Makalah teratogenesis dan mutagenesis

download Makalah teratogenesis dan mutagenesis

of 11

description

kesehatan

Transcript of Makalah teratogenesis dan mutagenesis

Bayi Dengan Gangguan Perkembangan Fisik dan Mental

Fakultas Kedokteran Universitas KristenKrida Wacana

I. PendahuluanTeratogen adalah suatu obat atau zat yang menyebabkan pertumbuhan janin yang abnormal. Kata teratogen berasal dari bahasa Yunani yaitu teratos, yang berarti monster, dan genesis yang berarti asal. Jadi teratogenesis didefinisikan sebagai asal terjadinya monster atau proses gangguan proses pertumbuhan yang menghasilkan monster. Dalam istilah medis, teratogenik berarti terjadinya perkembangan tidak normal dari sel selama kehamilan yang menyebabkan kerusakan pada embrio sehingga pembentukan organ-organ berlangsung tidak sempurna (terjadi cacat lahir).Ilmu yang mempelajari tentang teratogenesis adalah teratologi. Teratologi adalah studi tentang kelainan perkembangan fisiologi. Faktor-faktor yang menyebabkan terjadinya teratogenesis adalah teratogen.II. PembahasanA. Faktor Penyebab Teratogenesis1. Faktor Lingkungan1a). Agen-agen infektif Rubella atau Campak JermanVirus rubella dapat menyebabkan malformasi pada mata (katarak dan mikroftalmia), telinga bagian dalam (tuli kongential krena kerusakan alat korti), jantung (duktus arteriosus persisten dan kebocoran sekat atrium dan ventrikel), dan kadang-kadang gigi (lapisan email). Virus tersebut mungkin piula menimbulkan beberapa peristiwa cacat otak dan keterbelakangan mental. Virus ini juga menyebabkan keterlambatan pertumbuhan di dalam rahim, kerusakan miokardium, dan cacat-cacat vaskular. SitomegalovirusSitomegalovirus benar-benar sudah di pastikan menyebabkan malformasi dan infeksi janin kronis, yang terus berlangsung sampai setelah lahir. Penyakit inklusi sitomegali congenital sangat mungkin di sebabkan infeksi sitomegalovirus manusia yang didapat di dalam rahim dari seorang ibu yang terjangkit namun tanpa memperlihatkan gejala. Gejala-gejala utama virus ini adalah mikrosefali, perkapuran otak, kebutan dan korioretinitis dan hepatosplenomegali. Beberapa bayi menderita kernikterus dan banyak pendarahan kecil (petekia) pada kulit. Virus Herpes SimpleksKelainan-kelainan akibat virus ini adalah mikrosefali, mikroftalmus, displasia retina, pembengkakan hati dan limpa, dan keterbelakangan jiwa. Ciri-ciri penyakit virus ini adalah reaksi-reaksi peradangan. Varisela (cacar air)Kira-kira ada sekitar 20% kesempatan kelainan kongenital yang terjadi kalau ibu terinfeksi varisela pada trimester pertama kehamilan. Cacatnya antara lain hipoplasia tungkai, keterbelakangan jiwa dan atrofi otot. Virus Imunodefisiensi Manusia (HIV)Virus inimenyebabkan penyakit imunodefesiensi akuisita (AIDS) dan bisa ditularkan pada janin. Virus ini tampaknya bukan merupakan teratogen besar, meskipun telah dikaitkan dengan mikrosefali, keterbelakangan jiwa dan wajah yang abnormal. ToksoplasmosisInfeksi parasit protozoa Toxoplasma gondii pada ibu yang didapatkan dari daging yang kurang matang, binatang peliharaan (kucing) dan tanah yang tercemar oleh tinja. Anak yang terserang dapat mengalami kalsifikasi otak, hidrosefalus, atau keterbelakangan jiwa, khorioretinitis, mikroftalmos, dan cacat