Makalah Sistem Otot

download Makalah Sistem Otot

of 21

Transcript of Makalah Sistem Otot

3

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Sistem gerak pada vertebrata dibagi menjadi dua, yaitu sistem rangka dan sistem otot. Bila tulang dikatakan sebagai alat gerak pasif maka otot dikenal sebagai alat gerak aktif melalui kontraksinya. Otot rangka (otot skelet) merupakan organ utama dari sistem otot yang menyusun tubuh vertebrata. Sistem ini terutama terdiri dari otot lurik dan jaringan ikat, mengandung jaringan syaraf yang mengontrol konktraksi otot, dan jaringan epitel yang melapisi bagian dalam dari jaringan pembuluh darah. Sebagian besar otot skelet melekat pada tulang melalui tendon dengan melalui satu sendi, kecuali otot yang melekat pada kulit. Bila otot berkontraksi maka tulang akan bergerak mengitari sumbu sendi, dengan demikian tulang berfungsi sebagai pengungkit. Bagian tendon yang melekat pada tulang-tulang yang relatif tidak bergerak disebut origo. Sedangkan bagian tendon yang melekat pada tulang yang relatif bergerak disebut insersi.

Satu otot sebagai organ hanya mempunyai satu aksi tertentu saja yaitu mengerakkansatu bagian tertentu tubuh kita. Sedangkan kerjasama semua otot tubuh sebagai satu sistem akan menghasilkan semua gerakan tubuh kita yang terkoordinasi. Otot yang diharapkan melakukan gerak tertentu disebut otot agonis, misalnya untuk meluruskan (ektensi) sendi siku otot agonisnya ialah musculus triceps brachii. Sedangkan musculus (otot) biceps brachii yang menyebabkan fleksi (membengkokkan) sendi siku di sini disebut otot antagonis terhadap otot triceps brachii karena otot biceps brachii mempunyai arah gerakan yang berlawanan dengan otot triceps brachii.

Selain otot skelet, tubuh vertebrata juga disusun oleh dua jenis otot lainnya yaitu otot jantung dan otot polos. Otot jantung, seperti pada otot rangka, berlurik. Sesuai dengan namanya otot jantung, maka otot jenis ini hanya ditemukan pada jantung. Otot polos yang juga merupakan bagian penting yang menyusun otot tubuh vertebrata, terdapat pada organ-organ tubuh bagian dalam seperti pada saluran pencernaan dan pembuluh darah. Dalam makalah ini akan dibahas lebih lanjut mengenai sistem otot pada vertebrata. Mulai dari jenis-jenisnya; bentuk; pergerakan otot; serta perbandingan anatomi otot Pisces, Amphibi, Reptilia, Aves dan Mamalia.

1.2 Rumusan Masalah

1.2.1 Apa yang dimaksud dengan sistem otot?

1.2.2 Bagaimana pembagian susunan dan klasifikasi otot pada tubuh vertebrata?

1.2.3 Apa saja macam bentuk otot yang terdapat dalam sistem otot vertebrata?

1.2.4 Bagaimana terjadinya pergerakan otot pada vertebrata?

1.2.5 Bagaimana perbandingan anatomi otot pada Pisces, Amphibi, Reptilia, Aves dan Mamalia?BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Pengertian OtotJaringan otot mempunyai struktur yang dikhususkan untuk melakukan gerakan, baik secara keseluruhan dari tubuh maupun oleh bagian-bagian tubuh yang satu terhadap yang lain. Sel-sel otot sangat berkembang dalam fungsi kontraktil. Kekhususan ini meliputi pemendekan sel-selnya sesuai sumbu kontraksi, oleh karena itu, sel-sel otot sering disebut sebagai serat-serat otot.

Sel-sel otot atau serat-serat jaringan otot, umumnya tergabung dalam berkas-berkas, sehingga jaringan otot tidak terdiri atas serat-serat otot saja. Karena harus melakukan kerja mekanik, serat-serat otot memerlukan kapiler darah yang mendatangkan makanan dan oksigen, serta mengangkut keluar produk sisa yang toksik. Pembuluh-pembuluh darah itu terdapat di dalam jaringan ikat fibrosa, jaringan ini juga berguna untuk mengikat serat-serat otot menjadi satu dan sebagai pembungkus pelindung sehingga tarikannya dapat berlangsung secara efektif.Pada hewan-hewan vertebrata umumnya otot memegang peranan penting dalam menggerakkan organ-organ tubuh yang berkoordinasi dengan sistem rangka. Gerakan-gerakan tersebut disebabkan terjadinya kontraksi otot (proses memendeknya otot). Apabila otot berkontraksi, maka otot akan memendek, sehingga ujungnya beserta struktur yang dilekati oleh ujungnya mendekat satu dengan lain. Adanya ujung otot yang melekat pada bagian yang tidak bergerak disebut origo, sedangkan ujung lain yang melekat pada bagian yang bergerak disebut insersio.Beberapa ciri sistem otot yaitu :

