Makalah Sistem Pendengaran

18
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Seperti kita semua tahu, telinga manusia adalah organ vital dari sistem sensorik tubuh. Harus tepat, telinga merupakan organ sistem pendengaran, yang bertanggung jawab untuk indera pendengaran. Ini melakukan fungsi utama menerima gelombang suara dan mengirimkan sinyal ke otak. Dengan cara ini, kita dapat mendeteksi dan menginterpretasikan jenis suara yang berbeda. Selain pendengaran, telinga kita adalah penting untuk penentuan posisi kepala dan menjaga keseimbangan Badan. Untuk mengetahui perubahan yang terjadi pada tubuh orang sakit kita harus terlebih dahulu mengetahui struktur dan fungsi tiap alat dari susunan tubuh manusia yang sehat dalam kehidupan sehari-hari. Salah satunya struktur indra pendengaran. Indra pendengaran merupakan salah satu alat pancaindra untuk mendengar. Maka dari itu kelompok kami mencoba menjelaskan tentang bagian-bagian telinga,fisiologi pendengaran,proses pendengaran dan gangguan pendengaran. Mengingat indra pendengaran sangat penting bagi manusia, maka besar harapan kelompok kami dengan adanya makalah ini mampu menambah pengetahuan mengenai materi indra pendengaran. B. Rumusan Masalah 1. Apa itu indra pendengaran pada manusia ? 1

description

Kola

Transcript of Makalah Sistem Pendengaran

Page 1: Makalah Sistem Pendengaran

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Seperti kita semua tahu, telinga manusia adalah organ vital dari sistem sensorik

tubuh. Harus tepat, telinga merupakan organ sistem pendengaran, yang bertanggung

jawab untuk indera pendengaran. Ini melakukan fungsi utama menerima gelombang

suara dan mengirimkan sinyal ke otak. Dengan cara ini, kita dapat mendeteksi dan

menginterpretasikan jenis suara yang berbeda. Selain pendengaran, telinga kita adalah

penting untuk penentuan posisi kepala dan menjaga keseimbangan Badan.

Untuk mengetahui perubahan yang terjadi pada tubuh orang sakit kita harus terlebih

dahulu mengetahui struktur dan fungsi tiap alat dari susunan tubuh manusia yang sehat

dalam kehidupan sehari-hari. Salah satunya struktur indra pendengaran.

Indra pendengaran merupakan salah satu alat pancaindra untuk mendengar. Maka

dari itu kelompok kami mencoba menjelaskan tentang bagian-bagian telinga,fisiologi

pendengaran,proses pendengaran dan gangguan pendengaran. Mengingat indra

pendengaran sangat penting bagi manusia, maka besar harapan kelompok kami

dengan adanya makalah ini mampu menambah pengetahuan mengenai materi indra

pendengaran.

B. Rumusan Masalah

1. Apa itu indra pendengaran pada manusia ?

2. Jelaskan bagian-bagian dari telinga manusia ?

3. Bagaimana fisiologi gelombang bunyi pendengaran ?

4. Apa sajakah fisiologi system pendengaran pada manusia ?

1

Page 2: Makalah Sistem Pendengaran

C. Tujuan

1. Untuk mengetahui penjelasan tentang indra pendengaran pada manusia

2. Untuk mengetahui bagian-bagian dari telinga manusia

3. Untuk mengetahui fisiologi gelombang bunyi pendengaran

4. Untuk mengetahui fisiologi system pendengaran pada manusia

D. Manfaat

Dalam makalah ini kita dapat mengetahui tentang pengertian dari indra

pendengaran pada manusia, bagian-bagian dari telinga manusia, fisiologi gelombang

bunyi pendengaran, dan fisiologi system pendengaran pada manusia.

2

Page 3: Makalah Sistem Pendengaran

BAB II

PEMBAHASAN

A. Indera Pendengar

Telinga mempunyai reseptor khusus untuk mengenali getaran bunyi dan untuk

keseimbangan. Ada tiga bagian utama dari telinga manusia, yaitu bagian telinga luar,

telinga tengah, dan telinga dalam.

