Makalah Pura Tanah Lot
-
Upload
pitriani-luhde -
Category
Documents
-
view
572 -
download
73
description
Transcript of Makalah Pura Tanah Lot
BAB IPENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang“Bali Pulau Seribu Pura”, ungkapan ataupun istilah ini bukanlah bualan
semata. Di beberapa tempat di Bali terdapat beberapa tempat persembahyangan /
pura yang sangat besar dan istimewa. Masing – masing pura di Bali identik
dengan sejarah terbentuknya masyarakat di daerah tersebut. Banyak kalangan
spiritual menjadikan Bali sebagai salah satu tempat untuk berkunjung (tirta yatra),
karena aura magis dari Bali itu sendiri (mungkin salah satunya disebabkan oleh
pura – pura yang ada disini).
Kabupaten Tabanan adalah salah satu Kabupaten dari beberapa Kabupaten
/ Kota yang ada di Propinsi Bali. terletak dibagian selatan Pulau Bali, Kabupaten
Tabanan memiliki luas wilayah 839,33 KM² yang terdiri dari daerah pegunungan
dan pantai. Secara geografis wilayah Kabupaten Tabanan terletak antara 1140 –
54’ 52” bujur timur dan 80 14’ 30” – 80 30’07” lintang selatan.
Topografi Kabupaten Tabanan terletak diantara ketinggian 0 – 2.276 m
dpl, dengan rincian pada ketinggian 0 – 500 m dpl merupakan wilayah datar
dengan kemiringan 2 – 15 %. Sedangkan pada ketinggian 500 – 1.000 m dpl
merupakan wilayah datar sampai miring dengan kemiringan 15 – 40 %. Pada
daerah-daerah yang mempunyai kemiringan 2 – 15 % dan 15 – 40 % merupakan
daerah yang cukup subur tempat dimana para petani melakukan kegiatan
pertanian untuk memenuhi kebutuhan hidupnya. Di daerah-daerah yang
mempunyai ketinggian di atas 1.000 m di atas permukaan laut dan dengan
kemiringan 40 % ke atas merupakan daerah berbukit- bukit dan terjal.
Berdasarkan potensi dan kondisi masyarakat Kabupaten Tabanan, asumsi
Makro Ekonomi sebagai landasan kebijakan dalam penyusunan Anggaran adalah
tingkat pertumbuhan perekonomian Kabupaten Tabanan. Tujuan yang ingin
diwujudkan adalah semakin tumbuh kembangnya industri pedesaan yang berbasis
pertanian sebagai media strategi untuk memacu perekonomian masyarakat desa
(petani) dengan meningkatkan nilai tambah petani melalui industri penanganan
dan pengolahan pasca panen diaharapkan akan mampu meningkatkan
kesejahteraan masyarakat.
1
Walaupun potensi yang dimilikinya adalah potensi agraris, namun potensi
wisata yang dimiliki tidak kalah dengan potensi yang dimiliki oleh kabupaten
lainnya di Bali. Banyak terdapat objek wisata yang ada di Kabupaten Tabanan.
Objek-objek wisata itu tersebar di seluruh wilayah Tabanan, mulai dari ujung
Barat, Timur, Selatan, maupun ujung Utaranya. Salah satu objek yang terkenal
adalah objek wisata Tanah Lot.
Dalam hubungannya dengan pariwisata, pura – pura ini menjadi daya tarik
tersendiri bagi para wisatawan, baik asing maupun domestik. Tidak jarang mereka
takjub menyaksikan budaya dan tata cara persembahyangan umat Hindu di Bali.
Salah satu pura yang ramai dikunjungi wisatawan adalah Pura Tanah Lot. Pura
Tanah Lot terletak di kabupaten Tabanan, sekitar 20 km dari Denpasar. Tanah Lot
dalam bahasa Bali berarti “Tanah di tengah lautan”, kalau kita cermati posisi Pura
Tanah Lot memang menjorok ke tengah laut. Pura ini berdiri di atas bongkahan
batu karang, dimana alam telah membentuknya sedemikian rupa sehingga menjadi
sebuah bentuk yang sangat indah dan unik.
