MAKALAH TOKSIN DINOFLAGELLATA

16
TUGAS PRODUK ALAMI TOKSIN DINOFLAGELLATA Dosen: Dr. Tiah Rachmatiah, M.si, Apt. Anggota Kelompok: Galista Rasyid 12334001 Agenda Apriana 12334006 Ambarini Juniawati 12334019 Yohana Basaria 12334021 Listya Cindy 12334030 Citra Yuditha F. 12334032 PROGRAM STUDI FARMASI FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM INSTITUT SAINS DAN TEKNOLOGI NASIONAL JAKARTA 2015

description

makalah

Transcript of MAKALAH TOKSIN DINOFLAGELLATA

Page 1: MAKALAH TOKSIN DINOFLAGELLATA

TUGAS PRODUK ALAMI

TOKSIN DINOFLAGELLATA

Dosen: Dr. Tiah Rachmatiah, M.si, Apt.

Anggota Kelompok:

Galista Rasyid 12334001

Agenda Apriana 12334006

Ambarini Juniawati 12334019

Yohana Basaria 12334021

Listya Cindy 12334030

Citra Yuditha F. 12334032

PROGRAM STUDI FARMASI

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

INSTITUT SAINS DAN TEKNOLOGI NASIONAL JAKARTA

2015

Page 2: MAKALAH TOKSIN DINOFLAGELLATA

KATA PENGANTAR

Penyusun mengucapkan puji dan syukur kehadirat Allah SWT sehingga Penyusun dapat

menyelesaikan makalah Toksin Dinoflagellata tepat pada waktunya. Makalah ini merupakan

hasil dari materi yang sedang dipelajari di mata kuliah produk alami.

Penyusun ingin mengucapkan terima kasih kepada Ibu Tiah Rachmatiah, selaku dosen

mata kuliah produk alami sehingga Penyusun dapat menyelesaikan makalah ini.

Tak ada gading yang tak retak, demikian isi sebuah peribahasa Indonesia. Penyusun

menyadari bahwa masih terdapat kekurangan pada makalah ini, baik dalam penulisan

maupun penyajiannya. Penyusun masih membuka pintu kritik dan saran yang sifatnya

membangun untuk memperbaiki makalah di masa yang akan datang.

Penyusun amat berharap kepada pembaca makalah ini agar makalah ini bermanfaat bagi

Penyusun khususnya dan Pembaca pada umumnya.

Penulis

Oktober 2015

DAFTAR ISI

2

Page 3: MAKALAH TOKSIN DINOFLAGELLATA

KATA PENGANTAR................................................................................................................i

DAFTAR ISI..............................................................................................................................ii

BAB I.........................................................................................................................................1

PENDAHULUAN......................................................................................................................1

A. Latar Belakang.............................................................................................................1

B. Tujuan..........................................................................................................................2

C. Manfaat........................................................................................................................2

BAB II........................................................................................................................................3

PEMBAHASAN........................................................................................................................3

A. Dinoflagellata..............................................................................................................3

B. Klasifikasi Dinoflagellata............................................................................................4

C. Toksisitas Dinoflagellata.............................................................................................5

D. Macam-Macam Toksin Dinoflagellata........................................................................6

E. Fenomena Dinoflagellata.............................................................................................6

KESIMPULAN..........................................................................................................................8

DAFTAR PUSTAKA................................................................................................................9

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

3

Page 4: MAKALAH TOKSIN DINOFLAGELLATA

Flagellata dalam bahasa Latin diambil dari kata  flagell yang berarti cambuk. Ciri khas

dari kelas flagellata ini adalah alat geraknya yang berupa cambuk getar (Sudewa, 2010).

Selain berfungsi sebagai alat gerak, flagel juga dapat digunakan untuk mengetahui

keadaan lingkungannya atau dapat juga digunakan sebagai alat indera karena mengandung

sel-sel reseptor di permukaan flagel dan alat bantu untuk menangkap makanan (Haeckel’s,

1904 dalam Verda, 2010).

