MAKALAH_BAHAN_PENYEGAR

21
i MAKALAH REMPAH-REMPAH Oleh: 1. Abdul Aziz ( B. 1210035 ) 2. Abdul Qodir ( B. 1210324 ) 3. Merisa Suryani ( B. 1210002 ) 4. Susi Masyrifah ( B. 1210368 ) 5. Syamsul amarudin ( B. 1210049 ) 6. Syarif Hidayatulloh ( B. 1210009 ) JURUSAN TEKNOLOGI PANGAN DAN GIZI FAKULTAS ILMU PANGAN HALAL UNIVERSITAS DJUANDA BOGOR 2014

description

MAKALAH_BAHAN_PENYEGAR

Transcript of MAKALAH_BAHAN_PENYEGAR

  • i

    MAKALAH

    REMPAH-REMPAH

    Oleh:

    1. Abdul Aziz ( B. 1210035 )

    2. Abdul Qodir ( B. 1210324 )

    3. Merisa Suryani ( B. 1210002 )

    4. Susi Masyrifah ( B. 1210368 )

    5. Syamsul amarudin ( B. 1210049 )

    6. Syarif Hidayatulloh ( B. 1210009 )

    JURUSAN TEKNOLOGI PANGAN DAN GIZI

    FAKULTAS ILMU PANGAN HALAL

    UNIVERSITAS DJUANDA

    BOGOR

    2014

  • ii

    KATA PENGANTAR

    Puji syukur kami ucapkan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas segala rahmat

    dan hidayah-Nya, sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini dengan baik

    dan tepat waktu. Kami juga menyampaikan terima kasih dan penghargaan kepada

    Ibu Noli Novidahlia Ir,. M.Si selaku dosen dari mata kuliah Pengetahuan Bahan

    Pangan yang telah memberi pengarahan dan masukan dalam penyusunan makalah

    ini.

    Makalah yang berjudul Rempah-rempah ini merupakan salah satu tugas dari

    mata kuliah Pengetahuan Bahan Pangan. Kami sadar bahwa makalah ini masih

    belum sempurna, untuk itu kami mohon maaf atas segala kekurangan. Kritik dan

    saran sangat kami harapkan dari pembaca guna penyempurnaan pada penyusunan

    makalah berikutnya.

    Bogor, 12 Januari 2014

    Penyusun

  • iii

    DAFTAR ISI

    Kata Pengantar i

    BAB 1. PENDAHULUAN

    1.1 Latar belakang 1

    1.2 Tujuan 2

    BAB 2 . ISI

    2.1 Pengertian Rempah-rempah 3

    2.2 Manfaat Rempah-rempah 3

    2.3 Pengelompokan Rempah-rempah 4

    2.4 Jenis Rempah-Rempah dan Kandungannya 5

    2.5 Pengolahan Rempah-Rempah 11

    BAB 3. PENUTUP 15

    Daftar Pustaka 16

  • iv

    DAFTAR TABEL

    1. Pengelompokan Rempah-Rempah Berdasarkan Bagian Tanaman 4

    2. Klasifikasi rempah-rempah secara fungsional 4

  • v

    DAFTAR GAMBAR

    1. Tanaman dan Rimpang Jahe 5

    2. Tanaman Kunyit 6

    3. Rimpang Kunyit 6

    4. Tanaman dan Rimpang Temulawak 7

    5. Kencur 8

    6. Tanaman dan Rimpang Temu Ireng 9

    7. Temu Kunci 9

    8. Lengkuas 10

    9. Beberapa Produk Olahan Jahe 11

  • 1

    1. PENDAHULUAN

    1.1 Latar Belakang

    Dalam kehidupan sehari-hari untuk tumbuh dan beraktifitas manusia

    membutuhkan makanan yang merupakan kebutuhan hakiki yang harus

    dipenuhi. Berbagai jenis makanan berkembang di berbagai daerah dan Negara

    sesuai dengan potensi lokal dan kebiasaan masyarakat setempat. Selain

    potensi sumber pangan lokal, keragaman jenis dan cara penyajian makanan

    tergantung pada budaya setempat, sehingga pengaruh budaya local sering

    menjadikan makanan mempunyai citarasa spesifik local. Di Indonesia, yang

    memiliki keragaman budaya, terdapat berbagai jenis makanan dengan citarasa

    beragam pula.

