makalah teknologi pendidikan

9
II TINJAUAN PUSTAKA Bab ini menguraikan mengenai: (1) Pengertian Teknologi Pendidikan, (2) Dasar Pemikiran Teknologi Pendidikan, (3) Tujuan dari pendidikan, (4) Metoda Mengajar, (5) Perbedaan Individual, (6) Faktor-faktor dalam mengajar, (7) Macam-macam jenis Belajar, dan (8) Evaluasi. 2.1. Pengertian Teknologi Pendidikan Istilah dari Teknologi Pendidikan dalam Bahasa Inggris adalah instructional technology atau educational technology. Ada orang beranggapan bahwa segala macam metodologi pengajaran termasuk teknologi pendidikan seperti ceramah, diskusi, seminar, dsb. Pendapat ini benar atau tidaknya bergantung pada penilaian hingga metode-metode itu dapat memenuhi ciri-ciri teknologi pendidikan, yang antara lain

description

Teknologi pendidikan menurut islam

Transcript of makalah teknologi pendidikan

II TINJAUAN PUSTAKABab ini menguraikan mengenai: (1) Pengertian Teknologi Pendidikan, (2) Dasar Pemikiran Teknologi Pendidikan, (3) Tujuan dari pendidikan, (4) Metoda Mengajar, (5) Perbedaan Individual, (6) Faktor-faktor dalam mengajar, (7) Macam-macam jenis Belajar, dan (8) Evaluasi.2.1. Pengertian Teknologi Pendidikan

Istilah dari Teknologi Pendidikan dalam Bahasa Inggris adalah instructional technology atau educational technology. Ada orang beranggapan bahwa segala macam metodologi pengajaran termasuk teknologi pendidikan seperti ceramah, diskusi, seminar, dsb. Pendapat ini benar atau tidaknya bergantung pada penilaian hingga metode-metode itu dapat memenuhi ciri-ciri teknologi pendidikan, yang antara lain2.1.1. merumuskan tujuan dengan teliti dan spesifik dalam bentuk kelakuan yang dapat diamati, sehingga dapat diukur keberhasilan tercapainya tujuan itu,

2.1.2. meneliti pengetahuan keterampilan, dan sikap yang telah dimiliki anak-didk sebagai dasar pelajaran baru sehingga diketahui kemajuan yang dicapai berkat proses belajar mengajar.,

2.1.3. Menganalisis bahan pelajaran yang akan disajikan dalam bagian-bagian yang dapat yang dapat dipelajari dengan mudah,

2.1.4. menentukan urutan dalam mempelajari bahan pelajaran agar dicapai hasil belajar yang optimal,

2.1.5. strategi yang paling tepat dalam menyampaikan atau menyajikan bahan pelajaran,

2.1.6. Menguji-coba program itu untuk menentukan kelemahannya,

Mengadakan perubahan, perbaikan atau revisi untuk meningkatkan mutu program itu.2.2. Dasar Pemikiran Teknologi Pendidikan

Tujuan pendidikan adalah mengubah anak seperi cara berpikir, merasa, berbuat, dan mengubah kelakuannya. Kurikulum disusun untuk mendorong anak berkembang ke arah tujuan yang lebih baik. Teknologi pendidikan mengharuskan guru merumuskan tujuan yang jelas, memikirkan metode yang dianggapnya efektif untuk mencapai tujuan itu.

Teknologi pendidikan menuntut agar dilakukan diadakan penilaian yang segera tentang apa yang telah dipelajari. Penilaian segera setelah pembelajaran, memberikan keterangan tentang prestasi anak dan sekaligus tentang keampuhan metode yang disampaikan oleh guru.

2.3. Tujuan Pendidikan

Anak atau generasi muda dibina demi kelansungan hidup masyarakat, bangsa, dan negara. Pada umumnya seseorang tidak akan sampai kepada suatu tujuan bila tidak mengetahui dengan jelas apa tujuan itu dan bagaimana cara membawa anak didiknya. Dalam pendidikan, kita tidak dapat mencapai sesuatu sebelum menjadikannya tujuan.

Menurut Herbert Spencer (1860), ada lima tujuan dari pendidikan, yaitu kegiatan demi kelangsungan hidup, usaha mencari nafkah, pendidikan anak, pemeliharaan hubungan dengan masyarakat dan negara, dan penggunaan waktu senggang. Hal ini didasarkan atas apa yang dianggapnya paling berharga yang perlu dilakukan seseorang didalam hidupnya.

Franklin Bobbit dalam bukunya How to Make a Curiculum (1924), mengemukakan cara sistematis tentang menentukan tujuan pendidikan, yakni dengan meneliti kegiatan-kegiatan manusia dewasa dalam kehidupan masyarakat.