mata. SifilisSifilis semakin besar angka kejadiannya dan mungkin menjadi penyeban tuli kongenital dan keterbelakangan jiiwa pada anak-anak yang lahir. Disamping itu banyak organ lain , seperti paru dan hati, mengalami fibrosis difus.b). RadiasiEfek teratogen radiasi pengion telah diketahui sejak bertahun-tahun lalu, dan telah diketahui benar bahwa mikrosefali, cacat tengkorak, spina bifida, kebutaan, celah palatum, dan cacat anggota badan dapat terjadi karena pengobatan wanita hamil dengan sinar-x atau radium dosis tinggi.c). Zat-zat KimiaZat-zat kimia dan obat-obat farmasi dapat berakibat kecacatan janin, misalnya: minuman beralkohol (etanol), jenis psikotropik dan narkotik (nitrazepam atau mogadon). Contoh yang terbaik adalah talidomid, sejenis pil anti muntah dan obat tidur. Cacat yang ditimbulkan oleh talidomid adalah tidak terbentuknya atau kelainan yang nyata pada tulang panjang, atresia usus, dan kelainan-kelainan jantung. Kemudian beberapa tahun yang lalu, ditemukan di Jepang bahwa sejumlah ibu, yang makanan terutamanya terdiri dari ikan, melahirkan anak dengan banyak gejala neurologik yang mirip dengan kelumpuhan serebral. Pemeriksaan lebih jauh mengungkapkan bahwa ikan tersebut mengandung kadar air-raksa organik yang terlalu tinggi yang merupakan limbah dari pabrik-pabrik besar ke teluk Minamata dan perairan Jepang lainnya.2. Faktor Genetik1,2,3a) . Kelainan Jumlah Sel somatik manusia normal mengandung 46 kromosom, gamet normal mengandung 23. Sel-sel somatik normal adalah diploid atau 2n, gamet normal adalah haploid atau n. Euploid menunjukkan kelipatan n yang pasti, yaitu diploid atau triploid. Aneuploid merujuk pada jumlah kromosom yang tidak euploid dan biasanya dipakai kalau ada satu kromosom ekstra (trisomi) atau kalau satu hilang (monosomi). Aneuploidi disebabkan oleh nondisjunction pada waktu pada waktu meiosis dan mitosis dan bisa mengenai autosom atau kromosom seks.b). Trisomi 21 (Sindrom Down) Sindrom Down biasanya disebabkan oleh adanya satu kopi ekstra kromosom 21 (trisomi 21). Secara klinis, ciri anak penderita sindrom Down antara lain keterbelakangan mental pertumbuhan, aneka derajat keterbelakangan jiwa, kelainan kraniofasial, termasuk mata miring keatas, lipat-lipat epikantus (lipatan kulit ekstra di sudut medial mata), wajah mendatar, telinga kecil, cacat jantung. 95% kasus, sindrom ini disebabkan oleh trisomi 21 karena meiosis nondisjunction dan 75% diantaranya, nondisjunction terjadi pada saat pembentukan oosit.c). Trisomi 18 Penderita dengan susunan kromosom ini memperlihatkan ciri-ciri sebagai berikut: keterbelakangan jiwa, cacat jantung kongenital, telinga yang letaknya rendah, dan fleksi jari-jari dan tangan. Selain itu, penderita seringkali memperlihatkan rahang kecil (mikrognatia), anomali ginjal, dan sidaktili (jari-jari yang saling melekat). Angka kejadian kelainan ini kira-kira 1 setiap 5000 bayi baru lahir dan umumnya meninggal pada usia 2 bulan.d). Trisomi 13 Kelainan utama sindrom ini adalah keterbelakangan jiwa, cacat jantung kongenital, tuli, bibir sumbing dan palatoskisis, dan cacat-cacat mata misalnya mikroftalmia, anoftalmia, dan koloboma. Angka kejadian kelainan ini kira-kira 1 setiap 15.000 kelahiran hidup dan umumnya meninggal pada usia 3 bulan.

