Makalah Sistem Ekonomi Islam

download Makalah Sistem Ekonomi Islam

of 22

description

Makalah Sistem Ekonomi Islam

Transcript of Makalah Sistem Ekonomi Islam

  • DEFINISI, RUANG LINGKUP DAN

    EKSISTENSI EKONOMI ISLAM

    MAKALAH

    Ditujukan untuk memenuhi tugas mata kuliah

    Sistem Ekonom Islam

    Dosen Pengampu:

    Sulistyowati, SHI., M.HI.

    Nama Kelompok:

    1. Abdul Majid C03212001

    2. Achmad Fathoni C03212002

    3. Agus Winarko C03212004

    4. Ahmad Khoiruddin C03212005

    PROGRAM STUDI SIYASAH JINAYAH

    FAKULTAS SYARIAH DAN EKONOMI ISLAM

    UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SUNAN AMPEL

    SURABAYA

    2014

  • 1

    BAB II

    PEMBAHASAN

    1.1 Pengertian Ekonomi Islam

    Ekonomi Islam adalah kumpulan dari dasar-dasar umum ekonomi yang

    diambil dari Al-Quran dan Sunah Rasulullah serta dari tatanan ekonomi yang

    dibangun di atas dasar-dasar tersebut, sesuai dengan berbagai macam biah

    (lingkungan) dan setiap zaman.

    Pada definisi tersebut terdapat dua hal pokok yang menjadi landasan

    hukum sistem ekonomi islam, yaitu Al-Quran dan Sunah Rasulullah. Hukum-

    hukum yang diambil dari kedua landasan pokok tersebut secara konsep dan

    prinsip adalah tetap (tidak dapat berubah kapan pun dan dimana saja), tetapi

    pada praktiknya untuk hal-hal dan situasi serta kondisi tertentu bisa saja

    berlaku luwes atau murunah dan ada pula yang tidak mengalami perubahan.1

    Sedangkan menurut Kompilasi Hukum Ekonomi Syariah Pasal 1 Ayat 1,

    ekonomi syariah adalah usaha atau kegiatan yang dilakukan oleh orang per

    orang, kelompok orang, badan usaha yang berbadan hukum atau tidak

    berbadan hukum dalam rangka memenuhi kebutuhan yang bersifat komersial

    dan tidak komersial menurut prinsip syariah.

    Definisi Ekonomi Islam Menurut Para Ahli

    1.1.1 Nasution at all (2007:11) mengemukakan:

    Sistem ekonomi Islam adalah suatu sistem ekonomi yang didasarkan

    pada ajaran dan nilai-nilai Islam, yang bersmber pada Al-Quran, As-

    Sunnah, Ijma dan Qiyas atau sumber lainnya.2

    1.1.2 Menurut Mr. Syarifuddin Prawiranegara, Sistem Ekonomi Islam

    adalah sistem ekonomi yang terjadi setelah prinsip ekonomi yang

    menjadi pedoman kerjanya, dipengaruhi dan dibatasi oleh ajaran-ajaran

    1 Izzan, Ahmad, Referensi Ekonomi Syariah, (Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2006), hlm. 32. 2 Nawawi, Ismail, Ekonomi Islam: Perspektif Teori, Sistem dan Aspek Hukum, (Surabaya: ITS

    Press, 2009), hlm42

  • 2

    Islam. Atau Sistem Ekonomi Islam adalah pengaruh yang dipancarkan

    oleh ajaran-ajaran Islam terhadap prinsip ekonomi yang menjadi

    pedoman bagi setiap kegiatan ekonomi, yang bertujuan menciptakan

    alat-alat untuk memuaskan berbagai keperluan manusia.3

    1.1.3 Dr. Muhammad Abdullah al-Arabi, ekonomi syariah merupakan

    sekumpulan dasar-dasar umum ekonomi yang yang kita simpulkan dari

    itlaf, Al-Quran dan As-Sunnah, dan merupakan bangunan

    perekonomian yang kita dirikan di atas landasan dasar-dasar tersebut

    sesuai tiap lingkungan dan masa.4

    1.1.4 Prof. Dr. Zainuddin Ali, ekonomi syariah adalah kumpulan norma

    hukum yang bersumber dari Al-Quran dan Al-Hadits yang mengatur

    perekonomian umat manusia.5

    1.1.5 Menurut M.A Manan, ekonomi syariah adalah ilmu pengetahuan sosial

    yang mempelajari masalah-masalah ekonomi rakyat yang diilhami oleh

    nilai-nilai Islam.6

    Dari beberapa definisi diatas dapat ditarik benang merah bahwa ekonomi

    syariah merupakan sistem ekonomi yang bersumber dari wahyu yang

    transendental (Al-Quran dan As-Sunnah/ Al-Hadits) dan sumber interpretasi

    dari wahyu yang disebut dengan ijtihad. Hukum-hukum yang diambil dari

    sumber nash Al-Quran dan Al-Hadits yang merupakan nash qathi itu secara

    konsep dan prinsip adalah tetap (tidak dapat berubah kapan pun dan dimana

    pun), tetapi dalam hal yang berhubungan dengan nash yang bersifat zhanni,

    itu dapat berubah yang dipengaruhi oleh waktu, tempat dan keadaan.

