Makalah Semikonduktor
-
Upload
wantikurniahadiyati -
Category
Documents
-
view
534 -
download
41
description
Transcript of Makalah Semikonduktor
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Atom – atom di alam cenderung bergabung dengan atom yang lain membentuk
molekul atau membentuk ion-ion kecuali golongan gas mulia. Pada proses penggabungan
atom tersebut terdapat gaya yang bekerja, sehingga antara atom – atom atau ion – ion
tersebut dapat terikat satu sama lain. Gaya yang bekerja pada gabungan atom atau ion
disebut ikatan kimia. Salah satu ikatan kimia tersebut adalah ikatan logam. Ikatan logam
adalah ikatan yang terbentuk akibat adanya gaya tarik – menarik antara muatan positif dari
ion – ion logam dengan muatan negatif dari elektron – elektron bebas bergerak dalam
logam tersebut. Ikatan logam adalah ikatan yang disebabkan oleh adanya elektron valensi
suatu logam yang tidak terarah dan tumpang tindih orbital valensi dari atom-atom logam.
Akibatnya elektron-elektron yang ada pada orbitalnya dapat berpindah ke orbital valensi
atom tetangganya.
Dari ikatan logam yang terbentuk ini mengakibatkan logam-logam memiliki beberapa
sifat. Salah satu sifat logam akibat dari terbentuknya ikatan logam ini adalah sifat hantar
listrik dan panas. Arus listrik yang berjalan melalui suatu logam merupakan gerakan
elektron yang mengalir dari satu ujung ke ujung lain yang berarti logam memiliki elektron
yang bersifat dapat bergerak bebas dari satu ujung ke ujung yang lain. Sehingga Logam
dapat menghantarkan arus listrik dan panas. Berdasarkan daya hantar listrik, logam dibagi
menjadi tiga yaitu logam konduktor, isolator dan semikonduktor. Yang membedakan
antara tiga jenis logam ini adalah pengisian pita valensi dan besarnya energi pemisah
antara pita penuh dan pita kosong.
1.2 Rumusan Masalah
Adapun rumusan masalah dalam makalah ini adalah sebagai berikut :
1. Apa yang dimaksud dengan bahan semikonduktor?
2. Bagaimanakah susunan atom semikonduktor?
3. Bagaimanakah proses pembentukan semikonduktor?
4. Apa saja bahan-bahan yang bersifat semikonduktor?
5. Bagaimanakah cara kerja semikonduktor dalam menghantarkan listrik?
6. Bagaimanakah pengelompokan semikonduktor?
7. Apa saja alat-alat yang menggunakan prinsip semikonduktor?
1
1.3 Tujuan
Adapun tujuan dalam pembuatan makalah ini adalah sebagai berikut :
1. Mengetahui pengertian bahan semikonduktor.
2. Mengetahui susunan atom semikonduktor.
3. Mengetahui proses pembentukan semikonduktor.
4. Mengetahui bahan-bahan apa saja yang bersifat konduktor.
5. Mengetahui cara kerja semikonduktor dalam menghantarkan listrik.
6. Mengetahui pengelompokkan semikonduktor.
7. Mengetahui alat-alat apa saja yang menggunakan prinsip semikonduktor.
2
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Pengertian Bahan Semikonduktor
2.1.1 Pengertian Umum
Disebut semi atau setengah konduktor, karena bahan ini memang bukan konduktor
murni. Bahan ini sifatnya berada diantara insulator dan konduktor. Bahan –
bahan logam seperti tembaga, besi, timah disebut sebagai konduktor yang baik
sebab logam memiliki susunan atom yang sedemikian rupa, sehingga elektronnya
dapat bergerak bebas.
2.1.2 Pengertian Khusus
Semikonduktor adalah sebuah bahan dengan konduktivitas listrik yang berada di
antara insulator dan konduktor. Sebuah semikonduktor bersifat sebagai insulator
pada temperatur yang sangat rendah, namun pada temperatur ruangan besifat
sebagai konduktor. Disebut semi atau setengah konduktor, karena bahan ini
memang bukan konduktor murni. Sebuah semikonduktor akan bersifat sebagai
isolator pada temperatur yang sangat rendah, namun pada temperatur ruang akan
bersifat sebagai konduktor.
Konduktivitas listrik adalah ukuran dari kemampuan suatu bahan untuk
menghantarkan arus listrik. Jika suatu beda potensial listrik ditempatkan pada ujung-
ujung sebuah konduktor, muatan-muatan bergeraknya akan berpindah, menghasilkan arus
listrik. Konduktivitas listrik didefinsikan sebagai ratio dari rapat arus terhadap kuat
medan listrik :
.
Pada beberapa jenis bahan dimungkinkan terdapat konduktivitas listrik yang
anisotropik. Lawan dari konduktivitas listrik adalah resistivitas listrik atau biasa disebut
sebagai resistivitas saja, yaitu ;
Insulator adalah materi yang dapat mencegah penghantaran panas, ataupun muatan
listrik. Lawan dari insulator, adalah konduktor, yaitu materi yang dapat menghantar panas
Untuk sejenis polimer, silikone.3
Semikonduktor merupakan elemen dasar dari komponen elektronika seperti dioda,
transistor, dan sebuah IC (integrated circuit). Bahan-bahan logam seperti tembaga, besi,
timah disebut sebagai konduktor yang baik sebab logam memiliki susunan atom yang
sedemikian rupa, sehingga elektronnya dapat bergerak bebas. Sebenarnya atom tembaga
dengan lambang kimia Cu memiliki inti 29 ion (+) dikelilingi oleh 29 elektron (-).
