MAKALAH_BAHAN_PENYEGAR
-
Upload
febdian-logis-rohmanto -
Category
Documents
-
view
100 -
download
5
description
Transcript of MAKALAH_BAHAN_PENYEGAR
-
i
MAKALAH
REMPAH-REMPAH
Oleh:
1. Abdul Aziz ( B. 1210035 )
2. Abdul Qodir ( B. 1210324 )
3. Merisa Suryani ( B. 1210002 )
4. Susi Masyrifah ( B. 1210368 )
5. Syamsul amarudin ( B. 1210049 )
6. Syarif Hidayatulloh ( B. 1210009 )
JURUSAN TEKNOLOGI PANGAN DAN GIZI
FAKULTAS ILMU PANGAN HALAL
UNIVERSITAS DJUANDA
BOGOR
2014
-
ii
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami ucapkan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas segala rahmat
dan hidayah-Nya, sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini dengan baik
dan tepat waktu. Kami juga menyampaikan terima kasih dan penghargaan kepada
Ibu Noli Novidahlia Ir,. M.Si selaku dosen dari mata kuliah Pengetahuan Bahan
Pangan yang telah memberi pengarahan dan masukan dalam penyusunan makalah
ini.
Makalah yang berjudul Rempah-rempah ini merupakan salah satu tugas dari
mata kuliah Pengetahuan Bahan Pangan. Kami sadar bahwa makalah ini masih
belum sempurna, untuk itu kami mohon maaf atas segala kekurangan. Kritik dan
saran sangat kami harapkan dari pembaca guna penyempurnaan pada penyusunan
makalah berikutnya.
Bogor, 12 Januari 2014
Penyusun
-
iii
DAFTAR ISI
Kata Pengantar i
BAB 1. PENDAHULUAN
1.1 Latar belakang 1
1.2 Tujuan 2
BAB 2 . ISI
2.1 Pengertian Rempah-rempah 3
2.2 Manfaat Rempah-rempah 3
2.3 Pengelompokan Rempah-rempah 4
2.4 Jenis Rempah-Rempah dan Kandungannya 5
2.5 Pengolahan Rempah-Rempah 11
BAB 3. PENUTUP 15
Daftar Pustaka 16
-
iv
DAFTAR TABEL
1. Pengelompokan Rempah-Rempah Berdasarkan Bagian Tanaman 4
2. Klasifikasi rempah-rempah secara fungsional 4
-
v
DAFTAR GAMBAR
1. Tanaman dan Rimpang Jahe 5
2. Tanaman Kunyit 6
3. Rimpang Kunyit 6
4. Tanaman dan Rimpang Temulawak 7
5. Kencur 8
6. Tanaman dan Rimpang Temu Ireng 9
7. Temu Kunci 9
8. Lengkuas 10
9. Beberapa Produk Olahan Jahe 11
-
1
1. PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Dalam kehidupan sehari-hari untuk tumbuh dan beraktifitas manusia
membutuhkan makanan yang merupakan kebutuhan hakiki yang harus
dipenuhi. Berbagai jenis makanan berkembang di berbagai daerah dan Negara
sesuai dengan potensi lokal dan kebiasaan masyarakat setempat. Selain
potensi sumber pangan lokal, keragaman jenis dan cara penyajian makanan
tergantung pada budaya setempat, sehingga pengaruh budaya local sering
menjadikan makanan mempunyai citarasa spesifik local. Di Indonesia, yang
memiliki keragaman budaya, terdapat berbagai jenis makanan dengan citarasa
beragam pula.
Indonesia yang terkenal akan kekayaan alami rempah-rempah memang
mempunyai jenis rempah-rempah yang sangat beranekaragam. Karena
rempah-rempah pula dahulu banyak Negara yang ingin menguasai Indonesia
untuk memonopoli rempah-rempah Indonesia. Jenis rempah-rempah yang
beragam tersebut, dikelompokkan berdasarkan asal bagian tanaman dan juga
berdasarkan kandungannya. Seperti misalnya, jahe termasuk dalam golongan
rempah-rempah yang berasal dari rimpang, karena jahe hanya dimanfaatkan
rimpangya.
