MAKALAH Rempah Obat Lada

15
MAKALAH BOTANI DAN SYARAT TUMBUH TANAMAN LADA Diajukan untuk memenuhi syarat matakuliah tanaman rempah obat Disusun oleh: Irayani 4442100772 AGROEKOTEKNOLOGI FAKULTAS PERTANIAN UNVERSITAS SULTAN AGENG TIRTAYASA

description

tugas by irayani

Transcript of MAKALAH Rempah Obat Lada

Page 1: MAKALAH Rempah Obat Lada

MAKALAH

BOTANI DAN SYARAT TUMBUH TANAMAN LADA

Diajukan untuk memenuhi syarat matakuliah tanaman rempah obat

Disusun oleh:

Irayani

4442100772

AGROEKOTEKNOLOGI

FAKULTAS PERTANIAN

UNVERSITAS SULTAN AGENG TIRTAYASA

SERANG

2013

Page 2: MAKALAH Rempah Obat Lada

BAB 1

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Lada ( piper nigrum L) merupakan salah atu komoditas perdagangan

penting di Indonesia. Hasil tanaman tersebut merupakan rempah pertama Indonesia

yang pertanam dibawa ke Eropa melalui Persia dan Arabia. Tanaman lada yang sudah

dikenal sejak abad XVI, baru diusahakan secara besar-besaran di Pulau jawa pada

abad XVII (Aksi Agraria kanisius, 1908).

Lada ditemukan pertama kali di daerah Western Ghast, India. Lada

ditemukan tumbuh liar di daerah pegunungan Assam (India) dan utara Burma.

Tumbuhan ini kemudian mulai dibudidayakan dan menjadi barang berharga ketika

mulai diintroduksi ke Eropa dan dikenal oleh bangsa Yunani dan Romawi kuno.

Theophratus (372-278 B.C), seorang filsaat Yunani yang dikenal sebagai ―Bapak

Botani‖ menyebutkan dua tipe lada yang digunakan di Yunani dan Romawi yaitu

black pepper (lada hitam), Piper nigrum dan long pepper (lada panjang), Piper

longum. Lada kemudian menyebar dari Malabar (India) ke daerah-daerah Eropa dan

Asia termasuk Indonesia. Lada kemungkinan dibawa masuk ke Indonesia oleh

masyarakat Hindu ke daerah Jawa antara 100 B.C dan 600 A.D (Purseglove et al.

1981).

Sentra produksi lada di Indonesia adalah di daerah Lampung,

Sumatera Selatan dan Kepulauan Bangka Belitung. Kedua daerah ini memproduksi

kurang lebih 90% dari produksi lada di Indonesia. Daerah penghasil lada lainnya

yaitu Bengkulu, Aceh, Sumatera Barat, Kalimantan Barat, Kalimantan Timur,

Kalimantan Selatan, dan Sulawesi Selatan (Mustika 1990). Tanaman lada (Piper

nigrum L) adalah tanaman perkebunan yang bernilai ekonomis tinggi. Tanaman ini

dapat mulai berbuah pada umur tanaman berkisar antara 2-3 tahun.

Page 3: MAKALAH Rempah Obat Lada

1.2 Tujuan

Makalah ini bertujuan untuk mengetahui tentanag botani dan syarat

tumbuh tanaman lada (Piper nigrum).

Page 4: MAKALAH Rempah Obat Lada

BAB 2

ISI

2.1 Botani tanaman lada

Lada berasal dari bahasa sanskerta pippali, dalam bahasa Inggris

disebut pepper, dalam bahasa Yunani disebut peperi, dan bahasa latin piper. Lada

dikelompokkan dalam famili Piperaceae, genus Piper, spesies Piper nigrum.

Tanaman lada merupakan tanaman tahunan yang memanjat dan berbuku-buku.

