MAKALAH PERILAKU KONSUMEN (KUMPULAN JURNAL – JURNAL TENTANG PERILAKU KONSUMEN)

31
KUMPULAN JURNAL – JURNAL TENTANG PERILAKU KONSUMEN Diajukan Guna Melengkapi Tugas Kelompok Mata Kuliah Perilaku Konsumen Fakultas Ekonomi Universitas Gunadarma Anggota Kelompok : 1. Agung Dwi Saputra (10212348) 2. Andrew Junio (10212828) 3. Bayu Aprian (11212383) 4. Benyamin Sahat (11212433) 5. Pungki Indriyono (15212731) 6. Tito Yulianto (17212415) 7. Wahyu Ari Sejati (17212629)

description

MAKALAH PERILAKU KONSUMEN (KUMPULAN JURNAL – JURNAL TENTANG PERILAKU KONSUMEN)

Transcript of MAKALAH PERILAKU KONSUMEN (KUMPULAN JURNAL – JURNAL TENTANG PERILAKU KONSUMEN)

KUMPULAN JURNAL – JURNAL

TENTANG

PERILAKU KONSUMEN

Diajukan Guna Melengkapi Tugas Kelompok

Mata Kuliah Perilaku Konsumen

Fakultas Ekonomi Universitas Gunadarma

Anggota Kelompok :

1. Agung Dwi Saputra (10212348)

2. Andrew Junio (10212828)

3. Bayu Aprian (11212383)

4. Benyamin Sahat (11212433)

5. Pungki Indriyono (15212731)

6. Tito Yulianto (17212415)

7. Wahyu Ari Sejati (17212629)

UNIVERSITAS GUNADARMA

JAKARTA

2014

Halaman Judul

Daftar Isi ............................................................................................................. i

Jurnal I

Kajian faktor faktor yang mempengaruhi perilaku konsumen dalam membeli mengkonsumsi buah lokal...................................................... 1

Jurnal II

Analisis Perbandingan Kepuasan Konsumen Tterhadap Pelayanan pada Mini Market Indomart dengan Alfamart di Kompleks Pesona Anggrek Bekasi .................................................................................... 6

Jurnal III

Motif Kepedulian Lingkungan dan Kaitannya dengan Perilaku Konsumen Sadar Lingkungan .............................................................. 16

Jurnal IV

Analisis Perilaku Konsumen Rokok Di Kalangan Mahasiswa Universitas Pakuan ............................................................................... 17

i

JURNAL I

Tema/ Topik : Perilaku Konsumen

Masalah : Faktor-faktor apa sajakah yang berpengaruh terhadap

perilaku konsumen dalam mengkonsumsi/ membeli buah,

serta factor apa sajakah yang dominan berpengaruh ?

Judul : Kajian faktor faktor yang mempengaruhi perilaku

konsumen dalam membeli /mengkonsumsi buah lokal.

Pengarang : Sudiyarto & Nuhfil Hanani

Latar Berlakang

Pemahaman mengenai keinginan konsumen akan memungkinkan pemasar

dapat mempengaruhi keputusan konsumen, sehingga secara otomatis akan

membeli apa yang ditawarkan oleh pemasar tersebut. Persaingan antar merek dan

produk yang semakin ketat menjadikan konsumen memiliki posisi yang sangat

berpengaruh dalam posisi tawar-menawar (Sumarwan, 2003). Pendekatan

kecukupan pangan yang berorientasi pada produksi pangan hendaknya mulai

digeser pada ketahanan pangan yang berorientasi pada ketersediaan dan daya beli

masyarakat. Kebutuhan dan selera konsumen akan terpenuhi jika ketersediaan

produk dan daya beli masyarakat masih mampu mengatasinya.

Usaha pemenuhan kebutuhan dan selera konsumen buah-buahan dapat

dilihat dari semakin membanjirnya buah impor baik dari ragam maupun

volumenya. Sumarwan (1999), mengemukakan bahwa membanjirnya buah impor

pada saat sebelum krisis moneter telah memojokkan buah-buahan lokal.,

persaingan yang datang dari luar serta kebijakan pemarintah yang kurang kondusif

menyebabkan banyak petani yang semakin terpuruk.

Tetapi krisis moneter menyebabkan buah impor semakin mahal dan

semakin berkurangnya stok di pasar. Memahami perilaku konsumen buah-buahan

merupakan informasi yang sangat penting bagi pasar dari sektor agribisnis.

1

Informasi ini diperlukan sebagai bahan masukan untuk merencanakan produksi,

mengembangkan produk dan memasarkan buah-buahan dengan baik.

Masalah

Faktor-faktor apa sajakah yang berpengaruh terhadap perilaku konsumen

dalam mengkonsumsi/ membeli buah, serta factor apa sajakah yang dominan

berpengaruh ?

Tujuan

Tujuan penelitian adalah sebagai berikut :

Menganalisis pengaruh faktor-faktor

1. Budaya,

2. lingkungan social,

3. Individu,

4. Psikologis, &

5. Strategi pemasaran terhadap perilaku konsumen dalam membeli/

mengkonsumsi buah lokal dan buah impor serta melihat faktor-faktor

mana yang dominan.

Metodologi Penelitian

Penelitian ini termasuk studi perilaku konsumen buah-buahan di kota

Surabaya sekaligus menganalisis daya saing buah (lokal terhadap impor) atas

dasar nilai sikap kepercayaan konsumen terhadap berbagai macam buah misalnya

(apel; jeruk dan anggur). Sehingga lokasi penelitian ditentukan secara sengaja,

sebaran lokasi penelitian adalah lokasi tujuan pemasaran buah dengan sasaran

konsumen akhir, yaitu Kota Surabaya.