Rempah-rempah merupakan salah satu faktor yang berpengaruh terhadap
citarasa dan kekhasan makanan tersebut. Rempah-rempah merupakan bahan
bumbu yang sangat melekat digunakan kuliner masakan masing-masing
daerah Indonesia. Selain untuk meningkatkan citarasa makanan, ternyata
rempah-rempah dapat juga untuk mengawetkan produk dan keamanan produk
untuk dikonsumsi.
Potensi rempah-rempah yang lain yaitu untuk kesehatan. Didalam
rempah-rempah terkandung senyawa-senyawa bioaktif yang berfungsi sebagai
antimikrobia, aktioksidan, antidiabetes, antitumor, dan fungsi lainnya yang
sanget bermanfaat untuk menjaga kesehatan.
-
2
1.2 Tujuan
Tujuan umum dari pembuatan makalah ini adalah:
1. Mengetahui manfaat rempah-rempah.
2. Mengetahui jenis dan pengelompokan rempah.
3. Mengetahui kandungan rempah-rempah.
4. Mengetahui pengolahan rempah-rempah.
-
3
2. ISI
2.1 Pengertian Rempah-Rempah
Rempah-rempah adalah bagian tumbuhan yang beraroma atau berasa kuat
yang digunakan dalam jumlah kecil dimakan sebagai pengawet atau perisa
dalam masakan. Rempah-rempah biasanya dibedakan dengan tanaman lain
yang digunakan untuk tujuan yang mirip, seperti tanaman obat, sayuran
beraroma, dan buah kering.
Rempah-rempah bisa juga disebut sebagai suatu produk pertanian yang
mempunyai nilai ekonomis sangat tinggi. Rempah-rempah mempunyai
kandungan kimiawi dan mineral yang berbeda daripada produk pertanian yang
lainnya, sehingga rempah-rempah menjadi produk ekspor yang sangat
diminati oleh semua negara.
2.2 Manfaat Rempah-Rempah
Rempah-rempah telah digunakan sejak zaman dahulu kala. Pada zaman
dahulu rempah-rempah digunakan sebagai bahan pengobatan berbagai macam
penyakit. Selanjutnya, rempah-rempah mulai banyak digunakan sebagai bahan
penyedap untuk makanan dan minuman.seiring berjalannya waktu, bukan
hanya untuk meningkatkan citarasa, rempah-rempah juga dimanfaatkan untuk
mengawetkan makanan. Karena diketahui rempah-rempah dapat
mempengaruhi aroma, warna serta rasa makanan dan ada juga yang dapat
menutupi aroma yang tidak kita kehendaki. Kandungan Senyawa volatile yang
memberi aroma dan kandungan oleorosin dapat mempengaruhi rasa makanan.
Pengetahuan tentang kandungan rempah-rempah mendorong penggunaan
rempah-rempah di berbagai macam pengolahan makanan. Pada zaman
sekarang, rempah-rempah tidak bisa dipisahkan dari kehidupan manusia.
Selain banyak digunakan oleh rumah tangga, rempah-rempah juga banyak
digunakan dalam industry pangan sebagai bahan penyedap dan bumbu juga
sebagai bahan farmasi untuk pengobatan dan kecantikan. Rempah-rempah
bermanfaat karena baha kimia yang terkandung dalam bentuk minyak atsiri,
oleoresin, olegum dan resin, yang memberi citarasa, rasa pedas dan warna
-
4
terhadap makanan yang disajikan. Dari hasil penelitian akhir-akhir ini oleh
para peneliti menunjukkan bahwa adanya pengaruh yang menguntungkan dari
rempah-rempah terhadap reaksi fisiologis tubuh. Keuntungan fisiologis
tersebut termasuk rangsangan terhadap pencernaan, pengaruh hipolipidemia,
pengaruh antidiabetes, sifat antilitogenik, potensi antioksidan, sifat anti-
imflammatory, antimutagenik dan potensi antikarsinogenik (Srinivasan,
2005).
2.3 Pengelompokan Rempah-Rempah
Rempah-rempah berasal dari bagian tanaman yang dimanfaatkan.
