Makalah Seminar Kerja Praktek - Universitas...

9

Click here to load reader

Transcript of Makalah Seminar Kerja Praktek - Universitas...

Page 1: Makalah Seminar Kerja Praktek - Universitas Diponegoroelektro.undip.ac.id/el_kpta/wp-content/uploads/2012/05/L2F606053... · Makalah Seminar Kerja Praktek ... STM : Synchronous Transfer

1

Makalah Seminar Kerja PraktekPENANGANAN ALARM PADA

AIRBRIDGE BTS3606CE DAN TRANSMISI BAKRIE TELECOM

Septian Aji Sasongko (L2F606053)Jurusan Teknik Elektro Fakultas Teknik Universitas Diponegoro

Jl. Prof. Sudharto, Tembalang, Semarang, IndonesiaEmail : [email protected]

Abstrak

Masalah utama dalam komunikasi seluler yang menggunakan sistem gelombang radio adalah terbatasnya alokasi frekuensi, sehingga penggunaannya harus benar-benar terkendali. Padahal semakin lama jumlah pemakai telekomunikasi ini selalu bertambah dengan pesat, karena sifatnya yang dapat digunakan dimana saja dan kapan saja. Untuk mengatasi terbatasnya alokasi frekuensi ini maka muncullah sistem telekomunikasi dengan teknologi CDMA. Pada sistem telekomunikasi ini tidak menggunakan frekuensi sebagai pembeda antara pengguna satu dengan pengguna yang lainnya, melainkan sistem ini menggunakan suatu code tertentu untuk membedakan antar penggunanya. Sehingga seluruh alokasi frekuensi yang ada bisa digunakan semuanya.

Pada dunia komunikasi seluler CDMA terdapat suatu komponen yang sangat penting, yaitu adalah BTS (Base Tranceiver Station). BTS ini sangat penting karena fungsinya sebagai penghubung/sarana komunikasi/pengirim dan penerima data antara pemakai (Mobile Station) dengan sistem telekomunikasi. Karena penggunaan BTS itulah suatu sistem telekomunikasi dikatakan sebagai telekomunikasi seluler, yaitu karena sistem kerjanya yang mulanya terdapat suatu BTS yang area kerjanya hanya dapat mencakup suatu daerah saja, kemudian dari satu ini digabungkan oleh beberapa BTS yang lain, dari kesatuan ini akan membentuk suatu area kerja yang lebih luas dan begitu seterusnya, sehingga Nampak seperti sel-sel yang bekerja dan saling berhubungan satu sama lain hingga membentuk suatu sistem telekomunikasi. Untuk berkomunikasi dengan BTS lain ataupun dengan BSC maka BTS akan mengirimkan sinyal RF (Radio Frequency) berupa E1 melalui antena transmisi.

Gangguan selalu sering terjadi pada BTS dan transmisi, meskipun segala cara telah di lakukan seideal mungkin untuk menjaga kualitas jaringan. Sistem Airbridge BTS3606CE yang digunakan oleh PT Bakrie Telecom, mampu mendeteksi dan mendiagnosa terjadinya gangguan. Sistem tersebut juga dapat merekam serta menghasilkan informasi kesalahan yang telah terjadi. Selain itu sistem akan mengumpulkan informasi keadaan lingkungan BTS dan menghasilkan alarm jika terjadi keadaan yang tidak sesuai.

.

Kata Kunci : CDMA, telekomunikasi seluler, BTS, Airbridge BTS3606CE

I. PENDAHULUAN1.1 LATAR BELAKANG

Bidang komunikasi mengalami perkembangan yang pesat seiring dengan kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi, banyak orang yang menghendaki terjaminnya kontinuitas hubungan telekomunikasi, tidak terbatas saat pemakai dalam keadaan diam ditempat saja. Hal ini yang mendasari lahirnya komunikasi bergerak dimana pada mulanya teknologi komunikasi diawali dengan teknologi berbasis analog seperti PSTN yang kebanyakan hanya memberikan kemudahan komunikasi bagi seseorang yang diam disuatu tempat. Karena perkembangan zaman yang

begitu cepat dimana seseorang berharap untuk dapat melakukan komunikasi tidak hanya sebatas di satu tempat itu saja melainkan dapat memiliki ruang gerak yang lebih luas. Ruang gerak ini merupakan solusi yang baik untuk menjamin kontinuitas hubungan komunitas yang saat ini sangat penting.