Telinga luar berfungsi menangkap getaran bunyi, dan telinga tengah meneruskan

getaran dari telinga luar ke telinga dalam. Reseptor yang ada pada telinga dalam akan

menerima rarigsang bunyi dan mengirimkannya berupa impuls ke otak untuk diolah.

Pendengaran adalah persepsi saraf mengenai energi suara. Gelombang suara

adalah getaran udara yang merambat dan terdiri dari daerah-daerah bertekanan tinggi

karena kompresi (pemampatan)molekul-molekul udara yang berselang seling dengan

daerah-daerah bertekanan rendah karena penjarangan molekul tersebut. (Sherwood,

2001).

Bagian dari Telinga Manusia dan Fungsinya

3

Page 4: Makalah Sistem Pendengaran

B. Bagian dari Telinga Manusia

Tiga bagian utama dari telinga manusia adalah telinga luar, telinga tengah, dan

telinga bagian dalam. Kerja dari telinga manusia adalah sedemikian rupa sehingga

gelombang suara melakukan perjalanan dari telinga luar ke telinga tengah, yang

kemudian diteruskan ke telinga bagian dalam bentuk gelombang kompresi.

Di telinga bagian dalam, gelombang kompresional diubah menjadi impuls listrik yang

dirasakan oleh otak. Dengan cara ini, kita dapat mendengar dan membedakan berbagai

jenis suara. Mari kita bahas secara singkat tentang bagian-bagian yang berbeda dari

telinga manusia dan peran mereka dalam mendengar.

a. Telinga luar: ini telinga luar atau telinga bagian luar adalah bagian terlihat dari

telinga, yang berfungsi sebagai organ pelindung untuk gendang telinga. Ini

mengumpulkan dan memandu gelombang suara masuk ke telinga tengah. Telinga luar

terdiri dari dua bagian berikut.

Telinga Flap (Pinna) - Gelombang suara masuk ke telinga melalui flap telinga

atau pinna.

Saluran Telinga (Meatus) - Saluran telinga adalah sekitar 2 cm. Ini menguatkan

gelombang suara dan channelizes mereka ke telinga tengah. Kelenjar keringat

yang hadir dalam saluran ini, yang mensekresi kotoran telinga.

b. Telinga Tengah: Telinga tengah, terletak di antara telinga luar dan telinga bagian

dalam, merasakan gelombang suara dari telinga luar dalam bentuk gelombang tekanan.

Telinga tengah adalah rongga berisi udara dan terdiri dari bagian-bagian berikut.

Gendang telinga (membran timpani) - Gendang telinga adalah selaput tipis yang

bertindak sebagai partisi antara telinga luar dan telinga tengah. Bergetar secepat

itu menerima gelombang suara, dan mengubah energi suara menjadi energi

mekanik.

Hammer (Malleus) - Ini adalah tulang kecil, yang terletak di sebelah gendang

telinga. Karena terletak berdekatan dengan gendang telinga, getaran dari

gendang telinga menyebabkan hammer bergetar.

4

Page 5: Makalah Sistem Pendengaran

Anvil (Incus) - Anvil adalah tulang lain kecil di samping hammer, itu bergetar

dalam menanggapi getaran hammer.

Stirrup (Stapes) - Serupa dengan hammer dan anvil, sanggurdi adalah tulang

kecil di telinga tengah. Akhirnya, juga bergetar dan melewati gelombang

kompresional ke telinga bagian dalam.

c. Telinga dalam (Labyrinth): Telinga bagian dalam, seperti namanya, adalah bagian

terdalam dari telinga. Hal ini diisi dengan zat seperti air dan terdiri dari baik

pendengaran dan keseimbangan organ. Telinga bagian dalam terdiri dari bagian-bagian

berikut.

Koklea (rumah siput)- ini koklea atau tabung spiral adalah struktur digulung yang

dapat meregang sekitar 3 cm. Lapisan membran koklea terdiri dari sel-sel saraf

banyak. Sel-sel saraf mirip rambut merespon secara berbeda terhadap berbagai

frekuensi getaran, yang akhirnya mengarah ke generasi impuls listrik.

Saluran setengah lingkaran - Ini adalah loop berisi cairan, yang melekat pada

koklea dan membantu dalam mempertahankan keseimbangan.