Sebanyak 28 elektron menempati orbit-orbit bagian dalam membentuk inti yang disebut
nucleus. Dibutuhkan energi yang sangat besar untuk dapat melepaskan ikatan elektron-
elektron ini. Satu buah elektron lagi yaitu elektron yang ke 29, berada pada orbit paling
luar.
Orbit terluar ini disebut pita valensi dan elektron yang berada pada pita ini
dinamakan elektron valensi. Karena hanya ada satu elektron dan jaraknya jauh dari
nucleus, ikatannya tidaklah terlalu kuat. Hanya dengan sedikit energi saja elektron terluar
ini mudah terlepas dari ikatannya.
Gb 1. Ikatan logam Cu
Pada suhu kamar, elektron tersebut dapat bebas bergerak atau berpindah-pindah
dari satu nucleus ke nucleus lainnya. Jika diberi tegangan potensial listrik, elektron-
elektron tersebut dengan mudah berpindah ke arah potensial yang sama. Fenomena ini
yang dinamakan sebagai arus listrik. Isolator adalah atom yang memiliki elektron valensi
sebanyak 8 buah dan dibutuhkan energi yang besar untuk dapat melepaskan elektron-
elektron ini.
Dapat ditebak, semikonduktor adalah unsur yang susunan atomnya memiliki
elektron valensi lebih dari 1 dan kurang dari 8. Tentu saja yang paling semikonduktor
unsur yang atomnya memiliki 4 elektron valensi.
2.2 Susunan Atom Semikonduktor
Bahan semikonduktor yang banyak dikenal contohnya adalah Silicon (Si),
Germanium (Ge) dan Galium Arsenida (GaAs). Germanium dahulu adalah bahan satu-
4
satunya yang dikenal untuk membuat komponen semikonduktor. Pada material ini,
lapisan terluar elektron-elektron yang sering juga disebut lapisan valensi (menurut model
atom Bohr), terdiri dari empat elektron yang memungkinkan suatu hablur atau kristal
murni untuk membentuk ikatan-ikatan kovalen yang kuat.
Gb 3. Tabel bahan semikonduktor
Namun belakangan, silikon menjadi popular setelah ditemukan cara mengekstrak
bahan ini dari alam. Silikon merupakan bahan terbanyak ke dua yang ada dibumi setelah
oksigen (O2). Struktur atom kristal silikon, satu inti atom (nucleus) masing-masing
memiliki 4 elektron valensi. Ikatan inti atom yang stabil adalah jika dikelilingi oleh 8
elektron, sehingga 4 buah elektron atom kristal tersebut membentuk ikatan kovalen
dengan ion-ion atom tetangganya. Pada suhu yang sangat rendah (0°K). Struktur atom
silikon divisualisasikan seperti pada gambar berikut.
Gb 4. struktur dua dimensi kristal Silikon.
5
Ikatan kovalen menyebabkan elektron tidak dapat berpindah dari satu inti atom ke
inti atom yang lain. Pada kondisi demikian, bahan semikonduktor bersifat isolator karena
tidak ada elektron yang dapat berpindah untuk menghantarkan listrik. Pada suhu kamar,
ada beberapa ikatan kovalen yang lepas karena energi panas, sehingga memungkinkan
elektron terlepas dari ikatannya. Namun hanya beberapa jumlah kecil yang dapat terlepas,
sehingga tidak memungkinkan untuk menjadi konduktor yang baik.
Ahli-ahli fisika terutama yang menguasai fisika quantum pada masa itu mencoba
memberikan doping pada bahan semikonduktor ini. Pemberian doping dimaksudkan
untuk mendapatkan elektron valensi bebas dalam jumlah lebih banyak dan permanen,
yang diharapkan akan dapat menghantarkan listrik.
2.3 Proses Semikonduktor
Doping semikonduktor
gb 5. diagram doping semikonduktor.
Distribusi Fermi-Dirac sebagai dasar struktur pita dalam semikonduktor.
Salah satu alasan utama kegunaan semikonduktor dalam elektronik adalah sifat
elektroniknya dapat diubah banyak dalam sebuah cara terkontrol dengan menambah
sejumlah kecil ketidakmurnian. Ketidakmurnian ini disebut dopant.
Doping sejumlah besar ke semikonduktor dapat meningkatkan konduktivitasnya
dengan faktor lebih besar dari satu milyar. Dalam sirkuit terpadu modern, misalnya,
polycrystalline silicon didop-berat seringkali digunakan sebagai pengganti logam. Doping
dalam produksi semikonduktor, doping menunjuk ke proses yang bertujuan menambah
ketidakmurnian (impuritya) kepada semikonduktor sangat murni (juga disebut intrinsik)
dalam rangka mengubah sifat listriknya. Ketidakmurnian ini tergantung dari jenis
semikonduktor. Pemberian doping dimaksudkan untuk mendapatkan elektron valensi
6
bebas dalam jumlah lebih banyak dan permanen, yang diharapkan akan dapat
mengahantarkan listrik.
