makalah sistem transportasi

11
TRANSFORMASI MODA TRANSPORTASI MASSAL DI KOTA – KOTA BESAR DI INDONESIA MAKALAH DISUSUN OLEH: NUR AINI WARDANA NIM 0810610077 DEPARTEMEN PENDIDIKAN NASIONAL UNIVERSITAS BRAWIJAYA FAKULTAS TEKNIK

Transcript of makalah sistem transportasi

Page 1: makalah sistem transportasi

TRANSFORMASI MODA TRANSPORTASI MASSAL DI KOTA – KOTA BESAR DI INDONESIA

MAKALAH

DISUSUN OLEH:

NUR AINI WARDANA

NIM 0810610077

DEPARTEMEN PENDIDIKAN NASIONAL

UNIVERSITAS BRAWIJAYA

FAKULTAS TEKNIK

MALANG

2009

Page 2: makalah sistem transportasi

BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar BelakangDi masa sekarang ini, pertumbuhan penduduk di dunia terus mengalami

peningkatan yang mengakibatkan semakin meningkatnya kebutuhan hidup tiap individu.

Kebutuhan tersebut meliputi berbagai hal, salah satunya adalah kebutuhan transportasi

yang nyaman, aman, cepat, dan efisien. Untuk memenuhi kebutuhan tersebut beberapa

negara maju telah berupaya mengembangkan teknologi transportasi baik darat, laut,

maupun udara. Pengembangan teknologi transportasi tersebut semakin mempermudah

proses perpindahan barang maupun orang dari suatu tempat ke tempat lain tanpa

mengesampingkan dampak terhadap lingkungan. Sebagaimana yang telah kita ketahui

bahwa sebagian besar polusi di bumi diakibatkan oleh efek samping dari bahan bakar

alat-alat transportasi yang ada saat ini. Hal tersebut menjadi permasalahan yang umum

dijumpai di berbagai negara, termasuk Indonesia. Di beberapa kota besar di Indonesia

polusi akibat kendaraan bermotor menjadi salah satu masalah yang cukup kompleks.

Oleh karena itu, perlu adanya transformasi angkutan massal yang lebih ramah

lingkungan, cepat, emat energy, dan dapat mengurangi kepadatan lalu lintas, namun tetap

nyaman, aman, dan terjangkau.

1.2. Tujuan

Dengan adanya moda transportasi modern diharapkan dapat mengurangi polusi

lingkungan, mengurangi kepadatan lalu lintas, dan hemat energi di kota-kota besar di

Indonesia.

1.3. Rumusan Masalah

1.3.1. Apakah yang dimaksud dengan monorel dan maglev? Bagaimana sistem kerjanya?

1.3.2. Moda transportasi manakah yang mampu diterapkan di Indonesia?

1.3.3. Kendala apa saja yang akan dihadapi jika moda transportasi tersebut di gunakan di

Indonesia?

1.3.4. Bagaimana solusinya?

Page 3: makalah sistem transportasi

BAB II

PEMBAHASAN

2.1. Kereta Monorel dan Maglev

Kereta monorel adalah kereta yang dijalankan di atas sebuah metro atau rel dengan jalur

yang terdiri dari rel tunggal, berlainan dengan rel tradisional yang memiliki dua rel paralel.

Biasanya rel terbuat dari beton dan roda keretanya terbuat dari karet, sehingga tidak sebising

kereta konvensional. Umumnya kereta monorel ini berjalan di atas rel layang seperti yang ada di

Malaysia.

Sampai saat ini terdapat dua jenis monorel, yaitu:

Tipe straddle-beam dimana kereta berjalan di atas rel.

Tipe suspended dimana kereta bergantung dan melaju di bawah rel.

Monorel memiliki kelebihan-kelebihan, diantaranya:

1. Membutuhkan ruang yang kecil baik ruang vertikal maupun horizontal. Lebar yang

diperlukan adalah selebar kereta dan karena dibuat di atas jalan, hanya membutuhkan

ruang untuk tiang penyangga.

2. Terlihat lebih "ringan" daripada kereta konvensional dengan rel terelevasi dan hanya

menutupi sebagian kecil langit.

3. Tidak bising karena menggunakan roda karet yang berjalan di beton.

4. Bisa menanjak, menurun, dan berbelok lebih cepat dibanding kereta biasa.

5. Lebih aman karena dengan kereta yang memegang rel, resiko terguling jauh lebih kecil.

Resiko menabrak pejalan kaki pun sangat minim.

Namun di sisi lain monorel juga memiliki beberapa kelemahan, diantaranya sebagai berikut:

1. Dalam keadaan darurat, penumpang tidak bisa langsung dievakuasi karena tidak ada jalan

keluar kecuali di stasiun.

2. Kapasitasnya masih dipertanyakan.

Page 4: makalah sistem transportasi

Maglev adalah singkatan dari magnetically levitated trains yang terjemahan bebasnya

adalah kereta api yang mengambang secara magnetis. Sering juga disebut kereta api magnet.

