FWk; gapw;rp Fh;MidAk;> njhOifiaAk; Gupe;J nfhs;Sq;fs; - vspa topapy; ghlk; - 7
Makalah SQ
-
Upload
cintaberbagi -
Category
Documents
-
view
22 -
download
0
Transcript of Makalah SQ
-
5/28/2018 Makalah SQ
1/17
SQ, EQ, IQ DAN KECERDASAN
KINESTETIK
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Rencana strategis Pendidikan dan Kebudayaan Nasional (RENTRA KEMENDIKBUD)
didasarkan pada Amanat Pembukaan Undang-Undang Dasar 1945, amanat pasal 31 UUD 1945,
Amanat undang-undang nomor 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional, Peraturan
Pemerintah nomor 25 tentang Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (2004-2009).
Rencana Strategis Departemen Pendidikan Nasional ini terdapat penguatan kebijakan
DepDikNas dengan rencana pembangunan jangka menengah BAPPENAS. Terdapat juga Dasar
Kebijakan Pembangunan Pendidikan Nasional.
Dalam RENTRA itu juga memuat tentang prinsip-prinsip dalam penyelenggaraan
pendidikan, tujuan pembangunan pendidikan nasional jangka menengah, visi pendidikan
nasional, misi pendidikan nasional, insan cerdas komprehensif dan kompetitif, tata nilai
pengelolaan pendidikan, kemudian tiga pilar pendidikan nasional yaitu1. Pemerataan dan perluasan akses pendidikan;
2. Peningkatan mutu, relevansi, dan daya saing keluaran pendidikan;
3. Penguatan tata kelola, akuntabilitas, dan citra publik pendidikan.
Kemudian visi Pendidikan Nasional yaitu terwujudnya sistem pendidikan sebagai pranata
sosial yang kuat dan berwibawa untuk memberdayakan semua warga negara Indonesia
berkembang menjadi manusia yang berkualitas sehingga mampu dan proaktif menjawabtantangan zaman yang selalu berubah
Untuk bisa mewujudkan visi Pendidikan Nasional tersebut, maka misi Pendidikan Nasionaldiantaranya ;
1. mengupayakan perluasan dan pemerataan kesempatan memperoleh pendidikan yangbermutu bagi seluruh rakyat Indonesia;
http://marwan-bajang.blogspot.com/2011/12/sq-eq-iq-dan-kecerdasan-kinestetik.htmlhttp://marwan-bajang.blogspot.com/2011/12/sq-eq-iq-dan-kecerdasan-kinestetik.htmlhttp://marwan-bajang.blogspot.com/2011/12/sq-eq-iq-dan-kecerdasan-kinestetik.htmlhttp://marwan-bajang.blogspot.com/2011/12/sq-eq-iq-dan-kecerdasan-kinestetik.html -
5/28/2018 Makalah SQ
2/17
2. membantu dan memfasilitasi pengembangan potensi anak bangsa secara utuh sejak usiadini sampai akhir hayat dalam rangka mewujudkan masyarakat belajar;
3. meningkatkan kesiapan masukan dan kualitas proses pendidikan untuk mengoptimalkanpembentukan kepribadian yang bermoral;
4. meningkatkan keprofesionalan dan akuntabilitas lembaga pendidikan sebagai pusatpembudayaan ilmu pengetahuan, keterampilan, pengalaman, sikap, dan nilai berdasarkan
standar nasional dan global; dan
5. memberdayakan peran serta masyarakat dalam penyelenggaraan pendidikan berdasarkanprinsip otonomi dalam konteks Negara Kesatuan RI.
Dalam amanat undang-undang dasar 45, kemudian undang-undang nomor 20 tahun 2003,
didalamnya tersirat tentang dimensi kecerdasan manusia, mulai dari kecerdasan intelektual,
kecerdasan emosi, kecerdasan spiritual dan akhirnya kecerdasan kinestetik jasmani. Para ahli
psikologi banyak membahas tentang ketiga dimensi kecerdasan ini. Awalnya, dunia benar-benar
mengarahkan perhatian pada pendidikan intelektual. Semakin tinggi intelektual seseorang
dianggaplah dia sebagai sosok yang pandai dan cerdas. Kecerdasan intelektual dimanifestasikan
pada titel pendidikan akademis atau gelar seseorang, apakah itu gelar sarjana, doktor atau
proffesor. Semakin tinggi gelar yang dicapai seseorang, makin dianggap tinggi kecerdasaan
intelektualnya.Konsep Multiple Intelegensi (MI), menurut Gardner (1983) dalam bukunya Frame of
Mind: The Theory of Multiple intelegences, ada delapan jenis kecerdasan yang dimiliki setiap
individu yaitu linguistik, matematis-logis, spasial, kinestetik-jasmani, musikal, interpersonal,
intrapersonal, dan naturalis. Melalui delapan jenis kecerdasan ini, setiap individu mengakses
informasi yang akan masuk ke dalam dirinya. Karena itu Amstrong (2002) menyebutkan,
kecerdasan tersebut merupakan modalitas untuk melejitkan kemampuan setiap siswa dan
menjadikan mereka sebagai sang juara, karena pada dasarnya setiap anak cerdas. Sebelum
menerapkan MI sebagai suatu strategi dalam pengembangan potensi seseorang, perlu kita kenali
atau pahami ciri-ciri yang dimiliki seseorang.
