MAKALAH PERTAHANAN ALUTSISTA TNI

26
MAKALAH ALUTSISTA TNI Di susun Oleh : Chandra Sasmita ( 209131007 ) Darryl Valentino S ( 209131008 ) Deka Siswoko ( 209131009 )

Transcript of MAKALAH PERTAHANAN ALUTSISTA TNI

Page 1: MAKALAH PERTAHANAN ALUTSISTA TNI

MAKALAH

ALUTSISTA TNI

Di susun Oleh :

Chandra Sasmita ( 209131007 )

Darryl Valentino S ( 209131008 )

Deka Siswoko ( 209131009 )

POLITEKNIK MANUFAKTUR BANDUNG

Page 2: MAKALAH PERTAHANAN ALUTSISTA TNI

ABSTRAK

Pertahanan negara disebut juga pertahanan nasional adalah segala usaha

untuk mempertahankan kedaulatan negara, keutuhan wilayah sebuah negara dan

keselamatan segenap bangsa dari ancaman dan gangguan terhadap keutuhan bangsa

dan negara.

Kondisi pertahanan suatu negara tentu saja, salah satunya, bisa dilihat dari

kondisi alat utama sistem persenjataan ( alutsista ) angakatan bersenjatanya.

Semakin kuat, canggih, modern, efektif dan efisien alutsista suatu negara,

menunjukan semakin kuat pula pertahanannya. Superpower Amerika Serikat di dunia

selain didukung oleh kekuatan ekonominya selama bertahun-tahun pasca Perang

Dunia II, tentunya didukung pula oleh kemampuan alutsista militer mereka.

Alutsista sebuah negara berpengaruh terhadap pertahanan suatu negara, untuk

melindungi wilayah negara di perlukan sistem persenjataan yang memadai untuk

mencakup seluruh wilayah negara tersebut. Alutsista bahkan bisa berpengaruh

terhadap kedudukan suatu negara dalam politik internasional.

Namun, dalam proses pengadaan dan pemeliharaan alutsista di indonesia,

terdapat beberapa masalah kompleks dan berlarut – larut mulai dari masalah dana

yang tersedia sampai dengan sistem pengadaan yang bermasalah.

Page 3: MAKALAH PERTAHANAN ALUTSISTA TNI

DAFTAR ISI

Abstrak.................................................................................................i

Daftar isi..............................................................................................ii

BAB I. PENDAHULUAN....................................................................1

1.1 Terminologi....................................................................................2

1.2 Latar belakang................................................................................3

1.3 Identifikasi masalah........................................................................4

1.4 Tujuan dan Manfaat.......................................................................4

1.4.1 Tujuan penulisan........................................................................4

1.4.2 Manfaat penulisan......................................................................5

1.5 Metode Penyusunan.......................................................................5

BAB II. PEMBAHASAN....................................................................6

2.1 Kondisi Alutsista TNI...................................................................6

2.2 Dana Alutsista TNI ......................................................................7

2.3 Pembagian Dana Alutsista TNI ....................................................9

2.4 Sistem Pengadaan Alutsista TNI .................................................10

2.5 Industri Militer Nasional..............................................................11

BAB III. PENUTUP...........................................................................13

3.1 KESIMPULAN............................................................................13

3.2 SARAN .......................................................................................13

DAFTAR PUSTAKA........................................................................15

Page 4: MAKALAH PERTAHANAN ALUTSISTA TNI

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Terminologi

Pertahanan negara disebut juga pertahanan nasional adalah segala usaha

untuk mempertahankan kedaulatan negara, keutuhan wilayah sebuah negara dan

keselamatan segenap bangsa dari ancaman dan gangguan terhadap keutuhan bangsa

dan negara.

Hakikat pertahanan negara adalah segala upaya pertahanan bersifat semesta

yang penyelenggaraannya didasarkan pada kesadaran atas hak dan kewajiban warga

negara serta keyakinan pada kekuatan sendiri.

Pertahanan negara dilakukan oleh pemerintah dan dipersiapkan secara dini

dengan sistem pertahanan negara.

Pertahanan nasional merupakan kekuatan bersama (sipil dan militer)

diselenggarakan oleh suatu Negara untuk menjamin integritas wilayahnya,

perlindungan dari orang dan/atau menjaga kepentingan-kepentingannya. Pertahanan

nasional dikelola oleh Departemen Pertahanan.