    Indonesia yang terkenal akan kekayaan alami rempah-rempah memang

    mempunyai jenis rempah-rempah yang sangat beranekaragam. Karena

    rempah-rempah pula dahulu banyak Negara yang ingin menguasai Indonesia

    untuk memonopoli rempah-rempah Indonesia. Jenis rempah-rempah yang

    beragam tersebut, dikelompokkan berdasarkan asal bagian tanaman dan juga

    berdasarkan kandungannya. Seperti misalnya, jahe termasuk dalam golongan

    rempah-rempah yang berasal dari rimpang, karena jahe hanya dimanfaatkan

    rimpangya.

    Rempah-rempah merupakan salah satu faktor yang berpengaruh terhadap

    citarasa dan kekhasan makanan tersebut. Rempah-rempah merupakan bahan

    bumbu yang sangat melekat digunakan kuliner masakan masing-masing

    daerah Indonesia. Selain untuk meningkatkan citarasa makanan, ternyata

    rempah-rempah dapat juga untuk mengawetkan produk dan keamanan produk

    untuk dikonsumsi.

    Potensi rempah-rempah yang lain yaitu untuk kesehatan. Didalam

    rempah-rempah terkandung senyawa-senyawa bioaktif yang berfungsi sebagai

    antimikrobia, aktioksidan, antidiabetes, antitumor, dan fungsi lainnya yang

    sanget bermanfaat untuk menjaga kesehatan.

  • 2

    1.2 Tujuan

    Tujuan umum dari pembuatan makalah ini adalah:

    1. Mengetahui manfaat rempah-rempah.

    2. Mengetahui jenis dan pengelompokan rempah.

    3. Mengetahui kandungan rempah-rempah.

    4. Mengetahui pengolahan rempah-rempah.

  • 3

    2. ISI

    2.1 Pengertian Rempah-Rempah

    Rempah-rempah adalah bagian tumbuhan yang beraroma atau berasa kuat

    yang digunakan dalam jumlah kecil dimakan sebagai pengawet atau perisa

    dalam masakan. Rempah-rempah biasanya dibedakan dengan tanaman lain

    yang digunakan untuk tujuan yang mirip, seperti tanaman obat, sayuran

    beraroma, dan buah kering.

    Rempah-rempah bisa juga disebut sebagai suatu produk pertanian yang

    mempunyai nilai ekonomis sangat tinggi. Rempah-rempah mempunyai

    kandungan kimiawi dan mineral yang berbeda daripada produk pertanian yang

    lainnya, sehingga rempah-rempah menjadi produk ekspor yang sangat

    diminati oleh semua negara.

    2.2 Manfaat Rempah-Rempah

    Rempah-rempah telah digunakan sejak zaman dahulu kala. Pada zaman

    dahulu rempah-rempah digunakan sebagai bahan pengobatan berbagai macam

    penyakit. Selanjutnya, rempah-rempah mulai banyak digunakan sebagai bahan

    penyedap untuk makanan dan minuman.seiring berjalannya waktu, bukan

    hanya untuk meningkatkan citarasa, rempah-rempah juga dimanfaatkan untuk

    mengawetkan makanan. Karena diketahui rempah-rempah dapat

    mempengaruhi aroma, warna serta rasa makanan dan ada juga yang dapat

    menutupi aroma yang tidak kita kehendaki. Kandungan Senyawa volatile yang

    memberi aroma dan kandungan oleorosin dapat mempengaruhi rasa makanan.

    Pengetahuan tentang kandungan rempah-rempah mendorong penggunaan

    rempah-rempah di berbagai macam pengolahan makanan. Pada zaman

    sekarang, rempah-rempah tidak bisa dipisahkan dari kehidupan manusia.

    Selain banyak digunakan oleh rumah tangga, rempah-rempah juga banyak

    digunakan dalam industry pangan sebagai bahan penyedap dan bumbu juga

    sebagai bahan farmasi untuk pengobatan dan kecantikan. Rempah-rempah

    bermanfaat karena baha kimia yang terkandung dalam bentuk minyak atsiri,

    oleoresin, olegum dan resin, yang memberi citarasa, rasa pedas dan warna

  • 4

    terhadap makanan yang disajikan. Dari hasil penelitian akhir-akhir ini oleh

    para peneliti menunjukkan bahwa adanya pengaruh yang menguntungkan dari

    rempah-rempah terhadap reaksi fisiologis tubuh. Keuntungan fisiologis

    tersebut termasuk rangsangan terhadap pencernaan, pengaruh hipolipidemia,

    pengaruh antidiabetes, sifat antilitogenik, potensi antioksidan, sifat anti-

    imflammatory, antimutagenik dan potensi antikarsinogenik (Srinivasan,

    2005).

