Makalah PIP
description
Transcript of Makalah PIP
-
1
BAB II
PEMBAHASAN
4. Antara Jenis Masalah Pendidikan Dengan Kebijakan Pendidikan
a. Permasalahan dan Kebijakan Pendidikan
Pada awal Repelita I keadaan pendidikan di Indonesia menunjukkan
ketidakseimbangan, antara lain meliputi :
1) Ketidakseimbangan antara jumlah penduduk yang berumur cukup untuk sekolah
dengan jumlah fasilitas yang dapat disediakan bagi mereka
2) Ketidakseimbangan pendidikan secara horizontal, yaitu antara jenis dan bidang
pendidikan. Hal ini berakibat kurang sesuainya persediaan tenaga kerja dengan
kebutuhan tenaga kerja untuk pembangunan
3) Ketidakseimbangan vertikal, yaitu perbedaan antara Sekolah Dasar, menengah dan
Perguruan Tinggi
Selain beberapa ketidakseimbangan tersebut, dalam kenyataannya masih terdapat
masalah lain dibidang pendidikan, antara lain masih banyak buta aksara dan angka, masih
banyaknya drop out, rendahnya kualitas pendidikan, kurangnya tenaga pengajar, serta
dalam administrasi pendidikan masih terdapat banyak kekurangan.
Untuk mengatasi masalah tersebut, Repelita I pemerintah menetapkan beberapa
kebijaksanaan, yaitu :
1) Program pendidikan secara horizontal labih diarahkan kepada kebutuhan-kebutuhan
pendidikan dan latihan untuk sektor-sektor pembangunan yang diprioritaskan, seperti
pertanian, industri yang mendukung pertanian, industri ringan dan kerajinan rakyat,
prasarana serta pariwisata
2) Secara vertikal program pendidikan diarahkan pada perbaikan keseimbangan, dengan
menitikberatkan pada tingkat pendidikan menengah
Kebijaksanaan tersebut dituangkan dalam program-program, yaitu Program
Peningkatan Mutu Pendidikan Sekolah Dasar, Program Penambahan pendidikan
Kejuruan pada Sekolah Lanjutan umum, Program Peningkatan Pendidikan Teknik ,
Program Peningkatan Pendidikan Guru, Program Pendidikan Masyarakat dan Orang
Dewasa, Program Pengembangan Pendidikan, Program Pembinaan Kebudayaan dan
-
2
Olahraga, Program Pendidikan Pelatihan Institusional serta Program Peningkatan
Penelitian.
Dalam Repelita II (1974/75-1978/79) terdapat masalah pendidikan sebagai
berikut :
1) Persoalan-persoalan yang berkaitan dengan pengembangan sistem pendidikan,
pemeliharaan dan peningkatan mutu pendidikan, perluasan mutu pendidikan
pada semua tingkat, perluasan kesempatan belajar, pengembangan sistem
penyajian, pendidikan diluar sistem sekolah, usaha pembinaan generasi muda,
prngembangan sistem informasi untuk penbaharuan pendidikan dan
pengarahan penggunaan sumber daya pembiayaan yang tersedia
2) Dalam trilogi pembangunan pada masa pelita II (1979/80-1983/84) kebijakan
pendidikan diprioritaskan pada upaya pemerataan. Upaya ini dalam bidang
pendidikan dirumuskan dalam jalur kedua dari delapan jalur pemerataan, yaitu
pemerataan dalam memperoleh kesempatan pendidikan. Hal ini dinyatakan
secara tegas dalam Repelita III yakni, titik beratnya pada penyediaan fasilitas
belajar pada pendidikan dasar bagi anak berusia 7-12 tahun dan penampungan
lulusan pada tingkat pendidikan yang lebih tinggi
Sebagai kelanjutan Repelita III, pada Repelita IV menekankan pada berbagai
bidang kegiatan yang bertujuan menghasilkan keseimbangan dan keserasian
pendidikan nasional yang sangat penting bagi pengembangan sumber daya manusia.
Untuk mencapai tujuan tersebut, dalam Repelita IV memprogramkan tiga
kebijaksanaan umum dalam pembangunan bidang pendidikan nasional yang meliputi :
(1) pendidikan seumur hidup, (2) pendidikan semesta menyeluruh dan terpadu, (3)
kebijakan untuk membina kemajuan adat, budaya dan persatuan.
