Makalah sepak takraw yayang
Transcript of Makalah sepak takraw yayang
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Setiap cabang olahraga yang ada didunia pada umumnya dan di Indonesia
khususnya mempunyai sejarah berdirinya olahraga tersebut secaraa sendiri-
sendiri. Begitu juga dengan sepak takraw, olahraga sepaktakraw yang pada
awalnya bermula dari permainan yang sangan sederhana dan sering disebut
sebagai bola rotan tidak mempunyai peraturan permainan dan pertandingan yang
sekomplit peraturan seperti sekarang
Negara Asia terutama Asia di wilayah Asia Tenggara telah mengenal
permainan ini dengan sebuah sepakraga yang menggunakan bola rotan sudah
sejak lama, akan tetapi di setiap negara-negara nama perminannya berbeda-beda,
seperti Malaysia dengn nama Sepak Raga Jaring, Thailand dengan nama Takraw,
di Philipina dengan nama Sipak.
Apabila kita cermati perkembangan olahraga hampir di setiap negara Asia
Khususnya Asia Tenggara olahraga ini pada awalnya merupakan olahraga
demonstrasi yang digunakan pada perayaan-perayaan hari tertentu seperti upacara
adat, perkawinan, syukuran, khitanan dsb. Disamping itu juga olahrga ini sebagai
rekreasi dalam mengisi waktu luang, namun yang dilakukan si Malaysia sekitar
tahun 1946 yakni Sepak Jaring Laga di lingkungan masyarakat Malaysia. Hal ini
menjadi pelopor dan sebagai titik awal perkembangan olahraga Sepaktakraw
menjadi olahraga nasional Malaysia yang dipertandingkan.
Sejalan persamaan dan keinginan untuk mengembangkan olahraga ini
maka dibentuklah kerjasam antara Malaysia dan Muangthai sehingga lahirlah
cabang Sepaktakraw. Nama ini merupakan perpaduan antara Malysia dan bahasa
Muangthai yaitu : Sepak barasal dari bahasa Malaysia yang berarti sepak dan
takraw barasal barsal dari bahasa Thailand yang berarti bolah rotan. Perubahan
olahrga sepak jaring raga ini menjadi sepaktakraw diresmikan pada tanggal 27
Maret 1965 di Stadion Nagara Kuala Lumput pada saat pesta olahraga Asia
Tenggara. Pada saat Sea Games ini untuk pertama kalinya olahraga sepaktakraw
1
dipertandingkan dan Malaysia keluat sebagai juara untuk yang pertamakalinya,
sedangkan pad Sea Games yang selanjutnya pada tahun 1967 Muangthai keluar
sebagai juaranya.
1.2 Rumusan Masalah
Dalam makalah ini penulis mengidentifikasi masalah sebagai berikut:
Sejarah Permainan Sepaktakraw
Pengertian Sepaktakraw
Bentuk Permainan
Teknik-Teknik dalam Sepak Takraw
Perkembangan Sepaktakraw di Indonesia
Perkembangan sepaktakraw sekarang
Perkembangan Sepak Takraw Internasional ( Dunia )
1.3 Batasan Masalah
Agar masalah pembahasan tidak terlalu luas dan lebih terfokus pada masalah
dan tujuan dalam hal ini pembuatan makalah ini, maka dengan ini penyusun
membatasi masalah hanya pada ruang lingkup Sepak takraw.
Sejarah Permainan Sepaktakraw
Pengertian Sepaktakraw
Bentuk Permainan
Teknik-Teknik dalam Sepak Takraw
Perkembangan Sepaktakraw di Indonesia
Perkembangan sepaktakraw sekarang
Perkembangan Sepak Takraw Internasional ( Dunia )
2
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Sejarah Permainan Sepaktakraw
Sepaktakraw adalah permainan sepak raga yang telah dimodivikasi untuk
dijadikan sebuah permianan yang kompetitif. Sepak raga sebagai dasar permainan
sepaktakraw adalah olahraga permainan tradisional Indonesia dimainkan oleh 6 –
7 orang secara melingkar.