Beberapa dopant biasanya ditambahkan ketika boule ditumbuhkan, memberikan
setiap wafer doping awal yang hampir seragam. Untuk membedakan unsur sirkuit,
wilayah terpilih (biasanya dikontrol oleh photolithografi) didop lebih lanjut dengan
Proses difusi atau implantasi ion, metode kedua lebih populer dalam produksi skala besar
karena kemudahan pengontrolannya.
Jumlah atom dopant yang dibutuhkan untuk menciptakan sebuah perbedaan dalam
kemampuan sebuah semikonduktor sangat kecil. Bila sejumlah kecil atom dopant
ditambahkan (dalam order 1 setiap 100.000.000 atom), doping ini disebut rendah atau
ringan. Ketika lebih banyak atom dopant ditambahkan (dalam order 10.000) doping ini
disebut sebagai berat atau tinggi. Hal ini ditunjukkan sebagai n+ untuk dopant tipe-n atau
p+ untuk doping tipe-p.
2.4 Bahan-bahan Semikonduktor
2.4.1 Persiapan Bahan semikonduktor
Semikonduktor dengan properti elektronik yang dapat diprediksi dan handal
diperlukan untuk produksi massa. Tingkat kemurnian kimia yang diperlukan sangat
tinggi karena adanya ketidaksempurnaan, bahkan dalam proporsi sangat kecil dapat
memiliki efek besar pada properti dari material. Kristal dengan tingkat
kesempurnaan yang tinggi juga diperlukan, karena kesalahan dalam struktur kristal
(seperti dislokasi, kembaran, dan retak tumpukan) menganggu properti
semikonduktivitas dari material. Retakan kristal merupakan penyebab utama
rusaknya perangkat semikonduktor. Semakin besar kristal, semakin sulit mencapai
kesempurnaan yang diperlukan. Proses produksi massa saat ini menggunakan ingot
(bahan dasar) kristal dengan diameter antara empat hingga dua belas inci (300 mm)
yang ditumbuhkan sebagai silinder kemudian diiris menjadi wafer.
Karena diperlukannya tingkat kemurnian kimia dan kesempurnaan struktur
kristal untuk membuat perangkat semikonduktor, metode khusus telah
dikembangkan untuk memproduksi bahan semikonduktor awal. Sebuah teknik
untuk mencapai kemurnian tinggi termasuk pertumbuhan kristal menggunakan
proses Czochralski. Langkah tambahan yang dapat digunakan untuk lebih
meningkatkan kemurnian dikenal sebagai perbaikan zona. Dalam perbaikan zona,
7
sebagian dari kristal padat dicairkan. Impuritas cenderung berkonsentrasi di daerah
yang dicairkan, sedangkan material yang diinginkan mengkristal kembali sehingga
menghasilkan bahan lebih murni dan kristal dengan lebih sedikit kesalahan.
Dalam pembuatan perangkat semikonduktor yang melibatkan heterojunction
antara bahan-bahan semikonduktor yang berbeda, konstanta kisi, yaitu panjang dari
struktur kristal yang berulang, penting untuk menentukan kompatibilitas antar
bahan.
2.4.2 Macam-macam Semikonduktor dan Penggunaannya
No. Nama Semikonduktor Penggunaannya
1. Barium Titinate (Ba Ti) Termistor (PTC)
2. Bismut Telurida (Bi2 Te3) Konversi termo elektrik
3. Cadmium sulfide (Cd S) Sel Fotokonduktif
4. Gallium arsenide (Ga As) Dioda, transistor, laser, led,
generator gelombang mikro
5. Germanium (Ge) Diode, transistor
6. Indium antimonida (In Sb) Magnetoresistor, piezoresistor,
detektor radiasi inframerah
7. Indium arsenida (In As) Piezoresistor
8. Silikon (Si) Diode, transistor, IC
9. Silikon Carbida (Si Cb) Varistor
10. Seng Sulfida (Zn S) Perangkat penerangan elektro
11. Germanium Silikon (Ge Si) Pembangkitan termoelektrik
12. Selenium (Se) Rectifier
13. Aluminium Stibium (Al Sb) Diode penerangan
14. Gallium pospor (Ga P) Diode penerangan
15. Indium pospor (In P) Filter inframerah
16. Tembaga Oksida Rectifier
17. Plumbun Sulfur (Pb S) Foto sel
18. Plumbun Selenium (Pb Se) Foto sel
19. Indium Stibium (In Sb) Detektor inframerah, filter
inframerah, generator Hall
Silikon adalah suatu unsur kimia dalam tabel periodik yang memiliki lambang
Si dan nomor atom 14. Merupakan unsur terbanyak kedua di bumi. Senyawa yang
8
dibentuk bersifat paramagnetik. Unsur kimia ini ditemukan oleh (Jons Jakob
Berzelius 1923) silikon hampir 25.7% mengikut berat. Biasanya dalam bentuk
silikon dioksida (silika) dan silikat. Silikon sering digunakan untuk membuat serat
optik dan dalam operasi plastik digunakan untuk mengisi bagian tubuh pasien
dalam bentuk silikon.
