Makalah Tsunami
-
Upload
ferumferdi -
Category
Documents
-
view
535 -
download
0
Transcript of Makalah Tsunami
BAB I
PENDAHULUAN
Tsunami adalah bencana alam yang dapat kita ketahui namun tidak dapat kita
prediksi dampaknya. Indonesia pernah mengalami bencana terburuk bencana tsunami
di Aceh tahun 2004.
Informasi akan bencana tsunami sangat diperlukan oleh masyarakat. Badan
Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika dalam lamannya di bmkg.co.id maupun di
akun twitternya selalu menginformasikan bencana alam terkini maupun prakiraan
cuaca di wilayah Indonesia. Peringatan potensi tsunami salah satunya.
Ada beberapa macam tingkat ancaman tsunami yang perlu diketahui. Di
antaranya adalah status WASPADA (Advisory) yang menginformasikan bahwa
ketinggian gelombang tsunami di laut kurang dari 0,5 meter. Saat status tersebut
keluar Pemerintah Provinsi/Kabupaten/Kota yang berada pada status 'Waspada',
diharap segera mengarahkan masyarakat untuk menjauhi pantai dan tepian sungai.
Selain itu ada status SIAGA (Warning). Gelombang tsunami pada tingkatan
tersebut berada di ketinggian 0,5-3 meter. Pemerintah setempat berada pada status
Siaga diharapkan segera mengarahkan masyarakat untuk melakukan evakuasi.
Sedangkan level paling tinggi adalah AWAS (Major warning). Gelombang
tsunami pada tingkatan tersebut berada di ketinggian lebih dari 3 meter. Pemerintah
setempat diharapkan segera mengarahkan masyarakat untuk melakukan evakuasi
secara menyeluruh.
Bercermin ke bencana tsunami Aceh yang merenggut ratusan ribu jiwa dan
terakhir bencana tsunami Mentawai di tahun 2010 yang merenggut ratusan jiwa, kita
bisa mencegah jatuhnya korban jiwa dengan memperoleh informasi tentang ancaman
tsunami dari BMKG maupun pada situs informasi tertentu seperti ptwc.weather.gov
maupun usgs.gov agar peringatan dini dapat kita peroleh sebelum bencana terjadi.
1
BAB II
PEMBAHASAN
2.1. Pengertian Tsunami
Tsunami adalah gelombang laut yang terjadi karena adanya gangguan impulsif
pada laut. Gangguan impulsif tersebut terjadi akibat adanya perubahan bentuk dasar
laut secara tiba-tiba dalam arah vertikal atau dalam arah horizontal. Perubahan
tersebut disebabkan oleh tiga sumber utama, yaitu gempa tektonik, letusan gunung
api, atau longsoran yang terjadi di dasar laut. Dari ketiga sumber tersebut, di
Indonesia gempa merupakan penyebab utama (BMKG, 2010).
Karena tsunami sering terjadi di negara jepang, untuk itulah asal katanya dari
negara tersebut. Berdasarkan catatan sejarah di Jepang telah terjadi tsunami kurang
lebih sebanyak 195 kali.
Tsunami merupakan perpindahan badan air yang disebabkan oleh perubahan
permukaan laut secara vertikal dengan tiba-tiba. Gerakan vertikal pada kerak bumi
yang terjadi, dapat mengakibatkan dasar laut naik atau turun secara tiba-tiba, yang
mengakibatkan gangguan keseimbangan air yang berada di atasnya. Hal ini
mengakibatkan terjadinya aliran energi air laut, yang ketika sampai di pantai menjadi
gelombang besar sehingga terjadilah tsunami.
Kecepatan gelombang tsunami tergantung pada kedalaman laut di mana
gelombang terjadi, dimana kecepatannya bisa mencapai ratusan kilometer per jam.
Bila tsunami mencapai pantai, kecepatannya akan menjadi kurang lebih 50 km/jam
dan energinya sangat merusak daerah pantai yang dilaluinya. Di tengah laut tinggi
gelombang tsunami hanya beberapa cm hingga beberapa meter, namun saat
mencapai pantai tinggi gelombangnya bisa mencapai puluhan meter karena terjadi
penumpukan masa air. Saat mencapai pantai tsunami akan merayap masuk daratan
jauh dari garis pantai dengan jangkauan mencapai beberapa ratus meter bahkan bisa
beberapa kilometer.
