makalah pribadi blok9.doc

36
MAKALAH PBL PRIBADI BLOK 9 – DIGESTIVUS DISUSUN OLEH : MARCELINA (102008045) KELOMPOK C7 Univesitas Kristen Krida Wacana

Transcript of makalah pribadi blok9.doc

Page 1: makalah pribadi blok9.doc

MAKALAH PBL PRIBADI

BLOK 9 – DIGESTIVUS

DISUSUN OLEH :

MARCELINA (102008045)

KELOMPOK C7

Univesitas Kristen Krida Wacana

Tahun Ajaran 2009

Page 2: makalah pribadi blok9.doc

DAFTAR ISI

PENDAHULUAN.........................................................................................................2

ISI..................................................................................................................................3

Struktur Organ Pencernaan.........................................................................................3

Struktur Makroskopis...........................................................................................3

Struktur Mikroskopis............................................................................................6

Fungsi Organ Pencernaan.........................................................................................10

Mulut..................................................................................................................11

Faring dan Oesofagus.........................................................................................12

Lambung.............................................................................................................14

Usus Halus……………………………………………………………………..16

Usus Besar……………………………………………………………………..18

Rectum dan Anus………………………………………………………………18

Pemeriksaan Organ Pencernaan...............................................................................19

Pemeriksaan Anamnesis.....................................................................................19

Pemeriksaan Fisik...............................................................................................20

Pemeriksaan Laboratorium.................................................................................20

Pemeriksaan Penunjang......................................................................................21

PENUTUP...................................................................................................................23

DAFTAR PUSTAKA..................................................................................................24

Page 3: makalah pribadi blok9.doc

PENDAHULUAN

Fungsi utama dari system pencernaan dalam tubuh kita adalah untuk

memindahkan zat gizi atau nutrien (setelah memodifikasinya), air, dan elektrolit dari

makanan yang kita makan ke dalam lingkungan internal tubuh. Dengan demikian

makanan yang kita makan merupakan sumber energi utama yang kemudian

digunakan oleh sel dalam menghasilkan ATP untuk menjalankan berbagai aktivitas

homeosatasis dalam tubuh. Olehkarena itu, itulah pentingnya setiap kita makan tiga

kali dalam sehari.

Dalam makalah ini, saya akan memaparkan lebih lanjut tentang organ-organ

pencernaan dalam tubuh dan proses pencernaan makanan dari mulut hingga ke anus

serta proses makanan tersebut nantinya diubah menjadi sumber energi bagi tubuh

kita. Diharapkan dengan adanya makalah ini, dapat membantu pembaca dan

menambah pengetahuan pembaca khusunya tentang system cardiovaskuler.

Page 4: makalah pribadi blok9.doc

ISI

A. STRUKTUR ORGAN PENCERNAAN

STRUKTUR MAKROSKOPIS

Sistem pencernaan makanan pada manusia terdiri dari beberapa organ, berturut-turut

dimulai dari: mulut, esofagus, lambung, usus halus, usus besar, rektum, anus.

Gbr. Sistem Pencernaan pada manusia

1. Rongga Mulut

Mulut merupakan saluran pertama yang dilalui

makanan. Pada rongga mulut, dilengkapi alat

pencernaan dan kelenjar pencernaan untuk

membantu pencernaan makanan. Pada Mulut

terdapat :

a. Gigi

Memiliki fungsi memotong, mengoyak dan

menggiling makanan menjadi partikel yang

kecil-kecil. Setiap orang memiliki 16 gigi

rahang atas dan bawah yang masing-masing

terdiri dari: 2gigi seri (incisivus), 2gigi taring (caninus), 2 geraham depan

(premolaris), 2 geraham belakang (molaris).Gigi rahang atas: vaskularisasi oleh a.

facialis rr. alveolaris superior, dan mendapat inervasi dari n. alveolaris superior.

Mahkota gigi

Leher gigi

Akar gigi

Pulpa

Enamel Dentin

Akar gigi

Gbr. Anatomi Gigi

Page 5: makalah pribadi blok9.doc

Gigi rahang bawah: vaskularisasi oleh a. alveolaris inferior, dan inervasi dari n.

alveolaris inferior

b. Lidah

Adalah organ yang sangat lentur terutama berfungsi untuk bicara. Lidah mengisi

cavum oris hamper seluruhnya dan melekat pada dasar mulut. Dobedakan

menjadi 2: oral dan radix. Antar oral dan radix terdapat alur berbentuk V yaitu

sulcus terminalis. Pada ujung alur tersebut juga terdapat foramen caecum.

Terdapat otot-otot intrinsic: m. genioglossus, m. hypoglossus, m. styloglossus, m.

palatoglossus. Terdapat 4 macam papilla, yakni: papilla valata, foliate, filiformis,

fungiformis. Inervasi dan vaskularisasi oleh A.N. lingualis.

c. Kelenjar Ludah

Ada 3 kelenjar ludah yaitu glandula parotis, glandula submandibular, dan

glandula sublingualis. Gld. Parotis terletak di antara os mandibula dan

m.sternocleidomastoideus. sedang gld. Sublingualis terletak antara

m.geniohyoideus dan m.genioglossus.

2. Esofagus (Kerongkongan)

Adalah sebuah pipa muscularis sepanjang 25cm, lanjutan dari pharinx dan mulai di

tepi bawah cartilago cricoidea setinggi vertebra C6 dan berakhir di cardia ventriculi

setinggi vertebra Th X-XI.Oesophagus berjalan ke distal mengikuti lengkung

columna vertebralis. Pada ujung saluran esophagus setelah mulut terdapat daerah

yang disebut faring. Pada faring terdapat klep, yaitu epiglotis. Oesophagus dibedakan

atas pars cervicalis, thoracalis, dan abdominalis.

