makalah_agama.docx

7
Aida Safitri 3311100036 Chalimi kaffa 1511100050 Rendy krisnanta putra 2411100035 Tania sylviana d 1511100042 2.1 Konsep Etika, Moral, dan Akhlak Secara substansial etika, moral, dan akhlak adalah sama, yakni ajaran tentang baik dan buruk perilaku manusiadalam hubungannya dengan Allah SWT, dengan sesama manusia, dan dengan alam sekitar. Yang membedakan ketiganya adalah ukuran atau dasar tentang baik dan buruk itu sendiri. Etika adalah ajaran tentang baik dan buruk dengan akal sebagai ukurannya. Moral adalah segala tingkah laku manusia yang baik maupun buruk yg berdasarkan pada tradisi yang berlaku di suatu masyarakat.Sedangkan akhlak adalah ajaran yang berbicara tentang baik dan buruk menggunakan wahyu Allah yang universal sebagai ukurannya. Etika adalah suatu tatanan perilaku berdasarkan suatu sistem tata nilai suatu masyarakat tertentu dan sering dikaitkan dengan filsafat. Moral berasal dari bahasa Latin yaitu mores yang berarti adat kebiasaan. Jika dibandingkan, maka etika lebih bersifat teoritis dan moral bersifat praktis. Moral bersifat khusus atau lokal dan etika bersifat umum. Kata akhlak merupakan bentuk dari kata khuluq, artinya tingkah laku, perangai, tabiat. Sedangkan menurut istilah, akhlak adalah daya kekuatan jiwa yang mendorong perbuatan dengan mudah dan spontan tanpa dipikirkan atau direnungkan.

Transcript of makalah_agama.docx

Aida Safitri 3311100036Chalimi kaffa 1511100050Rendy krisnanta putra 2411100035Tania sylviana d 1511100042

2.1 Konsep Etika, Moral, dan Akhlak

Secara substansial etika, moral, dan akhlak adalah sama, yakni ajaran tentang baik dan buruk perilaku manusiadalam hubungannya dengan Allah SWT, dengan sesama manusia, dan dengan alam sekitar. Yang membedakan ketiganya adalah ukuran atau dasar tentang baik dan buruk itu sendiri. Etika adalah ajaran tentang baik dan buruk dengan akal sebagai ukurannya. Moral adalah segala tingkah laku manusia yang baik maupun buruk yg berdasarkan pada tradisi yang berlaku di suatu masyarakat.Sedangkan akhlak adalah ajaran yang berbicara tentang baik dan buruk menggunakan wahyu Allah yang universal sebagai ukurannya.

Etika adalah suatu tatanan perilaku berdasarkan suatu sistem tata nilai suatu masyarakat tertentu dan sering dikaitkan dengan filsafat. Moral berasal dari bahasa Latin yaitu mores yang berarti adat kebiasaan. Jika dibandingkan, maka etika lebih bersifat teoritis dan moral bersifat praktis. Moral bersifat khusus atau lokal dan etika bersifat umum.

Kata akhlak merupakan bentuk dari kata khuluq, artinya tingkah laku, perangai, tabiat. Sedangkan menurut istilah, akhlak adalah daya kekuatan jiwa yang mendorong perbuatan dengan mudah dan spontan tanpa dipikirkan atau direnungkan.

Menurut Ibnu Miskawaih, akhlak adalah keadaan jiwa seseorang yang mendorongnya melakukan perbuatan-perbuatan tanpa melalui pertimbangan pikiran terlebih dahulu. Sedangkan menurut Al-Ghozali, akhlak adalah suatu sifat yang tertanam dalam jiwa akibat perbuatan-perbuatan yang dengan mudah terjadi tanpa memerlukan pertimbangan pikiran.

Dengan demikian, akhlak adalah sikap yang melekat dalam diri seseorang dan secara spontan terwujud lewat sikap dan perbuatan.

2.2 Kriteria Etika Islam (Akhlak)

Akhlak secara substansial adalah sifat hati, bisa baik atau buruk, yang tercermin dalam perilaku. Jika sifat hatinya baik maka yang tercermin adalah akhlak baik (akhlaq al-mahmudah), dan sebaliknya jika sifat hatinya buruk maka yang muncul adalah akhlak buruk (akhlaq al-madzmumah).