Dalam bahasa militer, pertahanan adalah cara-cara untuk menjamin

perlindungan dari satu unit yang sensitif dan jika sumber daya ini jelas, misalnya

tentang cara-cara membela diri sesuai dengan spesialisasi mereka, pertahanan udara

(sebelumnya pertahanan terhadap pesawat: DCA), pertahanan rudal, dll. Tindakan,

taktik, operasi atau strategi pertahanan adalah untuk menentang/membalas serangan.

Page 5: MAKALAH PERTAHANAN ALUTSISTA TNI

Pertahanan secara umum di bagi menjadi 2 bagian yaitu Pertahanan Militer

dan Pertahanan Nonmiliter

Pertahanan Militer

Pertahanan militer merupakan kekuatan utama pertahanan negara yang

dibangun dan dipersiapkan untuk menghadapi ancaman militer, tersusun

dalam komponen utama serta komponen cadangan dan komponen

pendukung. Pendayagunaan lapis pertahanan militer diwujudkan dalam

penyelenggaraan operasi militer, baik dalam bentuk Operasi Militer Perang

(OMP) maupun Operasi Militer Selain Perang (OMSP).

Pertahanan militer sebagai kekuatan bersenjata ditampilkan melalui SDM

dan Alutsista, dibangun, dan dikembangkan secara profesional untuk

mencapai tingkat kekuatan sampai pada standar penangkalan. Namun,

pembangunan kekuatan pertahanan negara harus dipersiapkan untuk

menghadapi setiap ancaman militer yang sewaktu-waktu dapat timbul.

Pertahanan Nonmiliter

Pertahanan nonmiliter disebut juga dengan pertahanan nirmiliter

merupakan kekuatan pertahanan negara yang dibangun dalam kerangka

pembangunan nasional untuk mencapai kesejahteraan nasional dan

dipersiapkan untuk menghadapi ancaman nirmiliter. Lapis pertahanan

nirmiliter tersusun dalam fungsi keamanan untuk keselamatan umum yang

mencakup penanganan bencana alam dan operasi kemanusiaan lainnya,

sosial budaya, ekonomi, psikologi pertahanan, yang pada intinya berkaitan

dengan pemikiran kesadaran bela negara, dan pengembangan teknologi.

Page 6: MAKALAH PERTAHANAN ALUTSISTA TNI

Inti pertahanan nirmiliter adalah pertahanan secara nonfisik yang tidak

menggunakan senjata seperti yang dilakukan oleh Lapis pertahanan

militer, tetapi pemberdayaan faktor-faktor ideologi, politik, ekonomi,

sosial budaya, dan teknologi melalui profesi, pengetahuan dan keahlian,

serta kecerdasan untuk mencapai kesejahteraan masyarakat yang

berkeadilan.

Pertahanan nirmiliter diwujudkan dalam peran dan lingkup fungsi

departemen/lembaga pemerintah nondepartemen (LPND) di luar bidang

pertahanan melalui penyelenggaraan pembangunan nasional sesuai dengan

bidangnya masing-masing. Dalam kerangka pertahanan berlapis, lapis

pertahanan militer menyokong lapis pertahanan nirmiliter, yang

pelaksanaannya disesuaikan dengan isu atau ancaman militer guna

mencapai hasil yang maksimal.

1.2 Latar Belakang

Pertahanan negara disebut juga pertahanan nasional adalah segala usaha

untuk mempertahankan kedaulatan negara, keutuhan wilayah sebuah negara dan

keselamatan segenap bangsa dari ancaman dan gangguan terhadap keutuhan bangsa

dan negara.

Pertahanan militer merupakan kekuatan utama pertahanan negara yang

dibangun dan dipersiapkan untuk menghadapi ancaman militer, tersusun dalam

komponen utama serta komponen cadangan dan komponen pendukung.

Pendayagunaan lapis pertahanan militer diwujudkan dalam penyelenggaraan operasi

militer, baik dalam bentuk Operasi Militer Perang (OMP) maupun Operasi Militer

Selain Perang (OMSP).

Dalam pertahanan militer, peran alat utama system persenjataan (alutsista)

terbilang sangat vital, karena selain untuk sarana pertahanan Negara alutsista juga

menjadi bagian penting dalam menjaga keamanan suatu Negara dari ancaman Negara

Page 7: MAKALAH PERTAHANAN ALUTSISTA TNI

– Negara lain yang datang. Alutsista juga berguna dalam pengembangan

profesionalitas militer Indonesia, karena salah satu ciri tentara yang modern adalah

tentara yang bisa memahami berbagai persenjataan yang terus berkembang setiap

waktu.