a. Kontraktilitas: Kemamapuan otot untuk menegang atau memendek. Bila otot diberi rangsang maka otot akan memendek hingga 1/6 kali panjang semula.b. Ekstensibilitas: Kemampuan otot untuk memanjang bila otot mendapat gaya tarik. Otot-otot perut akan memanjang bila perut berisi penuh makanan.c. Elastisitas: Kemampuan otot untuk kembali kepada bentuk dan ukuran semula setelah mengalami pemanjangan ataupun pemendekan.d. Iritabilitas: Kemampuan otot untuk memberi tanggapan atau respon bila otot diberi rangsangan.

2.2 Pembagian Otot

Susunan otot tubuh dapat dibagi menjadi dua bagian besar menurut letaknya, yaitu otot somatis dan otot visera.

Otot somatis

Otot somatis disebut juga rangka, karena otot-otot tersebut umumnya melekat pada tulang rangka. Jenis otot ini membina perototan dinding tubuh secara keseluruhan, meliputi daerah kepala, badan dan anggota. Otot somatis merupakan otot lurik. Bersifat volunter, bekerja dibawah pengaruh saraf kranial dan saraf spinal.

Otot visera

Jenis otot ini membina perorotan organ dalam. Terdapat pada dinding berbagai saluran, yaitu pernafasan, pencernaan, kelamin, kemih dan pembuluh darah. Selain itu terdapat pula pada mata, mulut, tekak, kulit dan jantung. Kebanyakan otot visera tersusun dari otot polos yan bersifat involunter, disarafi oleh saraf otonom. Ada pula otot visera yang berhubungan dengan lengkung visera (otot brankhial) dan otot jantung yang terdapat pada dinding jantung.

Menurut bentuk morfologi dan sistem kerja, otot dibagi menjadi tiga tipe yaitu otot polos, otot rangka dan otot jantung.Otot RangkaOtot JantungOtot Polos

bentuk sel silindris atau serabut panjang

memiliki banyak inti di tepi

serabutnya sangat panjang sehingga jarang ditemukan ujungnya

letaknya melekat pada rangka

berfungsi melindungi rangka dari benturan dan menggerakkan tulang

bekerja di bawah kehendak (sadar)

kontraksinya cepat, tidak teratur dan mudah lelah bentuk selnya silindris atau serabut pendek dan bercabang

memiliki satu inti di tengah

memiliki sekat/pembatas antar sel disebut diskus interkalaris

letaknya di dinding organ jantung

berfungsi menimbulkan kontraksi pada jantung untuk memompa darah dari jantung ke pembuluh darah

bekerja di luar kehendak

kontraksinya otomatis, teratur, tidak pernah lelah, dan bereaksi lambat. bentuk selnya seperti gelendong, bagian tengah besar dan ujung meruncing

memiliki satu inti di tengah

terletak di organ-organ tubuh bagian dalam

berfungsi memberi gerakan di luar kehendak

kontraksinya lambat dan lemah, tidak mudah lelah

2.3 Bentuk-bentuk Otot

Dalam sistem otot terdapat berbagai macam bentuk otot, antara lain:

1. silinder panjang, misalnya otot-otot leher

2. tear drops, misalnya otot-otot pinggang, paha, lengan atas.

3. Kumparan, misalnya otot-otot anggota gerak

4. Lembaran, misalnya otot-otot abdominal

5. Seperti kipas, misanya otot-otot bahu, punggung, dada

6. Bulatan berongga, misalnya otot-otot lambung, uterus, (seperti cincin).

2.4 Penamaan Otot

Pemberian nama suatu otot dapat didasarkan pada beberapa hal, antara lain :

menurut susunan serabut-serabut otot : obligus, rektus

menurut lokasi atau posisi : pektoralis, superfisial

menurut jumlah belahan/ bagian : biseps, triseps

menurut bentuk : romboideus, trapezius

menurut ukuran : mayor, longisimus

menurut perlekatan (origo dan insersio) : sternomastoideus, koksigeoiliakus

menurut kerjanya : levator maksilaris, aduktor mandibularis.

