MAKALAH POTONG BABI 23.docx

22
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Babi adalah ternak monogastrik yang mampu mengubah bahan makanan secara efisien. Limbah pertanian, peternakan dan sisa makanan manusia yang tidak termakan dapat digunakan oleh babi untuk menjadi produksi daging. Berdasarkan permintaan konsumen, sampai saat ini babi tipe lemak menjadi tidak populer lagi. Masyarakat mulai mengalihkan perhatian kepada babi tipe daging, oleh sebab itu peternak mengalihkan perhatian kepada babi tipe daging (meat type). Dewasa ini bangsa–bangsa babi telah dikelompokkan menjadi beberapa tipe. Tipe yang umum dikenal ada 3 yaitu babi tipe lemak (lard type), tipe daging (meat type atau pork type) dan tipe sedang (bacon type). Bangsa babi yang ada di Indonesia umumnya cenderung kearah tipe lemak. Ciri–ciri babi tipe lemak adalah ukuran tubuh berlebihan cepat atau mudah menjadi gemuk, ukuran babi pendek dan kemampuan dalam membentuk lemak cukup tinggi. Babi yang tergolong tipe daging antara lain Hampshire, Polland China, Duroc, dan yang tergolong tipe sedang adalah Yorkshire, Tamworth dan Landrace.

Transcript of MAKALAH POTONG BABI 23.docx

Page 1: MAKALAH POTONG BABI 23.docx

1

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Babi adalah ternak monogastrik yang mampu mengubah bahan

makanan secara efisien. Limbah pertanian, peternakan dan sisa makanan

manusia yang tidak termakan dapat digunakan oleh babi untuk menjadi

produksi daging. Berdasarkan permintaan konsumen, sampai saat ini babi

tipe lemak menjadi tidak populer lagi. Masyarakat mulai mengalihkan

perhatian kepada babi tipe daging, oleh sebab itu peternak mengalihkan

perhatian kepada babi tipe daging (meat type).

Dewasa ini bangsa–bangsa babi telah dikelompokkan menjadi

beberapa tipe. Tipe yang umum dikenal ada 3 yaitu babi tipe lemak (lard

type), tipe daging (meat type atau pork type) dan tipe sedang (bacon

type). Bangsa babi yang ada di Indonesia umumnya cenderung kearah

tipe lemak. Ciri–ciri babi tipe lemak adalah ukuran tubuh berlebihan cepat

atau mudah menjadi gemuk, ukuran babi pendek dan kemampuan dalam

membentuk lemak cukup tinggi. Babi yang tergolong tipe daging antara

lain Hampshire, Polland China, Duroc, dan yang tergolong tipe sedang

adalah Yorkshire, Tamworth dan Landrace.

Bagsa babi di Indonesia, belum dapat dikelompokkan ke dalam

salah satu tipe yang dikehendaki oleh konsumen. Jadi tipe babi Indonesia

memiliki sifat yang masih campuran, tetapi ada tendensi mengarah

kepada babi tipe lemak. Babi memiliki sifat prolifik, yakni banyak anak

dalam satu kali kelahiran. Jumlah anak yang dilahirkan berkisar antara 8-

14 ekor dalam satu kelahiran dengan rata–rata 2 kali kelahiran per tahun.

Babi yang dihasilkan oleh suatu peternakan babi akan

mempunyai performans yang baik apabila manajemen pemeliharaan yang

digunakan juga baik. Manajemen pemeliharaan babi harus disesuaikan

dengan periode masa pertumbuhan babi, dari manajemen pemilihan bibit,

pemberian pakan, perkawinan, kesehatan dan lain-lain. Maka dari itu,

Page 2: MAKALAH POTONG BABI 23.docx

2

manajamen pemeliharaan sangat menentukan kuantitas maupun kualitas

babi yang dihasilkan.

