Makalah Print Bakteri

download Makalah Print Bakteri

of 14

Transcript of Makalah Print Bakteri

MIKROBIOLOGIDI SUSUN OLEH : NUR ASMA (PO7124011076) ULFA AMELIA (PO7124011095) NORA TUDDINI (PO7124011074) TUTI ANGGRAINI (PO7124011094) RISKY SUHARLAS (PO7124011089) RAUDHATUN NAFIS (PO7124011080) 1-C

POLITEKNIK KESEHATAN JURUSAN KEBIDANAN BANDA ACEH 2011-2012

Rabu, 14 Desember 2011

PENGAMATAN MORFOLOGI KOLONI BAKTERI SECARA MAKROSKOPIS

Objek yang diamati

HASIL PENGAMATAN

1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9.

Ukuran Bentuk Permukaan Kehalusan permukaan Warna Wajah permukaan Tepi Lendir Jumlah

: : : : : : : : :

Besar 3 mm Bulat Rata Halus Kekuningan Mengkilap Rata Ada Lendir (+) 28

TINJAUAN PUSTAKABakteri merupakan organisme prokariot. Umumnya ukuran bakteri sangat kecil, bentuk tubuh bakteri baru dapat dilihat dengan menggunakan mikroskop dengan pembesaran 1.000 X atau lebih (Waluyo, 2004). Sel bakteri memiliki panjang yang beragam, sel beberapa spesies dapat berukuran 100 kali lebih panjang daripada sel spesies yang lain. Bakteri merupakan makhluk hidup dengan ukuran antara 0,1 sampai 0,3 m. Bentuk bakteri bermacam macam yaitu elips, bulat, batang dan spiral. Bakteri lebih sering diamati dalam olesan terwarnai dengan suatu zat pewarna kimia agar mudah diamati atau dilihat dengan jelas dalam hal ukuran, bentuk, susunan dan keadaan struktur internal dan butiran. Sel sel individu bakteri dapat berbentuk seperti bola/elips, batang (silindris), atau spiral (heliks) (Pelczar & Chan, 2007). Isolat bakteri di karakterisasi dengan menumbuhkan pada medium dan dilakukan pengamatan meliputi: pertumbuhan koloni bakteri pada medium agar miring yaitu bentuk pertumbuhan pada bekas goresan, pertumbuhan koloni bakteri pada medium agar tegak yaitu bentuk pertumbuhan pada bekas tusukan dan pertumbuhan koloni bakteri pada medium agar lempeng yaitu bentuk, tepian, elevasi, permukaan warna, diameter koloni dan konfigurasi (Widjajanti & Munawar 1990). Bakteri yang hidup hampir tidak berwarna dan tidak kontras dengan air, dimana sel-sel bakteri tersebut disuspensikan, oleh sebab itu pengamatan tanpa pewarnaan menjadi lebih sukar dan tidak dapat digunakan untuk melihat bagian-bagian sel dengan teliti. Pewarnaan akan menyebabkan bakteri-bakteri tersebut kontras berwarna dengan sekelilingnya, sehingga akan terlihat jelas. Tujuan dari pewarnaan adalah untuk memudahkan melihat bakteri dengan mikroskop, memperjelas bentuk dan ukuran bakteri, melihat struktur luar dan dalam bakteri seperti dinding sel dan vakuola, serta menghasilkan sifat-sifat fisik dan kimia yang khas dari bakteri. Bakteri memiliki beberapa bentuk tubuh. Bentuk-bentuk tubuh dari bakteri yaitu: Bentuk bola atau Cocci (tunggal = coccus) Bentuk batang atau bacilli (tunggal = bacillus) Bentuk spiral atau sprilli (tunggal = sprilum) Bentuk koma atau vibrios (tunggal = vibrio) (Volk & Wheeler, 1993)

DAFTAR PUSTAKA

Widjajanti, H & Munawar. 1996. Penuntun Praktikum Mikrobiologi. FMIPA-Biologi Universitas Sriwijaya. Inderalaya: 38 hlm. Pelczar, M. J., Chan, E.C.S. 2007. Elements of Microbiology. Mc Graw Hill Book Company. New York. Wolk, W. A & Wheeler. M. F. 1993. Mikrobiologi Dasar Jilid 1. Penerbit Erlangga, Jakarta