Ketinggian tanaman ini dapat mencapai 10 m, namun dalam budidaya dibatasi hingga

ketinggian 4 m dan melekat pada tiang panjat (tajar) agar memudahkan dalam

pemeliharaan

a. Akar

Tanaman lada termasuk tanaman kelompok dikotil yang memiliki akar

tunggang. Akar utama terletak pada dasar batang dengan panjang 3-4 m,

sedangkan akar-akar dari buku di atas permukaan tanah panjangnya hanya 3-5

cm yang berfungsi untuk menempel pada tiang panjat yang sering disebut 4

sebagai akar panjat atau akar lekat. Akar lekat hanya tumbuh di buku-buku

batang utama dan cabang ortotrop, sedangkan di cabang produksi (plagiotrop)

tidak muncul akar lekat (Purseglove et al. 1981).

b. Batang

Batang atau cabang tanaman lada berupa sulur panjat yang berbuku-

buku dengan panjang buku berkisar antara 5-12 cm, batang berbentuk silindris

serta mempunyai akar lekat. Warna batang bervariasi antara hijau muda, hijau

tua, hijau keungu-unguan atau hijau keabu-abuan. Batang yang sudah tua

berwarna kehitaman dengan diameter 4-6 cm.

Page 5: MAKALAH Rempah Obat Lada

c. Cabang

Selain mempunyai sulur panjat, tanaman lada juga mempunyai sulur

(cabang) buah, sulur gantung, dan sulur tanah. Sulur panjat atau cabang panjat

dikenal juga sebagai cabang ortotrop, sedangkan cabang buah sering dikenal

sebagai cabang plagiotrop. Cabang plagiotrop muncul baik dari batang primer

maupun cabang ortotrop. Cabang ini berukuran relatif pendek, agak kecil, dan

tidak dilengkapi dengan akar di buku-bukunya, selalu tumbuh menyamping

dan dari cabang ini masih bisa muncul beberapa ranting. Sulur gantung

sebenarnya adalah cabang ortotrop, tetapi akar lekatnya tidak menemukan

tempat untuk melekat sehingga posisinya menggantung. Sulur tanah sama

dengan sulur gantung tetapi posisinya merambat di permukaan tanah

(Purseglove et al. 1981, Sutarno & Andoko 2005).

d. Daun

Tanaman lada berdaun tunggal, tidak berpasangan, berseling dan

tumbuh pada setiap buku. Daun muda berwarna hijau muda, ungu, atau coklat

muda, sedangkan daun tua berwarna hijau tua mengkilat pada permukaan atas.

Bentuk daun bervariasi dari bulat telur hingga bentuk jantung, ukuran daun

bervariasi dengan panjang berkisar antara 8-20 cm dan lebar berkisar antara 4-

12 cm, sedangkan panjang tangkai daun 1,8-2,6 cm. Bunga lada terdapat pada

cabang plagiotrop (cabang buah), tersusun dalam bulir (spike) dengan panjang

bulir antara 3-15 cm.

e. Buah

Buah lada termasuk buah buni atau buah batu dengan dinding buah

yang terdiri dari tiga bagian yaitu lapisan luar (exocarp), lapisan tengah

(mesocarp), dan lapisan dalam (endocarp). Buah lada berbentuk bulat, pada

waktu muda berwarna hijau tua dan ketika masak berwarna merah, dengan

diameter ± 4-6 mm (Laba 2005, Purseglove et al. 1981).

Page 6: MAKALAH Rempah Obat Lada

2.2 Syarat tumbuh tanaman lada

Lada sangat cocok ditanam di daerah tropis dengan curah hujan 2000-2500 mm

per tahun dan temperatur optimum 23°-30°C. Lada dapat tumbuh hingga ketinggian

1500 m di atas permukaan laut, tetapi paling baik pada ketinggian sekitar 500 m dpl.

Lada dapat tumbuh dengan subur pada tanah-tanah yang subur secara fisik dan kimia

serta drainase yang baik. Tanah-tanah liat berpasir, tanah lateritis-podsolik komplek

dan tanah latosol dengan pH tanah berkisar antara 5,5-6,5 sangat baik untuk

pertumbuhan tanaman lada. (Deptan 1980, Mansjur 1980, Purseglove et al. 1981).