3. Lambung

Bagian-bagian lambung: 1.cardia, yakni 3cm di sebelah kiri garis tengah setinggi Th

X dan di belakang rawan iga 7; 2. fundus, yakni mengisi kubah diafragma sebelah kiri

dan merupakan bagian lambung yang berbatasam dengan difragma; 3. pylorus,

terletak setinggi L1 dan kira-kira berda 2,5cm di sebelah kanan garis tengah.

Vaskularisasi dar a.gastrica sinistra, a. gastrica brevis, dan a. gastroepiploica.

Page 6: makalah pribadi blok9.doc

4. Hepar

Konsistensi kenyal, berat sekitar 1,5kg. mengisi sebagian besar rongga abdomen

kanan atas. Hati dilapisi peritoneum, kecuali bagian belakang langsung melekat pada

diafragma, disebut bare area. Hepar terdiri atas lobus dextra dan sinistra.

Vaskularisasi oleh a. hepatica communis dan pembuluh baliknya vena porta.

5. Vesica Fellea

Terletak sesuai perpotongan batas lateral m. rectus abdominis dan arcus costae

dextra. Saluran empedu disebut ductus cysticus. Dustus cysticus bersama ductus

hepaticus membentuk ductus choledochus. Vaskularisasinya oleh a. hepatica dextra.

6. Lien

Konsistensinya kenyal, warna merah keabu-abuan. Letaknya intra peritoneal pada

region hypocondria sinistra setinggi iga 9,10,11. sumbu panjangnya sesuai iga 10.

vaskularisasinya oleh a.v. lienalis, sedang inervasinya berasal dari plexus coeliacus.

7. Intestinum

Intestinum dibedakan atas: intestinum tenue(usus

halus) dan intestinum crassum (usus besar). Usus

halus merupakan kelanjutan dari lambung. Usus

halus memiliki panjang sekitar 6-8 meter. Usus

halus terbagi menjadi 3 bagian yaitu duodenum (±

25 cm), jejunum (± 2,5 m), serta ileum (± 3,6 m).

Sedangkan intestinum crassum terdiri atas coecum,

colon ascendens, transversa, descendens,

sigmoideum.

8. Rectum

Panjang 12-15cm, merupakan lanjutan dari colon sigmoideum yang memanjang dari

vertebra S3-anus. Setinggi S3, taenia colon sigmoideum berubah menjadi lapisan otot

Page 7: makalah pribadi blok9.doc

polos longitudnal dan appendices epiploicae menghilang. Vaskularisasi simpatis oleh

n. Splanchius lumbales dan parasimpatis oleh n. Splanchnicus pelvicus.

STRUKTUR MIKROSKOPIS

Bibir

Dibagi atas:

-bibir luar, epitelnya berlapis gepeng bertanduk, terdiri dari gld, sebasea, rambut.

-merah bibir, epitelnya berlapis gepeng tanpa lapisan tanduk, terdapat arteri labialis.

-bibir bagian dalam, epitelnya berlapis gepeng tanpa tanduk, terdapat m. orbicularis

oris dan gld. Labialis.

Oesophagus

Dilapisi oleh epitel berlapis gepeng tanpa tanduk. Terdapat tunika mukosa, tunika

submukosa, dan tunika serosa. Pada oesophagus, tunika submukosanya mengandung

kelenjar oesophagus

Lambung

A. Tunica mucosa

Pada keadaan hidup biasanya terlihat merah muda kecuali pada daerah cardia dan

pylorus agak pucat. Tampak pada permukaan lipatan-lipatan yang disebut rugae

karena longgarnya tunica submucosa di bawahnya. Sebagian besar tunica mucosa

terisi oleh kelenjar lambung yaitu : glandula cardiaca, glandula fundica, dan glandula

pylorica.

B. Tunika submucosa

Merupakan jaringan ikat padat yang mengandung sel-sel lemak, mast cells, sel

limfoid

C. Tunika muscularis

Terdiri dari 3 lapisan berturut-turut dari dalam keluar, yaitu:

- Stratum oblique

Terutama pada facies ventralis dan dorsalis di daerah fundus dan corpus ventriculi.

- Stratum circulare

Merupakan lapisan yang paling merata di seluruh bagian ventriculus, di pylorus

membentuk muskulus sphincter pylori.

Page 8: makalah pribadi blok9.doc

- Stratum longitudinal

Banyak pada daerah curvatura minor dan curvatura major.

D. Tunika serosa

Merupakan jaringan pengikat biasa yang sebelah luar dilapisi oleh mesotil sebagai

lanjutan dari peritoneum viscerale yang meneruskan sebagai omentum majus.

Usus Halus

Dindingnya :

A. Tunika mucosa

Vili intestinalis

Merupakan penonjolan tunika mukosa dengan panjang 0,5 – 1,5 mm. Yang meliputi

seluruh permukaan tunica mucosa. Di daerah ileum agak jarang, tersusun sebagai

jari-jari, pada dasar vili terdapat muara kelenjar usus yang disebut glandula

intestinalis liberkuhn atau crypta lieberkuhn.

Microvili

Dengan adanya microvili, maka luas permukaan diperbesar sekitar 30x. Pada

permukaan sel-sel epitel gambaran bergaris-garis yang disebut striated border, yang

merupakan tonjolan sitoplasmatis diliputi membrane sel.

B. Tunika submucosa

Merupakan jaringan ikat padat yang banyak mengandung serabut elastis. Di

dalamnya terdapat pula kelompok-kelompok sel lemak. Terdapat anyaman saraf

sebagai plexus nervosus, submucosa meisseri.Gambaran khusus tunika submucosa

ada 2, yaitu:

a. Plica circularis

Merupakan lipatan yang diikuti oleh lapisan dinding usus sampai tunika submucosa

untuk memperluas permukaan usus.Terdapat 800 lipatan melingkar sabagai cincin

yang tidak sempurna di sepanjang intestinum.

b. Glandula duodenalis bruneri

Pars terminalis berbentuk tubuler yang bercabang dan bergelung.Ductus excretorius

akan menembus lamina muscularis dan bermuara pada crypta lieberkuhn.Pada 2/3

distal duodenum kelenjar tersebut akan berkurang kemudian menghilang.