Auditory Saraf - ini impuls listrik, yang dihasilkan oleh sel-sel saraf, yang

kemudian diteruskan ke otak.

Dengan cara ini, bagian-bagian yang berbeda dari telinga manusia melakukan fungsi

tertentu yang berkontribusi terhadap fungsi keseluruhan telinga. Setiap kerusakan dan /

atau gangguan di bagian telinga dapat menyebabkan masalah telinga dan gangguan

pendengaran (tuli).

C. Fisiologi gelombang bunyi pendengaran

Gelombang bunyi yang masuk ke dalam telinga luar menggetarkan gendang telinga.

Getaran ini akan diteruskan oleh ketiga tulang dengar ke jendela oval. Getaran Struktur

koklea pada jendela oval diteruskan ke cairan limfa yang ada di dalam saluran

vestibulum. Getaran cairan tadi akan menggerakkan membran Reissmer dan

menggetarkan cairan limfa dalam saluran tengah. Perpindahan getaran cairan limfa di

5

Page 6: Makalah Sistem Pendengaran

dalam saluran tengah menggerakkan membran basher yang dengan sendirinya akan

menggetarkan cairan dalam saluran timpani.

Perpindahan ini menyebabkan melebarnya membran pada jendela bundar. Getaran

dengan frekuensi tertentu akan menggetarkan selaput-selaput basiler, yang akan

menggerakkan sel-sel rambut ke atas dan ke bawah. Ketika rambut-rambut sel

menyentuh membran tektorial, terjadilah rangsangan (impuls). Getaran membran

tektorial dan membran basiler akan menekan sel sensori pada organ Korti dan

kemudian menghasilkan impuls yang akan dikirim ke pusat pendengar di dalam otak

melalui saraf pendengaran.

Susunan dan cara alat kerja seimbang

Bagian dari alat vestibulum atau alat keseimbangan berupa tiga saluran setengah

lingkaran yang dilengkapi dengan organ ampula (kristal) dan organ keseimbangan yang

ada di dalam utrikulus clan sakulus. Ujung dari setup saluran setengah lingkaran

membesar dan disebut ampula yang berisi reseptor, sedangkan pangkalnya

berhubungan dengan utrikulus yang menuju ke sakulus. Utrikulus maupun sakulus

berisi reseptor keseimbangan. Alat keseimbangan yang ada di dalam ampula terdiri dari

kelompok sel saraf sensori yang mempunyai rambut dalam tudung gelatin yang

berbentuk kubah. Alat ini disebut kupula. Saluran semisirkular (saluran setengah

lingkaran) peka terhadap gerakan kepala. Alat keseimbangan di dalam utrikulus dan

sakulus terdiri dari sekelompok sel saraf yang ujungnya berupa rambut bebas yang

melekat pada otolith, yaitu butiran natrium karbonat. Posisi kepala mengakibatkan

desakan otolith pada rambut yang menimbulkan impuls yang akan dikirim ke otak.

D. FISIOLOGI SISTEM PENDENGARAN PADA MANUSIA

Pendengaran adalah persepsi saraf mengenai energi suara. Gelombang suara

adalah getaran udara yang merambat dan terdiri dari daerah-daerah bertekanan

tinggi karena kompresi (pemampatan)molekul-molekul udara yang berselang seling

6

Page 7: Makalah Sistem Pendengaran

dengan daerah-daerah bertekanan rendah karena penjarangan molekul tersebut.

(Sherwood, 2001).

Sewaktu suatu gelombang suara mengenai jendela oval, tercipta suatu

gelombang tekanan di telinga dalam. Gelombang tekanan menyebabkan

perpindahan mirip-gelombang pada membran basilaris terhadap membrana

tektorium. Sewaktu menggesek membrana tektorium, sel-sel rambut tertekuk. Hal ini

menyebabkan terbentuknya potensial aksi. Apabila deformitasnya cukup signifikan,

maka saraf-saraf aferen yang bersinaps dengan sel-sel rambut akan terangsang

untuk melepaskan potensial aksi dan sinyal disalurkan ke otak (Corwin, 2001).