Selain sebagai pusat spiritual bagi umat Hindu, pura Tanah Lot memiliki
keistimewaan jika dibandingkan dengan pura-pura lainnya yang ada di Bali. Pura
Tanah Lot sudah sejak lama terkenal karena keindahan pantainya. Selain itu, Pura
Tanah Lot juga memiliki keistimewaan lain, seperti adanya ular suci. Mengingat
keistimewaan-keistimewaan tersebut, maka penulis mengangkat topic Tanah Lot
sebagai objek tulisan.
1.2 Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas, ada beberapa permasalahan yang
diungkapkan.
1. Dimanakah lokasi Pura Tanah Lot?
2. Bagaimanakah sejarah Pura Tanah Lot?
3. Apa sajakah keistimewaan yang ada di Pura Tanah Lot?
4. Bagaimana sistem pengelolaan Pura Tanah Lot?
5. Bagaimanakah dampak Pura Tanah Lot terhadap masyarakat sekitar?
2
1.3 Tujuan Penulisan
Berdasarkan latar belakang dan rumusan masalah yang disamapaikan di
atas, ada beberapa tujuan yang ingin dicapai.
1. Untuk mengetahui lokasi Pura Tanah Lot.
2. Untuk mengetahui sejarah Pura Tanah Lot.
3. Untuk mengetahui keistimewaan yang ada di Pura Tanah Lot.
4. Untuk mengetahui sistem pengelolaan Pura Tanah Lot.
5. Untuk mengetahui dampak Pura Tanah Lot terhadap masyarakat sekitar.
1.4 Manfaat Penulisan
Secara praktis, makalah ini dapat bermanfaat bagi beberapa pihak.
1. bagi mahasiswa, makalah ini dapat dijadikan acuan untuk mengenal lebih
dekat mengenai objek wisata Pura Tanah Lot.
2. bagi pemerhati pariwisata, makalah ini bisa dijadikan sebagai acuan untuk
menentukan tolok ukur wisata Pura Tanah Lot.
3. bagi masyarakat, makalah ini bisa dijadikan bahan referensi sebelum
mengunjungi Pura Tanah Lot.
1.5 Tinjauan Pustaka
Pengertian Pura
Istilah Pura dengan pengertian sebagai tempat pemujaan bagi masyarakat
Hindu khususnya di Bali, tampaknya berasal dari jaman yang tidak begitu
tua.Pada mulanya istilah Pura yang berasal dari kata Sanskerta itu berarti kota
atau benteng yang sekarang berubah arti menjadi tempat pemujaan Hyang
Widhi.Sebelum dipergunakannya kata Pura untuk manamai tempat suci /
tempat pemujaan dipergunakanlah kata Kahyangan atau Hyang. Pada jaman
Bali Kuna dan merupakan data tertua kita temui di Bali, ada disebutkan di
dalam prasasti Sukawana A I tahun 882M. Kata Hyang yang berarti tempat
suci atau tempat yang berbubungan dengan Ketuhanan.
3
BAB IIPEMBAHASAN
2.1 Lokasi Pura Tanah LotPura Tanah Lot ini terletak di Pantai Selatan Pulau Bali yaitu di wilayah
kecamatan Kediri, Kabupaten Daerah Tingkat II Tabanan, yang pembangunannya
erat kaitannya dengan perjalanan Danghyang Nirartha di Pulau Bali. Objek ini
bisa ditempuh sekitar 45 menit dari kawasan Kuta. Di sini ada dua pura yang
terletak di di atas batu besar. Satu terletak di atas bongkahan batu, apabila air
pasang pura ini akan kelihatan dikelilingi air laut dan satunya lagi, tepatnya di
sebelah utara Pura Tanah Lot terdapat sebuah pura yang terletak menjorok ke laut
dan di atas tebing.
Tanah Lot adalah
sebuah objek wisata di
Bali, Indonesia. Di sini ada
dua pura yang terletak di
atas batu besar. Satu
terletak di atas bongkahan
batu dan satunya terletak
di atas tebing mirip dengan
Pura Uluwatu. Pura Tanah
Lot ini merupakan bagian
dari pura Dang
Kahyangan. Pura Tanah Lot merupakan pura laut tempat pemujaan dewa-dewa
penjaga laut.
