Makalah Tekfar Capsule Gelatin Dan Tablet Effervescent

27
Cara Pembuatan Cangkang Kapsul dan Tablet Effervescent 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Industri farmasi merupakan salah satu industri yang mengalkasikan dana yang cukup besar untuk penelitian dan pengembangan. !ari data I"# $ealth %rld &evie' tahun ())*+ farmasi membelan,akan tidak kurang dari -# 1)) "iliar per tahun unt penelitian dan pengembangan. !ana terbesar terutama digunakan untu klinik yaitu sekatar *)/. 0rmulasi sediaan padatyang mengandung ekstrak tumbuhan sebagai at aktif hingga saat ini masih terbatas pada sediaan kapsul tablet knvensinal. #ebagai alternatif dan bentuk invasibaru+ dikembangkan bentuk sediaanpadat lain yang lebih praktis dan menyenangkan untuk tanaman bat+ yaitu sediaan effervescent. Penelit ini bertu,uan untuk mengembangkan frmula effervescent yang dapat diprses tanpa pengkndisian suhu dan kelembaban yang men,adi persyaratan sediaan effervescent. 1.( &umusan "asalah 2. Kapsul 1. 2pakah yang dimaksud dengan kapsul itu 3 (. 2pa sa,a macam4macam kapsul+ keuntungan dan kerugiannya 3 5. 2pa sa,a bahan penyusun cangkang kapsul 3 *. Bagaimanakah cara pembuatan cangkang kapsul 3 Universitas Sriwijaya 2014

description

tekfar

Transcript of Makalah Tekfar Capsule Gelatin Dan Tablet Effervescent

Cara Pembuatan Cangkang Kapsul dan Tablet Effervescent

Cara Pembuatan Cangkang Kapsul dan Tablet Effervescent7

BAB IPENDAHULUAN1.1 Latar BelakangIndustri farmasi merupakan salah satu industri yang mengalokasikan dana yang cukup besar untuk penelitian dan pengembangan. Dari data IMS Health World Review tahun 2004, industri farmasi membelanjakan tidak kurang dari US$ 100 Miliar per tahun untuk penelitian dan pengembangan. Dana terbesar terutama digunakan untuk uji klinik yaitu sekatar 40%.Formulasi sediaan padat yang mengandung ekstrak tumbuhan sebagai zat aktif hingga saat ini masih terbatas pada sediaan kapsul dan tablet konvensional. Sebagai alternatif dan bentuk inovasi baru, dikembangkan bentuk sediaan padat lain yang lebih praktis dan menyenangkan untuk tanaman obat, yaitu sediaan effervescent. Penelitian ini bertujuan untuk mengembangkan formula effervescent yang dapat diproses tanpa pengkondisian suhu dan kelembaban yang menjadi persyaratan sediaan effervescent. 1.2 Rumusan MasalahA. Kapsul1. Apakah yang dimaksud dengan kapsul itu ?2. Apa saja macam-macam kapsul, keuntungan dan kerugiannya ?3. Apa saja bahan penyusun cangkang kapsul ?4. Bagaimanakah cara pembuatan cangkang kapsul ? B. Tablet Effervescent5. Apakah yang dimaksud dengan tablet effervescent ?6. Apa saja bahan tambahan untuk pembuatan tablet effervescent ?7. Bagaimanakah cara pembuatan tablet effervescent ?1.3 Tujuan1. Mengetahui dan memahami bentuk sediaan kapsul.2. Mengetahui dan memahami macam-macam kapsul, keuntungan dan kerugiannya serta cara pembuatan cangkang kapsul.3. Mengetahui dan memahami bentuk sediaan tablet effervescent.4. Mengetahui dan memahami bahan tambahan untuk pembuatan tablet effervescent dan cara pembuatan tablet effervescent yang baik.

BAB II PEMBAHASAN

A. Kapsul2.1 Pengertian Kapsul

Kapsul dapat didefinisikan sebagai bentuk sediaan padat, dimana satu macam obat atau lebih dan/atau bahan inert lainnya yang dimasukkan ke dalam cangkang atau wadah kecil yang dapat larut dalam air (Ansel, 2005). Pada umumnya cangkang kapsul terbuat dari gelatin. Tergantung pada formulasinya kapsul dapat berupa kapsul gelatin lunak atau keras. Bagaimana pun, gelatin mempunyai beberapa kekurangan, seperti cangkang kapsul gelatin menjadi rapuh jika disimpan pada kondisi kelembaban relatif yang rendah (Chang, dkk., 1998). Kerapuhan ini juga terjadi jika cangkang kapsul gelatin diisikan dengan bahan-bahan higroskopik (Kontny, dkk., 1989). Selain itu, gelatin umumnya berasal dari tulang, kulit dan jaringan ikat hewan, seperti sapi atau babi, sehingga membatasi penggunaannya oleh vegetarian, Yahudi, Muslim dan Hindu. Hal ini karena mereka tidak dapat memakan produk sampingan dari sapi atau babi (Hidakaa, dkk., 2003).