Pada periode 1945 – 1986 ada kecendrungan pada periode ini sepak raga
lebih digairahkan beberapa propinsi di SULSEL dan beberapa daerah di Sumatra
tetap terpelihara. Pada tahun 1970 datang rombongan pemain sepakrakraw dari
Malaysia dan beberapa bulan kemudian datang dari Singapura memperkenalkan
sepak raga jaring.
Pemerintah dalam hal ini Ditjen Olahraga yang dipimpin oleh Mayjen
Supardi, mengembangkan sepaktakraw dengan cikal bakal sepak raga. Pada
tanggal 16 Maret 1970 didirikan organisasi Persatuan Sepak Raga Seluruh
Indonesia (PERSERASI) dengan Ketua Umum Drs. Moh. Yunus Akbar, dan pada
tangal 6-8 Oktober diadakan kongres I semacam munas yang dihadiri 24 PEMDA.
Pada periode tahun 1987 salah satu putusan Kongres I 1986 ialah
pemilihan pengurus besar yang baru yaitu Ir. H. Marjoeni. Dengan hasil
keputusan antara lain adalah dirubahnya sebutan “Sepak raga” menjadi
“Sepaktakraw”.
Sejak berkembangnya media cetak dan elektronika, kegiatan olahraga
sepaktakraw menjadi suatu perhatian yang serius. Kaum tua mulai mengenang
kembali pola sepak raga yang pernah ditekuninya. Di beberapa kabupaten di
Propinsi NTB mulai mencoba bermain sekalipun dengan peralatan yang sangat
sederhana.
Memperhatikan kenyataan tersebut, Koni Propinsi NTB mengambil
inisiatif dengan menyelenggarakan Penataran Pelatihan pada tanggal 22 April
1983 sampai tangal 2 Mei 1983 dengan peserta 20 orang dari jajaran Kanwil
Depdikbud propinsi NTB, yaitu para guru olahraga dan tenaga keolahragaan
fungsional.
3
Penanggung jawab kurikulum penataran tersebut adalah Drs. A
Hamidsyah Nur dari Universitas 11 Maret Surakarta, dan sebagai penanggung
jawab tekhnis persepak-takrawan baik teori maupun praktiknya adalah Drs. Alwi
Cae dari Ujung Pandang (pelatih nasional team sepaktakraw Indonesia).
Penutupan penatara tersebut bertepatan dengan Hardiknas 1983, maka
pada upacara tersebut secara simbolis ke 20 tenaga hasil penataran tersebut
diserahkan kepada Kepala Kanwil Depdikcut Propinsi NTB guna dibina dan
dikembangkan lebih lanjut.
Hasil penataran tersebut merupakan embrio penggerak untuk pembibitan.
Selanjutnya dilaksanakan penataran
Pelatih untuk pulau Lombok bertempat di SKB Selong dan untuk pulau
Sumbawa bertempat di SKB Alas dengan jumlah peserta masing-masing 23
orang. Dengan adanya pelatih tersebut ke 7 SKB di NTB dalam kegiatan rutinnya
antara lain mencantumkan latihan pembina sepaktakraw guna diterapkan dalam
program desa binaan.
Memperhatikan jumlah club baik club putra maupun club wanita serta
persaingan yang ketat maka persepaktakrawan NTB mempunyai masa depan yang
cukup cerah. Telbih lagi dengan adanya kelas olahraga di SMP di setiap
Kabupaten se NTB, dengan sendirinya kurikulum olahraga sepaktakraw segera
diterapkan.