Rempah-rempah dapat dikelompokkan berdasarkan asal bagian tanaman
seperti pada tabel berikut.
Tabel 1. Pengelompokan Rempah-Rempah Berdasarkan Bagian Tanaman
Bagian Rempah-rempah
Umbi/Rimpang Jahe, kunyit, temulawak, kencur, kunci, lengkuas, temu
ireng, lempuyang
Biji Pala, kemiri, kardamon
Kulit batang Kayu manis, cengkeh, lada
Buah Merica
Selain berdasarkan bagian dari tanaman, rempah-rempah juga dapat
diklasifikasikan berdasarkan penampakan dan karakter rasa maupun aroma,
serta berdasarkan keunikan dari beberapa kelompok tumbuhan seperti pada
tabel berikut.
Tabel 2. Klasifikasi rempah-rempah secara fungsional
Kelompok Rempah-rempah
Rempah pedas Cabai, merica, jahe
Rempah aromatic Pala, kapulaga, kayu manis, cengkeh, jintan
Rempah yang memberi warna Kunyit, paprika
Rempah yang mengadung
senyawa Cinamic aldehyde
Kayu manis
Rempah yang mengandung
senyawa fenolik
Cengkeh, daun salam
-
5
2.4 Jenis Rempah-Rempah dan Kandungannya
Berikut beberapa uraian mengenai beberapa jenis rempah-rempah yang
sering digunakan.
1. Jahe (Zingiber officinale Roxb)
Jahe termasuk dalam famili zingiberceae. Jahe mempunyai rimpang
yang bercabang-cabang, berwana putih kekuningan dan berserat. Bentuk
rimpang jahe pada umumnya gemuk agak pipih dan kulitnya mudah
dikelupas. Rimpang jahe berbau harum dan berasa pedas.
Gambar 1. Tanaman dan Rimpang Jahe
Rimpang jahe pada umumnya mengandung 0,25-3,3% minyak atsiri.
Minyak atsiri tersebut terdiri beberapa jenis minyak seperti zingiberene,
curcumene dan philandren. Minyak atsiri ini menimbulkan aroma khas
jahe. Jahe juga mengandung gingerois dan shogaois yang menimbulkan
rasa pedas. Gingerois dang shogarois ini banyak terkandung dalam
oleoresin jahe. dalam oleoresin jahe mengandung 33% gingerole.
Rimpang jahe mengandung :
Lemak 6-8%, yang terdiri dari asam phosphatidat, lesitin dan asam
lemak bebas.
Protein 9%
Karbohidrat 50%
Vitamin A dan B3
Mineral
Rimpang jahe segar mengandung enzim protease sekitar 2,26%.
Adanya enzim protease pada rimpang jahe menyebabkan jahe ini dapat
dimanfaatkan untuk melunakkan daging sebelum dimasak. Dalam ekstrak
-
6
Gambar 3. Rimpang Kunyit
jahe mempunyai daya antioksidan yang dapat dimanfaatkan untuk
mengawetkan minyak dan lemak.
Komposisi kimia rimpang jahe mempengaruhi tingkat aroma dan rasa
pedas pada jahe tersebut. Beberapa faktor yang mempegaruhi komposisi
kimia rimpang jahe antara lain :
Jenis
Kondisi tanah
Umur panen
Cara budidaya
Penanganan pasca panen
Cara pengolahan
Ekosistem tempat tanaman ditanam
Rimpang jahe dapat dimanfaatkan sebagai:
Bumbu masak
Manisan
Minuman
Obat-obatan tradisional
Bahan tambahan pada kue, puding dan makanan lainnya
2. Kunyit (Curcuma domestica Val)
Kunyit dikenal juga dengan nama
kunir. Induk rimpang kunyit berbentuk
bulat, silindris, membentuk rimpang-
rimpang cabang yang banyak
jumlahnya di kiri dan kanan. Rimpang
kunyit rasanya agak pahit dan getir
dengan bau khas. Kunyit mempunyai
warna orange kecoklatan pada bagian kulit rimpang, sedang berwarna
jingga terang atau agak kuning di bagian dalam rimpang.