2
Gerakan vertikal ini dapat terjadi pada patahan bumi atau sesar. Gempa bumi
juga banyak terjadi di daerah subduksi, dimana lempeng samudera menelusup ke
bawah lempeng benua.
Tanah longsor yang terjadi di dasar laut serta runtuhan gunung api juga dapat
mengakibatkan gangguan air laut yang dapat menghasilkan tsunami. Gempa yang
menyebabkan gerakan tegak lurus lapisan bumi. Akibatnya, dasar laut naik-turun
secara tiba-tiba sehingga keseimbangan air laut yang berada di atasnya terganggu.
Demikian pula halnya dengan benda kosmis atau meteor yang jatuh dari atas. Jika
ukuran meteor atau longsor ini cukup besar, dapat terjadi megatsunami yang
tingginya mencapai ratusan meter.
Dampak negatif yang diakibatkan tsunami adalah merusak apa saja yang
dilaluinya. Bangunan, tumbuh-tumbuhan, dan mengakibatkan korban jiwa manusia
serta menyebabkan genangan, pencemaran air asin lahan pertanian, tanah, dan air
bersih.
Tinggi tsunami pada saat mendekati pantai akan mengalami perbesaran karena
adanya penumpukan massa air akibat adanya penurunan kesempatan penjalaran.
Tinggi tsunami yang ada di laut dalam hanya sekitar 1 - 2 meter, saat mendekati
pantai dapat mencapai tinggi puluhan meter. Tinggi diantaranya sangat ditentukan
oleh karakteristik sumber pembangkit tsunami, morfologi dasar laut, serta bentuk
pantai. Tinggi tsunami hasil survey satgas ITB diantaranya Banda Aceh 6 -12 meter,
Lhoknga sekitar 15 - 20 meter, dan Meulaboh sekitar 8- 16 meter. Kerusakan yang
diakibatkan tsunami biasanya disebabkan oleh dua penyebab utama, yaitu (a)
terjangan gelombang tsunami, dan (b) kombinasi akibat goncangan gempa dan
terjangan gelombang tsunami.
3
2.2. Penyebab Terjadinya Tsunami
Tsunami merupakan perpindahan badan air yang disebabkan oleh perubahan
permukaan laut secara vertikal dengan tiba-tiba. Perubahan permukaan laut tersebut
bisa disebabkan antara lain oleh :
gempa bumi yang berpusat di bawah laut,
letusan gunung berapi bawah laut,
longsor bawah laut,
atau dapat juga karena hantaman meteor dari angkasa yang jatuh ke laut.
Gelombang ombak yang terjadi dapat merambat ke segala arah. Tenaga yang
dikandung dalam gelombang tsunami adalah tetap terhadap fungsi ketinggian dan
kelajuannya. Di laut dalam, gelombang tsunami dapat merambat dengan kecepatan
500 sampai dengan 1000 km per jam, kecepatan yang setara dengan kecepatan
pesawat terbang. Ketinggian gelombang di laut dalam hanya sekitar 1 meter. Dengan
demikian, laju gelombang tidak terasa oleh kapal yang sedang berada di tengah laut.
Ketika mendekati pantai, kecepatan gelombang tsunami menurun hingga sekitar 30
km per jam, namun ketinggiannya sudah meningkat hingga mencapai puluhan meter.
Hantaman gelombang Tsunami bisa masuk hingga puluhan kilometer dari bibir
pantai. Kerusakan dan korban jiwa yang terjadi karena Tsunami bisa diakibatkan
karena hantaman air maupun material yang terbawa oleh aliran gelombang tsunami.
Gelombang tsunami yang terjadi akibat deformasi di dasar laut memiliki
karakteristik sebagai berikut:
• Memiliki panjang gelombang sekitar 100-200 km atau lebih.