Hal itulah yang melatar belakangi timbulnya teknologi mobile communication (komunikasi bergerak). Yang memungkinkan seseorang dapat melakukan komunikasi dimana saja ia berada, bahkan dapat berkomunikasi sambil bergerak. Beberapa teknologi telepon tanpa kabel (wireless) yang sedang berkembang pesat saat ini diantaranya

Page 2: Makalah Seminar Kerja Praktek - Universitas Diponegoroelektro.undip.ac.id/el_kpta/wp-content/uploads/2012/05/L2F606053... · Makalah Seminar Kerja Praktek ... STM : Synchronous Transfer

2

AMPS (Advance Mobile Phone System), GSM (Global System for Mobile system) dan CDMA (Code Division Multiple Access). PT. Bakrie Telecom .Tbk merupakan salah satu operator seluler yang ada di Indonesia dangan berbasis teknologi CDMA2000 1x dengan spektrum frekuensi kerja 800MHz yang merupakan salah satu teknologi seluler yang cukup berkembang.

1.2 TUJUANTujuan dari penulisan laporan kerja

praktek ini adalah untuk mempelajari prinsip sistem akses jamak (multiple access) dan mengetahui prinsip kerja suatu BTS dan transmisi CDMA berikut cara penanganan alarm yang timbul pada BTS dan transmisi.

1.3 PEMBATASAN MASALAHDalam laporan Kerja Praktek ini

penulis membatasi masalah hanya mengenai gambaran umum tentang arsitektur BTS, cara kerja BTS dan antena transmisi pada seistem telekomunikasi CDMA dan penanganan alarm yang muncul pada BTS dan Transmisi.

II. DASAR TEORIKemajuan teknologi di bidang

telekomunikasi diantaranya dilatar belakangi oleh keinginan untuk mengefisienkan pemakaian lebar bidang frekuensi. Dalam sistem komunikasi nirkabel, efisiensi pemakaian lebar bidang frekuensi diusahakan diantaranya melalui teknik akses jamak, agar dalam alokasi frekuensi yang sama, semakin banyak pengguna yang bisa terlayani. Tiga teknik akses jamak yang sering digunakan yaitu :

2.1 FDMAFDMA (Frequency Division Multiple

Access) merupakan suatu teknik akses jamak yang menggunakan frekuensi sebagai media perantaranya. Dalam FDMA frekuensi dibagi menjadi beberapa kanal frekuensi yang lebih sempit. Analoginya seperti sebuah ruangan yang dibagi menjadi beberapa ruang kecil yang selanjutnya setiap ruangan tersebut hanya dapat digunakan oleh sepasang user untuk melakukan komunikasi.

Sistem FDMA digunakan BTS pada saat memancar (transmite) dengan

menggunakan frekuensi downlink dan pada saat BTS menerima (receive) dengan menggunakan frekuensi uplink. Penggunaan frekuensi downlink dan uplink diatur sedemikian rupa sehingga tidak saling menggangu frekuensi yang lainnya. Jika frekuensi ini tidak tepat pengaturannya maka antara satu BTS dengan BTS yang lain frekuensinya akan saling menganggu (interference) yang akan berakibat dengan kualitas suara yang kurang baik, drop call (komuniksai tiba-tiba putus), sulit melakukan panggilan atau tidak bisa melakukan panggilan sama sekali. Metode FDMA ini adalah metode akses jamak yang paling tidak efisien dan umumnya digunakan pada jaringan analog seperti AMPS.