Syarat utama yang perlu diketahui dan dipenuhi agar tanaman lada cepat

berbuah, produksinya banyak dan berumur panjang adalah persyaratan tumbuhnya

dan syarat budidaya.

1. Syarat Lokasi Tumbuh Berdasarkan Ketinggian Tempat dan Jenis Tanah

a. Dataran rendah dan dataran sedang

Daerah dataran rendah dan sedang merupakan daerah yang paling cocok untuk

penanaman lada. Pada mulanya, pertumbuhan bibit lambat dibandingkan tanaman

lada di dataran tinggi. Bahkan, ada tanaman yang mati sebelum umur setahun. Hal ini

disebabkan sinar matahari yang terlalu panas. Namun setelah melewati masa kerisis

(umur 0-12 bulan) maka pertumbuhan tanaman akan lebih baik dibandingkan

tanaman lada di dataran tinggi. Selain itu, tanaman lada ini juga akan berbuah lebih

lebat dan akan masak secara serempak.

b. Dataran Pegunungan

Lada yang ditanam di daerah pada ketinggian demikian pada umumnya akan

tumbuh lebih cepat dibandingkan     didataran sedang. Hal ini disebabkan bibit yang

ditanam tidak mengalami proses adaptasi yang kusus serta tidak terkena penyakit layu

daun dan sejenisnya. Fase vegetatifnya lebih dominan dibandingkan fase generative

(bunga dam buah) sehingga  berbuahnya juga lebih lama. Kualitas buahnya tidak

memenuhi syarat untuk permintaan ekspor.

Page 7: MAKALAH Rempah Obat Lada

c. Dataran Tinggi

Daerah di dataran tinggi kurang baik untuk menanam lada. Pada kondisi

seperti ini, proses pembentukan karbohidrat di dalam tanaman terkesan lambat. 

Sedangkan, untuk Jenis tanah yang baik untuk tanaman lada ini adalah yang

mempunyai ciri-ciri :

1.    Subur dan banyak mengandung bahan organic.

2.    Tidak tergenang air bila musim hujan dan tidak terlalu kering di musim kemarau.

3.    Kadar keasaman (pH) tanah berkisar 5,5-7,0.

4.    Warna tanah merah sampai merah kuning (podsolik, lateritic, latosol, dan utisol).

5.    Lapisan tanah yang mengandung humus sekitar 1-2,5 meter.

6.    Tanah gambut, tanah yang seluruhnya berasal dari endapan sisa-sisa tumbuhan

yang telah, sedang dan belum melapuk.

2.    Syarat budidaya

Setelah memilih lokasi yang sesuai dengan syarat lokasi tumbuh, dapat segera

dilakukan budi daya tanaman lada. Adapun persyaratan budi daya sebagai

berikut:

a. Pengolahan Tanah

Pengolahan tanah adalah upaya mengubah tanah yang semula

kurang menguntungkan bagi tanaman menjadi lebih menguntungkan.

Cara mengolah tanah ini adalah dengan mencangkulnya sedalam 25-

35 cm. tanah lapisan bawah (sop soil)  dibalik menjadi ke atas dan

tanah lapisan atas (top soil) dibalik menjadi kebawah.

Page 8: MAKALAH Rempah Obat Lada

b. Pemberian Pupuk Dasar

Lahan yang diolah dan diberi kapur pertanian (bila pH nya

rendah), kemudian diberi pupuk dasar. Pupuk dasar yang digunakan

dari pupuk organic (kotoran ayam, sapi, kerbau atau kompas) dan

pupuk organic (kimiawi).

c. Sistem penanaman

Maksud dari sistem penanaman di sini adalah tanaman lada

ditanam dengan jenis tanaman lain atau hanya tanaman lada itu

sendiri. System penanaman yang baik adalah dengan monokultur

(hanya tanaman lada saja).

d. Jarak Tanam dan Lubang Tanam

Jarak tanam lada yang baik adalah 2 m x 2 m. jarak tanam ini

cukup ideal karena dapat menciptakan pertumbuhan vegetative

tanaman lada dapat sempurna dan berkembang baik, penerimaan sinar

matahari dapat berjalan sempurna karena ujung mahkota pohon satu

dengan lainnya tidak saling bersentuhan.

