MAKALAH-TECHNOPRENEURSHIP

24
PERKEMBANGAN TECHNOPRENEURSHIP INDONESIA Disusun Oleh : I Wayan Wahyu Sastra Wijaksana 12.11.125/B JURUSAN TEKNIK MESIN S-1 FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI INSTITUTE TEKNOLOGI NASIONAL MALANG

description

tugas makalah technopreneurship

Transcript of MAKALAH-TECHNOPRENEURSHIP

Page 1: MAKALAH-TECHNOPRENEURSHIP

PERKEMBANGAN TECHNOPRENEURSHIP

INDONESIA

Disusun Oleh :

I Wayan Wahyu Sastra Wijaksana

12.11.125/B

JURUSAN TEKNIK MESIN S-1

FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI

INSTITUTE TEKNOLOGI NASIONAL MALANG

2014

Page 2: MAKALAH-TECHNOPRENEURSHIP

BAB I

PENDAHULUAN

1.1. LATAR BELAKANG

Entrepreneurship atau kewirausahaan adalah sebuah tema yang cukup menarik untuk

dibicarakan dan coba ditekuni oleh beberapa orang karena menjanjikan sebuah kesuksesan karir dan

finansial bagi yang berhasil menjalaninya. Di Indonesia, pembicaraan mengenai entrepreneurship

semakin sering terdengar dalam beberapa tahun terakhir ini antara lain dipicu oleh suksesnya

penjualan buku “Rich-Dad-Poor-Dad” karangan Robert Kiyosaki yang secara eksplisit

menyarankan kepada pembacanya untuk beriwirausaha sebagai bagian untuk memperoleh kebebasan

finansial. Bahkan beberapa pemuda bertutur bahwa mereka ingin menjadi wirausaha dengan

mendirikan perusahaan dan memperoleh kebebasan finansial seperti yang disarankan oleh Kiyosaki

tanpa menghiraukan bidang apa yang akan mereka terjuni dan hambatan apa saja yang akan mereka

temui dalam berwirausaha.

Di samping itu, dunia Teknologi Informasi (IT) adalah sebuah dunia usaha dan teknologi yang

paling banyak menghasilkan enterpreneur yang sukses baik secara bisnis maupun keuangan. Nama-

nama seperti Hewlet-Packard, Bill Gates, Lerry Elison, Steve Jobs, dan Michael Dell merupakan

nama-nama pendiri perusahaan di bidang Teknologi Informasi, dan merupakan entrepreneur murni

karena mereka memulai usaha yang baru sama sekali dan di usia yang cukup muda.

Melihat kondisi inilah maka tidak heran kalau banyak sekali enterpreneur yang ingin

mendirikan usaha dalam bidang IT, bahkan di era dot-com, hampir semua entrepreneur berusaha

mendirikan perusahaan dot-com. Seiring dengan berlalunya era dot-com dan dengan jatuhnya banyak

perusahaan dot-com, tetap tidak mengurangi semangat para entrepreneur muda untuk mencoba

peruntungan mereka dalam dunia IT ini.

Maka dari itu dalam tulisan ini akan dipaparkan mengenai hal-hal umum yang menyangkut

seputar technopreneurship dan sudah sejauh mana perkembangannya baik dalam dilingkup Indonesia

maupun di Asia.

1

Page 3: MAKALAH-TECHNOPRENEURSHIP

BAB II

PEMBAHASAN

2.1. KEWIRAUSAHAAN

Kewirausahaan atau entrepreneurship berasal dari bahasa Perancis, yaitu perantara. Menurut

para ahli kewirausahaan adalah suatu nilai yang diperlukan untuk memulai suatu usaha dan

perkembangan usaha (Soeharto Prawiro, 1997). Sedangkan menurut Robbin dan Coulter bahwa

Entrepreneurship is the process whereby an individual or a group of individuals uses organized

efforts and means to pursue opportunities to create value and grow by fulfilling wants and need

through innovation and uniqueness, no matter what resources are currently controlled

(Kewirausahaan adalah proses dimana seorang individu atau kelompok individu menggunakan upaya

yang terorganisir dan sarana untuk mencari peluang untuk menciptakan nilai dan tumbuh dengan

memenuhi keinginan dan kebutuhan melalui inovasi dan keunikan, tidak peduli sumber daya apa

yang dikendalikan). Sedangkan Peter Druker mendefinisikan ; “ the practice of consistently

converting good ideas into profitable commercial ventures”. Berdasarkan definisi di atas ada

beberapa kata kunci tentang pengertian entrepreneurship atau di Indonesia di kenal dengan

”kewirausahaan”, yaitu : 1) aktivitas manusia yang creative dan inovatif; 2) kemampuan untuk

membuat dan membangun yang belum ada; 3) visi untuk bersedia mengambil resiko; 4)

kewirausahaan adalah ilmu, yang dapat di pelajari (Peter Druker).

