkan di bagian atasnya (ujung) terdapat mata tunas. Contoh: gladiol, bunga coklat.

3. Bulb (umbi lapis)

Bahan tanam yang terdiri dari suatu batang yang pipih dan pendek berbentuk cawan dikelilingi sisik yang merupakan struktur seperti daun berdaging, sisik ini menutupi tunas (titik tumbuh). Bulb atau umbi lapis adalah bahan tanam yang terdiri dari suatu batang yang pipih dan pendek berbentuk cawan dikelilingi sisik yang merupakan struktur seperti daun berdaging, sisik ini menutupi tunas (titik tumbuh). Contoh tanaman yang termasuk bulb (umbi lapis) adalah: bawang, tulip. (Rahardja dkk, 2003) Contoh: bawang, tulip.

4. Tuber (umbi batang)

Batang yang mempunyai daging tebal yang terdapat di dalam tanah dan mengandung beberapa mata tunas. Contoh: kentang, talas.

5. Rhizome

Akar rimpang yang memiliki mata tunas baru dan tiap mata tunas akan membengkok sebagai cadangan energi. Contohnya: jahe, kunyit.

6. AnakanHasil pembiakan vegetatif induk yang berkembang sendiri yang tumbuh di dekat tanaman induk. Contoh: sansiviera, bambu air.

2.1.3 Faktor yang Mempengaruhi Perbanyakan Veetatif Alamia) Faktor Suhu / Temperatur Lingkungan Tinggi rendah suhu menjadi salah satu faktor yang menentukan tumbuh kembang, reproduksi dan juga kelangsungan hidup dari tanaman. Suhu yang baik bagi tumbuhan adalah antara 22 derajat celcius sampai dengan 37 derajad selsius. Temperatur yang lebih atau kurang dari batas normal tersebut dapat mengakibatkan pertumbuhan yang lambat atau berhentib) Faktor Kelembaban / Kelembapan Udara Kadar air dalam udara dapat mempengaruhi pertumbuhan serta perkembangan tumbuhan. Tempat yang lembab menguntungkan bagi tumbuhan di mana tumbuhan dapat mendapatkan air lebih mudah serta berkurangnya penguapan yang akan berdampak pada pembentukan sel yang lebih cepatc) Faktor Cahaya Matahari Sinar matahari sangat dibutuhkan oleh tanaman untuk dapat melakukan fotosintesis (khususnya tumbuhan hijau). Jika suatu tanaman kekurangan cahaya matahari, maka tanaman itu bisa tampak pucat dan warna tanaman itu kekuning-kuningan (etiolasi). Pada kecambah, justru sinar mentari dapat menghambat proses pertumbuhan.d) Faktor Hormon Hormon pada tumbuhan juga memegang peranan penting dalam proses perkembangan dan pertumbuhan seperti hormon auksin untuk membantu perpanjangan sel, hormon giberelin untuk pemanjangan dan pembelahan sel, hormon sitokinin untuk menggiatkan pembelahan sel dan hormon etilen untuk mempercepat buah menjadi matang. (Rochiman.1973)

2.2 Perbanyakan Vegetatif Buatan2.2.1 Pengertian Perbanyakan Vegetatif BuatanPerbanyakan tanaman secara buatan dengan campur tangan manusia. (Suwanto.2007)Sekumpulan teknik untuk menghasilkan individu baru tanpa melalui perkawinan dengan bantuan manusia. (Pahan.2006). Pendapat lainnya perbanyakan tanaman secara vegetatif buatan adalah sekumpulan teknik untuk menghasilkan individu baru tanpa melalui perkawinan dengan bantuan manusia (Rahardja dkk, 2003).2.2.2 Macam Perbanyakan Vegetatif Buatana) CangkokCangkok merupakan teknik perbanyakan tanaman secara vegetatif dengan cara menginduksi atau menumbuhkan perakaran di cabang atau ranting pohon sehingga menjadi bibit tanaman atau tanaman baru. Cangkok cocok dilakukan untuk tanaman yang sulit diperbanyak secara setek, okulasi dan sambung. Contoh tanaman yang biasa di cangkok :jambu, sawo, rambuta,mangg, dan jeruk

Kelebihan dan Kekurangan Pada metode PencangkokanPengupasan Kulit Batang. Tahap ini menentukan keberhasilan pencangkokan