1.2 Tujuan

Praktikum manajemen ternak babi bertujuan agar mahasiswa

mengetahui manajemen pemeliharaan babi secara detail pada

perusahaan peternakan. Di samping itu, dengan praktikum ini diharapkan

mahasiswa dapat memperoleh informasi yang lebih rinci mengenai

kegiatan-kegiatan yang seharusnya dilakukan pada usaha pemeliharaan

ternak potong, sehingga membuka wawasan berwirausaha dikemudian

hari.

Page 3: MAKALAH POTONG BABI 23.docx

3

BAB IIMATERI DAN CARA KERJA

2.1 Materi

Peralatan yang disiapkan adalah jas almamater, sepatu kandang,

buku praktikum, alat tulis, kalkulator, dan kartu praktikum. Materi terdiri

dari ternak babi di perusahaan ternak babi yang dipelihara pada

peternakan rakyat.

2.2 Cara Kerja

Praktikan berkumpul di lokasi 15 menit sebelum praktikum dimulai

Menyerahkan kartu praktikum

Melakukan wawancara dengan petugas pemilik/anak kandang

Mencatat monografi desa setempat

Mengukur dan menghitung statistik vital ternak babi, kandang dan bagian-

bagiannya

Mencatat semua informasi dalam buku diktat laporan

Buku diktat laporan praktikum dikumpulkan untuk diberi penilaian

Page 4: MAKALAH POTONG BABI 23.docx

4

BAB IIIHASIL DAN PEMBAHASAN

3.1 Hasil

3.1.1 Identitas Peternak (Responden)

1. Nama peternak : Bapak Aris Gunadi umur 75th

2. Alamat Peternakan : Ds Kalikidang,Sokaraja, Banyumas

3. Jumlah Keluarga : 4 orang anak

4. Pendidikan : PT

5. Pekerjaan : Wirausaha rumah makan

6. Jumlah Anggota Keluarga yang terlibat beternak : 2 orang anak

7. Jenis usaha peternak :kombinasi pembibitan dan penggemukan

8. Populasi ternak babi yang dipelihara

Tabel 1 Populasi ternak babi yang dipelihara

Jenis /

bangsa

babi

Klasifikasi ternak Jumlah

(ekor)

Kematian

(%)

Sebab-sebab

kematian

Duroc, Boar/ pejantan 5 - -

Duroc Babi bunting 40 - -

Duroc Babi

beranak/menyusui

20/160 -

Duroc Babi umur 1-2

bulan(starter)

45 1% Suhu udara,

tertindih induk

Duroc Babi umur > 2-5

bulan(grower)

138 - -

Duroc Babi dewasa

(finisher)

42 - -

Duroc Babi induk kering

(sedang tidak

mengasuh anak)

6 - -

Page 5: MAKALAH POTONG BABI 23.docx

5

3.1.2 Manajemen Pemilihan Bibit Ternak Babi

1. Asal bibit : pejantan dibeli dari Solo umur 4 bulan, betina keturunan

sendiri

2. Alasan :jenis bagus-bagus

3. Peternak menyeleksi sendiri dalam pengadaan bibit sebagai

pengganti induk / jantan

Alasan :dilihat dari tubuh,kondisi tubuh, kaki, body, ketahanan

tubuh, puting diambil yang paling banyak / seksi induk, pejantan

baik

Syarat-syarat seleksi :performa tubuh baik

4. Umur bibit : 11bulan-1 tahun(betina) 1-1,5 tahun (jantan)

Bakalan digemukan :2,5 bulan/tahun,1,5-2 starter, 2,5-4 grower.

3.1.3 Manajemen Pemberian Pakan

1. Bahan pakan yang digunakan

2. Tabel 2. Bahan pakan yang diberikan pada babi

Jenis bahan

pakan

Kuantum (kg) Harga per Kg

(Rp)

Biaya pakan

(Rp)

Bekatul 5000 2500 12500000

Tepung jagung 3800 3750 14250000

Konsentrat 220 7500 1650000

Pollard 200 2200 220000

Mineral 52 1000 32000

Roti bs(roti afkir) 125 2000 250000

Total 28902000

3. Jumlah pakan, bentuk dan cara pemberian pakan yang diberikan tiap

hari :