Flagelata memiliki 1 inti atau lebih dari 1 inti dan alat pergerakan (alat neuromotor)

yang terdiri dari kinetoplas dan flagel. Kinetoplas terdiri dari blefaroplas, kadang-kadang

ada benda parabasal. Aksonema merupakan bagian flagel yang terdapat di dalam badan

parasit. Kadang-kadang ada struktur yang nampak sebagai satu garis mulai dari anterior

sampai ke posterior yang disebut aksostil. Di samping badan parasit terdapat membran

bergelombang dan kosta yang merupakan dasarnya. Beberapa spesies flagelata

mempunyai sitostoma (Margono, 1998). Berdasarkan struktur morfologinya, Flagellata

dibedakan menjadi dua kelompok besar, yaitu Fitoflagellata dan Zooflagellata.

Fitoflagellata merupakan kelompok flagellata yang memiliki ciri seperti tumbuhan,

sedangkan Zooflagellata merupakan kelompok flagellata yang memiliki ciri seperti hewan

(Roger, 1988).

Dinoflagellata ditemukan hidup sebagai organisme planktonik dan organisme epibentik.

Dinoflagellata epibentik dapat bersifat epifitik (yang berasosiasi dengan lamun dan

makroalga) atau bentik (menempel di pecahan atau puing karang, pasir dan detritus) (Vila

dkk.,2001). Dinoflagellata epibentik umumnya memiliki kemampuan untuk memproduksi

senyawa bioaktif, termasuk senyawa yang dapat mengontaminasi berbagai biota laut

(Graham and Wilcox, 2000). Dinoflagellata epibentik yang bersifat toksik dapat hidup di

berbagai macam substrat seperti makroalga, lamun, pecahan karang dan sedimen

(Steidinger and Baden, 1984; Vila dkk., 2001).

Toksin yang dihasilkan oleh Dinoflagellata epibentik adalah Ciguatoxin, yang dapat

menyebabkan Ciguatera Fish Poisoning (CFP) atau ciguatera. Ciguatera adalah gejala

keracunan yang dialami oleh manusia maupun hewan mamalia lain, yang umumnya

dialami setelah mengonsumsi berbagai macam ikan-ikan laut tropis yang berasosiasi

dengan terumbu karang (Randall,1958 in de Sylva, 1994). Gangguan yang ditimbulkan

dari CFP antara lain gangguan saluran pencernaan akut dan gangguan sistem syaraf

(Anderson dkk., 2001).

4

Page 5: MAKALAH TOKSIN DINOFLAGELLATA

Toksin tersebut masuk melalui rantai makanan dimana Dinoflagellata epibentik toksik

yang menempel pada substrat makroalga atau lamun akan dikonsumsi oleh ikan herbivora

yang memakan substrat tersebut, kemudian ikan herbivore dikonsumsi oleh ikan

karnivora. Toksin tersebut kemudian akan terakumulasi pada ikan karnivora (De Sylva,

1994; Fraga dkk., 2012). Telah dilaporkan Penelitian mengenai Dinoflagellata epibentik

yang berpotensi toksik di Pulau Penjaliran Barat (Widiarti, 2002), Pulau Pramuka, Pulau

Semak Daun, Pulau Pari, Pulau Air (Widiarti, 2011), Pulau Harapan (Widiarti, 2014).

Telah ditemukan 7 spesies Dinoflagellata bentik toksik penyebab CFP di Pulau

Harapan, Kepulauan Seribu, yaitu Amphidinium sp., Ostreopsis ovata, O. siamensis,

Gambierdiscus toxicus, Prorocentrum concavum, P. lima,dan P. rhatymum (Widiarti, dkk,

2014).

B. Tujuan

1. Untuk mengetahui organisme Dinoflagellata.

2. Untuk mengetahui tipe toksisitas Dinoflagellata.

3. Untuk mengetahui macam-macam toksin Dinoflagellata.

C. Manfaat

Kajian mengenai Flagellata ini memiliki banyak manfaat bagi semua pihak yang

membaca, antara lain:

1. Bagi mahasiswa, yaitu menambah wawasan dan pengetahuan mengenai Flagellata.

Memperdalam pemahaman mengenai dinoflagellata.

2. Bagi masyarakat, yaitu menambah pengetahuan tentang hewan yang berukuran mikro

tetapi memiliki peranan vital di lingkungan perairan.

5

Page 6: MAKALAH TOKSIN DINOFLAGELLATA

BAB II

PEMBAHASAN

A. Dinoflagellata

Pada tahun  1753, para dinoflagellata modern pertama kali dijelaskan oleh Henry Baker

sebagai "animalcules yang menyebabkan Cahaya di dalam Air Laut", dan dinamai oleh

Otto Friedrich Müller pada 1773.  Istilah ini berasal dari kata Yunani δῖνος (dinosaurus ),

yang berarti 'berputar', dan Latin flagellum, istilah kecil untuk cambuk.