2.5 Cara Kerja Semikonduktor
Dalam kinerja semikonduktor digunakan transistor sebagai contoh dari cara kerja
semikonduktor. Pada dasarnya, transistor dan tabung vakum memiliki fungsi yang
serupa; keduanya mengatur jumlah aliran arus listrik. Untuk mengerti cara kerja
semikonduktor, misalkan sebuah gelas berisi air murni. Jika sepasang konduktor
dimasukan kedalamnya, dan diberikan tegangan DC tepat dibawah tegangan elektrolisis
(sebelum air berubah menjadi Hidrogen dan Oksigen), tidak akan ada arus mengalir
karena air tidak memiliki pembawa muatan (charge carriers). Sehingga, air murni
dianggap sebagai isolator. Jika sedikit garam dapur dimasukan ke dalamnya, konduksi
arus akan mulai mengalir, karena sejumlah pembawa muatan bebas (mobile carriers, ion)
terbentuk. Menaikan konsentrasi garam akan meningkatkan konduksi, namun tidak
banyak. Garam dapur sendiri adalah non-konduktor (isolator), karena pembawa muatanya
tidak bebas.
Silikon murni sendiri adalah sebuah isolator, namun jika sedikit pencemar
ditambahkan, seperti Arsenik, dengan sebuah proses yang dinamakan doping, dalam
jumlah yang cukup kecil sehingga tidak mengacaukan tata letak kristal silikon, Arsenik
akan memberikan electron bebas dan hasilnya memungkinkan terjadinya konduksi arus
listrik. Ini karena Arsenik memiliki 5 atom di orbit terluarnya, sedangkan Silikon hanya
4. Konduksi terjadi karena pembawa muatan bebas telah ditambahkan (oleh kelebihan
elektron dari Arsenik). Dalam kasus ini, sebuah Silikon tipe-n (n untuk negatif, karena
pembawa muatannya adalah elektron yang bermuatan negatif) telah terbentuk.
Selain dari itu, silikon dapat dicampur dengan Boron untuk membuat
semikonduktor tipe-p. Karena Boron hanya memiliki 3 elektron di orbit paling luarnya,
pembawa muatan yang baru, dinamakan "lubang" (hole, pembawa muatan positif), akan
terbentuk di dalam tata letak kristal silikon.
9
Dalam tabung hampa, pembawa muatan (elektron) akan dipancarkan oleh emisi
thermionic dari sebuah katode yang dipanaskan oleh kawat filamen. Karena itu, tabung
hampa tidak bisa membuat pembawa muatan positif (hole).
Dapat disimak bahwa pembawa muatan yang bermuatan sama akan saling tolak
menolak, sehingga tanpa adanya gaya yang lain, pembawa-pembawa muatan ini akan
terdistribusi secara merata di dalam materi semikonduktor. Namun di dalam sebuah
transistor bipolar (atau diode junction) dimana sebuah semikonduktor tipe-p dan sebuah
semikonduktor tipe-n dibuat dalam satu keping silikon, pembawa-pembawa muatan ini
cenderung berpindah ke arah sambungan P-N tersebut (perbatasan antara semikonduktor
tipe-p dan tipe-n), karena tertarik oleh muatan yang berlawanan dari seberangnya.
Kenaikan dari jumlah pencemar (doping level) akan meningkatkan konduktivitas dari
materi semikonduktor, asalkan tata-letak kristal silikon tetap dipertahankan. Dalam sebuah
transistor bipolar, daerah terminal emiter memiliki jumlah doping yang lebih besar
dibandingkan dengan terminal basis. Rasio perbandingan antara doping emiter dan basis
adalah satu dari banyak faktor yang menentukan sifat penguatan arus (current gain) dari
transistor tersebut.
Jumlah doping yang diperlukan sebuah semikonduktor adalah sangat kecil, dalam
ukuran satu berbanding seratus juta, dan ini menjadi kunci dalam keberhasilan
semikonduktor. Dalam sebuah metal, populasi pembawa muatan adalah sangat tinggi; satu
pembawa muatan untuk setiap atom. Dalam metal, untuk mengubah metal menjadi
isolator, pembawa muatan harus disapu dengan memasang suatu beda tegangan. Dalam
metal, tegangan ini sangat tinggi, jauh lebih tinggi dari yang mampu menghancurkannya.
Namun, dalam sebuah semikonduktor hanya ada satu pembawa muatan dalam beberapa
juta atom. Jumlah tegangan yang diperlukan untuk menyapu pembawa muatan dalam
sejumlah besar semikonduktor dapat dicapai dengan mudah. Dengan kata lain, listrik di
dalam metal adalah inkompresible (tidak bisa dimampatkan), seperti fluida. Sedangkan
dalam semikonduktor, listrik bersifat seperti gas yang bisa dimampatkan. Semikonduktor
dengan doping dapat dirubah menjadi isolator, sedangkan metal tidak.