Kereta dengan teknologi ini sangat mungkin menggantikan transportasi massa dengan kecepatan

yang tinggi, percepatan besar, efisiensi energi yang tinggi, dan ramah lingkungan.

Kereta magnetik terapung (maglev) di atas rel menggunakan prinsip dasar kutub

magnetic yang berlawanan saling tarik-menarik, dan kutub yang sejenis tolak-menolak satu sama

lain. Sehingga kereta terangkat sedikit ke atas, kemudian gaya dorong dihasilkan oleh motor

induksi. Dengan mekanisme tidak ada gesekan antara roda dan rel, kereta api levitasi magnet

tidak menimbulkan suara bising dan getaran, serta dapat beroperasi lebih cepat jika dibanding

kereta api yang telah ada sekarang.

Kereta ini mampu melaju dengan kecepatan sampai 650 km/jam (404 mpj) jauh lebih

cepat dari kereta biasa. Beberapa negara yang telah menggunakan kereta jenis ini adalah Jepang

dan Jerman.

Ada tiga jenis teknologi maglev:

1. Yang tergantung pada magnet superkonduktivitas (suspensi elektrodinamik)

2. Yang tergantung pada elektromagnetik terkontrol (suspensi elektromagnetik)

3. Yang terbaru, mungkin lebih ekonomis, menggunakan magnet permanen (Inductrack)

Jepang and Jerman merupakan dua negara yang aktif dalam pengembangan teknologi

maglev menghasilkan banyak pendekatan dan desain. Dalam suatu desain, kereta dapat diangkat

oleh gaya tolak magnet dan dapat melaju dengan motor linear.

Kelebihan utama dari kereta ini adalah kemampuannya yang bisa melayang di atas rel,

sehingga tidak menimbulkan gesekan. Konsekuensinya, secara teoritis tidak akan ada

penggantian rel atau roda kereta karena tidak akan ada yang aus (biaya perawatan dapat

dihemat). Keuntungan sampingan lainnya adalah tidak ada gaya resistansi akibat gesekan. Gaya

resistansi udara tentunya masih ada. Untuk itu dikembangkan lagi Kereta Maglev yang lebih

aerodinamis. Kekurangan kereta ini adalah di mahalnya investasi terutama pengadaan relnya.

Page 5: makalah sistem transportasi

2.2. Moda Transportasi Modern yang Dapat Diterapkan di Indonesia

Dalam pengadaan moda transportasi modern dibutuhkan investasi yang besar. Hal ini

dikarenakan bahan-bahan pembuatan moda transportasi tersebut berbeda dari biasanya dan

menggunakan sumber energy pengganti bahan bakar fosil yang lebih ramah lingkungan,

Misalnya pada maglev yang menggunakan system kerja kutub – kutub magnet yang saling tolak

– menolak ataupun tarik – menarik. Oleh karena itu, penggunaan moda transportasi modern

sering dijumpai di negara – negara maju seperti Jerman, Jepang, Prancis, dan Amerika.

Sebagai negara berkembang, Indonesia perlu mempertimbangkan berbagai hal untuk

perubahan moda transportasi massal. Finansial menjadi masalah utama dalam hal ini. Pemerintah

tidak bisa sepenuhnya membiayai pengadaan moda tranportasi modern, sehingga berusaha

menarik minat swasta untuk bekerjasama. Factor social masyarakat juga jadi pertimbangan yang

tak bisa dikesampingkan. Hal ini sangat menentukan perilaku masyarakat dalam pemanfaatan

moda transportasi. Berbeda dengan negara maju, di negara berkembang seperti di Indonesia,

banyak kita jumpai pengguna transportasi yang kurang mengindahkan keselamatan dirinya.

Sebagai contoh, para pengguna jasa angkutan kereta api yang tidak mendapat tiket, dengan

mudahnya duduk di atas gerbong – gerbong kereta api. Factor lain yang tak kalah penting adalah

ketersediaan sumber daya manusia dalam menangani moda transportasi modern ini.

Oleh karena itu, melihat berbagai kemungkinan yang ada dan factor – factor tersebut,

kereta monorel menjadi solusi jangka pendek dalam transformasi angkutan massal di kota – kota

besar di Indonesia. Pengadaan kereta monorel jauh lebih terjangkau daripada maglev. Dengan

kereta monorel ini, bukan tidak mungkin untuk melakukan perubahan perilaku masyarakat dari

perilaku ‘ekonomi’ menjadi perilaku ‘eksekutif’, yang memanfaatkan jasa angkutan umum tanpa

mengesampingkan kelestarian moda transportasi dan keselamatan pribadi. Pada kereta monorel,

penumpang tidak bisa lagi duduk – duduk di atas gerbongnya atau tidur beralaskan koran di gang

- gangnya. Pemakaian lahan pun cukup terbatas tanpa perlu melakukan pembebasan lahan yang

luas, karena lebih diutamakan pemakaina rel layang seperti monorel di Malaysia.

