Makalah POT
-
Upload
muhamad-irvan -
Category
Documents
-
view
73 -
download
5
description
Transcript of Makalah POT
KATA PENGANTAR
Puji Syukur penulis ucapkan kepada Allah SWT karena berkat rahmat dan
karunia-Nya, penulis dapat menyelesaikan paper dengan pokok bahasan
"Pemrograman Matematis; Pemrograman Bilangan Bulat (Integer
Programming)” sesuai waktu yang ditentukan. Paper ini disusun untuk memenuhi
tugas mata kuliah Penelitian Operasional Tambang.
Penulis juga mengucapkan terimakasih kepada dosen pengajar yang telah
mengarahkan materi kepada penulis. Dan terima kasih kepada pihak-pihak yang
tulisannya penulis kutip dalam pembahasan paper ini.
Penulis juga menyadari bahwa dalam proses penulisan, paper ini masih
belum sempurna baik materi maupun tulisannya. Oleh karena itu, penulis mohon
kritik dan saran yang sifatnya membangun dalam penyempurnaan paper ini.
Akhir kata, penulis berharap semoga paper ini dapat bermanfaat bagi
pembaca dan komponen yang terkait dalam kependidikan untuk kemajuan ilmu
pengetahuan.
Padang, Maret 2015
Penulis
i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR.............................................................................................i
DAFTAR ISI...........................................................................................................ii
A. Pendahuluan .....................................................................................................1
B. Pembahasan.......................................................................................................2
C. Kesimpulan.....................................................................................................11
DAFTAR PUSTAKA
ii
A. PENDAHULUAN
Pertambangan merupakan rangkaian kegiatan yang dimulai dari tahapan
eksplorasi, eksploitasi, produksi dan pemasaran. Dalam setiap kegiatan
penambangan tersebut selalu didukung oleh peralatan dan perlengkapan yang
memiliki fungsi spesifik. Tidak hanya dalam bidang pertambangan, hampir dalam
setiap kegiatan seperti industri, bisnis, produksi dan lain-lain membutuhkan
peralatan dan perlengkapan.
Keberadaan peralatan dan perlengkapan tersebut dimaksudkan agar
tahapan kegiatan yang dilakukan dapat terlaksana dengan maksimal. Oleh karena
itu, perlu diketahui spesifikasi dan produktifitas alat dalam mencapai target
produksi. Kemudian parameter yang telah diketahui ini disesuaikan dengan
jumlah unitnya.
Jumlah unit pada umumnya dinyatakan dalam satuan bilangan bulat. Akan
tetapi, tidak jarang dalam perhitungannya jumlah unit yang diperoleh merupakan
bilangan pecahan atau desimal sehingga pembulatan yang dilakukan begitu saja
akan mengakibatkan solusi tidak optimal, bahkan dapat menghasilkan jawaban
yang tak layak. Salah satu solusi untuk menyelesaikan permasalahan
ketidaksesuaian tersebut adalah integer programming.
Integer programming merupakan suatu pemrograman linear dengan
tambahan persyaratan bahwa semua atau beberapa variabel bernilai bulat non
negatif, tetapi tidak perlu bahwa parameter model juga bernilai bulat. Diperlukan
perhitungan untuk membulatkan nilai-nilai pecah variabel basis yang menjamin
tetap memenuhi semua kendala dan tidak menyimpang cukup jauh dari solusi
bulat yang tepat. Karena itu, prosedur sistematis pemrograman bilangan bulat ini
diperlukan untuk mendapatkan solusi bulat optimum terhadap masalah yang
dihadapi.
1
B. PEMBAHASAN
Pemrograman matematis adalah pembuatan model matematis atas suatu
permasalahan yang sedang dihadapi dan menggunakan sebuah proses atau
prosedur yang dapat di program. Model matematis adalah sekumpulan persamaan
atau pertidaksamaan dari satu atau beberapa fungsi matematis.