    2.3 Pengelompokan Rempah-Rempah

    Rempah-rempah berasal dari bagian tanaman yang dimanfaatkan.

    Rempah-rempah dapat dikelompokkan berdasarkan asal bagian tanaman

    seperti pada tabel berikut.

    Tabel 1. Pengelompokan Rempah-Rempah Berdasarkan Bagian Tanaman

    Bagian Rempah-rempah

    Umbi/Rimpang Jahe, kunyit, temulawak, kencur, kunci, lengkuas, temu

    ireng, lempuyang

    Biji Pala, kemiri, kardamon

    Kulit batang Kayu manis, cengkeh, lada

    Buah Merica

    Selain berdasarkan bagian dari tanaman, rempah-rempah juga dapat

    diklasifikasikan berdasarkan penampakan dan karakter rasa maupun aroma,

    serta berdasarkan keunikan dari beberapa kelompok tumbuhan seperti pada

    tabel berikut.

    Tabel 2. Klasifikasi rempah-rempah secara fungsional

    Kelompok Rempah-rempah

    Rempah pedas Cabai, merica, jahe

    Rempah aromatic Pala, kapulaga, kayu manis, cengkeh, jintan

    Rempah yang memberi warna Kunyit, paprika

    Rempah yang mengadung

    senyawa Cinamic aldehyde

    Kayu manis

    Rempah yang mengandung

    senyawa fenolik

    Cengkeh, daun salam

  • 5

    2.4 Jenis Rempah-Rempah dan Kandungannya

    Berikut beberapa uraian mengenai beberapa jenis rempah-rempah yang

    sering digunakan.

    1. Jahe (Zingiber officinale Roxb)

    Jahe termasuk dalam famili zingiberceae. Jahe mempunyai rimpang

    yang bercabang-cabang, berwana putih kekuningan dan berserat. Bentuk

    rimpang jahe pada umumnya gemuk agak pipih dan kulitnya mudah

    dikelupas. Rimpang jahe berbau harum dan berasa pedas.

    Gambar 1. Tanaman dan Rimpang Jahe

    Rimpang jahe pada umumnya mengandung 0,25-3,3% minyak atsiri.

    Minyak atsiri tersebut terdiri beberapa jenis minyak seperti zingiberene,

    curcumene dan philandren. Minyak atsiri ini menimbulkan aroma khas

    jahe. Jahe juga mengandung gingerois dan shogaois yang menimbulkan

    rasa pedas. Gingerois dang shogarois ini banyak terkandung dalam

    oleoresin jahe. dalam oleoresin jahe mengandung 33% gingerole.

    Rimpang jahe mengandung :

    Lemak 6-8%, yang terdiri dari asam phosphatidat, lesitin dan asam

    lemak bebas.

    Protein 9%

    Karbohidrat 50%

    Vitamin A dan B3

    Mineral

    Rimpang jahe segar mengandung enzim protease sekitar 2,26%.

    Adanya enzim protease pada rimpang jahe menyebabkan jahe ini dapat

    dimanfaatkan untuk melunakkan daging sebelum dimasak. Dalam ekstrak

  • 6

    Gambar 3. Rimpang Kunyit

    jahe mempunyai daya antioksidan yang dapat dimanfaatkan untuk

    mengawetkan minyak dan lemak.

    Komposisi kimia rimpang jahe mempengaruhi tingkat aroma dan rasa

    pedas pada jahe tersebut. Beberapa faktor yang mempegaruhi komposisi

    kimia rimpang jahe antara lain :

    Jenis

    Kondisi tanah

    Umur panen

    Cara budidaya

    Penanganan pasca panen

    Cara pengolahan

    Ekosistem tempat tanaman ditanam

    Rimpang jahe dapat dimanfaatkan sebagai:

    Bumbu masak

    Manisan

    Minuman

    Obat-obatan tradisional

    Bahan tambahan pada kue, puding dan makanan lainnya

    2. Kunyit (Curcuma domestica Val)

    Kunyit dikenal juga dengan nama

    kunir. Induk rimpang kunyit berbentuk

    bulat, silindris, membentuk rimpang-

    rimpang cabang yang banyak

    jumlahnya di kiri dan kanan. Rimpang

    kunyit rasanya agak pahit dan getir

    dengan bau khas. Kunyit mempunyai

    warna orange kecoklatan pada bagian kulit rimpang, sedang berwarna

    jingga terang atau agak kuning di bagian dalam rimpang.