Beranjak dari pengertian di atas maka entrepreneur atau wirausahawan adalah orang yang

memiliki paradigma hidup sebagai innovator, creator dan oportunis, orang ini juga menjadi kunci

perubahan yang mampu mencptakan lapangan kerja dan kesejahteraan. Wirausaha adalah orang yang

ingin di sebut “boss” yang mampu menjadi penggerak ekonomi.

3.2 TECHNOPRENEURSHIP

Ditilik dari asal katanya, technopreneurship merupakan istilah bentukan dari dua kata, yakni

‘teknologi’ dan ‘enterpreneurship’. Secara umum, kata teknologi digunakan untuk merujuk pada

penerapan praktis ilmu pengetahuan ke dunia industri atau sebagai kerangka pengetahuan yang

digunakan untuk menciptakan alat-alat, untuk mengembangkan keahlian dan mengekstraksi materi

guna memecahkan persoalan yang ada. Sedangkan kata entrepreneurship berasal dari

2

Page 4: MAKALAH-TECHNOPRENEURSHIP

kata entrepreneur yang merujuk pada seseorang atau agen yang menciptakan bisnis/usaha dengan

keberanian menanggung resiko dan ketidakpastian untuk mencapai keuntungan dan pertumbuhan

dengan cara mengidentifikasi peluang yang ada (Zimmerer dan Scarborough, 2008).

Jika kedua kata diatas digabungkan, maka kata teknologi disini mengalami penyempitan arti,

karena Teknologi dalam “technopreneurship” mengacu pada Teknologi Informasi, yakni teknologi

yang menggunakan komputer sebagai alat pemrosesan. Menurut Posadas (2007),

istilah technopreneurship dalam cakupan yang lebih luas, yakni sebagai wirausaha di bidang

teknologi yang mencakup teknologi semikonduktor sampai ke asesoris komputer pribadi (PC).

Sebagai contoh adalah bagaimana Steven Wozniak dan Steve Job mengembangkan hobi mereka

hingga mereka mampu merakit  dan menjual 50 komputer apple yang pertama, atau juga bagaimana

Larry Page dan Sergey Brin mengembangkan karya mereka yang kemudian dikenal sebagai mesin

pencari google. Mereka inilah yang disebut sebagai para teknopreneur dalam definisi ini.

Dalam wacana nasional, istilah technopreneurship lebih mengacu pada pemanfaatan teknologi

informasi untuk pengembangan wirausaha. Berbeda dengan pengertian pertama diatas, jenis

wirausaha dalam pengertian technopreneurship disini tidak dibatasi pada wirausaha teknologi

informasi, namun segala jenis usaha, seperti usaha mebel, restoran, super market ataupun kerajinan

tangan, batik dan perak. Penggunaan teknologi informasi yang dimaksudkan disini adalah pemakaian

internet untuk memasarkan produk mereka seperti dalam perdaganganonline (e-Commerce),

pemanfaatan perangkat lunak khusus untuk memotong biaya produksi, atau pemanfaatan teknologi

web 2.0 sebagai sarana iklan untuk wirausaha. Dalam pengertian kedua ini, tidaklah jelas pihak mana

yang bisa disebut sebagai technopreneur.

Merujuk pada Dorf and Byers (2005) mendefinisikan technological entrepreneurship sebagai

“style of business leadership that involve identifying high potential, technology intensive commercial

opportunities, gathering resources such as talent and capital, and managing rapid growth and

significant risk using principled decision making skill. Technology ventures exploit breakthrough

advances in science and engineering to develop better products and services for costumer. The

leader technology ventures demonstrate focus, passion and unrelenting will to succeed”. Shane and

Venkataraman (2004) mendefiniskan technological entrepreneurship sebagai proses yang digunakan

oleh wirausahawan untuk mengelola sumber daya, system teknis (teknologi), dan strategi organisasi

untuk memanfaatkan peluang, sedangkan Canadian Academy Engineering (1998), mendifinisikan

sebagai “pengaplikasian inovatif dari pengetahuan teknis dan keilmuan seseorang atau beberapa

orang yang memulai dan mengoperasikan bisnisnya berdasarkan resiko dalam mencapai tujuan

organisasi”.

3

Page 5: MAKALAH-TECHNOPRENEURSHIP

Berdasarkan definisi-definisi di atas maka dapat di gambarkan secara umum technological

entrepreneurship sebagai gaya bisnis yang berdasarkan kemampuan menjadikan technology dasar

untuk mengidentifikasi peluang usaha dan menggunakan teknologi sebagai alat atau system

pembuatan keputusan bisnis berdasarkan kemampuan pengetahuan dan keilmuannya, termasuk

merancang, membuat dan menditribusikan hasil produksi perusahaan kepada pengguna.

Dalam buku Cash Flow Quadrant karya Robert Kiyosaki menyebutkan bahwa ada 4 karakter di

dunia ini dalam hal mendapatkan penghasilan, yaitu employee, self-employee, business owner, dan

investor. Dan hal yang paling menakjubkan adalah technopreneur adalah satu kategori baru yang

keluar dari 4 karakter tersebut.Artinya dunia technopreneur adalah suatu dunia baru, dimana masih

sangat terbuka dengan luas kesempatan-kesempatan untuk mendapatkan penghasilan yang besar.