2.5 Pergerakan OtotPada vertebrata, otot melekat pada tulang-tulang atau kartilago secara berpasang-pasangan, cenderung untuk menarik dalam arah yang saling berlawanan. Oleh karena otot hanya dapat menarik dan tidak dapat mendorong, susunan antagonistik semacam ini memungkinkan adanya pergerakan dalam dua arah. Ujung otot yang relatif tetap, terfiksasi pada saat otot berkontraksi disebut origo, sedang ujung lain yang bergerak disebut insertio.

Jenis-jenis Otot berdasarkan pergerakannya, antara lain:

Fleksor: otot yang mereduksi besarnya sudut antara tulang-tulang yang berlekatan.

Ekstensor: memperbesar sudut antara tulang-tulang yang berlekatan.

Aduktor: menggerakkan bagian-bagian organ menjauhi bidang sagital tubuh atau sumbu anggota.

Levator: menggerakkan bagian tubuh ke arah atas.

Depresor: menggerakkan bagian tubuh ke arah bawah.

Protaktor: mendorong sebagian atau seluruh organ atau anggota menjauhi pangkalnya.

Retraktor: menarik kembali.

Sfingter: mengecilkan lubang (mulut, lubang saluran).

Konstriktor: mengempiskan rongga (faring, perut).

Dilator: mengembangkan rongga.

Supinator: memutar ke atas (telapak tangan, kaki).

Pronator: memutar ke bawah.

Terlihat di atas bahwa setiap gerakan selalu ada aksi pembalikan atau pemulihannya. Pada umumnya otot bekerja bersama dengan otot yang lain. Otot-otot yang kerjanya saling menunjang atau melengkapi disebut sinergis. Sedangkan otot-otot yang kerjanya berlawanan disebut antagonis.Mekanisme pergerakan pada otot lurik, otot jantung dan otot polos hampir sama yaitu kontraksi yang menyebabakan otot mengerut dan relaksasi yang mengembalikan otot seperti semula.

Otot terdiri dari bagian-bagian berikut:1. Sarkolema

Sarkolema adalah membran yang melapisi suatu sel otot yang fungsinya sebagai pelindung otot

2. Sarkoplasma

Sarkoplasma adalah cairan sel otot yang fungsinya untuk tempat dimana miofibril dan miofilamen berada

3. Miofibril

Miofibril merupakan serat-serat pada otot.

4. Miofilamen

5. Miofilamen adalah benang-benang/filamen halus yang berasal dari miofibril. Miofibril terbagi atas 2 macam, yakni :

Miofilamen homogen (terdapat pada otot polos)

Miofilamen heterogen (terdapat pada otot jantung/otot cardiak dan pada otot rangka/otot lurik).Otot rangka atau otot lurik tersusun atas serabut-serabut memanjang, dilapisi selaput jaringan ikat yang disebut sarkolemma (Suripto, 2000:132). Dinamakan otot lurik karena bila di lihat di bawah mikroskop tampak adanya garis gelap dan terang berselang-seling melintang di sepanjang serabut otot.

Mekanisme pergerakan otot rangka, serabut halus sel otot rangka atau miofibril mengandung filamen protein (miofilamen) yaitu filamen halus dan filamen kasar. Filamen halus dibangun oleh dua untai aktin dan satu untai protein regulator (pengatur) berupa tropomiosin dan troponin kompleks yang membelit masing-masing untaian aktin. Filamen kasar yang dibangun oleh miosin. Kombinasi kedua filamen protein ini menyebabkan adanya pola terang dan gelap disebut sarkomer. Sarkomer merupakan unit fungsional yang mendasar pada kontraksi otot. Sarkomer satu dengan sarkomer yang lainnya dibatasi oleh garis Z.Masing-masing myofibril memperlihatkan pita gelap dan pita terang secara berselang-seling. Pita gelap dikenal sebagai pita A (anisotropik), terutama terdiri dari miofilamen gemuk yang tesusun dari myosin. Pita terang disebut pita I (isotropik) yang ditengahnya terdapat garis Z (Z=swischenscheibe yang berarti cakram antara). (Wulangi,1993:81)