Kapsul adalah sediaan padat yang terdiri dari obat dalam cangkang keras atau lunak yang dapat larut. Cangkang umumnya terbuat dari gelatin; tetapi dapat juga terbuat dari pati atau bahan lain yang sesuai. (Ditjen POM,1995). Kapsul keras biasanya terbuat dari gelatin yang terdiri dari cangkang kapsul bagian badan dan bagian tutup kapsul. Kedua bagian tutup kapsul ini akan saling menutupi bila dipertemukan dan bagian tutupnya akan menyelubungi bagian badan kapsul. (Ansel, 2005). Gelatin mempunyai beberapa kekurangan, seperti mudah mengalami peruraian oleh mikroba bila dalam keadaan lembab atau bila disimpan dalam larutan berair . Sebagai contoh yang lain, cangkang kapsul gelatin menjadi rapuh jika disimpan pada kondisi kelembaban relatif yang rendah (Chang, R.K. et al, 1998). Selanjutnya, Kapsul gelatin tidak dapat menghindari efek samping obat yang mengiritasi lambung, seperti Indometasin. Hal ini dikarenakan kapsul gelatin segera pecah setelah sampai di lambung.Kapsul dapat didefinisikan sebagai bentuk kesediaan padat, dimana satu bahan macam obat atau lebih dan atau bahan inert lainnya yang dimasukan kedalam cangkang atau wadah kecil umumnya dibuat dari gelatin yang sesuai. Tergantung pada formulasinya kapsul dri gelatin bisa lunak dan bisa juga keras. Kebanyakan kapsul-kapsul yang sudah diedarkan dipasaran adalah kapsul yang semuanya dapat ditelan oleh pasien, untuk keuntungan dalam pengobatan. Sedikitinya satu kapsul yang diperdagangkan, Theo-Dur Sprinkle ( Key Pharmacheutikal) yang dianjurkan dipakai dalam hal-hal sebagaia berikut, untuk anak-anak atau pasien lain yang tidak dapat menelan tablet atau kapsul. Dianjurkan agar isi kapsul, teofilin anhidrat dalam bentuk sustained release, ditaburkan diatas sedikit makanan lunak segera sebelum ditelan.Sediaan kapsul merupakan partikel zat padat yang mempunyai ukuran 0,1- 10.000 . Dalam ilmu farmasi, sediaan kapsul dapat diartikan sebagai campuran homogen dua atau lebih bahan obat yang telah dihaluskan. Menurut farmakope Indonesia Edisi IV, sediaan kapsul adalah campuran kering bahan obat atau zat kimia yang dihaluskan, yang ditujukan untuk pemakaian oral atau untuk pemakaian luar. Kapsul (FI,III) adalah bentuk sediaan obat terbungkus cangkang kapsul keras dan lunak , Kapsul (FI,IV) adalah sediaan Padat yang terdiri dari obat dalam cangkang keras atau lunak yang dapat larut .

2.2 Macam-Macam Kapsul, Keuntungan dan Kerugiannya

Berdasarkan bentuknya kapsul dalam farmasi dibedakan menjadi dua yaitu kapsul keras (capsulae durae, hard capsul ) dan kapsul lunak (capsulae molles, soft capsul)

Table 2.2.1 Perbedaan kapsul keras dan kapsul lunak.

Kapsul kerasKapsul lunak

- terdiri atas tubuh dan tutup- tersedia dalam bentuk kosong- isi biasanya padat, dapat juga cair - cara pakai per oral- bentuk hanya satu macam- satu kesatuan- selalu sudah terisi- isi biasanya cair, dapat juga padat- bisa oral, vaginal, rectal, topikal- bentuknya bermacam - macam

Macam-macam kapsul berdasarkan ukuranNo.UkuranAsetosal( dalam gram )Natrium Bikarbonat(dalam gram)NBB(dalam gram)

000

00

0

1

2

3

4

51

0,6

0,5

0,3

0,25

0,2

0,15

0,11,4

0,9

0,7

0,5

0,4

0,3

0,25

0,121,7

1,2

0,9

0,6

0,5

0,4

0,25

0,12

Ketepatan dan kecepatan memilih ukuran kapsul tergantung dari pengalaman. Biasanya dikerjakan secara eksperimental dan sebagai gambaran hubungan jumlah obat dengan ukuran kapsul dapat dilihat dalam tabel dibawah ini.

Table 2.2.2

Keuntungan bentuk sediaan kapsul.1. Bentuk menarik dan praktis2. Tidak berasa sehingga bisa menutup rasa dan bau dari obat yang kurang enak.3. Mudah ditelan dan cepat hancur /larut didalam perut, sehingga bahan cepat segera diabsorbsi (diserap) usus.4. Dokter dapat memberikan resep dengan kombinasi dari bermacam-macam bahan obat dan dengan dosis yang berbeda-beda menurut kebutuhan seorang pasien.5. Kapsul dapat diisi dengan cepat tidak memerlukan bahan penolong seperti pada pembuatan pil atau tablet yang mungkin mempengaruhi absorbsi bahan obatnya.