Oleh karena sebab – sebab di atas, penulis memilih judul Alat Utama Sistem

Persenjataan ( ALUTSISTA ) sebagai topik utama dalam pembahasan makalah kali

ini.

1.3 Identifikasi Masalah

Dari uraian latar belakang di atas,maka penulis bermaksud membahas mengenai

hal-hal yang berkaitan dengan alutsista TNI khususnya alutsista di Indonesia, maka

timbul pertanyaan yang dapat dirinci sebagai berikut:

1. Bagaimana Kondisi alutsista di Indonesia?

2. Apakah dana yang dikeluarkan pemerintah mencukupi untuk pemeliharaan

dan pengembangan alutsista di Indonesia?

3. Bagaimana sistematika pembagian dana anggaran pertahanan indonesia?

4. Apa saja masalah yang dihadapi dalam sistem pengadaan alutsista?

5. Apakah industri militer nasional telah optimal dalam pemenuhan kebutuhan

alutsista?

Permasalahan tersebut akan dibahas pada bab selanjutnya, dengan demikian

pembaca dapat mengetahui lebih lanjut mengenai alutsista di Indonesia.

1.4 Tujuan dan Manfaat

1.4.1 Tujuan Penulisan

Semua hal yang dilakukan pasti memiliki suatu tujuan.sama halnya dengan

pembuatan makalah ini. Makalah ini bertujuan untuk memaparkan mengenai kondisi

alutsista TNI di Indonesia dan menguraikan permasalahan yang dihadapi dalam

pemeliharaan dan pengembangan alutsista di Indonesia, sehingga pembaca dapat

mengerti dan memahami lebih jauh tentang alutsista di Indonesia.

Page 8: MAKALAH PERTAHANAN ALUTSISTA TNI

1.4.2 Manfaat penulisan

Manfaat yang akan di dapat pembaca setelah membaca makalah ini antara lain :

1. Dapat mengetahui tentang kondisi alutsista di Indonesia

2. Mengetahui pembagian dana terhadap masing – masing matra dalam TNI

3. Mengetahui permasalahan yang terjadi dalam pengadaan alutsista

4. Mengetahui peran industri militer nasional dalam pengembangan alutsista.

1.5 Metode Penyusunan

Studi Literatur

melakukan studi pustaka dari artikel – artikel guna menambah wawasan bagi

penulis mengenai pertahanan khususnya alutsista di Indonesia agar

mempermudah penulis dalam penyusunan laporan ilmiah ini. Selain itu

dilakukan studi literatur yang diperoleh dari internet.

Page 9: MAKALAH PERTAHANAN ALUTSISTA TNI

BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Kondisi Alutsista TNI

Dimata negera-negara Asia Tenggara, Indonesia memang disebut-sebuut sebagai

bangsa yang besar. Besar karena luas wilayah darat dan perairannya, besar juga

karena jumlah penduduknya. Siapa tak bangga menjadi anak indonesia, dimana bumi

pertiwi-nya terhampar kekayaan alam yang tak ada tandingnya.

Indonesia memang hebat, semua kekayaan alam menumpuk di bumi khatulistiwa.

Mulai dari emas, uranium, tembaga, gas, minyak, batubara, timah, bouksit, besi, intan,

dan berbagai hasil tambang lainnya. Jumlah alutsista (alat utama sistem senjata) untuk

melakukan pengamanan, tak sebanding dengan luas wilayah NKRI.

Kondisi alutsista Indonesia yang memprihatinkan terlihat dari semua matra TNI,

contohnya pada TNI – AU, Indonesia saat ini hampir tak punya skuadron utuh yang

berkekuatan 16 pesawat siap terbang. Yang ada hanya skuadron tak utuh, yaitu 6

skuadron tempur, 5 skuadron angkut, 3 skuadron heli, dan sebuah skuadron intai.

Kalau mau dimasukkan juga masih ada skuadron pendidikan dan Satudtani (Satuan

Udara Pertanian). . Total jumlah pesawat kita yang siap terbang dari berbagai jenis

sekitar 100 unit.

Demikian pula bagi angkatan laut, dimana Indonesia hanya memiliki 2 kapal

selam uzur, 6 fregate dan 23 corvettes. Selain itu hanya ada kapal militer berjenis

pendukung seperti untuk logistik, patrol dan amfibi dengan total jumlah kapal sekitar

140 kapal berbagai jenis.