Tabel 3 Pakan, bentuk dan cara pemberian pakan yang diberikan pada

babi

No Klasifikasi

ternak

Kuantum pakan(kg/ekor/

Bentuk pakan

(basah/kering)

Cara penyajian

(tempat

Page 6: MAKALAH POTONG BABI 23.docx

6

hr) pakan/ditumpahkan1 Boar/

pejantan3 Kering Tempat pakan

2 Induk bunting

3 Kering Tempat pakan

3 Induk beranak /menyusui

4 Kering Tempat pakan

4 Babi starter

0,6 Kering Tempat pakan

5 Babi grower

1 Kering Tempat pakan

6 Babi finisher

2 Kering Tempat pakan

7 Induk kering

4 Kering Tempat pakan

3.1.4 Manajemen Perkawinan

1) Sistem perkawinan :alami

2) Umur babi pertama dikawinkan : babi jantan :14 bulan, Babi betina :11-

12 bulan

3) Performa babi induk beranak / menyusui :

Tabel 4 . Performa babi induk/menyusui

4. Kasus Kematian Utama anak Babi selama diasuh induk

Tabel 5 Kasus Kematian Anak Babi

Induk KelahiranKe-

Litter size(ekor)

Anak jantan(ekor)

AnakBetina(ekor)

Anak

mati

(ekor)

Presentase kematian(%)

Berat lahir (kg)

Berat sapih(Kg)

1 3 11 5 6 1 1 1-1,5 10-12

2 - - - - - - - -

3 - - - - - - - -

4 - - - - - - - -

5 - - - - - - -

6 - - - - - - - -

Total 3 11 5 6 1 1 1,5 22

Rataan 3 11 5 6 1 1 1,75 11

Page 7: MAKALAH POTONG BABI 23.docx

7

Kasus kematian Jumlah (ekor) Presentase (%)

Litter size 1 1

Mati lahir 1 1

Mati ditindihi induk

Mati dimakan induk 1 1

Mencret / diare

Kedinginan 1 1

Mati sesak nafas

/anemia

- -

Jumlah 4 4

5. Manajemen Pemeliharaan Fase Starter

Tabel 6 Manajemen Pemeliharan Babi Starter

Jenis perlakuan Dilaksanakan apa tidak (ya/tidak)

Apabila ya, pada umur berapa dilakukan

Apabila tidak apa alasannya

Potong tali pusar Ya Setelah lahir

Identifikasi Tidak - -

Pencegahan anemia

Ya 2hari setelah

lahir

Mencegah anemia, nak babi kurang Hb

Potong taring Ya 1 hari Menghindari kanibalisme

Potong ekor Ya 1 hari Menghindari

kanibalisme

Kastrasi/ Ovariektroni

Ya 25 hari Reproduksi

Vaksinasi Ya 1 hari Pencegahan penyakit

3.2 Pembahasan

Praktikum manajemen ternak potong dilaksanakan di peternakan

babi milik Bapak Aris Gunadi yang beralamat di desa Kalikidang,

Page 8: MAKALAH POTONG BABI 23.docx

8

Sokaraja. Lokasi peternakan babi milik Pak Gunadi tidak cukup jauh dari

pemukiman penduduk, dan dekat dengan persawahan. Peternakan babi

tersebut termasuk dalam usaha pembibitan dan penggemukan. Babi yang

dipelihara yaitu bangsa babi Duroc. Populasi babi yang dipelihara di

peternakan babi yang dikunjungi yaitu berjumlah 658 ekor. Babi yang

dipelihara terdiri atas babi boar (pejantan), babi bunting, babi

beranak/menyusui, babi starter, grower, finisher dan babi induk kering

sedang mortalitas babi yaitu pada periode setelah dilahirkan, yang

dipengaruhi oleh suhu udara dan karena tertindih induk.