2.2 Pengertian Sepaktakraw
Sepaktakraw berasal dari dua kata yaitu sepak dan takraw. “Sepak” berarti
gerakan menyepak sesuatu dengan kaki, dengan cara mengayunkan kaki di depan
atau ke sisi (Depdikbud, 1995). Sedangkan “Takraw” berarti bola atau barang
bulat yang terbuat dari anyaman rotan (Depdikbud, 1992). Jadi sepaktakraw
adalah sepak raga yang telah dimodifikasikan untuk menjadikannya sebagai suatu
permainan yang kompetitif. Sedangkan menurut ahli lain mengatakan
sepaktakraw adalah menyepak bola dengan samping kaki, sisi kaki bagian dalam
atau bagian luar kaki yang terdiri dari tiga orang pemain (Sanafiah, 1992).
4
2.3 Bentuk Permainan
Suatu permainan dilakukan di atas lapangan yang rata persegi empat
panjang, terbuka atau tertutup ang tidak dihalangi oleh suatu benda apapun.
Lapangan ini dibatasi oleh jaring (net). Bola yang dipakai ialah bola terbuat dari
rotan yang dianyam bulat seperti bola (bola seperti yang dipergunakan dalam
permainan sepak raga). Pada permainan ini mempergunakan terutama kaki dan
juga boleh dengan kepala. Bola dimainkan dengan mengembalikannya melewati
jaring. Permainannya terdiri dari dua pihak yang berhadapan, maisng-masing
terdiri dari 3 (tiga) orang. Tujuan dari setiap pihak/regu adalah mengembalikan
bola sedemikian rupa sehingga dapat jatuh di lapangan lawan atau menyebabkan
lawan membuat pelanggaran atau bermain salah.
a. Lapangan dan Ukuran
Panjang = 13,42 meter dan lebar = 6,10 meter
Garis batas : garis (lines) diberi tanda dengan menggunakan tali, kayu atau
ditandai kapur yang lebarnya + 5 cm
Lingkaran tengah : Di tengah sebuah lapangan ada lingkaran yaitu tempat
melakukan sepakan permulaan (service). Garis menengah lingkaran 61 cm.
Garis seperempat lingkaran : Pada penjuru tengah kedua lapangan terdapat garis
seperempat lingkaran tempat melambungkan bola kepada pemain yang melakukan
sepakan permulaan (service) dengna jari-jari 90 cm.
b. Tiang dan Jaring (net)
Tiang : Dua buah tiang didirikan di tengah-tengah kedua garis samping di sebelah
luar dengan jarak 30,5 cm dari samping. Tinggi tiang 5 kaki 1 inchi (1,55 m).
Jaring (net) : Jaring dibuat dari bahan yang biasa untuk itu (benang kasar/tali) atau
dengan nylon dengan ukuran lubang-lubangnya 4-5 cm. Lebar jaring 72 cm dan
panjangnya tidak lebih dari 6,71 m. Pada pinggir atas, bawah dan samping dibuat
pita selebar + 5 cm yang diperkuat oelh tali yan g diikatkan pada kedua ring.
Tinggi jaring 1,55 m dari tanah/lantai.
c. Bola
Bola dibuat dari rotan yang selapis, dianyam bentuk bulat seperti bola. Terdiri dari
9 sampai dengan 11 anyaman dan mempunyai 12 lubang. Lingkaran bola 41
sampai 43 cm.
5
d. Pemain
1. Permainan ini dimainkan oleh dua regu yang masing-masing pihak terdiri
dari 3 (tiga) orang.
2. Satu orang dari tiga pemain ini berdiri di belakang yang dinamakan
"TEKONG".
3. Dua orang lagi ialah pemain depan, seorang di kiri dan seorang di kanan.
Pemain yang di sebelah kiri dinamakan APIT KIRI dan yang di sebelah
kanan dinamakan APIT KANAN.