Jumlah responden sebanyak 140 responden, ditentukan secara accidental

yaitu mewawancarai konsumen buah dengan kriteria :

1). Penggemar (senang) makan buah-buahan;

2). Pembeli rutin buah minimal satu bulan sekali;

3). Mewakili keluarga

2

4). Keluarga memiliki penghasilan.

Metode pengumpulan data yang digunakan adalah metode survei dengan

menggunakan instrumen penelitian:

Analisis Data

Tujuan penelitian ini dianalisis dengan menggunakan Structural Equation

Model (SEM) yang juga dinamakan Model Persamaan Struktural (MPS) dengan

menggunakan piranti lunak (soft ware) AMOS.

Hasil Penelitian

Hipotesis yang diajukan dalam penelitian ini adalah bahwa variable-variabel

1). Pengaruh Budaya Terhadap Sikap Konsumen

2). Pengaruh Lingkungan Sosial Terhadap Sikap Konsumen

3). Pengaruh Karakteristik Individu Terhadap Sikap Konsumen

4). Pengaruh Psikologis Terhadap Sikap Konsumen

5). Pengaruh Strategi Pemasaran Terhadap Sikap Konsumen.

Kesimpulan

Beberapa kesimpulan yang diperoleh dari hasil penelitian ini adalah :

Faktor-faktor yang berpengaruh terhadap sikap kepercayaan konsumen dalam

membeli buah, menunjukkan bahwa :

1. Perubahan ‘budaya’ maupun peningkatan ‘psikologis’ konsumen, dapat

meningkatkan secara nyata sikap-kepercayaannya dalam membeli

/mengkonsumsi buah lokal.

2. Konsumen tidak perlu mempertimbangkan ‘Lingkungan sosial’-nya dalam

membeli buah lokal dan peningkatan karakteristik ‘individu’ konsumen

tidak menjadikan sikap kepercayaannya meningkat dalam membeli/

mengkonsumsi buah lokal.

3

3. Konsumen tidak merasakan adanya ‘Strategi pemasaran’ yang ditempuh

perusahaan/ pemasar yang dapat mendukung meningkatkan ‘sikap-

kepercayaan’-nya dalam membeli /mengkonsumsi buah local.

Saran :

1. Buah lokal perlu diperlakukan sebagai produk yang lebih dihargai di

negeri sendiri.

2. Daya saing buah lokal agar ditingkatkan melalui : strategi pemasaran

dan peningkatan atribut.

4

DAFTAR PUSTAKA

Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian, 2001. Sektor Pertaniansebagai Andalan Pembangunan Ekonomi Indonesia. BuletinAgroekonomi, Volume 1, Nomor 4, Agustus 2001. Pusat Penelitian danPengembangan Pertanian, , Departemen Pertanian, Jakarta.

Direktorat Jenderal Bina Produksi Hortikultura, 2002. Strategi Pengembanganaya Saing Buah Unggulan Indonesia.. Bagian Proyek PengembanganUsaha Hortikultura Pusat. Departemen Pertanian. Direktorat JenderalBina Produksi Hortikultura. Jakarta.

Engel J.F; Blackwell R. D. dan P.W. Miniard , 1995. Perilaku Konsumen.Translation of Consumer Behafior. Six Edition. The Dryden Press,Chicago. Diterbitkan Binarupa Aksara Jakarta.

Ferdinand, A., 2002. Structural Equation Modelinga Dalam PenelitianManajemen. Fakultas Ekonomi Universitas Diponegoro.

Hair Jr., Joseph F., Ralph E. Anderson and R.L. Tatham. 1992. MultivariateData Analysis. Third Edition. Macmillan Publishing Company. New York.

Kotler, P., 1993. Manajemen Pemasaran. Translation of MarketingManagement Analysis, Planning, Implematation, and Control. Sevent

Edition. Prentice Hall International Inc. Penerbit Fakultas EkonomiUniversitas Indonesia.

Mangkunegara, AA, Ap., 2002. Perilaku Konsumen. Edisi Revisi. PT. RefikaAditama, Bandung

Mowen, JC. dan M. Minor, 2002. Perilaku Konsumen. Edisi Ke-lima. AlihBahasa : Lina Salim. Penerbit erlangga, Jakarta.

Poerwanto, R., Susanto S., dan S. Setyati, H., 2002. Pengembangan JerukUnggulan Indonesia. Makalah Semiloka Nasional Pengembangan JerukUnggulan. Bogor 10 – 11 2002.

Poerwanto, R., 2003. Peran Manajemen Budidaya Tanaman DalamPeningkatan Ketersediaan dan Mutu Buah-buahan. Orasi Ilmiah GuruBesar Tetap Ilmu Hortikultura. Fakultas Pertanian Bogor. InstitutPertanian Bogor.

5

JURNAL II

ANALISIS PERBANDINGAN KEPUASAN KONSUMEN TERHADAP PELAYANAN PADA MINIMARKET INDOMARET DENGAN ALFAMART DI KOMPLEKS PESONA ANGGREK BEKASI

ABSTRAK

Tujuan dari penelitian ini adalah : 1) Untuk mengetahui adakah perbedaan kepuasan konsumen Indomaret dan Alfamart di perumahan Pesona Anggrek Bekasi; 2) Untuk mengetahui faktor-faktor apa yang membedakan kepuasan konsumen Indomaret dan Alfamart di perumahan Pesona Anggrek Bekasi. Dalam penelitian ini digunakan data primer yang diperoleh dengan menggunakan kuesioner. Data dianalisis dengan menggunakan compare means independent samples t test, chi square, statistik deskriptif dengan program SPSS versi 15.0. Hasil penelitian menunjukkan bahwa kualitas pelayanan dari minimarket Indomaret dan Alfamart dinilai baik oleh sebagian besar pelanggannya. Sedangkan hasil uji perbandingan kualitas pelayanan antara minimarket Indomaret dengan Alfamart berdasarkan dimensi kehandalan, keresponsifan, assurance, empathy dan tangible serta kualitas pelayanan keseluruhan ada perbedaan yang signifikan. Berdasarkan diagram kartesius importance performance analysis of service quality dimension dari minimarket Indomaret dengan Alfamart, bahwa dimensi keresponsifan, merupakan dimensi yang dianggap penting oleh para pelanggan minimarket Indomaret dengan Alfamart, tetapi performance dari dimensi keresponsifan belum sesuai dengan yang diharapkan, baik oleh para pelanggan minimarket Indomaret maupun para pelanggan minimarket Alfamart. Hal tersebut mengindikasikan perlu adanya perbaikkan kualitas pelayanan, utamanya dalam dimensi keresponsifan.