Sedangkan pada Repelita V arah kebijakan pendidikan diprioritaskan pada
perbaikan sistem dan multi pendidikan dalam keseluruhan jenis, unsur, jenis, jalur dan
jenjangnya. Kebijakan yang dimaksud meliputi: peningkatan mutu kurikulumsilabi,
tenaga pengajar, pelatih serta metodik dan sarana pengajaran yang memungkinkan
peningkatan kualitas dan hasil pendidikan dan latihan.
Beberapa kebijakan umum dalam Repelita V antara lain :
1) Meningkatkan pembudayaan nilai-nilai pancasiladalam rangka mewujudkan
manusia-manusia pembangunan yang dapat membangun dirinya sendiri sreta
bersama-sama bertanggung jawab atas pembangunan bangsa
2) Meningkatkan mutu pendidikan
-
3
3) Meningkatkan partisipasi masyarakat dalam penyelenggaraan pendidikan
4) Menata kembali sistem pendidikan guru dan tenaga pendidikan lainnya
5) Melaksanakan penelitian dan pengembangan pendidikan dan kebudayaan agar
dihasilkan gagasan-gagasan baru yang berorientasi pada peyempurnaan sistem
pendidikan yang efisien
6) Penyeragaman mutu pendidikan melalui pengembangan institusi dan sistem
pengujian untuk semua jenis dan jenjang pendidikan, agar dapat diupayakan
standarisasi mutu pendidikan baik secara regional maupun nasional
b. Kebijaksanaan Pendidikan dan Keterkaitannya dengan Masalah Ketenagakerjaan.
Pembangunan bidang pendidikan yang dilakukan pemerintah sejak Pelita I
sampai Pelita V berhasil meningkatkan taraf pendidikan rakyat Indonesia. Banyak
indicator, terutama yang bersifat kuantitatif sebagai bukti hal tersebut. Jumlah sekolah,
murid, dan kelulussan meningkat secara drastis. Periode 1971-1989/90, jumlah SD
meningkat 123%, SLTP meningkat 192%, SLTA meningkat 314%. Jumlah murid Sd
meningkat 105%, SLTP 321%, SLTA 515%. Lulusan SD meningkat 243%, SLTP 321%,
SLTA 623% (Boediono dan TIM, 1992 ; 13)
Dalam periode PJPT I (1969-sekarang) kebijaksanaan umum bidang
ketenagakerjaan selalu dituangkan dalam kebijakan dan program kerja setiap pelita, yang
semuanya memprioritaskan upaya perluasan kesempatan kerja. Analisis angkatan kerja
selama periode 1971-1990 menunjukkan adanya peningkatan angkatan kerja baru. Pada
tahun 1971 berjumlah 41,3 juta orang meningkat menjadi 74,3 juta orang pada tahun 1990
atau bertambah 33 juta orang. Dalam kurun waktu yang sama jumlah angkatan kerja
bertambah dari 40,4 juta orang pada tahun 1971 menjadi 71,9 juta orang pada tahun 1990,
bertambah hamper 31,5 juta orang (Riwanto Tirtosudarmo, 1994 : 37)
Peningkatan mutu angkatan kerja dilandasi dengan bertambahnya kemampuan
dalam menghasilkan produksi barang dan jasa bagi pemenuhan masyarakat Indonesia.
Melihat periode PJPT I, kebijaksanaan di bidang ketenagakerjaan mencakup
beberapa aspek, yaitu : (a) perluasan kesempatan tenaga kerja dan perlindungan, (b)
pengaturan penyebaran dan pemanfaatan tenaga kerja yang lebih baik melalui perbaikan
informasi serta pembinaan dan peningkatan keterampilan, (c) perlindungan kerja, (d)
pembinaan hubungan perburuan, (e) aspek pengupahan (Riwanto Tirto, Sudarmo, 1994 :
32).
-
4
Untuk melaksanakan kebijakan tersebut pemerintah telah menetapkan tiga progam pokok
yang di bawah lingkup Departemen Tenaga Kerja, ialah (1) Program pembinaan dan
peningkatan latihan keterampilan, (2) Program pembinaan hubungan dan perlindungan
tenaga kerja.
