Makalah Swamedikasi Diare Dan Sembelit

56
MAKALAH SWAMEDIKASI “DIARE DAN SEMBELIT” OLEH : KELOMPOK II KELAS B DEWI PRATIWI N211 12 016 FERLIEM N211 12 017 SURYADI N211 12 018 NUR AFIYFAH N 211 12 019 PROGRAM STUDI PENDIDIKAN APOTEKER FAKULTAS FARMASI UNIVERSITAS HASANUDDIN 1

Transcript of Makalah Swamedikasi Diare Dan Sembelit

Page 1: Makalah Swamedikasi Diare Dan Sembelit

MAKALAH

SWAMEDIKASI

“DIARE DAN SEMBELIT”

OLEH :

KELOMPOK II

KELAS B

DEWI PRATIWI N211 12 016

FERLIEM N211 12 017

SURYADI N211 12 018

NUR AFIYFAH N 211 12 019

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN APOTEKER

FAKULTAS FARMASI

UNIVERSITAS HASANUDDIN

MAKASSAR

2012

1

Page 2: Makalah Swamedikasi Diare Dan Sembelit

BAB I

PENDAHULUAN

I.1 Latar Belakang

Saat ini masyarakat banyak melakukan pengobatan sendiri

(swamedikasi) dimana mereka langsung datang mencari obat untuk mengatasi

gejala penyakit yang dirasakan oleh mereka. Istilah swamedikasi sendiri berarti

mengobati segala keluhan pada diri sendiri dengan obat-obat yang dibeli bebas

di apotik atau toko obat atas inisiatif sendiri tanpa nasehat dokter.

Tujuan pengobatan sendiri adalah untuk menanggulangi secara cepat

dan efektif keluhan yang tidak memerlukan konsultasi medis, mengurangi

beban pelayanan kesehatan pada keterbatasan sumber daya dan tenaga, serta

meningkatkan keterjangkauan masyarakat yang jauh dari pelayanan kesehatan.

Alasan pengobatan sendiri adalah kepraktisan waktu, kepercayaan pada obat

tradisional, masalah privasi, biaya, jarak, dan kepuasan terhadap pelayanan

kesehatan.

  Keuntungan pengobatan sendiri adalah aman apabila digunakan sesuai

dengan petunjuk/efek samping dapat diperkirakan, biaya pembelian obat relatif

lebih murah daripada biaya pelayanan kesehatan, penghematan waktu karena

tidak perlu mengunjungi fasilitas/profesi kesehatan, menghindari rasa malu atau

stress apabila harus menampakkan bagian tubuh tertentu di depan  tenaga

kesehatan, dan membantu pemerintah mengatasi keterbatasan jumlah tenaga

kesehatan di masyarakat.

  Akan tetapi, swamedikasi juga mempunyai beberapa resiko, seperti

dapat terjadi kesalahan dalam penilaian keseriusan keluhan-keluhan atau

bahkan mungkin keluhan tersebut tidak dikenali. Resiko lain adalah bahwa

obat-obat bisa digunakan secara salah, terlalu lama atau dalam takaran yang

terlalu besar. Begitupula obat-obat alamiah seringkali dianggap lebih baik dan

lebih aman. Ini adalah suatu kesalahpahaman, karena juga obat tradisional

mengandung zat-zat aktif dengan khasiat keras yang dapat menimbulkan efek-

efek samping berbahaya. Masalah lainnya dalam swamedikasi adalah

anggapan bahwa obat bebas pasti aman. Guna mengatasi resiko-resiko

2

Page 3: Makalah Swamedikasi Diare Dan Sembelit

tersebut, maka perlu untuk dapat mengenali gangguan-gangguan tersebut.

Selain itu, perlu diketahui bahwa penyakit-penyakit yang lebih serius tidak boleh

diobati sendiri melainkan harus dengan pertolongan dokter. Antara lain,

gangguan jantung dan pembuluh, kencing manis, penyakit-penyakit infeksi,

gangguan-gangguan jiwa dan kanker. Oleh karena itu, masyarakat perlu

dipandu dalam melakukan swamedikasi, antara lain :

1. Mengenali gejala penyakit.

2. Memilih obat bebas/ obat bebas terbatas yang tepat.

3. Membaca dengan teliti informasi pada kemasan; indikasi, kontraindikasi,

aturan pakai, efek samping obat, interaksi obat-obat, obat makanan,

keadaan/ hal-hal yang harus diwaspadai selama mengonsumsi obat.

4. Jika gejala menetap bahkan memburuk, segera konsultasi ke dokter.

5. Jika mengalami efek samping obat, hentikan pengobatan dan konsultasi ke

dokter.

6. Ada beberapa obat keras yang dapat diperoleh tanpa resep dokter yang

penyerahannya dilakukan oleh apoteker (OWA).

7. Jika ada keraguan dalam berswamedikasi konsultasikan ke dokter atau

apoteker.

Salah satu penyakit yang dapat di obati sendiri (swamedikasi) adalah

Diare dan sembelit (konstipasi). Mengingat bahwa penyakit diare adalah

penyebab utama morbiditas dan kematian anak di negara berkembang, dan

penyebab penting kekurangan gizi. Rata-rata, anak-anak di bawah usia 3 tahun

pada negara-negara berkembang mengalami tiga episode diare setiap tahun.

Pada tahun 2003 diperkirakan 1,87 juta anak-anak di bawah 5 tahun meninggal

karena diare. Selain itu pula dilihat pada masyarakat Amerika yang sangat

memperhatikan kesehatan ususnya, Dilaporkan bahwa di Amerika konstipasi

merupakan salah satu gangguan gastrointestinal yang paling sering. Prevalensi

konstipasi bervariasi karena perbedaan antara kelompok etnis, jenis kelamin,

umur dan pendidikan sangat berkaitan dengan prevalensi konstipasi. Oleh

karena itu dalam makalah ini akan dibahas mengenai swamedikasi dari

gangguan diare dan sembelit.

3

Page 4: Makalah Swamedikasi Diare Dan Sembelit

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

II.1 Anatomi Fisiologi Saluran Cerna

Saluran gastrointestinal berawal di rongga mulut, dan berlanjut ke

eosefagus, lambung dan usus. Makanan disimpan sementara di lambung

sampai disalurkan keusus halus. Pencernaan dan penyerapan makanan

terutama diusus halus. Dari usus halus makanan disalurkan kedalam usus

besar yang terdiri dari kolon dan rektum. Sistem saluran pencenaan terdiri dari

beberapa jaringan (untuk fungsi sekresi) yang terletak paling dalam, lapisan

jaringan sub mukosa, lapisan otot sirkular dan longitudinal, dan suatu membran

serosa yang terletak paling luar yang disebut peritoneum. Lapisan-lapisan ini

dihubungkan satu sama lain secara fisik dan melalui hubungan-hubungan saraf.

Setelah melewati usus halus, penyerapan terus berlanjut di usus besar,

terutama air dan elektrolit. Sebagian besar penyerapan berlangsung di separuh

atas kolon. Dari sekitar 1000 ml kimus yang masuk keusus besar setiap hari

hanya 100 ml cairan dan hampir tidak ada elektrolit yang diekskresikan. Selain

air yang membentuk 75% dari feses , feses mengandung bakteri yang mati,

sebagian lemak dan bahan makanan yang kasar yang tidak dicerna, dan

sejumlah kecil protein. Produk sampingan bilirubin menetukan warna feses.

Proses elimasi atau defekasi, terjadi karena kontraksi peristaltik rektum.

Kontraksi ini dihasilkan sebagai respon terhadap perangsangan otot polos

longitudinal dan sirkuler oleh pleksus mienterikus. Pleksus mienterikus

dirangsang oleh saraf parasimpatis yang berjalan di segmen sacrum korda

spinalis. Peregangan mekanis terhadap rektum oleh tinja merupakan

perangsangan peristaltik yang kuat. Sewaktu gelembung peristaltik dimulai,

sfingter anus internus, suatu otot polos, melemas maka akan terjadi defeksi.

Sfingter anus eksternus adalah suatu otot rangka sehingga di bawah control

kesadaran. Pada kenyataannya, relaksasi sfingter internus menyebabkan

kontraksi refleks sfingter eksternus pada semua individu kecuali bayi dan

sebagian orang yang mengalami transeksi korda spinalis. Hal ini secara efektif

menghentikan defekasi. Apabila refleks defeksi terjadi pada waktu yang tepat

4

Page 5: Makalah Swamedikasi Diare Dan Sembelit

setelah sfingter internus melemas, maka kontraksi refleks sfingter eksternus

dapat secara sadar dilawan dan defeksi akan berlangsung.