Frekuensi gelombang tekanan menentukan sel-sel rambut yang akan berubah

dan, neuron aferen yang akan melepaskan potensial aksi. Misalnya, sel-sel rambut

yang terletak dibagian membrana basilaris dekat jendela oval adalah sel-sel yang

mengalami perubahan oleh suara berfrekuensi tinggi, sedangkan sel-sel rambut

yang terletak dimembrana basilaris yang paling jauh dari jendela oval adalah sel-sel

yang mengalami perubahan oleh gelombang berfrekuensi rendah. Otak

menginterpretasikan suatu suara berdasarkan neuron-neuron yang diaktifkan. Otak

menginterpretasikan intensitas suara berdasarkan frekuensi impuls neuron dan

jumlah neuron aferen yang melepaskan potensial aksi (Corwin, 2001).

Penghantaran (konduksi) gelombang bunyi ke cairan di telinga dalam melalui

membran timpani dan tulang-tulang pendengaran, yang merupakan jalur utama

untuk pendengaran normal, disebut hantaran osikular. Gelombang bunyi juga

menimbulkan getaran membran timpani kedua yang menutupi fenestra rotundum.

Proses ini, yang tidak penting untuk pendengaran normal, disebut hantaran udara.

Hantaran jenis ketiga, hantaran tulang, adalah penyaluran getaran dari tulang-tulang

tengkorak ke cairan di telinga dalam. Hantaran tulang yang cukup besar terjadi

apabila kita menempelkan garpu tala atau benda lain yang bergetar langsung ke

tengkorak. Jaras ini juga berperan dalam penghantaran bunyi yang sangat keras

(Ganong, 2002).

7

Page 8: Makalah Sistem Pendengaran

Tuli dibagi atas tuli konduktif, tuli sensorineural / sensorineural deafness

( perseptif) serta tuli campur / mixed deafness (Soepardi et al, 2007).

Tuli konduktif disebabkan oleh hal yang mengganggu hantaran normal daripada

gelombang suara ke organ Corti. Jadi merupakan gangguan konduksi rangsangan

suara melalui liang telinga, membran timpani, ruang telinga tengah, dan tulang

pendengaran (Hassan et al, 2007).

Pada telinga luar misalnya prop serumen atau benda asing dalam liang telinga,

otitis eksterna, eksostosis. Pada telinga tengah misalnya OMA supurativa dan

nonsupurativa, otitis media kronik dengan atau tanpa mastoiditis, perforasi

membrana timpani, otitis media serosa (glue ear), otitis media adesiva, otosklerosis,

sumbatan tuba Eustachii, barotrauma, trauma kepala disertai gangguan fungsi

telinga oleh ossicular chain disruption atau oleh hematoma dalam telinga tengah,

neoplasma (Hassan et al, 2007).

Pada tuli sensorineural (perseptif) kelainan terdapat pada koklea (telinga dalam,

nervus VIII atau di pusat pendengaran (Soepardi et al, 2007). Tuli saraf disebabkan

oleh hal yang merintangi atau mengurangi reaksi normal dari sel rambut terhadap

stimulasi oleh gelombang suara atau hal yang merintangi / mengganggu reaksi

normal dari jalan serabut saraf organ Corti ke korteks serebral (Hassan et al, 2007).

Kerusakan pada saraf atau koklea dapat disebabkan oleh trauma kepala disertai

kerusakan os petrosus, trauma akustik misalnya ketulian akibat bising di pabrik,

infeksi (virus pada parotitis, campak, influenza dan sebagainya), neoplasma (akustik

neuroma, glomus jugulare), obat ototoksik (streptomisin, kanamisin, preparat kina),

gangguan serebrovaskular (Hassan et al, 2007).

Tuli campur disebabkan oleh kombinasi tuli konduktif dan tuli sensorineural. Tuli

campur dapat merupakan suatu penyakit, misalnya radang telinga tengah dengan

komplikasi ke telinga dalam atau merupakan dua penyakit yang berlainan, misalnya

tumor nervus VIII (tuli saraf) dengan radang telinga tengah (tuli konduktif) (Soepardi

et al, 2007).