4. Istirahat bisa diberikan selama 5 menit sebelum games (set) terakhir
dimulai
5. Tiap-tiap regu akan bertukar pada set ke-2 dan pada set ke-3 (rubber set)
pertukaran tempat dilakukan setelah diperoleh 8 angka oleh satu pihak.
e. Petunjuk untuk wasit
Wasit dapat meningkatkan mutu dari permainan sepaktakraw ini jika ia
memimpin dengan penuh semangat dan disiplin. Sebelum permainan dimulai,
wasit terlebih dahulu hendaklah :
1. Memeriksa lapangan, garis (lines), jaring (net), bola dan keadannya.
2. Memberikan petunjuk secara singkat kepada penjaga garis (lines man).
3. Menetapkan regu mana yang pertama melakukan service (sepakan
permulaan)
4. Memperkenalkan regu yang akan bermain dan pemain-pemainnya.
5. Mengumumkan regu yang pertama melakukan sepakan permulaan
(service)
6. Mulai permainan
2.4 Teknik-Teknik dalam Sepak Takraw
Upaya untuk dapat bermain sepak takraw yang baik haruslah mengenal
dan mampu menguasai ketrampilan yang baik tentang dasar bermain sepak
takraw. Untuk itu atlet harus menguasai teknik-teknik dasar dalam permainan
sepak takraw. Teknik dasar bermain sepak takraw menurut Ratinus Darwis :
6
1. Sepak Sila
Sepak sila adalah menyepak bola dengan menggunakan kaki bagian dalam
gunanya untuk menerima dan menimang bola, mengumpan dan
menyelamatkan serangan lawan.
2. Sepak Kuda (Sepak Kura)
Sepak kuda atau sepak kura adalah sepakan dengan menggunakan kura kaki
atau dengan punggung kaki. Digunakan untuk menyelamatkan bola dari
serangan lawan, memainkan bola dengan usaha menyelamatkan bola dan
mengambil bola yang rendah.
3. Sepak Cungkil
Sepak cungkil adalah menyepak bola dengan menggunakan kaki (jari kaki).
Digunakan untuk mengambil bola yang jauh, rendah dan bola-bola yang liar
pantulan dari bloking.
4. Menapak
Menapak adalah menyepak bola dengan menggunakan telapak kaki.
Digunakan untuk : smash ke pihak lawan, menahan atau membloking smash
dari pihak lawan dan menyelamatkan bola dekat net (jaring).
5. Sepak Simpuh atau Sepak Badek
Sepak badek adalah menyepak bola dengan kaki bagian luar atau samping
luar. Digunakan untuk menyelamatkan bola dari pihak lawan dan mengontrol
bola dalam usaha penyelamatan.
6. Main Kepala (heading)
Main Kepala (heading) adalah memainkan bola dengan kepala. Digunakan
untuk menerima bola pertama dari pihak lawan, meyelamatkan bola dari
serangan lawan.
7. Mendada
Mendada adalah memainkan bola dengan dada, digunakan untuk mengontrol
bola untuk dapat dimainkan selanjutnya.
8. Memaha
Memaha adalah memainkan bola dengan paha dalam usaha mengontrol bola,
digunakan untuk menahan, menerima dan menyelamatkan bola dari serangan
lawan.
7
9. Membahu
Membahu adalah memainkan bola dengan bahu dalam usaha
mempertahankan dari serangan pihak lawan yang mendadak, dimana pihak
pertahanan dalam keadaan terdesak dan dalam posisi yang kurang baik.
2.5 Perkembangan Sepaktakraw di Indonesia
Olahraga sepaktakraw di Indonesia pada awalnya disebut sepakaga,
sepaktago dsb, tergantung di daerah mana sepaktakraw dimainkan. Pada abad XV
tepatnya di Semenanjung Malaka dan daerah pesisir pantai lainnya, di Indonesia
sudah berkembang suatu permainan yaitu sepak raga, namun apakan permainan
ini cikal bakal permainan sepaktakraw atau bukan belum diketahui secara pasti.