e). Sindrom KlinefelterGambaran klinis sindrom Klinefelter, yang hanya ditemukan pada pria dan biasanya diketahui pada saat pubertas, adalah kemandulan, atrofi testis hialinisasi tubuli seminiferi, dan kebanyakan mengalami ginekomastia. Angka kejadiannya kira-kira 1 diantara 500 orang pria. Penyebab yang paling sering adalah tidak berpisahnya anggota pasangan homolog XX. f). Sindrom Turner Sindrom turner, ditemukan pada wanita yang ditandai dengan tidak adanya ovarium (disgenesis gonad) dan tubuh yang pendek, leher yang berselaput, limfedema anggota badan, cacat rangka, dan dada lebar dengan putting susu lebar.kira-kira 55% penderita adalah monosomi untuk kromosom X dan kromatin negative karena terjadi nondisjunction. Pada 75% dari kasus ini, nondisjunction gamet pria yang menjadi penyebab. Tetapi, pada kasus sisanya, kelainan structural kromosom X (15%) atau monosaikisme (30%) menjadi penyebab sindrom ini. Tabel 1. Pemeriksaan LanjutanJenis gangguanJenis pemeriksaan yang perlu

1. Gangguan kromosomAnalisis kromosom

2. Gangguan gen tunggalAnalisis silsilah, pemeriksaan klinis, analisis biokimia, analisis DNA

3. Gangguan multifaktorialPemeriksaan klinis, analisis biokimia, analisis DNA

4. Gangguan mitokondriaAnalisis silsilah, pemeriksaan klinik, analisis DNA

5. Gangguan sel somaticHistoplatologi, analisis kromosom, analaisis DNA

B. Obat-obat TeratogenikJumlah obat atau pengobatan yang diduga kuat atau terbukti merupakan teratogen pada manusia masih sedikit (tabel 2). Obat yang baru atau jarang digunakan harus dianggap memiliki potensi teratogenik, dan hanya diberikan pada kehamilan apabila manfaatnya melebihi semua risiko teoritis.