TNI – AD juga tidak kalah memprihatinkan, Meski memiliki jumlah anggota atau

personel paling banyak, akan tetapi peralatan tempur yang dimiliki kebanyakan hanya

bersifat angkut personel. Indonesia bahkan sama sekali tidak punya satu pun Main

Battle Tank (MBT) sebagai kavaleri paling kuat. Kondisi alat utama sistem senjata

(alutsista) milik TNI AD yang dalam keadaan layak digunakan hanya 60%. Sisanya

sebanyak 40% alutsista masih harus diperbaiki agar layak digunakan.

Page 10: MAKALAH PERTAHANAN ALUTSISTA TNI

Dari uraian di atas terlihat jelas bahwa kondisi alutsista TNI sudah sangat

memprihatinkan dan sangat tidak memadai untuk mengamankan seluruh wilayah

Indonesia, tercatat hasil kekayaan laut hilang triliunan rupiah per tahun, karena kita

tak bisa melakukan pengamanan terhadap wilayah Indonesia. Belum lagi perawatan

yang dilakukan masih bersifat sementara dan kanibalisme kerap kali di lakukan untuk

menutupi keterbatasan dana yang di berikan pemerintah.

2.2 Dana Alutsista TNI

Salah satu unsur utama dalam rumusan strategi pertahanan adalah rumusan

mengenai jumlah anggaran pertahanan negara. Selain postur dan struktur

pertahanan, komponen anggaran menjadi sangat vital karena anggaran adalah

salah satu kunci dari implementasi total kekuasaan negara dalam gelar kekuatan

bersenjata. Misi departemen pertahanan mengembangkan kekuatan tiga matra :

Darat, Laut, dan Udara, yang dirumuskan dalam Rencana Pembangunan Jangka

Panjang Nasional tahun 2005 – 2025, sangat bergantung pada jumlah anggaran

yang dikeluarkan negara.

Harus diakui, jumlah anggaran yang disediakan negara disektor pertahanan

relatif kecil. Di tahun 2000, pemerintah hanya memberikan Rp. 10,5 triliun

rupiah. Di tahun 2004, alokasi anggaran pertahanan mulai meningkat menjadi Rp.

21 triliun. Anggaran Rp. 21 triliun itu terdiri atas belanja rutin Rp. 13,74 triliun

dan belanja pembangunan Rp. 7,68 triliun.

Baru di era pemerintahan SBY, menteri pertahanan Juwono Sudarsono

mengusulkan adanya peningkatan jumlah anggaran pertahanan. Di tahun 2005,

dephan/TNI mendapat alokasi anggaran Rp.21,97 triliun terdiri atas belanja

pegawai sebesar Rp. 9,62 triliun, belanja barang jasa sebesar Rp. 4,38 triliun, dan

belanja modal sebesar Rp. 7,96 triliun. Adapun rincian menurut organisasai

progran adalah sebagai berikut :

Mabes TNI : Rp. 2,16 Triliun

TNI – AD : RP. 9,08 triliun

TNI – AL : Rp. 3,23 triliun

TNI – AU : Rp. 2,38 triliun

Page 11: MAKALAH PERTAHANAN ALUTSISTA TNI

Dephan : Rp. 5,11 triliun

Di tahun 2006 sesuai UU no 13 tanggal 31 November 2005 tentang APBN

2006. Dephan dan TNI mendapat alokasi anggaran sebesar Rp. 28,22 triliun. Ini

terdiri atas belanja pegawai Rp. 12,14 triliun, belanja barang Rp.6,49 triliun dan

belanja modal Rp. 9,59 triliun.

Dana anggaran pertahanan setiap tahunnya memang meningkat tetapi pada

tahun 2009 mengalami penurunan dari Rp. 36, 39 triliun pada tahun 2008 menjadi

Rp. 35 triliun pada tahun 2009 yang dibagikan kepada tiga matra : Darat, Laut,

Udara. Berikut rincian dana nya :

Mabes TNI : Rp. 4,5 Triliun

TNI – AD : Rp. 16,1 triliun

TNI – AU : Rp. 3,98 triliun

TNI – AL : Rp. 5,5 triliun

Dephan : Rp. 6,3 triliun

Bila dilihat sekilas, anggaran yang diterima dephan dan TNI cukup besar,

tetapi dana Rp. 35 triliun sangatlah kecil karena sekitar 80% anggaran habis

hanya untuk menggaji para tentara dan pegawai dan hanya sekitar 20% yang bisa

di alokasikan untuk perawatan dan pengembangan alutsista. Alokasi dana yang

seharusnya diperlukan dephan dan TNI untuk kebutuhan minimal departemen

pertahanan dan TNI sekitar Rp. 100,53 triliun.