Teknologi komunikasi dan informasi atau teknologi telematika (information and

communication technology–ICT) telah diakui dunia sebagai salah satu sarana dan prasarana utama

untuk mengatasi masalah-masalah dunia.Teknologi telematika dikenal sebagai konvergensi dari

teknologi komunikasi (communication), pengolahan (computing) dan informasi (information) yang

diseminasikan mempergunakan sarana multimedia.

Technopreneurship adalah sebuah inkubator bisnis berbasis teknologi, yang memiliki wawasan

untuk menumbuh-kembangkan jiwa kewirausahaan di kalangan generasi muda, khususnya

mahasiswa sebagai peserta didik dan merupakan salah satu strategi terobosan baru untuk mensiasati

masalah pengangguran intelektual yang semakin meningkat ( +/- 45 Juta orang). Dengan menjadi

seorang usahawan terdidik, generasi muda, khususnya mahasiswa akan berperan sebagai salah satu

motor penggerak perekonomian melalui penciptaan lapangan-lapangan kerja baru. Semoga dengan

munculnya generasi technopreneurship dapat memberikan solusi atas permasalahan jumlah

pengangguran intelektual yang ada saat ini.Selain itu juga bisa menjadi arena untuk meningkatkan

kualitas SDM dalam penguasaan IPTEK, sehingga kita bisa mempersiapkan tenaga handal ditengah

kompetisi global. 

Salah satu cara untuk mempersiapkan seorang tecnopreneurship ialah dengan memberikan

dasar-dasar dalam technopreneur, yakni memberikan bekal dimana salah satunya ialah teknologi

komunikasi dan informatika. Dimana teknologi ialah salah satu dasar penting yang harus dimiliki

seorang entrepreneur untuk menjadi seorang technopreneur.

Salah satu jurusan di perguruan tinggi yang menjalankan program perkuliahan dengan

berbasiskan technopreneur adalah jurusan TI.Secara teknis, implementasi pendidikan berbasis

technopreneurship ini, sama saja seperti perkuliahan pada umumnya, hanya saja pada 2 semester

pertama secara intensif para mahasiswa diberikan pelatihan (training) sebagai pondasi awal berupa

4

Page 6: MAKALAH-TECHNOPRENEURSHIP

penguasaan bahasa pemrograman (VB.Net/C#/Java) atau disain grafis 3D, WEB, dan ini disesuaikan

dengan kebutuhan dunia industri TI saat itu.

2.2.1 Aspek Pembentukan Karakter Technopreneurship

Berikut adalah beberapa aspek yang harus diperhatikan untuk menjadi seorang technopreneur

selain menyiapkan pengetahuan tentang teknologi :

1. Menggali diri

Kunci untuk mengidentifikasi jiwa pengusaha adalah dengan cara melihat karakter seseorang,

khususnya pada hal-hal yang menjadi kebiasaan, alami dan dilakukan dengan baik. Setiap dari kita,

memiliki susunan karakter tertentu yang menjadikan kita, apa adanya. Digunakan kata Tema

Karakter untuk menggambarkan unsur-unsur yang membentuk susunan karakter.Mengetahui Tema

Karakter Seseorang adalah permulaan. Tema Karakter adalah inti, seperti pusat bola salju yang

mengumpulkan lebih banyak salju ketika menggelinding menuruni bukit. Ia mengumpulkan

pengetahuan dan pengalaman dalam prosesnya. Tema Karakter membentuk pengetahuan dan

pengalaman dalam satu wilayah yang berhubungan.

Bila seseorang dengan kreativitas sebagai tema karakter yang dominan, akan memiliki

kemampuan lebih untuk mengatasi situasi yang membutuhkan adaptasi dan perubahan dibandingkan

dengan yang memiliki tema karakter dengan kreativitas yang lebih rendah. Pengalaman Hidup dapat

mengembangkan dan memperkuat tema karakter, tetapi dapat juga menguranginya. Pendidikan dan

latihan juga memberikan bentuk dan ukuran bola salju, pentingnya mengetahui tema karakter kita

tidak dapat diremehkan sebaliknya semakin cepat kita mengetahuinya akan lebih

baik. Wirausahawan memiliki enam tema karakter utama yang membentuk akronim:

F (Focus) untuk fokus,

A (Advantage) untuk keuntungan,

C (Creativity) untuk kreativitas,

E (Ego) untuk ego,

T (Team) untuk tim,

S (Social) untuk sosial

2. Kemampuan yang Diperlukan

Keterampilan yang dibutuhkan oleh para pengusaha dapat dikelompokkan menjadi tiga area

utama: keterampilan teknis seperti menulis, mendengarkan, presentasi lisan, pengorganisasian,

pembinaan, bekerja dalam tim, dan teknis tahu-bagaimana(know-how),

keterampilan manajemen usaha termasuk hal-hal dalam memulai, mengembangkan, dan mengelola

5

Page 7: MAKALAH-TECHNOPRENEURSHIP

perusahaan. Keterampilan dalam membuat keputusan, pemasaran, manajemen,

pembiayaan, akuntansi, produksi, kontrol, dan negosiasi juga sangat penting dalam membangun dan

mengembangkan usaha baru.Keterampilan terakhir melibatkan keterampilan

kewirausahaan.Beberapa keterampilan ini, membedakan pengusaha dari manajer termasuk disiplin,

pengambil risiko, inovatif, teguh, kepemimpinan visioner, dan yang berorientasi perubahan.