Gambar anatomi saluran pencernaan

II.2 PATOFISIOLOGI

II.2.1 DIARE

II.2.1.1Definisi

Diare atau penyakit diare (diarrheal disease) berasal dari kata diarrola

(bahasa Yunani) yang berarti mengalir terus, merupakan suatu keadaan

abnormal dari pengeluaran tinja yang terlalu frekuen. Hipokrates memberikan

definsi diare sebagai suatu keadaan abnormal dari frekuensi dan kepadatan

tinja. Sedangkan Silverman dkk mendefinisikan diare sebagai malabsorbsi air

dan elektrolit dengan ekskresi isi usus yang dipercepat. Fungsi usus sebagai

5

Page 6: Makalah Swamedikasi Diare Dan Sembelit

suatu pengatur yang efisien dan peka dari cairan ekstrasel, karena fungsi

sekresi dan absorbsi yang dimilikinya..

Definisi lainnya, Diare adalah frekuensi dan likuiditas buang air besar

(BAB) yang abnormal. Frekuensi dan konsistensi BAB bervariasi dalam dan

antar individu. Sebagai contoh, beberapa individu devekasi tiga kali per hari,

sedangkan yang lainnya hanya dua atau tiga kali seminggu. Selain itu, diare

yaitu buang air besar (defekasi) dengan tinja berbentuk cair atau setengah cair

(setengah padat), kandungan air tinja lebih banyak dari biasanya lebih dari 200

g atau 200 ml/24 jam. Buang air besar encer tersebut dapat/tanpa disertai lendir

dan darah.

II.2.1.2 Mekanisme Diare

Mekanisme terjadinya diare yang akut maupun yang kronik dapat

dibagi menjadi kelompok osmotik, sekretorik, eksudatif dan gangguan motilitas.

Diare osmotik terjadi bila ada bahan yang tidak dapat diserap meningkatkan

osmolaritas dalam lumen yang menarik air dari plasma sehingga terjadi

diare. Contohnya adalah malabsorbsi karbohidrat akibat defisiensi laktase

atau akibat garam magnesium.

Diare sekretorik bila terjadi gangguan transport elektrolit baik absorbsi yang

berkurang ataupun sekresi yang meningkat. Hal ini dapat terjadi akibat

toksin yang dikeluarkan bakteri misalnya toksin kolera atau pengaruh garam

empedu, asam lemak rantai pendek, atau laksantif non osmotik. Beberapa

hormon intestinal seperti gastrin vasoactive intestinal polypeptide (VIP) juga

dapat menyebabkan diare sekretorik.

Diare eksudatif, inflamasi akan mengakibatkan kerusakan mukosa baik usus

halus maupun usus besar. Inflamasi dan eksudasi dapat terjadi akibat

infeksi bakteri atau bersifat non infeksi seperti gluten sensitive enteropathy,

inflamatory bowel disease (IBD) atau akibat radiasi.

Kelompok lain adalah akibat gangguan motilitas yang mengakibatkan waktu

tansit usus menjadi lebih cepat. Hal ini terjadi pada keadaan tirotoksikosis,

sindroma usus iritabel atau diabetes melitus.

Diare dapat terjadi akibat lebih dari satu mekanisme. Pada infeksi bakteri

paling tidak ada dua mekanisme yang bekerja peningkatan sekresi usus dan

6

Page 7: Makalah Swamedikasi Diare Dan Sembelit

penurunan absorbsi di usus. Infeksi bakteri menyebabkan inflamasi dan

mengeluarkan toksin yang menyebabkan terjadinya diare. Infeksi bakteri yang

invasif mengakibatkan perdarahan atau adanya leukosit dalam feses. Pada

dasarnya mekanisme terjadinya diare akibat kuman enteropatogen meliputi

penempelan bakteri pada sel epitel dengan atau tanpa kerusakan mukosa,

invasi mukosa, dan produksi enterotoksin atau sitotoksin. Satu bakteri dapat

menggunakan satu atau lebih mekanisme tersebut untuk dapat mengatasi

pertahanan mukosa usus.

II.2.1.3 Tanda-tanda umum / Gejala – gejala

Pada diare hebat yang sering kali disertai frekuensi buang air besar melebihi

normal, kotoran encer / cair, sakit / kejang perut, pada beberapa kasus, demam

dan muntah, pada beberapa kasus. Adapun gejala pada anak meliputi :

• Dehidrasi ringan/sedang; gelisah, rewel, mata cekung, mulut kering, sangat

haus, kulit kering

• Dehidrasi berat, lesu, tak sadar, mata sangat cekung, mulut sangat kering,

malas/tidak bisa minum, kulit sangat kering

II.2.1.4 Penyebab

Terdapat beberapa mekanisme patofisiologis yang mengganggu

keseimbangan air dan elektrolit yang mengakibatkan terjadinya diare, yaitu :

- Alergi terhadap makanan, susu atau obat-obatan, dapat juga karena makan-

makanan tercemar. Umumnya diare yang ditimbulkan bersifat akut

- Infksi organisme seperti parasit, virus, dan bakteri. Diare yang ditimbulkan

dapat bersifat akut maupun kronik

- Pertumbuhan flora normal yang tidak terkendali. Umumnya menyebabkn

diare kronis

- Gangguan fungsi pencernaan atau penyerapan makanan. Umumnya

bersifat diare kronis

- Beberapa penyakit seperti irritable bowel syndrome, inflammatory bowel

disease, AIDS, kanker kolon. Umumnya bersifat diare kronis.

Contoh obat yang dapat menyebabkan diare:

Laksatif penyalahgunaan obat-obatan pencahar sebagai obat menurunkan

berat badan juga menyebabkn diare, Antasida yang mengandung magnesium,

7

Page 8: Makalah Swamedikasi Diare Dan Sembelit

Antineoplastik, Antibiotik seperti klindamisin, tetrasiklin, sulfonamide dan

beberapa antibiotic spectrum luas, Antihipertensi seperti reserpin, guanetidin,

metildopa, guanabenz, guanadrel, Kolinergik seperti betanecol, neostigmin,

Senyawa yang mempengaruhi jantung seperti kuinidin, digitalis, digoxin, Obat

AINS, Prostaglandin, Kolkisin

II.2.1.5 Pembagian diare

- Diare akut : merupakan diare yang berlangsung selama beberapa hari

sampai 1 minggu umumnya mengeluhkan onset yang tak terduga dari

buang air besar yang encer , gas-gas dalam perut, rasa tidak enak, dan

nyeri perut.

- Diare kronis : merupakan diare yang berlangsung lebih dari 2-3 minggu.

ditemukan adanya penyakit sebelumnya, penurunan berat badan dan

penurunan nafsu makan.

Berdasarkan penilaian derajat dehidrasi penderita diare dapat terbagi atas :

Penilaian Tanpa DehidrasiDehidrasi Ringan/

SedangDehidrasi Berat

Keadaan Umum Baik Gelisah, rewel Lesu, tak sadar

Mata Normal Cekung Sangat cekung

Air Mata Ada Tidak ada Tidak ada

Mulut, lidah Basah Kering Sangat kering

Rasa Haus Minum biasa Sangat hausMalas, tidak bisa

minum

Kekenyalan kulit Normal Kembali lambatKembali sangat

lambat

Terapi Rencana A Rencana B Rencana B

II.2.1.6 Pencegahan

Pencegahan diare pada dasarnya harus ditunjukkan pada tindakan

hygiene yang cermat mengenai kebersihan, khususnya mencuci tangan dengan

baik sebelum makan dan mengolah makanan, misalnya sayuran atau lalapan

supaya dicuci dengan baik. Daging/ikan/bistik/barbecue hendaknya dimasak

hingga matang dan hidangan perlu disimpan tertutup (di bawah 70C) untuk

8

Page 9: Makalah Swamedikasi Diare Dan Sembelit

mencegah tumbuhnya kuman. Air minum ditempat yang meragukan penting

sekali untuk dimasak terlebih dahulu.

II.2.1.7 Cara Menanggulangi

Apabila seseorang terkena diare berarti jumlah cairan dalam tubuh yang

dapat diserap sangat sedikit. Hal ini menimbulkan kondisi kekurangan cairan

atau dehidrasi. Pertolongan pertama yang dapat dilakukan adalah mengganti

cairan tubuh yang hilang dengan minum bayak air dan oralit.