PENDAHULUAN

Pada prinsipnya setiap perusahaan tatkala menjual produk-produknya akan dihadapkan dengan strategi maupun teknik penjualan yang bagus, sehingga komoditas yang ditawarkannya dapat terjual dengan baik. Adapun salah satu teknik penjualan yang dimaksud adalah terkait dengan bagaimana dan seberapa tinggi kualitas pelayanan yang diberikan terhadap konsumen. Kualitas pelayanan yang diberikan adalah merupakan kinerja terpenting oleh perusahaan bagi kepuasan konsumen/pelanggan. Perusahaan harus memperhatikan hal-hal penting bagi konsumen, supaya mereka merasakan kepuasan sebagaimana yang diharapkan. Demikianlah sebagaimana yang disampaikan oleh banyak pakar ekonomi yang memberikan definisi mengenai kepuasan konsumen.

6

Pada dasarnya kepuasan konsumen mencakup perbedaan antara tingkat kepentingan dan kinerja atau hasil yang dirasakan. Dan hakikatnya kepuasan konsumen merupakan evaluasi purna beli dimana alternatif yang dipilih sekurang-kurangnya dapat memberikan hasil (outcome) sama atau melampaui harapan konsumen, sedangkan ketidakpuasan dapat terjadi apabila hasil yang diperoleh tidak memenuhi harapan yang diinginkan konsumen. Jadi tingkat kepuasan merupakan fungsi dari perbedaan antara kinerja yang dirasakan oleh harapan, jika kinerja yang dirasakan di bawah harapan maka konsumen merasa tidak puas, sedangkan jika kinerja yang dirasakan sesuai dengan harapan maka niscaya konsumen merasa puas. Dan jika kinerja yang dirasakan melampaui harapan maka konsumen akan merasa sangat puas.

Terdapat lima dimensi yang dirancang untuk mengukur kualitas pelayanan yang didasarkan pada perbedaan antara nilai harapan dengan nilai kinerja yang dirasakan oleh konsumen yaitu : Responsivness, Reliability, Assurance, Emphaty dan Tangibles.1. Responsive (daya tanggap / kesigapan) adalah suatu respon / kesigapan

karyawan dalam membantu konsumen dan memberikan pelayanan yang cepat dan tanggap.

2. Reliability (keandalan) adalah suatu kemampuan untuk memberikan jasa yang dijanjikan dengan akurat dan terpercaya.

3. Assurance (jaminan) adalah kemampuan karyawan atas pengetahuan terhadap produk secara tepat, kualitas, keramah-tamahan, perkataan atau kesopanan dalam memberikan pelayanan, keterampilan dalam memberikan informasi dan kemampuan dalam menanamkan kepercayaan konsumen / pelanggan terhadap perusahaan.

4. Emphaty (perhatian) adalah kemampuan perusahaan dalam memberikan perhatian yang bersifat individual atau pribadi kepada para pelanggan / konsumen.

5. Tangibles (kemampuan fisik) adalah suatu bentuk penampilan fisik, peralatan personal, media komunikasi dan hal-hal yang lainnya yang bersifat fisik.

Masalah pelayanan sebenarnya bukanlah hal yang sulit atau rumit, tetapi apabila hal ini kurang diperhatikan maka dapat menimbulkan hal-hal yang rawan karena sifatnya yang sangat sensitif. Sistem pelayanan perlu didukung oleh kualitas pelayanan, fasilitas yang memadai dan etika atau tata krama. Sedangkan tujuan memberikan pelayanan adalah untuk memberikan kepuasan kepada konsumen/ pelanggan, sehingga berakibat dengan dihasilkannya nilai tambah bagi perusahaan.

Untuk itu peneliti merasa tertarik untuk melakukan penelitian perbandingan kepuasan konsumen toko tersebut mengapa hal tersebut dapat mempengaruhi penjualan padahal keduanya memiliki strategi pemasaran yang hampir sama dan pelayanan yang hampir sama juga adakah perbedaan pada keduanya yang pada akhirnya mempengaruhi citra toko dari kacamata konsumen, apakah yang membuat berhasil mewujudkan kesan yang baik pada pelanggan dan pada akhirnya akan memudahkan meraih konsumen.