Namun apabila melihat jenis, karakter serta bentuk permainannya sepakraga ini
bisa dijadikan sebagai cikal bakal permainan sepaktakraw yang sekarang ini kita
kenal. Pengenalan permainan sepak takraw yang pertama kalinya di Indonesia
adalah ketika tim Malaysia datang dan berkunjung ke Jakarta pada bulan
September tahun 1970, kunjungan ini tidak sebatas di Jakarta akan tetapi sapai
kepada daerah-daerah lain.
Kunjungan dari kedua negara ini telah mendorong Indonesia untuk
berpartisipasi dalam setiap event sepaktakraw. Selanjutnya oada tahun 1974 atas
prakarsa Dirjen Olahraga dan Pemuda khususnya dalam rangka pengembangan
olaraga permainan sepaktakraw ini maka didatangkanlah seorang pelatih dari
Malaysia untuk melatih calo-calon peltih di Indonesia.
Sebelum permainan sepaktakra dikenal oleh masyarakat Indonesia secara
umum seperti sekarang, dahuli permainan ini sidah ada dan berkembanga di
daerah-daerah sampai di desa-desa dengan sebutan sepakraga tujuan dari
permainan ini yaitu untuk mendemonstrasikan keterampilan atau kemahiran tubuh
menguasai bola. Cara pelaksanaannya yaitu bola yang terbuat dari rotan
dimainkan dengan seluruh anggota badan seperti kakim paha, dada, bahu, kepala
dsb kecuali tangan.
Pada awalnya permainan sepaktakraw dimainkan dengan menggunakan
bola yang terbuat dari rotan dengan tujuan memainkan bola selam mungkin tanpa
jatuh ke tanah sehingga permainan ini sangat menarik dan cukup mengasyikan
8
untuk dimainkan. Dari bentuk permainan ini merupakan permainan merupakan
permainan yang berdifat demonstrasi, dengan lapangan yang digunakan yaitu
sebuah lingkaran. Setiap pemain berdiri di lingkaran tersebut, salah satu pemain
berdiri di tengah lingkaran berfungsi sebagai pengatur bola yang disebut janang,
syarat janang ini haruslah seorang yang sangat mahir dalam menguasai dan
memainkan bola karena fungsinya sebagai pengatur irama permainan dan
pengmbalian bola sehingga permainan ini dapat dilihat sebagai permainan yang
sangat menarik dan cantik. Disamping itu, permainan ini diperagakan hanya pada
saat-saat tertentu atau pada saat ada acara atau keramaian.
a. Sulawesi Selatan
Di masyarakat Sulawesi Selatan permainan sepakraga ini merupakan
permainan yang sangan populer dan merakyat. Pada waktu itu Sulawesi Selatan di
kenal dengan nama kerajaan Bugis; permainan ini disukai dan digemari oleh para
pemuda bangsawan bugis dan hal ini mendapat restu dari rajanya, selain itu juga
permainan ini banyak dilakukan oleh para pedagang bugis yang bersandar di
pelabuhan-pelabuhan. Didaerah ini permainan sepakraga dimainkan oleh beberapa
orang dengan berbagai variasi gerakan tubuh. Pada zaman ini, permainan
sepakraga mengindentifikasikan tingkat kematangan dan kecakapan seorang
pemuda pemudi bugis, apabila sorang pemuda yang sudah mahir barmain
sepakraga ini maka ia dianggap sebagai pemuda yang sudah cakap. Variasi
permainan sendiri terutama dalam menunjukan kemahiran memainkan bola,
seperti memainkan bola dengan sikap berdiri, sikap jongkok, sikap duduk, sikap
tidur dan sebagainya.