Gambaran di atas menjelaskan konduksi disebabkan oleh pembawa muatan, yaitu
elektron atau lubang, namun dasarnya transistor bipolar adalah aksi kegiatan dari
pembawa muatan tersebut untuk menyebrangi daerah depletion zone. Depletion zone ini
terbentuk karena transistor tersebut diberikan tegangan bias terbalik, oleh tegangan yang
diberikan di antara basis dan emiter. Walau transistor terlihat seperti dibentuk oleh dua
10
diode yang disambungkan, sebuah transistor sendiri tidak bisa dibuat dengan
menyambungkan dua diode. Untuk membuat transistor, bagian-bagiannya harus dibuat
dari sepotong kristal silikon, dengan sebuah daerah basis yang sangat tipis.
2.6 Pengelompokan Semikonduktor
Semikonduktor saat ini mempunyai peranan penting di bidang elektronika dan
penggunaannya tidak terbatas pada arus lemah. Hal penting dalam semi konduktor adalah
memahami susunan pita dan atom konduksi elektroniknya baik pada bahan konduktor
maupun pada semi konduktor. Pada bahan tersebut terdapat pita konduksi maupun pita
valensi, dimana kedua pita tersebut saling menumpuk, dan pada isolator jarak keduanya
cukup jauh. Pada semi konduktor jarak keduanya tidak terlalu jauh dan ini
memungkinkan terjadinya tumpang tindih jika dipengaruhi : panas, medan magnet, dan
tegangan yang cukup tinggi. Perbandingan jarak kedua pita disebut celah energi.
Berbagai penelitian celah energi pada intan 6 ev dan intan merupakan bahan
isolator dengan resistivitas tinggi, sedangkan bahan semikonduktor mempunyai celah
energi lebih sempit daripada isolator 0,12 – 5,3 ev seperti Si sebagai salah satu bahan
semikonduktor dengan celah energi 1,1 ev.
Berdasarkan lebar dan sempitnya celah energi dari bahan-bahan intan,
semikonduktor, konduktor terlihat bahwa untuk menjadikan bahan semikonduktor agar
menghantar listrik diperlukan energi yang tidak besar. Silikon dan germanium murni
disebut semi konduktor intrinsik jika belum mendapatkan bahan tambahan, sedangkan
yang sudah mendapatkan bahan tambahan disebut ekstrinsik. Bahan tambahan yang
dimaksud arsenikum (As) atau boron (B). Bahan semikonduktor yang mendapatkan
tambahan As akan menjadi semi konduktor jenis N, sedangkan yang mendapatkan
tambahan B akan menjadi semi konduktor jenis P.
Beberapa bahan tambahan untuk semikonduktor dapat dilihat pada tabel Enegi
Ionisasi di bawah ini ;
Bahan Pengotoran
(Tipe – N)
Si (ev) Ge (ev)
Pospor
Arsen
Antimon
0,044
0,049
0,039
0,012
0,013
0,010
11
Bahan Pengotoran
(Tipe – P)
Si (ev) Ge (ev)
Boron
Aluminium
Gallium
Indium
0,045
0,057
0,065
0,16
0,010
0,010
0,011
0,011
Semikonduktor dikelompokkan menjadi dua yaitu ;
1. Semikonduktor Intrinsik
Semikonduktor intrinsik adalah semikonduktor yang belum disisipkan atom-
atom lain (atom pengotor). Untuk menjadikan pita valensi bertumpang tindih dengan
pita konduksi diantaranya diperlukan medan. Sebagai contoh : Si mempunyai celah
energi 1 ev. Ini diperkirakan beda energi antara dua inti ion yang terdekat dengan jarak
±1 A0 (10−10m ) . Maka dari itu diperlukan gradien medan ±1 V /10−10 m untuk
menggerakan elektron dari bagian atas pita valensi ke bagian bawah pita konduksi.
Namun gradien sebesar itu kurang praktis. Kemungkinan lain untuk keadaan transisi
yaitu tumpang tindih kedua pita dapat diperoleh dengan pemanasan. Pada suhu kamar
ada juga beberapa elektron yang melintasi celah energi dan hal ini
menyebabkanterjadinya semi konduksi. Pada semikonduktor intrinsik, konduksi
tersebut disebabkan proses intrinsik dari bahan tanpa adanya pengaruh tambahan.
Kristal Si dan Ge murni adalah semikonduktor intrinsik.
Gb 6: Ikatan kovalen silikon dalam dua dimensi
Energi yang diperlukan mtuk memutus sebuah ikatan kovalen adalah sebesar
1,1eV untuk silikon. Pada temperatur ruang (300K),sejumlah elektron mempunyai
energi yang cukup besar untuk melepaskan diri dari ikatan dan tereksitasi dari pita
12
valensi ke pita konduksi menjadi elektron bebas. Besarnya energi yang diperlukan
untuk melepaskan elektron dari pita valensi kepita konduksi ini disebut energi
terlarang (energy gap). Jika sebuah ikatan kovalen terputus, maka akan terjadi
kekosongan atau lubang (hole). Pada daerah dimana terjadi kekosongan akan terdapat
kelebihan muatan positif, dan daerah yang ditempati electron bebas mempunyai
kelebihan muatan negatif. Kedua muatan inilah yang memberikan kontribusi adanya
aliran listrik pada semikonduktor murni. Jika elektron valensi dari katan kovalen yang
lain mengisi lubang tersebut, maka akan terjadi lubang baru ditempat yang lain dan
seolah-olah sebuah muatan positif bergerak dari lubang yang lama ke lubang baru.