Kerugian bentuk sediaan kapsul.1. Tidak bisa untuk zat-zat mudah menguap sebab pori-pori cangkang tidak menahan penguapan2. Tidak untuk zat-zat yang higroskopis3. Tidak untuk zat-zat yang bereaksi dengan cangkang kapsul4. Tidak untuk Balita5. Tidak bisa dibagi ( misal kapsul)

2.3 Bahan Penyusun Cangkang KapsulKapsul gelatin pertama kali di patenkan oleh F.A.B .Mothes , mahasiswa dan Dublanc, seorang farmasis . Paten mereka diperoleh pada tahun 1834, meliputi metode untuk memproduksi kapsul gelatin yang terdiri dari satu bagian , berbentuk lonjong, ditutup dengan setetes larutan pekat gelatin panas sesudah diisi. Penggunaan kapsul gelatin ini menyebar bahkan diproduksi oleh banyak Negara di eropa dan amerika. Pembatasan penggunaan paten kapsul gelatin pada perusahaan tertentu saja, memicu dua bentuk kapsul baru. Pada tahun 1839 di Paris, Garot menciptakan produk salut lapis tipis, pil salut gelatin. Pada tahun 1846 famasis paris lainnya J.C. Lebhubby mematenkan kapsul 2 bagian yang sampai saat ini masih digunakan.

Kapsul keras diproduksi secara masal pertama kali di Amerika Serikat pada abad ke-19. Kapsul mudah diterima oleh para konsumen karena penampilannya yang menarik dan bentuknya yang didesain sedimikian rupa sehingga mudah untuk ditelan. Pada prinsipnya kapsul dapat disi dengan berbagai macam bahan dari yang berbentuk serbuk sampai dengan cairan berbahan dasar minyak.

Bahan Utama cangkang kapsul

Gelatine

Di Indonesia, gelatin masih merupakan barang impor, negera pengimpor utama adalah Eropa dan Amerika. Menurut data BPS 1997, secara umum terjadi pemanfaatan dalam industri pangan dan farmasi. Dalam industri farmasi, gelatin digunakan sebagai bahan pembuat kapsul. Dalam industri pangan, gelatin pun sekarang marak digunakan.

Gelatin adalah produk alami yang diperoleh dari hidrolisis parsial kolagen. Gelatin merupakan protien yang larut yang bisa bersifat sebagai gelling agent (bahan pembuat gel) atau sebagai non gelling agent. Sumber bahan baku gelatin dapat berasal dari sapi (tulang dan kulit jangat), babi (hanya (kulit) dan ikan (kulit). Karena gelatin merupakan produk alami, maka diklasifikasikan sebagai bahan bangan bukan bahan tambahan pangan.

Pada prinsipnya gelatin dapat dibuat dari bahan yang kaya akan kolagen seperti kulit dan tulang baik dari babi maupun sapi atau hewan lainnya. Akan tetapi, apabila dibuat dari kulit dan tulang sapi atau hewan besar lainnya, prosesnya lebih lama dan memerlukan air pencuci/penetral (bahan kimia) yang lebih banyak, sehingga kurang berkembang karena perlu investasi besar sehingga harga gelatinnya menjadi lebih mahal.

Sedangkan gelatin dari babi jauh lebih murah dibanding bahan tambahan makanan lainnya. Itu karena babi mudah diternak. Babi dapat makan apa saja termasuk anaknya sendiri. Babi juga bisa hidup dalam kondisi apa saja sekalipun sangat kotor. Dari segi pertumbuhan, babi cukup menjanjikan. Seekor babi bisa melahirkan dua puluh anak sekaligus. Karena sangat mudah dikembangkan, produk turunan dari babi sangat banyak.