    1.2 Ruang Lingkup Ekonomi Syariah7

    3 Syarifuddin Prawiranegara, Apa yang dimaksud Sistem Ekonomi Islam, (Jakarta: Publicita, 1976),

    hlm. 27. 4 Ahmad Muhammad al-Assal dan Fathi Ahmad Abdul Karim, Sistem Ekonomi Islam: Prinsip-prinsip dan Tujuan-tujuannya (Surabaya: PT. Bina Ilmu, 1980), hlm. 11. 5 Zainuddin Ali, Hukum Ekonomi Syariah, (Jakarta: Sinar Grafika, 2008), hlm. 4. 6 M.A Manan, Ekonomi Syariah: Dari Teori ke Praktek, Penerjemah Potan Arif Harahap, (Jakarta:

    PT. Intermasa, 1992), hlm. 19. 7 Dr. Mardani, Hukum Ekonomi Syariah Di Indonesia, (Bandung: PT. Refika Aditama, 2011), hlm.

    2-5.

  • 3

    Bila kita perhatikan cukup bab dab pasal Kompilasi Hukum Ekonomi

    Syariah, maka ruang lingkup Ekonomi Syariah meliputi aspek ekonomi

    sebagai berikut: ba;i, akad-akad jual beli, syirkah mudharabah, murabahah,

    muzaraah, dan musaqah, khiyar, istisna, ijarah, kafalah, hawalah, rahn,

    wadiah, gashb, dan itlaf, wakalah, sulhu, pelepasan hak, tamin, obligasi,

    syariah mudharabah, pasar modalreksanada syariah, sertifikat bank Indonesia

    syariah, pembiayaan multi jasa, qard, pembiayaan rekening koran syariah,

    dana pensiun syariah, zakat dan hibah, dan akuntansi syariah. Bila kita

    perhatikan UU No. 3 Tahun 2006 tentang Perubahan atas UU No. 7 Tahun

    1989 tentang Peradilan agama, maka dapat kita ketahui bahwa rung lingkup

    Ekonomi Syariah meliputi bank syariah, lembaga keuangan mikro syariah,

    asuransi syariah, reasuransi syariah, reksadana syariah, obligasi syariah, dan

    surat berjangka menengah syariah, sekuritas syariah, pembiayaan syariah,

    pengadaian syariah, dana pensiun lembaga keuangan syariah, bisnis syariah.

    Perlu penulis jelaskan istilah-istilah diatas sebagai berikut:

    1) Bai adalah jual-beli antara benda dengan benda atau pertukaran benda

    dengan uang.

    2) Akad adalah kesepakatan dalam suatu perjanjian antar dua pihak atau lebih

    untuk melakukan dan atau tidak melakukan perbuatan hukum tertentu.

    3) Syirkah adalah kerjasama antara dua orang atau lebih dalam hal

    pemodalan, keterampilan, atau kepercayaan dalam usaha tertentudengan

    pembagian keuntungan berdasarkan nisbah.

    4) Mudharabah adalah kerjasama antara pemilik dana atau penanam modal

    dengan pengelola modal untuk melakukan usaha tertentu dengan

    pembagian keuntungan berdasarkan nisbah.

    5) Muzaraah adalah kerjasama antara pemilik lahan dengan penggarap untuk

    memanfaatkan lahan.

    6) Musaqah adalah kerjasama antara pihak-pihak dalam pemeliharaan

    tanaman dengan pembagian hasil antara pemilik dengan pemelihara

    tanaman dengan nisbah yang disepakati oleh para pihak.

  • 4

    7) Murabahah adalah pembiayaan saling menguntungkan yang dilakukan

    oleh shahib al-maal (pemilik harta) dengan pihak yang membutuhkan

    melaui transaksi jual-beli dengan penjelasan bahwa harga pengadaan

    barang dan harga jual terdapat nilai lebih yang merupakan keuntungan

    atau laba bagi shahib al-maal dan pengembaliannya dilakukan secara

    tunai atau angsur.

    8) Khiyar adalah hak pilih bagi penjual dan pembeli untuk melanjutkan atau

    membatalkan akad jual-beli yang dilakukan.

    9) Ijarah adalah sewa barang dalam jangka waktu tertentu dengan

    pembayaran.

    10) Istishna adalah jual-beli barang atau jasa dalam bentuk pemesanan

    dengan kriteria dan persyaratan tertentu yang disepakati antara pihak

    pemesan dan pihak penjual.

    11) Kafalah adalah jaminan atau garansi yang diberikan oleh penjamin

    kepada pihak ketiga / pemberi pinjaman untuk memenuhi kewajiban

    pihak kedua/ peminjam.

    12) Hawalah adalah pengalihan utang dan muhil al-ashil kepada muhal

    alaih.

    13) Rahn/gadai adalah penguasaan barang milik peminjam oleh pemberi

    pinjaman sebagai jaminan.

    14) Ghasb adalah pengambilan hak milik orang lain tanpa izin dan tanpa niat

    untuk memilikinya.

    15) Itlaf/perusakan adalah pengurangan kualitas nilai suatu barang.

    16) Wadiah adalah penitipan dana antara pihak pemilik dana dengan pihak

    penerima titipan yang dipercaya untuk menjaga dana tersebut.

    17) Jualah adalah perjanjian imbalan tertentu dari pihak pertama kepada

    pihak kedua atas pelaksanaan suatu tugas/ pelayanan yang dilakukan oleh

    pihak kedua untuk kepentingan pihak pertama.

    18) Wakalah adalah pemberian kuasa kepada pihak lain untuk mengerjakan

    sesuatu.

  • 5

    19) Obligasi syariah adalah surat berharga yang diterbitkan berdasarkan

    prinsip syariah sebagai bukti atas bagian penyertaan terhadap aset surat

    berharga baik dalam mata uang rupiah maupun valuta asing.

    20) Reksadana syariah adalah lembaga jasa keuangan non-bank yang

    kegiatannya berorientasi pada investasi di sektor portofolio atau nilai

    kolektif dari surat berharga.