C. Tunika muscularis

Terdiri atas 2 lapisan serabut otot polos :

Stratum circulare di sebelah dalam.

Page 9: makalah pribadi blok9.doc

Stratum longitudinal di sebelah luar.

Diantara kedua lapisan tersebut terdapat plexus myentericus aurbac

D. Tunika serosa

Merupakan jaringan pengikat longgar sebagai lanjutan peritoneum visceral

Usus Besar

A. Tunica mucosa

Tidak mempunyai villi intestinalis.

1. Epitel, berbentuk silindris selpais dengan sel piala. Banyak ditemukan sel

argentafin dan kadang-kadang sel paneth.

3. Lamina muscularis mucosa, sangat tipis dan terdesak oleh jaringan limfoid dan

kadang-kadang terputus-putus

B. Tunica submucosa

Tebal, biasanya mengandung sel-sel lemak dan infiltrasi limfosit yang merata. Di

dalam jaringan tunica submucosa terdapat anyaman pembuluh darah dan saraf.

C. Tunica muscularis

Walaupun tipis, tapi masih dapat dibedakan adanya lapisan dua lapisan.

D. Tunica serosa

Tunica serosanya mempunyai struktur yang tidak berbeda dengan yang terdapat pada

intestinum tenue. Kadang-kadang pada potongan melintang dapat diikuti pula

mesoappendix yang merupakan alat penggantung sebagai lanjutan peritoneum

viscerale.

Hepar

Pada potongan terlihat bahwa lobulus berbentuk sebagai segi enam dengan pembuluh

darah yang terdapat di tengah,yang disebut vena sentralis.

Batas-batas lobulus pada hepar manusia tidak jelas dipisahkan oleh jaringan pengikat.

Pada sudut pertemuan antara lobuli yang berdekatan terdapat bangunan jaringan

pengikat berbentuk segi tiga berisi saluran-saluran yang disebut Canalis Portalis yang

terdiri dari pembuluh darah, pembuluh limfe, saluran empedu dan serabut saraf.

Bangunan segitiga ini disebut Trigonum Kiernanni. Parenchyma hepar terdiri atas

masa sel yang saling berhubungan dan ditempati oleh suatu anyaman sinusoid.

Sinusoid ini membagi rangkaian sel-sel parenchyma hepar menjadi lembaran atau

lempeng-lempeng setebal satu sel. Sel-sel hepar disebut pula hepatosit yang

Page 10: makalah pribadi blok9.doc

berbentuk polyhedral. Sepanjang permukaan terdapat anyaman canaliculi biliferi di

seluruh lobuli hepatic yang pada sediaan biasa tidak dapat dilihat dengan mikroskop

karena canaliculi tersebut sangat halus. Semua canaliculi akan bermuara di cabang

Duktus Biliferus di perifer lobulus hepatis.

Vesica Fellea

1. Tunica Mucosa

Bagian dinding ini mudah mengalami kerusakan post mortem, maka pembuatan

sediaan vesica fellea sangat sulit. Tunica mucosa melipat-lipat membentuk rugae

pada permukaan. Pada liatan yang besar akan terdapat lipatan-lipatan yang lebih

kecil. Lipatan-lipatan tersebut akan mendatar apabila vesica fellea berisi penuh.

2. Tunica Muscularis

Terdiri atas anyaman serabut-serabut otot polos yang berjalan sirkuler, longitudinal

dan menyerong dengan disertai serabut-serabut elastis.

3. Tunica Perimuscularis

Merupakan jaringan pengikat agak padat yang membungkus seluruh vesica fellea dan

melanjutkan diri kedalam jaringn interlobular hepar. Di dalamnya banyak

mengandung serabut-serabut elastis dengan beberapa fibroblast, sel lemak, sel

limfoid, pembuluh darah, pembuluh limfe dan serabut-serabut saraf.

4. Tunica Serosa

Bagian vesica fellea yang tidak menempel pada permukaan hepar dibungkus oleh

peritoneum yang melanjutkan diri membungkus hepar. Peritoneum yang menutupi

vesica fellea merupakan tunica serosa.

Vesicsa fellea pada collumnya melanjutkan diri sebagai ductus cysticus. Pada

permukaan dalamnya terlihat lipatan-lipatan yang disebut valvula spiralis heister

yang disebabkan karena penebalan sebagian dari tunica mucularis luarnya.

B. FUNGSI ORGAN PENCERNAAN

PROSES DASAR PENCERNAAN

Page 11: makalah pribadi blok9.doc

1.MOTILITAS

Motilitas adalah kontraksi otot yang mencampur dan mendorong isi saluran

pencernaan, otot polos di dinding saluran pencernaan secara terus menerus

berkontraksi dengan kekuatan rendah yang disebut dengan tonus. Tonus ini sangat

penting untuk mempertahankan agar tekanan pada isi saluran pencernaan tetap dan

untuk mencegah dinding saluran pencernaan melebar secara permanent.