Tindakan lain yang dapat dilakukan bila seseorang terkena diare adalah:

- Makan sup bening. Hindari kopi, teh, dan susu. Pada bayi ASI boleh tetap

diberikan tetapi untuk susu formula harus dibuat lebih encer sampai dua kali

lipat. Hindari makanan padat ganti dengan bubur, roti ataupun pisang.

- Memeriksa penyebab diare sehingga terjadinya diare kembali dapat

dihindari.

- Memeriksa tinja apakah mengandung lendir ataupun darah

- Cuci tangan tiap selesai BAB untuk mencegah penularan.

- Menjaga kebersihan diri dan lingkungan

- Memeriksa dehidrasi ringan sampai berat antara lain haus, mulut kering,

lesu, pucat, mengantuk, mata cekung, elastisitas kulit menurun, dan air seni

sedikit dan pekat.

II.2.2 KONSTIPASI

II.2.2.1 Definisi

Konstipasi adalah periode buang air besar (BAB) kurang dari 3 kali

seminggu untuk wanita dan 5 kali seminggu untuk laki-laki, atau periode lebih

dari 3 hari tanpa pergerakan usus. BAB yang dipaksakan lebih dari 25% dari

keseluruhan waktu dan atau 2 kali atau kurang BAB setiap minggu. Ketegangan

saat defekasi dan kurang dari 1 kali BAB per hari dengan usaha yang minimal.

Pasien yang mengalami konstipasi memiliki persepsi gejala yang berbeda-

beda. Menurut World Gastroenterology Organization (WGO) beberapa pasien

(52%) mendefinisikan konstipasi sebagai defekasi keras, tinja seperti pil atau

butir obat (44%), ketidakmampuan defekasi saat diinginkan (34%), atau

defekasi yang jarang (33%).

9

Page 10: Makalah Swamedikasi Diare Dan Sembelit

Menurut North American Society of Gastroenterology and Nutrition,

konstipasi didefinisikan dengan kesulitan atau lamanya defekasi, timbul selama

2 minggu atau lebih, dan menyebabkan ketidaknyamanan pada pasien. Paris

Consensus on Childhood Constipation Terminology menjelaskan definisi

konstipasi sebagai defekasi yang terganggu selama 8 minggu dengan

mengikuti minimal dua gejala sebagai berikut: defekasi kurang dari 3 kali per

minggu, inkontinensia, frekuensi tinja lebih besar dari satu kali per minggu,

massa tinja yang keras yang dapat mengetu kloset, massa tinja teraba di

abdomen, perilaku menahan defekasi, nyeri saat defekasi.

II.2.2.2 Mekanisme Konstipasi

Proses normal defekasi diawali dengan teregangnya dinding rektum.

Regangan tersebut menimbulkan refleks relaksasi dari sfingter anus interna

yang akan direspon dengan kontraksi sfingter anus eksterna. Saat proses

defekasi, sfingter anus eksterna dan muskulus puborektalis mengadakan

relaksasi sedemikian rupa sehingga sudut antara kanal anus dan rektum

terbuka, membentuk jalan lurus bagi tinja untuk keluar melalui anus. Kemudian

dengan mengedan, yaitu meningkatnya tekanan abdomen dan kontraksi

rektum, akan mendorong tinja keluar melalui anus. Pada posisi jongkok, sudut

antara anus dan rektum ini akan menjadi lurus akibat fleksi maksimal dari paha.

Hal ini akan memudahkan proses defekasi dan tidak memerlukan tenaga

mengedan yang kuat. Pada posisi duduk, sudut antara anus dan rektum ini

menjadi tidak cukup lurus sehingga membutuhkan tenaga mengedan yang lebih

kuat. Akibat semakin kuat tenaga mengedan yang dibutuhkan, lama - kelamaan

dapat menimbulkan kerusakan pada daerah rektoanal yang dapat menimbulkan

konstipasi dan hemorrhoid.

II.2.2.3 Gejala-gejala konstipasi

Perut terasa penuh bahkan terasa kaku karena tumpukan tinja (jika tinja

sudah tertumpuk sekitar 1 minggu atau lebih, perut penderita dapat terlihat

seperti sedang hamil).

Tinja menjadi lebih keras, panas, berwarna lebih gelap, jumlahnya lebih

sedikit daripada biasanya (kurang dari 30 gram), dan bahkan dapat

berbentuk bulat-bulat kecil bila sudah parah.

10

Page 11: Makalah Swamedikasi Diare Dan Sembelit

Pada saat buang air besar tinja sulit dikeluarkan atau dibuang, kadang-

kadang harus mengejan ataupun menekan-nekan perut terlebih dahulu

supaya dapat mengeluarkan tinja (bahkan sampai mengalami ambeien dan

berkeringat dingin).

Terdengar bunyi-bunyian dalam perut.

Bagian anus terasa penuh, dan seperti terganjal sesuatu disertai sakit akibat

bergesekan dengan tinja yang panas dan keras.

Frekuensi buang angin meningkat disertai bau yang lebih busuk daripada

biasanya (bahkan terkadang penderita akan kesulitan atau sama sekali tidak

bisa buang angin).

Menurunnya frekuensi buang air besar, dan meningkatnya waktu transit

buang air besar (biasanya buang air besar menjadi 3 hari sekali atau lebih).

Terkadang mengalami mual bahkan muntah jika sudah parah.

Sakit punggung bila tinja yang tertumpuk cukup banyak.

Sedangkan untuk gejala psikologis yang dapat terjadi pada para penderita

konstipasi antara lain:

Kurang percaya diri

Lebih suka menyendiri atau menjauhkan diri dari orang sekitar.

Tetap merasa lapar tapi ketika makan akan lebih cepat kenyang (apalagi

ketika hamil perut akan terasa mulas) karena ruang dalam perut berkurang.

Emosi meningkat dengan cepat.

Sering berdebar-debar sehingga cepat emosi yang mengakibatkan stres

sehingga rentan sakit kepala atau bahkan demam.

Tubuh tidak fit, tidak nyaman, lesu, cepat lelah, dan terasa berat sehingga

malas mengerjakan sesuatu bahkan kadang-kadang sering mengantuk.

Kurang bersemangat dalam menjalani aktivitas.

Aktivitas sehari-hari terganggu karena menjadi tubuh terasa terbebani yang

mengakibatkan kualitas dan produktivitas kerja menurun.

Nafsu makan dapat menurun.

II.2.2.4 Penyebab

Ada bermacam-macam penyebab sembelit, yang terpenting diantaranya

adalah :

11

Page 12: Makalah Swamedikasi Diare Dan Sembelit

- Kurang konsumsi makanan berserat seperti sayur dan buah-buahan

- Kurang minum

- Kurang berolahraga

- Stres

- Kebiasaan mengkonsumsi obat pencahar untuk membantu BAB

sehingga jika tidak mengkonsumsi merasa sulit untuk BAB

- Adanya obat organis misalnya :

1. Obstruksi dari usus (penyumbatan) akibat adanya tumor ataupun

penyempitan

2. Gangguan mortilitas yang dikarenakn penyakit-penyakit tertentu

seperti hiperkalesemia, hipertiritis, kejang perut, kembung.

- Penggunaan obat-obat tertentu sebagai efek samping seperti morfin,

antikolinergik, diuretika yang menyerap air sehingga menyebabkan tinja

kring.

- Kehamilan. Hal ini dikarenakan kadar progenteron yang meningkat

sehingga menghambat kontraksi dari otot polos usus sehingga peristaltic

berkurang

II.2.2.5 Penanganan

Sembelit lebih banyak terjadi pada lansia, terutama kaum wanita, diet

dikarenakan kurangnya pergerakan badan dan susunan diet yang kurang

seimbang atau kurang minum. Tindakan pencegahan umum yang dapat

dilakukan berupa minum lebih banyak (1-2 gelas air hangat sebelum sarapan

pagi), makan lebih banyak sayuran (sebaiknya lalapan, ca 200 g sehari) dan

olahraga secara teratur, misalnya bercepat-cepat ½ -1 jam sehari. Penting pula

untuk jangan mengabaikan dorongan alamiah untuk buang air.

Dahulu obat pencahar sering digunakan untuk segala jenis penyakit dan

yang paling terkenal adalah minyak kastor sebagai obat ‘pencuci perut’. Ketika

itu, terutama anak-anak, meskipun dengan sangat segan, diharuskan secara

periodik minum minyak kastor dengan tujuan untuk memelihara kesehatan.

