Makalah Tanti

10
Oesophagus sebagai Organ yang Berperan dalam Proses Menelan Citra Tanti 102013468 Mahasiswa Fakultas Kedokteran Universitas Kristen Krida Wacana Jl. Arjuna Utara No.06 Jakarta 11510. Telepon : (021)5694-2051 Email : [email protected] Abstrak Sistem pencernaan merupakan suatu sistem pada tubuh manusia yang berfungsi dalam penerimaan makanan, mencernanya menjadi energi dan nutrien, kemudian diserap serta mengeluarkan sisa proses tersebut. Sistem pencernaan terdiri dari saluran pencernaan, yaitu sebuah saluran yang merentang dari mulut hingga anus, dan adanya organ-organ aksesoris seperti gigi, lidah, kelenjar saliva, kantung empedu, hati, dan pankreas. Masing-masing organ memiliki peranan yang berbeda. Pada oesophagus berperan dalam proses menelan karena kontraksi lapisan ototnya menimbulkan gerak peristaltik yang mendorong makanan menuju bagian distal sehingga masuk ke lambung. Proses menelan oleh oesophagus dibantu adanya sphincter pada bagian atas dan bagian bawah serta suatu kelenjar yang menghasilkan mukus sehingga bolus makanan lebih mudah lewat. Pada proses menelan ini terkadang dapat terganggu yang membuat kita tersedak atau bahkan sesak napas karena adanya penyempitan pada bagian oesophagus. Kata kunci: Esophagus, Menelan, Sistem Pencernaan, Abstract

description

pbl ukrida 9

Transcript of Makalah Tanti

Oesophagus sebagai Organ yang Berperan dalam Proses MenelanCitra Tanti102013468Mahasiswa Fakultas Kedokteran Universitas Kristen Krida WacanaJl. Arjuna Utara No.06 Jakarta 11510. Telepon : (021)5694-2051Email : [email protected] pencernaan merupakan suatu sistem pada tubuh manusia yang berfungsi dalam penerimaan makanan,mencernanyamenjadienergidan nutrien, kemudian diserap serta mengeluarkan sisa proses tersebut. Sistem pencernaan terdiri dari saluran pencernaan, yaitu sebuah saluran yang merentang dari mulut hingga anus, dan adanya organ-organ aksesoris seperti gigi, lidah, kelenjar saliva, kantung empedu, hati, dan pankreas. Masing-masing organ memiliki peranan yang berbeda. Pada oesophagus berperan dalam proses menelan karena kontraksi lapisan ototnya menimbulkan gerak peristaltik yang mendorong makanan menuju bagian distal sehingga masuk ke lambung. Proses menelan oleh oesophagus dibantu adanya sphincter pada bagian atas dan bagian bawah serta suatu kelenjar yang menghasilkan mukus sehingga bolus makanan lebih mudah lewat. Pada proses menelan ini terkadang dapat terganggu yang membuat kita tersedak atau bahkan sesak napas karena adanya penyempitan pada bagian oesophagus. Kata kunci: Esophagus, Menelan, Sistem Pencernaan,

AbstractThe digestive system is a system that functions in the human body in receipt of food, digest it into energy and nutrients, then absorbed and put out the rest of the process. The digestive system consists of the digestive tract, which is a line extending from the mouth to the anus, and the presence of organs of accessories such as teeth, tongue, salivary glands, gall bladder, liver, and pancreas. Each organ has a different role. In esophageal role in the process of swallowing due to the contraction of the muscle layers that cause peristalsis propel food toward the stomach distal to enter. Ingestion aided by the presence of esophageal sphincter at the top and bottom as well as the glands that prodsuce mucus so much easier through the food bolus. In this ingestion can sometimes disturbed that make us choke or even shortness of breath due to a narrowing in the esophagus.Key Words: Esophagus, Deglutition, Tractus DigestivusPendahuluan

Sistem pencernaan merupakan suatu sistem pada tubuh manusia yang berfungsi dalam penerimaan makanan,mencernanyamenjadienergidan nutrien, kemudian diserap serta mengeluarkan sisa proses tersebut. Sistem pencernaan terdiri dari saluran pencernaan, yaitu sebuah saluran yang merentang dari mulut hingga anus, dan adanya organ-organ aksesoris seperti gigi, lidah, kelenjar saliva, kantung empedu, hati, dan pankreas. Pada makalah ini akan dibahas struktur kerongkongan atau ooesophagus dan mekanisme proses menelan dan pencernaan. Tujuan penulisan makalah ini adalah untuk memahami proses menelan yang kadang bisa menyebabkan tersedak bahkan hingga sesak napas. Area yang akan dibahas seperti pada peta konsep dibawah ini.