    Daging rimpang kunyit

    mempunyai warna orange

    karena adanya kandungan

    minyak atsiri curcumin oil.

    Kadar minyak ini rata-rata 4-

    5%. Salah satu jenis kunyit

    Gambar 2. Tanaman Kunyit

  • 7

    dari luar negeri yang bernama Allepey dapat mengandung minyak ini

    hingga 6,5%. Dalam minyak curcumin mengandung 60% turmeronew dan

    zingiberene 25%. Curcumin ini mempunyai sifat-sifat sebagai berikut:

    Merupakan antioksidan dan antibakteri

    Digunakan sebagai zat pewarna masakan yaitu masakan daging,

    pewarna minyak, lemak, sup, asinan dsb.

    Di Indonesia, kunyit banyak dimanfaatkan untuk penyedap

    sekaligus pewarna masakan.

    Dalam rimpang kunyit mengandung:

    Glukosa 28%

    Fruktosa 12%

    Protein 8%

    Vitamin C

    Beberapa jenis mineral

    Kunyit dapat dimanfaatkan sebagai bumbu masak, pewarna dan obat

    tradisional serta bahan kosmetik tradisional.

    3. Temulawak (Curcuma xanthorrhiza)

    Induk rimpang temulawak berbertuk silindris, bulat, berbuku-buku,

    berdiameter sekitar 5 cm atau lebih dan panjangnya sekitar 10 cm. Induk

    rimpang membentuk cabang ke kiri dan ke kanan yang selanjutnya

    membentuk ranting dengan bentuk silindris, berwana kekuning-kuningan,

    kelabu dan mengkilap. Rimpang-rimpang ini mempunya bau yang harum

    dan tajam dengan rasa pahit dan agak pedas.

    Gambar 4. Tanaman dan Rimpang Temulawak

    Rimpang temulawak mengandung zat curcumin 1,4-4%. Dalam

    temulawak juga mempunyai kandungan minyak atsiri sekitar 7,3-29,5%.

  • 8

    Gambar 5. Kencur

    Beberapa jenis minyak atsiri yang terkandung tersebut seperti phellandreen

    dan kamfer. Temulawak mengandung karbohidrat sekitar 37.22-61%.

    Rimpang temulawak dapat digunakan sebagai :

    Bahan ramuan beberapa obat tradisional

    Makanan (lalapan), untuk temulawak yang masih muda

    Minuman, untuk temulawak yang sudah dikeringkan

    Bahan pewarna

    Patinya dapat digunakan untuk membuat beberapa macam

    makanan

    4. Kencur (Kaempferia galanga L.)

    Kencur membentuk rimpang yang

    kulitnya agak liat, licin dan berkilau

    serta berwarna coklat muda hingga

    tua. Induk rimpang berbentuk

    silindris. Sedangkan cabang/ranting

    rimpangnya semula berbentuk bulat

    hingga bulat telur dan akhirnya

    memanjang menjadi silindris. Kencur membentuk umbi akar. Umbi akar

    ini berbentuk bulat dengan bagian tengah berwarna putih sedang pada

    bagian pinggirnya berwarna coklat kekuningan. Rimpang-rimpangnya

    sebagian terletak di atas tanah sebagian lagi di dalam tanah.

    Dalam kencur mengandung:

    Pati (4,14 %),

    Mineral (13,73 %),

    penta dekaan, asam sinamat, etil ester, borneol, kamphene,

    paraeumarin, asam anisat, dan alkaloid.

    Umbi akar kencur dapat dimanfaatkan sebagai:

    Minuman, contoh beras kencur

    Kosmetik, seperti bedak

    Pembuatan ragi dan zat pewarna

    Bumbu dapur, lalapan atau pemberi aroma pada nasi

    Air perasannya dapat digunakan sebagai obat.

  • 9

    5. Temu Ireng (Curcuma aeruginosa Val)

    Rimpang temu ireng berwarna biru atau kelabu dan mempunyai

    banyak cabang. Temu ireng mempunyai rasa yang pahit.