(Gunawan,2014)b) OkulasiOkulasi atau budding adalah teknik memperbanyak tanaman secara vegetatif dengan cara menggabungkan dua tanaman atau lebih. Penggabungan dilakukan dengan cara mengambil mata tunas dari cabang pohon induk, lalu dimasukkan atau ditempelkan di bagian batang bawah yang sebagian kulitnya telah dikelupas membentuk huruf T tegak, T terbalik, H, U tegak, atau U terbalik. Tempelan kedua tanaman tersebut diikat selama beberapa waktu sampai kedua bagian tanaman bergabung menjadi satu tanaman baru. Penyatuan kedua tanaman ini terjadi setelah tumbuh kalus dari kedua tanaman tersebut. Akibat pertumbuhan kalus ini akan terjadi perekatan atau penyambungan yang kuat. Contoh tanaman yang dapat diperbanyak dengan teknik okulasi yaitu: mangga (Mangifera indica), rambutan (Nephelium lappaceum), sirsak (Annona muricata), alpukat (Persea americana), dan jeruk (Citrus sp.) (Hatta, 1992).

c) GraftingGrafting merupakan perbanyakan vegetatif yang menggabungkan batang atas dan batang bawah yang berbeda sedemikian rupa sehingga terjadi persenyawaan (bergabung). Kombinasi ini akan terus tumbuh membentuk tanaman baru. (Samekto dkk, 1995). Contoh tanaman :Manggis, Kopi, Kakao, Keluwih, dan Mangga

d) RundukRunduk (layerage) adalah perbyakan vegetative yang dilakukan dengan cara menimbun batang dalam tanah atau media agar akarnya tumbuh. Secara alami, tanaman yang berbatang panjang dan lentur sering memperbanyak diri dengan merunduk. Batang yang terkulai cenderung berakar apabila bersentuhan dengan tanah. (Wijaya,2014). Contoh Tanaman yang Sering di runduk adalah anyelir, tanaman apel, alamanda, durian dan . singkong.

e) Kultur JaringanKultur jaringan adalah perbanyakan tanaman yang dilakukan dengan cara mengambil jaringan tertentu dari suatu tanaman (tunas, akar, daun) dan dikembangkan dalam media khusus (Salisbury, 1992).

f) . Stek Stek atau cutting merupakan salah satu teknik perbanyakan tanaman secara vegetatif yang dapat dilakukan menggunakan organ akar, batang, maupun daun tanaman. Tanaman yang distek, salah satu organ tanamannya dipotong dan bisa langsung ditanam pada media penanaman Teknik stek banyak dilakukan untuk memperbanyak tanaman hias dan buah, seperti anggur (Vitis vinivera), markisa (Passiflora edulis), sukun (Artocarpus communis), jeruk nipis (Citrus aurantifolia), apel (Malus sylvestris), lada (Piper nigrum), dan vanili (Vanila planifolia) (Hartmann dkk, 1997).2.2.3 Faktor yang Mempengaruhi Perbanyakan Vegetatif BuatanMenurut Hamid (2011) faktor-faktor yang mempengaruhi perbanyakan tanaman secara vegetatif buatan dibedakan menjadi 2, yaitu faktor internal dan faktor eksternal 1. Faktor Internal: Dormansi bahan tanam (dapat dipecahkan dengan pemberian kelembaban tinggi). ZPT (dapat memacu pertumbuhan akar dan tunas). 2. Faktor Ekstern: Suhu (bahan tanam tidak tahan dengan suhu tinggi). Kelembaban (pada awal masa tanam dibutuhkan kelembaban yang tinggi). Cahaya (pada awal pertumbuhan tunas dan akar dibutuhkan cahaya yang tidak banyak, maka perlu diberi naungan) Jamur dan bakteri (biasanya sangat peka terhadap keadaan yang lembab, bahan tanam yang terlukai sangat rawan terhadap serangan jamur dan bakteri sehingga menyebabkan kebusukan).