Gb 7: Struktur kristal silikon memperlihatkan adanya sebuah ikatan
kovalen yang terputus
Proses aliran muatan ini, yang biasa disebut sebagai “arus drift” dapat
dituliskansebagai berikut:
“Peristiwa hantaran listrik pada semikonduktor adalah akibatadanya dua partikel
masing-masing bermuatan positif dan negative yang bergerak dengan arah yang
berlawanan akibat adanyapengaruh sebagai:medan listrik”Akibat adanya dua
pembawa muatan tersebut.
13
Gb 8: Celah energi
Konduktivitas (S cm-1) karena timbulnya lubang dan elektron terjadi secara
serentak, maka pada semikonduktor murni. Elektron-elektron yang dikeluarkan dari
bagian teratas pita valensi ke bagian pita konduksi karena energi termal adalah
penyeban konduksi. Banyaknya elektron yang terkuat untuk bergerak melintasi celah
energi dapat dihitung dengan distribusi kemungkinan Fermi – Dirac.
Karena perpindahan elektron dari pita valensi, maka pada pita valensi terjadi
lubang di setiap tempat yang ditinggalkan elektron tersebut. Suatu semi konduktor
intrinsik mempunyai lubang yang sama pada pita valensi dan elektron pada pita
konduksi. Pada pemakaian elektron yang lari ke pita konduksi dari pita valensi,
misalnya karena panas dapat dipercepat menggunakan keadaan kosong yang
memungkinkan pada pita konduksi. Pada waktu yang sama lubang pita valensi juga
bergerak tetapi berlawanan arah dengan gerakan elektron. Konduktivitas dari semi
konduktor intrinsik tergantung konsentrasi muatan pembawa tersebut yaitu ne dan nh.
b. Semikonduktor ekstrinsik
Semikonduktor ekstrinsik adalah semikonduktor yang sudah dimasukkan sedikit
ketidakmurnian (doping) atau pengotoran dari luar (ekstraneous inqurities). Akibat
doping ini maka hambatan jenis semikonduktor mengalami penurunan.
14
Gb 8. Elemen semikonduktor dan dopingnya
Semikonduktor jenis ini terdiri dari dua macam, yaitu tipe-N (pembawa muatan
elektron) dan semikonduktor tipe-P (pembawa muatan hole).
1) TIPE – N
Misalnya pada bahan silikon diberi doping phosphorus atau arsenic yang
pentavalen yaitu bahan kristal dengan inti atom memiliki 5 elektron valensi.
Dengan doping, Silikon yang tidak lagi murni ini (impurity semiconductor) akan
memiliki kelebihan elektron. Kelebihan elektron membentuk semikonduktor tipe-n.
Semikonduktor tipe-n disebut juga donor yang siap melepaskan elektron.
gb 9. struktur stom semikonduktor type – n.
2) TIPE – P
Untuk mendapatkan silikon tipe-p, bahan dopingnya adalah bahan trivalent yaitu
unsur dengan ion yang memiliki 3 elektron pada pita valensi. Karena ion silikon
memiliki 4 elektron, dengan demikian ada ikatan kovalen yang bolong (hole). Hole
ini digambarkan sebagai akseptor yang siap menerima elektron. Dengan demikian,
kekurangan elektron menyebabkan semikonduktor ini menjadi tipe-p.
15
gb 10. struktur stom semikonduktor type – p.
2.7 Alat Semikonduktor
2.7.1 Alat Semikonduktor
Alat Semikonduktor atau semiconductor devices, adalah sejumlah komponen
elektronik yang menggunakan sifat-sifat materi semikonduktor, yaitu Silikon,
Germanium, dan Gallium Arsenide. Alat-alat semikonduktor jaman sekarang telah
menggantikan alat thermionik (seperti tabung hampa). Alat-alat semikonduktor ini
menggunakan konduksi elektronik dalam bentuk padat (solid state), bukannya
bentuk hampa (vacuum state) atau bentuk gas (gaseous state). Alat-alat
semikonduktor dapat ditemukan dalam bentuk-bentuk dicrete (potongan) seperti
transistor, diode, dll, atau dapat juga ditemukan sebagai bentuk terintegrasi dalam
jumlah yang sangat besar (jutaan) dalam satu keping Silikon yang dinamakan
Sirkuit terpadu (IC). adapun jenis IC yang bertegangan tinggi (High Voltage IC)
adalah IC berdaya monolitik bertegangan tinggi dengan menggunakan struktur
bebas-pengancing dielektrik yang unik. Penggerak motor chip tunggal (single chip
motor driver), gate driver dan IC pencitraan ultrasound untuk aplikasi industri,
konsumen dan medis.