Tabel 2 . Obat atau zat yang dicurigai atau terbukti merupakan teratogen pada manusia.ACE Inhibitor DanazolAlkohol DietilstilbestrolAminopterin EtretinatAndrogen LitiumBusulfan MetimazolKarbamazepin MetotreksatKlorbifenil PenisilaminKumarin FenitoinSiklofosfamid Iodium radioaktifTetrasiklin Asam ValproatTrimetadion1. AlkoholEtil alkohol adalah salah satu teratogen yang paling poten. Hampir 70 persen orang Amerika minum alkohol dalam pergaulan. Selama kehamilan, pemakaian alkohol bervariasi sesuai populasi, tetapi prevalensinya dilaporkan 1 sampai 2 persen. Efek penyalahgunaan alkohol pada janin telah diketahui sejak tahun 1800-an, dan akibat dari pajanan antenatal pertama kali dilaporkan disebuah jurnal kedokteran pada tahun 1900. Lemoine dkk, melaporkan spektrum luas cacat janin terkait alkohol yaitu dikenal sebagai sindrom alkohol janin. Gambaran sindrom alkohol janin yaitu : hambatan pertumbuhan, gangguan perilaku, cacat otak, cacat jantung, cacat spinal, filtrum tidak ada atau hipoplastik, bibir atas lebar, batang hidung mendatar, batas merah bibir atas hipoplastik, mikrognatia, mikroftalmia, hidung pendek, dan jaringan palpebra pendek. Di Amerika Serikat, alkohol adalah salah satu kausa retardasi mental yang paling sering ditemukan. Anak yang terkena biasanya mengalami hiperaktivitas dan iritabilitas persisten pada tahun pertama.2. Pengobatan antikonvulsanTelah dipastikan bahwa wanita epilepsi memiliki peningkatan risiko mengalami malformasi janin bahkan tanpa terpajan pengobatan antikonvulsan. Cacat yang paling sering sering dilaporkan, tanpa memandang apakah ibu mendapat obat atau tidak adalah sumbing orofasial dan penyakit jantung kongenital.Fenitoin. Hanson dan Smith, merupakan penulis pertama yang melaporkan bahwa antikonvulsan yang sering diresepkan ini menyebabkan cacat kraniofasialis, kelainan ekstremitas, dan defisiensi mental. Hanson dkk memperkirakan bahwa 7 sampai 10 persen bayi yang terpajan cukup memperlihatkan gambaran sindrom hidantoin janin yaitu kelainan kraniofasialis, sumbing bibir, batang hidung lebar, hipertelorisme, lipatan epikantus, cacat ekstremitas, hipoplasia falang distal kuku, defisiensi pertumbuhan dan defisiensi mental. Teratogenisitas sangat dipengaruhi oleh susunan genetik janin, ketidakmampuan menghasilkan epoksida hidrolase dalam kadar normal.Karbamazepin. Antikonvulsan yang sering diresepkan ini selama bertahun-tahun dianggap merupakan obat pilihan pada kehamilan. Namun, Jones dkk, kemudian melaporkan peningkatan bermakna tiga malformasi minor atau lebih pada anak yang terpajan karbamazepin. Gambaran sindrom karbamazepin yaitu: kelainan kraniofasialis, fisura palpebra miring keatas, hidung pendek, lipat epikantus, cacat ekstremitas, hipoplasia falang distal, kuku, defisiensi pertumbuhan, defisiensi mental.Trimetadion dan Parametadion. Obat-obat ini kadang digunakan untuk mengobati epilepsi petit mal. Karena potensi teratogenisitasnya yang tinggi, kedua obat ini dihindari.Asam valproat. Janin yang terpajan obat ini pada trimester pertama memiliki risiko 1 sampai 20 persen untuk mengalami spina bifida. Karena cacat ini hampir selalu terletak didaerah lumbosacral, besar kemungkinan bahwa obat ini bekerja secara langsung pada sebuah gen homebox yang mengendalikan perkembangan struktur kaudal. Asam valproat juga dilaporkan menyebabkan beberapa kelainan wajah minor.3. Senyawa WarfarinObatobat golongan ini memiliki berat molekul rendah, mudah menembus plasenta, dan dapat menyebabkan efek yang signifikan pada janin serta bersifat teratogenik. Hall dkk, memperkirakan bahwa seperenam dari janin yang terpajan akan lahir cacat, dan seperenam lainnya akan mengalami abortus atau lahir mati. Ginsberg dan Hirsh mengkaji 186 studi yang mencakup 1325 kehamilan yang terpajan dan melaporkan bahwa 9 persen dari janin yang terpajan mengalami deformitas atau kecacatan permanen, dan 17 persen dari mereka meninggal.Cacat yang terjadi apabila pajanan terjadi antara minggu keenam dan kesembilan, janin berisiko mengalami embriopati warfarin yang ditandai hipoplasia hidung serta epifisis femur dan vertebra yang berbintik-bintik. Selama trimester kedua dan ketiga, menyebabkan disharmoni pertumbuhan dan pembentukan jaringan parut disejumlah organ. Cacat dapat ektensif diregio tertentu dan mencakup displasia susunan saraf pusat garis tengah dorsal misalnya agenesis korpus kallosum, malformasi Dandy Walker, dan atrofi serebellum garis tengah, displasia garis tengah ventral misalnya mikroftalmia, atrofi optikus, dan kebutaan, serta perlambatan perkembangan dan