7

Kerangka Pemikiran

Dalam memilih toko konsumen memiliki kriteria evaluasi diantaranya adalah faktor kenyamanan, pelayanan, kelengkapan produk, dan lain sebagainya hal tersebut menjadikan faktor yang sangat penting dan harus diperhatikan produsen karena akan menjadi bahan perbandingan bagi konsumen untuk memilih toko mana yang akan didatangi konsumen (James F Engel,1994:258), dalam membandingkan minimarket mana yang akan dikunjungi konsumen akan mempertimbangkan beberapa hal berikut diantaranya: Yang pertama lokasi, konsumen mementingkan jarak minimarket manakah yang paling dekat dari tempat tinggal untuk efisiensi waktu, namun ada juga konsumen yang lebih mempertimbangkan tempat parkir yang nyaman meski jarak yang ditempuh lebih jauh dari tempat tinggal. Yang kedua promosi konsumen cenderung memilih minimarket mana yang menginformasikan produknya lebih baik melalui iklan yang menarik, namun ada juga konsumen yang tidak mementingkan promosi yang menarik untuk mendatangi suatu minimarket yang terpenting adalah pelayanan yang memuaskan. Yang ketiga konsumen membandingkan minimarket mana yang memberikan harga yang lebih murah meski pelayanan kurang memuaskan atau ada juga konsumen yang cenderung memilih pelayanan yang memuaskan meski harga yang dibayar lebih mahal. Keempat konsumen mempertimbangkan kenyamanan berbelanja sebelum mengunjungi minmarket karena lebih berorientasi rekreasi walaupun harga yang ditawarkan lebih mahal namun ada kepuasan batin tersendiri bagi konsumen yang berorientasi ini, namun konsumen yang berorientasi belanja perusahaan yang menjadi pertimbangan itu adalah minimarket Indomaret dan Alfamart yang memiliki kesamaan strategi pemasaran dan karateristik. Kelima kelengkapan produk, konsumen dalam memilih minimarket mana yang akan di kunjungi dengan mempertimbangkan lengkap tidaknya produk yang di jual pada minimarket itu, jika ada minimarket yang lebih lengkap meskipun jarak yang di tempuh agak jauh maka konsumen akan mengunjungi minimarket yang lebih lengkap produknya. Keenam pelayanan, dalam berbelanja konsumen yang mementingkan pelayanan akan memilih minimarket yang memberikan pelayanan sesuai keinginannya, namun konsumen yang kurang mementingkan pelayanan akan memilih minimarket yang memberikan harga yang terjangkau dengan pelayanan yang standar. Berdasarkan evaluasi diatas maka minimarket atau perusahaan yang menjadi pertimbangan itu adalah Indomaret dengan Alfamart yang memiliki karateristik dan strategi yang hampir sama.

TELAAH PUSTAKA

Pengertian Kepuasan KonsumenKepuasan konsumen adalah perasaan seseorang yang puas atau sebaliknya

setelah membandingkan antara kenyataan dan harapan yang diterima dari sebuah produk atau jasa (Kotler 2000:36). Kepuasan konsumen hanya dapat tercapai dengan memberikan pelayanan yang berkualitas kepada konsumennya. Pelayanan yang baik sering dinilai oleh konsumen secara langsung dari karyawan sebagai orang yang melayani atau disebut juga sebagai produsen jasa, karena itu

8

diperlukan usaha untuk meningkatkan kualitas sistem pelayanan yang diberikan agar dapat memenuhi keinginan dan meningkatkan kepuasan konsumen. Jadi kualitas pelayanan merupakan hal penting yang harus diperhatikan oleh perusahaan agar dapat tercapai kepuasan konsumen. Kualitas pelayanan memiliki hubungan yang erat dengan kepuasan konsumen. Kualitas memberikan suatu dorongan kepada konsumen untuk menjalin hubungan yang kuat dengan perusahaan. Dalam jangka panjang ikatan ini memungkinkan perusahaan untuk memahami dengan seksama harapan konsumen serta kebutuhannya. Dengan demikian perusahaan dapat meningkatkan kepuasan konsumen dan pada gilirannya kepuasan tersebut dapat menciptakan kesetiaan / loyalitas konsumen. Dengan tercapainya kualitas layanan yang sempurna akan mendorong terciptanya kepuasan konsumen karena kualitas layanan merupakan sarana untuk mewujudkan kepuasan konsumen. Kualitas layanan dapat diwujudkan dengan memberikan layanan kepada konsumen dengan sebaik mungkin sesuai dengan apa yang menjadi harapan konsumen. Ketidakpuasan pada salah satu atau lebih dari dimensi layanan tersebut tentunya akan memberikan kontribusi terhadap tingkat layanan secara keseluruhan, sehingga upaya untuk meningkatkan kualitas layanan untuk masing-masing dimensi layanan harus tetap menjadi perhatian.

Pengertian perilaku konsumen

Untuk memahami perilaku masyarakat dalam pembelian barang dan jasa tersebut di butuhkan studi tersendiri. Perusahaan berkepentingan dengan hampir setiap kegiatan manusia yang hanya dalam lingkup yang lebih terbatas. Perilaku konsumen sangat komplek dan sulit di prediksi. Pendekatan-pendekatan yang selama ini banyak digunakan untuk menyingkap sikap, minat, dan perilaku konsumen mengansumsikan bahwa konsumen bersikap rasional dalam setiap keputusan pembelian. Adapun definisi perilaku konsumen adalah tindakan langsung terlibat dalam mendapatkan, mengkonsumsi, dan menghabiskan produk dan jasa termasuk proses keputusan yang mendahului dan menyusuli tindakan ini (Engel dan Blackwell,1994:3).

Kepuasan Pelanggan

Pengukuran kepuasan pelanggan merupakan elemen penting dalam menyediakan pelayanan yang lebih baik, lebih efesien dan lebih efektif. Apabila pelanggan merasa tidak puas terhadap suatu pelayanan yang disediakan, maka pelayanan tersebut dapat dipastikan tidak efektif dan tidak efesien. Hal ini terutama sangat penting bagi pelayanan publik.

Mencapai tingkat kepuasan pelanggan tertinggi adalah tujuan utama pemasaran. Ketika pelanggan merasa puas atas pelayanan yang didapatkan, maka besar kemungkinan mereka akan kembali lagi dan melakukan pembelian-pembelian yang lain dan mereka juga akan merekomendasikan pada teman-teman dan keluarganya tentang perusahaan tersebut. Pemasaran bukanlah semata-mata membuat penjualan, melainkan tentang bagaimana memuaskan pelanggan terus-menerus.Jadi apa sebenarnya kepuasan pelanggan itu?