Babi adalah ternak yang potensial untuk dikembangkan karena

mampu menghasilkan anak dalam jumlah banyak pada setiap kali

beranak, sehingga jumlah anak sapihan maupun babi potong dapat dijual

lebih banyak dibandingkan ternak mamalia lainnya. Oleh karena itu, untuk

menghasilkan jumlah anak per induk per kelahiran (litter size) yang tinggi

sampai disapih, perlu perhatian mengenai waktu pengawinan yang tepat

(alami maupun IB), usaha menurunkan mortalitas, memperhatikan umur

penyapihan, waktu sapih kebunting kembali, dan paritas induk (Ligaya et

al., 2007).

Babi memiliki sifat-sifat dan kemampuan yang menguntungkan

diantaranya adalah siklus reproduksinya yang relatif pendek, banyak anak

dalam satu kelahiran, tingkat pertumbuhan cepat, efisien dalam

penggunaan ransum, dan dapat memanfaatkan sisa makanan yang tidak

lagi digunakan oleh manusia (Sihombing, 2006). Peternakan babi

membutuhkan manajemen pemeliharaan yang baik untuk menghasilkan

hasil yang baik pula. Manajemen yang diterapkan di peternakan babi milik

Pak Gunadi terdiri dari manajemen pemilihan bibit, pemberian pakan,

perkawinan, pemeliharaan serta perkandangan.

3.2.1 Manajemen Pemilihan Bibit

Bibit/bakaln yang dipelihara di peternakan babi Pak Gunadi awal

mulanya didatangkan dari daerah Solo dan Semarang. Pejantan yang

dibeli umur 4 bulan sedangkan betinanya berasal dari keturunan sendiri.

Page 9: MAKALAH POTONG BABI 23.docx

9

Bibit yang dipilih yaitu bibit yang mempunyai penampilan bagus. Peternak

melakukan seleksi ketat terhadap bibit yang akan dipakai yang dilihat dari

kondisi tubuhnya, kaki, ketahan tubuh. Untuk seleksi induk, dipilih puting

yang paling banyak sedangkan untuk pejantan, sehat, kaki kuat dan

testisnya baik dan mampu membuahi betina. Bibit yang

dikembangbiakkan untuk betina yaitu umur 11 bulan-1 tahun. Pejantan

umur 1-1,5 tahun. Bakalan (digemukkan) untuk starter umur 1,5-2 bulan

dan grower umur 2,5-4 bulan.

3.2.2. Manajemen Pemberian Pakan

Pakan sangat mempengaruhi produksi maupun reproduksi suatu

ternak. Susunan ransum yang di berikan pada setiap periode

pertumbuhan babi grower, starter, finisher, menyusui akan berbeda.

Menurut Parakkasi (1983) ransum adalah makanan yang diberikan pada

ternak tertentu selama 24 jam, pemberiannya dapat dilakukan sekali atau

beberapa kali selama waktu tersebut. Ransum sempurna adalah

kombinasi beberapa bahan makanan yang bila dikonsumsi secara normal

dapat mensuplai zat-zat makanan kepada ternak dalam perbandingan

jumlah, bentuk, sedemikian rupa sehingga fungsi-fungsi fisiologis dalam

tubuh berjalan dengan normal.

Susunan ransum pada babi starter di peternakan babi di Sokaraja

yaitu diberikan bekatul 5000kg, tepung jagung 3800kg, konsentrat 220kg,

polar 220kg, mineral 52kg, dan roti BS (roti afkir) sebanyak 125kg.Biaya

pakan dari bahan-bahan tersebut juga diperhitungkan sesuai dengan

harga masing-masing jenis bahan pakan yang termasuk dalam

manajemen pemberian pakan. Jumlah pakan yang diberikan juga

diperhitungkan dan diberikan berdasarkan klasifikasi babi.