Gambar 1. Cara Kerja Sistem FDMA

2.2 TDMAPada metode TDMA tiap pengguna

akan menggunakan seluruh spektrum frekuensi tertentu yang disediakan tetapi dalam waktu yang singkat yang disebut slot waktu (time slot). Tiap pengguna mendapatkan sebuah slot waktu yang berulang secara periodis dan hanya diijinkan untuk mengirim informasi pada slot waktu tersebut. Antar slot waktu diberi jeda waktu (guard time) untuk menghindari interferens antar pengguna. Jika slot waktu dalam frekuensi yang diberikan sedang digunakan semua, maka pengguna berikutnya harus diberikan slot waktu dengan frekuensi yang berbeda.

Analoginya seperti sebuah ruangan yang sebelumnya telah dibagi menjadi beberapa ruang yang lebih kecil dan selanjutnya setiap ruang kecil tersebut digunkan oleh beberapa pasang pemakai untuk melakukan komunikasi . tetapi untuk menghindari interferensi, pada satu waktu hanya dua orang saja yang dapat menggunakan ruang kecil tersebut. Setiap

Page 3: Makalah Seminar Kerja Praktek - Universitas Diponegoroelektro.undip.ac.id/el_kpta/wp-content/uploads/2012/05/L2F606053... · Makalah Seminar Kerja Praktek ... STM : Synchronous Transfer

3

pasang diberi slot waktu sehingga jika waktunya habis harus segera meninggalkan ruangan dan bergantian dengan pasangan yang lain. Jadi pada TDMA, beberapa pasang pemakai dapat secara bergantian menggunakan ruang yang sama. Dengan cara tersebut, TDMA mampu menampung lebih banyak orang dibandingkan FDMA.

Gambar 2. Cara Kerja Sistem TDMA

2.3 CDMACode division multiple access

(CDMA) adalah sebuah metode akses secara bersama yang membagi kanal tidak berdasarkan waktu (seperti pada TDMA) atau frekuensi (seperti pada FDMA), CDMA adalah teknologi akses jamak berdasarkan teknik komunikasi spektrum tersebar, dimana pada kanal frekuensi yang sama dan dalam waktu yang sama masing-masing user menggunakan kode yang unik dalam mengakses kanal yang terdapat dalam sistem.

Metode ini dapat dianalogikan dengan cara berkomunikasi dalam satu ruangan yang besar. Setiap pasangan dapat berkomunikasi secara bersama-sama tetapi dengan bahasa yang berbeda, sehingga pembicaraan pasangan satu bisa dianggap seperti suara kipas bagi pengguna yang lain, karena tidak diketahui maknanya. Namun jumlah yang berkomunikasi harus dibatasi. Agar jumlah yang berkomunikasi bisa maksimal maka kuat suara tiap pembicara tidak boleh terlalu keras.

Gambar 3. Analogi kerja sistem CDMA

Tabel 1. Perbandingan operasi teknik akses jamak

* Tergantung pada jumlah slot** Tergantung pada jumlah ragam sandi

2.4 ARSITEKTUR JARINGAN CDMASkema struktur jaringan CDMA2000

1x ataupun 1xEV-DO secara umum terdiri dari :

1. BTS : Base Transceiver Station2. BSC : Base Station Controller3. MS : Mobile Station4. MSC : Mobile Switching Center5. HLR : Home Location Registry6. SMS-SC : Short Message7. Service : Serving Center8. STM : Synchronous Transfer Mode9. PDSN : Packet Data Serving Node10. AAA : Authentication, Authorization,

and Accounting11. Home Agent : Mobile IP Home Agent12. A10 : Bearer interface between BSC