3. Memulai usaha

Ada empat subkategori menjadi wirausahawan:

1. Penemu, mendefinisikan konsep, unik, baru, penemuan atau metodologi

2. Inovator, menerapkan sebuah teknologi baru atau metodologi untuk memecahkan masalah baru.

3. Marketer, mengidentifikasi kebutuhan di pasar dan memenuhinya dengan produk baru atau

produk substitusi yang lebih efisien.

4. Oportunis, pada dasarnya sebuah broker, pialang, yang menyesuaikan antara kebutuhan dengan

jasa diberikan dan komisi.

3.3 PERKEMBANGAN TECHNOPRENEURSHIP DI ASIA

Jika kita menengok ke 2 -3 dekade yang lalu, maka sebut saja Taiwan, Korea Selatan dan

Singapura masih digolongkan sebagai Negara Berkembang. Namun sekarang negara-negara ini telah

menjadi negara maju dengan perekonomian yang didasarkan pada Industri teknologi. Perkembangan

Korea diawali dengan industri tradisional kemudian diikuti oleh industri semikonduktor. Sedangkan

Singapura memiliki kontrak di bidang elektronik dengan perusahaan-perusahaan barat kemudian

diikuti juga oleh manufaktur semikonduktor. Taiwan terkenal dengan industri asesoris komputer

pribadi (PC). Rahasia lain yang membuat perkembangan negara-negara ini melejit adalah adanya

inovasi.

Inovasi di bidang teknologi Informasi inilah yang juga membuat India berkembang dan

menjadi incaran industri dunia barat baik bagi outsourcing maupun penanaman modal. Contoh

teknologi yang dikembangkan oleh India adalah sebuah Handheld PC yang disebut sebagai simputer.

Simputer dikembangkan untuk pengguna pemula dan dari sisi finansial adalah pengguna kelas

menengah bawah. Simputer dijalankan oleh prosesor berbasis ARM yang murah dan menggunakan

sistem operasi berbasis opensource. Harga di pasaran adalah sekitar $200.

Inovasi India yang luar biasa datang dari perusahaan Shyam Telelink Ltd. Shyam Telelink

memperlengkapi becak dengan telefon CDMA yang berkekuatan 175 baterai. Becak inipun

diperlengkapi juga dengan mesin pembayaran otomatis.  Penumpang becak bisa menelpon dan tarif

yang dikenakan adalah sekitar 1.2 rupee per 20 menit. Lalu perusahaan ini mempekerjakan orang

6

Page 8: MAKALAH-TECHNOPRENEURSHIP

yang tidak memiliki keahlian untuk mnegemudikan becak. Upah para pengemudi becak tidak

didasarkan pada gaji yang tetap namun merupakan komisi sebesar 20% dari tiap tarif telepon yang

diperoleh (Wireless week, 2003).

Di Filipina, perusahaan telepon SMART mengembangkan metode untuk melayani transfer

pengiriman uang dari para pekerja Filipina yang diluar negeri melalui telepon seluler dengan SMS.

Menurut laporan Asian Development Bank (ADB), SMART dapat meraup sekitar US $14 – 21

trilyun per tahunnya dari biaya transfer program ini.

China mengikuti jejak yang sama. Perusahaan-perusahaan China mulai menunjukkan

kiprahnya di dunia internasional. Akuisisi IBM oleh perusahaan China Lenovo di tahun 2004 dan

akuisisi perusahaan televisi Perancis Thomson oleh Guangdong membuktikan

bahwatechnoprenuership di China semakin kukuh.

Studi Posadas menunjukkan bahwa technopreneurship di Asia berkembang disebabkan oleh

beberapa hal. Pertama, faktor inovasi yang diinsiprasikan oleh Silicon Valley. Jika revolusi industri

Amerika di abad 20 yang lalu dipicu oleh inovasi yang tiada henti dari Silicon valley, maka negara-

negara Asia berlomba untuk membangun Silicon Valley mereka sendiri dengan karakteristik dan

lokalitas yang mereka miliki.

Kedua, Inovasi yang dibuat tersebut diarahkan untuk melepaskan diri dari ketergantungan

dunia barat. Sebagian besar teknologi yang diciptakan oleh dunia barat diperuntukkan bagi kalangan

atas atau orang/instansi/perusahaan yang kaya dan menciptakan ketergantungan pemakaiannya.

Sementara itu sebagian besar masyarakat (baca pasar) Asia belum mampu memenuhi kriteria pasar

teknologi barat tersebut. Masih banyak masyarakat asia yang memiliki penghasilan dibawah $1 per

hari, sehingga mereka tidak memiliki akses ke teknologi yang diciptakan oleh dunia barat. Ini

merupakan peluang yang besar bagi para teknopreneur untuk berinovasi dalam menciptakan sebuah

produk teknologi yang menjangkau masyarakat marginal.