Pura Tanah Lot ini merupakan bagian dari pura Sad Kahyangan. Pura
Tanah Lot merupakan pura di tengah pantai tempat pemujaan dewa-dewa penjaga
laut. Tanah Lot terkenal sebagai tempat yang indah untuk melihat matahari
terbenam (sunset), biasanya para tamu akan datang pada sore hari untuk melihat
melihat keindahan matahari tenggelam.
2.2 Sejarah Pura Tanah LotTanah Lot dalam bahasa Bali berarti “Tanah di tengah lautan”, kalau kita
cermati posisi Pura Tanah Lot memang menjorok ke tengah laut. Pura ini berdiri 4
Gambar 2.1 Peta Tanah Lot
di atas bongkahan batu karang, dimana alam telah membentuknya sedemikian
rupa sehingga menjadi sebuah bentuk yang sangat indah dan unik.
Menurut legenda
masyarakat Bali, Tanah Lot
berasal dari segumpal tanah yang
dibawa oleh Putra Patih
Gajahmada yang terjatuh di tepi
pantai. Diceritakan bahwa Patih
Gajahmada dari Kerajaan
Majapahit memerintahkan
putranya untuk mengembara.
Sang Patih memberinya bekal sebuah tempayan yang berisi tanah. Sang Patih
berpesan agar putranya menaburkan tanah dalam tempayan tersebut sesampainya
ia di sebuah daratan, niscaya tempat tersebut akan menjadi kekuasaannya. Akan
tetapi, sebelum sampai ke daratan tempayan tersebut terjatuh dan tanahnya
tumpah di tepi pantai. Tanah itulah yang kemudian menjadi Tanah Lot yang
artinya tanah di tengah laut.
Selain itu, ada pula cerita versi lain yang berkembang di masyarakat. Pada
masa kerajaan majapahit di jawa timur, tersebutlah seorang bhagawan yang
bernama Dang Hyang Dwi Jendra. Beliau di hormati atas pengabdian yang sangat
tinggi terhadap raja dan rakyat melalui ajaran-ajaran spiritual, peningkatan
kemakmuran dan menanggulangi masalah-masalah kehidupan. Beliau dikenal
dalam menyebarkan ajaran agama hindu dengan nama “dharma yatra”. Di lombok
beliau disebut “tuan semeru” atau guru dari semeru, nama sebuah gunung di jawa
timur.
Pada waktu beliau datang ke bali untuk menjalankan misinya pada abad ke
15, yang berkuasa pada saat itu adalah raja dalem waturenggong yang menyambut
beliau dengan sangat hormat. Beliau mengajarkan dan menyebarkan ajaran
dharma sampai ke pelosok-pelosok pulau bali dan banyak membangun tempat-
tempat suci untuk membangun dan meningkatkan kesadaran spiritual dan
memperdalam ajaran-ajaran agama hindu.
5
Gambar 2.2 Pura Tanah Lot
Disebutkan pada saat beliau menjalankan “dharma yatra” di rambut siwi,
beliau melihat sinar suci dari arah tenggara dan mengikutinya sampai pada
sumbernya yang ternyata adalah sebuah sumber mata air. Tidak jauh dari sumber
mata air tersebut, beliau menemukan sebuah tempat yang sangat indah yang
disebut “gili beo” ( gili artinya batu karang, beo artinya burung) jadi itu adalah
sebuah batukarang besar berbentuk burung beo. Di tempat inilah beliau
membangun tempat untuk bermeditasi dan melakukan pemujaan kepada dewa
penguasa laut.
Beliau mulai menyebarkan ajarannya kepada penduduk setempat, yaitu
yang berada di desa beraban dimana desa tersebut di kepalai oleh seorang
pemimpin suci yang disebut “bendesa beraban sakti”.
Pada saat itu penduduk desa beraban menganut monotheisme. Dalam
waktu singkat, ajaran dang hyang nirartha yaitu tentang agama hindu telah
membuat para penduduk mulai meninggalkan ajaran monotheisme tersebut.