Keunikan yang dikemukakan Gardner adalah, setiap kecerdasan dalam upaya mengelola
informasi bekerja secara spasial dalam sistem otak manusia. Tetapi pada saat mengeluarkannya,
ke delapan jenis kecerdasan itu bekerjasama untuk menghasilkan informasi sesuai yang dengan
-
5/28/2018 Makalah SQ
3/17
apa yang dibutuhkan pada saat itu. Dalam makalah pembahasan makalah kali ini, kami hanya
membahas secara garis besar dalam empat keceerdasan yaitu, kecerdasarn spiritual, kecerdasan
emosional, kecerdasan intelektual, dan kecerdasan kinestetik jasmani
B. Rumusan Masalah
A. Apa itu kecerdasan Spiritual?
B. Kecerdasan Emosional
C. Kecerdasan Intelektual, dan
D. Kecerdasan Inestetik Jasmani
-
5/28/2018 Makalah SQ
4/17
BAB II
PEMBAHASAN
A. Kecerdasan Spiritual
Apa yang dimaksudkan dengan kecerdasan spiritual dan apa bedanya dengan kecerdasan
intelektual maupun kecerdasan emosi? IQ,EQ dan SQ adalah tiga istilah yang sudah cukup
dikenal,terutama di kalangan praktisi dan spesialis pengembangan sumber daya manusia.
Istilah pertama yaitu Intellectual Quotient atau IQ menggambarkan kapasitas seseorang
untuk melakukan kegiatan mental seperti berpikir, mencari penjelasan, dan memecahkan
masalah secara logis. Berdasarkan hasil tes IQ, dapat ditentukan kemampuan seorang siswa yang
terkait dengan angka, kata-kata, visualisasi, daya ingat, penjelasan deduktif-induktif, dan
kecepatan memersepsikan sesuatu. Dengan mengetahui dalam hal apa seorang siswa memiliki
kecerdasan intelektual yang tinggi, maka guru-guru yang mengajar dan mendidik pada
lingkungan pendidikan dapat menempatkan siswa tersebut pada posisi sedang mengalamiperkembangan multiple intelegensi
Istilah yang ketiga yaitu Spiritual Quotient atau SQ diyakini merupakan tingkatan
tertinggi dari kecerdasan,yang digunakan untuk menghasilkan arti (meaning) dan nilai (value).
Dua jenis kecerdasan yang disebutkan pertama,yaitu IQ dan EQ, merupakan bagian yang
terintegrasi dari SQ. Mengacu pada teori motivasi yang dikemukakan Maslow, kecerdasan
spiritual terkait dengan aktualisasi diri atau pemenuhan tujuan hidup,yang merupakan tingkatan
motivasi yang tertinggi. Kecerdasan spiritual yang tinggi ditandai dengan adanya pertumbuhan
dan transformasi pada diri seseorang, tercapainya kehidupan yang berimbang antara
karier/pekerjaan dan pribadi/keluarga, serta adanya perasaan suka cita serta puas yang
diwujudkan dalam bentuk menghasilkan kontribusi yang positif dan berbagi kebahagiaan kepada
lingkungan.
-
5/28/2018 Makalah SQ
5/17
SQ walaupun mengandung kata spiritual tidak selalu terkait dengan kepercayaan atau
agama. SQ lebih kepada kebutuhan dan kemampuan manusia untuk menemukan arti dan
menghasilkan nilai melalui pengalaman yang mereka hadapi. Akan tetapi, beberapa penelitian
menunjukkan bahwa seseorang yang memiliki kepercayaan atau menjalankan agama,umumnya
memiliki tingkat kecerdasan spiritual yang lebih tinggi dibandingkan dengan mereka yang tidak
memiliki kepercayaan atau tidak menjalankan agama. Seperti misalnya penelitian yang
dilakukan Harold G Koenig dan kawan-kawan yang telah dipublikasikan Oxford University
Press dalam bentuk buku berjudul Handbook of Religion and Health. Penelitian yang mereka
lakukan menemukan bahwa di setiap tingkatan pendidikan dan usia, orang yang pergi ke rumah
ibadah, berdoa dan membaca kitab suci secara rutin, ternyata hidup lebih lama sekitar tujuh
hingga 14 tahun dan memiliki kesehatan fisik yang lebih baik dibandingkan dengan orang yang
tidak menjalankan ritual keagamaan.
Seperti apakah peran SQ di tempat kerja? Siswa dengan SQ yang tinggi biasanya akan
lebih cepat mengalami pemulihan dari suatu penyakit, baik secara fisik maupun mental. Ia lebih
mudah bangkit dari suatu kejatuhan atau penderitaan, lebih tahan menghadapi stres, lebih mudah
melihat peluang karena memiliki sikap mental positif,serta lebih ceria, bahagia dan merasa puas
dalam menjalani kehidupan. Berbeda dengan siswa yang memiliki SQ rendah. Pada orang
dengan SQ rendah,keberhasilan dalam hal karier, pekerjaan, penghasilan, status dan masih
banyak lagi hal-hal yang bersifat materi ternyata tidak selalu mampu membuatnya bahagia.
Persaingan dan perbedaan kepentingan yang berlangsung begitu ketat sering kali membuat
manusia kehilangan arah dan identitas.