9

Kepuasan pelanggan adalah persepsi pelanggan bahwa harapannya telah terpenuhi atau terlampaui (Richard.F.Gerson, 2004:3)

Kepuasan pelanggan bermakna perbandingan antara apa yang diharapkan konsumen dengan apa yang dirasakan konsumen ketika menggunakan produk tersebut. Bila konsumen merasakan performa produk sama atau melebihi ekspektasinya, berarti mereka puas. Sebaliknya jika performa produk kurang dari ekspektasinya, berarti mereka tidak puas.

Menurut Oliver, kepuasan adalah “tingkat perasaan seseorang setelah membandingkan kinerja atau hasil yang dirasakannya dengan harapannya”. (J.Suprapto, 2001 : 233)

Menurut Richard Oliver (Husein Umar, 2003 : 14) kepuasan pelanggan adalah “ respon pemenuhan dari konsumen. Kepuasan adalah hasil penelitian dari konsumen bahwa pelayanan telah memberikann tingkat kenikmatan dimana tingkat pemenuhan ini bisa lebih atau kurang.

METODE PENELITIAN

Metode Pengumpulan dan Pengukuran DataPada penelitan ini penulis melakukan pengumpulan data, dengan cara :

Instrumen kuesioner, dalam hal ini penulis menggunakan kuesioner untuk mengumpulkan data primer dalam bentuk pertanyaan terbuka, yaitu pertanyaan yang memberi kebebasan kepada responden untuk memberi jawaban, sebuah pertanyaan hanya bisa diberikan diantara pilihan yang sudah tersedia.

Sedangkan pengukuran data yang dilakukan oleh penulis yaitu menggunakan skala likert dengan kriteria skor sebagai berikut :

1. Sangat Setuju (SS) = 52. Setuju (S) = 43. Ragu – Ragu (RR) = 34. Tidak Setuju (TS) = 25. Sangat Tidak Setuju = 1Hasil dari pengumpulan dan pengukuran data tersebut akan diolah dengan

program Statistical Product and Service Solution (SPSS).

Metode Analisis DataDalam menganalisis data penelitian ini, penulis menggunakan empat

metode, yaitu :1) Uji Validitas

Item-item pertanyaan yang akan digunakan sebelumnya terlebih dahulu harus dilakukan uji validitas. Tujuannya adalah agar data yang diambil benar-benar mengukur apa yang hendak diukur. Dalam metode validitas dan reliabilitas, acuan untuk mengambil keputusan valid atau tidaknya suatu item dapat dilakukan dengan melihat nilai seluruh item alpha. Bila nilai alpha seluruh bertanda positif maka item tersebut dianggap valid.

10

31

2) Uji ReliabilitasUji reliabilitas dilakukan untuk mengetahui konsistensi hasil pengukuran variabel. Suatu instrumen dikatakan reliabel apabila memiliki nilai Cronbach Alpha lebih besar dari 0,60 ( Ghozali,2001:129 ).

3) Uji Analisis Statistik DeskriptifUji ini digunakan untuk menggambarkan tentang ringkasan data-data penelitian seperti mean.

4) Uji T-TestUntuk pembuktian hipotesis dilakukan dengan T-Test atau T-score. Alasan peneliti menggunakan T-Test dalam menganalisa data adalah karena T-Test pada prinsipnya adalah suatu teknik statistik untuk menguji hipotesis, tentang ada tidaknya perbedaan yang signifikan antara dua kelompok sampel dengan jalan perbedaan mean-meannya. Mencari nilai T uji sampel berpasangan dengan alat bantu sofwtware SPSS For Windows 15.0:

5) Metode Chi SquareUji chi kuadrat ( Chi Square) adalah pengujian hipotesis mengenai perbandingan antara frekuensi observasi / yang benar-benar terjadi / actual (F) dengan frekuensi harapan / ekspektasi (Fe) yang didasarkan atas hipotesis tertentu. Bentuk distribusi Chi Square adalah x2, nilai x2 adalah nilai kuadrat karena nilai x2 selalu positif.

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Berdasarkan hasil pengujian hipotesa dengan uji-t diketahui bahwa terdapat perbedaan yang signifikan antara kepuasan konsumen Indomaret dengan kepuasan konsumen Alfamart hal tersebut dapat diketahui dari penjelasan perdimensi berikut:

Analisis kepuasan konsumen Indomaret dan kepuasan konsumen Alfamart terhadap kepuasan kedua minimarket tersebut diketahui memiliki perbedaan yang signifikan. Dan dalam penelitian ini yang lebih baik adalah Alfamart hal ini diketahui dari uji-t Alfamart yang lebih besar dari Indomaret sebesar 26,443 > 26,119. Berarti kualitas pelayanan berdasarkan dimensi kehandalan(Persepsi) yang diberikan oleh Alfamart dan Indomaret tidak jauh berbeda.

Analisis uji-t terhadap dimensi keresponsifan (Persepsi) memiliki perbedaan yang signifikan. Dan dalam penelitian ini yang lebih baik adalah Alfamart hal ini diketahui dari uji-t Alfamart yang lebih besar dari Indomaret sebesar 28,068 > 22,149. Berati kualitas pelayanan berdasarkan dimensi keresponsifan (Persepsi) yang diberikan Oleh Alfamart dan Indomaret sangat jauh berbeda.

Analisis kepuasan konsumen Indomaret dengan kepuasan konsumen Alfamart terhadap dimensi assurance(Persepsi) diketahui bahwa ternyata memang memiliki tingkat perbedaan yang signifikan. Dalam penelitian ini yang lebih baik adalah Indomaret hal ini diketahui dari uji-t Indomaret yang lebih besar dari Alfamart sebesar 18,203 > 23,806.