Model-model pemrograman matematis yang banyak digunakan adalah:
1. Pemrograman linier (linear programming),
2. Pemrograman bilangan bulat (integer programming),
3. Pemrograman nonlinier (non linear programming),
4. Analisis jaringan (network analysis),
5. Pemrograman dinamis (dynamic programming).
Prosedur umum penyelesaian pemrograman matematis diawali dengan
mendefinisikan komponen persoalan berikut ini:
1. Decision Variables (variabel keputusan) adalah sebagai besaran yang akan di-
cari nilainya.
2. Parameters adalah ukuran-ukuran bernilai tetap dan dapat diterapkan dalam
perhitungan seperti harga, biaya, benefit dan lain-ain.
3. Constraints (batasan) adalah sebagai faktor pembatas/kendala yang perlu diru-
muskan secara matematis.
4. Objective Function (fungsi tujuan) adalah pernyataan kuantitatif dari kasus
optimasi, sebagai contoh: memaksimumkan benefit, menentukan biaya operasi
minimum.
Bentuk pemrograman matematis adalah memaksimumkan atau meminimumkan
fungsi tujuan yang memenuhi kendala, syarat atau batasan.
2
Berikut ini adalah lagkah-langkah dalam pembuatan model matematis:
1. Identifikasi Masalah
a. Masalah maksimisasi (berkaitan dengan Profit/Revenue)
b. Masalah minimisasi (berkaitan dengan dengan Cost/biaya)
2. Penentuan Variabel Masalah
a. Variabel keputusan (Variabel yang menyebabkan tujuan maksimal atau
minimal)
b. Fungsi tujuan (Objective Function) Z maksimal atau minimal.
c. Fungsi kendala (Constraint Function) Identifikasi dan merumuskan fungsi
kendala yang ada.
Bilangan bulat adalah bilangan bukan pecahan yang terdiri dari bilangan :
a. Bulat positif (1, 2, 3, 4, 5, …)
b. Nol : 0
c. Bulat Negatif ( …,-5,-4,-3,-2,-1)
Pemrograman bilangan bulat adalah pemrograman linear dengan batas
tambahan bahwa semua atau sebagian variabelnya disyaratkan bernilai bilangan
bulat.
Pemrograman bilangan bulat (integer programming) dilakukan dengan
merumuskan masalah dari informasi yang tersedia, kemudian menterjemahkannya
kedalam bentuk model matematika. Salah satu penggunaan pemrograman
bilangan bulat dalam bidang industri yaitu masalah optimalisasi produksi, yang
membutuhkan variabel bernilai bulat.
Pemrograman linear integer (bilangan bulat) tergolong dalam
pemrograman linear. Pemrograman linear integer ini menjadi linear jika beberapa
atau semua variabel tidak dibatasi oleh integer. Program linear integer pada
intinya berkaitan dengan pemrograman-pemrograman linear di mana atau semua
variabel memiliki nilai-nilai integer.
3
Banyak persoalan praktis menginginkan nilai varibel yang bulat agar
persoalan menjadi realistik. Jumlah orang, mesin-mesin, kendaraan, untuk
persoalan praktis tidak akan realistik jika dinyatakan dengan bilangan pecahan.
Akan terasa sangat janggal jika dikatakan untuk menyelesaikan pekerjaan tertentu
diperlukan buah mesin dan orang. Sebaliknya jika dikatakan bahwa pekerjaan
itu diperlukan dua atau tiga buah mesin dan 5 orang akan terasa menjadi realistik
dalam lebih gampang mengambil keputusan. Pemrograman
linear integer menyelesaikan soal alokasi yang nilai variabelnya
merupakan integer (bilangan bulat). Pemrograman linear integer berhubungan
dengan fungsi yang bernilai integer.
Penyelesaian masalah pemrograman bilangan bulat tidak dapat
diselesaikan dengan cara membulatkan nilai pecahan hasil optimal pemrograman
linearnya, karena belum ada jaminan bahwa nilai pecahan yang dibulatkan itu
akan rnemenuhi batasan-batasan yang ada. Oleh karena itu dibutuhkan suatu
metode yang dapat digunakan untuk menyelesaikan masalah pemrograman
bilangan bulat.