2.4 Cara Pembuatan Cangkang KapsulKapsul Cangkang KerasCangkang kapsul keras gelatin harus dibuat dalam dua bagian yaitu badan kapsul dan bagian tutupnya yang lebih pendek.Kedua bagian saling menutupi bila dipertemukan, bagian tutup akan menyelubungi bagian tubuh secara tepat dan ketat. Cangkang dibuat secara mekanis dengan mencelupkan batang atau pasak sebesar ukuran yang diinginkan kedalam suatu wadah yang penuh campuran gelatin yang sedang mencair, Kepekatannya diatur oleh temperatur sesuai apa yang diinginkan. Pasak ini terbuat dari bahan pangan yang disepuh perunggu (manganese bronze) dan dilekatkan pada sebuah lempeng dan dapt mencapai 500 pasak per-lempeng. Tiap lempeng dapat diturunkan secara mekanis sehingga pasak-pasaknya dapat dicelup dalam wadah gelatin yang meleleh dalam periode waktu tertentu.Untuk mendapatkan bagian kapsul dengan panjang dan tebal yang diinginkan. Kemudian pasak-pasak dan lempeng tadi diangkat perlahan-lahan dari wadah gelatin dan gelatin yang melekat dikeringkan perlahan-lahan akibat pengaturan temperatur dan kelembapan udara. Bila sudah kering, tiap bagian dirapikan sesuai dengan panjangnya, lalu kedua bagian dipertemukan dengan menggunakan mesin, yang penting harus diperhatikan dinding bagian badan kapsul tebalnya harus sedemikian rupa agar bagian tutup dapat cukup dan tepat menyelubunginya. Biasanya pasak untuk bagian tutup pasti harus lebih besar sedikit dari pada pasak untuk bagian badan dari kapsul.Proses pembuatan cangkang kapsul dimulai dari pembuatan larutan gelatin 25-30%. Bahan dasar capule berupa gelatine dilarutkan di dalam air panas yang telah di demineralisasi. Bahan tambahan seperti pengawet dan pewarna dicampurkan kedalam larutan gelatin sehingga membentuk campuran yang homogen. Bahan dasar inidimasukkan kedalam mesin pembuatan kapsul untuk dicetak menjadi cangkang kapsul yang siap untuk digunakan. Dalam produksi pencelupan, pengeringan, merapikan dan mempertemukan kedua bagian kapsul sebanyak pasak yang terdapat dalam lempeng berputar berulang-ulang memasuki dan keluar dari wadah gelatin leleh.Beberapa metode pembuatan kapsul secara khusus terdapat pada pabrik farmasi. Satu cara pemberian warna pada gelatin digunakan dalam pembuatan kapsul. Pewarna yang dapat digunakan untuk membuat bagan dari badan dan tutup dari cangkang kapsul boleh warna yang sama maupun berlainan. Dengan berbagaia kombinasi dari bagian-bagian kapsul, akan lebih manis, jelas tampaknya dan kekhususan kapsul dapat disiapkan.Kapsul tidak tembus cahaya dapat juga disiapkan untuk membuat produksi farmasi pemanis yang khas. Kapsul ini dibuat dengan menambahkan bahan yang tidak larut seperti titan oksida kedalam campuran gelatin.Kapsul untuk tembus cahaya yang berwarna dapat disiapkan dengan menggunakan kedua zat yaitu bahan pembuat tidak tembus cahaya dan pewarna.Pengusaha pabrik dapat mengubah pembuatan pasak yang biasanya berbentuk bulat menjadi kapsul cangkang yang diproduksi mempunyai bentuk yang khas. Dengan meruncingkan ujung pasak ( cetakan ) pembuatan bagian badan cangkang kapsul dan membundarkan bagian tutupnya, seorang pengusaha pabrik menyiapkan kapsulnya mudah dibedakan dari kapsul produk lain.7Pabrik lain menghasilkan kapsul dengan kedua ujung baik bagian badan maupun tutupnya meruncing tapi tidak sampai dengan ujungnya.Pengusaha pabrik lain-lainya juga membuat kekhususan dari kapsul tahan pecah, tahan bocor, dengan merekatkan sambungan antara kedua bagian cangkang kapsul menggunakan pita gelatin berwarna.9Melepaskan pita jelas harus dengan merusak, sehingga pita tidak dapat dipasangkan kembali tanpa suatu usaha yang besar dan melekatkan lagi dengan gelatin. menggambarkan penutupan kapsul.Seperti bahan-bahan dasar obat yang lainnya proses pembuatan cangkang kapsul ini harus memenuhi standar cGMP (cara pembuatan obat yang baik). Cangkang kapsul yang sudah jadi akan diperiksa sesuai dengan standar cGMP. Selain pemeriksaan itu dimensi kapsul seperti ketebalan, diameter, dan tinggi kapsul akan diperiksa untuk memastikan cangkang kapsul siap digunakan pada proses pengisian kapsul.

Kapsul Cangkang Lunak

Kapsul gelatin lunak dapat dibuat dengan cara proses lempeng dengan menggunakan s.eperangkat cetakan untuk membentuk kapsul, atau dengan caradie process(berputar atau bolak-balik) yang lebih efisien dan pro-duktif. Yang dimaksud dengan proses lempeng adalah sebagai berikut: Selembar gelatin hangat yang tidak berwarna ditempatkan pada per mukaan cetakan bagian bawah dan obat yang cair dituangkan ke dalam-nya baru kemudian selembar gelatin lainnya diletakkan di atasnya dan ditekan. Jadi tekanan ini bertindak sebagai pembuat kapsul. Pengisian bahan obat dan pemasangan segelnya dilakukan dalam waktu yang ber-samaan secara serentak, kemudian kapsul yang sudah dicetak dipindahkan dan dicuci dengan pelarut yang tidak mengganggu atau merusak kapsul. Mesin-mesin yang berkecepatan tinggi telah dikembangkan untuk pem-buatan kapsul dengan cara proses lempeng dan telah digunakan dalam industri sekarang ini.Akan tetapi, kebanyakan pembuatan kapsul lunak dalam industri besar dilakukan dengan cararotary die process,suatu metode yang dikembangkan oleh Robert P. Scherer pada tahun 1933. Dengan metode ini eairan gelatin yang dituangkan dari tangki yang terletak di atas, diben-tuk menjadi dua buah pita yang berurutan oleh mesinrotary die.