Bila dibandingkan dengan negara lain, anggaran pertahanan Indonesia sangat

tidak memadai.China menganggarkan sekitar 70 miliar dolar AS untuk anggaran

pertahanan mereka, singapura menganggarkan sekitar 6,148 miliar Dolar AS.

Ditahun yang sama indonesia hanya menganggarkan 4,160 miliar dolar AS.

Ini jelas menunjukan bahwa dana yang didapatkan Dephan dan TNI sangatlah

kecil sehingga untuk melakukan suatu ‘Military Build-up’ dirasakan sangatlah

tidak mungkin.

Page 12: MAKALAH PERTAHANAN ALUTSISTA TNI

2.3 Pembagian Dana Alutsista TNI

Dana sekitar Rp.35 triliun yang dianggarkan pemerintah untuk dana pertahanan

dibagikan kepada 5 bagian yaitu Dephan, Mabes TNI, TNI – AD, TNI – AU, TNI –

AL.

Banyak kalangan yang berpendapat bahwa pembagian anggaran pertahanan ‘berat

sebelah’, banyak yang berpendapat bahwa TNI – AD mendapatkan porsi dana

pertahanan yang paling besar dari matra yang lain, bahkan dana yang diterima

angkatan darat hampir setara dengan 4 kali jumlah anggaran untuk TNI – AU yang

cakupan wilayahnya lebih luas dibanding dengan angkatan darat. Ada pula doktrin

yang mengatakan bahwa TNI selalu berorientasi ke TNI Angkatan Darat.

Tetapi pendapat yang beredar itu tidak sepenuhnya benar, TNI – AD memang

mendapat porsi anggaran terbesar sekitar Rp 16,1 triliun. Akan tetapi dana itu

dialokasikan untuk 129 satuan kerja (Satker). TNI Angkatan Laut dialokasikan

sebesar Rp5,5 triliun yang akan didistribusikan ke 47 satker dan untuk TNI Angkatan

Udara menerima alokasi anggaran sebesar Rp3,98 triliun, yang didistribusikan ke-58

Satker.

Untuk Dephan, yang mendapat alokasi anggaran sebesar Rp 6,3 triliun, besaran

dana itu didistribusikan hanya ke dua satker yang ada sementara untuk Mabes TNI,

dari total alokasi anggaran yang diterima sebesar Rp4,5 triliun, besaran itu

didistribusikan untuk 11 satker.

TNI – AD bahkan mendapatkan jatah anggaran yang baru untuk pengadaan alat

utama sistem persenjataan (alutsista) paling kecil dibanding matra angkatan lain. TNI

AD mendapat sekitar Rp1 triliun, bandingkan dengan jatah pengadaan alutsista TNI

AL yang mencapai Rp3 triliun, sedangkan TNI AU mendapat jatah anggaran

pengadaan alutsista Rp2 triliun.

Page 13: MAKALAH PERTAHANAN ALUTSISTA TNI

2.4 Sistem Pengadaan Alutsista TNI

Sistem pengadaan Alutsista TNI terkesan tersembunyi dan tidak transparan,

Hal ini mengingat siar kabar yang mengatakan banyak “broker” senjata yang

memanfaatkan kedekatannya dengan “oknum” khusus di pemerintahan, yang

berupaya mempengaruhi belanja pemerintah pada alutsista sebagaimana juga

terjadi di banyak negara.

Tercatat selama rentang tahun 2008-2009 terjadi sekitar 12 pengadaan alutsista

dan hanya 5 transaksi yang dapat di telusuri penggunaan dan transparansi danany

sedangkan yang lain masih belum ada kejelasan. Berikut transaksi pengadaan

alutsista selama rentang tahun 2008 – 2009.

2.5 Industri Militer Nasional

Dalam sistem pengadaan alutsista TNI, Indonesia sering sekali memesan

persenjataan dari luar negeri tanpa mengetahui dampak yang ditimbulkan dari hal

tersebut. Industri militer nasional kita menjadi rapuh dan tidak seproduktif dulu.