Rabu, 14 Desember 2011

PEWARNAAN / PENGECATAN GRAM

Metode Alat-alat

: Mikroskopis : Objek glass Tissue Ose bulat Bunsen / Spiritus Korek

Bahan / Reagensia

: Ammonium Kristal Violet Lugol Alkohol Aseton Safranin Alkohol 70% Spiritus Aquadest

Sampel Cara kerja 1. Pembuatan preparat

: Bukan Koloni Bakteri :

Bersihkan objek glass dari lemak dengan menggunakan alkohol 70% Sterilkan ose bulat di atas nyala api sampai memerah Ambil 1 ose aquadest Tetesi diatas objek glass Ambil sedikit biakan bakteri dengan menggunakan ose Campur/ratakan dengan aquadest diatas objek glass Fiksasi di atas nyala api sampai mongering

Diwarnai

2. Cara pewarnaan Tetesi Ammonium Kristal Violet sampai menutupi biakan bakteri, tunggu 1 menit. Bilas dengan air yang mengalir secara hati-hati. Tetesi lugol sampai menutupi biakan, tunggu 1 menti. Bilas dengan air yang mengalir secara hati-hati. Tetesi selanjutnya dengan pewarnaan alcohol aseton sampai menutupi bakteri, tunggu 30 detik. Bilas lagi dengan air yang mengalir secara hati-hati. Terakhir tetesi larutan warna safranin tunggu 1 menit. Bilas dengan air mengalir secara hati-hati. Keringkan. Lihat di miksroskop pembesaran 10x, 40x, 100x.

HASIL PENGAMATAN

PEMBAHASANSel bakteri yang tidak bewarna sukar untuk diamati secara langsung, untuk mempermudah pengamatan marfologi bakteri diperlukan pewarnaan yang disebut juga pengecatan. Ada beberapa macam pewarnaan / pengecatan yaitu : Pewarnaan / pengecatan negative yaitu pengecatan yang dilakukan untuk mewarnai latar belakang preparat dan bakteri itu sendiri tidak terwarnai cth : pewarnaan larutan nigrosin. Pewarnaan / pengecatan sederhana yaitu pewarnaan yang memakai satu larutan warna cth : pewarnaan dengan larutan gentianviolet. Pewarnaan / pengecatan diferensial atau pewarnaan gram yaitu pewarnaan yang menggunakan lebih dari satu macam warna cth ; ammonium Kristal, violet, lugol, alcohol aseton, safranin. Hal-hal yang perlu diperhatikan untuk mewarnai bakteri yaitu : Bakteri haruslah diambil dari suatu biakan yang masih muda kira-kira 24 jam Bakteri diratakan diatas objek glass yang bersih, hindari pengambilan bakteri yang terlalu banyak Jika sudah mongering, sediaan bakteri perlu difiksasi perlahan-lahan supaya benarbenar melekat pada kaca objek Zat warna ditetesi pada bidang / bagian yang mengandung bakteri dan diberi waktu agar dapat diserap oleh bakteri

TINJAUAN PUSTAKAPewarnaan bakteri bertujuan untuk memudahkan melihat bakteri dengan mikroskop, memperjelas ukuran dan bentuk bakteri, untuk melihat struktur luar dan struktur dalam bakteri seperti dinding sel dan vakuola, menghasilkan sifat-sifat fisik dan kimia yang khas daripada bakteri dengan zat warna, serta meningkatkan kontras mikroorganisme dengan sekitarnya. Teknik pewarnaan warna pada bakteri dapat dibedakan menjadi tiga macam yaitu pengecatan sederhana, pengecatan diferensial dan pengecatan struktural. Pemberian warna pada bakteri atau jasad- jasad renik lain dengan menggunakan larutan tunggal suatu pewarna pada lapisan tipis, atau olesan, yang sudah difiksasi, dinamakan pewarnaan sederhana. Prosedur pewarnaan yang menampilkan perbedaan di antara sel-sel mikroba atau bagian-bagian sel mikroba disebut teknik pewarnaan diferensial (Pelczar & Chan, 2007). Zat warna adalah senyawa kimia berupa garam-garam yang salah satu ionnya berwarna. Garam terdiri dari ion bermuatan positif dan ion bermuatan negatif. Senyawa-senyawa kimia ini berguna untuk membedakan bakteri-bakteri karena reaksinya dengan sel bakeri akan memberikan warna berbeda. Perbedaan inilah yang digunakan sebagai dasar pewarnaan bakteri. Sel-sel warna dapat dibagi menjadi dua golongan yaitu asam dan basa. Jika warna terletak pada muatan positif dari zat warna, maka disebut zat warna basa. Jika warna terdapat pada ion negatif, maka disebut zat warna asam. Contoh zat warna basa adalah methylen blue, safranin, netral red, dan lain-lain. Sedangkan anionnya pada umumnya adalah Cl-, SO4-, CH3COO, COOHCOO?. Zat warna asam umumnya mempunyai sifat dapat bersenyawa lebih cepat dengan bagian sitoplasma sel sedangkan zat warna basa mudah bereaksi dengan bagian-bagian inti sel. Pewarnaan bakteri dipengaruhi oleh faktor-faktor seperti : fiksasi, peluntur warna, substrat, intensifikasi pewarnaan dan penggunaan zat warna penutup (Sutedjo, 1991). Prinsip dasar dari pewarnaan adalah adanya ikatan ion antara komponen selular dari bakteri dengan senyawa aktif dari pewarna yang disebut kromogen. Ikatan ion dapat terjadi karena adanya muatan listrik baik pada komponen seluler maupun pada pewarna. Terdapat tiga mcam metode pewarnaan yaitu pewarnaan sederhana, pewarnaan diferensial dan pewarnaan gram. Pewarnaan sederhana menggunakan pewarna tunggal, pewarnaan diferensial memakai