Agar lebih menarik permainan sepakraga ini sering di iringi dengan bunyi-
bunyian gendang dan alat musik tradisional lainnya, kemudian para pemain
mengiringi irama musik tersebut dengan gerakan-gerakan memainkan bola
seolah-olah bola rotan ini ikut menari di udara sehingga dapat menambah
keindahan permainan sepakraga.
b. Sumatra Barat
Pada jaman kerajaan dulu, kebanyakan mata pencaharian masyarakat
Sumatra Barat atau yang lebih dikenal dengan Minangkabau adalah bertani dan
berladang. Hampir sepanjang kehidupan mereka dihabiskan dengan bercocok
9
tanam sehingga tidak banyak bentuk variasi kehidupan yang mereka rasakan yang
pada akhirnya timbul kejenuhan pada mereka.
Dalam mengisi aktivitas rekreasi di keramaian orang ini mereka
bergembira sambil bermain sepakraga; permainan ini dilakukan oleh para
pemuda, orang dewasa. Alat yang digunakan pertama kalinya yaitu sebuah bola
yang terbuat dari rotan.
Permainan sepakraga di Minangkabau dikenal dengan sebutan Sepakrago
atau Barago yang berasal dari kata Rago yaitu bola rotan, sepak yaitu cara
memainkan bola tersebut dengan ditendang-tendang atau dipantulkan tan jatuh ke
tanah.
Pada dasarnya cara permainan sepakrago ini sama dengan permainan
sepakraga pada umumnya, perbedaanya hanya penentuan pemenang dimana
ditentukan dengan lamanya waktu yang digunakan. Pemain yang paling lama
memainkan bola tanpa jatuh ke tanah maka ditetapkan sebagai pemenang.
c. Kalimantan
Didaerah Kalimantan khusunya di daerah Kandangan olaahraga
sepaktakraw ini telah dikenal sebelum perang dunia pertama, akan tetapi karena
situasi dan sesuatu hal yang belum mengizinkan menyebabkan permainan ini
belum dikenal secara luar. Pada saat ini permainan sepakraga di Kandangan
disebut sebagai Bola Rotan. Permaiana ini diadakan apabila ada upacara adat,
pesta perkawinan, syukuran dan sebagainya. Permainan ini bertujuan untuk
memeriahkan dan meramaikan acara-acara tersebut.
Permainan di daerah ini sedikit lebih maju apabila dbandingkan dengan
daerah lainnya. Hal ini dapat dilihat dengan adanya peraturan tertentu yang
menjadi pegangan dalam menetukan suatu pemenang, adapaun peraturannya
antara lain :
alat-alat dan perlngkapan
bola yang digunakan adalah bola yang terbuat dari rotan yang dianya
dengan seni anyaman sehingga berbentuk bulatm adapun ukurannya
adalah : garis menengah 15 cm dan berta yaiut 2 ons. Perlengkapan
yang digunakan yaitu perlengkapan penyepak bola yang disebut
10
kelapian; kelapian ini terbuat dari kelopak pinang yang digunakan pada
kaki sebelah dalam untuk menyepak bola.
lapangan, waktu dan pemain
lapangan permainan ini berupa lapangan rumput/kering terbuka dengan
ukuran panjang 15m, lebar 15m dengan sasaran tendangan dipancang
ditengah-tengah (pusat). Permainan ini dimainkan oleh dua regu dan
masing-masing regunya terdiri dari 10 orang.
sistem penilaian
formasi pemain membentuk lingkaran mengelilinga tiang bambu yang
diletakan ditengah-tengah, selanjutnya permainan diawali dengan warm
up yaitu dengan menyepak bola rotan dari satu pemain dengan pemain
lain yang setelah itu setiap regu menunjukan keahliannya guna
mengimbangi dan mengatasi atraksi lawannya sehingga terjadilah gaya-
gaya memainkan bola rotan yang mengagumkan.