11

Analisis uji-t terhadap dimensi empathy (Persepsi) memiliki perbedaan yang signifikan. Dan dalam penelitian ini yang lebih baik adalah Indomaret hal ini diketahui bahwa dari uji-t Indomaret yang lebih besar dari Alfamart sebesar 31,749 > 23,341. Berati kualitas pelayanan berdasarkan dimensi empathy (Persepsi) yang diberikan Oleh Indomaret dan Alfamart sangat jauh berbeda.

Analisis kepuasan konsumen Indomaret dengan kepuasan konsumen Alfamart terhadap dimensi tangible(Persepsi) diketahui bahwa ternyata memang memiliki tingkat perbedaan yang signifikan. Dalam penelitian ini yang lebih baik adalah Indomaret hal ini diketahui dari uji-t Indomaret yang lebih besar dari Alfamart sebesar 31,383 > 27,788. Berati kualitas pelayanan berdasarkan dimensi tangible (Persepsi) yang diberikan Oleh Indomaret dan Alfamart sangat jauh berbeda.

Analisis kepuasan konsumen Indomaret dan kepuasan konsumen Alfamart terhadap kepuasan kedua minimarket tersebut diketahui memiliki perbedaan yang signifikan. Dan dalam penelitian ini yang lebih baik adalah Alfamart hal ini diketahui dari uji-t Alfamart yang lebih besar dari Indomaret sebesar 26,443 > 26,119. Berarti kualitas pelayanan berdasarkan dimensi kehandalan(Persepsi) yang diberikan oleh Alfamart dan Indomaret tidak jauh berbeda.

Analisis uji-t terhadap dimensi keresponsifan (Persepsi) memiliki perbedaan yang signifikan. Dan dalam penelitian ini yang lebih baik adalah Alfamart hal ini diketahui dari uji-t Alfamart yang lebih besar dari Indomaret sebesar 28,068 > 22,149. Berati kualitas pelayanan berdasarkan dimensi keresponsifan (Persepsi) yang diberikan Oleh Alfamart dan Indomaret sangat jauh berbeda.

Analisis kepuasan konsumen Indomaret dengan kepuasan konsumen Alfamart terhadap dimensi assurance(Persepsi) diketahui bahwa ternyata memang memiliki tingkat perbedaan yang signifikan. Dalam penelitian ini yang lebih baik adalah Indomaret hal ini diketahui dari uji-t Indomaret yang lebih besar dari Alfamart sebesar 18,203 > 23,806.

Analisis uji-t terhadap dimensi empathy (Persepsi) memiliki perbedaan yang signifikan. Dan dalam penelitian ini yang lebih baik adalah Indomaret hal ini diketahui bahwa dari uji-t Indomaret yang lebih besar dari Alfamart sebesar 31,749 > 23,341. Berati kualitas pelayanan berdasarkan dimensi empathy (Persepsi) yang diberikan Oleh Indomaret dan Alfamart sangat jauh berbeda.

Analisis kepuasan konsumen Indomaret dengan kepuasan konsumen Alfamart terhadap dimensi tangible(Persepsi) diketahui bahwa ternyata memang memiliki tingkat perbedaan yang signifikan. Dalam penelitian ini yang lebih baik adalah Indomaret hal ini diketahui dari uji-t Indomaret yang lebih besar dari Alfamart sebesar 31,383 > 27,788. Berati kualitas pelayanan berdasarkan dimensi tangible (Persepsi) yang diberikan Oleh Indomaret dan Alfamart sangat jauh berbeda.

Analisis kepuasan konsumen Indomaret dan kepuasan konsumen Alfamart terhadap kepuasan kedua minimarket tersebut diketahui memiliki perbedaan yang signifikan. Dan dalam penelitian ini yang lebih baik adalah Alfamart hal ini diketahui dari uji-t Alfamart yang lebih besar dari Indomaret sebesar 28,776

12

>28,217. Berarti kualitas pelayanan berdasarkan dimensi kehandalan(Harapan) yang diberikan oleh Alfamart dan Indomaret tidak jauh berbeda.

Analisis uji-t terhadap dimensi keresponsifan (Harapan) memiliki perbedaan yang signifikan. Dan dalam penelitian ini yang lebih baik adalah Alfamart hal ini diketahui dari uji-t Alfamart yang lebih besar dari Indomaret sebesar 28,068 > 27,787 . Berati kualitas pelayanan berdasarkan dimensi keresponsifan (Persepsi) yang diberikan Oleh Alfamart dan Indomaret sangat jauh berbeda.

Analisis kepuasan konsumen Indomaret dengan kepuasan konsumen Alfamart terhadap dimensi assurance(Harapan) diketahui bahwa ternyata memang memiliki tingkat perbedaan yang signifikan. Dalam penelitian ini yang lebih baik adalah Alfamart hal ini diketahui dari uji-t Alfamart yang lebih besar dari Indomaret sebesar 28,010 > 20,229 . Berati kualitas pelayanan berdasarkan dimensi assurance (Harapan) yang diberikan Oleh Alfamart dan Indomaret sangat jauh berbeda.

Analisis uji-t terhadap dimensi empathy (Harapan) memiliki perbedaan yang signifikan. Dan dalam penelitian ini yang lebih baik adalah Alfamart hal ini diketahui bahwa dari uji-t Alfamart yang lebih besar dari Indomaret sebesar 29,400 > 26,584. Berati kualitas pelayanan berdasarkan dimensi empathy (Harapan) yang diberikan Oleh Alfamart dan Indomaret sangat jauh berbeda.