    Gambar 6. Tanaman dan Rimpang Temu Ireng

    Dalam temu ireng terkandung:

    Pati 49,56%

    Air 10,38%

    Lemak 3,8%

    Protein 1%

    Minyak atsiri 0,52% yang sebagian besar terdiri dari -gualen dan

    kariofilen

    Rimpang temu ireng biasanya digunakan sebagai:

    Ramuan jamu tradisional

    Sumber pati pengganti ketela pohon dan jagung ketika musim

    paceklik.

    6. Temu Kunci (Kaemfeeria pandurata)

    Rimpang temu kunci berbentuk

    bulat panjang dengan diameter 2 cm

    atau lebih. Temu ireng ini

    mempunyai aroma harum yang khas.

    Dalam temu kunci terkandung

    minyak atsiri sebesar 1,2%. minyak

    atsiri tersebut sebagian besar terdiri

    Gambar 7. Temu Kunci

  • 10

    dari monoterpen, seskuiterpen dan senyawa turunan fenilpropana.

    Rimpang temu kunci dapat digunaan sebagai:

    Bumbu masakan

    Makanan (lalapan)

    7. Lengkuas/ Laos (Alpinie galanga)

    Lengkuas mempunyai warna merah atau putih dengan ukuran rimpang

    ada yang besar ada pula yang kecil. Rimpang lengkuas mempunyai aroma

    yang harum. Jika sudah terlalu tua rimpangnya menjadi berserat.

    Gambar 8. Lengkuas

    Dalam lengkuas terkandung 0,5 - 1 % minyak atsiri yang terdiri dari

    sesquiterpen hidrokarbon, sesquiterpen alkohol sebagai komponen utama.

    Minyak atsiri terdiri atas 5,6% sineol, 2,6% metilsinamat. Di samping itu

    terdapat pula eugenol, galangol (senyawa berasa pedas) dan gingerol

    walau jumlah relative kecil.

    Rimpang lengkuas dapat dimanfaatkan sebagai berikut:

    Pemberi aroma serta mengawetkan masakan

    Bahan pengempuk daging dan pewangi masakan, contoh pada

    masakan rendang, semur gudeg, sayur lodeh, rawon, opor, dan

    dendeng daging

    Bahan ramuan tradisional

  • 11

    2.5 Pengolahan Rempah-Rempah

    Salah satu jenis rempah-rempah yang banyak dilakukan pengolahan adalah

    jahe. Dalam proses pengolahan jahe, pengolahan bahan mentah menjadi bahan

    setengah jadi termasuk kandungan senyawa yang berperan dalam

    performansinya, harus tetap diperhatikan karena berkaitan dengan hasil akhir

    olahan. Setelah panen, rimpang harus segera dicuci dan dibersihkan dari tanah

    yang melekat.

    Dari jahe dapat dibuat berbagai produk yang sangat bermanfaat dalam

    menunjang industri obat tradisional, farmasi, kosmetik dan makanan/minuman.

    Ragam bentuk hasil olahannya, antara lain berupa simplisia, oleoresin, minyak

    atsiri dan serbuk. Berikut ini beberapa pengolahan jahe terpadu.

    Gambar 9. Beberapa Produk Olahan Jahe

    1. Bubuk Jahe

    Bubuk jahe merupakan komponen utama dalam resep bumbu kari.

    Disamping itu digunakan juga dalam perusahaan bir, brandi, dan anggur jahe.

    Dalam pembuatan bubuk jahe, bahan yang digunakan adalah jahe kering

    sempurna (kadar air sekitar 8-10 %). Bahan tersebut kemudian digiling halus

    dengan ukuran, sekitar 50-60 mesh dan dikemas dalam wadah yang kering.

    2. Jahe Segar

    Jahe segar merupakan jahe yang baru dipanen dan belum mengalami

    perubahan struktur maupun bentuknya. Setelah jahe dipanen dan dicuci

    dengan air penyemprot yang bertekanan, kemudian dihamparkan dan dikering

    anginkan pada hamparan dengan sirkulasi udara. Bila ditinjau dari segi umur

    dapat dikelompokkan atas dua macam jahe segar yaitu jahe segar tua dan jahe

    segar muda.