Perubahan teknologi yang pesat menghasilkan tekanan yang begitu besar, yang terkadang
membutakan manusia dengan kecerdasan spiritual rendah dalam menjalani visi dan misi
hidupnya, membuat ia lupa melakukan refleksi diri dan lupa menjalankan perannya sebagai
bagian dari komunitas.Kesibukan kerja dan keberhasilan yang dicapai tidak diamalkannya untuk
penciptaan arti dan nilai bagi lingkungan. Bagaimana membentuk kecerdasan spiritual yang
tinggi di tempat kerja? Manusia memiliki pikiran dan roh, ingin mencari arti dan tujuan,
berhubungan dengan orang lain dan menjadi bagian dari komunitas. Oleh karenanya,organisasi
perlu membentuk budaya spiritualitas di lingkungan kerja.
-
5/28/2018 Makalah SQ
6/17
Organisasi yang bersifat spiritual membantu siswanya untuk mengembangkan dan
mencapai potensi penuh dari dirinya (aktualisasi diri). Robbins & Judge dalam bukunya yang
berjudul Organizational Behavior menyebutkan budaya spiritualitas yang perlu dibentuk adalah:
1. Strong sense of purpose.Meskipun pencapaian keuntungan itu penting, tetapi hal itu tidak
menjadi nilai utama dari suatu organisasi dengan budaya spiritual.Siswa membutuhkan adanya
tujuan sekolah dan lingkungan pendidikanyang lebih bernilai, yang biasanya dinyatakan dalam
bentuk visi dan misi organisasi.
2. Trust and respect.Organisasi dengan budaya spiritual senantiasa memastikan terciptanya kondisi
saling percaya, adanya keterbukaan dan kejujuran. Salah satunya dalam bentuk manajer dan
siswa tidak takut untuk melakukan dan mengakui kesalahan.
3. Humanistic work practices. Jam kerja yang fleksibel,penghargaan berdasarkan kerja
tim,mempersempit perbedaan status dan imbal jasa, adanya jaminan terhadap hak-hak individu
pekerja, kemampuan siswa, dan keamanan kerja merupakan bentuk-bentuk praktik manajemen
sumber daya manusia yang bersifat spiritual.
4. Toleration of employee expression. Organisasi dengan budaya spiritual memiliki toleransi yang
tinggi terhadap bentuk-bentuk ekspresi emosi siswa. Humor, spontanitas, keceriaan di tempat
kerja tidak dibatasi. Saat ini sudah cukup banyak sekolah dan lingkungan pendidikanyang
menerapkan budaya spiritualitas di tempat kerja.
B. Kecerdasan Emosional
Kecerdasan emosionalmencakup pengendalian diri, semangat, dan ketekunan, serta
kemampuan untuk memotivasi diri sendiri dan bertahan menghadapi frustrasi, kesanggupan
untuk mengendalikan dorongan hati danemosi, tidak melebih-lebihkan kesenangan, mengatur
suasana hati dan menjaga agar beban stress tidak melumpuhkan kemampuan berpikir, untuk
membaca perasaan terdalam orang lain (empati) dan berdoa, untuk memelihara hubungan dengan
sebaik-baiknya, kemampuan untuk menyelesaikan konflik, serta untuk memimpin diri danlingkungan sekitarnya. Ketrampilan ini dapat diajarkan kepada anak-anak. Orang-orang yang
dikuasai dorongan hati yang kurang memiliki kendali diri, menderita kekurangmampuan
pengendalian moral.
Goleman (1997), mengatakan bahwa koordinasi suasana hati adalah inti dari hubungan
sosial yang baik. Apabila seseorang pandai menyesuaikan diri dengan suasana hati individu yang
http://duniapsikologi.dagdigdug.com/2008/11/19/pengertian-kecerdasan-emosional/http://duniapsikologi.dagdigdug.com/2008/11/19/pengertian-kecerdasan-emosional/http://duniapsikologi.dagdigdug.com/2008/11/19/emosi/http://duniapsikologi.dagdigdug.com/2008/11/19/emosi/http://www.danielgoleman.info/http://www.danielgoleman.info/http://www.danielgoleman.info/http://duniapsikologi.dagdigdug.com/2008/11/19/emosi/http://duniapsikologi.dagdigdug.com/2008/11/19/pengertian-kecerdasan-emosional/ -
5/28/2018 Makalah SQ
7/17
lain atau dapat berempati, orang tersebut akan memiliki tingkat emosionalitas yang baik dan
akan lebih mudah menyesuaikan diri dalam pergaulan sosial serta lingkungannya. Lebih lanjut
Goleman (1997) mengemukakan bahwa kecerdasan emosional adalah kemampuan lebih yang
dimiliki seseorang dalam memotivasi diri, ketahanan dalam meghadapi kegagalan,
mengendalikan emosi dan menunda kepuasan, serta mengatur keadaan jiwa. Dengan kecerdasan
emosional tersebut seseorang dapat menempatkan emosinya pada porsi yang tepat, memilah
kepuasan dan mengatur suasana hati.
Sementara Cooper dan Sawaf (1998) mengatakan bahwa kecerdasan emosionaladalah
kemampuan merasakan, memahami, dan secara selektif menerapkan daya dan kepekaan emosi
sebagai sumber energi dan pengaruh yang manusiawi. Kecerdasan emosi menuntut penilikan
perasaan, untuk belajar mengakui, menghargai perasaan pada diri dan orang lain serta
menanggapinya dengan tepat, menerapkan secara efektif energi emosi dalam kehidupan sehari-
hari.
Selanjutnya Howes dan Herald (1999) mengatakan pada intinya,kecerdasaan
emosionalmerupakan komponen yang membuat seseorang menjadi pintar menggunakan emosi.
