Makalah SP Blok 11

16
Hormon Tiroid dan Peranannya dalam Proses Metabolisme Nevy Olianovi Mahasiswi Fakultas Kedokteran Universitas Kristen Krida Wacana [email protected] Abstrak: Kelenjar tiroid adalah salah satu dari kelenjar endokrin terbesar pada tubuh manusia. Kelenjar ini mensekresi hormon tiroid, yang merupakan hormon regulator utama dalam tubuh. Sekresi hormon dikontrol oleh hipotalamus dan dipengaruhi oleh konsentrasi zat iodium dan juga oleh TSH (Thyroid stimulatory hormone) yang disekresikan di hipofisis anterior. Hormon tiroid ini memilki fungsi yang sangat kompleks, yang berhubungan dengan segala aspek metabolisme yang terjadi dalam tubuh yang akan berpengaruh terhadap laju metabolisme tubuh, proses pembentukan panas tubuh, pertumbuhan dan perkembangan sistem saraf pusat. Kata kunci: hormon tiroid, sekresi, metabolisme Abstract: The thyroid gland is one of the largest endocrine glands in the human body. This gland secretes thyroid hormone , which is the primary regulator of hormones in the body. Hormone secretion is controlled by the hypothalamus and is influenced by the concentration of iodine and also by the TSH (Thyroid stimulatory hormone) is secreted in the anterior pituitary. The thyroid hormone has the function of a very complex, dealing with all aspects of metabolism that occurs in the body that would affect the body's metabolic rate, body heat forming process, the growth and development of the central nervous system. Keywords: thyroid hormone, secretion, metabolism Pendahuluan Hormon tiroid adalah hormon yang dihasilkan oleh kelenjar tiroid yang berfungsi untuk mensintesis hormon tiroksin (T 4 ) dan 3,5,3 triodotironine (T 3 ). Kelenjar tiroid berfungsi sebagai regulator utama keseimbangan energi dan mempengaruhi 1

description

Hormon Tiroid dan Peranannya dalam Proses Metabolisme

Transcript of Makalah SP Blok 11

Page 1: Makalah SP Blok 11

Hormon Tiroid dan Peranannya dalam Proses Metabolisme

Nevy Olianovi

Mahasiswi Fakultas Kedokteran Universitas Kristen Krida Wacana

[email protected]

Abstrak: Kelenjar tiroid adalah salah satu dari kelenjar endokrin terbesar pada tubuh manusia. Kelenjar ini mensekresi hormon tiroid, yang merupakan hormon regulator utama dalam tubuh. Sekresi hormon dikontrol oleh hipotalamus dan dipengaruhi oleh konsentrasi zat iodium dan juga oleh TSH (Thyroid stimulatory hormone) yang disekresikan di hipofisis anterior. Hormon tiroid ini memilki fungsi yang sangat kompleks, yang berhubungan dengan segala aspek metabolisme yang terjadi dalam tubuh yang akan berpengaruh terhadap laju metabolisme tubuh, proses pembentukan panas tubuh, pertumbuhan dan perkembangan sistem saraf pusat.Kata kunci: hormon tiroid, sekresi, metabolisme

Abstract: The thyroid gland is one of the largest endocrine glands in the human body. This gland secretes thyroid hormone , which is the primary regulator of hormones in the body. Hormone secretion is controlled by the hypothalamus and is influenced by the concentration of iodine and also by the TSH (Thyroid stimulatory hormone) is secreted in the anterior pituitary. The thyroid hormone has the function of a very complex, dealing with all aspects of metabolism that occurs in the body that would affect the body's metabolic rate, body heat forming process, the growth and development of the central nervous system.Keywords: thyroid hormone, secretion, metabolism

Pendahuluan

Hormon tiroid adalah hormon yang dihasilkan oleh kelenjar tiroid yang berfungsi untuk mensintesis hormon tiroksin (T4) dan 3,5,3 triodotironine (T3). Kelenjar tiroid berfungsi sebagai regulator utama keseimbangan energi dan mempengaruhi perkembangan otak yang diatur oleh thyroid stimulating hormone (TSH), glikoprotein yang diproduksi dan disekresi kelenjar hipofisis anterior.1