  • 12

    Jahe segar yang baru dipanen dengan garpu atau cangkul dan tidak

    merusak rimpang kemudian diangkut dengan peti kayu atau keranjang bambu

    ketempat pencucian sambil dijaga kelembabannya. Sampai ditempat

    pencucian jahe disemprot dengan bertekanan tinggi dengan tujuan

    membersihkan tanah yang menempel pada rimpang jahe tersebut, kemudian

    dikeringkan.

    3. Anggur Jahe

    Untuk pembuatan anggur jahe diperlukan bahan baku berupa jahe gajah,

    karena jenis ini mempunyai rasa yang tidak pedas, kandungan minyak atsiri

    yang rendah dan seratnya tidak terlalu kasar.

    Anggur adalah sejenis minuman beralkohol yang dibuat secara fermentasi

    dari sari buah-buahan. oleh sejenis ragi. Sari buah-buahan disini diganti sari

    jahe dengan penambahan gula kemudian difermentasi sampai kadar alkohol

    tertentu .

    4. Asinan jahe

    Dalam dunia perdagangan dikenal dua jenis asinan jahe, yaitu jahe asin

    China dan jahe asin Australia. Cara pengolahannya sederhana yang biasa

    dilakukan pengusaha di Indonesia adalah sebagai berikut:

    - Jahe segar dikuliti kemudian dipotong-potong menjadi ukuran 80-120 gr.

    - Jahe kemudian dicampur asam cuka dan garam dapur dengan

    perbandingan 78 % jahe segar, 2 % asam cuka dan 2 % garam dapur.

    - Setelah dicampur dibiarkan selama 15 hari.

    5. Jahe dalam sirup

    Jahe dan sirup bahan bakunya dapat berupa jahe asin yang dipindahkan

    dari larutan garam asam kemudian dicuci bersih atau dapat juga langsung

    dibuat dari jahe segar yang dinilai lebih ekonomis, adapun cara pembuatannya

    adalah:

    - Jahe segar dipotong-potong menurut ukuran yang ditetapkan, dikukus

    kemudian direbus dalam air mendidih 15 menit agar tingkat kepedasan

    jahe berkurang dan teksturnya menjadi lunak.

    - Jahe dicampur dengan gula dengan perbandingan 78 kg jahe dalam 60 kg

    gula. Lalu Ditambahkan air bersih secukupnya sehingga jahe terendam.

  • 13

    - Adonan dididihkan selama 45 menit, jahe dibiarkan terendam dalam

    larutan gula selama 2 (dua) hari agar larutan gula meresap kedalamnya.

    - Untuk kedua kalinya adonan dididihkan kembali selama 45 menit, setelah

    dingin dikemas untuk dipasarkan.

    6. Minyak Atsiri

    Minyak atsiri banyak digunakan dalam berbagai industri, seperti industri

    parfum, kosmetik, essence, farmasi dan flavoring agent. Biasanya, minyak

    atsiri yang berasal dari rempah digunakan sebagai flavoring agent makanan.

    Bahkan dewasa ini sedang dikembangkan penyembuhan penyakit dengan

    aromatheraphy, yaitu dengan menggunakan minyak atsiri yang berasal dari

    tanaman.

    Minyak atsiri yang disuling dari jahe berwarna bening sampai kuning tua

    bila bahan yang digunakan cukup kering. Lama penyulingan dapat

    berlangsung sekitar 10 15 jam, agar minyak dapat tersuling semua. Kadar

    minyak dari jahe sekitar 1,5 3 %.

    7. Oleoresin

    Oleoresin merupakan campuran resin dan minyak atsiri yang diperoleh

    dari ekstraksi dengan menggunakan pelarut organic. Jahe mengandung resin

    yang cukup tinggi sehingga bisa dibuat sebagai oleoresin. Keuntungan dari

    oleoresin adalah lebih higienis, dan mempunyai kekuatan lebih bila

    dibandingkan dengan bahan asalnya. Penggunaan oleoresin dalam industri

    lebih disukai, karena aromanya lebih tajam dan dapat menghemat biaya

    pengolahan.