BAB IIIMETODOLOGI

3.1 Alat dan Bahan (+ fungsi)3.1.1 Alat Pisau Silet untuk memotong objek pengamatan Plastik es untuk membungkus / melilit bagian tanaman Polibag dan bak tanam untuk menanam Rafia mengikat bahan tanam pada cangkok agar kuat3.1.2 Bahan Bawang merah: Umbi lapis Kentang: Umbi batang Daun cocor bebek: Stek Daun Rosmeri: Stek batang Tanaman mawar: Okulasi Batang Bougenvile: grafting Rootone-F: ZPT Pasir: Sebagai bahan tanam Tanah: sebagai bahan tanam

3.2Cara Kerjaa) Umbi lapis

Gambar 1.Alur perbanyakan vegetative menggunakan umbi lapis2 siung bawang merahBeri label identitas kelompokPengamatan & dokumentasi setiap 1 minggu sekaliTanam di polibag1 siung bagian pucuknya dipotong bagian1 siung tetap utuhBawang dicelup ke dalam ZPT

b) Umbi batang

Kentang

Potongkentang menjadi beberapa bagian menyesuaikan mata tunas

Bagian bawah potongan kentang dioles dengan ZPT

Tanam di polibag

Beri label identitas kelompok

Pengamatan&dokumentasi setiap 1 minggu sekali

Gambar 2.Alur perbanyakan vegetative menggunakan umbi batang

c) Stek daun

Gambar3.Alur perbanyakan vegetative menggunakan stek daun2 lembar daun tanaman cocor bebekBeri label identitas kelompokPengamatan & dokumentasi setiap 1 minggu sekali1 lembar daun utuh1 lembar daun dipotong menjadi 2 bagian secara horizontalBagian bawah tangkai daun dan bagian bawah daun yang dicelupkan pada ZPTBagian bawah tangkai daun dan bagian bawah daun yang dipotong ditanam pada polibag

Gambar 4.Penanaman menggunakan stek daun utuh dan daun yang dipotong

d) Stek daun

Gambar 5. Alur perbanyakan vegetatif menggunakan stek batangBatang tanaman RosmeriBeri label identitas kelompokPengamatan & dokumentasi setiap 1 minggu sekaliBatang atasBatang tengahBatang bawahDipotong menjadi 3 bagianBagian bawah masing-masing batang dioles dengan ZPTMasing-masing batang ditanam pada polibag yang berbeda

e) Okulasi

Induk mawar AInduk mawar BAmbil mata tunasBuat sayatan pada batangBuka sayatan untuk meletakkan mata tunas mawar ATempelkan mata tunas mawar A pada sayatan batang mawar BBalut hasil tempelan tunas dengan plastik, Beri label identitas kelompokPengamatan&dokumentasi setiap 1 minggu sekaliGambar 5. Alur perbanyakan vegetative menggunakan metode okulasi

f) Grafting

Gambar 6. Alur perbanyakan vegetative menggunakan metode graftingBatang atasBatang bawahPemotongan batang atasPembelahan batang bawahPenyambungan batang atas dan batang bawahPenyungkupanPemeliharaan selama 5 mingguPengamatan & dokumentasi