Dewasa ini, di sementara kalangan alternative pencucian usus masih

digunakan pada gangguan-gangguan tertentu.Adapun cara-cara

menanggulanginya yaitu :

12

Page 13: Makalah Swamedikasi Diare Dan Sembelit

- Memperbaiki pola makan dan mengkonsumsi makanan tinggi serat

seperti sayur-sayuran dan buah.

- Minum air putih minimum 8 gelas tiap harinya

- Berolahraga secara teratur karena olahraga dapat membantu

meningkatkan fungsi pencernaan

- Kurangi stress

- Gunakan obat pencahar bila benar-benar dibutuhkan

13

Page 14: Makalah Swamedikasi Diare Dan Sembelit

BAB III

PENGOBATAN

III.1 Penyakit Diare

III.1.1 Pengobatan Menggunakan Obat Sintesis

Pada umumnya obat antidiare terbagi atas 4 macam yaitu : antimotilitas

(difenoksilat, loperamid, paregoric, tinctur opium, difenoxin), adsorben (Kaolin

pectin, Polikarbofil, Attapulgit), antisekresi (Bismut subsalisilat, enzim laktase,

Lactobacillus), dan oktreotid.

a. Oralit

Komposisi oralit 200 mL ;

Glukosa anhidrat 4 g

Natrium klorida 0,7 g

Natrium sitrat dihidrat 0,58 g

Kalium klorida 0,3 g

Serbuk dilarutkan dalam 200 mL atau 1(satu) gelas air matang hangat

Takaran pemakaian oralit pada diare

Umur < 1 tahun 1 - 4 tahun 5 – 12 tahun Dewasa

Tidak ada

dehidrasiSetiap kali BAB beri oralit

Terapi A 100 mL 200 mL 300 mL 400 mL

Mencegah

Dehidrasi(0,5 gelas) (1 gelas) (1,5 gelas) (2 gelas)

Dengan

Dehidrasi3 jam pertama beri oralit

Terapi B 300 mL 600 mL 1,2 L 2,4 L

Mencegah

Dehidrasi(1,5 gelas) (3 gelas) (6 gelas) (12 gelas)

Dengan

DehidrasiSelanjutnya setelah BAB beri oralit

Mengatasi

dehidrasi100 mL 200 mL 300 mL 400 mL

14

Page 15: Makalah Swamedikasi Diare Dan Sembelit

(0,5 gelas) (1 gelas) (1,5 gelas) (2 gelas)

Kegunaan obat :

• Oralit tidak menghentikan diare, tetapi mengganti cairan tubuh yang

keluar bersama tinja.

• Oralit 200 adalah campuran gula, garam natrium dan kalium

Sediaan yang beredar :

Oralit (Generik) serbuk (B), Alphatrolit (Pharma Apek) serbuk (B),

Aqualyte (Prafa) cairan (B)

Bioralit (Indofarma) serbuk (B), Corsalit (Corsa) serbuk (B)

b. Kaolin

Indikasi : diare

Dosis : Dewasa 15-45 mL, Childn 6-12 thn 10-20 mL. Digunakan setelah

setiap buang air besar atau seperti yang diarahkan. Maksimal 2 hari.

Pemberian : Dapat dikonsumsi dengan atau tanpa makanan.

Peringatan, interaksi : menurunkan absorpsi dan diflunisal, azitromisin,

siprofloksasin, isoniazid, nitrofurotoin, norfloksasin, ofloksasin, rifampisin,

dan sebagian besar golongan tetrasiklin, gabapentin, fenitoin, itrakonazol,

ketokonazol, kloroquin, fenotiazin, fenasin, besi oral.

Kontra indikasi : Obstruksi usus, kondisi usus spastik. Anak <6 tahun.

Efek yang tidak diharapkan : Sangat jarang, sembelit parah yang dapat

menyebabkan impaksi feses pada anak dan lansia.

Kategori pada kehamilan : B

Kombinasi Kaolin (1g) dan Pektin (50 mg)

Sediaan yang beredar : Neo Diaform (Corsa) Tablet (B), Kaolimec

(Mecosin) suspense (B), Neo Kaolama (Sanbe) suspense (B), Neo

Enterostop (Kalbe Farma) tablet (B)

15

Page 16: Makalah Swamedikasi Diare Dan Sembelit

c. Attapulgit (Magnesium aluminium silikat)

Indikasi : Gejala pengobatan diare nonspesifik.

Dosis : Dewasa 2 tab setelah buang air besar awal dan 2 tablet setelah

buang air besar berikutnya, dosis harian maksimum 12 tab. Anak-anak 6-12

thn ½ dosis dewasa, dosis harian maksimal 6 tab.

Pemberian : Dapat dikonsumsi dengan atau tanpa makanan.

Kontra indikasi : GIT lesi pulmonalis. Demam tinggi.

Terapi khusus : Terapi tidak boleh melebihi 2 hari atau demam. Anak-anak

< 6 tahun. Insufisiensi ginjal parah.

Interaksi obat : Dapat mempengaruhi penyerapan GI dari tetrasiklin.

Sediaan yang beredar : Biodiar (Novartis Indonesia) tablet 600 mg (B),

Neo Koniform (Konimex) Kaptab 600 mg; Tablet 600 mg(B), Tapulrae

(Lapi) Tablet 600mg (B)

d. Karbo adsorben

Kegunaan : mengurangi frekuensi buang air besar, memadatkan tinja,

menyerap racun pada penderita diare

Perhatian : penderita harus meminum oralit karena obat ini bukan

pengganti oralit, tidak boleh diberikan pada anak usia dibawah 5 tahun.

Aturan pakai :

Tablet Norit 250 mg

Dewasa : 3 – 4 tablet (750 – 1000 mg), 3 kali sehari (setiap 8 jam)

16

Page 17: Makalah Swamedikasi Diare Dan Sembelit

Kombinasi kaolin – Pektin dan Attapulgit

(Setiap tablet mengandung 600 mg atapulgit)

Dewasa dan anak > 12 tahun : 1 tablet setiap habis buang air besar,

maksimal 12 tablet selama 24 jam.

Anak-anak 6 - 12 tahun : 1 tablet setiap habis buang air besar,

maksimal 6 tablet selama 24 jam.

Sediaan yang beredar : Karbo Absorben (Kimia Farma) tablet 250 mg (B),

Norit (Eglin) tablet 125 mg, 250 mg (B).

e. Loperamid hidroklorida

Indikasi : tambahan terapi rehidrasi pada diare akut pada dewasa dan

anak-anak lebih 4 tahun; diare kronik hanya pada dewasa.

Peringatan, kontraindikasi : kram abdomen dan reaksi kulit termasuk

urtikaria; ileus paralitik dan perut kembung.

Dosis : diare akut, dosis awal 4 mg diikuti dengan 2 mg setelah habis buang

air besar. Diare kronik pada dewasa, dosis awal 4 mg, diikuti 2 mg setiap

buang air besar. Dosis tidak melebihi dari 16 mg sehari. Pemberian harus

dihentikan bila tidak ada perbaikan setelah 48 jam.

Kategori pada kehamilan : B

Sediaan yang beredar : Bidium (Bima Mitra) tablet 2 mg (K), Diadium

(Lapi) tablet Ss. 2 mg (K), Imodium (Johnson and Johnson Indonesia) tablet

Ss. 2 mg (K), Imomed (Medikon) tablet Ss. 2 mg (K), Imore (Soho) tablet

Slp. 2 mg (K), Lodia (Sanbe) tablet 2 mg (K), Lomodium (Prafa) tablet – Ss

2 mg (K), Lopamid (Harsen) tablet Ss. 2 mg (K), Mecodiar (Mecosin) tablet

2 mg (K), Midix (Itrasal) kapsul 2 mg (K), Normotil (Pharos) tablet Ss. 2 mg

(K), Primodiar (Sekar Mirah) tablet 2 mg (K), Tanitril (Darya Varia) tablet

Ss. 2 mg (K), Tracodia (Yekatria) tablet (K), Trifadium (Trifa Raya) tablet 2

17

Page 18: Makalah Swamedikasi Diare Dan Sembelit

mg (K), Vialop (Rama) tablet Ss. 2 mg (K), Xepare (Mestika) tablet 2 mg

(K).

f. Co-Fenotrop

Komposisi : difenoksilat hidroklorida dan atropine sulfat

Indikasi : tambahan terapi rehidrasi pada diare akut; kolitis ulseratif ringan

dan kronis

Peringatan, Kontraindikasi, Efek samping : anak-anak terutama rentan

terhadap overdosis dan gejala-gejala mungkin tertunda sehingga

pengamatan dilakukan paling tidak selama 48 jam setelah penggunaan;

adanya dosis subklinis atropine dapat menimbulkan efek samping atropine

pada individu yang rentan atau pada overdosis.