Untuk memeriksa pendengaran diperlukan pemeriksaan hantaran melalui

udara dan melalui tulang dengan memakai garpu tala atau audiometer nada murni.

Pemeriksaan dengan menggunakan garpu tala merupakan tes kualitatif, sedangkan

8

Page 9: Makalah Sistem Pendengaran

dengan menggunakan audiometer merupakan tes kuantitatif (Soepardi et al, 2007).

Secara fisiologik telinga dapat mendengar nada antara 20 sampai 18.000 Hz. Untuk

pendengaran sehari-hari yang paling efektif antara 500-2.000 Hz. Oleh karena itu

untuk memeriksa pendengaran dipakai garpu tala 512, 1.024, dan 2.048 Hz.

Penggunaan ketiga garpu tala ini penting untuk pemeriksaan secara kualitatif. Bila

salah satu frekuensi ini terganggu penderita akan sadar adanya gangguan

pendengaran. Bila tidak mungkin menggunakan ketiga garpu tala itu, maka diambil

512 Hz karena penggunaan garpu tala ini tidak terlalu dipengaruhi suara bising

disekitarnya (Soepardi et al, 2007).Terdapat berbagai macam tes penala, seperti tes

Rinne, tes Weber, tes Schwabach, tes Bing, dan tes Stenger. Untuk mempermudah

interpretasi secara klinik, dipakai tes Rinne, tes Weber, dan tes Schwabach secara

bersamaan (Soepardi et al, 2007).

1. Tes Rinne

Tes Rinne ialah tes untuk membandingkan hantaran melalui udara dan

hantaran melalui tulang pada telinga yang diperiksa (Soepardi et al, 2007).

Caranya yaitu garpu tala digetarkan, kemudian ditempelkan pada tulang

mastoid sampai pendengar tidak mendengar lagi, lalu dipindahkan ke depan liang

telinga. Disini akan terdengar lagi oleh karena hantaran udara lebih baik daripada

melalui tulang. Ini disebut Rinne positif. Bila ada gangguan aliran udara disebut

Rinne negatif. Rinne positif terdapat pada orang normal dan pada penderita

gangguan saraf (neurosensoris). Rinne negatif terdapat pada gangguan aliran udara

(tuli konduktif), misalnya di daerah membran timpani, serumen pada liang telinga,

kerusakan tulang pendengaran, dan sebagainya (Hassan et al, 2007).

2. Tes Weber

Tes Weber ialah tes pendengaran untuk membandingkan hantaran tulang

telinga kiri dengan telinga kanan (Soepardi et al, 2007).

Caranya yaitu garpu tala digetarkan dan diletakka di verteks, kemudian

dibandingkan pendengara telinga kanan dan kiri. Pada orang normal pendengaran

telinga kanan dan kiri sama (tidak ada lateralisasi). Bila ada gangguan konduksi,

9

Page 10: Makalah Sistem Pendengaran

terjadi lateralisasi ke arah telinga yang sakit. Bila ada gangguan saraf, terjadi

lateralisasi ke telinga yang sehat. Hasil dinyatakan sebagai lateralisasi ke kanan / ke

kiri atau lateralisasi negatif (Hassan et al, 2007).

3. Tes Schwabach

Tes Schwabach ialah tes pendengaran untuk membandingkan hantaran tulang

orang yang diperiksa dengan pemeriksa yang pendengarannya normal (Soepardi et

al, 2007).

Penala digetarkan, tangkai penala diletakkan pada prosesus mastoideus sampai

tidak terdengar bunyi. Kemudian tangkai penala segera dipindahkan pada prosesus

mastoideus telinga pemeriksa yang pendengarannya normal. Bila pemeriksa masih

dapat mendengar disebut Schwabach memendek, bila pemeriksa tidak dapat

mendengar, pemeriksaan diulang dengan cara sebaliknya yaitu penala diletakkan

pada prosesus mastoideus pemeriksa lebih dulu. Bila pasien masih dapat

mendengar bunyi disebut Schwabach memanjang dan bila pasien dan pemeriksa

kira-kira sama-sama mendengarnya disebut dengan Schwabach sama dengan

pemeriksa (Soepardi et al, 2007).