Filamen halus melekat pada garis Z dan mengarah ke bagian tengah sarkomer. Sebaliknya, filamen kasar berada di bagian tengah sarkomer. Filamen halus dan kasar saling tumpang tindih disebut pita A, namun tidak seluruh filamen tersebut saling tumpang tindih. Pita A yang hanya mengandung filamen kasar ditengah disebut garis M. Daerah ujung dekat sarkomer di mana hanya dijumpai filamen halus saja disebut pita I.Saat otot berkontraksi, panjang tiap sarkomer mengalami reduksi (berkurang). Reduksi yang terjadi yaitu jarak dari satu garis Z ke garis Z berikutnya menjadi lebih pendek. Sarkomer yang berkontraksi tidak menyebabkan perubahan pada panjang pita A, namun pita I akan memendek dan garis M menghilang. peristiwa ini disebut sebagai model geseran (luncuran) filamen kontraksi otot. Menurut model ini, filamen halus dan kasar tidak mengalami perubahan panjang selama kontraksi otot. Namun, justru aktin dan miosin saling bergabung membentuk aktomiosin dan menggeser satu dengan yang lain secara longitudinal sehingga panjang daerah filamen halus dan kasar yang tumpang tindih bertambah besar. Apabila panjang daerah filamen yang tumpang tindih meningkat, panjang filamen halus berupa pita I dan filamen kasar berupa garis M menjadi berkurang.Pada saat sel-sel otot yang berelaksasi, tempat pengikatan miosin pada filamen halus dihambat oleh protein regulator tropomiosin. Protein regulator yang lain yaitu troponin kompleks mengontrol posisi tropomiosin pada filamen halus.Agar sel otot dapat berkontraksi, tempat pengikatan miosin di aktin harus terbuka. Tempat pengikatan miosin di aktin dapat terbuka saat ion kalsium mengikat troponin yang mengubah interaksi anatara troponin dan tropomiosin. Pengikatan ion Kalsium menyebabkan seluruh kompleks troponin-tropomiosin berubah bentuk. Akibatnya, tempat pengikatan miosin pada aktin menjadi terpapar. Saat ada ion kalsium, terjadi gerakan gesekan atau luncuran antara filamen halus dan kasar yang tumpang tindih sehingga otot berkontraksi. Pada saat kontraksi ion kalsium menurun, tempat pengikatanmiosin pada aktin tertutup dan kontraksi onot menjadi berhenti (relaksasi).

2.6 Anatomi Perbandingan

Berdasarkan tempatnya, otot vertebrata dikelompokkan menjadi otot axial, otot apendik, dan otot pada kulit. Otot axial dibedakan menjadi otot kepala dan otot badan. Otot-otot kepala yang bersifat konstan adalah otot-otot penggerak bola mata, yang berasal dari 3 myotom anterior. Otot-otot ini sudah jelas ditemukan pada elasmobranchii dan hanya mengalami sedikit modifikasi pada seluruh anggota vertebrata. Otot-otot bola mata dapat dibedakan menjadi 6 yaitu musculus obliquus superior, musculus obliquus inferior, musculus rectus superior, musculus rectur inferior, musculus rectus externus, dan musculus rectus internus, yang diinervasi oleh nervus cranialis III, IV dan VI atau cabang-cabangnya. Pada vertebrata di atas amphibian, otot-otot kepala yang lain diinervasi oleh nervus XII, yaitu otot-otot lidah yang dinamai musculus hyoglossus, styloglossus dan genioglossus ditambah dengan m.lingualis pada mamalia.

2.6.1. Otot Pisces

Otot-otot badan ikan bertahan dalam karakteristik primitifnya, yaitu tersusun dari suatu seri myomer, yang dipisahkan oleh suatu myosepta, membentuk struktur zigzag seperti huruf V. pada otot badan terdapat suatu sekat samping (septum laterale) yang memisahkan otot badan menjadi dua bagian yaitu otot epaksial di bagian dorsal dan otot hipaksial di bagian ventral. Otot epaksial membentuk dua berkas membujur yang besar, dari tengkorak sampai ke ekor. Di bawah septum lateral otot hipaksial dibagi menjadi berkas membujur yang ikut mengenai sirip perut dan cabang samping. Linea Alba, merupakan jaringan ikat yang berwarna putih, memisahkan berkas membujur yang mengenai sirip perut.