Interaksi :

- Alkohol : menaikkan efek sedative dan efek hipotensif

- Antibakteri : kadar plasma siprofloksasin

- Antidepresan : eksitasi atau depresi SSP (hipertensi atau hipotensi)

apabila menerima MAOI (termasuk moklobemid)

- Antiulkus : simetidin menghambat metabolism analgetik opioid

(meningkatkan kadar plasma).

Sediaan beredar : Lomotil (Searle, Kimia Farma) tablet (K).

g. Bismuth subsalisilat

Indikasi : Pengobatan gejala diare akibat racun dan virus. Meredakan

gangguan pencernaan, mulas, mual.

18

Page 19: Makalah Swamedikasi Diare Dan Sembelit

Dosis : Dewasa 1½ - 2 tab sekaligus. Max: 11 tab sehari. Anak-anak 9-12

thn ½ - 1 tab, max: 5 tab sehari, 6-9 tahun ½ tab, max: 4 tab sehari.

Kontraindikasi : Anak yang baru saja sembuh dari cacar air atau flu,

hipersensitivitas terhadap aspirin, neonatus, lemah dan pasien geriatri.

Efek yang tidak diinginkan : Lidah dan feses berwarna gelap

Interaksi obat : Doxycycline.

Pemberian : Dapat dikonsumsi dengan atau tanpa makanan.

Kategori pada kehamilan : C

Sediaan yang beredar : Scantoma (Tempo Scan Pasific), Stobiol (Pharos)

III.1.2 Pengobatan Menggunakan Obat Tradisional

Saat terserang diare yang paling penting untuk di lakukan adalah

mencegah dehidrasi, sebagai minuman sebaiknya digunakan air the dengan

sedikit gula, kaldu tanpa lemak, perasan buah-buahan, oralit atau ORS. Jika

dalam 6 jam masih mengalami sakit di perut, bahkan hingga muntah-muntah,

segeralah bawa ke dokter.

Ramuan herbal alami untuk mengatasi dehidrasi dan mengatasi rasa

mulas di perut :

a. Kembang Anting-anting (Fuchsia speciosa Hort.)

Kandungan Kimia : Daun, akar dan batang kembang anting-anting

mengandung saponin, di samping itu akar dan batangnya juga mengandung

tanin dan daunnya mengandung polifenol.

Khasiat: Daun kembang anting-anting berkhasiat sebagai obat diare.

Cara Pembuatan : Untuk obat diare dipakai ± 15 gram daun segar kembang

anting-anting, dicuci dan ditumbuk sampai lumat, diseduh dengan 1/2 gelas air

matang panas, dinginkan.

19

Page 20: Makalah Swamedikasi Diare Dan Sembelit

b. Anyelir (Dianthus superbus)

Kandungan Kimia

Daun dan bunga anyelir mengandung alkaloida dan saponin, di samping itu

bunganya juga mengandung flavonoida dan minyak atsiri.

Khasiat

Daun dan bunga anyelir berkhasiat sebagai obat diare, penenang dan anti

radang. Untuk obat diare, daun anyelir segar sebanyak 60 gram, dicuci,

direbus dengan 400 ml air dingin diminum sekaligus. sampai mendidih

selama 15 menit, disaring, setelah Lakukan pengobatan’ sebanyak 3 kali

sehari. Sedangkan untuk obat pusing, bunga anyelir segar sebanyak 10

gram, dicuci dan dipotong kecil-kecil kemudian direndam dalam 200 ml air

mendidih seiama 10 menit, disaring, setelah dingin diminum.

20

Page 21: Makalah Swamedikasi Diare Dan Sembelit

c. Air kelapa (Cocos nucifera, Linn.)

Familia : Palmaceae

Kandungan Kimia :

Air kelapa hijau, dibandingkan dengan jenis kelapa lain banyak

mengandung tanin atau antidotum (anti racun) yang paling tinggi. Kandungan

zat kimia lain yang menonjol yaitu berupa enzim yang mampu mengurai sifat

racun yang dihasilkan oleh bakteri pada usus. Komposisi kandungan zat kimia

yang terdapat pada air kelapa antara lain asam askorbat atau vitamin C,

protein, lemak, hidrat arang, kalsium atau potassium. Mineral yang terkandung

pada air kelapa ialah zat besi, fosfor dan gula yang terdiri dari glukosa, fruktosa

dan sukrosa. Kadar air yang terdapat pada buah kelapa sejumlah 95,5 gram

dari setiap 100 gram.

Cara Pemakaian :

Air kelapa muda 400mL, 400mL air matang, 1 sdm gula batu,1/4 sdt

garam. Cara membuatnya yaitu dengan mencampurkan semua bahan terebut.

Diminum sebanyak mungkin (baik untuk anak-anak ataupun dewasa).

d. Jambu biji (Psidium guajava, Linn.)

Familia : Myrtaceae

Simplisia : Daun jambu biji

Kandungan Kimia :

Buah, daun dan kulit batang pohon jambu biji mengandung tanin, sedang

pada bunganya tidak banyak mengandung tanin. Daun jambu biji juga

mengandung zat lain kecuali tanin, seperti minyak atsiri, asam ursolat, asam

21

Page 22: Makalah Swamedikasi Diare Dan Sembelit

psidiolat, asam kratogolat, asam oleanolat, asam guajaverin dan vitamin.

Mekanisme tanin sebagai antidiare berdasarkan kemampuannya sebagai

adstringensia, menciutkan selaput dinding usus. Quersetin dan glikosida

quersetin yang dapat menghambat kontraksi spontan ileumdan sekresi

asetilkolin lambung penyebab diare, sehingga diare dapat teratasi dengan

cepat. Tanin bersifat sebagai astringent, yaitu melapisi mukosa usus,

khususnya usus besar. Serta sebagai penyerap racun dan dapat

menggumpalkan protein.

Cara Pemakaian:

Daun jambu biji yang masih muda dan segar 3 lembar, garam

secukupnya. Cara membuat dan mengkonsumsinya yaitu dengan melumat di

mulut daun jambu biji yang telah dicuci bersih dan garam (disatukan), Lalu

ditelan. Dilakukan 2x sehari untuk anak usia 6-12 tahun.

Contoh sediaan :

22

Diarfit (Griya Herba)Komposisi : Tiap kapsul mengandung ekstrak yang setara dengan : 1 gr simplisia Psidium guajava follum 311,65 mg1 gr simplisia Nigella Sativae semen 267,12 mg1 gr simplisia Curcuma domestica rhizome 127 mgAturan Pakai :Diminum 3x sehari 1-2 kapsul.Khasiat :Membantu mengurangi frekuensi buang air besar* Simpan ditempat yang kering. Jauhkan dari jangkauan anak-anakPERINGATAN DAN PERHATIAN !* Tidak boleh diberikan pada anak dibawah 5th dan penderita harus minum oralit* Bila dalam penggunaan 3hari tidak sembuh hubungi dokter anda.

Page 23: Makalah Swamedikasi Diare Dan Sembelit

e. Bayam Ungu (Althernanthera brasiliana)

Kandungan Kimia

Daun bayam ungu mengandung saponin, flavonoida dan tanin.

Khasiat

Bayam ungu berkhasiat sebagai pelancar air seni, obat diare dan sakit kepala.

Untuk obat sakit kepala, daun bayam ungu segar sebanyak 60 gram, dicuci,

direbus dengan 200 ml air sampai mendidih selama 15 menit, disaring, setelah

dingin diminum sekaligus.

Sedangkan untuk obat diare: daun bayem ungu segar sebanyak 50

gram, dicuci, direbus dengan 200 ml air sampai mendidih selama 15 menit,

disaring, setelah dingin diminum sekaligus. Dianjurkan untuk diminum setelah

buang air besar.

f. Daun salam (Syzygium polyanthum (Wight.) Walp.)

Familia : Myrtaceae

Kandungan Kimia:

Daun: Rasa kelat, wangi. Adstringen. Minyak atsiri (0,05 %) mengandung sitral

dan eugenol, tanin dan flavonoida. Berdasarkan mekanisme sebagai

adstringensia, menciutkan selaput lendir dinding usus.