    21) Efek beragun aset syariah adalah efek yang diterbitkan oleh akad

    investasi kolektif efek beragun aset syariah yang portofolionya terdiri atas

    aset keuangan berupa tagihan yang timbul dari surat berharga komersial,

    tagihan yangtimbul dikemudian hari, jual beli aset kepemilikan aset fisik

    oleh pemerintah, sarana peningkatan investasi/arus kas serta aset

    keuangan setara, yang sesuai dengan prinsip-prinsip syariah.

    22) Surat berharga komersial syariah adalah surat pengakuan atas suatu

    pembiayaan dalam janka waktu tertentu yang sesuai dengan prinsip-

    prensip syariah.

    23) Tamin/asuransi adalah perjanjian antara dua pihak atau lebih, yang pihak

    penanggung mengikatkan diri kepada tertanggung dengan menerima

    premi tamin untuk menerima penggantian kepada tertanggung karena

    kerugian, kerysakan, atau kehilangan keuntungan yang diharapkan, atau

    tanggung jawab hukum kepada pihak ketiga yang mungkin akan diderita

    tertanggung yang timbul dari peristiwa yang tidak pasti.

    24) Syuuq maaliyah/pasar modal adalah kegiatan yang bersangkutan

    penawaran umum dan perdagangan efek, perusahaan publik yang

    berkaitan dengan efek yang diterbitkannya serta lembaga dan profesi yang

    berkaitan dengn efek.

    25) Waraqah Tijariah/surat berharga syariah adalah surat bukti berinvestasi

    berdasarkan prinsip syariah yang lazim diperdagangkan di pasar dan pasar

    modal, antara lain wesel, obligasi syariah, sertifikat reksadana syariah dan

    surat berharga lainnya berdasarkan prinsip syariah.

    26) Salam adalah jasa pembiayaan yang bergantian dengan jual beli yang

    pembayaranya dilakukan bersama dengan pemesanan barang.

  • 6

    27) Qardh adalah penyediaan dana atau tagihan antara lembaga keuangan

    syariah dengan pihak peminjam untuk melakukan pembayaran secara

    tunai atau cicilan dalam jangka waktu tertentu.

    28) Sunduq muasyat taqaudil/dana pensiun syariah adalah badan usaha

    yang mengelola dan menjalankan program yang menjanjikan manfaat

    pensiun berdasarkan prinsip-prinsip syariah.

    29) Hisabat jariyat/ rekening koran syariah adalah pembiayaan yang dananya

    ijarah pada setiap saat dapat ditarik atau disetor oleh pemiliknya yang

    dijalankan berdasarkan prinsip syariah.

    30) Bai al-wafa/ jual-beli dengan hak membeli kembali adalah jual-beli yang

    dilangsungkan dengan syarat bahwa barang yang dijual tersebut dapat

    dibeli kembali oleh penjual apabila tenggang waktu yang disepakati telah

    tiba.

    Berdasarkan pengertian ekonomi syariah dan ruang lingkup ekonomi

    syariah di atas, dapat dipahami dan dirumuskan beberapa tujuan sistem

    ekonomi syariah, di antaranya:

    a. Kesejahteraan ekonomi dalam kerangka norma moral islam (QS. Al-

    Baqarah ayat 2 dan 168, al-Maidah ayat 87-88, al-Jumuah ayat 10).

    b. Membentuk masyarakat dengan tatanan sosial yang solid berdasarkan

    keadilan dan persaudaraan yang universal (QS. Al-Hujurat ayat 13,

    al-Maidah ayat 8, asy-Syuaraa ayat 183).

    c. Mencapai distribusi pendapatan dan kekayaan yang adil dan merata

    (QS. Al-Anam ayat 165, an-Nahl ayat 71, az-Zukhruf ayat 32).

    d. Menciptkan kebebasan individu dalam konteks kesejahteraan sosial

    (QS. Ar-Radu ayat 36, Luqman ayat 22)

    Ekonomi syariah yang merupakan bagian dari sistem perekonomian, memiliki

    nilai-nilai yang berfokus kepada amar maruf dan nahi mungkar (memerintahkan

    atau mengerjakan yang benar dan meninggalkan yang dilarang). Karena itu,

    ekonomi syariah dapat dilihat dari empat sudut pandang sebagai berikut:

  • 7

    a) Ekonomi Ilahiyah (ketuhanan)

    Ekonomi ilahiyah mengandung arti manusia diciptakan oleh Allah untuk

    memenuhi perintah-Nya, yakni beribadah, dan dalam mencari kebutuhan

    hidupnya, manusia harus berdasarkan aturan-aturan (syariah) dengan

    tujuan untuk mendapatkan ridha Allah.

    b) Ekonomi Akhlak

    Ekonomi akhlak mengandung arti kesatuan antara ekonomi dan akhlak

    harus berkaitan dengan sektor produksi, distribusi, dan konsumsi. Dengan

    demikian seorang muslim tidak mengerjakan apa saja yang diinginkan

    atau yang menguntungkan tanpa mempedulikan orang lain.

    c) Ekonomi Kemanusiaan

    Ekonomi kemanusiaan mengandung arti Allah memberikan predikat

    khalifah hanya kepada manusia, karena manusia diberi kemampuan dan

    perasaan yang memungkinkan ia melaksanakan tugasnya. Melalui

    peranannya sebagai khalifah manusia wajib beramal, bekerja keras,

    berkreasi, dan berinovasi.