Pada tahun 1830-an, para microscopist Jerman Christian Gottfried Ehrenberg

memeriksa banyak air dan sampel plankton dan  dinoflagellata yang diusulkan

beberapa  masih digunakan saat ini termasuk Peridinium, Prorocentrum dan Dinophysis.

Dinoflagellata yang sama pertama kali didefinisikan oleh Otto Bütschli pada 1885

sebagai urutan Dinoflagellida flagellata. Botani  memperlakukan mereka sebagai sebuah

divisi dari ganggang, bernama Pyrrophyta  Dinoflagellata adalah protista yang telah

diklasifikasikan menggunakan kedua Kode Internasional Nomenklatur Botani (ICBN) dan

Kode Internasional Nomenklatur Zoological (ICZN). Sekitar setengah dari spesies hidup

dinoflagellata yang autotrop memiliki kloroplas dan setengah heterotrop non-

photosinthesis.

Sebagian besar dinoflagellata memiliki dinokaryon. Dinoflagellata dengan dinokaryon

yang diklasifikasikan dalam Dinokaryota, sementara dinoflagellata tanpa dinokaryon yang

diklasifikasikan dalam Syndiniales. Meski tergolong eukariota, inti dinoflagellata tidak

bersifat eukariotik, karena mereka tidak memiliki histon, nukleosom dan mempertahankan

kromosom terus kental selama mitosis.

Pyrrophyta atau lebih dikenal sebagai Dinophyceae atau Dinoflagellata, termasuk

organisme uniselular biflagellata, yang membentuk komponen penting di perairan laut, air

payau, dan air tawar. Pertambahan bentuk flagellate sebagai peningkatan ekspresi terhadap

habitatnya, bentuknya seperti coccoid, filamentous, palmelloid dan kelompok amoboid.

Variasi morfologi tersebut terjadi karena keanekaragaman nutrisi pada tiap-tiap habitat.

Warna kemerahan pada dinoflagellata disebabkan pigmen yang benama piridinin,

selain itu divisi ini mempunyai klorofil a dan klorofil c, β karoten, xantofil, neoperidinin,

dinoxantin, neodinoxantin, dan diatoxanthin. Cadangan makanannya berupa amilum.

6

Page 7: MAKALAH TOKSIN DINOFLAGELLATA

Organisme ini mempunyai dua tipe dinding sell, dinnoflagellata telanjang (Noctiluca sp.)

mempunyai dinding yang halus dan fleksibel, dan yang lain tersusun dari lapisan selulosa,

kebanyakan dinoflagellata mempunyai 2 flagel sebagai alat pergerakkan. Berdasarkan

pementukan makanan dinnoflagellata  di bagi menjadi heterotrofik dan autotrofik, dan

terkadang mempunyai sifat keduanya.  Ada yang Bergerak dan tidak, Bereproduksi secara

seksual dan aseksual.

Seperti organisme bersel tunggal lainnya, dinnoflagellata menunjukan sifat prokariotik

dan eukariotik, terkadang dinnoflagellata dikelompokkan zoologist sebagai protozoa, dan

terkadang dimasukkan para botanist ke dalam alga, dinnoflagellata menggabungkan kedua

sifat tersebut dan menjadi organism paling sukses bertahan hidup di bumi. Bagaimanapun,

dengan keunggulannya, dinnoflagellata tumbuh dengan lambat.

B. Klasifikasi Dinoflagellata

Pyrrophyta (Alga Api)

Name : Dinoflagellates

Class : Dinoflagellata, Dinophyceae 

Phylum : Dinophyta

Order : Gonyaulacales

Species : Gonyaulax balechii

Gambar 1. Gonyaulax

Gonyaulax menyebabkan kerusakan pada industri utama. Gonyaulax merupakan salah

satu dinoflagellata bertanggung jawab untuk munculnya pasang merah. Selama pasang

merah, banyak ikan, ikan paus, manatee, dan pantai burung telah mati dalam jumlah besar

7

Page 8: MAKALAH TOKSIN DINOFLAGELLATA

karena kondisi anoxic dihasilkan oleh dinoflagellata mekar. Gonyaulax racun dari hewan

laut juga dapat langsung beracun di bagian atas piramida makanan. Gonyaulax merupakan

produsen utama dalam jaringan makanan.