Daging rimpang kunyit
mempunyai warna orange
karena adanya kandungan
minyak atsiri curcumin oil.
Kadar minyak ini rata-rata 4-
5%. Salah satu jenis kunyit
Gambar 2. Tanaman Kunyit
-
7
dari luar negeri yang bernama Allepey dapat mengandung minyak ini
hingga 6,5%. Dalam minyak curcumin mengandung 60% turmeronew dan
zingiberene 25%. Curcumin ini mempunyai sifat-sifat sebagai berikut:
Merupakan antioksidan dan antibakteri
Digunakan sebagai zat pewarna masakan yaitu masakan daging,
pewarna minyak, lemak, sup, asinan dsb.
Di Indonesia, kunyit banyak dimanfaatkan untuk penyedap
sekaligus pewarna masakan.
Dalam rimpang kunyit mengandung:
Glukosa 28%
Fruktosa 12%
Protein 8%
Vitamin C
Beberapa jenis mineral
Kunyit dapat dimanfaatkan sebagai bumbu masak, pewarna dan obat
tradisional serta bahan kosmetik tradisional.
3. Temulawak (Curcuma xanthorrhiza)
Induk rimpang temulawak berbertuk silindris, bulat, berbuku-buku,
berdiameter sekitar 5 cm atau lebih dan panjangnya sekitar 10 cm. Induk
rimpang membentuk cabang ke kiri dan ke kanan yang selanjutnya
membentuk ranting dengan bentuk silindris, berwana kekuning-kuningan,
kelabu dan mengkilap. Rimpang-rimpang ini mempunya bau yang harum
dan tajam dengan rasa pahit dan agak pedas.
Gambar 4. Tanaman dan Rimpang Temulawak
Rimpang temulawak mengandung zat curcumin 1,4-4%. Dalam
temulawak juga mempunyai kandungan minyak atsiri sekitar 7,3-29,5%.
-
8
Gambar 5. Kencur
Beberapa jenis minyak atsiri yang terkandung tersebut seperti phellandreen
dan kamfer. Temulawak mengandung karbohidrat sekitar 37.22-61%.
Rimpang temulawak dapat digunakan sebagai :
Bahan ramuan beberapa obat tradisional
Makanan (lalapan), untuk temulawak yang masih muda
Minuman, untuk temulawak yang sudah dikeringkan
Bahan pewarna
Patinya dapat digunakan untuk membuat beberapa macam
makanan
4. Kencur (Kaempferia galanga L.)
Kencur membentuk rimpang yang
kulitnya agak liat, licin dan berkilau
serta berwarna coklat muda hingga
tua. Induk rimpang berbentuk
silindris. Sedangkan cabang/ranting
rimpangnya semula berbentuk bulat
hingga bulat telur dan akhirnya
memanjang menjadi silindris. Kencur membentuk umbi akar. Umbi akar
ini berbentuk bulat dengan bagian tengah berwarna putih sedang pada
bagian pinggirnya berwarna coklat kekuningan. Rimpang-rimpangnya
sebagian terletak di atas tanah sebagian lagi di dalam tanah.
Dalam kencur mengandung:
Pati (4,14 %),
Mineral (13,73 %),
penta dekaan, asam sinamat, etil ester, borneol, kamphene,
paraeumarin, asam anisat, dan alkaloid.
Umbi akar kencur dapat dimanfaatkan sebagai:
Minuman, contoh beras kencur
Kosmetik, seperti bedak
Pembuatan ragi dan zat pewarna
Bumbu dapur, lalapan atau pemberi aroma pada nasi
Air perasannya dapat digunakan sebagai obat.
-
9
5. Temu Ireng (Curcuma aeruginosa Val)
Rimpang temu ireng berwarna biru atau kelabu dan mempunyai
banyak cabang. Temu ireng mempunyai rasa yang pahit.