Menurut catatan dalam Repelita ke Repelita ke V, masih terdapat beberapa
permasalahan ketenagakerjaan yaitu : (1) masalah kesempatan kerja yang berkaitan
dengan jumlah pencari kerja, (2) masalah angkatan kerja yang lebih cepat dengan dengan
pertumbuhan ekonomi, (3) masih terdapat belum meratanya tenaga kerja yang ada di Jawa
dan di luar Jawa, (4) masalah tingginya pengangguran di pedesaan dan perkotaan, (5)
terdapat banyaknya lulusan pendidikan tinggi yang tidak terserap di lapangan kerja.
Untuk memperbaiki kemampuan dan mutu tenaga kerja yang produktif, dapat
ditempuh melalui pendidikan dan latihan serta peningkatan keterampilan, yang
pelaksanaannya ditangani oleh Departemen Tenaga Kerja lewat Balai Tenaga Kerja.
5. Kebijaksanaan Pendidikan Program Pembangunan Nasional Tahun 2000-2004.
Pada abad XII, dunia pendidikan di Indonesia menghadapi tiga tantangan besar.
Tantangan pertama, karena krisis ekonomi dunia pendidikan disambut untuk
mempertahankan hasil-hasil pembangunan yang telah dicapai. Kedua, untuk
mengantisipasi era global, dunia pendidikan dituntut mempersiapkan sumber daya
manusia yang unggul. Ketiga, dengan diberlakukannya otonomi daerah, system
pendidikan nasional dituntut melakukan perubahan dan penyesuaian sehingga dapat
mewujudkan pendidikan yang konduktif, demokratis, memperhatikan keberagaman
kebutuhan / keadaan daerah serta peserta didik, serta mendorong peningkatan partisipasi
masyarakat.
Pendidikan nasional pada saat ini dihadapkan beberapa permasalahan yang
menonjol, yaitu : (1) masih rendahnya pemerataan memperoleh pendidikan, (2) masih
rendahnya kualitas dan relevansi pendidikan, dan (3) masih lemahnya memanajemen
pendidkan di samping belum terwujudnya kemandirian dan keunggulan ilmu pengetahuan
dan teknologi di kalangan akademisi.
Berbagai permasalah dapat diatasi melalui pelaksanaan berbagai program
pembangunan yang mengacu pada arah kebijakan pendidikan seperti yang diamanatkan
GBHN 1999-2004, yaitu :
-
5
1. Mengupayakan perluasan dan pemerataan kesempatan memperoleh pendidikan yang
bermutu tinggi bagi seluruh rakyat Indonesia menuju terciptanya manusia Indonesia
berkualitas dengan peningkatan anggaran yang berarti.
2. Meningkatkan kemampuan akademik dan profesional serta meningkatkan jaminan
kesejahteraan tenaga pendidikan sehingga tenaga pendidik mampu berfungsi secara
optimal terutama dalam peningkatan pendidikan watak dan budi pekerti agar dapat
mengembalikan wibawa lembaga dan tenaga kependidikan.
3. Melakukan pembaharuan system pendidikan termasuk pembaharuan kurikulum
berupa diversifikasi peserta didik. Kurikulum yang berlaku secara nasional dan local
sesuai dengan kepentingan setempa, serta diversifikasi jenis pendidikan secara
provisional.
4. Memberdayakan lembaga pendidikan baik sekolah maupun luar sekolah sebagai pusat
pembudayaan nilai, sikap dan kemampuan, serta meningkatkan partisipasi keluarga
dan masyarakat yang didukung oleh semua sarana dan prasarana yang memadai.
5. Melakukan pembaruan dan pemantapan system pendidikan nasional berdasarkan
prinsip disentralisasi, otonomi keilmuan, dan manajemen.
6. Meningkatkan kualitas lembaga pendidikan yang diselenggarakan oleh masyarakat
maupun pemerintah untuk memantapkan system pendidikan yang efektif dan efisien
dalam menghadapi perkembangan ilmu pengetahuan, teknologi, dan seni.
7. Mengembangkan kualitas sumber daya manusia sedini mungkin secara terarah,
terpadu dan menyeluruh melalui berbagai upaya proaktif dan reaktif oleh seluruh
komponen bangsa agar generasi muda dapat berkembang secara optimal disertai
dengan hak dukungan dan lindungan sesuai dengan potensinya.
8. Meningkatkan penguasaan, pengembangan dan pemanfaatan ilmu pengetahuan dan
teknologi bangsa sendiri dalam dunia usaha, terutama usaha kecil, menengah, dan
koperasi guna meningkatkan daya saing produk yang berbasis sumber daya local.