Hormon ini merangsang konsumsi O2 pada sebagian besar sel di tubuh , membantu mengatur metabolisme dalam tubuh dan penting untuk pertumbuhan dan pematangan normal. Kelenjar tiroid tidak esensial bagi kehidupan, tetapi ketiadaannya menyebabkan perlambatan perkembangan mental dan fisik, berkurangnya daya tahan terhadap dingin. Sebaliknya, sekresi hormon yang berlebihan akan menyebabkan badan menjadi kurus, gelisah, takikardia, tremor, dan kelebihan pembentukan panas.1

Pada skenario di ceritakan mengenai seorang laki-laki usia 40 tahun yang mengeluh karena berkeringat yang berlebihan, frekuensi pernafasan yang meningkat, dan kehilangan berat badan yang mendadak , dan pada pemeriksaan didapati adanya pembesaran kelenjar tiroid. Berdasarkan skenario tersebut maka dalam makalah ini akan di bahas mengenai struktur dari kelenjar tiroid, sintesis dan mekanisme serta fungsi dari hormon tiroid.

1

Page 2: Makalah SP Blok 11

Struktur mikro kelenjar tiroid

Kelenjar tiroid yang berada di regio servikal di sebelah anterior laring, terdiri atas dua lobus yang disatukan oleh isthmus. Pada masa embrionik awal, tiroid berkembang dari endoderm saluran cerna di dekat dasar bakal lidah. Fungsinya adalah membuat hormon tiroid: tiroksin (tetraiodotironin atau T4) dan triiodotironin (T3), yang penting untuk pertumbuhan, diferensiasi sel, dan untuk pengaturan laju metabolisme basal dan konsumsi oksigen sel di seluruh tubuh. Hormon tiroid memengaruhi metabolisme protein, lipid, dan karbohidrat.2

Parenkim tiroid yang terdiri atas jutaan struktur epitel bulat yang disebut folikel tiroid. Setiap folikel terdiri atas selapis epitel dengan lumen sentral yang terisi dengan suatu substansi gelatinosa yang disebut koloid. Tiroid adalah satu-satunya kelenjar endokrin dengan sejumlah besar simpanan produk sekretoris. Selain iyu, akumulasi tersebut berada di luar sel, yaitu di koloid folikel, yang juga tidak biasa. Pada manusia, terdapat sejumlah hormon di folikel untuk menyuplai tubuh hingga selama tiga bulan tanpa sintesis tambahan. Koloid tiroid mengandung glikoprotein besar, yakni tiroglobulin (660kDa), prekusor untuk hormon tiroid aktif.2

Kelenjar tiroid dilapisi oleh suatu capsula fibrosa dan dari capsula in, septa terjulur ke dalam parenkim, dan membaginya menjadi lobulus dan membawa pembuluh darah, saraf, dan pembuluh limfe. Folikel terkemas rapat, yang terpisah satu sama lain hanya oleh sebaran jaringan ikat retikular. Stroma ini sangat teraskularisasi dengan jalinan kapiler ekstensif yang mengelilingi folikel, yang mempermudah transfer molekul antara sel folikel dan darah.2

Gambar 1. Struktur mikroskopis kelenjar tiroid2

Sel folikel memiliki bentuk yang bervariasi dari skuamosa hingga kolumnar rendah dan folikel memiliki diameter yang cukup bervariasi. Ukuran dan gambaran selular folikel tiroid bervariasi sesuai aktivitas fungsionalnya. Kelenjar aktif memiliki banyak folikel yang terdiri atas epitel kolumnar rendah; kelenjar dengan sebagian besar sel folikular skuamosa dianggap hipoaktif.2

Sel epitel folikel memiliki kompleks taut yang khas di apeks dan berada di lmaina basal. Sel memperlihatkan organel yang mengindikasikan sintesis protein aktif dan fagositosis dan pencernaan. Inti biasanya bulat dan berada di tengah sel. Di basal, sel banyak mengandung RE kasar dan di apeks yang berhadapan dengan lumen folikel adalah kompleks Golgi, granula sekretoris yang terisi dengan materi koloid, fagosom yang besar dan sejumlah

2

Page 3: Makalah SP Blok 11

besar lisosom. Membran sel kutub apikal memiliki mikrovili dalam jumlah sedang. Mitokondria dan sistem RE kasar terbesar di seluruh sitoplasma.2