Analisis kepuasan konsumen Indomaret dengan kepuasan konsumen Alfamart terhadap dimensi tangible(Harapan) diketahui bahwa ternyata memang memiliki tingkat perbedaan yang signifikan. Dalam penelitian ini yang lebih baik adalah Indomaret hal ini diketahui dari uji-t Indomaret yang lebih besar dari Alfamart sebesar 39,737 > 25,666. Berati kualitas pelayanan berdasarkan dimensi tangible (Harapan) yang diberikan Oleh Indomaret dan Alfamart sangat jauh berbeda

KESIMPULAN DAN SARAN

KesimpulanBerdasarkan hasil pembahasan dapat diambil beberapa kesimpulan

diantaranya adalah sebagai berikut:1. Adanya perbedaan kepuasan konsumen Indomaret dengan kepuasan

konsumen Alfamart pada dimensi keresponsifan, assurance, empathy, tangible sedang pada dimensi kehandalan tidak di temukan perbedaan yang signifikan karena kedua minimarket ini memiliki faslitas yang hampir sama setelah diadakan penelitian.

2. Faktor-faktor yang membedakan kepuasan konsumen minimarket Indomaret dengan Alfamart adalah sebagai berikut :1. Fasilitas yang dimiliki didalam memberikan pelayanan, 2. Penentuan lokasi, 3. Pelayanan yang diberikan,

13

SaranBerdasarkan kesimpulan diatas, maka saran yang diajukan penulis adalah

sebagai berikut:1. Persediaan barang pada minimarket Indomaret agar dapat disajikan dengan

lebih lengkap agar apa yang diinginkan konsumen dapat dipenuhi .2. Mayoritas konsumen Indonesia sensitive terhadap harga, karena itu Alfamart

agar menekan harga dengan cara memutus saluran distributor yang panjang yang akan meminimalkan biaya dan pada akhirnya harga menjadi sama dengan pesaing. Selebaran yang full color dengan informasi produk dan harga tidak akan banyak mempengaruhi pembeli karena mereka juga akan mendapat selebaran yang sama menarik dari peritel lainya.

3. Pelayanan pada minimarket Indomaret sebaiknya ditambahkan dengan fasilitas pesan belanja melalui telpon agar tidak kalah dengan pesaing.

4. Bagi peneliti selanjutnya dapat menambahkan variabel lain dan organisasiperdagangan atau minimarket lain sebagai pembanding agar didapat hasilyang lebih sempurna.

DAFTAR PUSTAKA

Alma, B. 2005. Manajemen Pemasaran dan Pemasaran Jasa. Edisi Revisi. CV. Alfabeta. Bandung.

Anaz, S. 2007. Pengaruh Kualitas Jasa Pelayanan Terhadap Kepuasan Konsumen Pada Wisata Bahari Lamongan. Skripsi UNNES.

Kotler, Philip. 2005. Manajemen Jasa. PT. Indeks. Jakarta.

Pramesti, G. 2008. Solusi Express SPSS 15.0. PT Elex Media Komputindo Kelompok Gramedia. Jakarta.

Priyatno, D. 2008. Mandiri Belajar SPSS. PT Buku Kita. Yogyakarta.

Rangkuti, F. 2006. Measuring Customer Satisfaction. PT. Gramedia Pustaka Utama. Jakarta.

Riduwan, D. 2007. Skala Pengukuran Variabel-Variabel Penelitian. Alfabeta. Bandung.

Supranto, J. 2001. Pengukuran Tingkat Kepuasan Pelanggan. Edisi Baru. PT. Rineka Cipta. Jakarta.

Tjiptono, F., dan Chandra, G. 2005. Service Quality and Satisfaction. Andi Yogyakarta

Usman, H., dan Akbar, P. 2006. Pengantar Statistika. Edisi Kedua. Bumi Aksara. Yogyakarta.

14

- - - - - -. 2008. Analisis Perbedaan Kepuasan Nasabah Sebelum dan Sesudah Menggunakan Layanan Jasa Mobile Banking di Yogyakarta. Skripsi UNAS.

- - - - - -. 2008. Analisis Pengaruh Kualitas Layanan Terhadap Kepuasan Konsumen Pemakai Hotel Jayakarta Yogyakarta. Skripsi UNAS.

15

JURNAL III

Judul Artikel : MOTIF KEPEDULIAN LINGKUNGAN DAN KAITANNYA DENGAN PERILAKU KONSUMEN SADAR LINGKUNGAN

Penulis : Kevin Juan Tanggo Laksono dan Bertina SjabadhyniAbstraksi :

Kepedulian terhadap Iingkungan temyata tidak serta merta dapat langsung berpengaruh pada perilaku hijau konsumen, karena motif kepedulian Iingkungan merupakan konstuk yang multidimensi. Penelitian ini menggunakan perspektif motif kepedulian lingkungan sebagai multidimensi untuk mengetahui hubungannya dengan perilaku konsumen sadar lingkungan pada mahasiswa. Terdapat tiga dimensi dalam motif kepedulian terhadap lingkungan, yaitu egoistic (kepedulian yang dilandasi oleh kepentingan pribadi), altruistic (kepedulian yang dilandasi oleh kepentingan orang banyak) dan biospheric (kepedulian yang dilandasi oleh kepentingan seluruh makhluk hidup). Motif kepedulian terhadap lingkungan diukur dengan Environmental Motives Scale (EMS) dari Schultz (2000), sementara perilaku konsumen sadar lingkungan diukur dengan alat ukur adaptasi dari Ecologically Conscious Consumer Behavior Scale (ECCB Scale) dari Roberts (1996). Partisipan berjumlah 276 mahasiswa. Hasil penelitian menunjukkan nilai korelasi antara dimensi egoistic (r= 0,185), altruistic (r= 0,235), dan biospheric (r= 0,272)) dengan perilaku konsumen sadar lingkungan signifikan pada L.o.S 0,01. Hasil ini menunjukkan adanya hubungan yang signifikan antara tiap dimensi motif kepedulian terhadap lingkungan dan perilaku konsumen sadar lingkungan pada mahasiswa. Lebih lanjut, motif biospheric merupakan motif yang memberikan sumbangan paling besar terhadap perilaku konsumen sadar lingkungan pada mahasiswa. Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan altematif baru dalam pelaksanaan kampanye peduli lingkungan dengan memberikan perhatian kepada dimensi spesifik dari motif kepedulian lingkungan guna meningkatkan perilaku sadar lingkungan. Kata Kunci: motif kepedulian terhadap lingkungan, multidimensi, perilaku konsumen sadar lingkungan.