Lebih lanjut dijelaskan bahwa emosi manusia berada diwilayah dari perasaan lubuk hati, naluri
yang tersembunyi, dan sensasi emosi yang apabila diakui dan dihormati, kecerdasaan emosional
menyediakan pemahaman yang lebih mendalam dan lebih utuh tentang diri sendiri dan orang
lain. Menurut Harmoko (2005) Kecerdasan emosi dapat diartikan kemampuan untuk mengenali,mengelola, dan mengekspresikan dengan tepat, termasuk untuk memotivasi diri sendiri,
mengenali emosi orang lain, serta membina hubungan dengan orang lain. Jelas bila seorang
indiovidu mempunyai kecerdasan emosi tinggi, dapat hidup lebih bahagia dan sukses karena
percaya diri serta mampu menguasai emosi atau mempunyai kesehatan mental yang baik.
Sedangkan menurut Dio (2003), dalam konteks pekerjaan, pengertian kecerdasan
emosi adalah kemampuan untuk mengetahui yang orang lain rasakan, termasuk cara tepat untuk
menangani masalah. Orang lain yang dimaksudkan disini bisa meliputi atasan, rekan sejawat,
bawahan atau juga pelanggan. Realitas menunjukkan seringkali individu tidak mampu
menangani masalahmasalah emosional di tempat kerja secara memuaskan. Bukan saja tidak
mampu memahami perasaan diri sendiri, melainkan juga perasaan orang lain yang berinteraksi
dengan kita. Akibatnya sering terjadi kesalahpahaman dan konflik antar pribadi.
http://duniapsikologi.dagdigdug.com/2008/11/19/kecerdasan-emosi-dalam-pekerjaan/http://duniapsikologi.dagdigdug.com/2008/11/19/kecerdasan-emosi-dalam-pekerjaan/http://duniapsikologi.dagdigdug.com/2008/11/19/kecerdasan-emosi-dalam-pekerjaan/http://duniapsikologi.dagdigdug.com/2008/11/19/kecerdasan-emosi-dalam-pekerjaan/http://duniapsikologi.dagdigdug.com/2008/11/19/kecerdasan-emosi-dalam-pekerjaan/http://duniapsikologi.dagdigdug.com/2008/11/19/kecerdasan-emosi-dalam-pekerjaan/ -
5/28/2018 Makalah SQ
8/17
Berbeda dengan pemahaman negatif masyarakat tentang emosi yang lebih mengarah pada
emosionalitas sebaiknya pengertian emosi dalam lingkup kecerdasan emosi lebih mengarah pada
kemampuan yang bersifat positif. Didukung pendapat yang dikemukakan oleh Cooper (1999)
bahwa kecerdasan emosi memungkinkan individu untuk dapat merasakan dan memahami dengan
benar, selanjutnya mampu menggunakan daya dan kepekaan emosinya sebagai energi informasi
dan pengaruh yang manusiawi. Sebaliknya bila individu tida memiliki kematangan emosi maka
akan sulit mengelola emosinya secara baik dalam bekerja. Disamping itu individu akan menjadi
pekerja yang tidak mampu beradaptasi terhadap perubahan, tidak mampu bersikap terbuka dalam
menerima perbedaan pendapat , kurang gigih dan sulit berkembang.
Dari beberapa pendapat diatas dapatlah dikatakan bahwa kecerdasan emosional menuntut
diri untuk belajar mengakui dan menghargai perasaan diri sendiri dan orang lain dan untuk
menanggapinya dengan tepat, menerapkan dengan efektif energi emosi dalam kehidupan dan
pekerjaan sehari-hari. 3 (tiga) unsur penting kecerdasan emosional terdiri dari : kecakapan
pribadi (mengelola diri sendiri); kecakapan sosial (menangani suatu hubungan) dan keterampilan
sosial (kepandaian menggugah tanggapan yang dikehendaki pada orang lain).Emosi adalah hal
begitu saja terjadi dalam hidup Anda. Anda menganggap bahwa perasaan marah, takut, sedih,
senang, benci, cinta, antusias, bosan, dan sebagainya adalah akibat dari atau hanya sekedar
respon Anda terhadap berbagai peristiwa yang terjadi pada Anda. Membahas soal emosi maka
sangat eratan kaitannya dengan kecerdasan emosi itu sendiri dimana merupakan kemampuanseseorang untuk memotivasi diri sendiri, bertahan menghadap frustasi, mengendalikan dorongan
hati (kegembiraan, kesedihan, kemarahan, dan lain-lain) dan tidak melebih-lebihkan kesenangan,
mengatur suasana hati dan mampu mengendalikan stres.
Kecerdasan emosional juga mencakup kesadaran diri dan kendali dorongan hati,
ketekunan, semangat dan motivasi diri dan kendali dorongan hati, ketekunan, semangat dan
motivasi diri, empati dan kecakapan sosial. Ketrampilan yang berkaitan dengan kecerdasan
emosi antara lain misalnya kemampuan untuk memahami orang lain, kepemimpinan,
kemampuan membina hubungan dengan orang lain, kemampuan berkomunikasi, kerjasama tim,
membentuk citra diri positif, memotivasi dan memberi inspirasi dan sebagainya.