retardasi mental.4. Inhibitor Enzim Pengubah Angiotensin (ACE Inhibitor)Banyak laporan yang mengaitkan obat-obat anti hipertensi ini dengan cacat janin. Obat yang paling sering dikaitkan adalah enalapril, walaupun kaptopril dan lisinopril diperkirakan juga terlibat. Belum pernah dilaporkan adanya malformasi struktural dari pajanan trimester pertama. Umumnya terjadi hambatan pertumbuhan awitan lambat dan oligohidramnion, diikuti oleh anuri dan hipotensi neonatus yang berat dan berkepanjangan. Konsekuensi paling berat adalah disgenesis tubulus ginjal, yang menyebabkan oligohidramnion awitan dini, hipoplasia paru dan kontraktur ekstremitas serta kematian perinatal. Hipokalvaria, hipoplasia tulang tengkorak membranosa diduga kuat berkaitan dengan pajanan ACEI. Pemendekan ekstremitas relatif juga pernah dilaporkan.Semua kelainan ini diperkirakan disebabkan oleh hipotensi dan hipoperfusi janin berkepanjangan yang menyebabkan iskemia ginjal, disgenesis tubulus ginjal, dan kemudian anuri. Oligohidramnion yang terjadi menghambat perkembangan normal paru dan menyebabkan kontraktur ekstremitas. Penurunan perfusi juga menyebabkan hambatan pertumbuhan.Tidak semua janin terkena, dan tidak tersedianya data epidemiologis menghambat penghitungan risiko. Namun, bervariasinya respon janin mungkin disebabkan oleh variasi genetik dalam gen ACE. Individu yang homozigot untuk delesi 50 bp dalam gen ini memiliki aktivitas ACE serum yang tinggi, sementara mereka yang homozigot untuk suatu inversi fragmen yang sama memperlihatkan aktivitas yang rendah. Hubungan antara pajanan ACE dan gen ACE janin belum dikaji.5. RetinoidGolongan retinoid, khususnya vitamin A, adalah zat esensial untuk pertumbuhan normal, deferensiasi jaringan, reproduksi dan penglihatan. Retinoid dipercaya mengaktifkan empat kelompok gen homebox selama embriogenesis. Defisiensi vitamin A adalah suatu masalah kesehatan diseluruh dunia namun di Amerika Serikat hal ini jarang dijumpai.Vitamin A. Terdapat dua bentuk vitamin A dialam. Beta karoten adalah prekursor provitamin A. Zat ini ditemukan dalam buah dan sayur serta belum pernah dibuktikan menyebabkan cacat lahir. Retinol adalah vitamin A bentuk jadi. Banyak makanan mengandung vitamin A, tetapi hanya hati hewan yang dibesarkan di Eropa dan hati beruang kutub yang mengandung dosis toksik. Belum jelas apakah vitamin A dosis tinggi bersifat teratogenik. Penelitian prospektif paling besar mengevaluasi sebuah kohort yang terdiri dari 423 wanita yang mengkonsumsi 10.000 sampai 30.000 IU vitamin A setiap hari selama 9 minggu pertama dan yang mengontak salah satu dari 13 Europan Teratology Service. Hanya tiga anak yang mengalami cacat lahir, dan tidak terdapat hubungan antara dosis vitamin dan hasil. Kesimpulan mereka menunjang pandangan bahwa di negara-negara maju tidak ada dasar ilmiah bahwa suplementasi vitamin A dan dosis yang lebih tinggi dari pada asuhan harian harus dihindari (American College of Obstetrician and Gynecologist,1995).Isotretinoin. Beberapa isomer memperlihatkan aktivitas biologis vitamin A, dan karena merangsang diferensiasi sel epitel, zat-zat ini terutama digunakan untuk kelainan kulit. Isotretinoin adalah asam 13-cis-retinoat dan sangat efektif mengobati akne kistik. Obat ini juga dianggap sebagai salah satu teratogen paling poten jika sering digunakan. Pajanan pada trimester pertama menyebabkan tingginya angka kematian janin dan malformasi pada janin yang bertahan hidup dengan frekuensi setara dengan yang dijumpai pada pemakaian talidomid. Kelainan yang pernah dilaporkan hanya pada pemakaian trimester pertama. Rata-rata waktu paruh di dalam serum adalah 12 jam, dan kelainan tidak meningkat pada wanita yang menghentikan terapi sebelum konsepsi. Malformasi yang khas biasanya mengenai kranium dan wajah, jantung, susunan saraf pusat, dan timus. Malformasi kraniofasial yang paling berkaitan dengan isotretinoin adalah mikrotia atau anotia bilateral tetapi sering asimetris yang sering disertai agenesis atau stenosis kanalis aurikularis eksterna. Cacat lain mencakup gangguan perkembangan tulang wajah dan tengkorak serta sumbing palatum. Cacat jantung tersering adalah konotrunkal (batang arteri berbentuk kerucut), dan hidrosefalus adalah cacat susunan saraf pusat tersering. Kelainan timus mencakup aplasia, hipoplasia, atau malposisi. Tampaknya tidak terdapat dosis atau periode pajanan trimester pertama yang aman. Insidensi tidak dipengaruhi oleh lama pajanan, dan sepertiga wanita yang menggunakan obat ini selama kurang dari satu minggu melahirkan anak yang cacat.