    8. Simplisia

    Dalam Kodifikasi Peraturan Perundang-undangan Obat Tradisional,

    simplisia adalah bahan alamiah yang dipergunakan sebagai obat yang belum

    mengalami pengolahan apapun juga, kecuali dinyatakan lain, berupa bahan

    yang telah dikeringkan (Ditjen. POM, 1982). Pengeringan merupakan proses

    pengurangan kadar air sampai batas yang terbaik sekitar 8 10 %; karena

    pada tingkat kadar air tersebut, kemungkinan bahan cukup aman terhadap

    pencemaran, baik yang disebabkan oleh jamur ataupun insektisida. Ada

  • 14

    berbagai cara pengeringan, yaitu dengan penjemuran langsung, dianginkan

    ataupun dengan udara panas yang mengalir.

    Proses pembuatan simplisia pada prinsipnya meliputi tahap-tahap

    pencucian, pengecilan ukuran dan pengeringan. Pada tahap awal, rimpang

    dicuci (kadar air diperkirakan sekitar 85 90%), diiris-iris dengan ketebalan

    78 mm. Setelah dijemur atau kering ketebalan akan menjadi 56 mm dengan

    kehilangan berat sekitar 6 70% (kadar air sekitar 712%).

  • 15

    3. PENUTUP

    Rempah-rempah merupakan bagian dari tanaman yang mempunyai beragam

    manfaat. Penggunaan rempah-rempah sudah sejak dahulu kala dan pada zaman

    modern ini lebih dimanfaatkan secara lebih luas. Rempah-rempah yang banyak

    digunakan sebagai bahan tambahan atau penyedap makanan salah satu contohnya

    adalah lada. Rempah-rempah dapat pula digunakan sebagai bahan dasar produk-

    produk kecantikan seperti halnya dengan kunyit. Selain digunakan sebagai bahan

    tambahan makanan dan bahan dasar produk-produk kecantikan, rempah-rempah

    dapat pula digunakan sebagai bahan obat-obatan. Salah satu dari penggunaan

    rempah-rempah sebagai bahan obat-obatan adalah jahe yang dapat digunakan

    sebagai minuman penghangat tubuh.

    Berdasarkan bagian tanaman yang dimanfaatkan, rempah-rempah dapat

    diambil dari rimpangnya seperti jahe, dari kulit batang misalnya kayu manis dan

    yang berasal dari biji yaitu pala. Selain itu, rempah-rempah juga ada yang

    dimanfaatkan dari buah seperti merica. Bila dilihat secara fungsional, rempah-

    rempah dapat dibagi menjadi lima, yaitu rempah-rempah yang membuat pedas,

    rempah-rempah aromatic, yang dapat memberi warna, yang mengandung senyawa

    Cinamic aldehyde dan terdapat kandungan senyawa fenolik.

  • 16

    DAFTAR PUSTAKA

    Anonim. 2012. http://staff.unud.ac.id/~semadiantara/wp-content/uploads/2012/06/

    I.-REMPAH-REMPAH-DAN-HERBAL.pdf. diakses tanggal 31 Desember

    2013.

    Anonim. 2013. http://nurhidayat.lecture.ub.ac.id/files/2013/07/Rempah-rempah-

    dan-oleoresin.pdf. diakses tanggal 31 Desember 2013.

    Anonim. 2012. http://jelajahiptek.blogspot.com/2012/06/pengertian-tentang-

    bumbu-dan-rempah.html. diakses tanggal 31 Desember 2013.

    Anonim. 2013. http://tekpan.unimus.ac.id/wp-content/uploads/2013/07/

    PENGOLAHAN-REMPAH-REMPAH.pdf. diakses tanggal 14 Januari 2014.

    Anonim. 2012. http://lansida.blogspot.com/2012/10/temu-kunci.html. diakses

    tanggal 14 Januari 2014.

    Anonim. 2013. http://id.wikipedia.org/wiki/Kencur. diakses tanggal 14 Januari

    2014.

    Anonim. 2010. http://lansida.blogspot.com/2010/08/suku-zingiberaceae-sinonim-

    alpinia.html. diakses tanggal 14 Januari 2014.

    Anonim. 2014. http://kadin-indonesia.or.id/id/doc/UKM_Teknologi_Jahe.pdf

    diakses tanggal 17 Januari 2014

    Novidahlia, Noli. 2012. Handout Mata Kuliah Pengetahuan Bahan Pangan :

    Rempah-Rempah.

    Sutaryo, S. Broto, dkk. 1996. www.pustaka.litbang.deptan.go.id/bptpi/lengkap/

    IPTANA/fullteks/ApinMap/ApMap33.pdf. diakses tanggal 14 Januari 2014.