Pakan babi diberikan pada tempat pakan babi yang disediakan dan

pakan dalam bentuk kering. Alasan diberikan dalam bentuk kering karena

dalam bentuk kering tidak cepat basi dan apabila tersisa bisa dikumpulkan

dan diberikan lagi Bentuk pakan yang diberikan juga menentukan

konsumsi pakan babi. Konsumsi merupakan faktor esensial yang

Page 10: MAKALAH POTONG BABI 23.docx

10

merupakan dasar untuk hidup pokok dan produksi. Tingkat konsumsi

adalah jumlah makanan yang terkonsumsi oleh hewan bila bahan

makanan tersebut diberikan ad libitum (Parakkasi, 1999). Pakan yang

diberikan permasa pertumbuhan babi berbeda-beda. Babi boar diberikan

3 kg, induk bunting 3 kg, induk beranak/menyusui 4 kg, babi starter 6 ons,

babi grower 1 kg, babi finisher 2 kg dan induk kering diberikan 4 kg.

Manajemen pemberian pakan dalam suatu peternakan harus benar dan

sesuai agar menghasilkan babi yang bagus dan berkualitas.

3.2.3 Manajemen Perkawinan

Manajemen perkawinan sangat menentukan anakan yang dihasilkan.

Sistem perkawinan yang diterpakan di farm babi di Sokaraja yaitu

perkawinannya dilakukan secara alami tidak dilakukan buatan.

Pengawinan Teknik IB menurut Ligaya et al (2007) biasanya digunakan

pada peternakan modern, dengan tujuan untuk efisiensi penggunaan

pejantan sehingga dapat meningkatkan keuntungan. Sementara internal

waktu dari penyapihan ke bunting kembali berpengaruh terhadap

frekuensi beranak per induk per tahun. Frekuensi menjadi lebih rendah

apabila interval dari penyapihan ke Babi jantan dikawinkan pada umur 14

bulan, babi betina dikawinkan pada umur 11 bulan-12 bulan. Menurut

Foote (1980), pengawinan harus disesuaikan dengan waktu ovulasi. Saat

pengawinan yang paling baik adalah pada akhir pertama atau pada

permulaan hari kedua berahi, karena ovulasi terjadi kira-kira 30-36 jam

dari permulaan berahi.

Berdasarkan keterangan petugas, babi dikawinkan umur sekian

dengan alasan apabila tubuh babi jantan maupun betina telah mampu dan

sudah siap dikawinkan. Babi betina dikawinkan pada saat birahi ketiga.

Alasannya yaitu pada birahi ketiga babi telah siap kawin. Setelah anak

disapih, babi induk dikawinkan pada umur 1 minggu setelah sapih.

Proses perkawinannya yaitu dengan cara babi jantan dibiarkan

kumpul dengan babi betina selama satu hari, hal ini dilakukan dengan

harapan selama rentangan waktu 24 jam babi jantan telah mengawini babi

Page 11: MAKALAH POTONG BABI 23.docx

11

betina. Babi betina yang siap kawin (berahi) memiliki akan mempunyai

tanda-tanda yang tidak biasanya yaitu abang (vulva terlihat memerah),

abuh (vulva membengkak), anget (vulva hangat bila dipegang), babi

gelisah, nafsu makannya turun dan sering menaiki pejantan. Setelah babi

mengalami berahi babi dikawinkan pada pagi hari, namun tidak ada

perlakuan khusus karena perkawinan secara alami.

Paritas (frekuensi ternak dalam melahirkan anak) adalah salah satu

faktor yang dapat mempengaruhi litter size lahir. Puncak litter size

biasanya terjadi pada beranak kelima sampai keenam sehingga pada

peternakan babi intensif biasanya induk diafkir (dikeluarkan sebagai bibit)

setelah beranak tersebut. Penelitian ini bertujuan untuk melihat dan

memahami pengaruh sistem pengawinan (alami dan IB), dan paritas

terhadap laju kebuntingan, litter size lahir hidup, dan interval penyapihan

ke bunting kembali (Ligaya et al.,2007).

Apabila perkawinan berhasil, induk akan bunting dan perlakuan

tambahan yang diberikan pada induk antara lain pada pemberian pakan

yang perlu diperhatikan, dan dimandikan agar selalu bersih. Induk bunting

dipelihara dalam kandang individual. Setelah fase bunting berakhir yaitu

selama 111 hari, babi akan melahirkan. Tanda-tanda induk yang akan

melahirkan mempunyai ciri-ciri gelisah yaitu garuk-garuk lantai, keluar

lendir, ambing turun dan puting apabila dipijat akan keluar air susu.