serangkaian larutan pewarna atau reagen. Pewarnaan gram merupakan metode pewarnaan yang paling umum digunakan untuk mewarnai sel bakteri (Umsl, 2008). Zat pewarna adalah garam yang terdiri atas ion positif dan ion negatif, salah satu di antaranya berwarna. Pada zat warna yang bersifat basa, warna terdapat pada ion positif (zat pewarna+ Cl-) dan pada pewarna asam, warna akan terdapat pada ion negatif (zat pewarna Na+). Hubungan antara bakteri dengan zat pewarna basa yang menonjol disebabkan terutama oleh adanya asam nukleat dalam jumlah besar dalam protoplasma sel. Jadi, jika bakteri itu diwarnai, muatan negatif dalam asam nukleat bakteri akan bereaksi dengan ion positif zat pewarna basa, Kristal violet, safranin dan metilin blue adalah beberapa zat pewarna basa yang biasa digunakan. Sebaliknya zat pewarna asam ditolak oleh muatan negatif bakteri menyeluruh. Jadi, mewarnai bakteri dengan zat pewarna asam akan menghasilkan hanya pewarnaan pada daerah latar belakang saja. Karena sel bakteri tak berwarna di atas latar belakang yang berwarna (Volk & Wheeler, 1993). Pewarnaan gram ditemukan pada tahun 1884 oleh seorang dokter kebangsaan Denmark Christian Gram (membuat zat pewarna khusus) pewarna tersebut merupakan pewarna differensial karena dapat membagi bakteri menjadi dua kelompok fisiologi, yang akan memudahkan untuk identifikasi. Prosedur pertama dari pewarnaan gram ini adalah memberi pewarna kristal violet, setelah 1 menit dibilas dan kemudian akan diberikan pewarna yodium, setelah satu menit dibilas dan kemudian akan diberi laputan alkohol 95% selama 30 detik, kemudian dibilas dan diberi pewarna safranin atau bismarck (untuk buta warna merah) selama 1 menit. Zat pewarna kristal violet dan yodium akan membentuk senyawa yang kompleks. Beberapa bakteri akan melepaskan zat pewarna dengan mudah apabila dicuci dan beberapa bakteri yang lain zat pewarna akan bertahan walaupun dicuci dengan alkohol 95%. Bakteri gram positif akan terwarna ungu (kristal violet) dan bakteri gram negatif akan terwarna merah (safranin) (Umsl, 2008). Pewarnaan terhadap bakteri yang paling sering dilakukan adalah pewarnaan Gram dan ZiehlNelsen. Pewarnaan tersebut untuk mengetahui morfologi, struktur, dan karakteristik bakteri. Pewarnaan Gram dapat mengidentifikasi penyakit infeksi. Prosedur pewarnaan Gram dimulai dengan pemberian kristal violet, setelah itu ditambahkan larutan iodium maka semua