Menurut Ibnu Arabi, di dalam diri manusia ada tiga nafsu.1. Nafsu Syahwaniyah, adalah nafsu yang ada pada manusia dan hewan, cenderung pada kesenangan jasmaniyah. Jika nafsu ini tidak terkendali maka manusia menjadi tidak ada bedanya dengan hewan dan sikap hidupnya menjadi hedon.2. Nafsu Ghodlobiyah, nafsu ini juga da pada manusia dan binatang, namun cenderung pada amarah, merusak, senang menguasai, dan mengalahkan yang lain. Nafsu ini jika tidak terkendali jauh lebih bahaya daripada nafsu syahwaniyah karena dapat mengalahkan akal.3. Nafsu Nathiqah, inila nafsu yang membedakan manusia dengan binatang. Dengan nafsu ini manusia dapat berpikir dengan baik, berdzikir, memahami fenomena alam dan mengambil hikmah. Nafsu ini mambuat manusia dapat membedakan yang baik dan yang buruk.

Apabila manusia dapat memaksimalkan nafsu nathiqah dan mengendalikan nafsu syahwaniyah dan ghodlobiyah, maka ia akan menjadi manusia yang unggul dan mulia serta berakhlaq al karimah.

Dalam pandangan Islam, akhlak yang baik merupakan dorongan dari keimanan seseorang, sebab keimanan harus ditampilkan dalam perilaku nyata sehari-hari. Inilah yang menjadi misi diututsnya Rasul sebagaimana telah disabdakannya :

Aku hanya diutus untuk menyempurnakan akhlak manusia. (HR.Ahmad)

Secara umum dapat dikatakan bahwa akhlak yang baik pada dasarnya adalah akumulasi dari aqidah dan syariat yang bersatu secara utuh dalam diri seseorang. Apabila aqidah telah mendorong pelaksanaan syariat, akan lahir akhlak yang baik, atau dengan kata lain akhlak merupakan perilaku yang tampak apabila syariat Islam telah dilaksanakan berdasarkan aqidah.

2.3 Hubungan Tasawuf dengan AkhlakTasawuf adalah proses pendekatan diri kepada Allah dengan cara mensucikan hati (tashfiyat al-qalbi). Sedangkan, akhlak secara bahasa berasal dari kata artinya perangai, kebiasaan, watak, peradaban yang baik, agama. Kata akhlak sama dengan kata khuluq. Hati dan akhlak yang suci, tidak hanya bisa dekat dengan Allah tetapi juga dapat mengenal Allah (al-mariah).Menurut Nun al-Misri, ada tiga macam pengetahuan tentang Allah :Pengetahuan Awam yaitu Allah Esa dengan perantaraan kalimat syahadat.Pengetahuan Ulama yaitu Allah Esa menurut logika akal Pengetahuan Kaum Sufi yaitu Allah Esa dengan perantaraan hati sanubariTelah dijelaskan akhlak adalah watak, kebiasaan, dan perangai manusia. Jika hatinya bersih dan suci, yang akan terlihat adalah perbuatan/perilaku yang baik dan mulia ( al-akhlak al-karimah). Sedangkan, Tasawuf adalah menyucikan diri. Jadi, keduanya berhubungan erat.Metode penyucian hati dalam ilmu tasawuf :Ijtinabul Manhiyat yaitu menjauhi larangan-larangan AllahAdaul Wajibat yaitu melaksanakan kewajiban-kewajiban AllahAdaun Nafilat yaitu melaksanakan perintah-perintah AllahAr-Riyadloh yaitu latihan spiritual agar dapat istiqomah dalam, menjalankan seluruh ajaran agam Islam.