Kelahiran babi periode pertama biasanya 7-8 ekor anak. Babi induk

atau menyusui pada kelahiran ke tiga, litter sizenya 11 ekor, ank jantan

biasanya 5 ekor dan betina 5 ekor, dengan presentase mortalitas 1 %.

Berat lahir antar 1-1,5 kg sedang berat saat di sapih adalah 10-11kg.

Dalam siklus hidupnya dalam farm babi, sering terjadi orphan pig (anak

babi kehilangan induk yang disebabkan karena induk babi mati/ induk

tidak mau menyusui anaknya). Kasus induk babi yang tidak mau

menyusui anaknya berarti sifat keibuannya (mothering ability) jelek.

Solusi yang dapat dilakukan peternak yaitu anak-anak babi di titipkan ke

induk lain agar disusui.

Page 12: MAKALAH POTONG BABI 23.docx

12

Berkurangnya jumlah anak babi karena kasus kematian dapat

disebabkan mati pada saat lahir, mati ditindih induk, diare, kedinginan dan

sesak nafas/anemia. Kematian anak babi yang terjadi di farm babi

Sokaraja karena faktor tersebut masing-masing yaitu sebesar 1%. Babi

induk akan dikawinkan lagi setelah anak disapih. Karena anak babi sangat

rentan terhadap lingkungan dan penyakit, maka peternak harus lebih

memperhatikan pada penanganan anak babi yang baru lahir. Anak babi

akan menyusu induk sampai dengan disapih. Umur induk dikawinkan lagi

yaitu setelah 1 minggu penyapihan anak.

3.1.4 Manajemen Pemeliharaan

a. Fase Starter

Manajemen pemeliharaan babi fase starter di farm babi Sokaraja

yaitu dengan perlakuan-perlakuan sebagai berikut;

1. Memotong tali pusar yang dilakukan setelah lahir

2. Pencegahan anemia yang dilakukan 2 hari setelah lahir

3. Melakukan pemotongan taring dan pemotongan ekor yang dilakukan

pada umur 1 hari setelah dilahirkan. Pemotongan taring dilakukan

dengan tujuan agar menghindari sifat kanibalisme

4. Melakukan kastrasi/vasektomi yaitu pada umur 25 hari

5. Melakukan vaksinasi pada umur 10 hari. Vaksin yang diberikan

biasanya adalah vaksin kolera.

b. Fase Grower

Babi grower merupakan babi pada fase pertumbuhan yang telah

melewati masa starter. Menurut Sihombing (2006) bobot babi periode

grower antara 20-50 kg. Pertambahan bobot badan babi periode grower

sangat cepat. Kebutuhan zat makanan babi periode grower yaitu energi

metabolis 3265 kkal, protein kasar 18% dan rataan konsumsi ransum

1855 g/e/h (NRC, 1998).

Anak babi disapih pada umur 1 bulan, berdasar keterangan petugas

hal ini dilakukan agar induk dapat segera dikawinkan lagi. Penyapihan

dilakukan dengan memisahkan induk dengan anaknnya dengan cara

Page 13: MAKALAH POTONG BABI 23.docx

13

induknya yang dipisahkan dari anaknya karena lebih cepat dan lebih

mudah. Pada fase grower, ternak babi dikelompokkan berdasarkan

umur/jenis kelamin agar mempermudah rekording.

c. Fase Finisher/Penggemukan

Babi periode finisher dicirikan dengan berat hidup 60-90 kg. Babi

yang sudah mencapai bobot 90 kg sudah dapat dipotong Menurut NRC

(1998), kebutuhan zat makanan babi periode finisher dengan bobot badan

50-80 kg adalah energi metabolis 3265 kkal, protein kasar 15,5%, dan

konsumsi ransum 2575 g/e/h.Perlakuan babi finisher di farm yang

diperhatikan adalah kandang, pakan, dan perawatan yaitu babi

dimandikan. Peternak menjual ternak pada umur 6 bulan dengan bobot

rata-rata 91 kg. Peternak menjual ternaknya berdasarkan bobot badan

babi dengan harga per kilogram bobot badan 24.000 rupiah. Berdasarkan

taksiran harga per ekornya maka 1 ekor babi dihargai sebesar 2.184.000

rupiah. Sistem penjualan babi dilakukan secara langsung yaitu pembeli

datang langsung ke peternakan babi.