2.6 Perkembangan sepaktakraw sekarang
Sepaktakraw adalah olahraga beregu yang jenis permainannya bisa
dilakukan oleh 2 orang atau 3 orang dan 5 orang dalam satu timnya. Jenis
permainan sepaktakraw yang terdiri dari 2 orang dalam satu timnya disebut
double event takraw, 3 orang dalam satu timnya disebut jenis permainan regu
takraw dengan sebutak pemainnya yaitu apit kiri, apit kanan dan tekong. Apit kiri
dan apit kanan adalah sebutan untuk pemain yang posisinya berada disebelah kiri
dan kanan serta dekat dengan net, sedangkan tekong yaitu sebutan untuk pemain
yang posisinya berada ditengah dan bertugas sebagai server yaitu orang yang
melakukan servis. Permainan takraw yang dimainkan oleh 5 orang dalam satu
timnya disbut hoop yaitu memasukan bola takraw kedalam keranjang yang
digantung pada ketinggian tertentu dengan menggunkan kaki, paha, bahu, sampai
kepalah kecuali tangan.
2.7 Perkembangan Sepak Takraw Internasional ( Dunia )
Pada tahun 1965 Sepak Takraw merupakan satu cabang olahraga yang
dipertandingkan pada Pesta Olahraga South East Asia Peninsulars Games (SEAP
GAMES) yang diselenggarakan setiap 2 tahun sekali yang diikuti oleh : laos,
11
Thailand, Singapura dan malaysia. Pada tahun 1977 jumlah negara yang
mengikuti SEAP Games diperluas dengan negara Asia lainnya, yaitu : Indonesia,
Brunei dan Philipina; dan nama SEAP Games dirubah menjadi “South East Asian
Games” (SEA GAMES).
Pada tahun 1982 dibentuk organisasi Sepak takraw negara-negara Asia :
ASTAF (Asian Sepak Takraw Federation) yang awalnya terdiri dari 14 negara,
yaitu : Brunei darussalam, Cina, Philipina, India, Indonesia, Jepang, Korea, Laos,
Malaysia, Myanmar, Singapura, Sri langka, Thailand dan Vietnam.
Pada tanggal 5 Maret 1992 diresmikan konstitusi organisasi Sepak takraw
Internasional dengan nama : ISTAF ( Internasional Sepak Takraw federation)
awalnya terdiri dari 16 negara anggota , yaitu : 14 begara anggota ASTAF
ditambah Amerika Serikat dan Finlandia. ASTAF merupakan organisasi dibawah
naungan dari ISTAF.
Sepak takraw diberi nama yang beraneka ragam oleh negara-negara yang
mengembangkannya, seperti :
a. Singapura dengan nama :“Bola Sepak Raga atau Sepakraga”
b. Malaysia dengan nama : “Sepak Raga Jarring atau SEPRAJA”.
c. Brunei diberi nama : “Sepak Raga Jala”.
d. Indonesia dengan nama : “Rago (Sulawesi Selatan)”.
e. China dikenal dengan nama : “Teng Chew”.
f. Burma atau Myanmar dengan sebutan : “Ching Loong”.
g. Ceylon (Sayland) dengan nama : “Raga”.
h. Laos terkenal dengan nama : “Kator”.
i. Philipina dengan nama : “Sipa”.
j. Thailand dengan sebutan : “Takraw”, dan oleh
k. ASTAF dinamakan : SEPAK TAKRAW sampai sekarang.
Pada tingkat internasional Sepak takraw dipertandingkan pada kejuaraan :
SEA Games, ASIAN Games, World Sepak takraw Championship, World Women
Sepak Takraw Championship, World Youth Sepak takraw Championship, King’s
Cup Thailand, Merdeka Games, Arafura games, Anniversary Cup dan POM Asia
tenggara.