3.2 Lembar pengamatan1. Umbi lapisNoParameter PengamatanMinggu ke-

12345

Perlakuan bawang merah dipotong bagian

1Saat munculnya tunas7 HST

2Jumlah tunas12233

3Tinggi tanaman (cm)2 3.5456.5

Perlakuan penanaman menggunakan bawang merah tanpa dipotong

1Saat munculnya tunas7 HST

2Jumlah tunas22456

3Tinggi tanaman (cm)344.65.58

2. Umbi batangNoParameter PengamatanMinggu ke-

12345

1Saat munculnya tunasMati

2Jumlah tunas00000

3Tinggi tanaman (cm)00000

3. Stek daun

NoParameter PengamatanMinggu Ke

12345678

Daun Cocor Bebek Atas

1Saat Munculnya tunas14 HST

2Jumlah tunas-24566

3Tinggi tanaman (cm)888888

Daun Cocor Bebek Tengah

1Saat Munculnya tunas14 HST

2Jumlah tunas-23555

3Tinggi tanaman (cm)555555

Daun Cocor Bebek Bawah

1Saat Munculnya tunas14 HST

2Jumlah tunas-12-----

3Tinggi tanaman (cm)5553----

4. Stek batangNoParameter PengamatanMinggu ke-

12345

Perlakuan menggunakan batang atas

1Saat munculnya tunas7 HST

2Jumlah tunas1 0000

3Persentase tanaman hidup (%)33.3 %0%0%0%0%

Perlakuan menggunakan batang tengah

1Saat munculnya tunasMati

2Jumlah tunas00000

3Persentase tanaman hidup (%)0%0%0%0%0%

Perlakuan menggunakan batang bawah

1Saat munculnya tunasMati

2Jumlah tunas00000

3Persentase tanaman hidup (%)0%0%0%0%0%

5. Okulasi NoParameter PengamatanMinggu ke-

12345

1Presentasi Tumbuh (100%)0 %

2Panjang tunas00000

3Warna tunasHijau Hijaukecoklatan Hijau kecoklatan Coklat Coklat

6. GraftingNoParameter PengamatanMinggu ke-

12345

1Saat munculnya tunasTunas tidak muncul

2Warna batangCoklat segarCoklat segarCoklat keringCoklat keringCoklat kering

3.3 DOKUMENTASI1. Umbi Lapis

2. Umbi batang

3. Stek daun

4. Stek batang

5. Okulasi

6. Grafting

BAB IVPEMBAHASAN

Dalam melakukan praktikum Teknologi Produksi Benih tentang perbanyakan vegetative dilakukan beberapa contoh perbanyakan vegetative secara alami dan buatan, seperti umbi lapis (bawang merah), Umbi Batang (kentang), stek daun(daun cocor bebek), Stek batang (rosmeri), Okulasi (Tanaman Mawar) Dan Grafting (Batang Bougenvile). Pada perlakuan umbi lapis, dilakukan pemotongan pada umbi. Tujuan pemotongan ini agar tumbuh tunas lebih banyak. Hal ini sesuai dengan pernyataan Jumini dkk (2010) bahwa pemotongan umbi bibit bawang merah sangat nyata pengaruhnya terhadap jumlah anakan per rumpun Selanjutnya Rukmana (1994) menambahkan bahwa pemotongan umbi bibit bawang merah mempunyai beberapa keuntungan antara lain: pertumbuhan bibit merata, umbi bibit lebih cepat tumbuh dan berpengaruh terhadap banyaknya anakan dan jumlah daun, sehingga hasil meningkat. Sedangkan rendahnya nilai pertumbuhan dan hasil tanaman bawang merah pada perlakuan tanpa pemotongan umbi bibit diduga diakibatkan oleh lambatnya keluar mata tunas, sehingga pertumbuhan tunas dan pembentukan anakan terhambat dan mengakibatkan tanaman tumbuh tidak maksimal.. hasil pada perlakuan bagian bawang dipotong menunjuuka panjang tanaman 6.5 sedangkan pada umbi lapis bawang yang tidak dipotong panjang tanaman 8 cm.. Untuk perbanyakan vegetatif umbi batang tanaman kentang didapatkan hasil pada minggu 5 menunjukkan tinggi tanaman kentang mati. Sedangkan tunas kentang yang diberi perlakuan perendaman ZPT didapatkan hasil bahwa tunas kentang juha mati.. Hal ini dikarenakan pertumbuhan tanaman kentang tidak dirawat dengan baik. Pada perbanyakan vegetatif stek daun dilakukan pada daun cocor bebek. Daun yang ditanaman adalah bagian atas, tengah dan bawah. Pengamatan dilakukan sampai pada minggu ke 6. Pada daun cocor bebek bagian atas tanaman tumbuh sampai 8 cm. Pada daun cocor bebek bagian tengah tumbuh sampai 5 cm. Pada daun cocor bebek bagian bawah tumbuh sampai 3 cm. namun pada minggu ke 6 mati.Pada stek batang dilakukan pada tanaman rosmeri. Perlakuan dilakukan dengan menanam batang bagian atas , tengah dan bawah. Hasil menunjuukan pada setiap perlakuan tanaman mati.Mata tunas yang akan ditempel merupakan salah satu kunci keberhsilan okulasi. Mata tunas yang dipilih harus berpotensi tumbuh, kemudian cara menyayat juga cara membuat sayatan batang induk dan batang atas. Kayu dari pohon induk tak boleh tersayat. Bahkan kambium, semacam lendir licin yang menempel pada kayu induk tak boleh hilang, karena kambium berfungsi untuk lalu lintas makanan dari daun ke tubuh tanaman. Jika kambium hilang, suplai makanan ke mata tempel tidak ada. Tunas baru pun tidak akan tumbuh. Selain itu, ikatan pada mata tunas tidak boleh terlalu kencang, supaya tunas bisa tumbuh. Kemudian kecepatan kerja sewaktu melakukan okulasi, kerja harus cepat. Sayatan di pohon induk tidak boleh terlalu lama di udara terbuka. Begitu juga dengan sayatan mata tempel. Jika terlalu lama, kambium pada kayu bisa kering. (Setiawan, A., 1990). Pada pengamatan yang dilakukan okulasi dilakukan pada tanaman mawar. Hasil tempel menunjuukan perubahan warna menjadi coklat. Sehingga dapat disimpulkan okulasi tidak berhasil. Grafting dilakukan pada tanaman bougenvile. Pada tanaman ini juga tidak muncul tunas dan warna menjadi coklat kering. Hal ini menunjukkan kegagalan dalam grafting