(PCF) and PDSN for packet data

OPERASI FDMA TDMA CDMA

Pita teralokasi

12.5 MHz 12.5 MHz 12.5 MHz

Frequency Reuse

7 7 1

BW yang diperlukan

kanal

0.03MHz 0.03 MHz 1.25 MHz

Jumlah kanal RF

12.5 / 0.03 = 416

12.5 / 0.03 = 416

12.5 / 1.25 = 10

Kanal/sel 416 / 7= 59

416 / 7= 59

12.5 / 1.25 = 10

Kanal kendali/sel

2 2 2

Kanal dipakai/sel

57 57 8

Panggilan per kanal RF

1 4* 40*

Kanal Suara/sel

57 x 1 = 57

57 x 4 = 228

8 x 40 = 320

Sektor/sel 3 3 3

Panggilan Voice/sector

57 / 3 = 19

228 / 3 = 76

320

Kapasitas dibanding

FDMA

1 4 16.8

Page 4: Makalah Seminar Kerja Praktek - Universitas Diponegoroelektro.undip.ac.id/el_kpta/wp-content/uploads/2012/05/L2F606053... · Makalah Seminar Kerja Praktek ... STM : Synchronous Transfer

4

13. A11 : Signaling interface between BSC (PCF) and PDSN for packet data

Gambar 4. Arsitektur jaringan CDMA

III. BTS (Base Transceiver Station) BTS pada suatu sistem jaringan

CDMA2000 1x/1xEV-DO letaknya berada diantara MS (Mobile Station) atau access terminal (AT) dan BSC (Base Station Controller), yang melayani dalam cakupan suatu sel.

Coverage (cakupan layanan) sebuah BTS tergantung pada spesifikasi teknis dari peralatan yang digunakan (misalnya daya pancar, penguatan antena, tinggi antena, dll), dan juga kondisi fisik atau geografis daerah layanan, misalnya untuk daerah pegunungan atau perbukitan tentunya cakupan layanan dari BTS akan lebih kecil karena terhalang oleh gunung atau bukit, berbeda dengan daerah dataran rendah yang tidak terlalu banyak penghalangnya akan menyebabkan cakupan BTS menjadi lebih luas.

Fungsi dasar dari Base Transceiver Station (BTS) adalah menangani radio interface ke terminal pelanggan dan melakukan routing voice atau data traffic dari dan ke switching. BTS berfungsi juga untuk menciptakan network interface ke BSC untuk pengiriman dan penerimaan voice atau data, serta menginformasikan alarms dan self-diagnostic routines untuk fault management. Melalui BTS inilah terdapat antena yang mentransmisikan gelombang analog yang dimodulasi digital dipancarkan ke air interface.

Antena BTS yang digunakan sebagai sarana komunikasi antara Mobile Station (MS) dengan BTS pada suatu sellular site pada umumnya disebut sebagai antena sektoral, dinamakan demikian karena cakupan layanan dari masing-masing antena didasarkan pada beberapa luasan sektor. Pada sistem CDMA biasanya terdapat 3 buah antena sektoral, yang masing-masing dari antena sektoral tersebut di kenal dengan nama sektor α (alfa), sektor β (beta), sektor γ (gama). Jika dalam sistem telekomunikasi GSM antara beberapa antena sektoral ini dibedakan dengan frekuensi, berbeda halnya dengan sistem CDMA. Pada sistem telekomunikasi CDMA sektorisasi antena BTS ini dibedakan berdasarkan PN Code (Pseudo Noise Code), sehingga dalam sistem telekomunikasi CDMA sering dikenal istilah PN reuse atau penggunaan ulang pseudo noise code pada site yang jaraknya berjauhan.

Gambar 5. Tower untuk tempat antena sektoral dan transmisi

IV. Airbridge BTS3606CE dan Transmisi4.1 Arsitektur BTS3606CE

Airbridge BTS3606CE adalah salah satu tipe BTS CDMA yang diproduksi oleh HUAWEI, yang merupakan salah satu vendor telekomunikasi dari Cina. BTS ini memiliki dimensi (Panjang x Lebar x Tinggi) 700 mm [27.56 in.] x 480 mm [18.90 in.] x 600 mm [23.62 in.]. Konfigurasi komponen utama dari BTS Airbridge BTS3606CE ditunjukkan pada gambar berikut ini :

Page 5: Makalah Seminar Kerja Praktek - Universitas Diponegoroelektro.undip.ac.id/el_kpta/wp-content/uploads/2012/05/L2F606053... · Makalah Seminar Kerja Praktek ... STM : Synchronous Transfer