Begitu pula sebagian kecil pengikut bendesa beraban mulai meninggalkannya, dan
dia menyalahkan dang hyang nirartha atas hal tersebut. Kemudian dia
mengumpulkan para pengikutnya yang masih setia dan memimpin mereka untuk
mengusir dang hyang nirartha dari tempat tersebut. Dengan kekuatan spiritual
yang dimiliki oleh dang hyang nirartha, beliau melindungi diri dari serangan
bendesa beraban dengan memindahkan batukarang besar tersebut tempat beliau
bermeditasi ke tengah lautan dan menciptakan banyak ular dengan selendangnya
di sekitar batukarang sebagai pelindung dan penjaga tempat tersebut. Kemudian
beliau memberi nama “tengah lod” yang berarti tanah di tengah lautan.
Akhirnya bendesa beraban mengakui kesaktian dan kekuatan spritual dari
dang hyang nirartha, dan dia mulai mempelajari ajaran-ajaran yang di ajarkan oleh
orang suci tersebut, hingga menjadi pengikut setia dan ikut menyebarkan ajaran
itu kepada para penduduknya untuk bergabung mengikuti kepercayaan tersebut.
Sebelum pergi, beliau memberikan sebilah keris suci dan sakti yang dikenal
dengan nama “ki baru gajah” kepada bendesa beraba. Saat ini keris tersebut
distanakan di puri kediri yang sangat dikeramatkan oleh segenap masyarakat dan
diupacarai setiap hari raya kuningan dengan berjalan kaki 11 km pulang pergi
menuju pura luhur pakendungan yang berlokasi 300 meter dari pura luhur tanah
6
lot. Upacara piodalan di pura tanah lot setiap 210 hari sekali yakni pada hari
“buda wage langkir” sesuai penanggalan kalender Bali.
2.3 Aturan Berkunjung Ke Pura Tanah Lot
Seluruh pengunjung yang akan berkunjung ke obyek wisata tanah lot,
dalam upaya memberikan pelayanan dan kenyamanan kunjungan, sebaiknya
diperhatikan beberapa hal berikut ini.
a. seluruh pengunjung obyek wisata tanah lot sebelum memasuki kawasan
obyek wisata, harap membeli tiket masuk dan tiket parkir pada pos
penjualan tiket (tiket gate) yang sudah ada.
b. bagi para pengunjung harap tetap membawa tiket yang sudah dibeli untuk
pengecekan pada saat memasuki kawasan obyek pada pos checking tiket.
c. tiket yang sudah dibeli sudah termasuk jaminan asuransi kecelakaan
pengunjung dan parkir.
d. seluruh pengunjung tidak diperkenankan masuk ke dalam lingkungan
seluruh pura yang ada di seluruh kawasan obyek wisata tanah lot.
e. ketika ada acara ritual keagamaan, seluruh pengunjung diharapkan tertib,
mengambil jarak yang cukup dengan acara prosesi dan tidak mengganggu
jalannya upacara ritual.
f. kawasan obyek wisata tanah lot adalah kawasan suci, maka seluruh
pengunjung diharapkan berpakaian sopan, tidak berkata-kata kasar dan
tidak melakukan tindakan yang tidak senonoh.
g. kawasan obyek wisata tanah lot merupakan kawasan pantai laut selatan
dengan ombak yang cukup besar. Maka para pengunjung harap berhati-
hati dan mematuhi tanda-tanda larangan jika bermain di kawasan pantai.
h. kawasan obyek wisata tanah lot adalah merupakan kawasan tertib
membuang sampah.