Permasalahan pemrograman linear bilangan bulat muncul ketika kita harus
memutuskan masalah barang yang kita perlukan berbentuk bilangan bulat, seperti
menentukan banyaknya mesin untuk suatu pabrik, banyaknya foto copy untuk
layanan di suatu kantor, banyaknya komputer di suatu ruangan untuk mengerjakan
sejumlah pekerjaan, banyaknya orang yang mengerjakan suatu proyek, dan
sebagainya. Tidaklah mungkin banyaknya mesin giling padi di suatu pabrik 2,38
buah untuk menggiling padi di suatu wilayah tertentu, keputusan akan menjadi 3
buah, atau 2 buah dengan kerja lembur, dan sebagainya. Pemrograman bilangan
bulat dapat digunakan untuk menyelesaikan masalah tersebut. Pomrograman
bilangan bulat adalah suatu metode yang digunakan untuk menyelesaikan masalah
optimassi dengan beberapa ataupun seluruh variabel keputusan harus bernilai
bulat.
1. Klasifikasi pemrograman bilangan bulat
4
Berdasarkan banyaknya variable keputusan yang bernilai bulat, integer
programming dapat dibedakan menjadi empat, yaitu:
a. Pure Integer Programming
Jika model matematis mengharapkan semua variabel keputusan berupa
bilangan integer (bulat atau nol), dinamakan Pure Integer Programming
b. Mixed Integer Programming(MIP)
Mixed Integer Programming(MIP) adalah apabila hanya sebagian variabel
keputusan yang harus bernilai integer.
c. Binary Integer Programming(BIP)
Binary Integer Programming(BIP) digunakan ketika variabel keputusan
harus berupa nilai biner (0 atau 1). Hal ini biasa digunakan saat memilih
suatau keputusan antara iya atau tidak.
d. Mixed Binary Integer Programming(MBIP)
Jika beberapa variable keputusan memiliki nilai biner, beberapa variable
keputusan memiliki nilai integer dan sisanya memiliki nilai real (boleh
pecahan).
2. Metode penyelesaian pemrograman bilangan bulat
Pemrograman bilangan bulat dapat diselesaikan dengan beberapa metode,
antara lain:
a. Metode round off (pembulatan)
b. Metode grafik
c. Metode percabangan
a. Metode round off (pembulatan)
Metode pembulatan merupakan suatu pendekatan yang praktis dan
sederhana dengan membulatkan hasil yang diperoleh dari pemrograman
linear. Pendekatan pembulatan dapat merupakan cara yang sangat efektif
untuk masalah integer programming dengan nilai solusi-solusi variabel
kepuusan yang sangat besar. Namun, sebab utama kegagalan pendekatan
5
ini adalah karena solusi yang diperoleh mungkin bukan solusi integer
optimum yang sesungguhnya.
b. Metode grafik
Masalah integer programming yang melibatkan dua variabel dapat
diselesaikan secara grafik. Keterbatasan metode grafik adalah bahwa
hanya tersedia dua sumbu koordinat, sehingga tidak bisa digunakan untuk
menyelesaikan kasus yang lebih dari dua variabel keputusan.
Berikut langkah penyelesaian pemrograman bilangan bulat dengan
metode grafis :
1) Langkah pertama dalam penyelesaian dengan metode grafik adalah
menentukan fungsi kendalanya.
2) Cari titik potong garis tersebut dengan kedua sumbu.
3) Cari titik potong garis dari fungsi kendala dengan cara eliminasi
ataupun substitusi.
c. Metode percabangan
Langkah-langkah dalam penyelesaian integer programming dengan
metode percabangan adalah sebagai berikut:
1) Selesaikan masalah linear programming tanpa pembatasan bilangan
bulat.
2) Teliti solusi optimumnya. Jika solusi variabel tujuan yang diharapkan
telah berbentuk bilangan bulat, maka solusi optimumnya telah tercapai.