    d) Ekonomi Keseimbangan

    Ekonomi keseimbangan adalah pandangan islam terhadap hak individu

    dan masyarakat diletakkan dalam neraca keseimbangan yang adil tentang

    dunia dan akhirat, jiwa dan raga, akal dan hati, perumpamaan dan

    kenyataan, iman dan kekuasaan. Ekonomi yang moderat tidak mendzalimi

    masyarakat, khususnya kaum lemah sebagaimana yang terjadi pada

    masyarakat kapitalis. Di samping itu, Islam juga tidak menzhalimi hak

    individu sebagaimana yang dilakukan oleh kaum sosialis, tetapi islam

    mengakui hak individu dan masyarakat secara berimbang. Oleh karena itu,

    dapat dilihat bahwa sistem ekonomi syariah mempunyai konsep yang

    lengkap dan seimbang dalam segala hal kehidupan, namun penganut

    ajaran islam sendiri seringkali tidak menyadari hal tersebut. Hal ini terjadi

    karena mereka masih berfikir dengan kerangka ekonomi kapitalis, karena

    berabad-abad dijajah oleh bangsa barat, dan juga bahwa pandangan dari

    barat selalu dianggap lebih hebat. Padahal tanpa disadari ternyata didunia

  • 8

    barat sendiri sudah banyak negara yang mulai mendalami dan

    mempraktikkan sistem perekonomian yang berbasis syariah.

    1.3 Sumber Ekonomi Syariah

    a. Al-Quran

    Al-Quran adalah sumber pertama dan utama bagi ekonomi syariah, di

    dalamnya dapat kita temui hal ihwal yang berkaitan dengan ekonomi dan

    juga terdapat hukum-hukum dan undang-undang diharamkannya riba, dan

    diperbolehkannya jual-beli yang tertera pada surat Al-Baqarah ayat 275:

    ...padahal Allah telah menghalalkan jual-beli dan mengharamkan riba.

    Orang-orang yang telah sampai kepadanya larangan dari Tuhannya, lalu

    terus berhenti (dari mengambil riba) maka baginya apa yang telah

    diambilnya dahulu (sebelum datang larangan) dan urusannya, (terserah)

    kepada Allah. Orang yang mengulangi (mengambil riba) maka orang itu

    penghuni-penghuni neraka, mereka kekal didalamnya.

    b. As-Sunnah an-Nabawiyah

    As-Sunnah adalah sumber kedua dalam perundang undangan Islam.

    Didalamnya dapat kita jumpai khazanah aturan perekonomiann syariah.

    Diantaranya seperti sebuah hadis yang isinya memerintahkan untuk

    menjaga dan melindungi harta, baik milik pribadi maupun umum serta

    tidak boleh mengambil yang bukan miliknya, sesungguhnya

    (menumpahkan) darah kalian, (mengambil) harta kalian, (mengganggu)

    kehormatan kalian haram sebagaimana haramnya hari kalian saat ini, di

    bulan ini, di negeri ini,..(HR. Bukhari).

    c. Ijtihad

    Menurut alSyaukani dalam kitabnya Irsyad al-Fuhuli, ijtihad adalah

    mengerahkan kemampuan dalam memperoleh hukum syari yang bersifat

    amali melalui cara Istinbath. Menurut Ibnu Syubki, ijtihad adalah

    pengerahan kemampuan seorang faqih untuk menghasilkan dugaan kuat

    tentang hukum syari, sedangkan al-amidi memberikan definisi ijtihad

    sebagai pengerahan kemampuan dalam memperoleh dugaan kuat tentang

  • 9

    hukum syara dalam bentuk yang dirinya merasa tidak mampu berbuat

    seperti itu.

    1.4 Eksistensi Ekonomi Islam

    Penerapan ekonomi Syariah secara historis di Indonesia sejak Kebijakan

    Menteri Keuangan pada desember 1983. dilanjutkan pada oktober 1988 yang

    intinya memberikan kemudahan untuk mendirikan bank bank baru.8 Pada

    tahun 1991 lahir bank berdasarkan prinsip Syariah yaitu bank muamaalat

    Indonesia ( BMI). Hasilnya dibahas lebih mendalam pada Musyawarah

    Nasional IV MUI 22-25 Agustus 1990. untuk mendirikan bank Syariah

    Indonesia.9

    Pada tahun 1992 di Undangkan UU No.7 Tahun 1992 tentang perbankan

    yang secara implisit memberikan alternatif operasional bank mengunakan

    prinsip bagi hasil . dilanjutkan pada tahun 1998 diubah dengan UU No 10

    tahun 1998 yang secara tegas mengakui keberadaan bank yang berdasarkan

    prinsip prinsip syariah . dan dimulailah sistem perbankan. 10

    Perkembangan Eksistensi ekonomi syariah di indonesia, baik dalam

    bentuk lembaga keuangan bank maupun lembaga non bank. Praktik ekonomi

    islam di indonesia tersebut berdasarkan fatwa dewan syariah Nasional,

    Kompilasi Hukum Islam, Peraturan Bank Indonesia, Badan pengawas Pasar

    Modal dan lembaga keuangan, dan peraturan keuangan. Komitmen ekonomi

    islam adalah untuk pengentasan Kemiskinan, penegakan keadilan,

    pertumbuhan ekonomi, pengapusan riba,dan pelarangan spekulasi mata uang

    sehingga menciptakan stabilitas perekonomian.