Nah, agar kecerdasan emosional Anda terjaga dengan baik, berikut 7 ketrampilan yang
harus Anda perhatikan dan tak ada salahnya Anda coba:
* Mengenali emosi diri
-
5/28/2018 Makalah SQ
9/17
Ketrampilan ini meliputi kemampuan Anda untuk mengidentifikasi apa yang
sesungguhnya Anda rasakan. Setiap kali suatu emosi tertentu muncul dalam pikiran, Anda harus
dapat menangkap pesan apa yang ingin disampaikan. Berikut adalah beberapa contoh pesan dari
emosi: takut, sakit hati, marah, frustasi, kecewa, rasa bersalah, kesepian.
* Melepaskan emosi negatif
Ketrampilan ini berkaitan dengan kemampuan Anda untuk memahami dampak dari emosi
negatif terhadap diri Anda. Sebagai contoh keinginan untuk memperbaiki situasi ataupun
memenuhi target pekerjaan yang membuat Anda mudah marah ataupun frustasi seringkali justru
merusak hubungan Anda dengan bawahan maupun atasan serta dapat menyebabkan stres. Jadi,
selama Anda dikendalikan oleh emosi negatif Anda justru Anda tidak bisa mencapai potensi
terbaik dari diri Anda. Solusinya, lepaskan emosi negatif melalui teknik pendayagunaan pikiran
bawah sadar sehingga Anda maupun orang-orang di sekitar Anda tidak menerima dampak
negatif dari emosi negatif yang muncul.
* Mengelola emosi diri sendiri
Anda jangan pernah menganggap emosi negatif atau positif itu baik atau buruk. Emosi
adalah sekedar sinyal bagi kita untuk melakukan tindakan untuk mengatasi penyebab munculnya
perasaan itu. Jadi emosi adalah awal bukan hasil akhir dari kejadian atau peristiwa. Kemampuan
kita untuk mengendalikan dan mengelola emosi dapat membantu Anda mencapai kesuksesan.
Ada beberapa langkah dalam mengelola emosi diri sendiri, yaitu: pertama adalahmenghargai emosi dan menyadari dukungannya kepada Anda.
Kedua berusaha mengetahui pesan yang disampaikan emosi, dan meyakini bahwa kita
pernah berhasil menangani emosi ini sebelumnya. Ketiga adalah dengan bergembira kita
mengambil tindakan untuk menanganinya. Kemampuan kita mengelola emosi adalah bentuk
pengendalian diri yang paling penting dalam manajemen diri, karena kitalah sesungguhnya yang
mengendalikan emosi atau perasaan kita, bukan sebaliknya.
* Memotivasi diri sendiri
Menata emosi sebagai alat untuk mencapai tujuan merupakan hal yang sangat penting
dalam kaitan untuk memberi perhatian, untuk memotivasi diri sendiri dan menguasai diri sendiri,
dan untuk berkreasi. Kendali diri emosional--menahan diri terhadap kepuasan dan
mengendalikan dorongan hati--adalah landasan keberhasilan dalam berbagai bidang.
Ketrampilan memotivasi diri memungkinkan terwujudnya kinerja yang tinggi dalam segala
-
5/28/2018 Makalah SQ
10/17
bidang. Orang-orang yang memiliki ketrampilan ini cenderung jauh lebih produktif dan efektif
dalam hal apapun yang mereka kerjakan.
* Mengenali emosi orang lain
Mengenali emosi orang lain berarti kita memiliki empati terhadap apa yang dirasakan
orang lain. Penguasaan ketrampilan ini membuat kita lebih efektif dalam berkomunikasi dengan
orang lain. Inilah yang disebut sebagai komunikasi empatik. Berusaha mengerti terlebih dahulu
sebelum dimengerti. Ketrampilan ini merupakan dasar dalam berhubungan dengan manusia
secara efektif.
* Mengelola emosi orang lain
Jika ketrampilan mengenali emosi orang lain merupakan dasar dalam berhubungan antar
pribadi, maka ketrampilan mengelola emosi orang lain merupakan pilar dalam membina
hubungan dengan orang lain. Manusia adalah makhluk emosional. Semua hubungan sebagian
besar dibangun atas dasar emosi yang muncul dari interaksi antar manusia.
Ketrampilan mengelola emosi orang lain merupakan kemampuan yang dahsyat jika kita
dapat mengoptimalkannya. Sehingga kita mampu membangun hubungan antar pribadi yang
kokoh dan berkelanjutan. Dalam dunia industri hubungan antar korporasi atau organisasi
sebenarnya dibangun atas hubungan antar individu. Semakin tinggi kemampuan individu dalam
organisasi untuk mengelola emosi orang lain.
* Memotivasi orang lainKetrampilan memotivasi orang lain adalah kelanjutan dari ketrampilan mengenali dan
mengelola emosi orang lain. Ketrampilan ini adalah bentuk lain dari kemampuan kepemimpinan,
yaitu kemampuan menginspirasi, mempengaruhi dan memotivasi orang lain untuk mencapai
tujuan bersama. Hal ini erat kaitannya dengan kemampuan membangun kerja sama tim yang
tangguh dan andal.
Jadi, sesungguhnya ketujuh ketrampilan ini merupakan langkah-langkah yang berurutan.
Anda tidak dapat memotivasi diri sendiri kalau Anda tidak dapat mengenali dan mengelola
emosi diri sendiri. Setelah Anda memiliki kemampuan dalam memotivasi diri, barulah kita dapat
memotivasi orang lain.