6. Obat AntineoplastikSiklofosfamid. Zat pengalkil ini menimbulkan kerusakan kimiawi pada jaringan janin yang sedang berkembang, menyebabkan kematian sel dan perubahan DNA yang dapat diturunkan pada se yang berthan hidup. Kelainan janin pernah dilaporkan terjadi setelah pajanan selama awl kehamilan. Cacat yang paling sering dilaporkan adalah hipoplasia jari tangan dan kaki. Cacat ini diperkirakan terjadi akibat nekrosis tunas ekstermitas dan kerusakan DNA pada sel-sel yang bertahan hidup. Cacat lain mencakup sumbing langitan, arteri koroner tunggal, anus imperforata, dan hambatan pertumbuhan janin disertai mikrosefali.7. TalidomidTalidomide adalah obat ansiolitik dan sedatif yang tersohor sebagai teratogen manusia. Obat ini menyebabkan malformasi pada sekitar 20 persen kehamilan yang terpajan, terutama terbatas pada struktur-struktur yang berasal dari lapisan mesoderm seperi ekstremitas, telinga, sistem kardiovaskuler, dan otot usus. Cacat tulang dapat berkisar dari kelainan bentuk atau ukuran sampai tidak adanya secara total satu tulang atau segmen ekstremitas.C. Konseling Genetik4,51. Kelainan genetik atau cacat bawaan dan keturunan keluarga2. Abnormalitas atau gangguan perkembangan pada anak3. Cacat mental atau retardasi mental pada anak sebelumnya yang tidak diketahui penyebabnya4. Wanita hamil diatas usia 35 tahun5. Pernikahan dengan golongan suku atau ras tertentu yang berpotensi kelainan genetik6. Pemakaian obat obatan, paparan dengan bahan kimiawi tertentu atau zat zat yang kemungkinan bersifat teratogen7. Keguguran berulang tanpa diketahui penyebabnya8. Melahirkan janin mati atau stillbirth

KesimpulanTeratogenesis adalah pembentukan cacat bawaan pada bayi baru lahir. Kelainan ini sudah diketahui selama beberapa dasawarsa dan merupakan penyebab utama morbiditas serta mortilitas pada bayi baru lahir. Macam-macam teratogenesis diantaranya kembar dempet, teratoma, cacat fisik saat lahir, teratologi. Faktor Penyebab teratogenesis bisa berasal dari faktor lingkungan dan faktor kromosom serta genetika.Daftar Pustaka1. Corwin EJ. Buku saku patofisiologi. Ed ke-3. Jakarta: EGC;2007.h 542. Rudolph AM, Hoffman JIE, Rudolph CD. Buku ajar pediatric rudolph. Edisi 20. Volume 1. Jakarta: EGC; 2006.3. Behrman RE, Kliegman R, Arvin AM. Nelson ilmu kesehatan anak. Jakarta; EGC;2000.4. Laposata Michael. Laboratory Medicine: the diagnosis of disease in the clinical laboratory. 2010.5. Kresnowidjojo S. Pengantar genetika medic. Jakarta: EGC; 2014.

1