3.4 PERKEMBANGAN TECHNOPRENEURSHIP DI INDONESIA

Sebagian besar wacana di negara kita mengarahkan technopreneurship seperti dalam definisi

kedua di atas. Baik dalam seminar, lokakarya dan berita, maka bisa dijumpai bahwa pemakaian

teknologi Informasi dapat  menunjang usaha bisnis. Terlebih dimasa krisis global seperti sekarang

ini, maka peluang berbisnis lewat Internet semakin digembar-gemborkan. Ada kepercayaan

bahwa technopreneurship menjadi solusi bisnis dimasa lesu seperti ini. Sebagai contoh, penggunaan

perangkat lunak tertentu akan mengurangi biaya produksi bagi perusahaan mebel. Jika sebelumnya,

mereka harus membuat prototype dengan membuat kursi sebagaisample dan

mengirimkan sample tersebut, maka dengan pemakaian perangkat lunak tertentu, maka perusahaan

7

Page 9: MAKALAH-TECHNOPRENEURSHIP

tersebut tidak perlu mengirimkan sample kursi ke pelanggan, namun hanya menunjukkan desain

kursi dalam bentuk soft-copy saja. Asumsi ini tidak memperhitungkan harga lisensi software yang

harus dibeli oleh perusahaan mebel tersebut.

Jika technopreneurship dipahami seperti dalam contoh-contoh ini, maka kondisi ini menyisakan

beberapa pertanyaan: Apakah benar technopreneurship mampu menjadi solusi bisnis di masa kini?

Akan dibawa kemanakah arah technoprenership di negara kita? Menurut hemat

penulis, technopreneurship yang dipahamai dalam makna yang sesempit ini justru akan menjadi

bumerang bagi pelaku bisnis, karena ini akan menciptakan ketergantungan terhadap teknologi buatan

barat. Dan ini tidak sejalan dengan semangat technopreneurship yang dikembangkan oleh negara-

negara Asia lainnya. Selain itu, inovasi yang berkembang belum mampu melepas ketergantungan

tersebut karena masih berskala individu, seperti inovasi dan kreatifitas dalam pembangunan website,

penggunaan teknologi web 2.0 sebagai media promosi. Inovasi yang diharapkan adalah inovasi

dalam pengembangan kapasitas lokal dengan basis teknologi dari dunia barat, sehingga hasil inovasi

tersebut mampu melepaskan kita dari kungkungan ketergantungan penggunaan lisensi dan

ketergantungan teknologi barat.

Untuk dapat menuju ke arah yang sama seperti negara-negara tetangga kita lainnya, maka hal

pertama yang perlu dilakukan adalah melakukan dekonstruksi pemahaman technopreneurship. Ini

penting sekali karena kita semua tahu bahwa persepsi menentukan aksi. Dengan

pemahaman technopreneurship seperti dalam definisi pertama maka akan memungkinkan

bermunculannya para technopreneurship sejati yang akan membawa Indonesia berjalan bersama-

sama dengan India, Korea Selatan maupun Taiwan.

3.5 Tecnopreuner Ship Sebagai Pengurangan Tingkat Pengangguran Indonesia

Kemiskinan dan pengangguran yang menjadi masalah bagi pemerintah Indonesia dari tahun ke

tahun. Dengan wirausaha tentunya kita juga membuka peluang kerja yang sangat banyak dan

juga sebagai wadah lapangan pekerjaan yang sempit. Mengkombinasikan IT dengan

keterampilan juga lebih cepat untuk mengurangi yang tinggi. Perekonomian Negara Indonesia

semakin menurun. Banyaknya masalah yang dihadapi Indonesia seperti tingkat pengangguran

yang terus melonjak,tingkat kemiskinan yang tinggi dan juga lapangan pekerjaan yang kurang

memadai . Terbukti pada data Badan Pusat Statistik tingkat pengganguran pada tahun 2012 yaitu

tingkat pengangguran terbuka di Indonesia pada Februari 2012 mencapai 6,32% atau 7,61 juta

orang. Jumlah ini turun 6% dari Februari 2012 yang sebesar 8,12 juta orang.

Kepala BPS Suryamin mengatakan, angka persentase pengangguran 6,32% di Februari 2012

8

Page 10: MAKALAH-TECHNOPRENEURSHIP

turun dibandingkan Agustus 2011 yang sebesar 6,56% dan Februari 2011 yang sebesar 6,8%.

Menurut kepala BPS bahwa pada Februari 2011 adalah 8,12 juta, Agustus 2011 adalah 7,7 juta,

dan Februari 2012 adalah 7,61 juta, terus menurun. Sedangkan menurut BPS tingkat kemiskinan

tahun 2012 juga menurun sekitar 3,2 %. BPS menghitung, jumlah penduduk miskin di Indonesia

pada Maret 2011 sebanyak 30,02 juta orang. Jumlah ini mengalami penurunan 1 juta orang atau

3,2% dibandingkan dengan penduduk miskin pada Maret tahun lalu yang mencapai 31,02 juta

orang.