Cara pemakaian :

23

Page 24: Makalah Swamedikasi Diare Dan Sembelit

Cuci 15 lembar daun salam segar. Rebus dalam dua gelas air sampai

mendidih selama 15 menit. Tambahkan sedikit garam. Setelah dingin, saring

dan air saringannya diminum sekaligus.

Contoh sediaan :

g. Kunyit (Curcuma longa Linn.)

Familia : Zingiberaceae

Kandungan Kimia :

Kunyit mengandung senyawa yang berkhasiat obat, yang disebut

kurkuminoid yang terdiri dari kurkumin, desmetoksikumin dan

bisdesmetoksikurkumin, minyak atsiri, Vitamin C, Garam-garam Mineral (Zat

besi, fosfor, dan kalsium). Bumbu satu ini berperan sebagai antiseptik usus

sehingga dapat membunuh bakteri-bakteri yang jumlahnya berlebih dalam

usus. Selain itu, kunyit juga berperan sebagai stimulan dan tonik lambung.

Cara pemakaian :

Tambahkan satu sendok teh ekstrak kunyit segar atau satu sendok teh

bubuk kunyit ke dalam secangkir buttermilk atau air putih.

24

Kapsul daun salam (Prima Agritech Nusantara)

Komposisi :Syzygium Polyantum folium 100 gAturan Minum :3 x 2 kapsul/hariKhasiat :Membantu menurunkan tekanan darah, mengurangi frekuensi buang air besar yang berlebihan menurunkan gula darah, mengobati maag.Isi : 80 Kapsul

Page 25: Makalah Swamedikasi Diare Dan Sembelit

Contoh sediaan :

h. Delima (Punica granatum L.)

Simplisia : kulit delima kering

Kandungan : Alkaloid, resin, triterpenoid, dan granat.

Cara penggunaan : Kulit delima kering sebanyak 30 gram dan 10

gram daun teh direbus dengan 600 cc air

hingga tersisa 300 cc, kemudian air rebusannya

diminum selagi hangat.

Aturan pakai : dua kali sehari

25

Kapsul kunyit putih (An-Nuur)Komposisi :Kunyit putih 300 mg Khasiat:Mengatasi penyakit kewanitaan seperti keputihan, kanker payudara, kanker rahim, dan mencegah penuaan dini serta dapat membunuh bakteri.                                          Aturan Pakai:pengobatan : 3 x 3 kapsul / hari                         Pencegahan : 3 x 1 kapsul / hariPerhatian:Produk ini dipasarkan secara terbatas untuk kalangan sendiri karena sedang dalam proses pengurusan ijin edar Balai POM Jakarta.

Page 26: Makalah Swamedikasi Diare Dan Sembelit

i. Anggur Laut (Coccoloba uvifera)

Kandungan Kimia

Daun, buah dan kulit batang anggur laut mengandung saponin, flavonoida dan

tanin, di samping itu kulit batangnya juga mengandung antrakinon.

Khasiat

Kulit batang dan buah anggur laut berkhasiat sebagai obat mencret/diare dan

obat batuk. Untuk obat diare dipakai 10 gram buah anggur laut yang masih

muda, dicuci dan direbus dengan 1 gelas air sampai mendidih, dinginkan dan

disaring. Hasil saringan diminum sekaligus.

j. Keji Beling (Stachytarpheta mutabilis, Vahl)

Simplisia : Seluruh bagian keji beling

Kandungan : Banyak mineral seperti kalium sedikit natrium,

kalsium dan unsur lainnya. Disamping itu juga

terdapat asam silikat, tannin dan glikosida.

26

Page 27: Makalah Swamedikasi Diare Dan Sembelit

Cara penggunaan : Seluruh bagian dari tanaman ini direbus selama

lebih kurang setengah (1/2) jam, kemudian

airnya diminum.

Aturan pakai : minum sekaligus

a. Pengobatan dengan menggunakan jamu

1. Stop Diar® – Produk Herbal Terstandar

Nama Pabrik : PT. Air Mancur

Komposisi : Ekstrak daun Jambu Biji, Ekstrak daun Poncosudo,

Ekstrak Kunir Merah, Ekstrak daun Kecubung,

Bolus Alba.

Aturan Pakai :

Dewasa : 3 x sehari 2 tablet ( bila perlu 4 x sehari 2

tablet )

Anak - anak umur 6 - 12 : 3 x sehari 1 tablet ( bila perlu 4 x sehari 1

tablet )

III.2 Penyakit Konstipasi

III.2.1 Pengobatan Menggunakan Obat Sintesis

1. Laksativa Osmotik

Laksativa osmotik merupakan bahan larut, tetapi tidak dapat terserap,

dan mampu menampung menampung air dalam usus berdasarkan aksi

osmotiknya. Tekanan osmotik (konsentrasi partikel) dari isi usus selalu sesuai

dengan ruang ekstraseluler. Mukosa usus tidak mampu mempertahankan

tekanan osmotik yang lebih tinggi atau lebih rendah dari isi luminal. Oleh karena

itu, penyerapan molekul (misalnya, glukosa, NaCl) terjadi secara

isoosmotik,yaitu molekul zat terlarut sesuai dengan jumlah air. Sebaliknya, air

tetap dalam usus ketika molekul tidak dapat diserap.

27

Page 28: Makalah Swamedikasi Diare Dan Sembelit

a. Laktulosa

Indikasi : Sembelit kronis.

Dosis :

Dosis Awal (3 hari) mL/hari

Dewasa 15 – 45

Anak

7 – 14 tahun

1 – 6 tahun

15

5 – 10

Bayi 5

Pemberian : Dapat dikonsumsi dengan atau tanpa makanan. Dapat dikonsumsi

dengan makanan untuk mengurangi ketidaknyamanan GI. Untuk sembelit :

sebaiknya dikonsumsi satu jam setelah sarapan.

Kontraindikasi : untuk pasien pada diet galaktosa bebas dan dengan

galaktosemia.

Perhatian khusus : Ibu hamil dan penderita diabetes

Efek yang tidak diinginkan : Selama beberapa hari pertama pengobatan,

peningkatan gas dalam perut mungkin terjadi. Gejala ini biasanya hilang di

bawah terapi lanjutan.

Diare dapat terjadi terutama ketika menggunakan dosis yang lebih tinggi. Dosis

kemudian harus disesuaikan untuk mendapatkan 2-3 buang air besar / hari.

Interaksi obat : Respon dapat diubah oleh agen anti-infektif.

Kategori dalam kehamilan : B

Sediaan yang beredar : Constipen (Combiphar), Duphalac (Abbott) sirup 3,3

g/5 ml, Dulcolactol (Boehringer Ingelheim) sirup 10 g/15 ml, Lactulax

(Ikapharmindo) sirup 3,3 g/5 ml, Lacons (Mahakam Beta Farma), Lactugra

(Graha Farma), Lantulos (Landson), Laxadilac (Galenium), Opilax (Otto),

Pralax (Fahrenheit), Solac (Soho).

28

Page 29: Makalah Swamedikasi Diare Dan Sembelit

b. Sorbitol

Indikasi : Rektal dan sigmoidal sembelit, sembelit pada kehamilan, kebiasaan

sembelit dan transitoris pada anak, faecaloma dan scybala. Pra-op persiapan

(partus, ginekologi, bedah anal), persiapan untuk anoscopy & rectoscopy.

Dosis : Dewasa dan anak ≥ 3 bulan 1 tube. Anak ≤ 3 bulan ½ tube

PERINGATAN & PERHATIAN

1.Pencahar hanya digunakan bila benar-benar diperlukan, hanya untuk penggunaan jangka pendek

2.Jangan digunakan pada penderita wasir akut & orang yang mengalami peradangan pada usus besar

Efek Samping

Penggunaan berlebihan dapat menyebabkan diare dan kekurangan cairan.

KONTRAINDIKASI

Pada penderita wasir yang akut dan pada penderita yang mengalami

perdarahan karena radang usus besar.

Sediaan yang beredar :

Microlax enema 5 ml.

c. Natrium sulfat

Dosis : Dewasa: 50-500 mg/ hari (per oral) dalam 1 - 4 dosis terbagi. 10 g

enema gel mengandung 0,12 g natrium Docusate (rectal): Gunakan 1-2 enema

sesuai kebutuhan.

29

Page 30: Makalah Swamedikasi Diare Dan Sembelit

Kontraindikasi : Obstruksi usus atau gejala perut terdiagnosis Rektal untuk

pasien dengan wasir atau fisura anus. Jangan gunakan untuk melunakkan

gendang telinga atau berlubang.