5

Gambar 6. konfigurasi komponen utama BTS Airbridge BTS3606CE

Fungsi dari komponen utama pada BTS Airbridge BTS3606CE HUAWEI adalah sebagai berikut :

4.1.1 BBU3900BBU3900 (Baseband Unit) adalah seri

baseband unit dari Airbridge BTS3606CE. Fungsi utama dari BBU adalah untuk pemrosesan sinyal Digital dan frekuensi hopping, selain itu BBU digunakan untuk melakukan pengelolaan sumber daya, operasi dan pemeliharaan, juga pemantauan keadaan BTS dan pengolahan layanan untuk BTS.

Gambar 7. Tampilan luar board BBU2900

4.1.2 STDMSTDM (Standalone Transceiver

Duplex Filter Module) adalah modul transceiver duplex filter mandiri. STDM berfungsi untuk menerima dan mengirimkan sinyal radio untuk komunikasi antara sistem jaringan dengan MS (Mobile Station). STDM terdiri dari sebuah STRM (Standalone Transceiver Module) dan sebuah SDFU (Standalone Duplex Unit Filter). Transceiver Module adalah modul untuk mentransmisikan dan menerima sinyal informasi dari BTS ke

MS ataupun sebaliknya. Sedangkan Duplex Filter adalah Module yang terdiri dari filter input dan filter output yang fungsinya untuk membatasi bandwidth sinyal yang diterima dan ditarnsmisikan oleh BTS.

Gambar 8. Tampilan dari STDM

4.1.3 SPAMSPAM (Standalone Power Amplifier

Module) SPAM adalah sebuah modul penguat daya (Power Amplifier) mandiri yang berfungsi untuk memperkuat output sinyal RF yang sudah dimodulasi oleh STDM dan berfungsi untuk memantau power amplifier pada BTS yang bisa dilihat pada Alarm Monitoring System.

Gambar 9. Tampilan SPAM

4.1.4 FANFAN module adalah sebuah box yang

berisi tiga buah kipas terpisah yang digunakan untuk menghilangkan panas didalam kabinet.

4.1.5 DC-PDUDC-PDU (Direct current power

distribution unit) adalah merupakan alat yang berfungsi sebagai penyalur arus listrik yang dibutuhkan oleh BTS. Arus listrik DC pada BTS ini diperoleh dari arus listrik AC yang di ubah menjadi DC oleh sebuah rectifier, dalam setiap site CDMA biasanya selalu ada sebuah rectifier yang juga berisi beberapa buah

Page 6: Makalah Seminar Kerja Praktek - Universitas Diponegoroelektro.undip.ac.id/el_kpta/wp-content/uploads/2012/05/L2F606053... · Makalah Seminar Kerja Praktek ... STM : Synchronous Transfer

6

baterai yang berfungsi sebagai cadangan arus listrik jika sumber listrik utama mati.

4.1.6 USER SPACEBerfungsi sebagai space tambahan jika

pada suatu saat nanti akan dilakukan penambahan atau peningkatan (upgrade) fungsi dari BTS, misalnya jika terjadi peningkatan trafik pada suatu daerah dan BTS sudah tidak mampu melayani lagi, maka pihak operator hanya tinggal menambah beberapa BBU lagi pada User Space ini untuk meningkatkan kapasitas dari BTS. Contoh lain lagi misalnya operator ingin meng-upgrade sistem telekomunikasi mereka menjadi support 1xEV-DO maka hanya tinggal menambahkan atau mengganti perangkat/komponen tambahan yang diletakkan di user space ini.

4.2 Hubungan antara Transmisi dan BTSUntuk berkomunikasi dengan BTS

lain ataupun dengan BSC maka BTS akan mengirimkan sinyal RF (Radio Frequency) berupa E1 kepada antena transmisi dari salah satu perangkat yang terdapat pada BBU yaitu UTRP, prosesnya yaitu dari UTRP dikoneksikan kabel E1 ke DDF, kemudian dari DDF dicrossconnect dengan kabel transmisi dari indoor unit (IDU). Selanjutnya sinyal berupa E1 ini akan dikirimkan IDU ke BTS lain atau ke BSC melalui ODU (outdoor unit)/antena transmisi.