Sekilas angka tersebut memang lebih baik dari tahun sebelumnya itu terjadi karena faktor

pendorong turunnya jumlah penduduk miskin di Indonesia disebabkan oleh tingkat inflasi yang

rendah, membaiknya kondisi perekonomian Indonesia, upah buruh naik, dan adanya perbaikan

penghasilan petani.

Angka kemiskinan sangat mempengaruhi laju perekonomian Negara. Semakin meningkatnya

pengangguran itu juga menyebabkan tingkat kemiskinan meningkat. Selain itu juga

meningkatnya kematian masyarakat karena apabila tingkat kemiskinan meningkat maka manusia

tak dapat mencukupi kebuhan hidup.

Pengganguran ini terjadi karena peningkatan jumlah angkatan kerja di suatu daerah tidak

diimbangi dengan peningkatan daya serap lapangan kerja. Penganguran merupakan masalah

pokok dalam suatu masyarakat modern. Situasi ini menimbulkan kelesuan ekonomi yang

berpengaruh pula pada emosi masyarakat.

9

Page 11: MAKALAH-TECHNOPRENEURSHIP

Untuk itu harus mencari solusi guna mengurangi tingkat pengangguran dan menampung tenaga

kerja yang semakin melonjak. Entrepreneurship adalah langkah cerdas untuk mengurangi tingkat

kemiskinan dan pengangguran. Entrepreneur muda yang jumlahnya tidak begitu banyak di

Indonesia, kini pemerintah harus mampu memberikan modal untuk berwirausaha. Ternyata

bukan hanya modal saja yang di perlukan dalam beriwrausaha namun juga jiwa wirausaha dari

individu itu sendiri.

Kunci sukses berwirausaha adalah keyakinan , impian ,aksi dan doa. Yakin bahwa anda mampu

menjadi wirausaha yang sukses .Impian yang tinggi untuk mendorong kita melakukan suatu hal

yang berguna ,tentunya dalam berwirausaha. Aksi adalah hal terpenting dalam berwirausaha,

karena tanpa aksi kita tidak akan dekat dengan impian kita. Setelah semua usaha anda lakukan

berdoalah kepada sang Maha Pencipta dan hanyalah Tuhan yang menetukan semuanya.kita

sebagai manusia hanya bisa berusaha dan berusaha. Suatu perusahaan juga dapat bekerja sama

dengan sekolah kejuruan ataupun kampus untuk menyediakan kesempatan bagi siswa dan

mahasisa untuk magang pada perusahaan tersebut. Selain itu pemerintah juga harus mempertegas

kepada perguruan Tinggi yang ada di Indonesia untuk memasukan kurikulum baru berbasis

entrepreneur. Karena masih banyak kampus-kampus belum memasukan kurikulum ini. Efeknya

sangat besar sekali terhadap pengangguran. Tahun 2009 sarjana yang menganggur mencapai

900.000 akan sangat menyedihkan bila hampir tiap tahun Perguruan tinggi yang ada di Indonesia

menambah beban bangsa ini dengan menambah jumlah pengangguran.

Sumber daya alam Indonesia yang selama ini dijual dalam keadaan mentah tanpa diolah, namun

dengan teknologi dan seni bisnis dari para pengusaha muda dapat diolah menjadi produk yang

memiliki nilai tambah. Berbagai kebutuhan hidup dapat dipenuhi dengan produksi dalam negeri

sehingga tercipta kemandirian ekonomi bangsa. Selain itu sangat memungkinkan memproduksi

untuk keperluan ekspor sehingga akan menambah cadangan devisa negara.

Faktanya, saat ini sudah sudah ada program pemerintah yang diberikan untuk mengatasi

pengangguran dan kemiskinan di masyarakat seperti PNPM Mandiri. Bahkan program wirausaha

ini juga sudah sampai ke kampus-kampus melalui wirausaha mandiri. Untuk itu kita harus bisa

memanfaatkan program tersebut, sebab program tersebut tidak akan berhasil jika tidak bisa

dimanfaatkan oleh masyarakat.

Berwirausaha dengan menggunakan teknologi yang sudah canggih dan alhasil menggiurkan bagi

pengangguran. Banyak sekali cara untuk berwirausaha antara lain berjualan online di internet

maupun facebook yang dapat mengeruk keuntungan yang sangat besar.

Dengan adanya teknologi yang handal seharusnya kita dapat memanfaatkan hal tersebut utuk

menunjang berwirausaha kita. Wirausaha harus dilakukan secara continue. Dampak yang

10

Page 12: MAKALAH-TECHNOPRENEURSHIP

ditimbulkan dengan adanya wirausaha adalah meningkatnya generasi produktif untuk

mengurangi kemiskinan dan pengangguran.