C. Toksisitas Dinoflagellata

Mayoritas dari dinoflagellata berasal dari lautan, tetapi ada beberapa ratus spesies yang

lain yang berada di air segar. Dinoflagelata adalah komponen yang penting dari plankton,

khususnya pada kondisi hangat sebagai penambahan, beberapa spesies adalah benthic atau

terjadi dalam peristiwa simbiotik, dinoflagellata memiliki variasi nutrisi yang besar, dari

ragenututropik ke bentuk heterotropik yang mana terdapat juga intevertebrata parasit dan

ikan atau alga phagocytiza yang lain. Dinoflagelata yang memiliki sistem fotosintesis dan

membutuhkan vitamin disebut autotropi dan yang membutuhkan energi disebut heterotrop.

Pertumbuhan yang cepat dari plankton dinoflagelata mungkin akan menghasilkan warna

coklat atau merah perubahan wama air disebut red tides. Red tides biasanya terjadi pada

air pesisir pantai dan muara.

Beberapa dinoflagelata menghasilkan red tides adalah luminescent Spesics lain

mungkin mengandung racun yang dapat dilepaskan ke dalam air atau terakumulasi dalam

rantai makanan. Dalam beberapa kasus, racun dapat menyebabkan kematian ikan atau

menyeliabkan keracunan manusia yang makan makanan yang terkontaminasi oleh

moluska atau ikan.

Dari 20 jenis algae penyebab ikan mati, 17 di antaranya pernah ditemukan di Teluk

Jakarta. Tiga di antaranya yang ditemukan di perairan di utara Jakarta adalah jenis

Dinophysis spp, Alexandrium spp, dan Pseudonitschia spp. seseorang yang mengonsumsi

kerang yang mengandung algae jenis Alexandrium spp, dapat terkena kanker hati paralytic

shellfish poisoning (PSP). Jenis racunnya disebut saxitoxin. Berdasarkan penelitian yang

pernah diterapkan pada tikus, racun saxitoxin berdaya bunuh 1.100 kali dibandingkan

sianida, sedangkan bisa ular kobra "hanya" berdaya bunuh 500 kali. Sedangkan daya

bunuh tertinggi terdapat pada algae Gambierdiscus toxicus dengan meitotoxin-nya yang

berdaya bunuh 22.000 kali.

Hanya sedikit dinoflagellata (diperkirakan 20 spesies) adalah racun (Steiding r, 1983;

Steidinger and Baden 1984; Taylor, 1985). Biasanya masing-masing spesies membentuk

campuran racun yang berbeda. Racun yung utama adalah saxitoxin dan itu dihasilkan oleh

8

Page 9: MAKALAH TOKSIN DINOFLAGELLATA

Alexandrium, brevetoxin dihasilkan oleh Ptychodiscus, dan ciguatoxin dihasilkan oleh

Gauabierdiscus. Keracunan manusia biasanya terjadi setelah memakan Ikan atau moluska

yang mengakumulasi racun yang memakan dinoflagelata.

D. Macam-Macam Toksin Dinoflagellata

Kecepatan pertumbuhan populasi ganggang api dipengaruhi oleh suhu, kadar garam

dan nutrisi, serta kedalaman air laut. Pada musim tertentu, terjadi putaran arus dari bawah

laut yang menyebabkan terangkatnya nutrisi dari dasar laut ke permukaan. Hal tersebut

menyebabkan populasi Pyrrophyta yang melimpah (blooming) dan timbul pasang merah

(red tide) di laut. Pasang merah berbahaya bagi organisme laut dan manusia karena

ganggang api tersebut menghasiikan racun. Jenis-jenis ganggang api penghasil racun

antara lain sebagai berikut:

1. Pfiesteria menghasilkan racun yang menyebabkan kerusakan sistem saraf

(neurotoksin). Neurotoksin dapat menyebabkan kematian ikan, udang, kepiting, dan

burung. Manusia akan mengalami gangguan kesehatan apabila mengonsumsi produk

laut yang terkontaminasi neurotoksin.

2. Gymnodinium breve menghasilkan racun brevetoksin atau gymnocyn A yang

menyebabkan keracunan A yang menyebabkan keracunan dengan gejala pusing, mual,

muntah, dan ataksia (gangguan koordinasi gerakan otot).