Gambar 10 Tampilan bagian dalam DDF

Kecepatan dari mengirim percakapan maupun data pelanggan banyak ditentukan oleh transmisi yang tersedia. Hal ini menggambarkan kesinambungan pelayanan maupun keberhasilan panggilan tidak terlepas dari sarana transmisi yang ada. Analoginya sama seperti jalan raya semakin besar jalan raya tersebut semakin banyak mobil yang

dapat lewat. Demikian juga dengan kanal, semakin besar kapasitas yang tersedia berarti semakin bamyak informasi yang disalurkan begitupun sebaliknya, jika kanal transmisi kecil maka informasi yang disalurkan juga sedikit.

Gambar 11. Beberapa IDU (InDoor Unit)

Untuk mendapatkan jarak optimal antara dua radio frekuensi, harus didukung oleh besarnya diameter antena, ketinggian tower maupun penguatan power. Cara yang ditempuh agar kesinambungan pelayanan terjamin utamanya kualitas sinyal tetap bagus bagi microwave (RF) dengan jarak yang jauh, Pertama, pointing harus tepat sehingga tidak terjadi deviasi pancaran, Kedua, melakukan diversity yaitu space diversity dengan menambah antena penerima maupun frekuensi diversity. Dengan langkah tersebut dampak lingkungan seperti air, rawa yang dapat memantulkan pencaran dan pengaruh embun, hujan deras serta badai dapat diatasi.

Langkah lain dalam menjaga kualitas, secara berkala mengukur level sinyal (Receive Signal Level) yang diterima oleh antena, saat ini yang direkomendasikan adalah 30 s.d 40 desibel (dBm) untuk antena yang berjarak jauh. .Penurunan sinyal terjadi disebabkan pointing yang tidak sempurna, hujan yang sangat deras, performace perangkat turun yang disebabkan karena faktor usia atau kurang pemeliharaan dan perangkat disambar petir, yang paling terakhir ini bisa terjadi apabila sistem grounding (pentanahan) tidak dibuat dengan baik untuk melindungi perangkat.

Page 7: Makalah Seminar Kerja Praktek - Universitas Diponegoroelektro.undip.ac.id/el_kpta/wp-content/uploads/2012/05/L2F606053... · Makalah Seminar Kerja Praktek ... STM : Synchronous Transfer

7

Gambar 12. Tampilan fisik ODU (OutDoor Unit)

4.3 Alarm pada BTS dan Transmisi dan Cara Mengatasinya.

4.3.1 Alarm pada Hardware dan modul BTSGangguan yang biasa terjadi pada

hardware BTS adalah :• Block carrier

Block carrier biasa disebut sebagai BTS down atau BTS out of service, dalam keadaan ini BTS tidak dapat memancarkan sinyal ke BSC atau ke BTS lain. Gangguan seperti ini adalah masalah yang cukup serius, karena jika hal ini terjadi maka seluruh pelanggan/MS (mobile station) yang berada pada coverage area BTS bersangkutan tidak dapat berkomunikasi dengan pelanggan lain. Untuk mengatasinya dapat dilakukan penggantian pada transmisi maupun board pada BTS.

• Standing waveAlarm ini akan muncul biasanya jika

ada kebocoran sinyal di bagian feeder antena sektoral, adanya standing wave ini akan menyebabkan BTS bad performance atau tidak bisa mentransmisi sinyal secara optimal, akibat paling serius yang ditimbulkan oleh adanya standing wave ini adalah terjadinya block call pada pelanggan. Cara mengatasinya yaitu dengan mengecek bagian manakah dari kabel feeder yang bermasalah dengan menggunakan alat bernama anritsu. Akan tetapi jika tidak ada masalah pada kabel feeder maka kemungkinan yang bermasalah adalah pada Board Combiner (STDM), jika hal ini terjadi maka cara penanganannya adalah dengan mengganti STDM.