Dalam proses motilitas terjadi dua gerakan yaitu gerakan propulsif dan gerakan

mencampur. Gerakan propulsif yaitu gerakan mendorong atau memajukan isi saluran

pencernaan sehingga berpindah tempat ke segmen berikutnya, dimana gerakan ini

pada setiap segmen akan berbeda tingkat kecepatannya sesuai dengan fungsi dari

regio saluran pencernaan. Gerakan kedua adalah gerakan mencampur, gerakan ini

mempunyai fungsi yaitu mencampur makanan dengan getah pencernaan dan

memaksimalkan penyerapan pada usus. Yang berperan dalam kedua gerakan ini salah

satunya yaitu muskularis eksterna suatu lapisan otot polos utama di saluran

pencernaan yang mengelilingi submukosa. Di sebagian besar saluran pencernaan

lapisan ini terdiri dari dua bagian yaitu lapisan sirkuler dalam dan lapisan longitudinal

luar. Serat-serat lapisan otot polos bagian dalam berjalan sirkuler mengelilingi

saluran, kontraksi serat-serat sirkuler ini menyebabkan kontriksi, sedangkan kontraksi

serat-serat di lapisan luar yang berjalan secara longitudinal menyebabkan saluran

memendek

2.Digesti

Digesti merupakan proses penguraian makanan dari struktur yang kompleks menjadi

satuan-satuan yang lebih kecil sehingga dapat diserap oleh enzim-enzim yang

diproduksi didalam sistem pencernaan. Karbohidrat, protein dan lemak merupakan

molekul-molekul besar yang tidak dapat menembus membran plasma utuh untuk

diserap dari lumen saluran pencernaan ke dalam darah atau limfe sehingga

diperlukanpencernaan.

3.ABSORPSI

Setelah proses digesti molekul-molekul yang telah menjadi satuan-satuan kecil dapat

diabsorpsi bersama dengan air, vitamin, dan elektrolit, dari lumen saluran pencernaan

Page 12: makalah pribadi blok9.doc

ke dalam darah atau limfe. Absorpsi sebagian besar terjadi di usus halus.

4.SEKRESI

Sejumlah getah pencernaan disekresikan ke lumen saluran pencernaan oleh kelenjar

eksokrin. Sekresi pencernaan terdiri dari air, elektrolit, enzim, garam empedu atau

mukus.

PROSES PENCERNAAN MAKANAN

1. MULUT

Pintu masuk pertama ke saluran pencernaan adalah melalui mulut, makanan akan

dihancurkan dengan dikunyah yang melibatkan seluruh organ dalam mulut, yaitu :

a.Gigi

Langkah pertama dalam proses pencernaan adalah mastikasi atau mengunyah.

Motilitas mulut yang melibatkan pemotongan, perobekan, penggilingan, dan

pencampuran makanan adalah oleh gigi.

Tujuan mengunyah adalah :

(1) Menggiling dan memecah makanan menjadi potongan-potongan yang lebih kecil

untuk mempermudah proses menelan

(2) Untuk mencampur makanan dengan air liur

(3) Untuk merangsang papil pengecap, secara refleks memicu sekresi saliva,

lambung, pankreas, dan empedu

Tindakan mengunyah dapat bersifat volunter, tetapi sebagian besar merupakan suatu

refleks ritmik yang ditimbulkan oleh pengaktifan otot-otot rangka pada rahang, bibir,

pipi, dan lidah sebagai respon terhadap tekanan makanan ke jaringan mulut.

b. Lidah

Lidah membentuk dasar rongga mulut, terdiri dari otot rangka yang dikontrol secara

volunter, pergerakannya penting untuk memandu makanan didalam mulut sewaktu

mengunyah dan menelan.

c. Kelenjar saliva

Kelenjar saliva utama yaitu kelenjar sublingual, submandibula, dan parotis yang

Page 13: makalah pribadi blok9.doc

terletak di luar rongga mulut dan menyalurkan air liur melalui duktud-duktus pendek

ke dalam mulut. Selain itu, terdapat kelenjar saliva minor yaitu kelenjar bukal di

lapisan mukosa pipi.

Saliva terdiri dari 99,5 % H2O, 0,5 % protein dan elektrolit. Protein saliva terpenting

adalah amilase, mukus, dan lisosom, yang menentukan fungsi saliva sebagai berikut :

(1) memulai pencernaan karbohidrat di mulut melalui kerja amilase saliva, enzim

yang memecah polisakarida menjadi disakarida.

(2) mempermudah proses menelan dengan membasahi partikel-partikel makanan

(3) efek antibakteri oleh lisosom, suatu enzim yang melisiskan atau menghancurkan

bakteri

(4) pelarut untuk molekul-molekul yang merangsang papil pengecap

(5) membantu menjaga kebersihan mulut dan gigi.

(6) menetralkan asam pada makanan sehingga membantu mencegah karies gigi.

d. Palatum

Palatum membentuk atap lengkung rongga mulut, memisahkan mulut dari saluran

hidung. Keberadaannya memungkinkan bernapas dan mengunyah berlangsung

bersamaan.

e. Uvula

Uvula terletak di bagian belakang palatum dekat tenggorokan yaitu suatu tonjolan

menggantung dari palatum mole (langit-langit lunak), yang berperan penting untuk

menutup saluran hidung ketika menelan.

2. FARING DAN ESOFAGUS

Motilitas yang berkaitan dengan faring dan esofagus adalah menelan atau deglutition.

Menelan dimulai ketika bolus didorong oleh lidah ke bagian belakang mulut menuju

faring. Tekanan bolus di faring merangsang reseptor tekanan di faring yang kemudian

mengirim impuls aferen ke pusat menelan di medula. Pusat menelan kemudian secara

refleks mengaktifkan serangkaian otot yang terlibat dalam proses menelan. Menelan

dimulai secara volunter, tetapi setelah dimulai proses tersebut tidak dapat dihentikan.

Menelan dibagi menjadi dua tahap yaitu :

Page 14: makalah pribadi blok9.doc

a. Tahap Orofaring

Tahap orofaring berlangsung sekitar satu detik dan berupa perpindahan bolus dari

mulut melalui faring dan masuk ke esofagus, saat menelan ini bolus harus diarahkan

ke dalam esofagus dan dicegah untuk masuk ke saluran lain seperti kembali ke mulut,

masuk ke saluran hidung, atau masuk ke trakea, dengan cara :

• Selama menelan posisi lidah menekan palatum durum untuk mencegah makanan

kembali ke mulut.