3. Lingulodium polyedrum dan Gonyaulax menghasilkan racun saksitoksin yang dapat

menyebabkan muntah, diare, hingga hilangnya koordinasi tubuh jika dikonsumsi

manusia.

4. Gambierdiscus toxicus menghasilkan ciguatoksin.

Namun ada spesies ganggang api yang tidak meng hasilkan racun, misalnya Noctiluca

scintillans dan Ceratium hirundinella.

E. Fenomena Dinoflagellata

Dinoflagellata dalam jumlah yang kecil sebagai penyusun komunitas plankton laut,

tetapi lebih melimpah di perairan tawar. Fenonema menarik yang dihasilkan oleh

Pyrrophyta adalah kemampuan bioluminescence (emisi cahaya oleh organisme), seperti

yang dihasilkan oleh Noctilua, Gonyaulax, Pyrrocytis, Pyrodinium dan Peridinium

sehingga menyebabkan laut tampak bercahaya pada malam hari. Fenomena lainnya

9

Page 10: MAKALAH TOKSIN DINOFLAGELLATA

adalah pasang merah (red tide) yaitu blooming Pyrrophyta dengan 1- 20 juta sel per liter.

Red tide dapat menyebabkan:

1. Kematian ikan dan invertebrata, jika yang blooming adalah Ptychodiscus brevis,

Prorocentrum dan Gymnodinium breve.

2. Kematian invertebrata jika yang blooming adalah Gonyaulax, Ceratium dan

Cochlodinium.

3. Kematian organisme laut, yang lebih dikenal sebagai paralytic shellfish poisoning, jika

yang blooming adalah Gonyaulax.

10

Page 11: MAKALAH TOKSIN DINOFLAGELLATA

KESIMPULAN

Dinoflagellata yang sama pertama kali didefinisikan oleh Otto Bütschli pada 1885 sebagai

urutan Dinoflagellida flagellata. Botani  memperlakukan mereka sebagai sebuah divisi dari

ganggang, bernama Pyrrophyta  Dinoflagellata adalah protista yang telah diklasifikasikan

menggunakan kedua Kode Internasional Nomenklatur Botani (ICBN) dan Kode Internasional

Nomenklatur Zoological (ICZN).

Dari 20 jenis algae penyebab ikan mati, 17 di antaranya pernah ditemukan di Teluk

Jakarta. Tiga di antaranya yang ditemukan di perairan di utara Jakarta adalah jenis

Dinophysis spp, Alexandrium spp, dan Pseudonitschia spp. Seseorang yang mengonsumsi

kerang yang mengandung algae jenis Alexandrium spp, dapat terkena kanker hati paralytic

shellfish poisoning (PSP). Jenis racunnya disebut saxitoxin. Berdasarkan penelitian yang

pernah diterapkan pada tikus, racun saxitoxin berdaya bunuh 1.100 kali dibandingkan sianida,

sedangkan bisa ular kobra "hanya" berdaya bunuh 500 kali. Sedangkan daya bunuh tertinggi

terdapat pada algae Gambierdiscus toxicus dengan meitotoxin-nya yang berdaya bunuh

22.000 kali.

11

Page 12: MAKALAH TOKSIN DINOFLAGELLATA

DAFTAR PUSTAKA

Nybakken, J.W. 1988. Biologi Laut Suatu Pendekatan Ekologi. PT. Gramedia.Jakarta.

Sunarto. 2002. Hubungan Intensitas Cahaya dan Nutrien dengan Produktivitas Primer

Fitoplankton. Jurnal Akuatika. Vol. 2. No.1. Hal 24-48. www.marine-geonomics-

europe.org

Widiarti, dkk. 2014. Spesifisitas Substrat Dinoflagellata Epibentik Penyebab Ciguatera Fish

Poisoning. Dalam Jurnal Akuatika Vol. V No. 1/Maret 2014 (21-29) ISSN 0853-2532.

Depok: Departemen Biologi, FMIPA - Universitas Indonesia.

http://www.lochness.co.uk/exhibition/dinoflagellates.html

http://www.nmnh.si.edu/botany/projects/dinoflag/index.htm

http://www.ucmp.berkeley.edu/protista/dinoflagellata.html

http://www.geo.ucalgary.ca/~macrae/palynology/dinoflagellates/dinoflagellates.html

12