Struktur Makroskopik Oesophagus

Oesophagus berawal sebagai struktur cervical setinggi kartilago krikoid pada C6 di leher. Organ ini berbentuk saluran yang panjangnya 25cm terbentang dari faring turun ke dalam rongga thorax di belakang batang tenggorok sampai bercabang menjadi bronkus kemudian berjalan dibelakang jantung dan menembus diafragma untuk mencapai lambung. Batas antara faring dan oesophagus terdapat daerah yang disebut sphincter faringoesofageal, ini merupakan katup bagian atas yang mencegah makanan masuk ke tenggorokan. Oesophagus bersama nervus vagus menembus crus dextrum diafragma pada suatu lubang disebut hiatus esophagei pada setinggi vertebra thoracal 9 atau 10 sedikit di sebelah kiri garis tengah. Batas-batas oesophagus ditunjukkan pada gambar 1 dimana pada sisi kanan disilang oleh vena azygos dan nervus vagus dextra sehingga daerah ini merupakan tempat insisi bedah yang paling aman.1-3

Gambar 1 Batas-Batas Oesophagus2Peralihan oesophagus ke dalam lambung disebut ostium cardiacum, sehingga bagian oesophagus yang bermuara ke lambung disebut cardiaca ventriculi dan berfungsi sebagai sphincter atau katup. Sphincter ini disebut sphincter cardiaca dimana akan membuka saat akan bolus makanan akan masuk ke dalam mulut serta mencegah makanan dalam lambung serta asam lambung membalik ke atas.3Lumen oesophagus ini akan tertutup pada saat keadaan relaksasi. Ada 3 tempat penyempitan pada oesophagus dimana makanan dapat tersangkut, yaitu pada pangkalnya di leher belakang faring, pada tempat di sebelah belakang percabangan batang tenggorokan (trakea) menjadi bronkus, dan tempat menembus diafragma.3Untuk perdarahan oesophagus ini didapat dari beberapa cabang arteri sesuai dengan perjalanannya. Bagian sepertiga atas oesophagus diperdarahi oleh cabang dari arteri thyroidea inferior, bagian sepertiga tengah diperdarahi oleh cabang esofageal dari aorta thoracalis, dan sepertiga bagian diperdarahi oleh cabang gastrika sinistra dari tripus halleri. Untuk aliran balik pada oesophagus juga berbeda-beda. Pada sepertiga bagian atas bermuara ke vena thyroid inferior, pada sepertiga bagian tengah bermuara ke sistem azygos, dan bagian sepertiga bawah bermuara pada sistem azygos dan vena gastrika sinistra.2Persarafan oesophagus terdiri dari saraf simpatis dan parasimpatis. Persarafan simpatis diatur oleh sistem sympathicus melalui nervi splanchnici dan persarafan parasimpatis diatur oleh nervus vagus yang terdiri dari ramus anterior dan posterior.1

Struktur Mikroskopik OesophagusOesophagus terdiri dari 4 lapisan yaitu tunika mukosa berupa epitel gepeng berlapis, tunika submukosa, tunika muskularis berupa 2 lapisan dimana sebelah luar otot longitudinal dan sebelah dalam otot sirkular yang dapat dilihat pada gambar 2. Dua pertiga bagian atas merupakan otot lurik sedangkan sepertiga bagian bawah merupakan otot polos dan yang terakhir tunika adventitia sebagai lapisan terluar. Tunika mukosa pada oesophagus mempunyai epitel berlapis gepeng tetapi ujung bawahnya mendadak beralih menjadi epitel selapis torak tanpa sel goblet.4 Pada tunika submukosa terdapat berkas serat-serat kolagen dan elastin. Pada mukosa dan submukosa yang tidak dapat diregang akan membentuk lipatan-lipatan besar dan memanjang sehingga lumen oesophagus tidak rata bentuknya. Ketika ada bolus makanan lipatannya hilang sementara, setalah bolus lewat lipatannya kembali karena elastisitas submukosa. Pada gambar 2 dapat dilihat bahwa tunika submukosa terdapat kelenjar esofageal yang berfungsi menghasilkan mukus sebagai pelumas agar makanan mudah lewat.4