• Uvula elevasi atau terangkat di bagian belakang tenggorokan, sehingga saluran

hidung tertutup dari faring dan makanan tidak masuk hidung.

• Makanan dicegah masuk trakea terutama oleh elevasi laring dan penutupan pita

suara melintasi laring atau glotis.

• Dengan laring dan trakea tertutup, otot-otot faring berkontraksi untuk mendorong

bolus ke dalam esofagus.

b. Tahap Esofagus

Pusat menelan memulai gelombang peristaltik primer yang mengalir dari pangkal ke

ujung esofagus, mendorong bolus didepannya melewati esopagus ke lambung.

Peristaltik mengacu pada kontraksi berbentuk cincin otot polos sirkuler yang bergerak

secara progresif ke depan dengan gerakan mengosongkan, mendorong bolus di depan

kontraksi. Dengan demikian pendorongan makanan melalui esopagus adalah proses

aktif yang tidak mengandalkan gravitasi. Gelombang peristaltik berlangsung sekitar 5

– 9 detik untuk mencapai ujung bawah esopagus. Kemajuan gelombang tersebut

dikontrol oleh pusat menelan melalui persyarafan vagus.

Sekresi esofagus seluruhnya bersifat protektif dan berupa mukus, mukus disekresikan

di sepanjang saluran pencernaan. Dengan menghasilkan lubrikasi untuk lewatnya

makanan, mukus esofagus memperkecil kemungkinan rusaknya esofagus oleh

bagian-bagian makanan yang tajam, mukus juga melindungi dinding esofagus dari

asam dan enzim getah lambung apabila terjadi refluks lambung.

3. LAMBUNG

Motilitas Lambung

Motilitas lambung bersifat kompleks dan dikontrol oleh beberapa faktor, terdapat

Page 15: makalah pribadi blok9.doc

empat asfek motilitas lambung, yaitu :

a. Pengisian Lambung

Volume lambung jika kosong sekitar 50 ml, tetapi organ ini dapat mengembang

hingga kapasitasnya mencapai sekitar 1 liter ketika makan. Akomodasi perubahan

volume ini akan menyebabkan ketegangan pada dinding lambung dan

meningkatkan tekanan intralambung, tapi hal ini tidak akan terjadi karena adanya

faktor plastisitas otot polos lambung dan relaksasi resesif lambung pada saat terisi.

Plastisitas adalah kemampuan otot polos mempertahankan ketegangan konstan

dalam rentang panjang yang lebar, dengan demikian pada saat serat-serat otot polos

lambung teregang pada pengisian lambung, serat-serat tersebut melemas.

Peregangan dalam tingkat tertentu menyebabkan depolarisasi sel-sel pemacu,

sehingga mendekati potensial istirahat yang membuat potensial gelombang lambat

mampu mencapai ambang dan mencetuskan aktivitas kontraktil.

b. Penyimpanan Lambung

Selama makanan masuk ke lambung, makanan membentuk lingkaran konsentris

makanan di bagian oral lambung, makanan yang paling baru terletak paling dekat

dengan pembukaan esofagus dan makanan yang yang paling akhir terletak paling

dekat dengan dinding luar lambung. Normalnya bila makanan meregangkan

lambung refleks vasovagal dari lambung ke batang otak dan kemudian kembali ke

lambung akan mengurangi tonus di dalam dinding otot korpus lambung sehingga

dinding menonjol keluar secara progresif, menampung jumlah makanan yang

makin lama makin banyak sampai suatu batas saat lambung berelaksasi sempurna,

yaitu 0,8 sampai 1,5 liter..

c. Pencampuran Lambung

Kontraksi peristaltik lambung yang kuat merupakan penyebab makanan bercampur

dengan sekresi lambung dan menghasilkan kimus. Setiap gelombang peristaltik

antrum mendorong kimus ke depan ke arah sfingter pilorus. Apabila kimus

terdorong oleh kontraksi peristaltik yang kuat akan melewati sfingter pilorus dan

terdorong ke duodenum tetapi hanya sebagian kecil saja. Sebelum lebih banyak

kimus dapat diperas keluar, gelombang peristaltik sudah mencapai sfingter pilorus

menyebabkan sfingter berkontraksi lebih kuat, menutup dan menghambat aliran

Page 16: makalah pribadi blok9.doc

kimus ke dalam duodenum.

Sebagian besar kimus antrum yang terdorong ke depan tapi tidak masuk ke

duodenum berhenti secara tiba-tiba pada sfingter yang tertutup dan bertolak

kembali ke dalam antrum, hanya untuk didorong ke depan dan bertolak kembali

pada saat gelombang peristaltik yang baru datang. Gerakan maju mundur tersebut

disebut retropulsi, menyebabkan kimus bercampur secara merata di antrum.

d. Pengosongan Lambung

Kontraksi peristaltik antrum, selain menyebabkan pencampuran lambung juga

menghasilkan gaya pendorong untuk mengosongkan lambung. Jumlah kimus yang

masuk ke duodenum pada setiap gelombang peristaltik sebelum sfingter pilorus

tertutup tergantung pada kekuatan peristaltik. Intensitas peristaltik antrum sangat

bervariasi tergantung dari pengaruh berbagai sinyal dari lambung dan duodenum.

Sekresi Lambung

Mukosa lambung mempunyai dua tipe kelenjar tubular yang penting, yaitu kelenjar

Oksintik (disebut juga kelenjar gastrik) dan kelenjar pilorik. Kelenjar oksintik

menyekresi asam hidroklorida, pepsinogen, faktor intrinsik, dan mukus. Kelenjar

pilorik terutama menyekresi mukus untuk melindungi mukosa pilorus dari asam

lambung. Kelenjar pilorik juga menyekresi hormon gastrin.