3.2.5 Manajemen Perkandangan

Sistem kandang babi di lokasi praktikum ternak babi yaitu dengan

sistem terbuka. Apabila dilihat dari bangunan kandangnya, kandang babi

bersifat permanen karena bahan-bahan bangunan kandang yang

digunakan antara lain semen, besi, seng, genteng, digunakan bahan

bagunan tersebut dengan alasan lebih kuat dan tidak mudah rusak. Lantai

kandang juga terbuat dari semen. Ukuran bangunan kandang panjangnya

40 m, lebar 15 m, tinggi 18 m, kemiringan atap kandang 300 dengan

ukuran tempat pakan/minum panjangnya 30-40 cm, lebar 20 cm dan tinggi

30 cm.

Pakan disimpan dalam gudang penyimpanan pakan. Ukuran gudang

panjangnya 30 m, lebar 10-12m, tinggi 4m dan luasnya 300-360 m2. Farm

babi yang dikunjungi menyediakan kandang karantina dengan ukuran

panjang 2,5 m. Lebar 2m dan tinggi 1,5 meter.

3.1.6 Manajemen Pencegahan Penyakit

Page 14: MAKALAH POTONG BABI 23.docx

14

Tindakan Pencegahan penyakit yang dilakukan oleh farm babi yang

dikunjungi dalam mencegah penyebaran penyakit antara lain

penyemprotan desinfektan dan dilakukan vaksinasi. Apabila membeli

ternak dari luar, tindakan khusus yang diberikan pada ternak yang dibeli

yaitu vaksin ulang atau terkadang dikarantina dengan jangka waktu 4

bulan. Menurut Dharma dan Putra (1997) penyakit yang biasa menyerang

babi yaitu Hog Cholera merupakan penyakit yang sangat menular pada

babi yang berlangsung secara akut, subakut, kronis atau subklinis yang

ditandai oleh perdarahan-perdarahan pada berbagai organ tubuh (Dharma

dan Putra, 1997). Hog Cholera pada babi disebabkan oleh Virus Classical

Swine Fever (CSF) atau Hog Cholera yang termasuk dalam genus

Pestivirus famili Flaviviridae.

Penyakit yang sering menyerang peternakan babi Sokaraja yaitu

penyakit pernafasan yang diatasi dengan suntikan obat, selain itu juga

terdapat penyakit kolera yang sering menyerang yang cara mengatasinya

dijual atau dipotong. Apabila ada ternak yang mati cara mengatasinya

yaitu dengan cara langsung dikubur. Agar tidak menular pada ternak babi

lain. Manajemen pencegahan penyakit sangat penting dalam peternakan

babi karena menentukan kesehatan babi yang juga menentukan populasi

babi dalam suatu farm.

BAB IVKESIMPULAN

Page 15: MAKALAH POTONG BABI 23.docx

15

Kesimpulan yang dapat diambil dari pembahasan tentang

Manajemen Ternak Babi yaitu;

1. Babi yang dipelihara bangsa babi duroc dan Landrace yaitu babi induk,

pejantan, starter, grower, finisher

2. Manajemen ternak babi yang diterapkan di peternakan babi di Sokaraja

meliputi manajemen pemilihan bibit, manajemen pemberian pakan,

manajemen perkawinan, manajemen pemeliharaan, manajemen

perkandangan dan manajemen pencegahan penyakit

3. Manajemen yang diterapkan di peternakan babi di Sokaraja termasuk

baik, namun perlu diperhatikan lagi dalam pencatatan (rekording) agar

mendapatkan bibit-bibit babi yang unggul.