Jenis sel endokrin lain, yaitu sel parafolikel atau sel C, juga terdapat dalam lamina basal epitel folikel atau sebagai kelompok tersendiri di antara folikel-folikel. Sel parafolikel berasal dari kista neuralis yang bermigrasi ke dalam area usus embrionik, biasanya agak lebih besar daripada sel folikel dan terpulas lebih lemah. Sel ini memiliki RE kasar dalam jumlah yang lebih sedikit, kompleks Golgi besar, dan sejumlah besar granula kecil (berdiameter 100-180 nm) yang mengandung hormon polipeptida. Sel-sel ini menyintesis dan menyekresi kalsitonin, yang salah satu fungsinya menekan resorpsi tulang oleh osteoklas. Sekresi kalsitonin dipicu oleh peningkatan kadar Ca2+.2

Gambar 2. Sel-sel kelenjar tiroid2

Struktur dari hormon tiroid

Hormon tiroid unik karena mengandung 59-65% unsur iodin. Tironin yang diiodinisasi diturunkan dari iodinisasi cincin fenolik dari residu tirosin dalam tiroglobulin membentuk mono- dan diiodotirosin, yang digabungkan membentuk T3 atau T4. Iodin memasuki tubuh dalam makanan atau air dalam bentuk ion iodida atau iodat, dalam lambung ion iodat diubah menjadi iodida. Dalam perjalanan 100 tahun, iodin telah larut dari tanah dan terkuras ke dalam lautan, sehingga di daerah pegunungan dan pedalaman pasokan iodin kemungkinan sangat terbatas, sementara unsur ini melimpah di daerah-daerah pantai. Kelenjar tiroid memekatkan dan menjebak iodida dan mensintesa serta menyimpan hormon tiroid dalam tiroglobulin, yang mengkompensasi kelangkaan dari iodin.3

3

Page 4: Makalah SP Blok 11

Gambar 3. Struktur kimia tiroksin (T4) dan senyawa-senyawa yang berhubungan3

Pembentukan, penyimpanan, dan sekresi hormon tiroid

Bahan dasar untuk sintesis hormon tiroid adalah tirosin dan iodium, yang keduanya harus diserap dari darah oleh sel-sel folikel. Tirosin, suatu asam amino, dibentuk dalam jumlah memadai oleh tubuh, sehingga bukan suatu zat esensial dalam makanan. Sebaliknya, iodium yang diperlukan untuk sintesis hormon tiroid harus diperoleh dari makanan. Pembentukan, penyimpanan, dan sekresi hormon tiroid melibatkan langkah-langkah berikut:4

1. Semua langkah pembentukan hormon tiroid berlangsung di molekul tiroglobulin di dalam koloid. Tiroglobulin itu sendiri dihasilkan oleh kompleks golgi atau retikulum endoplasma sel folikel tiroid. Asam amino tirosin masuk ke dalam molekul tiroglobulin yang jauh lebih besar sewaktu yang terakhir ini diproduksi. Setelah terbentuk, tiroglobulin yang sudah mengandung tirosin diekspor dari sel folikel ke dalam koloid melalui proses eksositosis.

2. Tiroid menangkap iodium dari darah dan memindahkannnya ke dalam koloid melalui suatu pompa iodium – protein-protein pengangkut yang kuat dan memerlukan energi yang terletak di membran luar sel folikel. Hampir semua iodium di tubuh dipindahkan melawan gradien konsentrasi untuk disimpan di tiroid untuk membentuk hormon tiroid. Iodium tidak memiliki fungsi lain di tubuh.

3. Di dalam koloid, iodium cepat melekat ke tirosin di dalam molekul tiroglobulin. Perlekatan satu iodium ke tirosin menghasilkan monoiodotirosin (MIT). Perlekatan dua iodium ke tirosin menghasilkan diiodotirosini (DIT).