Sel-sel parietal secara aktif mengeluarhan HCl ke dalam lumen kantung lambung,

hal ini menyebabkan pH lumen turun sampai 2. HCl membantu fungsi pencernaan,

antara lain :

(1) Mengaktifkan prekursor enzim pepsinogen menjadi enzim aktif pepsin

(2) Membantu penguraian serat otot dan jaringan ikat, sehingga partikel makanan

berukuran besar dapat dipecah menjadi partikel kecil

(3) Bersama dengan lisososm mematikan sebagian besar mikroorganisme yang

masuk bersama makanan

Pepsinogen merupakan enzim inaktif yang disintesa oleh aparatus golgi dan

retikulum endoplasma kemudian disimpan di sitoplasma dalam vesikel sekretorik

yang dikenal dengan granula zimogen. Pepsinogen mengalami penguraian oleh HCl

Page 17: makalah pribadi blok9.doc

menjadi enzim bentuk aktif yaitu pepsin.

Sekresi mukus berfungsi sebagai sawar protektif dari cedera terhadap mukosa

lambung karena sifat lubrikalis dan alkalisnya dengan menetralisasi HCl yang

terdapat didekat mukosa lambung.

Hormon gastrin disekresikan oleh sel-sel gastrin (sel-sel G) yang terletak di daerah

kelenjar pilorus lambung, gastrin merangsang peningkatan sekresi getah lambung

yang bersifat asam, dan mendorong pertumbuhan mukosa lambung dan usus halus,

sehingga keduanya dapat mempertahankan kemampuan sekresi mereka.

4. USUS HALUS

Usus halus terbagi menjadi tiga segmen yaitu Duodenum, Jejenum dan Ilieum. Pada

usus halus ini terjadi sebagian besar pencernaan dan penyerapan.

* Motilitas Usus Halus

Segmentasi adalah metode motilitas utama usus halus yaitu proses mencampur dan

mendorong secara perlahan kimus, dengan cara kontraksi bentuk cincin otot polos

sirkuler di sepanjang usus halus, diantara segmen yang berkontraksi terdapat daerah

yang berisi kimus. Perjalanan isi usus biasanya memerlukan waktu 3-5 jam untuk

melintasi seluruh panjang usus halus, sehingga tersedia cukup waktu untuk

berlangsungnya proses pencernaan dan penyerapan.

* Sekresi Usus Halus

Sekresi usus halus tidak mengandung enzim pencernaan, kelenjar eksokrin yang

terletak di mukosa usus halus mengeluarkan sekitar 1,5 liter larutan garam dan mukus

cair (sukus enterikus) ke dalam lumen. Mukus berfungsi sebagai proteksi dan

lubrikasi.

* Digesti Usus Halus

Pencernaan di dalam lumen usus halus dilaksanakan oleh enzim-enzim pankreas dan

sekresi empedu. Enzim pankreas meyebabkan lemak direduksi menjadi satuan-satuan

monogliserida dan asam lemak bebas yang dapat diserap, protein diuraikan menjadi

fragmen peptida kecil dan beberapa asam amino, dan karbohidrat direduksi menjadi

disakarida dan beberapa monosakarida.

Dari permukaan luminal sel-sel epitel usus halus terbentuk tonjolan-tonjolan seperti

Page 18: makalah pribadi blok9.doc

rambut yang disebut Brush Border, yang mengandung tiga kategori enzim, yaitu :

1. Enterikinase, mengaktifkan enzim pankreas tripsinogen

2. Golongan disakaridase (sukrose, maltase dan laktase), yang menyelesaikan

pencernaan karbohidrat dengan menghidrolisis disakarida yang tersisa menjadi

monosakarida penyusunnya

3. Golongan aminopeptidase, yang menghidrolisis peptida menjadi komponen asam

aminonya, sehingga pencernaan protein selesai

* Absorpsi Usus Halus

Semua produk pencernaan karbohidrat, protein dan lemak serta sebagian besar

elektrolit, vitamin dan air dalam keadaan normal diserap oleh usus halus. Sebagian

besar penyerapan berlangsung di duodenum dan jejenum, dan sangat sedikit yang

berlangsung di ilieum.

a. Penyerapan Garam dan Air

Air diabsorpsi melalui mukosa usus ke dalam darah hampir seluruhnya melalui

osmosis. Natrium diserap secara transpor aktif dari dalam sel epitel melalui bagian

basal dan sisi dinding sel masuk ke dalam ruang paraseluler.

b. Penyerapan Karbohidrat

Karbohidrat diserap dalam bentuk disakarida maltosa, sukrosa, dan laktosa.

Disakaridase yang ada di brush border menguraikan disakarida ini menjadi

monosakarida yang dapat diserap yaitu glukosa, galaktosa dan fruktosa. Glukosa dan

galaktosa diserap oleh transportasi aktif sekunder sedangkan fruktosa diserap melalui

difusi terfasilitasi

c. Penyerapan Protein

Protein diserap di usus halus dalam bentuk asam amino dan peptida, asam amino

diserap menembus sel usus halus melalui transpor aktif sekunder, peptida masuk

melalui bantuan pembawa lain dan diuraikan menjadi konstituen asam aminonya oleh

aminopeptidase di brush border atau oleh peptidase intrasel, dan masuk ke jaringan

kapiler yang ada di dalam vilus.

d. Penyerapan Lemak

Lemak diabsorpsi dalam bentuk monogliserida dan asam lemak bebas, keduanya

akan larut dalam gugus pusat lipid dari misel empedu, dan zat-zat ini dapat larut

dalam kimus. Dalam bentuk ini, monogliserida dan asam lemak bebas ditranspor ke

Page 19: makalah pribadi blok9.doc

permukaan mikrovili brush border sel usus dan kemudian menembus ke dalam ceruk

diantara mikrovili yang bergerak. Dari sini keduanya segera berdifusi keluar misel

dan masuk ke bagian dalam sel epitel. Proses ini meninggalkan missel empedu tetap

di dalam kimus, yang selanjutnya akan melakukan fungsinya berkali-kali membantu

absorpsi monogliserida dan asam lemak.

e. Penyerapan Vitamin

Vitamin yang larut dalam air diabsorpsi secara pasif bersama air, sedangkan yang

larut dalam lemak diabsorpasi secara pasif dengan produk akhir pencernaan lemak.

f. Penyerapan Besi dan Kalsium

Absorpsi besi dan kalsium tergantung pada kebutuhan tubuh akan elektrolit tersebut

5. USUS BESAR

Rata-rata kolon menerima sekitar 500 ml kimus dari usus halus setiap harinya, isi

usus yang disalurkan ke kolon terdiri dari residu makanan yang tidak dapat dicerna

(misal selulosa), komponen empedu yang tidak diserap dan sisa cairan, bahan ini

akhirnya yang disebut feses.