Perhatian khusus : Kehamilan, laktasi.

Efek yang tidak diinginkan : Efek GI, ruam kulit, sakit anorektal atau

perdarahan setelah pemberian dubur.

Interaksi obat : Meningkatkan penyerapan GI obat lain. Meningkatkan efek

pencahar antrakuinon. Meningkatkan kejadian efek samping bila diberikan

bersamaan dengan aspirin.

Kategori dalam kehamilan : C

Sediaan yang beredar : Forumen (Sanbe Vision)

2. Laksatif Stimulan

Derivat difenilmetan (misalnya, bisakodil, fenolftalein) dan antraquinon

(misalnya, Sennae folium-Rhei radix dalam Eucarbon tablet) memiliki aksi

selektif pada saraf pleksus dari otot polos usus yang mengarah ke peningkatan

motilitas. Onset efek yang cepat, tetapi dapat menyebabkan kram, tergantung

pada dosis yang digunakan. Untuk dewasa laxative ringan 1-2 tablet saat atau

sesudah makan; anak-anak lebih dari 2 tahun ½-1 tablet saat makan.

a. Bisakodil

Dosis : Per oral : Dewasa: 5-10 mg pada malam hari, Anak > 4 tahun: 5 mg

pada waktu malam. Rektal : Dewasa: 10 mg supositoria / enema di pagi hari.

Anak <10 tahun: 5 mg di pagi hari.

Pemberian : Harus dikonsumsi/ digunakan pada waktu perut kosong. Perut

kosong untuk mendapatkan efek yang cepat. Jangan digunakan 1 jam setelah

mengkonsumsi antasida, susu atau produk susu lainnya.

30

Page 31: Makalah Swamedikasi Diare Dan Sembelit

Overdosis : Overdosis dapat menyebabkan diare dengan hilangnya berlebihan

air dan elektrolit.

Kontraindikasi : Sakit perut akut atau obstruksi usus, dehidrasi berat, impaksi

feses, penggunaan kronis

Perhatian khusus : Kehamilan, penyakit radang usus.

Efek yang tidak diinginkan : Ketidaknyamanan perut (kolik, kram). Supositoria

dapat menyebabkan iritasi dan proktitis.

Interaksi obat : Jangan menggunakan antasida atau minum susu 1 jam

setelah penggunaan obat (salut enterik).

Kategori dalam kehamilan : B

Mekanisme kerja : Bisacodyl bekerja terutama pada usus besar dengan

meningkatkan motilitas untuk mempengaruhi pengosongan usus. Onset: 6-12

jam (oral). 15-60 min (dubur). Penyerapan: Minimal dari saluran GI (oral,

sebagai tablet salut enterik / supositoria). Metabolisme: Dikonversi ke bis (p-

hidroksifenil)-2-piridil metana oleh enzim usus atau bakteri. Ekskresi: Feses,

urin (sebagai glukuronat).

Sediaan yang beredar : Bisakodil tablet salut 5 mg, Laxamex tablet salut 5

mg, Melaxan tablet salut 5 mg, Prolaxan tablet salut 5 mg, Laxacod tablet

salut 5 mg, Dulcolax tablet salut 5 mg, supositoria 5 mg dan 10 mg.

b. Natrium dokusat

Dosis : Per oral : Dewasa: 50-500 mg / hari dalam 1-4 dosis terbagi. Anak: 6-

12 tahun: 40-120 mg / hari, 3-6 thn: 20-60 mg / hari. Untuk diberikan dalam 1-4

dosis terbagi.

Rektal : Dewasa: Per 10 g enema gel mengandung 0,12 g natrium Docusate:

Gunakan 1 enema, enema dapat digunakan pada hari yang sama atau hari

berikutnya sesuai kebutuhan. Oral malam hari 50-360 mg, rektal supositoria

100 mg.

31

Page 32: Makalah Swamedikasi Diare Dan Sembelit

Kontraindikasi : Obstruksi usus atau gejala perut terdiagnosis. Penggunaan

berkepanjangan. Bersamaan digunakan dengan parafin cair. Rektal pada

pasien wasir atau fisura anus. Jangan gunakan untuk melunakkan gendang

telinga bengkak atau berlubang.

Perhatian khusus: Ibu hamil, laktasi.

Efek yang tidak diinginkan : Efek GI, ruam kulit, sakit anorektal atau

perdarahan setelah pemberian dubur.

Interaksi obat : Meningkatkan penyerapan GI obat lain. Meningkatkan efek

pencahar antrakuinon. Meningkatkan kejadian efek samping bila diberikan

bersamaan dengan aspirin.

Kategori dalam kehamilan : C

Sediaan yang beredar : Senokot tablet, Colace kapsul 50 mg, Docusate

Sodium 100mg (100 Softgels),

III.2.2 Pengobatan Menggunakan Obat Tradisional

Pengobatan alami :

a. Daun wungu (Graptophyllum pictum [L.]Griff.)

Familia : Acanthaceae

Kandungan Kimia :

Daun tumbuhan ini mengandung alkaloid yang tidak beracun, glikosida,

steroid, tanin, klorofil, alcohol, pektin, asam formiat lendir dan saponin inilah

yang mempunyai efek sebagai pencahar ringan (mild laxative).. Batang daun

wungu mengandung kalsium oksalat, asam formik dan lemak. Bagian yang

digunakan antara lain daun, kulit batang dan bunganya.

Cara pemakaian:

32

Page 33: Makalah Swamedikasi Diare Dan Sembelit

Daun wungu segar tujuh lembar, rebus dengan dua gelas air hingga jadi

satu gelas. Saring kemudian minum.

Contoh sediaan

b. Lidah Buaya (Aloe Vera Linn.)

Familia : Liliaceae

Kandungan Kimia: Aloin, barbaloin, isobarbaloin, aloe-emodin, aloenin, aloesin.

Rasa pahit, dingin. Anti radang, pencahar (Laxative), parasitiside. Herba

ini masuk ke meridian jantung, hati dan pancreas. Getah daun lidah buaya

merupakan perantara pembersih yang cukup kuat. Namun, kandungan

pencahar yang cukup kuat pada lidah buaya, anthraquinone, terkadang dapat

menimbulkan diare dan kram usus. Itu sebabnya, harus digunakan dengan hati-

hati.

Cara pemakaian:

33

Daun wungu Herba ( Rumah Herbal)

Komposisi:Daun wungu 100%Khasiat :Untuk mengobati wasir dan sembelitAturan pakai :Untuk pengobatan 3 kali sehariUntuk menjaga stamina 2 kali sehari

Page 34: Makalah Swamedikasi Diare Dan Sembelit

Separuh batang lidah buaya dicuci hingga bersih. Kemudian buang

kulitnya. Isinya lantas dicincang, seduh dengan setengah cangkir air panas.

Tambahkan satu sendok makan madu. Selagi hangat dimakan dua kali sehari.

Catatan: Ramuan tersebut tidak diperuntukkan bagi wanita hamil, haid, dan

penderita diare.

Contoh sediaan :

c. Ketepeng Cina (Cassia alata, Linn.)

Familia : Caesalpiniaceae

Kandungan Kimia:

Rein, aloe emodina, asam krisofanat, (dihidroksimetilanthraquinone), tannin.

Daun ketepeng cina mengandung zat samak serta bersifat sebagai laksatif.

Pedas, hangat, insektisidal, menghilangkan gatal-gatal, pencahar, obat cacing,

obat kelainan kulit yang disebabkan oleh parasit kulit.

Cara pemakaian:

Daun ketepeng cina muda dan segar sebanyak tujuh lembar dididihkan

dengan dua gelas air hingga tersisa satu gelas. Angkat, saring, dan minum.

34

Lidah buaya serbuk (Al-Guroba)Komposisi :Lidah buaya 80 %Khasiat :Menyembuhkan ambeien dan sembelit, menyembuhkan radang tenggorokan, mencegah pembengkakan sendi, menghambat sel kanker, menghambat infeksi HIVAturan pakai :2 kali sehari

Page 35: Makalah Swamedikasi Diare Dan Sembelit

d. Kejibeling (Stachytarpheta mutabilis, Vahl.)

Familia : Acanthaceae

Kandungan Kimia :

Daun kejibeling mengandung unsur-unsur mineral seperti kalium,

natrium, kalsium dan beberapa unsur lainnya. Kejibeling mengandung berbagai

bahan kimia seperti kalium, asam silikat, natrium, kalsium, serta beberapa

senyawa lain. Di samping itu, kejibeling mempunyai efek pencahar dan diuretik,

sehingga baik untuk penderita sembelit.