4. Kemudian, terjadi proses penggabungan antara molekul-molekul tirosin beriodium untuk membentuk hormon tiroid. Penggabungan satu MIT (dengan satu iodium) dan satu DIT (dua iodium) menghasilkan tiiodotironin atau T3. Penggabungan dua DIT

4

Page 5: Makalah SP Blok 11

menghasilkan tetraiodotironin (T4 atau tiroksin) yaitu bentuk hormon tiroid dengan empat iodium. Penggabungan tidak terjadi antara dua molekul MIT.Semua produk tetap melekat ke tiroglobulin. Hormon tiroid tetap tersimpan dalam

bentuk ini di koloid sampai mereka dipecah dan disekresikan. Pelepasan hormon tiroid ke dalam sirkulasi sistemik memerlukan proses yang agak rumit karena dua alasan. Pertama, sebelum dikeluarkan, T4 dan T3 masih terikat di dalam molekul tiroglobulin. Kedua, kedua hormon tersimpan di tempat ekstrasel, lumen folikel, sehingga harus diangkut menembus sel folikel untuk mencapai kapiler yang berjalan di ruang interstisium di antara folikel-folikel. Pada proses sekresi hormon tiroid, sel folikel “menggigit putus” sepotong koloid, menguraikan molekul tiroglobulin menjadi bagian-bagiannya, dan “meludahkan” T3 dan T4

yang telah dibebaskan ke dalam darah. Pada stimulasi yang sesuai untuk sekresi hormon tiroid, sel-sel folikel menginternalisasi sebagian kompleks tiroglobulin-hormon dengan memfagosit sepotong koloid. Di dalam sel, butir-butir koloid terbungkus membran menyatu dengan lisosom, yang enzim-enzimnya memisahkan hormon-hormon tiroid, yang aktif secara biologis T3 dan T4 serta iodotirosin yang inaktif, MIT, dan DIT. Hormon tiroid, karena sangat lipofilik, mudah melewati membran luar sel folikel dan masuk ke dalam darah. Iodium hanya akan dikeluarkan dari MIT dan DIT, untuk didaur ulang, bukan dari T3 dan T4.4

Gambar 4. Pembentukan, penyimpanan, dan sekresi hormon tiroid4

Setelah dikeluarkan ke dalam darah, molekul-molekul hormon tiroid yang sangat lipofilik (dan karenanya tak larut air) berikatan dengan beberapa protein plasma. Sebagian besar T3 dan T4 diangkut oleh thyroxine-binding globulin (TBG, globulin pengikat tiroksin), suatu protin plasma yang secara selektif berikatan hanya dengan hormon tiroid. Kurang dari 0,1% T4 dan kurang dari 1% T3 tetap berada dalam bentuk bebas (tak terikat). Hal ini luar biasa mengingat hanya bentuk bebas dari keseluruhan hormon tiroid, yangmemiliki akses ke reseptor sel sasaran dan menimbulkan efek.4

Sekitar 90% produk sekretorik yang dikeluarkan dari kelenjar tiroid adalah dalam bentuk T4, walaupun T3 memiliki aktivitas biologis sekitar empat kali lebih poten daripada T3. Namun sebagian besar T4 kemudian diubah atau diaktifkan oleh enzim deiodinase menjadi T3

melalui proses pengeluaran satu iodium di hati dan ginjal. Sekitar 80% T3 dalam darah berasal dari pengubahan T4. Dengan demikian T3 adalah bentuk hormone yang paling aktif di tingkat sel, meskipun tiroid menghasilkan lebih banyak T4.4

5

Page 6: Makalah SP Blok 11

Fungsi hormon tiroid

1. Hormon tiroid tampaknya mempengaruhi seluruh sel tubuh, kecuali sel-sel otak orang dewasa dan testis.5

2. Langkah pertama dari kerja hormon tiroid ialah mengikatkan diri ke suatu reseptor di kromatin.5

3. Respons sel akan hormon ini ialah peningkatan pembentukan panas dan konsumsi oksigen.5

4. Dampak metabolisme tampak pada sebagian besar tahap metabolisme bahan bakar.5

Pada metabolisme karbohidrat, hasil akhirnya ialah hiperglikemia. Pada metabolisme lemak, terjadi peningkatan kolesterol pada hipotiroidisme dan

penurunan kadar kolesterol pada hipertiroidisme. Respons tubuh terhadap pemberian hormon tiroid ialah peningkatan menyeluruh dari penggunaan lipid.