* Motilitas Usus Besar

Motilitas yang terjadi pada kolon adalah kontraksi haustra yaitu gerakan mengaduk

isi kolon dengan gerakan maju mundur secara perlahan yang menyebabkan isi kolon

terpajan ke mukosa absortif. Peningkatan motilitas terjadi setiap 3-4 kali sehari

setelah makan yaitu terjadi kontraksi simultan segmen-segmen besar di kolon

asendens dan transversum sehingga feses terdorong sepertiga sampai seperempat dari

panjang kolon, gerakan ini disebut gerakan massa yang mendorong isi kolon ke

bagian distal usus besar sebagai tempat defekasi. Sewaktu gerakan masa di kolon

mendororng isi kolon ke dalam rektum, terjadi peregangan rektum dan merangsang

reseptor regang di dinding rektum serta memicu refleks defekasi.

* Sekresi Usus Besar

Sekresi kolon terdiri dari larutan mukus alkalis (HCO3-) yang fungsinya adalah

melindungi mukosa usus besar dari cedera kimiawi dan mekanis, juga menghasilkan

pelumasan untuk memudahkan feses lewat.

* Absorpsi Usus Besar

Dalam keadaan normal kolon menyerap sebagian besar garam dan air. Natrium zat

Page 20: makalah pribadi blok9.doc

yang paling aktif diabsorpsi dan, Klorida diabsorpsi secara pasif mengikuti

penurunan gradien listrik, dan air diabsorpsi secara osmosis.

C. PEMERIKSAAN

ANAMNESIS

Anamnesis adalah pengambilan data yang dilakukan oleh seorang dokter dengan

cara melakukan serangkaian wawancara dengan pasien atau keluarga pasien atau

dalam keadaan tertentu dengan penolong pasien. Berbeda dengan wawancara biasa,

anamnesis dilakukan dengan cara yang khas, berdasarkan pengetahuan tentang

penyakit dan dasar-dasar pengetahuan yang ada di balik terjadinya suatu penyakit

serta bertolak dari masalah yang dikeluhkan oleh pasien. Berdasarkan anamnesis

yang baik dokter akan menentukan beberapa hal mengenai hal-hal berikut:

1. Penyakit atau kondisi yang paling mungkin mendasari keluhan pasien

(kemungkinan diagnosis)

2. Penyakit atau kondisi lain yang menjadi kemungkinan lain penyebab

munculnya keluhan pasien (diagnosis banding)

3. Faktor-faktor yang meningkatkan kemungkinan terjadinya penyakit

tersebut (faktor predisposisi dan faktor risiko)

4. Kemungkinan penyebab penyakit (kausa/etiologi)

5. Faktor-faktor yang dapat memperbaiki dan yang memperburuk keluhan

pasien (faktor prognostik, termasuk upaya pengobatan)

6. Pemeriksaan fisik dan pemeriksaan penunjang medis yang diperlukan

untuk menentukan diagnosisnya.

FISIK

Inspeksi

Page 21: makalah pribadi blok9.doc

Pemeriksaan dimulai dengan cara pemeriksa berdiri di sebelah kanan tempat tidur,

dan pasien berbaring terlentang. Pemeriksa akan memperhatikan permukaan,

countour, dan pergerakan abdomen termasuk kulit, umbikulus, bentuk atau countour

dari abdomen. Selain itu juga dengan cara inspeksi ini pemeriksa dapat

memperhatikan gerakan peristaltis yang meninggi apabila ada kemungkinan obstruksi

usus, gerakan peristalsis normal dapat terlihat pada pasien yang sangat kurus.

Palpasi

Palpasi ringan, yaitu berguna utama untuk mengidentifikasi kekakuan dinding

abdomen, resistensi otot dan beberapa organ dan massa yang terletak superficial,

serta membuat pasien tenang dan rileks.

Palpasi dalam, yang biasanya untuk menemukan adanya massa abdominal. Meraba

secara acak pada empat kuadran abdomen menggunakan 4 (ke 2-5) jari tangan

kanan. Bila ada massa, menentukan dimana lokasinya, ukurannya, bentuknya,

konsistensi, rasa nyeri dan apakah ada pergerakan selama respirasi atau pada gerakan

tangan pemeriksa.

Perkusi

Pemeriksaan perkusi dapat membantu adanya udara yang berlebihan di dalam rongga

abdomen untuk menidentifikasi adanya massa yang solid atau cair. Perkusi abdomen

dilakukan pada empat kuadran untuk mengetahui distribusi daerah yang timpani.

Auskultasi

Pemeriksaan auskultasi memberikan gambaran penting mengenai motilitas usus.

Setelah melakukan pemeriksaan inspeksi, perkusi dan palpasi, dilanjutkan dengan

auskultasi untuk mendengar suara usus, vaskuler.

LABORATORIUM

1. Pengukuran pH kerongkongan.

Mengukur keasaman kerongkongan bisa dilakukan pada saat manometri.

Pemeriksaan ini digunakan untuk menentukan apakah terjadi refluks asam atau

tidak.