Ditemukan otot rectus abdominis, satu otot terletak pada sisi atas linea alba terdapat beberapa elasmobranchii. Otot branchial dibedakan menjadi a) otot konstriktor (constrictor) merupakan otot yang kompleks terdapat pada hulu kerongkongan dan berperan untuk menutup celah insang dan menutup mulut, b) otot levator yang berperan menaikkan maxilla dan lengkung insang; dan c) otot interarcual yang berperan merapatkan lengkung insang yang bersebelahan dan memperluas hulu kerongkongan. Di bawah hulu kerongkongan dan diantara rami rahang bawah terdapat otot hypobranchial yang berperan untuk mengangkat dasar hulu kerongkongan, membuka mulut, dan memperluas hulu kerongkongan. Otot sirip menampakkan struktur yang bersegmen, yang terdiri atas ekstensor di sisi punggung dan fleksor di sisi ventral.2.6.2. Otot Amphibi

Otot epaksial terdiri dari beberapa miomer pada sisi dorsal tubuh, ukurannya lebih besar dibanding ikan. Serabut miomernya menyusup ke garis melintang dan neural vertebra. Pada salientia, otot longissimus punggung, otot superficial punggung meluas dari tengkorak sampai ekor (urostyle). Otot hipaksial pada urodela terdiri dari beberapa segmen, tetapi pada salientia tidak demikian. Dua otot rectus abdominalis, terletak di sisi atas linea alba, meluas dari dada sampai pubis.

Dalam kondisi hulu kerongkongan yang tertutup, otot constrictor menaikkan, mengangkat dan menekan rahang, mengangkat dasar mulut. Otot levator dimodifikasi ke dalam rangkaian seri trapesius pharing dan laring yang diinervasi oleh syaraf cranial yang dimulai dari lengkung insang.

Otot apendik masih berhubungan dengan otot ekstensor punggung dan otot fleksor ventral. Hewan amphibi mempunyai otot intrinsic yang terdapat diantaranya otot lengan tangan pindah gerakan ke lengan bawah, dan lengan bawah pindah gerakan ke tangan dan telapak tangan (digit). Otot secara individu lebih kokoh dan mempunyai pergerakan lebih kuat dibanding ikan. Otot ekstrinsik menyertakan kaki pada tubuh untuk pindah gerakkan.Nama beberapa otot rangka katak beserta origo dan insersio serta fungsi tertera pada Tabel 4.1.

Tabel 4.1. Nama, origo, insersio dan fungsi beberapa otot rangka pada katak :

Nama ototOrigo InsersioFungsi

M longisimus dorsi

M koksigeoiliakus

M depressor mandi bularis

M obligus eksternus

M rektir abdominis

M nilohioideus

M deltoideus

M triseps brakhii

M dorsalis skapula

M aduktor magnos

M peroneus

M gastroknemios

Urostil

Urostil bagian posterior

Fascia dorsalis

Fasia dorsalis

Tulang pupis

Tulang mandibula

Episternum, skapula

Permukaan dorsal dari ujung distal tulang korakoid

Supraskapula

Tulang iskhium dan pubis

Ujung distal femur

Ujung distal tulang femur; tendon dari otot trisepsProsesus transversus vertebra dan bagian posterior kranium

Tulang ilium bagian anterior

Madibula bagian belakang

Linea alba

Sternum dan korakoid

Tulang mandibula

Tulang humerus

Ujung proksimal tulang radiolna

Humerus

Ujung distal tulang femur

Ujung distal tulang tibiofibula; tulang kalkaneus

Tendon achiles

Menegakkan punggung dan mengangkat kepala

Mempertahankan posisi urostil

Menurunkan rahang bawah

Menyangga abdomen dan visera

Menyangga abdomen dan sternum

Memperbesar rongga mulut

Menekuk lengan atas

Merentangkan siku

Menggerakan lengan atas ke arah luar

Menggerakan anggota belakang ke arah dalam

Menaikkan betis dan menekuk pergelangan kaki

Menekuk kaki, merenggangkan pergelangan kaki (untuk gerakan melompat dan berenang)

2.6.3. Otot Reptilia

Otot epaksial terdiri atas berkas lateral dan median. Berkas lateral menyatu dengan iliocostalis, di bagian bawah berhubungan dengan tulang ilium dan longissimus, di bagian atas berhubungan dengan tulang sacrum, dan vertebra. Iliocostalis dan longissimus menunjukkan bentukan metameri dan berinsersi di bagian anterior dari tulang tengkorak. Berkas median mempunyai median spinalis dan semispinalis, keduanya memulai dari neural spinal dan lengkung vertebra. Otot hipaksial terletak di dinding abdomen, serupa dengan amphibi. Sekitar tulang rusuk terdapat suatu otot antar tulang-tulang rusuk, berfungsi menghubungkan tulang rusuk yang bersebelahan, selain itu juga ditemukan otot miring eksternal dan internal.