    Ekonomi Islam yang telah terbukti ampuh dan lebih resisten dimasa

    krisis. Sistem Ekonomi Islam yang diwakili lembaga keuangan syariah telah

    8 Abdul ghofur anshori , Penerapan prinsip syariah dalam lembaga keuangan, lembaga pembiayaan dan perusahaan bembiayaan,( Yogyakarta : Pustaka Pelajar , 2008 ), hlm. 9 9 heri sudarsono, Bank dan lembaga keuangan syariah, ( Yogyakarta : Ekonisia, 2003) hlm 31 10 Abdul Ghofur Anshori, Peradilan Agama di Indonesia pasca UU. No 3 tahun 2006, (Yogyakarta : UII press, 2007 ) halm 57.

  • 10

    menunjukkan ketangguhkan bisa bertahan karena menggunakan Sistem bagi

    hasil

    Keistimewaan dan Karakteristik Ekonomi Islam

    Ada beberapa hal yang mendorong perlunya mempelajari karakteristik

    ekonomi islam :11

    1. Meluruskan kekeliruan pandangan yang menilai ekonomi kapitalis (

    memeberikan penghargaan terhadap prinsip hak milik dan sosialis )

    memberikan penghargaan terhadap persamaan dan keadilan ) tidak

    bertentangan dengan metode ekonomi Islam.

    2. Membantu para ekonom miuslim yang telah berkecimpung dalam teori

    ekonomi konvensional dalam memahami ekonomi Islam.

    3. Membantu para peminat studi fiqh muammalah dalam melakukan studi

    perbandingan antara ekonomi islam dengan ekonomi konvensional.

    Sedangkan sumber karakteristik ekonomi islam adalah islam itu sendiri yang

    meliputi tiga asas pokok :

    1. Asas akidah

    2. akhlak

    3. Asas Hukum ( Muamalah )

    Ada berapa keistimewaan dan karakteristik ekonomi Islam sebagaimana

    disebutkan dalam Al- Mawsuah Al-ilmiyah wa al- amaliyah al islamiyah sebagai

    berikut

    1. Harta kepunyaan Allah dan manusia merupakan khalifah atas harta

    Karakteristik pertama ini terdiri dari dua bagian yaitu :

    11 Edwin Nasution, Mustofa, Pengenalan eksklusif Ekonomi Islam,( Jakarta : Kencana 2006) , hlm 17

  • 11

    a) Pertama, Semua harta baik benda maupun alat produksi adalah

    milik ( Kepunyaan allah ) ,

    b) Kedua, Manusia adalah Khalifah atas harta miliknya diantara ayat

    yang menjelaskan fungsi manusia sebagai khalifah Allah atas harta

    2. Ekonomi Terikat dengan akidah, syariah ( Hukum ), dan Moral

    Hubungan ekonomi islam dengan akidah dan syariah tersebut memungkinkan

    aktivitas ekonomi dalam islam menjadi ibadah. Sedangkan diantara bukti

    hubungan ekonomi dan moral dalam islam.12

    a) Larangan terhadap pemilik dalam penggunaan hartanya yang dapat

    menimbulkan kerugian atas harta orang lain atau kepentingan

    masyarakat.

    b) Larangan melakukan penipuan dalam transaksi.

    c) Larangan menimbun ( Menyimpan ) emas dan perak atau sarana

    moneter lainnya, sehingga mencegah peredaran uang , karena uang

    sangat diperlukan buat mewujudkan kemakmuran perekonomian

    dalam masyarakat .

    d) Larangan melakukan pemborosan, karena akan menghancurkan

    individu dalam masyarakat

    3. Keseimbangan antara kerohanian dan kebendaan

    Sesungguhnya Islam tidak memisahkan antara kehidupan dunia dan akhirat ,

    setiap aktivitas manusia di dunia akan berdampak pada kehidupannya kelak di

    akhirat, Oleh karena itu , kativitas keduniaan kita tidak boleh mengorbankan

    kehipunan akhirat. Islam menghendaki adanya keseimbangan antara dunia dan

    12 Edwin Nasution, Mustofa, Pengenalan eksklusif Ekonomi Islam,( Jakarta : Kencana 2006) , hlm 22

  • 12

    akhirat apa yang kita lakukan didunia ini hakikatya adalah untuk mencapai tujuan

    akhirat .

    4. Ekonomi Islam menciptakan keseimbangan antara kepentingan individu

    dengan kepentingan umum.13

    Arti keseimbangan dalam sistem sosial islam adalah , islam tidak mengakui hak

    mutlak dan kebebasan mutlak, tetapi mempunyai batasan batsan tertentu ,

    termasuk dalam bidang hak milik. hanya keadilan yang dapat melindungi

    keseimbangan antara batasan batasan yang ditetapkan dalam sistem islam untuk

    kepimilikan individu dan umum.

    Kegiatan ekonomi yang dilaukan oleh seseorang untuk mensejahterakan dirinya,

    tidak boleh dilakukan dengan mengabaikan dan mengorbankan kepentingan orang

    lain dan masyarakat secara umum.

    5. Kebebasan Individu dijamin dalam Islam

    Individu dalam perekonomian islam diberikan kebebasan untuk beraktifitas baik

    secara perorangan maupun kolektif untuk mencapai tujuan. namun kebebasan

    tersebut tidak boleeh melanggar aturan aturan yang digariskan Allah SWT. Dalam

    al quran maupun Al hadis . dengan demikian dengan kebebasan tersebut sifatnya

    tidak mutlak.