Gambar 6. Tanaman dan Rimpang Temu Ireng
Dalam temu ireng terkandung:
Pati 49,56%
Air 10,38%
Lemak 3,8%
Protein 1%
Minyak atsiri 0,52% yang sebagian besar terdiri dari -gualen dan
kariofilen
Rimpang temu ireng biasanya digunakan sebagai:
Ramuan jamu tradisional
Sumber pati pengganti ketela pohon dan jagung ketika musim
paceklik.
6. Temu Kunci (Kaemfeeria pandurata)
Rimpang temu kunci berbentuk
bulat panjang dengan diameter 2 cm
atau lebih. Temu ireng ini
mempunyai aroma harum yang khas.
Dalam temu kunci terkandung
minyak atsiri sebesar 1,2%. minyak
atsiri tersebut sebagian besar terdiri
Gambar 7. Temu Kunci
-
10
dari monoterpen, seskuiterpen dan senyawa turunan fenilpropana.
Rimpang temu kunci dapat digunaan sebagai:
Bumbu masakan
Makanan (lalapan)
7. Lengkuas/ Laos (Alpinie galanga)
Lengkuas mempunyai warna merah atau putih dengan ukuran rimpang
ada yang besar ada pula yang kecil. Rimpang lengkuas mempunyai aroma
yang harum. Jika sudah terlalu tua rimpangnya menjadi berserat.
Gambar 8. Lengkuas
Dalam lengkuas terkandung 0,5 - 1 % minyak atsiri yang terdiri dari
sesquiterpen hidrokarbon, sesquiterpen alkohol sebagai komponen utama.
Minyak atsiri terdiri atas 5,6% sineol, 2,6% metilsinamat. Di samping itu
terdapat pula eugenol, galangol (senyawa berasa pedas) dan gingerol
walau jumlah relative kecil.
Rimpang lengkuas dapat dimanfaatkan sebagai berikut:
Pemberi aroma serta mengawetkan masakan
Bahan pengempuk daging dan pewangi masakan, contoh pada
masakan rendang, semur gudeg, sayur lodeh, rawon, opor, dan
dendeng daging
Bahan ramuan tradisional
-
11
2.5 Pengolahan Rempah-Rempah
Salah satu jenis rempah-rempah yang banyak dilakukan pengolahan adalah
jahe. Dalam proses pengolahan jahe, pengolahan bahan mentah menjadi bahan
setengah jadi termasuk kandungan senyawa yang berperan dalam
performansinya, harus tetap diperhatikan karena berkaitan dengan hasil akhir
olahan. Setelah panen, rimpang harus segera dicuci dan dibersihkan dari tanah
yang melekat.
Dari jahe dapat dibuat berbagai produk yang sangat bermanfaat dalam
menunjang industri obat tradisional, farmasi, kosmetik dan makanan/minuman.
Ragam bentuk hasil olahannya, antara lain berupa simplisia, oleoresin, minyak
atsiri dan serbuk. Berikut ini beberapa pengolahan jahe terpadu.
Gambar 9. Beberapa Produk Olahan Jahe
1. Bubuk Jahe
Bubuk jahe merupakan komponen utama dalam resep bumbu kari.
Disamping itu digunakan juga dalam perusahaan bir, brandi, dan anggur jahe.
Dalam pembuatan bubuk jahe, bahan yang digunakan adalah jahe kering
sempurna (kadar air sekitar 8-10 %). Bahan tersebut kemudian digiling halus
dengan ukuran, sekitar 50-60 mesh dan dikemas dalam wadah yang kering.
2. Jahe Segar
Jahe segar merupakan jahe yang baru dipanen dan belum mengalami
perubahan struktur maupun bentuknya. Setelah jahe dipanen dan dicuci
dengan air penyemprot yang bertekanan, kemudian dihamparkan dan dikering
anginkan pada hamparan dengan sirkulasi udara. Bila ditinjau dari segi umur
dapat dikelompokkan atas dua macam jahe segar yaitu jahe segar tua dan jahe
segar muda.
-
12
Jahe segar yang baru dipanen dengan garpu atau cangkul dan tidak
merusak rimpang kemudian diangkut dengan peti kayu atau keranjang bambu
ketempat pencucian sambil dijaga kelembabannya. Sampai ditempat
pencucian jahe disemprot dengan bertekanan tinggi dengan tujuan
membersihkan tanah yang menempel pada rimpang jahe tersebut, kemudian
dikeringkan.