BAB VPENUTUP

5.1 KesimpulanPerbanyakan tanaman secara vegetative adalah Perbanyakan vegetatif dimana mengambil bahan tanam dari organ tubuh tanaman induk yang merupakan hasil pertumbuhan tanaman (bagian generatif) dan sifat dari keturunannya pasti sama dengan induknya atau perbanyakan tanaman tanpa adanya peleburan sel telur betina dengan sel sperma jantan. Perbanyakan secara vegetatif dibagi menjadi 2, yaitu perbanyakan vegetatif secara alami dan perbanyakan vegetative buatan (dengan bantuan manusia). Kegiatan yang dilakukan adalah perbanyakan vegetative umbi lapis, umbi batang, stek batang,stek daun, okulasi, grafting. Hampir semuanya mati. Hal ini dikarenakan kurangnya perawatan.5.2 Saran Praktikum sudah bagus. Asisten juga sudah bagus dalam penyampaian materi. Semoga semakin lebih baik kedepannya.

DAFTAR PUSTAKA

Abdurrahman. 2008. Teknik Pembibitan dan Perbanyakan Vegetatif Tanaman Hias. Bogor: World Agroforestry Centre. Gunawan, I. 2004. Perkembangbiakan Vegetatif. Klaten: Aviva Gunawan. 2014. Perbanyakan Tanaman Cara Praktis dan Populer. Jakarta: Agromedia PustakaHamid, N. Yusran. 2011. Keberhasilan Okulasi Varietas Jeruk Manis pada Berbagai Perbandingan Pupuk Kandang. Jurnal Media Litbang Sulteng Vol. IV (2) : 97-104 Hartmann, H.T., and D.E. Kester. 1997. Plant Propagation Principles and Practices 6th ed. Englewood Cliffs. New York: Prentice Hall. Hatta, M., L., Hutagalung, Juhasdi dan Modding, 1992 Perngaruh Model Okulasi Terhadap Keberhasilan Penempelan pada Sirsak. Jurnal Hortikultura 2 (2): 55-58. Jumini, S. Yenny. F. Nurul. 2010. Pengaruh Pemotongan Umbi Bibit Dan Jenis Pupuk Organik Terhadap Pertumbuhan Dan Hasil Bawang Merah. J. Floratek 5: 164 171. Rahardja, PC. dan Wiryanta, W. 2003. Aneka Cara Memperbanyak Tanaman. Jakarta: Agro Media Pustaka Rochiman, K. dan S. S. Harjadi. 2002. Perkembangbiakan Vegetatif. Bogor: Departemen Agronomi, Fakultas Pertanian, IPB. Rochiman, Koesriningroem dan Sri Setyati Harjadi, 1973, Pembiakan Vegetatif . Bogor: Departemen Agronomi, Fakultas Pertanian, IPB. Salisbury, F.B. dan Ross, C.W. 1992. Plant Physiology. California: Wadworth Publishing Company. Samekto, H., A.Supriantono dan D. Kristianto. 1995. Pengaruh Umur dan Bagian Semaian terhadap Pertumbuhan Stek Satu Ruas Batang bawah Jeruk Japanese Citroen. J. Hortikultura 5 (1): 25-29. Setiawan, A. 1990. Pengantar Produksi Benih. Bogor: Fakultas Pertanian IPB Tirtawinata, 2003. Kajian Anatomi Dan Fisologi Sambungan Bibit Manggis Dengan Beberapa Anggota Kerabat Clusiaceae. Bogor: IPB.Wijaya.2014. Membuat Setek, Cangkok, Sambung Dan Okulasi.Jakarta: Penebar Swadaya