3.6 Persaingan Teknologi Dalam Technopreneurship di Indonesia

Globalisasi, inovasi teknologi dan persaingan yang ketat pada abad ini memaksa perusahaan-

perusahaan mengubah cara mereka menjalankan bisnisnya. Agar dapat terus bertahan,

perusahaan-perusahaan mengubah dari bisnis yang didasarkan pada sumber daya (resources-

based business) menuju (bisnis berdasarkan pengetahuan), dengan karakteristik utama ilmu

pengetahuan. Ketika pencapaian utama perusahaan adalah sustainable competitive advantage

atau pencapaian daya saing bisnis berkelanjutan, maka manajemen perusahaan akan didorong

pada proses pencapaian dan pengembangan pengetahuan sebagai strategi bersaing perusahaan.

Competitiveness juga didorong oleh perkembangan teknologi yang semakin canggih dan cepat,

ketertinggalan dalam penguasaan teknologi akan berdampak pada kesulitan untuk memenangkan

persaingan, baik itu di level negara atau organisasi. Persaingan antar negara ditandai dengan

peningkatan skala produksi yang dapat dihasilkan, investasi langsung yang dating dari luar negeri

dan peningkatan standar hidup masyarakat. Merujuk pada hasil pertemuan Word Economic

Forum (WEP), keunggulan kompetitif negara dihasilkan oleh dua factor utama yaitu kompetitif

dalam pertumbuhan dan kompetitif pada mikroekonominya. keunggulan kompetitif ini dihasilkan

oleh factor penguasaan teknologi, peran instutusi publik dan sumber daya makroekonomi.

Daya saing seperti inilah yang dewasa ini menurun bagi Indonesia, peranan produk nasional yang

di hasilkan oleh peran tenologi tinggi masih sangat rendah, produksi Indonesia masih didominasi

oleh hasil teknologi rendah dan menengah, konsekwensinya adalah Indonesia sulit untuk

memperoleh keungulan kompetitif, karena kapabilitas teknologinya masih rendah. Dengan kata

lain upaya yang paling layak untuk di kedepankan adalah bagaimana meningkatkan penguasaan

tekologi untuk meningkatkan daya saing, baik itu pada level organisasi maupun level negara.

Salah satu jawabannya adalah dengan konsep penerapan technopreneurship untuk mencapai

keunggulan masa yang akan datang. Prespektif bisnis masa yang akan datang harus dibangun dari

pondasi penguasaan teknologi, konsepsi ini memerlukan sinergi antara penguasaan teknologi dan

kapasitas pembangunan, kemudian teknologi di trasformasikan menjadi dasar bisnis. Esensinya

adalah techonopreneurship sebagai pembangunan yang berbasis pada teknologi atau Technology-

business-based.

11

Page 13: MAKALAH-TECHNOPRENEURSHIP

Pada level negara diperlukan sinergitas antara teknologi dan pembangunan, seperti sinkronisasi

antara pemerintah dan peraturan bisnis, dalam jangka panjang sinergi ini akan menciptakan

pertumbuhan berkelanjutan, dan dengan dukungan teknologi yang maksimal yang pada akhirnya

akan menciptakan peluang sebagai motor penggerak pertumbuhan.

Kondisi yang sama diterapkan pada level bisnis atau organisasi, organisasi yang ingin mencapai

keunggulan kompetitif berkelanjutan adalah organisasi yang berbasis pada penguasaan teknologi

dan menjadi teknologi sebagai motor penggerak organisasinya.

Di zaman modern sekarang telah banyak technopreneur yang berhasil melakukan komersial

tekhnologi, sehingga menjadi sebuah produk yang diterima secara luas di pasar. Salah satu

contohnya produk mobil ford yang diciptakan oleh Henry Ford. Begitupun di negara Indonesia,

banyak technopreneur yang sukses dan berhasil menciptakan produk-produk yang berbasis

tekhnologi. Saat ini perkembangan tekhnopreneurship di Indonesia semakin pesat. Banyak

penemuan dan ide-ide baru yang diciptakan oleh entrepreneur indonesia, berbagai kemajuan yang

dicapai diawali dengan riset dan penemuan baru didalam bidang tekhnologi yang kemudian

dikembangkan sedemikian rupa sehingga memberikan keuntungan bagi penciptanya dan

masyarakat pengguna. Fenomena perkembangan bisnis dalam bidang tekhnologi di Indonesia,

diawali dari sebuah ide-ide kreatif dibeberapa pusat penelitian yang mampu dikembangkan

sehingga memiliki nilai jual di pasar.

Pada saat ini perkembangan bisnis dalam bidang tekhnologi, sebagian besar dihasilkan dari

sinergi antara technopreneur yang umumnya berpartisifasi dengan berbagai pusat riset, dengan

penyediaan modal yang akan digunakan dalam berbisnis. Hubungan tersebut akan mendorong

pada perkembangan bisnis tekhnologi yang ada dibeberapa negara. Jika kita perhatikan, di negara

kita saat ini, telah banyak penemuan-penemuan baru yang diciptakan oleh tekhnopreneur.

Bahkan sekarang banyak entrepreneur-entrepreneur yang lahir yang akan mengembangkan

Indonesia.