C. Kecerdasan Intektual
-
5/28/2018 Makalah SQ
11/17
Kecerdasan ini ditemukan pada sekitar tahun 1912 oleh William Stern. Digunakan
sebagai pengukur kualitas seseorang pada masanya saat itu, dan ternyata masih juga di Indonesia
saat ini. Bahkan untuk masuk ke militer pada saat itu, IQ lah yang menentukan tingkat
keberhasilan dalam penerimaan masuk ke militer. Kecerdasan ini terletak di otak bagian Cortex
(kulit otak). Kecerdasan ini adalah sebuah kecerdasan yang memberikan kita kemampuan untuk
berhitung, bernalogi, berimajinasi, dan memiliki daya kreasi serta inovasi. Atau lebih tepatnya
diungkapkan oleh para pakar psikologis dengan What I Think.
Kecerdasan intelektual adalah kemampuan intelektual, analisa, logika dan rasio. Ia
merupakan kecerdasan untuk menerima, menyimpan dan mengolah infomasi menjadi fakta.
Orang yang kecerdasan intelektualnya baik, baginya tidak ada informasi yang sulit, semuanya
dapat disimpan dan diolah, pada waktu yang tepat dan pada saat dibutuhkan diolah dan
diinformasikan kembali. Proses menerima , menyimpan, dan mengolah kembali informasi, (baik
informasi yang didapat lewat pendengaran, penglihatan atau penciuman) biasa disebut "berfikir.
Berfikir adalah media
Untuk menambah perbendaharaan atau khazanah otak manusia.
Sayyed Hossein Nasr menyebut akal sebagai proyeksi atau cermin dari hati (qalb), tempat
keyakinan dan kepercayaan manusia. Akal bukan hanya instrument untuk mengetahui,
melainkan juga sebagai wadah bagi "penyatuan" Tuhan dan manusia
Ibnu Sina dan Alkindi maupun hierarki ilmu dari Al-Farabi dalam Teori Akal Aktif-nyamenjelaskan bahwa dalam diri manusia, akal bersifat potent yang kemudian mewujud dalam
bentuk jiwa (spirit).
Menurut Rhenis Meister Echart ; "Di dalam jiwa seseorang terdapat sesuatu yang tidak
diciptakan dan tidak mungkin dibentuk (oleh manusia). Sesuatu itu adalah intellect
Taufik Pasiak mengatakan: "Dalam Al-Qur'an, akal (aql) mendapat kualifikasi religius sebagai
keyakinan dan intelektualitasSelanjutnta Taufik Pasiak mengatakan, bahwa akal memang telah
digunakan secara berbeda. Bahkan, cenderung menyusutkan makna sebenarnya dari kata itu
sendiri. Bahasa Indonesia, misalnya hanya mengartikan kata itu sebagai sesuatu yang rasional
saja, yang berbasiskan bukti-bukti logis-matematis. Kata itu dipertentangkan dengan intelek.
Akal, menurut Abi al-Baqa 'Ayyub Ibn Musa al-Kufi memiliki banyak nama. Tercatat ada 4
(empat) nama yang menonjol
-
5/28/2018 Makalah SQ
12/17
Al-Lub, karena ia merupakan cerminan kesucian dan kemurnian Tuhan. Aktivitasnya
adalah berdzikir dan berfikir. Al-Hujah, karena akal ini dapat menunjukkan bukti-bukti yang
kuat dan menguraikan hal-hal yang abstrak. Al-Hijr, karena akal mampu mengikatkan keinginan
seseorang hingga membuatnya dapat menahan diri, dan Al-Nuba, karena akal merupakan
puncak kecerdasan, pengetahuan dan penalaranUmar bin Khathab ra pernah berkomentar
mengenai akal : "Mahkota seseorang adalah akalnya, derajat seseorang adalah agamanya, dan
harga diri seseorang adalah akhlaknyaSeorang sastrawan menggambarkan akal sebagai berikut :
"Teman setiap orang adalah akalnya, dan musuhnya adalah kebodohannya. Allah sungguh telah
menjadikan akal sebagai pangkal agama dan tiangnya.
Dari Sa'id bin al-Musayyab bahwa Umar, Ubai bin Ka'ab Abu Huraerah ra pernah
menghadap Rasulullah SAW, lalu mereka bertanya: "Wahai Rasulullah, siapakah orang yang
paling mengerti itu?" Beliau menjawab: "Orang yang berakal." Mereka bertanya lagi, "Siapakah
orang yang paling ahli ibadah?" Beliau menjawab: "Orang yang berakal." Mereka bertanya lagi,
"Siapakah orang yang paling utama?" Beliau menjawab: "Orang yang berakal." Mereka bertanya
lagi: "Bukankah orang yang berakal itu orang yang sempurna dalam menjaga harga dirinya, jelas
kefasihannya, yang pemurah tangannya, dan mulia kedudukannya? Lalu Beliau membacar Q.S.
Az-Zukhruf: 35 yang artinya: "Dan semuanya itu tidak lain hanyalah kesenangan kehidupan
dunia, dan kehidupan akhirat itu di sisi Tuhanmu adalah bagi orang-orang yang bertakwa. Dan
sesungguhnya orang-orang yang berakal itu ialah orang yang bertakwa, walaupun dalamkehidupan dunia ini ia tergolong rendah dan hina." (H.R. Al-Harits bin Usamah).