Gambar 2 Potongan melintang oesophagus4Mekanisme Proses Menelan dan PencernaanTerdapat empat proses pencernaan dasar: motilitas, sekresi, pencernaan, dan penyerapan. Kata motilitas merujuk pada kontraksi otot yang mencampurkan dan mendorong maju isi saluran cerna. Sejumlah getah pencernaan disekresikan ke dalam lumen saluran cerna oleh kelenjar eksokrin di sepanjang perjalanan, masing-masing dengan produk sekretorik spesifik. Kata pencernaan merujuk kepada penguraian biokimiawi struktur kompleks makanan menjadi satuan-satuan yang lebih kecil dan dapat diserap oleh enzim-enzim yang diproduksi didalam sistem pencernaan. Melalui proses penyerapan, unit-unit kecil makanan yang dapat diserap yang dihasilkan oleh pencernaan, bersama dengan air, vitamin, dan elektrolit, dipindahkan dari lumen saluran cerna ke dalam darah atau limfe.5Pada oesophagus terjadi gerak peristaltik,yaitu kontraksi berbentuk cincin otot polos sirkular yang bergerak progresif. Seperti yang telah dipaparkan sebelumnya bahwa tunika muskularis terdiri dari 2 lapisan yaitu otot sirkular dan otot longitudinal, dimana otot sirkular berfungsi mendorong bolus dan otot longitudinal berfungsi mempercepat bolus makanan masuk ke lambung seperti pada gambar 3 berikut ini.5

Gambar 3 Mekanisme Gerak PeristaltikProses menelan dimulai dengan fase volunter pada mulut saat bolus makanan terdorong masuk ke dalam faring seperti pada gambar 4 berikut ini. Bolus makanan tersebut mengaktifkan reseptor sensorik yang memulai fase involunter atau refleks deglutisi. Refleks deglutisi ini merupakan serangkaian kejadian untuk mendorong makanan lewat faring dan oesophagus serta mencegah makanan agar tidak masuk ke saluran pernapasan.6

Gambar 4 Proses MenelanKetika bolus makanan didorong ke belakang oleh lidah, laring bergerak ke depan, dan sfingter oesophagus bagian atas membuka. Ketika bolus makanan bergerak ke dalam faring, akan memicu kontraksi muskulus konstriktor faringeus superior terhdapa palatum mole yang akan memulai kontraksi peristaltik dengan cepat ke bawah untuk menggerakkan bolus makanan lewat faring dan oesophagus.Sfingter oesophagus bagian bawah akan membuka ketika makanan masuk ke oesophagus dan tetap terbuka hingga bolus makanan masuk ke dalm lambung. Kontraksi peristaltik terhadap gerakan menelan ini dinamakan gerak peristaltik primer.6Apabila bolus besar dan lengket meregang pada oesophagus dan memicu reseptor tekanan di dinding oesophagus ini akan menimbulkan gelombang peristaltik sekunder dimana kontraksinya lebih kuat diperantarai oleh pleksus saraf intrinsik. Peregangan oesophagus mampu meningkatkan sekresi saliva supaya membantu mendorong bolus makanan karena mukus.6Pada oesophagus belum terjadi pencernaan tetapi bolus makanan ini sudah bercampur dengan saliva dimana saliva ini berfungsi ini memulai pencernaan karbohidrat karena mengandung amilase. Saliva ini berasal dari sekresi kelenjar parotis, kelenjar submandibular, dan kelenjar sublingual pada rongga mulut.5

KesimpulanOesophagus berperan dalam proses menelan tetapi belum terjadi pencernaan, hanya bolus makanannya sudah mengandung amilase yang berasal dari sekresi saliva. Gangguan pada proses menelan dapat membuat tersedak hingga sesak napas apabila terjadi penyempitan pada bagian oesophagus tertentu.

Daftar Pustaka1. Harjadi W. Anatomi abdomen. Jakarta: EGC; 2008.h.52-32. David M. At a glance anatomi. Jakarta: Erlangga;2005.h.73. Daniel W. Anatomi tubuh manusia. Jakarta: Grasindo; 2008.h.83-54. Gartner L, Hiatt J. Buku ajar berwarna histologi. Edisi ke-3. Singapore: Elsevier; 2007.h.530-5355. Sherwood L. Fisiologi manusia dari sel ke sistem. Edisi ke-6. Jakarta: EGC; 2011.h.654-66. Guyton AC, Hall JE. Buku ajar fisiologi kedokteran 12th ed. Singapore: Saunders Elseviers; 2014.h.825-7