3. Anggur Jahe
Untuk pembuatan anggur jahe diperlukan bahan baku berupa jahe gajah,
karena jenis ini mempunyai rasa yang tidak pedas, kandungan minyak atsiri
yang rendah dan seratnya tidak terlalu kasar.
Anggur adalah sejenis minuman beralkohol yang dibuat secara fermentasi
dari sari buah-buahan. oleh sejenis ragi. Sari buah-buahan disini diganti sari
jahe dengan penambahan gula kemudian difermentasi sampai kadar alkohol
tertentu .
4. Asinan jahe
Dalam dunia perdagangan dikenal dua jenis asinan jahe, yaitu jahe asin
China dan jahe asin Australia. Cara pengolahannya sederhana yang biasa
dilakukan pengusaha di Indonesia adalah sebagai berikut:
- Jahe segar dikuliti kemudian dipotong-potong menjadi ukuran 80-120 gr.
- Jahe kemudian dicampur asam cuka dan garam dapur dengan
perbandingan 78 % jahe segar, 2 % asam cuka dan 2 % garam dapur.
- Setelah dicampur dibiarkan selama 15 hari.
5. Jahe dalam sirup
Jahe dan sirup bahan bakunya dapat berupa jahe asin yang dipindahkan
dari larutan garam asam kemudian dicuci bersih atau dapat juga langsung
dibuat dari jahe segar yang dinilai lebih ekonomis, adapun cara pembuatannya
adalah:
- Jahe segar dipotong-potong menurut ukuran yang ditetapkan, dikukus
kemudian direbus dalam air mendidih 15 menit agar tingkat kepedasan
jahe berkurang dan teksturnya menjadi lunak.
- Jahe dicampur dengan gula dengan perbandingan 78 kg jahe dalam 60 kg
gula. Lalu Ditambahkan air bersih secukupnya sehingga jahe terendam.
-
13
- Adonan dididihkan selama 45 menit, jahe dibiarkan terendam dalam
larutan gula selama 2 (dua) hari agar larutan gula meresap kedalamnya.
- Untuk kedua kalinya adonan dididihkan kembali selama 45 menit, setelah
dingin dikemas untuk dipasarkan.
6. Minyak Atsiri
Minyak atsiri banyak digunakan dalam berbagai industri, seperti industri
parfum, kosmetik, essence, farmasi dan flavoring agent. Biasanya, minyak
atsiri yang berasal dari rempah digunakan sebagai flavoring agent makanan.
Bahkan dewasa ini sedang dikembangkan penyembuhan penyakit dengan
aromatheraphy, yaitu dengan menggunakan minyak atsiri yang berasal dari
tanaman.
Minyak atsiri yang disuling dari jahe berwarna bening sampai kuning tua
bila bahan yang digunakan cukup kering. Lama penyulingan dapat
berlangsung sekitar 10 15 jam, agar minyak dapat tersuling semua. Kadar
minyak dari jahe sekitar 1,5 3 %.
7. Oleoresin
Oleoresin merupakan campuran resin dan minyak atsiri yang diperoleh
dari ekstraksi dengan menggunakan pelarut organic. Jahe mengandung resin
yang cukup tinggi sehingga bisa dibuat sebagai oleoresin. Keuntungan dari
oleoresin adalah lebih higienis, dan mempunyai kekuatan lebih bila
dibandingkan dengan bahan asalnya. Penggunaan oleoresin dalam industri
lebih disukai, karena aromanya lebih tajam dan dapat menghemat biaya
pengolahan.
8. Simplisia
Dalam Kodifikasi Peraturan Perundang-undangan Obat Tradisional,
simplisia adalah bahan alamiah yang dipergunakan sebagai obat yang belum
mengalami pengolahan apapun juga, kecuali dinyatakan lain, berupa bahan
yang telah dikeringkan (Ditjen. POM, 1982). Pengeringan merupakan proses
pengurangan kadar air sampai batas yang terbaik sekitar 8 10 %; karena
pada tingkat kadar air tersebut, kemungkinan bahan cukup aman terhadap
pencemaran, baik yang disebabkan oleh jamur ataupun insektisida. Ada
-
14
berbagai cara pengeringan, yaitu dengan penjemuran langsung, dianginkan
ataupun dengan udara panas yang mengalir.