Cara Pemakaian:

Setengah genggam daun keji beling segar dicuci hingga bersih.

Kemudian rebus dengan dua gelas air sampai tersisa satu gelas. Saring dan

minum.

35

Page 36: Makalah Swamedikasi Diare Dan Sembelit

Contoh sediaan :

e. Mengkudu (Morinda citrifolia, Linn.)

Familia : Rubiaceae

Kandungan Kimia :

Buah buni tumbuhan mengkudu yang telah masak mempunyai aroma

yang tidak sedap, namun mengandung sejumlah zat yang berkhasiat untuk

pengobatan. Adapun kandungan zat tersebut antara lain morinda diol,

morindone, morindin, damnacanthal, metil asetil, asam kapril dan sorandiyiol.

Mengkudu mengandung morindon yang merupakan zat warna merah dan

berkhasiat sebagai pencahar.

Cara pemakaian:

Dua buah mengkudu masak dicuci dan parut. Tambahkan sedikit garam.

Aduk hingga rata. Lalu peras dengan kain. Minum dua kali sehari.

Contoh sediaan

36

Kapsul Keji Beling (Tazakka)Komposisi :Strobilanthes crispus folium 440 mgAturan Minum :3 x 2 kapsul/hariKhasiat :Secara tradisional digunakan untuk membantu menghancurkan batu ginjal, dan melancarkan buang air kecil.Isi : 80 Kapsul

Page 37: Makalah Swamedikasi Diare Dan Sembelit

f. Temulawak (Curcuma xanthorrhiza, Roxb.)

Familia : Zingiberanceae

Kandungan Kimia :

Daging buah (rimpang) temulawak mempunyai beberapa kandungan senyawa

kimia antara lain berupa fellandrean dan turmerol atau yang sering disebut

minyak menguap. Kemudian minyak atsiri, kamfer, glukosida, foluymetik

karbinol. Dan kurkumin yang terdapat pada rimpang tumbuhan ini bermanfaat

sebagai dan antisembelit, antiradang, tonikum, diuretik, dan bakteriostatik

acnevulgaris.

Cara pemakaian:

Rimpang temulawak digiling halus bersama biji sesawi. Beri sedikit air.

Peras, kemudian airnya diminum. Atau, rimpang temulawak diiris ditambah

dengan asam jawa dan gula jawa. Setelah itu tuangkan air mendidih, saring.

Airnya kemudian diminum.

37

Kapsul Mengkudu ( Abidel Saampiri)Komposisi : serbuk morinda citrifolia 450 mg)Sangat baik digunakan untuk :Penderita hypertensi, diabetes, darah kotor, tulang keropos, lever, limpa bengkak / nyeri, radang usus.Aturan Pakai :Pengobatan 3xsehari 2 kapsulPencegahan 2xsehari 1 kapsulDiminum 1jam sebelum makan atau sesuai petunjuk dokter / pengobatKet : Tidak mengandung bahan kimia atau pengawet dan telah melalui sterilisasi batan 

Page 38: Makalah Swamedikasi Diare Dan Sembelit

Contoh sediaan

g. Pepaya (Carica papaya, Linn.)

Familia : Cariccaceae

Kandungan Kimia :

Buah pepaya mengandung unsur yang dapat membuat pencernaan

makanan lebih sempurna, disamping memiliki daya yang dapat membuat air

seni bereaksi asam, yang secara ilmiah disebut zat caricaksantin dan

violaksantin. Kandungan carposide pada daun pepaya berkhasiat sebagai obat

cacing. Disamping pada daunnya, akar dan getah pepaya juga mengandung

zat papayotin, karpain, kautsyuk, karposit dan vitamin. Pepaya dapat

memperlancar saluran pencernaan karena dapat membantu memecah serat

dalam saluran pencernaan.

h. Nanas (Ananas comosus (L.) Merr.)

Familia : Bromeliaceae.

Kandungan Kimia :

38

Temulawak kapsul (Tazakka)Komposisi:Curcuma xanthoriza 500 mg Aturan pakai:Pencegahan : 3 x 1 kapsul/ hariPengobatan : 3 x 3 kapsul/ hari Khasiat:Anti radang, anti keracunan empedu, penurun kolesterol, diuretic (peluruh kencing), penghilang nyeri sendi tonikum

Page 39: Makalah Swamedikasi Diare Dan Sembelit

Buah mengandung vitamin (A dan C), kalsium, fosfor, magnesium, besi,

natrium, kalium, dekstrosa, sukrosa (gula tebu), dan enzim bromelain.

Bromelain berkhasiat antiradang, membantu melunakkan makanan di lambung,

mengganggu pertumbuhan set kanker, menghambat agregasi platelet, dan

mempunyai aktivitas fibrinolitik. Kandungan seratnya dapat mempermudah

buang air besar pada penderita sembelit (konstipasi). Daun mengandung

calsium oksalat dan pectic substances.

Cara pemakaian :

Pilih 3 buah nanas yang belum masak. Kupas dan cuci bersih. Parut

atau jus, kemudian peras airnya. Minum air perasan nanas 2 kali sehari setelah

makan. Masing-masing setengah gelas.

i. Asam jawa (Tamarindus indica L)

Simplisia : Buah asam

Kandungan : Asam-asam malonat, tartrat, sitrat, asam malat.

Selain itu juga mengandung garam kalium bitartrat

dan oligosakarida yang bersifat sebagai pencahar

ringan.

Cara Penggunaan : setengah sendok makan daging buah asam

diseduh dengan segelas air mendidih (300 cc) dan

1 sendok makan gula pasir. Aduk rata campuran

tersebut, diamkan. Setela dingin dapat diminum

sedikit-sedikit sampai habis.

39

Page 40: Makalah Swamedikasi Diare Dan Sembelit

J. Kembang Pukul Empat (Mirabilis jalapa L.)

Kandungan Kimia

Daun dan bunga kembang pukul empat mengandung saponin dan

flavonoida.disamping itu daunnya juga mengandung tanin dan bunganya

mengandung polifenol. Biji tanaman tersebut mengandung flavonoida dan

polifenol.

Khasiat

Daun kembang pukul empat berkhasiat sebagai obat bisul, akarnya untuk

mengobati sembelit dan bengkak. Bijinya sebagai bahan kosmetika.

Untuk obat bisul dipakai ± 7 gram daun segar kembang pukul empat, dicuci,

ditambah 1/2 gram garam, ditumbuk kemudian ditempelkan pada bisul.

40

Page 41: Makalah Swamedikasi Diare Dan Sembelit

DAFTAR PUSTAKA

1. Sukandar, Elin Y. 2009. ISO Farmakoterapi. Ed. II. PT. ISFI Penerbitan. Jakarta. 349-353, 372-377.

2. Tan HT, Rahardja K. 1993. Swamedikasi. Gramedia. Jakarta, 101-109, 111-118.

3. Holt GA dan Edwin LH. 1986. The Pros and Cons of Self-medication. Dalam Journal of Pharmacy Technology, September /October: 213-218. Available as PDF file

4. McEwen J. 1979. Self-medication in The Context of Self-care: A review. Dalam: nderson, J.A.D (ed). Self Medication. The Proceedings of Workshop on Self Care, London: MTP Press Limited Lancaster, 95-111. Available as PDF file

5. Rosenstock IM. 1974. The Health Belief and Preventive Health Behavior. Health Education Monograph, 2(4): 354. Available as PDF file

6. Tan HT, Rahardja K. 2002. Obat-Obat Penting Khasiat, Penggunaan dan Efek Sampingnya. Ed. V. Gramedia. Jakarta, 270-294.

7. Wells BG. 2006. Pharmacotherapy Handbook. 6th Edition. McGraw-Hill. Available as PDF file.

8. Anderson JAD. 1979. Historical Background to Self-care. The Proceedings of Workshop on Self Care. London: MTP Press  Limited Lancaster, 10-18. Available as PDF file.

9. http://www.mims.com/

10.http://ObatHerbalAlami.com/Obat_Herbal_Untuk_Diare , diakses 28 Oktober 2012

11.http://wapedia.mobi/id/konstipasi , diakses 28 Oktober 2012

12.http://blogkita.info/antidiare , diakses 28 Oktober 2012

13.http://obatdiare.co.cc/ herbal , diakses 28 Oktober 2012

41