    6. Negara diberi wewenang turut campur dalam perekonomian .

    Islam memperkenankan negara untuk mengatur masalah perekonomian agar

    kebutuhan masyarkat baik secara individu maupun sosial dalam terpenuhui secara

    proposional. dalam islam negara berkewajiban melindungi kepentingan

    masyarakat dari ketidakakadilan yang dilakukan oleh seseorang atau sekelompok

    orang, ataupun dari negara lain . negara juga berkewajiban memberikan jaminan

    sosial agar seluruh masyarakat dapat hidup secara layak

    7. Bimbingan konsumsi.

    13 Ahmad Izzan dan Syahri Tanjung, Referensi ekonomi Syariah : Ayat ayat al quran yang berdimensi ekonomi , ( Bandung : Rosdakarya , 2007 ) , hlm 33

  • 13

    8. Petunjuk investasi

    Ada lima kriteria yang sesuai dengan islam untuk dijadikan pedoman dalam

    menilai proyek investasi yaitu :

    a) Proyek yang baik menurut islam

    b) Memberikan rezeki seluas mungkin kepada anggota masyarakat.

    c) Memberantas kekafiran , Memberbaiki pendapatan, dan Kekayaan

    d) Memelihara dan menumbuhkembangkan harta .

    e) Melindungi kepentingan anggota masyarakat

    9. Zakat

    Zakat adalah salah satu karakteristik islam mengenai harta yang tidak terdapat

    dalam perekonomian lain . sistem perekonomian di luar islam tidak mengenal

    yuntutan Allah kepada pemilik harta, agar menyisihkan sebagian harta tertentu

    sebagai pembersih jiwa dari sifat kikir, dengki, dan dendam.

    10. Larangan riba.14

    Islam menekankan pentingnya mengfungsikan uang pada bidangnya yang normal

    yaitu sabagai aktifitas transaksi dan alat penilaian barang. diantara faktor yang

    menyelewengkan uang dari bidangnya yang normal adalah bunga ( Riba )

    Menurut Marthon karaktereristik ekonomi islam Karakteristik ekonomi islam ,

    Hal hal yang membedakan ekonomi sosialis maupun Kapitalis adalah :

    a) Dialektika Nilai-nilai Spritualisme dan Materialisme

    Sistem perekonomian kontemporer hanya peduli terhadap peningkatan utilitas dan

    nilai nilai materialisme suatu barang, tanpa menyentuh nilai nilai spiritualisme

    dan etika kehidupan masyarakat. sistem kapitalisme memisahkan intervensi agam

    dari berbagai kegiatan dan kebijakan ekonomi padahal pelaku ekonomi

    14 veithzal Rivai dan Andi Buchari, Islamic Ekonomics, ( Jakarta : Bima Aksara , 2009 ) 2009 ), hlm 168

  • 14

    merupakan penggerak utama bagi perkembangan peradaban dan perekonomian

    masyarakat. Dalam ekonomi islam terdapat dielektika antara nilai nilai

    spritualisme dan materialisme. Berbagai kegiatan ekonomi , khususnya transaksi

    harus berdasarkan keseimbangan dari kedua nilai tersebut.

    b) Kebebasan Berekonomi

    Dalam konsep sosialisme masyarakat tidak mempunyai kebebasan sedikitpun

    dalam melakukan kegiatan ekonomi. kepemilikan individu di hilangkan dan tidak

    ada kebebasan untuk melakukan transaksi dalam kesepakatan perdagangan.

    Ekonomi islam tidak menafikkan intervensi pemerintah. kebijaksanaan

    pemerintah merupakan sebuah keniscahyaan ketika perekonomian dalam kondisi

    darurat , selama hal itu di benarkan secara syara . pada sisi lain kepemilikan dan

    kebebasan individu dibenarkan sepanjang tetap pada koridor syariah. kebebasan

    tersebut akan mendorong masyarakat untuk meramal dan berproduksi demi

    tercapainya kemaslahatan hidup bermasyarakat

    c) Dualisme kepemilikan

    Hkikatnya, pemilik alam semesta serta isinya hanyalah allah semata. manusia

    hanya wakil allah dalam rangka memakmurkan dan mensejahterakan alam

    semesta. kepemilikan manusia merupakan derivasi kepemilikan Allah yang

    hakiki. untuk itu, setiap langkah dan kebijakan ekonomi yang diambil oleh

    manusia untuk memakmurkan alam semesta tidak boleh bertentangan dengan

    ketentuan yang di gariskan oleh Allah yang maha memiliki.

    d) Menjaga Kemaslahatan Individu dan bersama

    Kemaslakatan individu tidak boleh dikorbannkan demi kemaslahatan bersama

    atau sebaliknya. untuk mengatur dan menjaga kemaslahatan masyarakat

    diperlukan sebuah instansi yang mendukung. Al- hisbah merupakan isntansi

    keuangan dalam pemerintahan islam. yang berfungsi sebagai pengawas atau

    segala kegiatan ekonomi. lembaga tersebut bertugas untuk mengawasi

    infrastruktur yang terlibat dalam mekanisme pasar. selain itu mempunya

  • 15

    wewenang untuk mengatur tataletak kegiatan ekonomi, juga diwajibkan untuk

    menyediakan fasilitas kegiatan ekonomi demi kemaslahatan bersama.

    Dasar-dasar ekonomi Syariah

    1) Mengakui hak milik ( baik secara individu maupun umum )

    Sistem ekonomi syariah mengakui hak seseorang untuk memiliki apa saja yang

    dia inginkan dari barang barang produksi. Dalam hal ini ekonomi syariah

    memajukan antara maslahat individu dan maslahat umum.