2.4 Indikator Manusia BerakhlakManusia berakhlak adalah manusia yang suci dan sehat hatinya, sedang manusia tidak berakhlak adalah manusia yang sakit hatinya dan ada nifaq (kemunafikan) di hatinya.Indikator manusia berakhlak (husn al-khuluq), kata Al-Ghazali, adalah tertanamnya iman dalam hatinya. Sebaliknya manusia yang tidak berakhlak (suu al-khuluq) adalah manusia yang ada nifaq di dalam hatinya. Nifaq artinya sikap mendua dalam Tuhan. Tidak ada kesesuaian antara hati dan perbuatan.Ahli Tasawuf mengemukakkan bahwa indicator manusia berakhlak, antara lainmemiliki budaya malu dalam berinteraksi dengan sesamanya, tidak menyakiti orang lain, banyak kebaikannya, benar dan jujur dalam ucapannya, hatinya selalu bersama Allah, sabar, tenang, tidak pendendam, dll.Di dalam Al-Quran banyak ditemukan cirri-ciri manusia berakhlak :Istiqomah atau konsekuen dalam pendirianSuka berbuat kebaikan Memenuhi amanah dan berbuat adilKreatif dan tawakkalDisiplin waktu dan produktifMelakukan sesuatu secara proposional dan harmonisDengan mengutip beberapa ayat Al Quran dan Hadits, selanjutnya Al-Ghazali mengemukakan tanda-tanda manusia beriman, diantaranya :a. Manusia beriman adalah manusia yang khusu dalam shalatnyab. Berpaling dari hal-hal yang tidak berguna (tidak ada faedahnya)c. Selalu kembali kepada Allahd. Mengabdi hanya kepada Allahe. Selalu memuji dan mengagungkan Allah f.Bergetar hatinya jika nama Allah disebutg. Berjalan di muka bumi dengan tawadhu dan tidak sombongh. Bersikap arif menghadapi orang-orang awami. Mencintai orang lain seperti ia mencintai dirinya sendirij.Menghormati tamuk. Menghargai dan menghormati tetanggal. Berbicara selalu baik, santun dan penuh maknam. Tidak banyak berbicara dan bersikap tenang dalam menghadapi segala persoalann. Tidak menyakiti orang lain baik dengan sikap maupun perbuatan

2.5 Akhlak dan Aktualisasinya dalam KehidupanAktualisasi akhlak adalah bagaimana seseorang dapat mengimplementasikan iman dan mengaplikasikannya dalam tingkah laku sehari-hari. Seperti contoh di bawah ini :

Akhlak terhadap AllahBeribadah kepada Allah, yaitu melaksanakan perintah Allah untuk menyembah-Nya sesuai dengan perintah-Nya. Seorang muslim beribadah membuktikan ketundukkan terhadap perintah Allah.Berzikir kepada Allah, yaitu mengingat Allah dalam berbagai situasi dan kondisi, baik diucapkan dengan mulut maupun dalam hati. Berzikir kepada Allah melahirkan ketenangan dan ketentramanhati.Berdoa kepada Allah, yaitu memohon apa saja kepada Allah. Doa merupakan inti ibadah, karena ia merupakan pengakuan akan keterbatasan dan ketidakmampuan manusia, sekaligus pengakuan akan kemahakuasaan Allah terhadap segala sesuatu. Kekuatan doa dalam ajaran Islam sangat luar biasa, karena ia mampu menembus kekuatan akal manusia. Oleh karena itu berusaha dan berdoa merupakan dua sisi tugas hidup manusia yang bersatu secara utuh dalam aktifitas hidup setiap muslim.Orang yang tidak pernah berdoa adalah orang yang tidak menerima keterbatasan dirinya sebagai manusia karena itu dipandang sebagai orang yang sombong suatu perilaku yang tidak disukai Allah.Tawakal kepada Allah, yaitu berserah diri sepenuhnya kepada Allah dan menunggu hasil pekerjaan atau menanti akibat dari suatu keadaan.Tawaduk kepada Allah, yaitu rendah hati di hadapan Allah. Mengakui bahwa dirinya rendah dan hina di hadapan Allah Yang Maha Kuasa, oleh karena itu tidak layak kalau hidup dengan angkuh dan sombong, tidak mau memaafkan orang lain, dan pamrih dalam melaksanakan ibadah kepada Allah.Akhlak terhadap RasulullahMengikuti atau menjalankan sunahnyaMeneladani akhlaknyaBershalawat kepadanyaAkhlak terhadap diri sendiriSikap sabarSikap syukurSikap amanah dan jujurSikap tawadluAkhlak terhadap keluargaBerbakti pada kedua orang tuaMemelihara keturunanAkhlak terhadap sesama manusiaTaawunMerajut Ukhuwah atau persaudaraanSuka memaafkan kesalahan orang lainMenepati janji