Gambar Hand operated capsule filling machine & automated capsule filling

Capsule filling processDalam waktu yang bersamaan bahan obat yang akan diisi-kan dan telah diukur, dimasukkan di antara kedua pita secara tepat, ketika itudiesmembentuk kantung-kantung dari pita gelatin. Kemudian kantung-kantung gelatin yang telah terisi, disegel dengan tekanan dan panas dan kapsul-kapsul ini akan terlempar dari pita dengan proses yang sama. Kapsul gelatin lunak dapat dibuat dalam berbagai macam bentuk . antara lain, bundar, lonjong, bentuk pipa, membujur, dan lain-lainnya. Kapsul-kapsul tersebut dapat juga dibuat dengan satu atau dua macam warna, yang terakhir dengan dua macam warna diberikan dari pemakaian pita gelatin yang berbeda warnanya untuk membuat belahan kapsul.

Mesin Kapsul Accogel merupakan penyesuaian yang modern dari metode ini dikembangkan oleh Lederle Laboratories, suatu mesin yang memungkin-kan pemasukan serbuk kering atau cairan ke dalam kapsul gelatin lunak. Dengan menggunakan suatu adaptor, mesin ini dapat memasukkan tablet yang dibentuk sebelumnya ke dalam lapisan gelatin.Proses dengandieyang bolak-balik kerjanya sama dengan proses yang berputar dalam hal pembuatan pita gelatin dan digunakan untuk mengisi obat, tapi berlainan dalam proses pengisian obat. Pita-pita gelatin dima-sukkan di antara sepasangdieyang vertikal dan secara terus-menerus mem-buka dan menutup membentuk jajaran-jajaran kantung pada pita gelatin. Kantung-kantung ini diisi dengan obat dan ditutup serta disegel, kemu-dian dibentuk dan dipotong dari lapisan, di mana kapsul tersebut men-jadi lebih baik setelah melalui mesin. Begitu kapsul ini dipotong dari pita, kapsul tersebut jatuh ke dalam tangki yang didinginkan, yang mencegah-nya untuk saling melekat satu sama lain dan menjadi tumpul.

Cod liver oil capsules and Different shapes of soft gel capsules B. Tablet Effervescent2.5 Pengertian Tablet EffervescentTablet effervescent merupakan tablet berbuih yang dibuat dengan kompresi granul yang mengandung garam effervescent atau bahan-bahan lain yang mampu melepaskan gas ketika bercampur dengan air. Dalam perdagangannya tablet analgesic yang dibuat alkalis sering dibuat berbuih untuk mendorong lebih cepat hancur dan melarutnya tablek ketika ditambahkan ke dalam air atau minuman yang berair. Hal ini dikarenakan tablet effervescent mengandung campuran kering yang berupa natrium bikarbonat, asam sitrat dan asam tartrat, yang jika ditambahkan dengan air, asam dan basanya bereaksi dengan membebaskan karbondioksida sehingga menghasilkan buih. Tablet effervescent adalah sebagai bentuk sediaan yang menghasilkan gelembung gas sebagai hasil reaksi kimia dalam larutan. Gas yang dihasilkan umumnya adalah karbondioksida (CO2).Tablet effervescent terdiri dari campuran antara natrium bikarbonat dengan asam sitrat atau asam tartrat yang apabila dicelupkan ke dalam air maka akan berbuih atau membentuk gas CO2. Reaksi antara asam sitrat dan natrium bikarbonat serta asam tartrat dan natrium bikarbonat dapat dilihat sebagai berikut:

H3C6H5O7.H2O + 3NaHCO3 --> Na3C6H5O7 + 4H2O + 3CO2

Asam sitrat Natrium bikarbonat Natrium sitrat Air Karbondioksida

H2C4H4O6 + 2NaHCO3 --> Na2C4H4O6 + 2H2O + 2CO2

Asam tartrat Natrium bikarbonat Natrium tartrat Air Karbondioksida

Dari kedua reaksi di atas dapat disimpulkan bahwa dibutuhkan tiga molekul natrium bikarbonat untuk menetralkan satu molekul asam sitrat dan dua molekul natrium bikarbonat untuk menetralisasi satu asam tartrat.Tablet effervescent harus dapat larut dalam waktu kurang dari tiga menit (pada air yang bersuhu 15-25C mempunyai waktu hancur lima menit), kekerasan antara 70 - 120 N, mempunyai pH < 6 dan stabil. Tablet Effervecent adalah tablet yang mengeluarkan buih ketika dimasukkan ke dalam air. Buih yang keluar tersebut adalah gas karbondioksida yang dihasilkan dari reaksi antara asam organik dengan garam turunan karbonat. Gas korbondioksida ini membantu mempercepat hancurnya tablet dan meningkatkan kelarutan zat aktif. Selain itu gas korbondiokasida ini juga memberi rasa segar seperti halnya pada minuman kaleng berkarbonasi. Di samping menghasilkan larutan yang jernih, tablet juga menghasilkan rasa yang enak karena adanya karbonat yang membantu memperbaiki rasa beberapa obat tertentu. Dengan rasa asam sedikit berlebih, sehingga berasa sedikit asam ini merupakan faktor tambahan yang membuat sediaan efervesen dapat diterima di masyarakat.Kandungan tablet effervecent merupakan campuran asam (asam sitrat, asam tartrat) dan Natrium bikarbonat, yang jika dilarutkan dalam lingkungan berair akan bereaksi menghasilkan karbondioksida yang berasal dari penguraian basa bikarbonat akibat penetralan oleh asam. Reaksinya cukup cepat dan biasanya selesai dalam waktu 1 menit atau kurang. Tablet effervescent harus disimpan dalam wadah tertutup rapat atau kemasan tahan lembab, sedangkan pada etiket tertera tidak langsung ditelan.

2.6 Bahan Tambahan untuk Pembuatan Tablet Effervscent Perlu diperhatikan bahwa bahan yang digunakan dalam tablet effervecent seharusnya mempunyai kandungan lembab yang sangat rendah dan sewaktu pembuatan sediaan ini harus dilakukan pada tempat yang kering.

Karakteristik komponen tablet Efervesen:1.Dalam banyak hal prinsip yang digunakan dalam memproduksi tablet efervesen sama dengan yang digunakan untuk tablet konvensional. Banyak dari proses dan alat proses yang sama. Demikian juga sifat umum granul yang diperlukan untuk memdapatkan tablet yang sesuai persyaratan seperti: a. Ukuran partikel b. Bentuk partikelc. Granulometrid. Keseragaman distribusie. Aliran bebas granulf. Granul harus dapat dikompresi

2.Satu sifat bahan baku yang dipilih untuk digunakan dalam tablet efervesen yang lebih penting dari tablet konvensional yaitu kondisi lembabnya, artinya bahan baku yang digunakan harus kering.Apabila bahan baku yang digunakan tidak kering (mengandung lembab) maka terjadi reaksi asam dan karbonatnya akan menyebabkan produk menjadi tidak stabil secara fisik dan terurai. Sekali dimulai reaksi maka akan berlanjut lebih cepat karena produk samping reaksi adalah pertambahan air.Contoh:CH2COOH CH2COONaCH2COOH + 3NaHCO3 CHCOONa + 3 CO2 + 3 H2OCH2COOH CH2COONa

Oleh karena itu bahan baku yang digunakan harus dalam keaadan anhidrat (kering) dengan sedikit kadar lembab yang diabsorpsi. Molekul air memang masih ada tapi sangat sedikit karena air dibutuhkan sedikit untuk kebutuhan mengikat granul karena granul yang terlampau kering tidak dapat dikempa.

3.Kelarutan merupakan sifat bahan baku yang penting dalam tablet efervesen. Jika komponen tablet tidak larut, reaksi efervesen tidak akan terjadi dan tablet tidak akan terdisintegrasi secara cepat. Kecepatan kelaurtan lebih penting dari kelarutan karena zat yang terlarut lambat dapat merintangi desintegrasi tablet dan larut lambat menghasilkan residu yang tidak disukai setelah tablet terdisintegrasi.Sumber KarbondioksidaSumber karbondioksida dari tablet efervesen didapat dari garam-garam karbonat. Karena garam ini dapat menghasilkan 53 % karbondioksida. Garam yang sering digunakan adalah natrium bikarbonat dan natrium karbonat. Natrium bikarbonat dengan kosentrasi dalam air 0,85% menunjukan pH 8,3. natrium karbonat dengan konsentrasi 1 % dalam air mempunyai pH 11,5. Natrium karbonat menunjukan pula efek stabilisasi di dalam tablet efervesen karena kemampuannya mengabsorbsi lembab terlebih dahulu yang dapat mencegah permulaan reaksi efervesen. Oksigen dapat pula menjadi sumber efervesen dengan sumbarnya dapat digunakan natrium perborat anhidrat.

Sumber AsamSumber asam yang umumnya digunakan pada tablet efervesen dapat digolongkan menjadi;a. Asam Makanan, antara lain : 1. Asam Sitrat, merupakan asam yang paling sering digunakan karena harganya yang murah. Asam sitrat dapat larut dengan mudah dan cepat, dan dalam bentuk granul dapat mengalir dengan bebas. Terdapat juga bentuk anhidratnya sehingga mempunyai sifat higrokopis.2. Asam Tartrat, asam ini mempunyai kelarutan yang lebih besr dari asam sitrat.b. Asam anhidratJika asam anhidrat dilarutkan dalam air maka akan terjadi hidrolisi yang membebaskan bentuk asamnya yang dapat bereaksi dengan sumber karbondioksida. Contohnya adalah suksinat anhidrat.c. Garam AsamGaram ini dapat digunakan karena dalam larutan, garam ini dapat menghasilkan proton dan menghasilkan larutan dengan pH dibawah 7. Contohnya adalah natrium hidrogen fosfat, natrium dihidrogen fosfat, dan natrium bisulfit.Bahan Tambahan LainnyaBahan tambahan lainnya pada tablet efervesen antara lain seperti bahan pengikat, bahan pengisi, dan lubrikan. Namun bahan-bahan ini penggunaannya dalam jumlah yang terbatas. Seperti halnya pengisi, hanya digunakan sedikit saja, karena dalam formula tablet efervesen sudah banyak mengandung karbonat dan asam.