Pada metabolisme protein, hipertiroidisme meningkatkan katabolisme protein, kadar tiroid normal (keadaan eutiroid diperlukan untuk tumbuh-kembang yang normal.

Regulasi sekresi hormon tiroid

Komponen-komponen aksis hipotalamus-hipofisis-tiroid adalah TRH, TSH, dan hormon tiroid. TRH, suatu tripeptida, disekresi oleh hipotalamus dan pada gilirannya menyebabkan sintesis hormon glikoprotein besar, TSH, dari hipofisis anterior. TSH mendorong sintesis hormon tiroid oleh tiroid. Produksi TSH diregulasi oleh feedback dari hormon tiroid tak-terikat dalam darah.6

Regulator utama status anatomis dan fungsional folikel tiroid adalah hormon penstimulasi-tiroid (TSH; tirotropin), yang disekresi oleh hipofisis anterior. TSH meningkatkan tinggi epitel folikel dan menstimulasi semua tahap produksi dan pelepasan hormon tiroid. Hormon tiroid menghambat pelepasan TSH, yang memelihara jumlah T3 dan T4 yang adekuat di organisme. Reseptor TSH banyak dijumpai dimembran basal sel folikel. Sekresi TSH juga meningkat karena terpajan udara dingin dan berkurang oleh panas dan rangsang stres.2

Thyroid stimulatory hormone (TSH), hormon yang dihasilkan hipofisis anterior, merupakan hormone regulator terpenting bagi sekresi hormone tiroid.4

Selain meningkatkan sekresi hormone tiroid, TSH bertanggung jawab untuk mempertahankan integritas structural kelenjar tiroid. Tanpa adanya TSH, kelenjar tiroid mengalami atrofi dan sekresi hormonnya berkurang. Sebaliknya kelenjar ini akan hipertrofi (peningkatan ukuran tiap sel folikel) dan hyperplasia (peningkatan jumlah sel folikel) sebagai respon stimulasi TSH yang berlebihan.4

Thyrotropin releasing hormone (TRH) hipotalamuis memiliki efek tropiknya, “menyalakan” sekresi TSH oleh hipofisis anterior, sementara hormon tiroid, melalui mekanisme umpan balik negatif, “memadamkan” sekresi TSH dengan menghambat hipofisis anterior. Seperti lengkung umpan balik lainnya, mekanisme antara hormon tiroid dan TSH ini cenderung mempertahankan kestabilan sekresi hormon tiroid.4

6

Page 7: Makalah SP Blok 11

Gambar 5. Regulasi sekresi hormon tiroid

Pengaruh sekresi hormon tiroid oleh TSH

Hormon perangsang tiroid (TSH), yang juga dikenal sebagai tirotropin, merupakan salah satu hormon kelenjar hipofisis anterior, yaitu suatu glikoprotein dengan berat molekul kira-kira 28.000, hormon ini meningkatkan sekresi tiroksin dan triiodotironin oleh kelenjar tiroid. Efeknya yang spesifik terhadap kelenjar tiroid adalah sebagai berikut:7

1. Meningkatkan proteolisis tiroglobulin yang disimpan dalam folikel, dengan hasil akhirnya adalah terlepasnya hormon-hormon tiroid ke dalam sirkulasi darah dan berkurangnya substansi folikel itu sendiri.

2. Meningkatkan aktivitas pompa natrium, yang meningkatkan kecepatan “penjeratan iodida (iodide trapping)” , di dalam sel-sel kelenjar, kadangkala meningkatkan rasio konsentrasi iodida intraselular terhadap konsentrasi iodida ekstraselular sebanyak delapan kali normal.

3. Meningkatkan iodinasi tirosin dan meningkatkan proses penggandengan (coupling) untuk membentuk hormon tiroid.

4. Meningkatkan ukuran dan meningkatkan aktivitas sekretorik sel-sel tiroid.5. Meningkatkan jumlah sel-sel tiroid, disertai dengan perubahan sel kuboid menjadi sel

kolumnar dan menimbulkan banyak lipatan epitel tiroid ke dalam folikel.