Indonesia sudah punya hampir semuanya dalam industri militer, yaitu PT DI

(pesawat), PT PAL (kapal laut), PT Pindad (alutsista darat), dan PT Dahana

(bahan peledak). Kita bahkan juga punya industri hulunya seperti PT Krakatau

Page 14: MAKALAH PERTAHANAN ALUTSISTA TNI

Steel (besi dan baja). Tercatat indonesia mempunyai sekitar 17 industri militer

nasional. Berikut adalah daftar industri militer nasional :

Iae

Pindad

PAL

LEN Industri

Dahana

Dok Kodja Bahari

Lundin

SSE Armored

RCS Solusi 247

Jakarta Aerospace

Robo Aero

Pacific Tech

Aviator

UAVindo

Rekayasa Teknologi

Amadani

RMTindo

Sari Bahari

Ini bukan saja membanggakan, tapi sangat potensial untuk dikembangkan.

Bahkan hal ini sudah dilakukan sejak lama oleh negara – negara maju.

China misalnya, yang kini punya setidaknya 11 BUMN di industri militer.

Selain untuk memenuhi kebutuhan angkatan bersenjatanya yang memiliki jumlah

personel terbesar di dunia (lebih dari 1 juta tentara aktif dengan sekitar 200 ribu

cadangan dan rakyat terlatih), RRC juga sudah mampu mengekspor alutsista.

Maka, alutsista bukan lagi pemborosan, malah memberikan devisa bagi negara.

Page 15: MAKALAH PERTAHANAN ALUTSISTA TNI

BAB III

KESIMPULAN DAN SARAN

3.1 Kesimpulan

kondisi alutsista TNI sangat memprihatinkan dan sangat tidak memadai untuk

mengamankan seluruh wilayah Indonesia. Banyak alutsista yang tidak

berfungsi dengan baik dan rusak sehingga mengakibatkan pertahanan militer

Indonesia menjadi semakin melemah.

Anggaran dana pertahanan yang diberikan pemerintah kepada dephan dan TNI

untuk perawatan dan pengadaan alutsista masih sangat kecil dan tidak

memadai untuk negara seluas Indonesia dan dana yang diberikan juga tidak

cukup untuk memenuhi kebutuhan minimum dana pertahanan negara sebesar

Rp. 100 triliun.

Pembagian dana pertahanan dibagikan kepada lima pihak yaitu dephan, mabes

TNI, TNI AD. TNI AU,dan TNI AL. Dengan besar anggaran yang bervariasi

berdasar kepada banyaknya satuan kerja yang dimiliki oleh sebuah pihak.

Sistem pengadaan alutsista di Indonesia masih menemui banyak kendala dan

permasalahan. Banyaknya “broker” dan oknum dalam sistem pengadaan

disinyalir membuat sistem pengadaan alutsista di Indonesia menjadi

bermasalah.

Walaupun industri militer nasional sampai saat ini masih tetap berproduksi,

tetapi belum optimal dalam memenuhi kebutuhan alutsista TNI.

3.2 Saran

Kondisi alutsista di Indonesia sebaiknya diperbaiki dengan membuang

alutsista yang sudah tidak terpakai dan menggantinya dengan yang baru.

Selain itu perlu diadakan perawatan secara intensif dan berkala

Anggaran pertahanan mutlak perlu ditambah setidaknya memenuhi 50% dari

kebutuhan minimal pertahanan negara sekitar Rp. 50 triliun.

Pembagian dana pertahanan seharusnya diatur lebih baik lagi sehingga tidak

menimbulkan opini negatif dari masyarakat. Selain itu, perlu ditambahkan

anggaran biaya untuk matra dengan cakupan wilayah yang lebih luas.

Sistem pengadaan harus segera dibenahi, transparansi aliran dana yang

digunakan untuk pengadaan alutsista harus jelas.

Page 16: MAKALAH PERTAHANAN ALUTSISTA TNI

Industri militer nasional harus lebih dioptimalkan. Pengadaan alutsista harus

menitik beratkan kepada produksi industri militer nasional agar bisa

membangun perindustrian militer dan menghemat biaya.

Page 17: MAKALAH PERTAHANAN ALUTSISTA TNI

Daftar pustaka

http://politikana.com/baca/2009/10/05/mimpi-tni-yang-kuat.html(29 januari 2010)

http://forum.detik.com/showthread.php?t=134291 (29 januari 2010)

http://idsps.org/headline-news/publikasi-idsps/masalah-alutsista-di-indonesia-dan-

kebutuhan-grand-strategy/(29 januari 2010)

http://www.sumbawanews.com/berita/internasional/inilah-perbandingan-kekuatan-

militer-indonesia-vs-malaysia-3.html(29 januari 2010)

http://web.pab-indonesia.com/content/view/12872/60(29 januari 2010)

http://alutsista.blogspot.com/2009/11/menhan-masih-banyak-permasalahan-di.html(29

januari 2010)