Proses pembuatan simplisia pada prinsipnya meliputi tahap-tahap
pencucian, pengecilan ukuran dan pengeringan. Pada tahap awal, rimpang
dicuci (kadar air diperkirakan sekitar 85 90%), diiris-iris dengan ketebalan
78 mm. Setelah dijemur atau kering ketebalan akan menjadi 56 mm dengan
kehilangan berat sekitar 6 70% (kadar air sekitar 712%).
-
15
3. PENUTUP
Rempah-rempah merupakan bagian dari tanaman yang mempunyai beragam
manfaat. Penggunaan rempah-rempah sudah sejak dahulu kala dan pada zaman
modern ini lebih dimanfaatkan secara lebih luas. Rempah-rempah yang banyak
digunakan sebagai bahan tambahan atau penyedap makanan salah satu contohnya
adalah lada. Rempah-rempah dapat pula digunakan sebagai bahan dasar produk-
produk kecantikan seperti halnya dengan kunyit. Selain digunakan sebagai bahan
tambahan makanan dan bahan dasar produk-produk kecantikan, rempah-rempah
dapat pula digunakan sebagai bahan obat-obatan. Salah satu dari penggunaan
rempah-rempah sebagai bahan obat-obatan adalah jahe yang dapat digunakan
sebagai minuman penghangat tubuh.
Berdasarkan bagian tanaman yang dimanfaatkan, rempah-rempah dapat
diambil dari rimpangnya seperti jahe, dari kulit batang misalnya kayu manis dan
yang berasal dari biji yaitu pala. Selain itu, rempah-rempah juga ada yang
dimanfaatkan dari buah seperti merica. Bila dilihat secara fungsional, rempah-
rempah dapat dibagi menjadi lima, yaitu rempah-rempah yang membuat pedas,
rempah-rempah aromatic, yang dapat memberi warna, yang mengandung senyawa
Cinamic aldehyde dan terdapat kandungan senyawa fenolik.
-
16
DAFTAR PUSTAKA
Anonim. 2012. http://staff.unud.ac.id/~semadiantara/wp-content/uploads/2012/06/
I.-REMPAH-REMPAH-DAN-HERBAL.pdf. diakses tanggal 31 Desember
2013.
Anonim. 2013. http://nurhidayat.lecture.ub.ac.id/files/2013/07/Rempah-rempah-
dan-oleoresin.pdf. diakses tanggal 31 Desember 2013.
Anonim. 2012. http://jelajahiptek.blogspot.com/2012/06/pengertian-tentang-
bumbu-dan-rempah.html. diakses tanggal 31 Desember 2013.
Anonim. 2013. http://tekpan.unimus.ac.id/wp-content/uploads/2013/07/
PENGOLAHAN-REMPAH-REMPAH.pdf. diakses tanggal 14 Januari 2014.
Anonim. 2012. http://lansida.blogspot.com/2012/10/temu-kunci.html. diakses
tanggal 14 Januari 2014.
Anonim. 2013. http://id.wikipedia.org/wiki/Kencur. diakses tanggal 14 Januari
2014.
Anonim. 2010. http://lansida.blogspot.com/2010/08/suku-zingiberaceae-sinonim-
alpinia.html. diakses tanggal 14 Januari 2014.
Anonim. 2014. http://kadin-indonesia.or.id/id/doc/UKM_Teknologi_Jahe.pdf
diakses tanggal 17 Januari 2014
Novidahlia, Noli. 2012. Handout Mata Kuliah Pengetahuan Bahan Pangan :
Rempah-Rempah.
Sutaryo, S. Broto, dkk. 1996. www.pustaka.litbang.deptan.go.id/bptpi/lengkap/
IPTANA/fullteks/ApinMap/ApMap33.pdf. diakses tanggal 14 Januari 2014.