2. Uji Bernstein (Tes Perfusi Asam Kerongkongan).

Pada pemeriksaan ini sejumlah kecil asam dimasukkan ke dalam kerongkongan

melalui sebuah selang nasogastrik.

Page 22: makalah pribadi blok9.doc

Pemeriksaan ini digunakan untuk menentukan apakah nyeri dada disebabkan karena

iritasi kerongkongan oleh asam dan merupakan cara yang baik untuk menentukan

adanya peradangan kerongkongan (esofagitis).

PENUNJANG

1. Endoskopi

adalah pemeriksaan struktur dalam dengan menggunakan selang/tabung serat optik.

Endoskop yang dimasukkan melalui mulut bisa digunakan untuk memeriksa:

- kerongkongan (esofagoskopi)

- lambung (gastroskopi)

- usus halus (endoskopi saluran pencernaan atas).

Jika dimasukkan melalui anus, maka endoskop bisa digunakan untuk memeriksa:

- rektum dan usus besar bagian bawah (sigmoidoskopi)

- keseluruhan usus besar (kolonoskopi).

Diameter endoskop berkisar dari sekitar 0,6 cm-1,25 cm dan panjangnya berkisar

dari sekitar 30 cm-150 cm.

Sistem video serat-optik memungkinkan endoskop menjadi fleksibel menjalankan

fungsinya sebagai sumber cahaya dan sistem penglihatan.

Dengan endoskop dapat melihat lapisan dari sistem pencernaan, daerah yang

mengalami iritasi, ulkus, peradangan dan pertumbuhan jaringan yang abnormal.

Sebelum endoskop dimasukkan melalui mulut, penderita biasanya dipuasakan

terlebih dahulu selama beberapa jam. Makanan di dalam lambung bisa menghalangi

pandangan dokter dan bisa dimuntahkan selama pemeriksaan dilakukan.

Sebelum endoskop dimasukkan ke dalam rektum dan kolon, penderita biasanya

menelan obat pencahar dan enema untuk mengosongkan usus besar.

2. Laparoskopi

adalah pemeriksaan rongga perut dengan menggunakan endoskop .Laparoskopi

biasanya dilakukan dalam keadaan penderita terbius total. Setelah kulit dibersihkan

dengan antiseptik, dibuat sayatan kecil, biasanya di dekat pusar. Kemudian

endoskop dimasukkan melalui sayatan tersebut ke dalam rongga perut.

Page 23: makalah pribadi blok9.doc

Dengan laparoskopi dapat:

- mencari tumor atau kelainan lainnya

- mengamati organ-organ di dalam rongga perut

- memperoleh contoh jaringan

- melakukan pembedahan perbaikan.

3. Rontgen

a. Foto polos perut.

Foto polos perut merupakan foto rontgen standar untuk perut, yang tidak

memerlukan persiapan khusus dari penderita.

Sinar X biasanya digunakan untuk menunjukkan:

- suatu penyumbatan

- kelumpuhan saluran pencernaan

- pola udara abnormal di dalam rongga perut

- pembesaran organ (misalnya hati, ginjal, limpa).

b.Pemeriksaan barium.

Setelah penderita menelan barium, maka barium akan tampak putih pada foto

rontgen dan membatasi saluran pencernaan, menunjukkan kontur dan lapisan dari

kerongkongan, lambung dan usus halus.

Barium yang terkumpul di daerah abnormal menunjukkan adanya ulkus, erosi,

tumor dan varises kerongkongan.

4. Ultrasonografi (USG)

USG menggunakan gelombang udara untuk menghasilkan gambaran dari organ-

organ dalam. USG bisa menunjukkan ukuran dan bentuk berbagai organ (misalnya

hati dan pankreas) dan juga bisa menunjukkan daerah abnormal di dalamnya.

5. Manometri.

Manometri adalah suatu pemeriksaan dimana sebuah tabung dengan alat pengukur

tekanan dimasukkan ke dalam kerongkongan.

Dengan alat ini (alatnya disebut manometer) dokter bisa menentukan apakah

kontraksi kerongkongan dapat mendorong makanan secara normal atau tidak.

PENUTUP

Page 24: makalah pribadi blok9.doc

Dari hasil belanjar mandiri saya lewat pembuatan makalah ini, saya dapat

menyimpulkan bahwa proses mengubah makanan sehingga bisa menjadi energi yang

nantinya akan digunakan untuk aktivitas-aktivitas dalam tubuh sangatlah

membutuhkan proses yang lumayan panjang. Dimana makanan masuk dari mulut,

faring, oesophagus, lambung, usus halus, usus besar, rectum, dan sisa-sisa makanan y

ng tidak digunakan pada akhirnya akan dikeluarkan lewat saluran anus.

Selain itu juga diperlukan koordinasi kerja yang optimal dari organ-organ

pencernaan itu sendiri, sehingga apabila ada salah organ yang mengalami kerusakan

akan menimbulkan pengaruh pada fisik, seperti sakit perut, mual, diare, nyeri

abdomen,dll; maupun menimbulkan pengaruh pada homeostasis tubuh, seperti feses

dan urin.

DAFTAR PUSTAKA

Page 25: makalah pribadi blok9.doc

1. Win Ethel Sloane, Anatomy & Fisiologi untuk Pemula, EGC, 2004 : 281-294.

2. Sherwood L, Fisiologi Manusia dari Sel ke Sistem, Edisi 2, Penerbit EGC,

Jakarta, 2001 : 537-587.

3. Winammi W, dkk, Buku Ajar Traktus Digestivus, Penerbit Ukrida, Jakarta, 2008 :

28-87.

4. Pemeriksaan Organ Pencernaan. Diunduh dari www.siloamhospital.com. 25 Juli

2009.

5. Pemeriksaan Organ Pencernaan. Diunduh dari www.medicastore.com. 25 Juli

2009.