• Memiliki perioda 10-60 menit
• Kecepatan perambatan gelombang bergantung pada kedalaman dasar laut.
dimana :
v = kecepatan gelombang ;
g = percepatan gravitasi ;
h = kedalaman laut
4
5
2.3. Perbedaan Ombak Biasa dan Gelombang Badai dengan Tsunami
Perilaku gelombang tsunami sangat berbeda dari ombak laut biasa. Gelombang
tsunami bergerak dengan kecepatan tinggi dan dapat merambat lintas-samudera
dengan sedikit energi berkurang. Tsunami dapat menerjang wilayah yang berjarak
ribuan kilometer dari sumbernya, sehingga mungkin ada selisih waktu beberapa jam
antara terciptanya gelombang ini dengan bencana yang ditimbulkannya di pantai.
Waktu perambatan gelombang tsunami lebih lama dari waktu yang diperlukan
oleh gelombang seismik untuk mencapai tempat yang sama. Periode tsunami cukup
bervariasi, mulai dari 2 menit hingga lebih dari 1 jam. Panjang gelombangnya sangat
besar, antara 100-200 km. Bandingkan dengan ombak laut biasa di pantai selancar
(surfing) yang mungkin hanya memiliki periode 10 detik dan panjang gelombang
150 meter. Karena itulah pada saat masih di tengah laut, gelombang tsunami hampir
tidak nampak dan hanya terasa seperti ayunan air saja. Berikut ini merupakan
perbandingan gelombang tsunami dan ombak laut biasa :
Perbedaan gelombang badai dengan tsunami
Gelombang badai menerjang pantai dalam bentuk arus melingkar dan tidak membanjiri daerah yang lebih tinggi.
Tsunami menerjang pantai dalam bentuk arus lurus, bagai tembok air, dengan kecepatan tinggi dan masuk jauh ke daratan.
Dengan bentuk gelombang demikian, maka tsunami sulit dihadang, terutama dengan ketinggiannya yang mencapai belasan meter dan kecepatan ratusan kilometer per jam.
6
BAB IV
PENUTUP
4. 1. Kesimpulan
1. Tsunami adalah gelombang laut yang terjadi karena adanya gangguan impulsif
pada laut. Gangguan impulsif tersebut terjadi akibat adanya perubahan bentuk
dasar laut secara tiba-tiba dalam arah vertikal atau dalam arah horizontal.
2. Tsunami merupakan perpindahan badan air yang disebabkan oleh perubahan
permukaan laut secara vertikal dengan tiba-tiba. Perubahan permukaan laut
tersebut bisa disebabkan antara lain oleh :
gempa bumi yang berpusat di bawah laut,
letusan gunung berapi bawah laut,
longsor bawah laut,
atau dapat juga karena hantaman meteor dari angkasa yang jatuh ke laut.
3. Informasi akan bencana tsunami sangat diperlukan oleh masyarakat. Badan
Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika dalam lamannya di bmkg.co.id maupun
di akun twitternya selalu menginformasikan bencana alam terkini maupun
prakiraan cuaca di wilayah Indonesia. Peringatan potensi tsunami salah satunya.
4. 2. Saran
Ada baiknya senantiasa waspada akan segala macam bencana besar yang
dapat menimpa termasuk tsunami. Selain itu setelah gempa kemudian terjadi
kepanikan sebaiknya kita tidak langsung percaya jika terdapat isu akan
terjadinya tsunami. Menanyakan kepada yang lebih paham seperti BMKG
adalah langkah yang lebih baik.
7
DAFTAR PUSTAKA
Ridwana, Vicky. 2012. Pengertian Stunami dan Sebab Terjadinya.
http://ridwanaz.com/umum/geografi/sebab-terjadinya-tsunami-pengertian-
tsunami-foto-video/ (Diakses pada tanggal 06-10-12)
Pusat Informasi Bencana Aceh (PIBA). 2012. Proses Terjadinya Tsunami.
http://piba.tdmrc.org/content/proses-terjadinya-tsunami (Diakses pada
tanggal 06-10-12)
KESDM. 2010. Pengenalan Tsunami. Kementrian Energi dan Sumber Daya Mineral.
(Ebook)
Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG). 2012. Apa itu Tsunami.
http://inatews.bmkg.go.id/tentang_tsunami.php (Diakses pada tanggal 06-10-
12)
Sumber Gambar :
http://duniatehnikku.wordpress.com/2011/03/15/proses-terjadinya-tsunami/
8