Jika ada variabel tujuan yang diharapkan berbentuk bilangan bulat
ternyata tidak berbentuk bilangan bulat maka lanjut kelangkah
berikutnya.
3) Nilai solusi pecah yang layak dicabangkan kedalam sub-sub masalah.
Tujuannya adalah untuk menghilangkan solusi kontinyu yang tidak
memenuhi persyaratan bulat dalam masalah tersebut.
4) Untuk setiap sub-masalah, nilai solusi optimum kotinyu fungsi tujuan
ditetapkan sebagai batas atas. Sub-sub masalah yang memiliki batas
6
atas kurang dari kurang dari batas bawah yang ada, tidak diiku
sertakan dalam analisa selanjutnya. Jika suatu solusi bulat layak adalah
sama baik atau lebih baik dari batas atas untuk setiap sub masalah yang
dicari maka sub masalah dengan batas atas terbaik dipilih untuk
dicabangkan.
Contoh Soal :
Sebuah perusahaan mesin pengolah pangan “ESEMKA” memproduksi dua jenis
produk, yaitu drum dryer dan spraydryer. Masing-masing produk tersebut
membutuhkan dua tahapan produksi, yaitu kelistrikan dan perakitan. Waktu
kelistrikan adalah dua jam untuk drumdryer dan tiga jam untuk spraydryer.
Sedangkan waktu perakitan adalah enam jam untuk drumdryer dan lima jam
untuk spraydryer. Perusahaan tersebut hanya mempunyai waktu untuk kelistrikan
12 jam, dan waktu untuk perakitan 30 jam kerja perminggu. Drumdryer
memberikan keuntungan 70juta perunitnya, sedangkan spraydryer 60juta
perunitnya. Tentukan banyaknya drumdryer dan spraydryer yang sebaiknya
diproduksi untuk mendapatkan keuntungan yang maksimal!
Penyelesaian:
Jika X1 = drumdryer dan X2 = spraydryer, maka:
Maksimisasi profit Z = 70X1 + 60X2 (dalam juta)
Pada kondisi 2X1 + 3X2 ≤ 12
6X1 + 5X2 ≤ 30
X1, X2 ≥ 0
7
Dari hasil yang diperoleh, perusahaan akan memperoleh keuntungan maksimal
apabila memproduksi 3,75 unit drumdyer (X1) dan 1,5 unit spraydryer (X2). Akan
tetapi tentu saja unit tersebut tidak bisa dijual dalam ¾ atau ½ bagian. Oleh karena
itu integer programing (pemrograman bulat) digunakan untuk memodelkan
permasalahan yang variabelnya tidak mungkin berupa bilangan tidak bulat
tersebut.
1. Metode Pembulatan (Round Off)
Pemecahan paling mudah dari contoh soal adalah dengan menggunakan
metode pembulatan. Dari solusi optimal kita lakukan pembulatan menjadi 4
unit drumdryer dan 2 unit spraydryer. Akan tetapi pembulatan ini tidak bisa
dipilih karena koordinat yang menunjukkan opsi optimasi tersebut berada
diluar area. Oleh karena itu, untuk opsi optimasi yang paling memungkinkan
dipilih pada area (4, 1).