Ralph Tayler dalm bukunya Basic Principle of curiculum and instruction (1951), bahwa terdapat hubungan yang erat antara unsur-unsur kurikulum, yaitu tujuan, bahan serta proses belajar-mengajar, dan evaluasi. Unsur-unsur ini saling berikatan dan tidak dapat dipisahkan satu-persatu karena tujuan harus jelas, agar diketahui hingga manakah hasil dari pembelajaran telah dicapai melalui evaluasi.

Tujuan yang jelas dan spesifik memberi pegangan dan petunjuk tentang metode mengajar dan belajar yang lebih serasi serta memungkinkan penilaian dari hasil proses belajar yang lebih teliti. Tujuan umum pendidikan di Indonesia, yaitu tujuan pendidikan nasional seperti mendidik anak menjadi manusia Pancasila yang seutuh-utuhnya. Tujuan ini lebih dikhususkan dengan menganalisis falsafah negara kedalam 36 butir. Tiap butir selanjutnya diuraikan menjadi tujuan-tujuan yang lebih khusus.

Setiap tujuan khusus sering dikhususkan lagi, sehingga tiap tujuan khusus dapat merupakan tujuan umum bagi tujuan yang lebih khusus. Jadi pengertian umum dan khusus bersifat relatif. Dalam Bahasa Inggris, istilah yang menyatakan tujuan umum adalah aims, purpose, and goals. Sedangkan tujuan khusus lebih sering digunakan istilah objectives.

Bloom and Krathwohl dalam bukunya Taxonomy of Educational Objectives: Cognitive Domain(1956), membedakan tiga golongan atau domain tujuan, yaitu kategori kognitif, afektif, dan psikomotor. Kognitif berdasarkan kemampuan seseorang mengenal dunia sekitarnya meliputi perkembangan intelektual atau mental. Tujuan afektif mengenai perkembangan sikap, perasaan, nilai-nilai yang sering disebut perkembangan emosional dan moral. Tujuan psikomotor adalah tujuan yang menyangkut keterampilan yang mengandung unsur motoris.

Bloom dan Krathwohl membagi tujuan kognitif kedalam 6 bagian utama, yaitu Knowledge (Pengetahuan) yang meliputi informasi dan fakta yang dapat dikuasai mengenai hafalan untuk mengingat. Comprehension (pemahaman) merupakan kesanggupan untuk menyatakan suatu definisi, rumusan, kata yang sulit dengan kata-kata sendiri. Application (aplikasi) kesanggupan menerapkan atau menggunakan suatu pengertian, konsep, prinsip, teori yang memerlukan penguasaan pengetahuan dan pemahaman yang lebih mendalam.

Analysis (analisis) adalah kemampuan untuk menguraikan sesuatu dalam unsur-unsurnya, lalu menghubungkannya dengan yang lain. Synthesis (sintesis) adalah kesanggupan untuk melihat hubungan antara sejumlah unsure. Evaluation (evaluasi) adalah penilaian berdasarkan bukti-bukti atau kriteria tertentu.

Untuk kategori afektif, dibedakan menjadi lima tingkatan, yaitu Receiving (menerima, menaruh perhatian terhadap nilai tertentu), responding (memperlihatkan reaksi terhadap norma tertentu, menunjukkan kesediaan dan kerelaan untuk merespons, dan merasa kepuasan dalam merespons), Valuing (menghargai, menerima suatu norma, mengikuti diri pada suatu norma), Organization (membentuk suatu konsep tentang suatu nilai, menyusun suatu sistem nilai-nilai), dan Characterization by a value or value complex (mewujudkan nilai-nilai dalam pribadi sehingga membentuk karakter pada diri seseorang).

Tes dalam rangka teknologi pendidikan bukan merupakan ujian yang menentukan angka untuk raport, melainkan terutama memperoleh bukti tentang taraf keberhasilan proses belajar-mengajar.

2.4. Metoda MengajarDAFTAR PUSTAKABrady, J. E., James. 1999. Kimia universitas: asas dan struktur. Binarupa Aksara: JakartaUnderwood A.L dan Day JR. A. (1983); Analisis Kimia Kuantitatif, Erlangga,Jakarta.

Anonim,http://id.wikipedia.org/wiki/Reaksi_kimia (21 Oktober 2011)Anonim, (2011), Reaksi Pengendapan,www.chem-is-try.org, (21 Oktober 2011)Sutrisno, E. T., dkk. (2011), Penuntun Praktikum Kimia Dasar, Jurusan Teknologi Pangan Universitas Pasundan: Bandung