Setelah ditentukan jarak tanam, perlu dibuat lubang tanam.

Lubang tanam bisa dibuat dua macam, yaitu bujur sangkar atau

berbentuk limas. Bujur sangkar dengan ukuran 50 cm x 50 x 50 cm

dan ukuran untuk limas 40 cm x 35 cm untuk atas, 40 cm x 15 cm

untuk bawah dan kedalaman 50 cm.

Page 9: MAKALAH Rempah Obat Lada

e. Bibit 

Bibit tanaman lada dapat dikembangbiakan dengan cara

vegatif. Pengembangbiakan vegetatif adalah cara memperbanyak bibit

dari bagian tanaman itu sendiri. Vegetatif tanaman lada dapat

dilakukan dengan cara stek batang. Bibit stek diperoleh dari potongan

batang induk yang berumur 8-12 bulan. Adapun bibit yang berasal dari

induk yang berumur lebih dari 12 bulan akan sulit (lambat) tumbuh

karena batangnya telah tua.

f. Tajar (tiang rambat)

Sebagai tempat merambatnya batang lada diperlukan tajar atau

tiang rambat. Tajar yang biasa digunakan oleh petani kabupaten

Bangka selatan menggunakan tajar mati yaitu dengan kayu yang kuat

dan keras jenis kayunya menggunakan kayu Melanger.

g. Penyemaian Bibit

Bibit lada asal stek sebaiknya disemaikan terlebih dahulu.

Tujuannya untuk menumbuhkan akar-akar lekat di setiap ruas buku

dan mengusahakan agar mata tunas baru bisa tumbuh. Dengan

tumbuhnya akar lekat dan tunas baru, bibit lebih cepat beradaptasi di

tempat yang baru sehingga dapat tumbuh dengan sempurna.

h. Waktu Penanaman yang baik

Page 10: MAKALAH Rempah Obat Lada

Dalam penanaman tanaman lada, harus diperhatikan dua

factor penting, yaitu keadaan curah hujan dan waktu penanaman.

Usahakan menanam lada pada musim penghujan atau peralihan dari

musim kemarau ke musim penghujan. Cara yang tepat menentukan

musim hujan ini sebaiknya berdasarkan kondisi di daerah masing-

masing.

i. Cara Penanaman Bibit

Cara menanam bibit yang baik adalah dengan menghadapkan

perut bibit (ada akar lekat) ke bawah, sedangkan bagian belakang

(tidak ada akar) menghadap keatas. Sebaliknya, kalau posisinya lain,

sering menyebabkan bibit mati meskipun ditanam pada musim

penghujan.

j. Pemasangan Peneduh Bibit

Setelah ditanam, janganlah bibit dibiarkan begitu saja, bibit

yang tidak diberi pelindung dalam waktu 15-20 hari, bibit lada bisa

layu dan mati akibat sinar matahari. Pelindung dapat berupa aneka

dedaunan beserta tunasnya sepanjang 40-50 cm yang ditancapkan di

sekeliling bibit dengan jarak kira-kira 40 cm. 

k. Pemupukan 

Pupuk organic dan anorganik ini dapat diberikan lewat akar

maupun daun. Pupuk yang diberikan lewat akar dapat dilakukan

dengan cara dibenamkan dalam tanah atau disiramkan. Puok daun

dapat diberikan dengan cara disemprotkan pada bagian bawah daun

Page 11: MAKALAH Rempah Obat Lada

karena dibagian permukaan bawah daun ini terdapat stomata (mulut

daun) yang akan menyerap pupuk tersebut.