X1 X2 Z
0 5 300
1 4 310
2 3 320
3 2 330
4 1 340
5 0 350
8
2. Metode Percabangan
9
X1 = 3,75X2 = 1,5
Z = 352,5
Cabang ADitujukan pada Z = 70X1 + 60X2
2X1 + 3X2 ≤ 126X1 + 5X2 ≤ 30
X1 ≥ 4Dengan LP sederhana
diperoleh X1 = 4, X2 = 1,2 dan Z = 352
Cabang CDitujukan pada Z = 70X1 + 60X2
2X1 + 3X2 ≤ 126X1 + 5X2 ≤ 30
X1 ≥ 4X2 ≥ 2
(diluar area)
Cabang DDitujukan pada Z = 70X1 + 60X2
2X1 + 3X2 ≤ 126X1 + 5X2 ≤ 30
X1 ≥ 4X2 ≤ 1
Dengan LP sederhana diperoleh X1 = 4,25, X2 = 1 dan Z = 351,6
Cabang EDitujukan pada Z = 70X1 + 60X2
2X1 + 3X2 ≤ 126X1 + 5X2 ≤ 30
X1 ≥ 4X2 ≤ 1X1 ≤ 4
Dengan LP sederhana diperoleh X1 = 4, X2 = 1 dan Z = 340
Cabang FDitujukan pada Z = 70X1 +
60X2
2X1 + 3X2 ≤ 126X1 + 5X2 ≤ 30
X1 ≥ 4X2 ≤ 1X1 ≥ 5
Dengan LP sederhana diperoleh X1 = 5, X2 = 0 dan Z =
350
Cabang BDitujukan pada Z = 70X1 + 60X2
2X1 + 3X2 ≤ 126X1 + 5X2 ≤ 30
X1 ≤ 3Dengan LP sederhana diperoleh
X1 = 3, X2 = 2 dan Z = 330
Hasil dari integer programming tidak akan pernah melebihi nilai keuntungan
optimal dari solusi pemrograman linear. Pada kasus di atas keuntungan dari LP
adalah 352,5; sedangkan keuntungan dari integer programming hanya 350.
10
C. KESIMPULAN
Berdasarkan pembahasan sebelumnya, dapat disimpulkan beberapa hal:
1. Pemrograman matematis adalah pembuatan model matematis atas suatu
permasalahan yang sedang dihadapi dan menggunakan sebuah proses atau
prosedur yang dapat di program.
2. Model-model pemrograman matematis yang banyak digunakan adalah:
a. Pemrograman linier (linear programming),
b. Pemrograman bilangan bulat (integer programming),
c. Pemrograman nonlinier (non linear programming),
d. Analisis jaringan (network analysis),
e. Pemrograman dinamis (dynamic programming).
3. Prosedur umum penyelesaian pemrograman matematis diawali dengan
mendefinisikan komponen persoalan berikut :
a. Decision Variables (variabel keputusan) adalah sebagai besaran yang akan
dicari nilainya.
b. Parameters adalah ukuran-ukuran bernilai tetap dan dapat diterapkan
dalam perhitungan seperti harga, biaya, benefit dan lain-ain.
c. Constraints (batasan) adalah sebagai faktor pembatas/kendala yang perlu
dirumuskan secara matematis.
d. Objective Function (fungsi tujuan) adalah pernyataan kuantitatif dari kasus
optimasi, sebagai contoh: memaksimumkan benefit, menentukan biaya
operasi minimum.
4. Langkah-langkah dalam pembuatan model matematis:
a. Identifikasi Masalah
1) Masalah maksimisasi (berkaitan dengan Profit/Revenue)
2) Masalah minimisasi (berkaitan dengan dengan Cost/biaya)
b. Penentuan Variabel Masalah
1) Variabel keputusan (Variabel yang menyebabkan tujuan maksimal atau
minimal)
2) Fungsi tujuan (Objective Function) Z maksimal atau minimal.
11
3) Fungsi kendala (Constraint Function) Identifikasi dan merumuskan
fungsi kendala yang ada.
5. Pemrograman bilangan bulat adalah suatu metode yang digunakan untuk
menyelesaikan masalah optimassi dengan beberapa ataupun seluruh variabel
keputusan harus bernilai bulat.
6. Integer programming dapat dibedakan menjadi empat, yaitu:
a. Pure Integer Programming
b. Mixed Integer Programming(MIP)
c. Binary Integer Programming(BIP)
e. Mixed Binary Integer Programming(MBIP)
7. Pemrograman bilangan bulat dapat diselesaikan dengan beberapa metode :
a. Metode round off (pembulatan)
b. Metode grafik
c. Metode percabangan
12