Efek hormon tiroid

Efek T3 dan T4 dapat dikelompokkan menjadi beberapa kategori sebagai berikut: Efek pada laju metabolisme dan kalorigenik. Hormon tiroid meningkatkan laju

aktivitas metabolisme hampir di seluruh jaringan tubuh. Efek peningkatan laju metabolisme menyebabkan efek kalorigenik yaitu peningkatan produksi panas tubuh.4

Efek pada metabolisme karbohidrat. Hormon tiroid merangsang hampir semua aspek metabolisme karbohidrat, termasuk penggunaan glukosa yang cepat oleh sel (efek

7

Page 8: Makalah SP Blok 11

insulin), meningkatkan glikolisis, meningkatkan glukogenesis, meningkatkan kecepatan absorbsi dari saluran cerna.4

Efek pada metabolisme lemak. Hormon tiroid menurunkan kadar lemak di jaringan adiposa yang menyebabkan cadangan lemak dalam tubuh menurun. Hormon tiroid juga meningkatkan konsentrasi asam lemak bebas di dalam plasma dan mempercepat oksidasi asam lemak bebas oleh sel.4

Efek pada metabolisme protein. Hormon tiroid diperlukan untuk sintesis protein untuk pertumbuhan tubuh, namun jika di sekresi berlebih, maka sebaliknya, terjadi penguraian protein.4

Efek pada plasma dan lemak hati. Meningkatnya hormon tiroid menurunkan konsentrasi kolesterol, fosfolipid dan trigliserida dalam darah. Sebaliknya jika menurun, kosentrasi lemak – lemak tersebut dalam plasma akan meningkat, dan hampir selalu menyebabkan pengendapan lemak secara berlebihan di hati.4

Efek pada kebutuhan vitamin. Hormon tiroid meningkatkan metabolisme dalam tubuh dengan cara meningkatkan jumlah enzim tubuh. Jadi sejumlah vitamin yang berperan sebagai koenzim diperlukan untuk kerja enzim. Oleh karena itu peningkatan hormon tiroid yang berlebih, akan menyebabkan defisiensi vitamin.4

Efek pada berat badan. Bila produksi hormon tiroid sangat meningkat maka hampir selalu menurunkan berat badan dan sebaliknya jika produksinya menurun, maka akan menaikan berat badan. Efek ini selalu terjadi, oleh karena hormone tiroid juga meningkatkan nafsu makan, dan keadaan ini dapat menyeimbangkan perubahan kecepatan metabolisme.4

Efek terhadap sistem kardiovaskular. Meningkatnya metabolisme jaringan mempercepat pemakaian oksigen dan memperbanyak pelepasan jumlah produk akhir metabolisme dari jaringan. Efek ini menyebabkan vasodilatasi di sebagian besar jaringan tubuh untuk sehingga meningkatkan aliran darah. Kecepatan aliran darah di kulit juga meningkat untuk membuang panas dari tubuh. Sebagai meningkatnya aliran darah, maka curah jantung juga meningkat sampai 60% atau lebih di atas normal dan turun sampai hanya 50% dari nomal jika hipotiroidisme yang sangat berat. Frekuensi denyut jantung juga meningkat karena kebutuhan jaringan untuk proses metabolisme meningkat.

Efek pada pertumbuhan dan perkembangan sistem saraf pusat (SSP). Hormon tiroid penting untuk pertumbuhan anak. Hormon tiroid akan merangsang peningkatan sekresi growth hormone (GH) dan meningkatkan metabolisme pada tulang yang berperan penting untuk pertumbuhan anak. Hormon tiroid penting untuk perkembangan SSP pada janin. Sehingga bayi yang kekurangan hormon tiroid pasca melahirkan yang tidak di beri pengobatan, maka perkembangan SSP khususnya otak akan terhambat dan terjadi keterbelakangan mental yang menetap selama hidupnya. Pada umumnya, hormon tiroid meningkatkan kecepatan berpikir, tetapi juga sering menimbulkan disosiasi pikiran, dan sebaliknya, berkurangnya hormon tiroid menyebabkan kecemasan yang berlebihan, atau paranoia.4

Efek pada kulit Kecepatan aliran darah pada kulit akan ditingkatkan oleh hormon tiroid . Efek dari hormon tiroid ini adalah adanya vasodilatasi perifer.4