2.7.2 Dasar Alat Semikonduktor
Bila sebuah semikonduktor murni dan tidak ter"eksitasi" oleh sebuah input
seperti medan listrik dia mengijinkan hanya jumlah sangat kecil arus listrik untuk
berada dalam dirinya, dan ia merupakan sebuah insulator. Alasan utama mengapa
semikonduktor begitu berguna adalah konduktivitas semikonduktor yang dapat
dimanipulasi dengan menambahkan ketidakmurnian (doping, dengan pemberian
sebuah medan listrik, dikenai cahaya, atau dengan cara lain. CCD, sebagai contoh, unit
utama dalam kamera digital, bergantung pada kenyataan bahwa konduktivitas 16
semikonduktor meningkat dengan terkenanya sinar. Operasi transistor tergantung
konduktivitas semikonduktor yang dapat ditingkatkan dengan hadirnya sebuah medan
listrik.
Konduksi arus dalam sebuah semikonduktor terjadi melalui elektron yang dapat
bergerak atau bebas dan lubang. Lubang bukan partikel asli; dalam keadaan yang
membutuhkan pengetahuan fisika semikonduktor untuk dapat mengerti: sebuah lubang
adalah ketiadaan sebuah elektron. Ketiadaan ini, atau lubang ini, dapat diperlakukan
sebagai muatan-positif yang merupakan lawan dari elektron yang bermuatan-negatif.
Untuk mudahnya penjelasan "elektron bebas" disebut "elektron", tetapi harus
dimengerti bahwa mayoritas elektron dalam benda padat, tidak bebas, tidak
menyumbang kepada konduktivitas.
Bila sebuah kristal semikonduktor murni sempurna, tanpa ketidakmurnian, dan
ditaruh di suhu yang mendekati nol mutlak dengan tanpa "eksitasi" (yaitu, medan
listrik atau cahaya), dia tidak akan berisi elektron bebas dan tidak ada lubang, dan oleh
karena itu akan menjadi sebuah insulator sempurna. Pada suhu ruangan, eksitasi panas
memproduksi beberapa elektron bebas dan lubang dalam pasangan-pasangan, tetapi
kebanyakan semikonduktor pada suhu ruangan adalah insulator untuk kegunaan
praktikum. Sebagai contoh aplikasi Semikonduktor yaitu ; dioda dan transistor.
1. Dioda
Jika dua tipe bahan semikonduktor ini dilekatkan–pakai lem barangkali ya :),
maka akan didapat sambungan P-N (p-n junction) yang dikenal sebagai dioda. Pada
pembuatannya memang material tipe P dan tipe N bukan disambung secara harpiah,
melainkan dari satu bahan (monolithic) dengan memberi doping (impurity material)
yang berbeda.
gb 11. simbol sambungan p-n
Jika diberi tegangan maju (forward bias), dimana tegangan sisi P lebih besar
dari sisi N, elektron dengan mudah dapat mengalir dari sisi N mengisi kekosongan
elektron (hole) di sisi P.
17
gb 12. forward bias.
Sebaliknya jika diberi tegangan balik (reverse bias), dapat dipahami tidak ada
elektron yang dapat mengalir dari sisi N mengisi hole di sisi P, karena tegangan
potensial di sisi N lebih tinggi. Dioda akan hanya dapat mengalirkan arus satu arah
saja, sehingga dipakai untuk aplikasi rangkaian penyearah (rectifier). Dioda, Zener,
LED, dan Varactor.
Dioda Bertegangan Tinggi (High Voltage Diodes) Menyediakan jajaran
produk dioda daya yang serbaguna termasuk tipe dioda kaca dengan keandalan
yang tinggi, perangkat pelindung tekanan tegangan (surge suppression) untuk
melindungi peralatan elektronik (terutama dalam aplikasi otomotif) dan jenis
bertegangan tinggi untuk pengoperasian tampilan pada frekuensi tinggi. Tersedia
dalam bentuk axial lead, press-fit dan paket pemasangan permukaan (surface
mount).
2. Transistor
Transistor adalah alat semikonduktor yang dipakai sebagai penguat, sebagai
sirkuit pemutus dan penyambung (switching), stabilisasi tegangan, modulasi sinyal
atau sebagai fungsi lainnya. Transistor dapat berfungsi semacam kran listrik,
dimana berdasarkan arus inputnya (BJT) atau tegangan inputnya (FET),
memungkinkan pengaliran listrik yang sangat akurat dari sirkuit sumber listriknya.
Gb 13. Transistor through-hole (dibandingkan dengan pita ukur sentimeter).
Transistor merupakan dioda dengan dua sambungan (junction). Sambungan
itu membentuk transistor PNP maupun NPN. Ujung-ujung terminalnya berturut-
turut disebut emitor, base dan kolektor. Base selalu berada di tengah, di antara
18
emitor dan kolektor. Transistor ini disebut transistor bipolar, karena struktur dan
prinsip kerjanya tergantung dari perpindahan elektron di kutup negatif mengisi
kekurangan elektron (hole) di kutup positif. bi = 2 dan polar = kutup. (William
Schockley pada tahun 1951) adalah seseorang yang pertama kali menemukan
transistor bipolar.
Gb 14.Transistor NPN dan PNP.
Pada umumnya, transistor memiliki 3 terminal. Tegangan atau arus yang
dipasang di satu terminalnya mengatur arus yang lebih besar yang melalui 2
terminal lainnya. Transistor adalah komponen yang sangat penting dalam dunia
elektronik modern. Dalam rangkaian analog, transistor digunakan dalam amplifier
(penguat). Rangkaian analog melingkupi pengeras suara, sumber listrik stabil, dan
penguat sinyal radio. Dalam rangkaian – rangkaian digital, transistor digunakan
sebagai saklar berkecepatan tinggi. Beberapa transistor juga dapat dirangkai
sedemikian rupa sehingga berfungsi sebagai logic gate, memori, dan komponen-
komponen lainnya.