Binatang melata mempunyai kebebasan gerak lebih besar dan mempunyai otot lebih berat dibanding amphibi. Otot intrinsik dan ekstrinsik lebih banyak dibanding binatang amphibi dan lebih kuat. Otot ekstrinsik berupa otot bahu dan pinggul, susunannya rumit. Otot lengan bawah dan kaki lebih sesuai untuk pindah gerakan berturut-turut dari tangan, ke kaki dan jari. Pergerakan hewan melata lebih baik perkembangannya, jika dibanding dengan amphibi dan dapat diperbandingkan dengan binatang menyusui.

2.6.4 Otot Aves

Golongan burung mempunyai otot yang telah teradaptasi secara nyata pada sebagian dari otot sayap dan otot anggota paling belakang. Otot paling besar yang terdapat pada burung adalah otot dada, besarnya seperlima dari berat badan seluruhnya. Otot dada merupakan otot penerbangan yang utama, dimulai dari atas tulang dada dan furcula yang berinsersi dengan tulang lengan atas atau kaki depan, berfungsi untuk menekan sayap. Di bawah otot dada utama, terdapat otot dada sekunder yang lebih kecil (supracoracoideus), dimulai pada bagian atas tulang dada, melewati foramen triosseum dan berinsersi pada bagian atas tulang lengan atas atau kaki depan, berfungsi untuk mengangkat sayap.

Serabut otot dada merupakan bagian yang dominan bagi burung layang-layang (swifts), burung laut (terns). Walaupun yang utama bergeraknya sayap dioperasikan oleh dua otot ini, penerbangan itu lebih dari mengepakkan sayap-sayap untuk naik turun. Otot pada bahu yang melekat pada tulang belikat berkemampuan untuk berputar, menukik (abduktor), dan adduktor tulang lengan atas atau kaki depan. Otot di dalam lengan tangan yang sesuai meluas dan melipat sayap serta mengubah posisi selama terbang. Trisep besar membantu memelihara sayap selama terbang. Bisep kecil berperan untuk melenturkan sayap.

Extensor carpi radialis dan extensor carpi ulnalis sayap di pergelangan tangan. Flexor carpi ulnalis melipat sayap. Suatu sistem otot mengendalikan perputaran radius dan kendali lain bergeraknya jari sayap. Otot sayap terbang adalah suatu contoh spesialisasi sempurna dan dari ukuran dan posisi otot, seseorang dapat menyimpulkan bahwa tindakan mereka melarikan diri.

Burung adalah bipedal, untuk memungkinkan berdiri pada dua kaki, poros badan telah dipendekkan dan pusat gravitasi diturunkan dan pindah jauh ke belakang. Kebanyakan kaki untuk berpindah maju mundur dan sedikit adduktor dan abduktor. Otot anterior dan posterior di sekitar pinggul perkembangannya baik, tetapi di bagian samping dan tengah kurang baik. Otot penggerak yang utama terdapat pada kelompok retraktor, yang tersembunyi di gelang pinggul, berfungsi menarik tulang paha. Otot betis mempunyai kaitan dengan bergeraknya jari kaki. Otot paha merupakan sistem otot daging yang komplek, terpusat pada tarsometatarsus dan menuju jari kaki dengan perantaraan urat otot. Otot flexor dari jari kaki terletak di atas lutut, dan ketika hubungan lutut dibengkokkan, menjadi dipererat. Jika kaki burung diluruskan, jari kaki menjadi lebih luas, dan jari kaki menjadi dilenturkan jika kaki dibengkokkan.2.6.5 Otot MamaliaOtot epaksial tidak banyak berbeda dengan binatang melata. Otot epaksial meluas menjadi dua masa padat pada sisi masing-masing neural vertebra, dari daerah sacral dan lumbar sampai ke leher dan kepala. Otot epaksial yang paling besar adalah sacrospinalis, mulai dari sacrum dan vertebra posterior. Di daerah dada sacrospinalis dibagi dalam tiga massa: spinalis dorsi, median, dan otot yang berkaitan dengan vertebra yang meluas sepanjang ke kolumna vertebra, pertengahan longissimus dorsi, melanjutkan ke daerah cervical dan tengkorak.