Lokasi : P80Judul Terbitan : Jurnal Ilmiah Psikologi ManasaISSN : 02166860Bahasa : indTempat Terbit : JakartaPenerbit : UNIVERSITAS KATOLIK INDONESIA ATMA JAYAEdisi : No. 1 / Vol.1 / June 2012

16

JURNAL IV

Tema : Perilaku KonsumenJudul :

Analisis Perilaku Konsumen Rokok Di Kalangan Mahasiswa Universitas Pakuan

Pengarang : Yudhia Mulya, SE, MM dan Sri Hidajati Ramdani, SE, MM

Latar Belakang PenelitianTingkat konsumsi rokok di Indonesia relatif tinggi dibandingkan dengan

Negaranegara di Asia Tenggara. Berdasarkan hasil survey WHO, Indonesia menempati urutan pertama di Asia Tenggara dalam hal tingkat prevalensi perokok dewasa per hari. Pola perilaku konsumsi rokok yang cenderung tinggi tersebut juga tercermin dalam pola pengeluaran masyarakat Indonesia. Secara nasional, pengeluaran konsumsi dalam sebulan untuk kelompok barang tembakau dan sirih menempati urutan ketiga setelah makanan dan minuman jadi serta padi-padian. Secara konsisten, pengeluaran rumah tangga untuk kelompok barang tembakau dan sirih menempati urutan terbesar ketiga mulai dari tahun 2008 sampai dengan 2010. Berdasarkan data tersebut terlihat bahwa perilaku konsumsi masyarakat secara umum terhadap tembakau dan sirih telah menggeser kebutuhan makanan bergizi seperti ikan, sayur-sayuran, telur, susu, daging dan buah-buahan.

Perumusan MasalahUntuk memudahkan dan menjelaskan arah penelitian maka penulis

berusaha merumuskan permasalahan yang dibahas mengenai persepsi mahasiswa Universitas Pakuan terhadap rokok1. Bagaimana pengetahuan mengenai rokok di kalangan mahasiswa Universitas Pakuan.2. Bagaimana perilaku konsumsi rokok di kalangan mahasiswa Universitas Pakuan.

Tujuan PenelitianAdapun tujuan penelitian yang hendak dicapai penulis adalah:1. Untuk mengetahui pengetahuan mengenai rokok di kalangan mahasiswa.2. Untuk mengetahui perilaku konsumsi rokok di kalangan mahasiswa.

Metode PenelitianMetode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode survei untuk

memperoleh gambaran yang jelas mengenai objek yang diteliti. Materi yang disurvei adalah data umum responden, perilaku dan persepsi konsumen. Mengumpulkan data dari responden melalui penyebaran kuesioner dengan cakupan lingkungan Universitas Pakuan dengan jumlah responden yang akan diteliti sebanyak 600 responden. Lokasi penelitian untuk penyebaran kuesioner adalah 6 fakultas yang ada di Universitas Pakuan yaitu fakultas Hukum, fakultas Ekonomi, Fakultas FKIP, fakultas Sastra, fakultas MIPA dan fakultas Teknik.

17

Jenis dan Sumber Data PenelitianPenelitian ini menggunakan sumber data yang berasal dari data primer dan

data sekunder. Data primer berasal dari hasil kuesioner dan sumber data sekunder merupakan data empiris dan historis yang diperoleh dari studi pustaka dan digunakan sebagai data pendukung penelitian. Data sekunder berupa perangkat hukum yang mengatur tentang rokok, data publikasi statisitik, dan data publikasi dari lembaga internasional terkait dengan rokok.

Analisis DataData yang diperoleh dianalisa dengan tahapan-tahapan sebagai berikut :

1. Analisis statistik deskriptif, yaitu dengan menghitung proporsi responden berdasarkan skala penilaian likert atas aspek-aspek yang dinilai dalam kuesioner untuk mngetahui bagaimana pola kecenederungan perilaku mahasiswa Universitas Pakuan dalam mengkonsumsi rokok.2. Analisis deskriptif, yaitu suatu metode analisis yang bertujuan untuk memperoleh gambaran secara mendalam dan objektif mengenai objek penelitian. Pemaparan hasil kuesioner dikaitkan dengan perangkat hukum yang berlaku di Indonesia yaitu Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 19 Tahun 2003 dan ketentuan dari organisasi kesehatan Internasional (World Health Organization) yang mengatur tentang peringatan terhadap bahaya rokok.

KesimpulanDari uraian yang telah dipaparkan, maka hasil dari penelitian ini dapat

disimpulkansebagai berikut:1. Pengetahuan mahasiswa di lingkungan Universitas Pakuan terhadap rokok menunjukkan tingkat pengetahuan yang tinggi, yaitu sejumlah 83,61% dari total responden mahasiswa mengetahui bahaya rokok.2.Sikap mahasiswa di lingkungan Universitas Pakuan dalam mengkonsumsi rokok relatif sedang, yaitu sebanyak 201 orang responden atau 55,83% bukan perokok dan 159 orang responden atau 44,17% responden adalah perokok. Dalam pertimbangan pemilihan rokok di kalangan mahasiswa, kecenderungannya adalah faktor rasa merupakan faktor yang lebih dominan setelah merk dan harga.

18