Orang sering kali menyamakan arti inteligensi dengan IQ, padahal kedua istilah ini
mempunyai perbedaan arti yang sangat mendasar. Menurut David Wechsler, inteligensiadalah
kemampuan untuk bertindak secara terarah, berpikir secara rasional, dan menghadapi
lingkungannya secara efektif. Secara garis besar dapat disimpulkan bahwa inteligensi adalah
suatu kemampuan mental yang melibatkan proses berpikir secara rasional. Oleh karena itu,
inteligensi tidak dapat diamati secara langsung, melainkan harus disimpulkan dari berbagai
tindakan nyata yang merupakan manifestasi dari proses berpikir rasional itu. sedangkan IQ atau
singkatan dariIntelligence Quotient, adalah skor yang diperoleh dari sebuah alat tes kecerdasan.
Dengan demikian, IQ hanya memberikan sedikit indikasi mengenai taraf kecerdasan seseorang
dan tidak menggambarkan kecerdasan seseorang secara keseluruhan.
-
5/28/2018 Makalah SQ
13/17
Intelligence Quotient atau yang biasa disebut dengan IQ merupakan istilah dari
pengelompokan kecerdasan manusia yang pertama kali diperkenalkan oleh Alferd Binet, ahli
psikologi dari Perancis pada awal abad ke-20. Kemudian Lewis Ternman dari Universitas
Stanford berusaha membakukan test IQ yang dikembangkan oleh Binet dengan mengembangkan
norma populasi, sehingga selanjutnya test IQ tersebut dikenal sebagai test Stanford-Binet. Pada
masanya kecerdasan intelektual (IQ) merupakan kecerdasan tunggal dari setiap individu yang
pada dasarnya hanya bertautan dengan aspek kognitif dari setiap masing-masing individu
tersebut. Tes Stanford-Binet ini banyak digunakan untuk mengukur kecerdasan anak-anak
sampai usia 13 tahun.
Inti kecerdasan intelektual ialah aktifitas otak. Otak adalah organ luar biasa dalam diri
kita. Beratnya hanya sekitar 1,5 Kg atau kurang lebih 5 % dari total berat badan kita. Namun
demikian, benda kecil ini mengkonsumsi lebih dari 30 persen seluruh cadangan kalori yang
tersimpan di dalam tubuh. Otak memiliki 10 sampai 15 triliun sel saraf dan masing-masing sel
saraf mempunyai ribuan sambungan. Otak satu-satunya organ yang terus berkembang sepanjang
itu terus diaktifkan. Kapasitas memori otak yang sebanyak itu hanya digunakan sekitar 4-5 %
dan untuk orang jenius memakainya 5-6 %. Sampai sekarang para ilmuan belum memahami
penggunaan sisa memori sekitar 94 %.
Tingkat kecerdasan seorang anak yang ditentukan secara metodik oleh IQ (Intellegentia
Quotient) memegang peranan penting untuk suksesnya anak dalam belajar. Menurutpenyelidikan, IQ atau daya tangkap seseorang mulai dapat ditentukan sekitar umur 3 tahun. Daya
tangkap sangat dipengaruhi oleh garis keturunan (genetic) yang dibawanya dari keluarga ayah
dan ibu di samping faktor gizi makanan yang cukup.
IQ atau daya tangkap ini dianggap takkan berubah sampai seseorang dewasa, kecuali bila
ada sebab kemunduran fungsi otak seperti penuaan dan kecelakaan. IQ yang tinggi memudahkan
seorang murid belajar dan memahami berbagai ilmu. Daya tangkap yang kurang merupakan
penyebab kesulitan belajar pada seorang murid, disamping faktor lain, seperti gangguan fisik
(demam, lemah, sakit-sakitan) dan gangguan emosional. Awal untuk melihat IQ seorang anak
adalah pada saat ia mulai berkata-kata. Ada hubungan langsung antara kemampuan bahasa si
anak dengan IQ-nya. Apabila seorang anak dengan IQ tinggi masuk sekolah, penguasaan
bahasanya akan cepat dan banyak.
Rumus kecerdasan umum, atau IQ yang ditetapkan oleh para ilmuwan adalah :
-
5/28/2018 Makalah SQ
14/17
Usia Mental Anakx 100 = IQ
Usia Sesungguhnya
Contoh : Misalnya anak pada usia 3 tahun telah punya kecerdasan anak-anak yang rata-
rata baru bisa berbicara seperti itu pada usia 4 tahun. Inilah yang disebut dengan Usia Mental.
Berarti IQ si anak adalah 4/3 x 100 = 133.
Interpretasi atau penafsiran dari IQ adalah sebagai berikut :
TINGKAT KECERDASAN IQ
Genius Di atas 140
Sangat Super 120 - 140
Super 110 - 120
Normal 90 -110
Bodoh 80 - 90
Perbatasan 70 - 80
Moron / Dungu 50 - 70
Imbecile 25-50
Idiot 0 - 25
D. Kecerdasan Kinestetik
Kecerdasan kinestetik, yakni kemampuan untuk menggunakan seluruh tubuhnya untuk
mengekspresikan ide-ide dan perasaan-perasaan atau menggunakan tangan-tangan untukmenghasilkan dan mentransformasikan sesuatu. Kecerdasan ini mencakup keahlian-keahlian
fisik khusus seperti koordinasi, keseimbangan, ketangkasan, kekuatan, kelenturan dan kecepatan.