Perkembangan technopreneurship di Indonesia dalam 5 tahun kedepan akan pesat sekali. Akan

lahir penemuan-penemuan baru yang diciptakan oleh entrepreneur-entrepreneur yang akan

menciptakan sebuah inovasi yang tidak ada menjadi ada, dan yang tidak mungkin menjadi

mungkin, baik dalam segi ekonomi, maupun tekhnologinya. Dalam perkembangan 5 tahun

kedepan tekhnologi akan terus meningkat semakin canggih dan semakin meluas di masyarakat.

12

Page 14: MAKALAH-TECHNOPRENEURSHIP

Seperti akan terciptanya mobil terbang, sepatu terbang, robot pembantu rumah tangga, kipas

angin tanpa listrik, dan sebagainya.

Sekarang pemerintah telah menciptakan banyak pendidikan yang bertujuan untuk mencetak

anak-anak bangsa supaya indonesia maju. Salah satunya adalah Universitas Surya University

yang didirikan oleh prof. Yohanes Surya, Ph.D di Jl. Scientia Boulevard Blok U/7 Summarecon

Serpong, Tangerang-Banten. Didalamnya mencetak anak-anak menjadi orang yang hebat

khususnya technopreneurship yang akan membawa perkembangan tekhnologi di Indonesia dan

memiliki kompetensi tinggi yang mampu mencetak gengerasi dengan jiwa wirausaha.

Perkembangan technopreneurship di Indonesia juga memerlukan kerjasama dengan berbagai

pihak yang terkait secara integral, pemerintah memiliki peran besar dalam pembuatan aturan

yang mendorong iklim usaha kompetitif dan pemberdayaan, lembaga keuangan memiliki peran

dalam peningkatan kapasita usaha, perguruan tinggi berperan dalam riset dan pengembangan

terhadap teknologi tepat guna, termasuk program industrial cluster dan incubator bisnis,

berkaitan juga dengan pembangunan sumber daya manusia dan lainnya, yang semuanya dapat

dikoordinasikan oleh pemerintah.

Tujuan jangka panjangnya adalah peningkatan kemampuan penciptaan laba oleh perusahaan

berbasis teknologi tersebut, wirausahawan juga harus menempatkan strategi level bisnisnya yang

mendorong inovasi dan kreatifitas dan pemerintah juga mendorong peningkatan level usaha

kearah persaingan tingkat internasional.

Peran pemerintah dalam membangun budaya kewirausahaan juga sangat penting dalam

peningkatan mutu dan membangun spirit transpormasi kewirausahaan Indonesia dari

konvensional kea rah wirausaha berbasis teknologi.

13

Page 15: MAKALAH-TECHNOPRENEURSHIP

BAB III

PENUTUP

3.1 KESIMPULAN

Menjadi seorang technopreneurship merupakan salah satu alternatif dalam menunjang

kebutuhan financial saat ini. Dengan dukungan besarnya kebutuhan akan teknologi informasi

disegala bidang menjadikan technopreneurship menjadi suatu bidang karir yang memiliki prospek

yang baik.

Beberapa hal yang perlu diperhatikan untuk menjadi seorang technopreneurship adalah

1. Pengetahuan akan teknologi informasi

2. Memiliki jiwa entrepereneur yang meliputi sikap untuk menggali diri, mengetahui

keterampilan yang dimilikinya kemudian berani untuk memulai usaha

14

Page 16: MAKALAH-TECHNOPRENEURSHIP

DAFTAR PUSTAKA

Abdul Gani, Dedeng. 2009. “Technopreneurship”. Program Pascasarjana Fakultas Ekonomi

Universitas Padjajaran. Bandung

Arifin, Syamsul. 2012. “Trend Solusi Bisnis Masa Kini”.

http://syamsulgunadarma.blogspot.com/2012/11/trend-solusi-bisnis-masa-kini.html. Diakses

pada tanggal 17 Desember 2013.

Dana, L.P. 2007. “Asian Models of Entrepreneurship from Indian Union and the Kingdom of Nepal

to the Japanese Archipelago: Context, Policy, and Practice”. New Jersey: World Scientific

Publishing Co.

Darmanto, Mala. 2013. “Kewirausahaan”.

http://ono.suparno.staff.ipb.ac.id/articles/technopreneurship-2/. Diakses tanggal 11 Desember 2013

Suparno, Ono. 2008. “Technopreneurship”

http://techno009.blogspot.com/2013/03/kewirausahaan.html. Diakses tanggal 11 Desember 2013

http://finance.detik.com/read/2012/05/07/141833/1911053/4/bps-jumlah-pengangguran-di-indonesia-

761-juta-turun-6

http://www.google.com/imgres?imgurl=http://1.bp.blogspot.com/-

http://alihasyim.blogspot.com/2012/04/technopreneur-bagi-mahasiswa.html

http://aa-technopreneur.blogspot.com/2009_04_01_archive.html

https://id.wikipedia.org/wiki/Wirausahawan

http://lilisdayani71.wordpress.com/2013/09/16/technopreneurship/

15