Gambar 13. Tampilan pengecekan VSWR dengan Anritsu

• Satellite antenna open circuitKeadaan ini biasanya dikenali sebagai

alarm GPS, yaitu keadaan dimana BTS tidak mendapat sinyal clock dari GPS atau dengan kata lain BTS tidak terdeteksi oleh satelit.

Cara menangani masalah ini yaitu dengan cara memeriksa instalasi saluran GPS apakah ada kebocoran, misalnya konektor kendor atau kemasukan air, jika setelah diperiksa dan tidak terjadi kesalahan pada saluran GPS maka yang bermasalah adalah pada board main clock (CMPT).

4.3.2 Alarm pada lingkungan sekitar BTSKeadaan lingkungan pada BTS sangat

berpengaruh terhadap modul-modul didalamnya. Di dalam shelter BTS diternpatkan alat semacam sensor untuk memantau keadaan lingkungan, apakah dalam keadaan yang sesuai dengan ambang batas yang diizinkan atau tidak. Parameter penting yang dipantau yaitu temperatur ruangan, tingkat kelembaban, adanya genangan air dan juga apakah ruangan tersebut tertutup dengan sempurna atau tidak. Apabila terdapat keadaan yang tidak sesuai rnaka sensor akan menangkapnya dan kemudian mengirim laporan ke server serta akan memunculkan alarm sehingga dapat ditangani lebih lanjut oleh para teknisi. Alarm-alarm yang dikirimkan diantaranya :

• Humidity alarm of equipment too high• Access control alarm of equipment

room• Temperatur alarm of equipment too

high

Page 8: Makalah Seminar Kerja Praktek - Universitas Diponegoroelektro.undip.ac.id/el_kpta/wp-content/uploads/2012/05/L2F606053... · Makalah Seminar Kerja Praktek ... STM : Synchronous Transfer

8

• Water logging alarm of equipment room

Jika alarm ini sering muncul maka Cara mengatasinya yaitu dengan menseting ulang ambang batas alarm atau memperbaiki secara langsung.

Gambar 14. tampilan alarm pada Network Monitoring System

4.3.2 Alarm pada saluran transmisiSaluran transmisi antara BTS dan BSC

menggunakan interface Abis. Di mana fisiknya adalah E1/T1/FE. Pada Airbridge BTS3606CE sendiri menggunakan saluran transmisi dengan sinyal berupa E1.

Gangguan yang sering terjadi umumnya berkaitan dengan saluran E1 tersebut. Pada Network Monitoring System, apabila terjadi gangguan akan diketahui alarm E1 pada BTS dan BSC. Alarm-alarm yang terjadi yaitu :

• E1/T1 1-hour slip frame threshold

crossedAlarm ini menandakan bahwa jumlah

dari slip frame yang dihasilkan melebihi ambang. (Ambang batas awal : 10 slip frame). untuk mengatasi masalah tersebut, saluran transmisi untuk BTS harus dikonfigurasi ulang.

• E1/T1 AIS (alarm indicator signal)Alarm ini menunjukkan bahwa peer

equipment tidak tersedia sehingga saluran menjadi terputus. Disebabkan karena peer equipment dalam kondisi local loopback. Untuk memperbaikinya, batalkan mode loopback dalam peer equipment serta memeriksa apakah jalur transmisi BTS sudah dalam kondisi yang benar.

• E1/T1 frame out of syncAlarm ini memberi tanda bahwa lokasi

permulaan dari frame tidak dapat ditunjukkan. Untuk mengatasinya dengan cara memperbaiki koneksi antara E1 dengan peralatan transmisi. Langkah yang kedua adalah dengan memeriksa apakah kabel grounding E1 sudah normal dan kulit pembungkusnya rusak atau tidak.

• E1/T1 link BER threshold crossed alarmAlarm ini menunjukkan jumlah

pengukuran frame error selama 1 menit melebihi ambang batas alarm. Untuk memperbaikinya, kualitas jalur transmisi serta BER saluran harus diperiksa terlebih dahulu. Kemudian kualitas saluran transmisi dapat ditingkatkan.