bakteri akan berwarna biru. Setelah itu ditambah alkohol. Bakteri Gram positif membentuk kompleks Kristal iodine yang berwarna biru. Setelah di tambahkan safranin, bakteri Gram positif akan berwarna ungu. Contoh bakteri Gram positif adalah Streptococcus, Bacillus, Stapilococcus, Clostridia, Corynebacterium dhypteriae, Peptococcus, Peptostreptococcus, dll. Sedangkan bakteri Gram negatif akan terdekolorisasi oleh alcohol dan pemberian safranin akan memberikan warna merah pada bakteri Gram negatif. Contoh bakteri Gram negative adalah Neisseria, Klebesiella, Vellonella, Shigella, Salmonella, Hemophillus, dll (Cappuccino & Sherman, 1983). Proses pewarnaan gram ini memerlukan 4 jenis reagen. Bakteri terbagi atas dua kelompok berdasarkan pewarnaan ini, yaitu bakteri gram positif dan bakteri gram negatif. Perbedaan ini berdasarkan warna yang dapat dipertahankan bakteri. Reagen pertama disebut warna dasar, berupa pewarna basa, jadi pewarna ini akan mewarnai dengan jelas. Reagen kedua disebut bahan pencuci warna (decolorizing agent). Tercuci tidaknya warna dasar tergantung pada komposisi dinding sel, bila komponen dinding sel kuat mengikat warna, maka warna tidak akan tercuci sedangkan bila komponen dinding sel tidak kuat mengikat warna dasar, maka warna akan tercuci. Reagen terakhir adalah warna pembanding, bila warna tidak tercuci maka warna pembanding akan terlihat, yang terlihat pada hasil akhir tetap warna dasar. Larutan yang biasa dipakai adalah ungu kristal, lartan iodium, alkohol dan safranin (Tracy, 2005). Secara garis besar teknik pewarnaan bakteri dapat dikategorikan sebagai berikut: pewarnaan sederhana, pewarnaan differensial (pewarnaan gram dan pewarnaan tahan asam), pewarnaan khusus untuk melihat struktur tertentu : pewarnaan flagel, pewarnaan spora, pewarnaan kapsul, pewarnaan khusus untuk melihat komponen lain dan bakteri (pewarnaan Neisser (granula volutin), pewarnaan yodium (granula glikogen) dan (Gozali, 2009) pewarnaan negatif

Gambar 2.1 Pewarnaan Sederhana (Gozali, 2009) Pewarnaan negatif, metode ini bukan untuk mewarnai bakteri tetapi mewarnai latar belakangnya menjadi hitam gelap. Pada pewarnaan ini mikroorganisme kelihatan transparan (tembus pandang). Teknik ini berguna untuk menentukan morfologi dan ukuran sel. Pada pewarnaan ini olesan tidak mengalami pemanasan atau perlakuan yang keras dengan bahanbahan kimia, maka terjadinya penyusutan dan salah satu bentuk agar kurang sehingga penentuan sel dapat diperoleh dengan lebih tepat. Metode ini menggunakan cat nigrosin atau tinta cina (Hadiotomo, 1990)

Gambar 2.2 Pewarnaan Gram (Jason, 2009).

DAFTAR PUSTAKACappuccino, J. G. & Natalie. S. 1983. Microbiology A Laboratory Manual. Addison-Wesley Publishing Company, New York. Gozali. Amir. 2009. Pewarnaan gram. http://www.gozali.blogspot.com/gram/pewarnaangram-prinsip.html . Diakses pada tanggal 26 April 2010 Hadiotomo, Ratna Siri., 1990. Mikrobiologi Dasar Dalam Praktek. Jakarta : Pt Gramedia. Jason. 2009. The Gram Stainning. http://astro.temple.edu/~jasoncg/ID/ microreporting.htm. Diakses pada tanggal 26 April 2010 Pelczar, M. J., Chan, E.C.S. 2007. Elements of Microbiology. Mc Graw Hill Book Company. New York. Sutedjo, M. 1991. Mikrobiologi Tanah. Rineka Cipta. Jakarta. Tracy. 2005. Gram Staining. www.tracy.k12.ca.us/thsadvbio/pdfs/gram%20stain.pdf. Diakses pada tanggal 26 April 2010 Umsl. 2008. Staining Bacteria. www.umsl.edu/~microbes/pdf/stainingbacteria.pdf. Diakses pada tanggal 26 April 2010 Volk & Wheeler. 1993. Mikrobiologi Dasar. Penerbit Erlangga. Jakarta