Howard Gardner (2001.3)
1. Pengertian Motorik
-
5/28/2018 Makalah SQ
15/17
Motorik merupakan perkembangan pengendalian geraka tubuh melalui gerakan yang
trkordinir antara susunan saraf, otot, otak, dan spinal cord. Pekembangan motorik meliputi
motorik kasar dan motorik halus. Motorik kasar adalah gerakan tubuh yang menggunakan otot-
otot besar atau sebagian besar atau seluruh anggota tubuh yang dipengaruhi oleh kematangan
anak itu sendiri. Sedangkan motorik halus adalah gerakan yang menggunakan otot-otot halus
atau sebagian anggota tubuh tertentu ang dipengaruhi oleh kesempatn untuk belajar dan berlatih
Tabel 2.1. Keerangan Kcersadan Berdasarkan Lokasi Pada Norologis Otak
Kecerdasan Lokasi pada sistemneurologis (area-areautama) otak
Jalur perkembangan Hasilnyayang dihargai budaya
Tubuh fisik Cerebellum, ganglia
basal, korteks motorik.
Beragam tergantung
komponen (kekuatan,
kelenturan, dsb) ataukelompok (senam,
basebal, pantomim, dsb).
Karya-karya, kemampuan-
kemampuan atletik, karya-
karya drama, bentuk-bentuk tarian, pahatan, dsb.
Tabel 2.2. keterangan kecerdasan berdasarkan sejarah
Kecerdasan Asal-usul evolusi Bukti keberadaan di
spesies lain
Bekas pada sejarah
manusia
Tubuh fisik Bukti adanya
penggunaan
peralatan purbakala.
Alat-alat yang digunakan
hewan-hewan primata,
dan spesies-spesies lain.
Lebih penting pada masa
agraris.
2. Latihan Kecerdasan Kinestetik
Fisik atau tubuh manusia merupakan sistem organ yang kompleks dan sangat
mengagumkan. semua organ ini terbentuk pada periode prenatal (dalam kandungan). khu Yusuf
(2002) mengemukakan bahwa perkembangan fisik individu meliputi empat aspek, yaitu:
1. Sistem saraf yang sangat mempengaruhi perkembangan kcerdasan dan emosi2. Otot-otot yang mempengaruhi perkembngan kekuatan dan kemampuan motorik
-
5/28/2018 Makalah SQ
16/17
3. Kelenjar endokrin, yang menyebabkan munculnya pola-pola tingkah laku baru, sepertipada remaja berkembang persaan senang untuk aktif dalam suatu kegiatan yang sebagian
anggotanya terdiri atas lawan jenis
4. Struktur tubuh yang meliputi tinggi, beratdan proporsi.Kecerdasan kinestetik berhubungan erat dengan motorik. Motorik merupakan
perkembangn pengendalian gerakan tubuh melalui kegiata yang terkoordinir antara susunan
saraf, otot, otak, dan spinal cord. Perkembangan motorik meliputi motorik kasar motorik halus.
Motorik kasar adalah gerakan tubuh yang menggunakan otot-otot besar atau sebagian besar atau
seluruh anggota tubuh yang dipengaruhi oleh kematangan anak itu sendiri.
Sedangkan motorik halus adalah gerakan yang menggunakan otot-otot halus atau
sebagian anggota tubuh tertentu ang dipengaruhi oleh kesempatn untuk belajar dan berlatih
misalnya, kemampuan kemempuan memindahkan benda dari tangan, mencoret-coret menyusun
balok, menggunting, menulis, dan sebagainya. Kemampuan trsebut sangt penting agar
penyandang tuna netra bisa berkembang dngan optimal.
Tabel. 2.3 Model Pembelajaran Kecerdasan Kinestetik
Tubuh
fisik
melalui sensasi-
sensasi somatik
tarian, berlari,
melompat,
membangun,
menyentuh, dsb.
Permainan peran, drama,
gerakan, benda-benda yang bisa
dibangun, olahraga dan
permainan-permainan fisik,
belajar langsung, dsb.
-
5/28/2018 Makalah SQ
17/17
BAB III
PENUTUP
visi Pendidikan Nasional yaitu terwujudnya sistem pendidikan sebagai pranata sosial
yang kuat dan berwibawa untuk memberdayakan semua warga negara Indonesia berkembang
menjadi manusia yang berkualitas sehingga mampu dan proaktif menjawab tantangan zaman
yang selalu berubah
Untuk bisa menjadi manusia berkualitas sehingga mampu proaktif dalam pembangunan
baik jangka pendek, menengah dan jangka panjang, maka manusia itu perlu untuk menuntuk
ilmu dan mengeksplor dirinya, mengembangkan dan menggali potensi baik dalam dirinya
(internal) maupun diluar dirinya (ekstrnal).
Sebagaimana Konsep Multiple Intelegensi (MI), menurut Gardner (1983) dalam
bukunya Frame of Mind: The Theory of Multiple intelegences, ada delapan jenis kecerdasanyang dimiliki setiap individu yaitu linguistik, matematis-logis, spasial, kinestetik-jasmani,
musikal, interpersonal, intrapersonal, dan naturalis. Melalui delapan jenis kecerdasan ini, setiap
individu mengakses informasi yang akan masuk ke dalam dirinya. Karena itu Amstrong (2002)
menyebutkan, kecerdasan tersebut merupakan modalitas untuk melejitkan kemampuan setiap
siswa dan menjadikan mereka sebagai sang champion, karena pada dasarnya setiap anak cerdas.
Sebelum menerapkan MI sebagai suatu strategi dalam pengembangan potensi seseorang, perlu
kita kenali atau pahami ciri-ciri yang dimiliki seseorang.