    2) Kebebasan Ekonomi bersyarat

    Islam memberikan kebebasan bagi setiap individu untuk memiliki, memproduksi,

    dan mengonsumsi. Setiap individu bebas untuk berjual-beli dan menentukan upah

    atu harga dengan berbagai macam nilai nominal, tetapi dengan syarat tidak

    bertentangan dengan kepentingan umum. Sebagaiman juga halnya setiap pribadi

    bebas untuk memindahkan harta yang ada di bawah kepemilikannya kepada orang

    yang dikehendakinya baik semasa ia hidup dengan cara hibah atau hadiah ataupun

    setelah ia meninggal dengan cara wasiat sesuai dengan syariat islam.

    Juga demikian halnya setiap individu memiliki kebebasan dalam mengembangkan

    hartanya dengan cara yang baik, tetapi harus meninggalkan praktek perdagangan

    yang diharamkan, baik dengan cara riba maupun dengan cara menimbun dan yang

    sejenisnya, dan juga sejumlah kebebasan-kebebasan lainnya.

    Adapun syarat yang harus dipenuhi dari kebebasan-kebebasan sebagai berikut:

    a. Memperhatikan halal dan haram, misalnya tidak tabzir (boros), dan

    israf (berlebih-lebihan).

    b. Komitmen terhadap kewajiban yang telah ditentukan oleh syariat

    islam, misalnya: komitmen terhadap kewajiban zakat, komitmen

    terhadap kewajiban member nafkah terhadap istri, orangtua yang fakir,

  • 16

    anak-anak laki-laki hingga mandiri, anak perempuan hingga menikah,

    dan juga keluarga dekat

    c. Tidak menyerahkan pengelolaan harta kepada orang-orang bodoh ,

    kurang akal (gila) dan lemah. Islam melarang orang-orang bodoh,

    kurang akal (gila) dan lemah untuk mengelola hartanya sendiri karena

    dikhawatirkan orang tersebut tidak baik dalam mengurusiaya hingga ia

    mengalami kerugian. Oleh karena itu islam mencegah jangan sampai

    kurugian menimpanya, dengan kata lain islam melindungi milik orang

    tersebut

    d. Hak untuk berserikat (saling memiliki) dengan tetangga atu mitra

    kerja. Hak ini berlaku pula apabila seseorang ingin menjual sesuatu

    milik bersama, maka penawaran pertama harus diberikan kepada

    sesama teman (baik itu tetangga atu mitra kerja) yang punya saham

    atau yang ikut andil dalam memiliki sesuatu tersebut dengan harga

    sesuai kesepakatan.

    Asas-asas Ekonomi Syariah

    Ada tiga pokok asas ekonomi syariah

    1. Asas yang menjelaskan bahwa dunia dan seluruh isinya, termasuk

    alam semesta, adalah milik Allah SWT dan berjalan menurut

    kehendaknya.

    2. Asas menjelaskan bahwa Allah SWT merupakan pencipta semua

    makhluk hidup yang ada di alam semesta ini.

    3. Asas yang menjelaskan tentang iman pada hari kiamat akan

    memengaruhi pola pikir dan tingkah laku ekonomi manusia15

    Transaksi yang Dilarang Dalam Ekonomi Syariah

    Ada tiga faktor yang mengakibatkan haramnya Ekonomi Syariah

    15 Abdul Ghofur Ansori, Aspek Hukum Reksa Dana Syariah di Indonesia, (bandung: Refika Adi Tama, 2008), hlm, 46.

  • 17

    1. Haram zatnya yaitu transaksi karena objeknya (barang dan/ jasa)

    bertentangan (haram) dari sudut pandang islam, misalnya transaksi miras,

    daging babi dan sebagainya

    2. Haram selain zatnya yaitu transaksi yang melanggar prisip an taradhin

    minkum, artinya adalah prinsip-prinsip kerelaan antara kedua pihak

    (sama-sama ridha) yang didasarkan pada informasi yang sama (complete

    information), atau dengan kata lain tidak didasarkan pada informasi yang

    tidak sama (assyimetrikk)

    3. Tidak sah atau tidak lengkap akadnya ketika syarat dan rukunnya tidak

    terpenuhi dikarenakan taalluq (adanya dua akad yang saling dikaitkan,

    dimana berlakunya akad satu tergantung pada akad kedua)

    Dengan demikian system ekonomi Islam tidak menghemdaki adanya riba (usuri

    dan interest), gharar (uncertainty), masyir (spekulatif/judi), ryswah (suap-

    menyuap), serta kebathilan yang sering di sebut al-magrib.

    Prinsip-prinsip ekonomi syariah

    Adapun prinsip-prinsip ekonomi syariah sebagai berikut16:

    a. Siap menerima resiko

    Prinsip ekonomi syariah yang dijadikan pedoman oleh setiap muslim dalam

    bekerja untuk menghidupi dirinya dan keluarganya, yaitu menerima resiko yang

    terkait dengan pkerjaanya itu.

    b. Tidak melakukan penimbunan

    Dalam sistem ekonomi syariah, tidak seorangpun diizinkan untuk menimbun

    barang. Tidak boleh menyimpan barang tanpa berjual belikandengan kata lain

    syariat oslam tidak membolehkan barang dagangan yang menganggur tanpa

    diperrjual belikan oleh karena itu, pemerintah harus memberikan sanksi bagi

    merek yang menimbun barang daganganya.

    16 Adi Warman , Bank Islam: Analisis fiqih dan keuangan (Jakarta: Raja Gafindo, 2004), hlm. 27

  • 18

    c. Tidak monopoli

    Dalm sisitem ekonomi syariah tidak diperbolehkan seseorang, baik dari

    perorangan maupun lembaga bisnis melakukan monopoli.

    d. Pelarang interest (riba)

    Ada orang yang berpendapat bahwa AL-Quran hanya melarang riba dalam bentuk

    bunga berbunga dan bunga yang di praktekkan oleh bank konfensional bukan riba.