• El/TI LOS (loss of signal)Alarm ini muncul apabila tidak ada

sinyal pada masukan. Kinerja A-interface akan terpengaruh, sehingga layanan pada saluran ini akan terputus.

• E1/T1 remote alarmAlarm ini menunjukkan bahwa pada sisi

Tx dalam keadaan LOF (Loss of Frame) atau LOS (Loss of Signal). Sehingga mengakibatkan pengiriman sinyal dalam A-interface menjadi terputus. Penyebabnya adalah kesalahan pada rangkaian penerima serta jalur transmisi dalam keadaan single pass.

V. PENUTUP5.1 KESIMPULAN

1. PT. Bakrie Telecom .Tbk merupakan salah satu operator seluler yang ada di Indonesia dangan berbasis teknologi CDMA2000 1x dan 1xEV-DO dengan spektrum frekuensi kerja 800MHz.

2. CDMA merupakan teknik akses jamak yang menggunakan prinsip komunikasi spektrum tersebar.

3. Fungsi dasar dari Base Transceiver Station (BTS) adalah menangani radio interface ke terminal pelanggan dan melakukan routing voice atau data traffic dari dan ke switching.

Page 9: Makalah Seminar Kerja Praktek - Universitas Diponegoroelektro.undip.ac.id/el_kpta/wp-content/uploads/2012/05/L2F606053... · Makalah Seminar Kerja Praktek ... STM : Synchronous Transfer

9

4. Antena transmisi berfungsi untuk meneruskan sinyal dari BTS ke BSC.

5.2 SARAN1. Saat melakukan praktek kerja baik di

shelter maupun di MSC sebaiknya berhati-hati terhadap semua peralatan yang sedang bekerja, karena jika salah satu peralatan tersebut terganggu maka seluruh sistem akan terganggu.

2. Sebaiknya disediakan modul untuk mahasiswa yang akan kerja praktek.

DAFTAR PUSTAKA

[1] Anonim. 2010. CDMA. [online]. (http://id.wikipedia.org/wiki/CDMA, diakses tanggal 5 November 2010)

[2] Anonim. 2010. Sistem FDMA Pada Komunikasi Satelit. [online]. (http://dhoney.wordpress.com/2009/04/29/sistem-fdma-pada-komunikasi-satelit/, diakses tanggal 21 November 2010)

[3] Anonim. 2010. TDMA. [online]. (http://id.wikipedia.org/wiki/TDMA, diakses tanggal 21 November 2010)

[4] Anonim. 2010. Transmisi Radio (Microwave). [online]. (http://dhiesoppenk.blogspot.com/2009/07/transmisi-radio-microwave.html, diakses tanggal 8 Desember 2010)

[5] Michael Buehrer, R. 2006. Code Division Multiple Access (CDMA). United States of America : Morgan & Claypool.

[6] Santoso, Gatot. 2004. Sistem Selular CDMA. Yogyakarta: GRAHA ILMU.

[7] Technologies Co., Ltd., Huawei. 2009. BTS3606CE Hardware Description-(V400R006_03). People's Republic of China.

BIODATA

Septian Aji Sasongko (L2F 606 053). Lahir di Kendal, 5 September 1988. Menempuh pendidikan di TK Melati Kota Semarang, SDN Plamongan Sari 01 Kota Semarang, SMPN 15 Kota Semarang, SMAN 15 Kota Semarang, dan sekarang masih

menempuh studi S1 di Jurusan Teknik Elektro, Fakultas Teknik, Universitas Diponegoro Semarang, Angkatan 2006, Konsentrasi Elektronika dan Telekomunikasi. Telah melaksanakan Kerja Praktek di PT. Bakrie Telecom .Tbk Semarang.

Semarang, Desember 2010Menyetujui

Dosen Pembimbing

Ir. SUDJADI , MTNIP. 19590619 198511 1 001