7
i. seluruh satwa dan tanaman yang ada di obyek wisata tanah lot dilindungi,
seluruh pengunjung diharapkan ikut menjaga kelestarian alam dan
lingkungan.
j. jika butuh bantuan tentang informasi dan lokasi silakan hubungi staf
operasional obyek wisata tanah lot pada tourist information desk
2.4 Keistimewaan Tanah Lot
Dimensi naturalisme mengimajinasikan bahwa eksotisme pantai Lot
adalah kekayaan dan panorama yang menggambarkan betapa alam ini penuh
warna dan aneka ragam. Dimensi humanisme seolah menandakan bahwa alam
menginduksi manusia untuk memanjakan diri, tenggelam dalam euforia yang
ditandai dengan proyek imajiner seperti mengambil foto dengan momen istimewa
dan mengambil sudut pantai yang dianggap akan mewakili representasi diri dalam
imaji fotografi. Di Pantai Tanah Lot ini, ketika memasuki pintu gapura, anda akan
menjumpai sebuah suara muski tradisional gamelan dan nyanyian tradisional
menambah lengkap bahwa Tanah adalah humanisme kreatif yang dilengkapi
hidupnya kebudayaan masyarakat Tanah Lot. Sementara itu teosentrisme adalah
gerak yang diisi oleh manusia yang berkehendak untuk memuja, memberi
persembahan pada tuhan dan menandai proses komunikatif metafisika orang-
orang Bali sekitar Pantai Lot.
Tridimensi gerak Pantai Tanah Lot memberikan makna tersendiri karena
tidak berdimensi tunggal sebagaimana kalau menikmati pantai-pantai yang lain di
Bali. Tridimensi ini menambah aspek kebermaknaan hidup kita saat berkunjung
ke Tanah Lot. Pantai Tanah Lot bisa saya sebut sebagai bagian dari wisata religi
juga.
Selain kita mampu mengambil sisi keindahan pemandangan pantai,
gelombang laut, di situ terbangun megah sebuah Pura yang berada di atas batu
karang di pinggir pantai. Untuk sampai di Pura ini, perlu untuk menyeberangi air
laut. Tidak terlalu masuk ke laut, tetapi jika pasang, kalau kita ingin mengunjungi
Pura, maka kita terpaksa sedikit menceburkan diri dan di situ disediakan pegangan
tali agar penyeberangan kita menjadi aman. Di situ kita disadarkan sakramen dan
ritual umat Hindu menyadarkan bahwa makna pluralisme begitu realistis. Kalau
8
saya memaknai, bahwa perbedaan ritual dan cara-cara beribadah umat Hindu
tidak saya pandang sebagai pandangan yang bernada aneh, tetapi menyadarkan
saya bahwa ketuhanan adalah budaya dan idealisme yang mengakar dalam
kesatuan multikultural. Proyeksi keberagamaan telah ditanam manusia dalam
segala diktum humanisme. Simbol-simbol diciptakan untuk menjadi media
metafora dan dimaknai dalam keragaman konteks kebaikan, keburukan,
keselamatan, kematian dan sebagainya.
Keistimewaan Pantai Lot dilengkapi dengan mitologi setempat terkait
dengan ular suci (holy snake). Konon ular suci Tanah Lot diyakini memiliki
sejarah antropologi mitologis
yang menjadi penyangga dari
ancaman kejahatan dan
kerusakan. Ular suci yang ada
di Pantai Lot, menurut
informasi Beli Made Panji,
adalah jenis ular laut yang
dikenal dengan Bungarus
candidus dengan warna cincin
melingkar hitam dan putih. Ular ini menurut dia, adalah jenis ular berbisa nomer
ketiga dari jenis ular berbisa di dunia, setelah ular kobra dari India, ular derik
Australia. Kategorisasi ini sudah pernah diteliti oleh sebuah perguruan tinggi di
Indonesia, termasuk Universitas Indonesia, UGM dan Udayana.
Ular Suci, ini diyakini sebagai juru selamat Tanah Lot. Sebuah kisah, di
saat ada seseorang yang berniat jahat di Tanah Lot, tiba-tiba ular ini datang
menghampiri pelaku yang ingin berbuat jahat. Ular suci ini menyerang orang-
orang yang akan berbuat kerusakan di Tanah Lot. Keganasan ular ini terangkum
sebagai juru selamat terhadap ancaman kerusakan, tetapi ia jinak dan berdiam diri
ketika berada di pinggir gua batu karang Pantai Lot nan eksotik.