Di masa mendatang, ketika pemerintah mampu mandiri, perilaku masyarakat telah

berubah dan sumber daya manusia memadai, kereta maglev menjadi solusi jitu dalam perbaikan

moda transportasi massal. Hal tersebut dapat dilakukan secara bertahap dan menjadi ‘pe-er’

Page 6: makalah sistem transportasi

besar pemerintah. Perbaikan system pendidikan dan kesejahteraan masyarakat akan sangat

membantu mempercepat proses transformasi angkutan massal tersebut.

2.3. Kendala yang Akan Dihadapi dalam Pengadaan Moda Transportasi Modern

Pada setiap perubahan system akan melahirkan kontroversi, banyak yang mendukung

perubahan namun banyak pula yang menentangnya. Hal ini sangat bergantung pada pola pikir

masyarakatnya. Sebagai contoh pada pengalihan bahan bakar energy dari minyak tanah ke gas.

Banyak kalangan masyarakat yang menganggap bahwa bahan bakar gas berbahaya, sulit

dijangkau, dan tidak efisien. Pada akhirnya banyak dari kalangan masyarakat yang menentang

perubahan tersebut. Padahal dalam kenyataannya, bahan bakar gas lebih ramah lingkungan dan

jauh lebih hemat daripada bahan bakar gas, yang nantinya akan sangat membantu mengurangi

anggaran engeluaran pemerintah. Melihat hal itu, pemerintah akhirnya mengambil sikap tegas

dengan ‘mamaksa’ masyarakat beralih ke bahan bakar gas, diantaranya dengan menghapus

subsidi bahan bakar minyak dan gencar melakukan pemahaman terhadap masyarakat melalui

berbagai media massa, mengubah pola pikir yang anti perubahan menjadi pendukung perubahan.

Dari contoh tersebut, transformasi angkutan massal juga dapat terhambat karena pola

pikir yang pendek terhadap perubahan. Sebagian besar masyarakat lebih nyaman dengan system

yang telah ada dan kurang berani mengambil sikap pada perubahan. Padahal perubahan yang ada

tidak selamanya merugikan. Krisis financial juga menjadi masalah utama dalam pengadaan moda

transportasi modern ini. Hal ini dikarenakan pemerintah harus mengimpor teknologi tinggi yang

belum dikuasai. Belum lagi membangun prasarana lain yang mendukung adanya moda

transportasi modern ini.

Sikap masyarakat pemakai jasa angkutan massal juga bisa menghambat proses

transformasi ini. Banyak masyarakat yang kurang memahami pentingnya menjaga kelestarian

transportasi massal dengan seenaknya merusak moda transportasi tersebut. Factor lain yang tak

kalah penting adalah ketersediaan sumber daya manusia dalam pengelolaan moda transportasi

modern. Dengan adanya sumber daya manusia yang memadai, maka campur tangan pihak asing

dapat dihindari. Hal ini akan sangat membantu peningkatan kesejahteraan masyarakat dan

memperkecil pendanaan moda transportasi modern ini.

Page 7: makalah sistem transportasi

2.4. Solusi

Dari semua kendala yang akan dihadapi, perlu adanya berbagai solusi untuk

mengatasinya. Beberapa solusi yang dapat diterapkan diantaranya sebagai berikut:

1. Mengambil sikap tegas dalam menentukan visi dan misi pemerintah dalam usaha

transformasi moda angkutan massal.

2. Gencar melakukan pemahaman terhadap masyarakat tentang visi dan misi pemerintah

tersebut, agar kontroversi dapat dikurangi.

3. Bekerjasama dengan pihak swasta dalam investasi pengadaan moda transportasi modern,

baik pembangunan sarana maupun prasarananya tanpa melupakan aspek kesejahteraan

bagi seluruh masyarakat.

4. Memperbaiki system pendidikan dan kesejahteraan masyarakat. Hal ini akan mengubah

perilaku masyarakat menjadi lebih disiplin lagi dan juga dapat meningkatkan kualitas

sumber daya manusia.

5. Perlu adanya perencanaan yang matang, agar pembangunan moda transportasi ini tepat

sasaran dan tidak membuang – buang biaya maupun waktu.

Dengan solusi tersebut diharapkan transformasi moda angkutan massal dapat segera

dilaksanakan, sehingga dapat mengtasi berbagai persoalan di kota – kota besar Indonesia.

Page 8: makalah sistem transportasi

BAB III

PENUTUP

3.1. Kesimpulan

Transformasi moda transportasi di kota – kota besar di Indonesia bukanlah hal yang

mustahil dilakukan. Berbagai kendala yang dihadapi dapat teratasi dengan solusi konkret dan

action tegas dari pemerintah. Namun dalam pelaksanaannya, pemerintah tidak dapat

melakukannya tanpa peran serta dari masyarakat itu sendiri. Dukungan dari masyarakat akan

mempercepat porses transformasi tersebut.