    Namun jumhur (mayoritas) ulam mengatakan bahwa bunga bank adalah riba.

    e. Solidaritas sosial

    Solidaritas sosial muslim tehadap sesamanya dapat diibaratkan dalam satu tubuh.

    Jika satu anggota tubuh sakit, maka seluruh tubuh akan merasakan sakit juga. Jika

    seoarang muslim mengalami problem kemiskinan, maka tugas kaum muslimin

    lainya untuk menolong orang muslim itu.

    f. Keadilan distribusi pendapatan

    Kesenjangan pendapatan dan kekayaan alam dalam masyarakat berlawanan

    dengan semangat serta komitmen islam terhadap persaudaraaan dan solidaritas

    serta keadilan soaial

    g. Kebebasab individu dalam konteks kesejahteraan sosial

    Konsep islam sangat jelas mengakui pandangan yunifersal bahwa kebebasan

    individu bersinggungan atau bahkan di batasi oleh kebebasan individu orang

    lain17.

    Manfaat ekonomi syariah

    Abanila ekonomi syariah diaplikasikan dalam kehidupan, maka akan

    mendatangkan manfaat yang besar bagi umat islam itu sendiri

    1. Mewujudkan integritas seorang muslim yang kaffah

    17 M.Zaid Abdad, Lembaga Prekonomian Ummat di Dunia Islam, (Bandung: Angkasa, 2003), hlm. 59

  • 19

    2. Menerapkan dan mengamalkan ekonomi syaiah melaui bank syariah.

    3. Praktek ekonomi syariah berdasarkan syariat islam bernilai ibadah.

    4. Mengamalkan ekonomi syariah melalu bank syariah mendukung lembaga

    ekonomi umat islam

    5. Mengamalkan ekonomi syariah dengan membuka tabungan.

    6. Mengamalkan ekonomi syariah berarti mendukung gerakan amar maruf

    nahi mungkar

    Kepemilikan dalam islam

    Kepemilkan pribadi dalam pandangan islam tidaklah bersifat mutlak atau

    absolute (bebas tanpa kendali dan batas). Ajaran islam sangat menjunjung tinggi

    kemerdekaan seseorang untuk mimiliki sesuatu, selama tidak bertenrtangan

    dengan syariat islam. Adapun beberapa prinsip kepemilikan dalam islam yaitu:

    1. Tidak mendatangkan mudharat kepada orang lain

    2. Berfungsi sosial

    3. Tidak berbuat monopoli

    4. Harus halal.

  • 20

    KESIMPULAN

    Dalam makalah ini dapat disimpulkan bahwa Ekonomi Islam merupakan

    ilmu yang mempelajari perilaku ekonomi manusia yang perilakunya diatur

    berdasarkan aturan agama Islam dan didasari dengan tauhid sebagaimana

    dirangkum dalam rukun iman dan rukun Islam

    Masalah ekonomi merupakan masalah yang umum. Oleh karena itu, seluruh dunia

    menaruh perhatian yang besar terhadap permasalahan ekonomi. Dalam pandangan

    Islam, permasalahan ini tidak dapat diselesaikan hanya melalui perubahan secara

    instan, diperlukan perubahan yang bersifat mendasar mulai dari tatanan filosofi

    yang akan membentuk teori ekonomi Islam, yang kemudian akan membentuk

    prinsip-prinsip sistem ekonomi Islam sehingga pada akhirnya akan terbentuk

    secara otomatis perilaku Islami dalam ekonomi.

    Islam adalah satu-satunya agama yang sempurna yang mengatur seluruh

    sendi kehidupan manusia dan alam semesta. Kegiatan perekonomian manusia juga

    diatur dalam Islam dengan prinsip illahiyah. Harta yang ada pada kita,

    sesungguhnya bukan milik manusia, melainkan hanya titipan dari Allah SWT agar

    dimanfaatkan sebaik-baiknya demi kepentingan umat manusia yang pada

    akhirnya semua akan kembali kepada Allah SWT untuk dipertanggungjawabkan.

  • 21

    DAFTAR PUSTAKA

    Izzan. Ahmad,2006. Referensi Ekonomi Syariah: PT Remaja Rosdakarya,

    Bandung

    Nawawi. Ismail, 2009 Ekonomi Islam: Perspektif Teori, Sistem dan Aspek Hukum,

    ITS Press, Surabaya.

    Syarifuddin Prawiranegara. 1976. Apa yang dimaksud Sistem Ekonomi Islam,

    Publicita. Jakarta

    Ahmad Muhammad al-Assal dan Fathi Ahmad Abdul Karim, 1980 Sistem

    Ekonomi Islam: Prinsip-prinsip dan Tujuan-tujuannya, PT. Bina Ilmu,

    Surabaya.

    Zainuddin Ali, 2008. Hukum Ekonomi Syariah, Sinar Grafika, Jakarta.

    M.A Manan, 1992 Ekonomi Syariah: Dari Teori ke Praktek, Penerjemah Potan

    Arif Harahap, PT. Intermasa, Jakarta.

    Dr. Mardani, 2011. Hukum Ekonomi Syariah Di Indonesia, PT. Refika Aditama,

    Bandung

    M.Zaid Abdad, 2003. Lembaga Prekonomian Ummat di Dunia Islam, Angkasa, Bandung.

    Abdul Ghofur Ansori, 2008. Aspek Hukum Reksa Dana Syariah di Indonesia,

    Refika Adi Tama, Bandung.

    Adi Warman , 2004 Analisis fiqih dan keuangan. Bank Islam. Raja Gafindo,

    Jakarta