a. Pengikat dan zat penggranul

Untuk pembuatan tablet efervesen dengan metode granulasi penggunaan pengikat seperti gelatin, amilum dan gom tidak dapat digunakan karena kelarutan lambat atau karena kandungan residu air tinggi yang dapat mempercepat ketidakstabilan tablet efervesen. Pengikat efektif untuk tablet efervesen adalah PVP. PVP ditambahkan pada serbuk yang digranulasi dalam keadaan kering kemudian dibasahi oleh cairan penggranulasi yaitu isopropanol, etanol atau hidroalkohol. Alkohol tidak bersifat pengikat tapi ditambahkan sebagai zat penggranulasi untuk pelarut PVP.

b. Pengisi

Biasanya hanya dibutuhkan sedikit pengisi karena zat yang menghasilkan efervesen sudah cukup besar. Natrium bikarbonat merupakan pengisi yang baik. Pengisi lain adalah Na. Klorida, Na. Sulfat dan Na. Bikarbonat.

c. Lubrikan

Lubrikan yang larut air atau zat yang dapat terdispersi dalam air dapat digunakan sebagai lubrikan. Serbuk natrium benzoat dan PEG 8000 merupakan lubrikan larut air yang efektif.

2.7 Cara Pembuatan Tablet Effervescent

Tablet effervecent dibuat dengan beberapa metode yaitu dengan cara granulasi basah, granulasi kering, dan dengan metode fluidisasi. Metode fluidisasi dengan metodewurster, menggunakan suatu alat semprot khusus yang dilangkapi dengan saluran penyemprot bahan pengikat dan saluran udara pemanas.Tablet effervecent memerlukan kondisi kerja dan metode khusus dalam pembuatannya karena dalam tablet ini terdapat dua bahan yang tidak dapat tersatukan yaitu garam natrium bikarbonat dan asam organik sebagai penghasil karbondioksida. Reaksi kedua bahan ini akan dipercepat dengan adanya air, maka dari itu tablet Efervescent selama perjalanannya mulai akhir produksi sampai ke tangan pasien tidak boleh sedikitpun kontak dengan air. Selain itu suhu tinggi juga dapat mempercepat perusakan bahan tablet, sehingga juga harus dijaga pada suhu yang relatif rendah.Proses pembuatan tablet efervesen membutuhkan kondisi khusus, kelembabab harus relatif rendah dan suhu harus dingin untuk mencegah granul atau tablet melekat pada mesin karena pengaruh kelembaban dari udara

Granulasi Basah

a. Cara Pemanasan.

Metode ini klasik, tapi sulit untuk mengontrol reprodusibilitas hasilnya. Caranya, asam sitrat hidrous dengan kadar air kecil (8,5%) dicampur. Kadar air yang kecil ini membuat air tidak akan dapat bereaksi dengan asam-basa selama proses pencampuran. Kemudian, campuran ini dipanaskan. Saat dipanaskan, air menguap dan ikatan menjadi agak keras. Terjadilah granul. Namun, granul ini hanyalah granul kering yang sulit ditebak kekuatan ikatannya sehingga reprodusibilitasnya jelek. Hasil akan lebih baik jika menggunakan high-speed mixing.b. Granulasi dengan Cairan Reaktif.

Bahan penggranulasi yang efektif adalah air. Proses berdasarkan penambahan sedikit air (0,1-0,5%) yang disemprotkan pada campuran sehingga terjadi reaksi menghasilkan granul. Granul yang masih lembab ditransfer ke mesin tablet kemudian dikempa lalu tablet masuk ke dalam oven terjadi proses pengeringan untuk menghilangkan air sehingga tablet menjadi stabil.

c. Granulasi dengan Cairan Non Reaktif.