12
BAB III
PENUTUP
A. Simpulan
Menurut sejarah perkembangannya, Sepak Takraw berasal dari olahraga
tradisional Indonesia, yaitu : Sepak Raga. Daerah-daerah di Indonesia yang
semula mengembangkan permainan ini adalah : Sumatera Utara, Sumatera Barat
dan Sulawesi Selatan. Semula permainan Sepak raga dimainkan oleh sekelompok
bangsawan di daerah-daerah tersebut, kemudian berkembang menjadi permainan
rakyat. Sepak raga dimainkan 6 sampai 9 orang secara melingkar di suatu tempat
terbuka, sebagai hiburan dan pengisi waktu luang dikala orang menunggu waktu
senja. Beraneka ragam nama jenis permainan Sepak takraw awalnya, seperti di
Riau dikenal dengan nama Rago Tinggi, di Bengkulu bernama Cepak, di
Sumatera dan Jambi dengan nama Sepak rago, sedang di Sulawesi Selatan
bernama Marraga-Akraga.
Permainan Sepak Takraw sampai sekarang ini masih merupakan salah satu
cabang olahraga yang belum memasyarakat, belum menjadi kegemaran
masyarakat dari semua lapisan. Permainan Sepak Takraw baru merambah kepada
masyarakat lapisan menengah ke bawah. Hal ini disebabkan permainan ini sulit
dilakukan, berisiko cidera atau sakit lebih besar, dan masih ada kelompok
masyarakat yang menganggap permainan Sepak Takraw sebagai olahraga yang
kasar. Namun demikian perkembangan permainan Sepak Takraw terjadi sangat
pesat sekali. Hal ini dapat dilihat mulai tahun 1983, seluruh daerah di Indonesia
sudah memiliki Pengurus daerah (Pengda) atau sekarang bernama Pengurus
Provinsi (Pengprov) Persatuan Sepak Takraw Seluruh Indonesia (PSTI).
13
DAFTAR PUSTAKA
http://maz-anton.mywapblog.com/sejarah-sepak-takraw.xhtml
http://pendidikanjasmani13.blogspot.com/2013/01/sejarah-sepak-takraw-dan-perkembangan.html
http://id.wikipedia.org/wiki/Sepak_takraw
14
KATA PENGANTAR
Segala puji dan syukur saya panjatkan kepada tuhan yang maha esa,
karena atas berkat dan limpahan rahmatnyalah maka saya boleh menyelesaikan
sebuah makalah dengan tepat waktu.
Berikut ini penulis mempersembahkan sebuah makalah dengan judul
“Perkembangan Sepak Takraw di Indonesia dan Dunia”, yang menurut saya dapat
memberikan manfaat yang besar bagi kita untuk mempelajari sejarah Sepak
Takraw.
Penulis menyadari bahwa masih sangat banyak kekurangan yang mendasar
pada makalah ini. Oleh karna itu saya mengundang pembaca untuk memberikan
kritik dan saran yang bersifat membangun untuk kemajuan ilmu pengetahuan ini.
Dengan ini penulis mempersembahkan makalah ini dengan penuh rasa
terima kasih dan semoga allah SWT memberkahi makalah ini sehingga dapat
memberikan manfaat.
Ciamis, Oktober 2013
Penulis
15i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR………………………………………………………. i
DAFTAR ISI………………………………………………………………… ii
BAB I PENDAHULUAN…………………………………………………… 1
1.1 Latar Belakang……………………………………………………… 1
1.2 Rumusan Masalah ………………………………………………… 2
1.3 Tujuan ……………………………………………………………… 2
BAB II PEMBAHASAN……………………………………………………. 3
2.1 Sejarah Permainan Sepaktakraw ………………………………….. 3
2.2 Pengertian Sepaktakraw ………………………………………….. 4
2.3 Bentuk Permainan ………………………………………………. 5
2.4 Teknik-Teknik dalam Sepak Takraw …………………………….. 6
2.5 Perkembangan Sepaktakraw di Indonesia ………………………… 8
2.6 Perkembangan sepaktakraw sekarang …………………………….. 11
2.7 Perkembangan Sepak Takraw Internasional ( Dunia ) ……………. 11
BAB III PENUTUP………………………………………………………….. 13
3.1 Simpulan…………………………………………………………….. 13
DAFTAR PUSTAKA………………………………………………………… 14
16ii