8

Page 9: Makalah SP Blok 11

Efek pada saluran pernapasan. Hormon tiroid mempertahankan dorongan hipoksia dan hiperkapne normal pada pusat pernapasan.3

Efek pada saluran cerna. Selain meningkatkan nafsu makan dan asupan makanan, hormon tiroid mempercepat sekresi getah pencernaan dan motilitas saluran cerna. Hipertiroidisme seringkali menyebabkan diare, dan sebaliknya, hipotiroidisme menyebabkan konstipasi.3

Efek pada fungsi seksual. Sekresi hormon tiroid yang normal dapat membuat fungsi seksual yang normal. Pada pria, jika terjadi hipertiroidisme akan menyebabkan impotensi, dan sebaliknya jika hipotiroidisme akan menyebabkan hilangnya libido. Pada wanita hipertiroidisme, biasanya menderita oligomenore, bahkan kadangkala timbul amenore. Sedangkan pada wanita hipotiroidisme menyebabkan timbulnya menoragia (darah menstruasi berlebih) dan polimenore (frekuensi menstruasi lebih sering). Namun pada beberapa wanita kekurangan hormone ini menimbulkan periode menstruasi yang tidak teratur dan bahkan timbul amenore. Pada wanita hipotiroidsme juga mengalami penurunan libido yang sangat besar.3

Efek pada kelenjar endokrin lain. Meningkatnya hormon tiroid menyebabkan meningkatnya kecepatan sekresi sebagian besar kelenjar endokrin lain. Sebagai contoh meningkatnya metabolisme glukosa menyebabkan peningkatan sekresi insulin oleh pankreas.3

Kelainan fungsi tiroid

HipotiroidismeHipotiroidisme dapat terjadi akibat:4

1. Kegagalan primer kelenjar tiroid itu sendiri2. Sekunder dari defisiensi TRH, TSH atau keduanya3. Defisiensi asupan iodium dalam makanan.

Gejala hipotiroidisme umumnya disebabkan oleh penurunan aktivitas metabolik secara keseluruhan. Pasien hipotiroidisme antara lain mengalami penurunan laju metabolik basal; memperlihatkan penurunan toleransi terhadap dingin (tidak adanya efek kalorigenik); cenderung mengalami pertambahan berat berlebihan (pembakaran bahan bakar berlangsung lambat); mudah lelah (penurunan produksi energi); memperlihatkan denyut nadi yang lemah dan lambat (akibat penurunan kecepatan dan kekuatan kontraksi jantung dan penurunan curah jantung); dan memperlihatkan perlambatan refleks dan kemampuan mental (karena efek pada sistem saraf). Efek mental ditandai oleh berkurangnya kewaspadaan, bicara melambat, dan penurunan daya ingat.4

Karakteristik lain yang mudah dikenal adalah keadaan edematosa akibat inflitrasi molekul karbohidrat kompleks penahan air di kulit, diduga sebagai akibat perubahan metabolisme. Penampakan wajah, tangan dan kaki yang bengkak dikenal sebagai miksedema. Pada kenyataannya, istilah ini sering digunakan sebagai sinonim untuk hipotiroidisme pada orang dewasa karena mencoloknya gejala ini. Jika individu mengalami hipotiroidisme sejak lahir yang terjadi adalah kretinisme. Karena pertumbuhan yang normal dan perkembangan SSP memerlukan kadar hormon tiroid yang adekuat, kretinisme ditandai oleh tubuh yang cebol (dwarfism) dan retardasi mental serta gejala defisiensi tiroid lainnya.4

9

Page 10: Makalah SP Blok 11

HipertiroidismePenyebab tersering hipertiroidisme adalah penyakit Graves, yaitu suatu penyakit

otoimun, yakin tubuh secara salah membentuk thyroid stimulating immunoglobulin (TSI), suatu antibodi yang sasarannya adalah reseptor TSH di sel tiroid. Immunoglobulin perangsang tiroid (TSI) merangsang sekresi dan pertumbuhan tiroid dengan cara yang serupa dengan yang dilakukan oleh TSH. Namun, tidak seeprti TSH. TSI tidak dipengaruhi oleh inhibisi umpan balik negatif oleh hormon tiroid sehingga sekresi dan pertumbuhan tiroid terus berlanjut tanpa kendali. Meskipun lebih jarang, hipertiroidisme juga dapat disebabkan oleh adanya TRH atau TSH yang berlebihan atau yang berkaitan dengan tumor tiroid hipersekretorik.4