Metode Granulasi dengan Cairan Non Reaktif paling banyak digunakan, prinsipnya seperti granulasi basah biasa Cairan yang digunakan adalah etanol atau isopropanol. Cairan ditambahkan perlahan-lahan ke dalam campuran pada mesin pencampur. Dalam hal ini perlu ditambahkan pengikat kering seperti PVP. Setelah itu masa granul dimasukkan ke dalam oven lalu dikeringkan. Kemudian dihaluskan lagi baru dicetak.Cara mencampur bahan dengan pengikat ada 3, yaitu:

a) Serbuk pengikat + solven musilago ditambah ke bahanb) Serbuk pengikat + bahan baru ditambah solvenAir yang ditambahkan sulit dikontrol karena terserap oleh pengikat. Setelah ditambahkan solven, akan terbentuk gel yang mengikat partikel-partikel bahan. Proses terbentuknya gel juga sulit.c) Larutan pengikat ditambahkan langsung ke bahanLarutan melarutkan partikel bahan. Jadi, yang menjadi pengikat adalah partikel-partikel permukaan yang melarut ke solutio

Granulasi Kering

Dilakukan dengan dua cara:

1. Cara Slugging

Dibuat bongkah-bongkah tablet ukuran besar menggunakan mesin tablet kemudian tablet dimasukkan ke dalam mesin granulasi untuk dihaluskan menjadi ukuran yang dikehendaki

2. Cara Kompaktor

Menggunakan mesin khusus rol kompaktor yang mengempa serbuk premix menjadi bentuk pita/lempeng diantara dua rol yang berputar berlawanan. Bahan dihaluskan menjadi granul dalam mesin granul.

BAB III PENUTUP

3.1 Kesimpulan

1. Sebagai bentuk inovasi terbaru, dikembangkan bentuk sediaan padat lain yang lebih praktis dan menyenangkan, yaitu sediaan kapsul dan tablet effervescent.2. Kapsul adalah sediaan padat yang terdiri dari obat dalam cangkang keras atau lunak yang dapat larut, cangkangnya yang umum terbuat dari gelatin.3. Proses pembuatan cangkang kapsul dimulai dari pembuatan larutan gelatin 25-30%. Bahan dasar capule berupa gelatine dilarutkan di dalam air panas yang telah di demineralisasi. Bahan tambahan seperti pengawet dan pewarna dicampurkan kedalam larutan gelatin sehingga membentuk campuran yang homogen. Bahan dasar ini dimasukkan kedalam mesin pembuatan kapsul untuk dicetak menjadi cangkang kapsul yang siap untuk digunakan.4. Kapsul gelatin lunak dapat dibuat dengan cara proses lempeng dengan menggunakan s.eperangkat cetakan untuk membentuk kapsul, atau dengan caradie process (berputar atau bolak-balik) yang lebih efisien dan pro-duktif.5. Tablet effervescent merupakan tablet berbuih yang dibuat dengan kompresi granul yang mengandung garam effervescent atau bahan-bahan lain yang mampu melepaskan gas ketika bercampur dengan air.6. Tablet effervecent dibuat dengan beberapa metode yaitu dengan cara granulasi basah, granulasi kering, dan dengan metode fluidisasi.

DAFTAR PUSTAKA

Aji, Wahyu. 2009. Uji Aktivitas Antioksidan Tablet Effervescent KombinasiEkstrak Etanol Daun Dewandaru (Eugenia uniflora L.) dan Herba Sambiloto (Andrographis paniculata [Burm.F.] Ness) Dengan Metode DPPH, Skripsi, Fakultas Farmasi Universitas Muhamadiyah Surakarta : Surakarta.

Anief, Moh. 2000. Ilmu Meracik Obat. Gadjah Mada University Press : Yogyakarta .Anief, Moh. 2005. Farmasetika. Gadjah Mada University Press : Yogyakarta.Anonim. 1966. Formularium Indonesia. Depkes RI : Jakarta.

Ansel, Howard C. 2008. Pengantar Bentuk Sediaan Farmasi Edisi keempat. Universitas Indonesia : Jakarta.Chien-Yuan Lee. 2006. Physical Characterization and Drug Release Profiling for Hard Capsules Prepared with Hydroxypropylcellulose or Polyethylene OxideAvailable at: www.pharm.org.tw/cjp/issue/58-1/J006.pdfOpened: April , 20, 2014.

Depkes RI. 1979. Farmakope Indonesia edisi III. Departemen Kesehatan RI : Jakarta.Depkes RI. 1995. Farmakope Indonesia edisi IV. Departemen Kesehatan RI : Jakarta.

Martindale, The Extra Pharmacopeia 29TH Edition, Council Of The Royal Pharmaceutical Society Of Great Britain, London, The Pharmaceutical Press, 1989, hal. 1208-1209Pharmaceutical Excipients. 2nd edition. Editor: Ainley Wade and Paul J. Weller. 1994. London: The Pharmaceutical Press. Page 436-478, 123-125, 522-523, 392-399, 500-504Sulaiman, T. N. S dan Rina Kuswahyuning. 2008. Teknologi dan Formulasi Sediaan Semipadat. Laboratorium Teknologi Farmasi Bagian Farmasetika Fakultas Farmasi UGM : Yogyakarta.Syamsuni. 2005. Farmasetika Dasar dan Hitungan Farmasi. Penerbit Buku Kedokteran EGC : Jakarta.The Pharmaceutical CODEX, Principle and Practice of Pharmaceutics. 12nd ed. 1994. London: The Pharmaceutical Press.Tjay, H. T. dan Rahardja, Kirana. Obat-Obat Penting ed. IV. Elex Media Komputindo : Jakarta.

Universitas Sriwijaya 2014