Setiap pengunjung Pantai Lot, bahkan bisa memegang ular berbisa ini
dengan tangan mereka tanpa khawatir serangan balik dari ular ini. Ular ini tidak
bereaksi apa-apa. Sembari ditunggui oleh pawangnya, anda bisa memegang ular
suci ini. Bagi anda yang berniat memegang ini, pawang ular ini meminta uang
9
Gambar 2.3 Ular Suci
seikhlasnya, minimal seribu rupiah sebagai buah dari keinginan kita memegang
ular ini. Hingga hari ini ular suci tanah lot belum pernah menyerang para
pengunjung yang ingin menyentuhnya, padahal ular ini dikategorikan sebagai
jenis ular berbisa nomer tiga di dunia.
Kepercayaan lain yang menambah unsur mitologis terhadap ular suci
adalah dengan menyentuh dan mengelus-elusnya, sembari itu anda dapat berdoa
agar keinginan dan permohonan yang selama ini belum terkabul atau punya hajat
tertentu terkait cita-cita anda. Sebuah kisah, tergantung anda percaya atau tidak,
tetapi menurut Made, itulah kenyataannya. Suatu kisah, ada seorang guru dari
Yogyakarta yang sudah lama tidak mempunyai anak, ketika datang di Tanah Lot
dan mengelus ular ini, dia berdoa untuk segera di karuniai anak, maka dalam
waktu beberapa tahun, guru ini pada akhirnya dikaruniani seorang anak.
Selain itu, jika ada tanda-tanda alam atau bencana, ular laut ini menjadi
pertanda dan isyarat bagi masyarakat Tanah Lot. Tanda yang dapat dikenali
adalah jika masyarakat setempat melihat ada ratu atau raja ular laut yang muncul,
biasanya berwarna merah, maka kemunculan ratu ular laut ini menjadi pertanda
bahwa bencana telah datang. Bagi masyarakat sekitar, mereka akan berdoa
memberi persembahan kepada dewa-dewa agar diberi keselamatan.Cerita ini
menambah auro mitologis semakin menguat dan semakin membuktikan kesucian
yang melegitimasi sebutan holy snake.
Kepercayaan lain yang berkembang di Tanah Lot, yakni jika anda
berkunjung di pantai ini, ada dapat meminta air keramat yang diyakini bisa
menambah wajah anda awet muda. Anda bisa mengambil secukupnya, buat untuk
mencuci muka anda, dan setelah itu menurut informasi dari bapak Made, setelah
sampai di rumah, silahkan melihat wajah anda di cermin, niscaya perubahan
wajah anda bisa saja kulit wajah anda akan nampak seperti kulit bayi, mulus,
hilang kerutnya dan terpancar kembali muda.
Begitulah, eksotisme pantai Lot berdinamika dengan akar-akar mitologis
yang menandai munculnya makna-makna kearifan lokal masyarakat di Tanah Lot.
Anda boleh mempercayai atau sekedar menjadikan pengetahuan bahwa fakta
antropologis Tanah Lot menandai hidupnya aktifitas dengan ragam budaya untuk
10
memahami dinamika kemanusiaan dan munculnya diversitas spiritualitas
masyarakat akan menambah bobot kesadaran kita tentang multikulturalisme.
BAB III
PENUTUP
3.1 Simpulan
Pura Tanah Lot ini terletak di Pantai Selatan Pulau Bali yaitu di wilayah
kecamatan Kediri, Kabupaten Daerah Tingkat II Tabanan, yang pembangunannya
erat kaitannya dengan perjalanan Danghyang Nirartha di Pulau Bali. Objek ini
bisa ditempuh sekitar 45 menit dari kawasan Kuta.
Tanah Lot dalam bahasa Bali berarti “Tanah di tengah lautan”, kalau kita
cermati posisi Pura Tanah Lot memang menjorok ke tengah laut. Pura ini berdiri
di atas bongkahan batu karang, dimana alam telah membentuknya sedemikian
rupa sehingga menjadi sebuah bentuk yang sangat indah dan unik.