Otot hipaksial di daerah abdomen serupa dengan binatang melata. Dinding abdomen disusun dari otot miring eksternal, otot miring internal, dan transversalis. Otot compres dan constrict abdomen, berperan menurunkan tulang rusuk, dan memaksa diafragma ke atas. Di daerah thorak, otot intercostral dibedakan tiga lapisan, secara membujur mengerahkan rectus abdomis meluas dari simphisis pubis ke tulang dada yang berada pada sisi linea alba. Di daerah leher sternothyroid, sternohyoid dan thyrohyoid dibangun dari rectus abdominalis.

Anggota badan binatang menyusui dapat melaksanakan hampir setiap tindakan. Otot intrinsik dan ekstrinsik dari anggota telah meningkat sejalan dengan kepentingan dan kompleksitasnya. Otot intrinsik memberi kebebasan dan kekuatan lebih besar. Otot bahu dan pinggul menjadi sangat luas, mengalami pertumbuhan di atas otot badan. Otot pinggul dan kaki, yang di atasnya daya penggerak tergantung, adalah lebih berat dibandingkan dengan bahu dan anggota bagian depan. Otot binatang menyusui seperti halnya binatang melata. Otot Serratus, intercostalis, berinsersi pada otot miring eksternal, rectus abdominis. Beberapa otot masih menunjukkan tanda segmentasi.

Banyak otot baru yang berkembang pada permukaan badan. Otot wajah adalah sangat rumit, bibir adalah berotot, dan bagian luar mata dibangun oleh otot. Semua mamalia mempunyai beberapa otot yang berhubungan dengan kulit. Tubuh landak, Armadillo, dan kuda, otot kulit dibentuk secara intensif berupa lembaran, bahkan pada orang laki-laki otot kulit berkembang lebih baik. Platysma, yang meluas dari rahang bawah ke tulang selangka. Diafragma mamalia dibentuk dari cervical miotom V dan VI dan diinervasi oleh syaraf cervical V dan VI.

2.7 Otot-otot pada Kulit

Otot-otot supervisial ini terbentuk sebagai hasil pemisalan dari bagian-bagian musculus axiales, m. appendiculares, dan m. branchiomericus yang kurang penting pada vertebrata di bawah reptilia. Pada ular, otot-otot ini sangat besar peranannya dalam lokomosi, dengan menggerakkan permukaan ventral tubuh. Pada burung, m. patagyalis pada sayap yang berperan untuk terbang, merupakan derivat m. pectoralis. Pada mamalia, m. latissimus dorsi dan m. pectoralis membentuk suatu lembaran yang luas yang hampir menutupi seluruh bagian thoraks dan abdomen. Bagian ini dikenal sebagai panniculus carnosus, yang gerakannya mudah dikenali antara lain sebagai geletar kulit kedua untuk mengusir serangga yang mengganggu. Pada reptilia, juga dapat ditemukan otot sejenis yang disebut m. sphincter coli pada bagian cervical, yang serabut-serabutnya tersusun transversal. Keadaan semacam ini juga dijumpai pada burung, akan tetapi pada mamalia terbagi menjadi dua lapis, yaitu m. platysma coli dan m. sphincter coli. m. platysma coli menyebar pada sisi-sisi muka, membentuk otot-otot kecil pada telinga, alis, hidung, bibir, dan pipi. Musculi faciales ini sangat menyolok pada manusia, yang dapat membentuk berbagai ekspresi sehubungan dengan emosi.2.8 Otot Elektris

Diperkirakan 500 jenis ikan yang mempunyai organ elektris yang tersebar dalam 7 famili dari Chondrichthyes. Organ elektris mungkin di innervasi oleh daerah yang terdapat di bagian kepala (cephalaspids) yang juga organ elektris. Penafsiran ini ditolak oleh banyak ahli fosil pada masa silam. Organ elektris mungkin terdapat pada ekor (electric skate) pada beberapa teleosts ditemukan pada sirip yang disebut elektris sinar (electric ray), di bawah kulit, di belakang mata (stargazer). Organ elektris yang besar, terdapat pada bagian badan (electric eel). Organ elektris merupakan derivat dari sel otot yang berasal dari sel kelenjar dan jaringan saraf, dan tidak merespon terhadap setiap kejadian.