Seperti diperkirakan, pasien hipertiroidisme mengalami peningkatan laju metabolik basal. Terjadi pengingkatan pembentukan panas yang menyebabkan pengeluaran keringat berlebihan dan penurunan toleransi terhadap panas. Walaupun nafsu makan dan asupan makanan meningkat terjadi sebagai akibat menignkatnya kebutuhan metabolik, berat badan biasanya berkurang karena tubuh membakar bahan bakar dengan kecepatan abnormal. Terjadi degradasi netto simpanan karbohidrat, lemak dan protein. Penurunan massa protein otot rangka menyebabkan kelemahan. Hipertiroidisme menimbulkan berbagai kelainan kardiovaskuler yang disebabkan biak oleh efek langsung hormon tiroid maupun oleh interaksinya dengan katekolamin. Kecepatan dan kekuatan denyut jantung dapat menjadi sangat menignkat sehingga individu mengalami palpitasi. Pada kasus yang parah, jantung mungkin tidak dapat memenuhi kebutuhan tubuh yang sangat meningkat walaupun curah jantung meningkat. Keterlibatan susunan saraf ditandai oleh kewaspadaan emntal yang berlebihan sampai pada keadaan pasien yang mudah tersinggung, tenga, cemas dan sangat emosional.4

Gambaran penyakit grave yang jelas mencolok dan tidak ditemukan pada jenis hipertiroidisme lain adalah eksoftalmos. Tanpa alasan yang jelas, di belakang mata tertimbun karbohidrat kompleks yang menahan air. Retensi cairan di belakang mata mendorong bola mata ke depan, sehingga mata menonjol keluar dari tulang orbita. Bola mata dapat menjadi sangat menonjol sehingga kelopak mata tidak menutup sempurna, dalam hal ini mata menjadi kering dan rentan mengalami ulkus kornea. Bahkan setelah keadaan hipertiroidisme ini diperbaiki, gejala mata yang mengganggu ini dapat menetap.4

Kesimpulan

Hormon tiroid yang disekresikan dari kelenjar tiroid, mempunyai efek pada berbagai aktivitas dalam tubuh. Bila terjadi kelebihan atau kekurangan dalam seksresi hormon tiroid akan menimbulkan berbagai gangguan. Terdapat 2 kelainan dalam sekresi hormon tiroid yaitu hipotiroidisme dan hipertiroidisme. Jika pada hipertiroidisme maka laju aktivitas metabolik akan meningkat diikuti peningkatan produksi panas yang menyebabkan pengeluaran keringat berlebihan, frekunsi pernapasan yang meningkat dan penurunan berat badan karena tubuh membakar bahan bakar (karbohidrat, protein, lemak) secara cepat.

10

Page 11: Makalah SP Blok 11

Daftar Pustaka

1. Mexitalia M, Fahmi I, Susanto R, Yamauchi T. Hubungan fungsi tiroid dengan energy expenditure pada remaja. Sari Pediatri 2011 Februari; 12(5): 323-6.

2. Mescher AL. Histologi dasar Junqueira: teks dan atlas. Edisi 12. Jakarta: EGC; 2011.h.353-5.

3. Anwar R. Fungsi dan kelainan kelenjar tiroid. Bandung: Subbagian Fertilitas dan Endokrinologi Reproduksi Bagian Obstetri dan Ginekologi FKUNPAD; 2005.h.1-21.

4. Sherwood L. Fisiologi manusia: dari sel ke sistem. Edisi 6. Jakarta: EGC; 2011.h.757-61.

5. Ian D.K.H. Sinopsis biokimia. Edisi kedua. Jakarta: Binarupa Aksara; 2012.h.373-4.6. Gaw A, Murphy MJ, Cowan RA, Reilly DJ, Stewart MJ, Shepherd J. Biokimia klinis:

teks bergambar. Edisi 4. Jakarta: EGC; 2012.h.86.7. Guyton, Hall. Fisiologi kedokteran. Jakarta: EGC; 2006.h.939.

11