19
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Berdasarkan pembahasan dapat disimpulkan bahwa :
1. Semikonduktor adalah sebuah bahan dengan konduktivitas listrik yang berada di
antara insulator dan konduktor. Sebuah semikonduktor bersifat sebagai insulator pada
temperatur yang sangat rendah, namun pada temperatur ruangan besifat sebagai
konduktorSusunan atom
2. bahan semikonduktor silikon memiliki 4 elektron valensi. Ikatan inti atom yang stabil
adalah jika dikelilingi oleh 8 elektron, sehingga 4 buah elektron atom kristal tersebut
membentuk ikatan kovalen dengan ion-ion atom tetangganya. Ikatan kovalen yang
terjadi adalah sangat kuat sekali, sehingga akan diperlukan energi yang cukup besar
untuk membebaskan sebuah elektron dari ikatannya. Ikatan kovalen menyebabkan
elektron tidak dapat berpindah dari satu inti atom ke inti atom yang lain. Pada kondisi
demikian, bahan semikonduktor bersifat isolator karena tidak ada elektron yang dapat
berpindah untuk menghantarkan listrik. Pada suhu kamar, ada beberapa ikatan kovalen
yang lepas karena energi panas, sehingga memungkinkan elektron terlepas dari
ikatannya. Namun hanya beberapa jumlah kecil yang dapat terlepas, sehingga tidak
memungkinkan untuk menjadi konduktor yang baik.
3. Proses pembentukan bahan semikonduktor dilakukan dengan menambahkan doping.
Doping sejumlah besar ke semikonduktor dapat meningkatkan konduktivitasnya
dengan faktor lebih besar dari satu milyar. Pemberian doping dimaksudkan untuk
mendapatkan elektron valensi bebas dalam jumlah lebih banyak dan permanen, yang
diharapkan akan dapat mengahantarkan listrik.
4. Contoh bahan-bahan semikonduktor yaitu Barium Titinate (Ba Ti), Bismut Telurida
(Bi2 Te3), Cadmium sulfide (Cd S), Gallium arsenide (Ga As), Germanium (Ge),
Silikon (Si), Silikon Carbida (Si Cb), Seng Sulfida (Zn S), Germanium Silikon (Ge
Si), Selenium (Se)Aluminium Stibium (Al Sb), Gallium pospor (Ga P), Indium pospor
(In P), Tembaga Oksida, Tembaga Oksida, Plumbun Sulfur (Pb S), Plumbun Selenium
(Pb Se), Indium Stibium (In Sb).
5. Untuk mengerti cara kerja semikonduktor, misalkan sebuah gelas berisi air murni. Jika
sepasang konduktor dimasukan kedalamnya, dan diberikan tegangan DC tepat
dibawah tegangan elektrolisis (sebelum air berubah menjadi Hidrogen dan Oksigen),
20
tidak akan ada arus mengalir karena air tidak memiliki pembawa muatan (charge
carriers). Sehingga, air murni dianggap sebagai isolator. Jika sedikit garam dapur
dimasukan ke dalamnya, konduksi arus akan mulai mengalir, karena sejumlah
pembawa muatan bebas (mobile carriers, ion) terbentuk. Menaikan konsentrasi garam
akan meningkatkan konduksi, namun tidak banyak.
6. Bahan semikonduktor dikelompokan menjadi 2 yaitu bahan semikonduktor intrinsik
dan ekstrinsik. Bahan semikonduktor adalah semikonduktor yang belum diisi dengan
atom lain, sedangkan semikonduktor ekstrinsik adalah semikonduktor yang telah
ditambahkan dengan atom lain. Semikonduktor ekstrinsik dibagi menjadi 2 yaitu tipe
N dan tipe P.
7. Alat semikonduktor adalah alat yang menggunakan prinsip sifat-sifat bahan
semikonduktor. Contoh alat semikonduktor adalah dioda dan transistor.
DAFTAR PUSTAKA
21
http://nhingz-anwar.blogspot.com/2013/02/makalah-bahan-semikonduktor.html diakses pada
tanggal 28 Desember 2014 pukul 14.00 WITA.
http://webcache.googleusercontent/2006/-Semikonduktor-html diakses pada 28 Desember
2014 pukul 14.10 WITA.
http://id.wikipedia.org/wiki/Semikonduktor diakses pada tanggal 28 Desember 2014 pukul
14.30 WITA.
http://putry-wahyuni.blogspot.com/2012/05/makalah-bahan-semikonduktor.html diakses pada
28 Desember 2014 pukul 15.00 WITA.
http://bima-elektro.blogspot.com/2013/05/bahan-semikonduktor-semikonduktor.html diakses
pada 28 Desember 2014 pukul 15.30 WITA.
http://serbamakalah.blogspot.com/2013/02/semikonduktor-dan-dioda.html diakses pada 28
Desember 2014 pukul 16.00 WITA.
22