Menurut legenda masyarakat Bali, Tanah Lot berasal dari segumpal tanah
yang dibawa oleh Putra Patih Gajahmada yang terjatuh di tepi pantai. Diceritakan
bahwa Patih Gajahmada dari Kerajaan Majapahit memerintahkan putranya untuk
mengembara. Sang Patih memberinya bekal sebuah tempayan yang berisi tanah.
Sang Patih berpesan agar putranya menaburkan tanah dalam tempayan tersebut
sesampainya ia di sebuah daratan, niscaya tempat tersebut akan menjadi
kekuasaannya. Akan tetapi, sebelum sampai ke daratan tempayan tersebut terjatuh
dan tanahnya tumpah di tepi pantai. Tanah itulah yang kemudian menjadi Tanah
Lot yang artinya tanah di tengah laut.
Selain itu, ada pula cerita versi lain yang berkembang di masyarakat. Pada
masa kerajaan majapahit di jawa timur, tersebutlah seorang bhagawan yang
bernama Dang Hyang Dwi Jendra. Beliau di hormati atas pengabdian yang sangat
tinggi terhadap raja dan rakyat melalui ajaran-ajaran spiritual, peningkatan
kemakmuran dan menanggulangi masalah-masalah kehidupan. Beliau dikenal
dalam menyebarkan ajaran agama hindu dengan nama “dharma yatra”. Di lombok
11
beliau disebut “tuan semeru” atau guru dari semeru, nama sebuah gunung di jawa
timur.
Dimensi naturalisme mengimajinasikan bahwa eksotisme pantai Lot
adalah kekayaan dan panorama yang menggambarkan betapa alam ini penuh
warna dan aneka ragam. Dimensi humanisme seolah menandakan bahwa alam
menginduksi manusia untuk memanjakan diri, tenggelam dalam euforia yang
ditandai dengan proyek imajiner seperti mengambil foto dengan momen istimewa
dan mengambil sudut pantai yang dianggap akan mewakili representasi diri dalam
imaji fotografi.
Pada tahun 1999 dengan bergulirnya wacana otonomi daerah, masyarakat
Beraban mencoba berjuang untuk bisa mengelola Daya Tarik Wisata Tanah Lot.
Meski sebenarnya keinginan masyarakat ini bukan hal yang baru. Tetapi memang
karena situasi kepemerintahan dan resim pada saat itu merupakan halangan
terbesar bagi masyarakat Desa Beraban untuk mengambil alih pengelolaan.
Sehingga dengan memanfaatkan moment otonomi daerah dan perubahan situasi
politik pada saat itu masyarakat Beraban mencoba maju dan menawarkan sebuah
konsep pengelolaan Daya Tarik Wisata Tanah Lot yang baru.
Daya Tarik Wisata Tanah Lot merupakan Sebuah asset yang sangat
berharga bagi seluruh Masyarakat, Khususnya bagi masyarakat Desa Adat
Beraban. Keberadaan Daya Tarik Wisata Tanah Lot secara nyata berdampak
Positif bagi perkembangan perekonomian Masyarakat setempat. Dari hasil
kontribusi yang diterima Oleh Desa Adat Beraban telah mampu membebaskan
masyarakat dari segala bentuk iuran pembangunan desa. Bahkan juga dari
penerimaan oleh desa ini sebagian juga di kontribusikan langsung kepada
masyarakat yang diberikan kepada masing masing Kepala Keluarga.
3.2 Saran
Tanah Lot sebagai salah satu aset budaya dan salah satu tujuan wisatawan
sudah semestinya mendapat perhatian yang lebih baik dari pemerintah daerah.
Banyak hal yang harus kita jaga dan lindungi bersama di Tanah Lot. Hal ini
mengingat pentingnya keberadaan Tanah Lot sebagai salah satu pura yang
memiliki kedudukan penting bagi umat Hindu Bali. Tentunya peran pemerintah
12
dan masyarakat sekitar memiliki andil yang sangat besar bagi pengelolaan Tanah
Lot. Hal ini penting untuk menjaga kesucian Tanah Lot sebagai pusat spiritual
umat Hindu.
DAFTAR PUSTAKA
www.google.com/puratanahlot
www.scribd.com/makalahpura
www.wikipediaindonesia.com
13