Komunikasi, orientasi, dan pendeteksian mangsa adalah fungsi yang umum dari organ elektris, khususnya untuk ikan yang tinggal di air yang suram. Organ atau bagian badan beberapa jenis ikan, juga melayani untuk serangan atau pertahanan, bahkan ikan besar dapat dibunuh dengan menyalurkan listrik yang kuat. Ikan yang mempunyai organ elektris memancarkan listrik dengan kekuatan tetap dan sangat sensitif pada obyek yang menghasilkan medan elektrik. Organ atau bagian badan yang memonitor medan elktrik diperoleh dari sistem garis dari cabang samping yang ditempatkan pada dasar lubang kecil yang dalam di dalam kulit. Unit fungsional organ elektris adalah electroplax, berupa sel yang besar, berinti banyak dan berbentuk seperti koin. Di bawah permukaan membran, terkonsentrasi mitochondria dan ditemukan ratusan atau beribu-ribu electroplax. Elektroplax tersusun secara tegak, untuk membentuk suatu kolom, dalam satu organ terdapat banyak kolom.BAB III

PENUTUPKesimpulan :3.1 Jaringan otot mempunyai struktur yang dikhususkan untuk melakukan gerakan, baik secara keseluruhan dari badan maupun oleh bagian-bagian tubuh yang satu terhadap yang lain. Sel-sel otot sangat berkembang dalam fungsi kontraktil, dan tidak begitu berkembang dalam hal konduktivitas.3.2 Pada vertebrata, otot melekat pada tulang-tulang atau cartilago secara berpasang-pasangan, cenderung untuk menarik dalam arah yang saling berlawanan. Oleh karena otot hanya dapat menarik dan tidak dapat mendorong, susunan antagonistik semacam ini memungkinkan adanya pergerakan dalam dua arah. Ujung otot yang relatif tetap, terfiksasi pada saat otot berkontraksi disebut origo, sedang ujung lain yang bergerak disebut insertio.3.3 Berdasarkan tempatnya, otot vertebrata dikelompokkan menjadi otot axial, otot apendik, dan otot pada kulit. Otot axial dibedakan menjadi otot kepala dan otot badan.3.4 Otot-otot badan ikan bertahan dalam karakteristik primitifnya, yaitu tersusun dari suatu seri myomer, yang dipisahkan oleh suatu myosepta, membentuk struktur zig zag seperti huruf V. Pada otot badan terdapat suatu sekat samping (septum laterale) yang memisahkan otot badan menjadi dua bagian yaitu otot epaksial di bagian dorsal dan otot hipaksial di bagian ventral.3.5 Otot epaksial amphibi terdiri dari beberapa miomer pada sisi dorsal tubuh, ukurannya lebih besar dibanding ikan. Otot hipaksial pada urodela terdiri dari beberapa segmen, tetapi pada salientia tidak demikian. Dua otot rectus abdominalis, terletak di sisi atas linea alba, meluas dari dada sampai pubis.3.6 Binatang melata mempunyai kebebasan gerak lebih besar dan mempunyai otot lebih berat dibanding amphibi. Otot intrinsik dan ekstrinsik lebih banyak dibanding binatang amphibi dan lebih kuat.3.7 Burung adalah bipedal, untuk memungkinkan berdiri pada dua kaki, poros badan telah dipendekkan dan pusat gravitasi diturunkan dan pindah jauh ke belakang. Otot anterior dan posterior di sekitar pinggul perkembangannya baik, tetapi di bagian samping dan tengah kurang baik.3.8 Otot epaksial mamalia tidak banyak berbeda dengan binatang melata. Otot epaksial meluas menjadi dua massa padat pada sisi masing-masing neural vertebra, dari daerah sacral dan lumbar sampai ke leher dan kepala.3.9 Pada mamalia, musculus latissimus dorsi dan m. pectoralis membentuk suatu lembaran yang luas yang hampir menutupi seluruh bagian thoraks dan abdomen. Bagian ini dikenal sebagai panniculus carnosus, yang gerakannya mudah dikenali antara lain sebagai geletar kulit kedua untuk mengusir serangga yang mengganggu.3.10 Dalam tubuh ikan terdapat organ elektris yang disebut electroplax yang dapat memancarkan listrik, yang berfungsi untuk pertahanan dari musuh serta untuk serangan. Diperkirakan terdapat 500 spesies ikan yang mempunyai organ elektris, yang berada dalam 7 famili dalam klas Chondrichthyes dan Osteichthyes.

Otot-otot leher yang berbentuk silinder panjang

Otot lengan atas yang berbentuk tear drops

Otot abdominal yang berbentuk lembaran

Otot-otot dada yang berbentuk seperti kipas

Otot-otot lambung yang berbentuk bulatan berongga (cincin)

PAGE 22