4. Tes Bing (tes Oklusi)

Cara pemeriksaan yaitu tragus telinga yang diperiksa ditekan sampai menutup

liang telinga, sehingga terdapat tuli konduktif kira-kira 30 dB. Penala digetarkan dan

diletakkan pada pertengahan kepala (seperti pada tes Weber). Bila terdapat

lateralisasi ke telinga yang ditutup, berarti telinga tersebut normal. Bila bunyi pada

telinga yang ditutup tidak bertambah keras, berarti telinga tersebut menderita tuli

konduktif (Soepardi et al, 2007).

5. Tes Stenger

Tes Stenger digunakan pada pemeriksaan tuli anorganik (simulasi atau pura-

pura tuli) (Soepardi et al, 2007).

Cara pemeriksaan dengan menggunakan prinsip masking. Misalnya pada

seseorang yang berpura-pura tuli pada telinga kiri. Dua buah penala yang identik

10

Page 11: Makalah Sistem Pendengaran

digetarkan dan masing-masing diletakkan di depan telinga kiri dan kanan, dengan

cara tidak kelihatan oleh yang diperiksa. Penala pertama digetarkan dan diletakkan

di depan telinga kanan (yang normal) sehingga jelas terdengar. Kemudian penala

yang kedua digetarkan lebih keras dan diletakkan di depan telinga kiri (yang pura-

pura tuli). Apabila kedua telinga normal karena efek masking, hanya telinga kiri yang

mendengar bunyi, jadi telinga kanan tidak akan mendengar bunyi. Tetapi bila telinga

kiri tuli, telinga kanan tetap menengar bunyi (Soepardi et al, 2007).

Tes Rinne Tes Weber Tes Schwabach Diagnosis

- Positif Tidak ada lateralisasi Sama dengan pemeriksa Normal

- Negatif Lateralisasi ke telinga yang sakit Memanjang Tuli konduktif

- Positif Lateralisasi ke telinga yang sehat Memendek Tuli sensorineural

Catatan: Pada tuli konduktif < 30 dB, Rinne 

11

Page 12: Makalah Sistem Pendengaran

BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan

Seperti kita semua tahu, telinga manusia adalah organ vital dari sistem sensorik

tubuh. Harus tepat, telinga merupakan organ sistem pendengaran, yang bertanggung

jawab untuk indera pendengaran. Ini melakukan fungsi utama menerima gelombang

suara dan mengirimkan sinyal ke otak. Dengan cara ini, kita dapat mendeteksi dan

menginterpretasikan jenis suara yang berbeda. Selain pendengaran, telinga kita adalah

penting untuk penentuan posisi kepala dan menjaga keseimbangan Badan.

Tiga bagian utama dari telinga manusia adalah telinga luar, telinga tengah, dan

telinga bagian dalam. Kerja dari telinga manusia adalah sedemikian rupa sehingga

gelombang suara melakukan perjalanan dari telinga luar ke telinga tengah, yang

kemudian diteruskan ke telinga bagian dalam bentuk gelombang kompresi. Di telinga

bagian dalam, gelombang kompresional diubah menjadi impuls listrik yang dirasakan

oleh otak. Dengan cara ini, kita dapat mendengar dan membedakan berbagai jenis

suara. Mari kita bahas secara singkat tentang bagian-bagian yang berbeda dari telinga

manusia dan peran mereka dalam mendengar.

B. Saran

Semoga dapat memberikan  pengetahuan baru kepada mahasiswa tentang

mekanisme persalinan normal.

Semoga dapat memberikan manfaat bagi penulis dalam meningkatkan wawasan

ilmu pengetahuan sehingga dapat mengaplikasikan ilmu yang diperoleh dalam

praktik di lapangan.

12

Page 13: Makalah Sistem Pendengaran

Daftar Pustaka

http://lecturer.eepis-its.edu/~tribudi/LN_Sinyal_Sistem/Sinyal_sistem_bab2_rev_03.pdf http://fisiologi-tubuh-manusia-1989.blogspot.com/2011/11/fisiologi-sistem-pendengaran-

pada.html http://smabiologi.blogspot.com/2013/08/bagian-dari-telinga-manusia-dan.html

13