Makalah Perencanaan Pajak 1

download Makalah Perencanaan Pajak 1

of 13

description

Makalah tentang perencanaan pajak atas Aet Tetap

Transcript of Makalah Perencanaan Pajak 1

A.LATAR BELAKANG PENYUSUTANPada umumnya, perusahaan dalam kegiatan usahanya melakukan pemotongan pajak yang disebabkan karena adanya pengeluaran kas. Salah satunya adalah jasa yang digunakan dalam kegiatan operasional yang harus dibeli terlebih dahulu seperti gedung, mesin dan tanah. Pengeluaran kas untuk pengeluaran tersebut memberikan manfaat lebih dari satu periode. Untuk kepentingan pajak, perlakuan terhdap pengeluaran semacam ini dapat menimbulkan masalah dalam penentuan pajak penghasilan.

PENGERTIAN PENYUSUTANPenyusutan adalah alokasi jumlah suatu aset yang dapat disusutkan sepanjang masa manfaat yang diestimasi. Penyusutan perlu dilakukan karena manfaat yang diberikan dari aset tersebut semakin berkurang. Pengurangan nilai aset dibebankan secara bertahap. Kebijakan pajak untuk penyusutan harus mempertimbangkan tiga hal yaitu keadilan pajak, kebijakan ekonomi dan administrasi.Kebijakan pajak untuk penyusutan harus mempertimbangkan tiga hal yaitu,1.Keadilan pajak2.Kebijakan ekonomi3.AdministrasiKARAKTERISTIK DARI ASET YANG DAPAT DISUSUTKAN1. Digunakan dalam kegiatan usaha.Aset yang boleh disusutkan adalah aset yang dipakai dalam usaha ataumenjalankan usaha. Asset ini dapat dibedakan menjadi asset bisnis, asset campuran, dan asset pribadi.2. Nilainya menurun secara bertahap.Nilai asset yang dapat disusutkan harus diturunkan secara bertahap, baik karena semakin buruk fisiknya atau karena faktor kualitas. Kalau nilainya tidak menurun secara bertahap maka tidak dapat disusutkan tetapi langsung dibiayakan. Adapun asset yang tidak dapat disusutkan adalah tanah, asset pendanaan, barang dagangan, dan persediaan.3. Aset berwujud dan tidak berwujud.Asset berwujud maupun asset tidak berwujud yang mempunyai manfaat lebih dari satu periode dapat disusutkan. Untuk asset tidak berwujud penyusutannya disebut dengan amortisasi4. Pihak yang berhak melakukan penyusutanPihak yang berhak melakukan penyusutan adalaha.Pihak yang menggunakan aset tersebut dalam kegiatan usahab.Pemilik, dapat dibagi menjadilegal ownerdanbeneficial owner5. Saat dilakukan penyusutanSecara umum saat dilakukan penyusutan adalah saat digunakan, tetapi adakalanya pada tahun perolehan.6. Dasar melakukan penyusutanPada umumnya dapat dibedakan menjadi tiga sebagai berikut:a.Harga perolehan(historical cost)Termasuk didalamnya adalah harga, ongkos, dan pajak. Pajak yang dapat dikreditkan, seperti Pajak Pertambahan Nilai (PPN) yang dapat dikreditkan dengan pajak keluaran tidak termasuk dalam harga perolehan.b.Harga penggantian(replacement cost)Pada prinsipnya harga penggantian tidak diperkenankan, karena untuk kepentingan pencatatan menggunakan harga perolehan.c.Revaluasi.Suatu asset yang telah direvaluasikan biasanya disusutkan berdasarkan nilai revaluasinya.

PENYUSUTAN YANG DIPERCEPATPenyusutan dapat dipercepat untuk meningkatkan arus kas, karena jika penyusutannya besar, maka pajak yang dibayar lebih kecil dan pengembalian atas investasi menjadi tinggi.Metode yang dapat digunakan adalah sebagai berikut:1. Dipercepat(accelerated)2. Memperpendek umur(shorted life)3. Bebas(arbitrary deduction).B.PENYUSUTAN BERDASARKAN PERATURAN PERPAJAKANSaat Mulainya Penyusutan FiskalUndang-undang pajak penghasilan secara khusus dan eksplisit menetapkan saat dimulainya penyusutan fiskal adalah pada bulan perolehan. Penyusutan fiskal harus dilakukan sebulan penuh. Pengecualian dari ketentuan ini hanya dapat terjadi karena hal-hal brikut ini.1.Harta/asset yang masih dalam proses pengerjaan2.Harta/asset dalam usaha sewa guna usaha(leasing)3.Wajib pajak yang mengajukan permohonan kepada Dirjen Pajak.Harta/Aset dalam PengerjaanUntuk harta/aset tetap dalam proses pengerjaan, penyusutannya dimulai pada tahun selesainya pekerjaan tersebut.Harta/Aset dalam Usaha Sewa Guna UsahaPenyusutan terhadap harta dalam usaha sewa guna usaha khususnya sewa guna usaha tanpa hak opsi dimulai pada bulan harta tersebut disewagunausahakan.Persetujuan Dirjen PajakWajib pajak dapat mengajukan permohonan kepada Dirjen Pajak, apabila tidak mengikuti prinsip umum penyusutan. Misalnya penyusutan baru dilakukan pada tahun harta/aset tersebut menghasilkan.Pengelompokan Harta BerwujudDua pengelompokan harta berwujud :1. Harta berwujud kelompok bukan bangunanKelompok Bukan BangunanMasa Manfaat

Kelompok 14 tahun

Kelompok 28 tahun

Kelompok 316 tahun

Kelompok 420 tahun

2. Harta berwujud kelompok berupa bangunanKelompok BangunanMasa Manfaat

Bangunan permanen20 tahun

Bangunan tidak permanen10 tahun

Metode dan Tarif Penyusutan FiskalMulai tahun 1995, wajib pajak diperkenankan untuk memilih metode penyusutan fiskal untuk aset tetap berwujud bukan bangunan, yaitu metode saldo menurun ganda atau metode garis lurus.Tarif Penyusutan untuk Aset Tetap Bukan BangunanKelompok Bukan BangunanTarif Penyusutan

Metode Garis LurusMetode Saldo Menurun

Kelompok 125,00%50,00%

Kelompok 212,50%25,00%

Kelompok 36,25%12,50%

Kelompok 45,00%10,00%

Tarif Penyusutan untuk Aset Tetap Berupa BangunanKelompok BangunanTarif Penyusutan (Metode Garis Lurus)

Bangunan permanen5%

Bangunan tidak permanen10%

C.PENYUSUTAN BERDASARKAN STANDAR AKUNTANSI KEUANGANPenyusutan adalah alokasi jumlah suatu aset yang dapat disusutkan sepanjang masa manfaat yang diestimasi. Jumlah yang dapat disusutkan adalah jumlah perolehan suatu aset atau jumlah lain yang disubtitusikan untuk biaya perolehan dalam laporan keuangan dikurangi nilai sisanya. Nilai sisa atau nilai residu adalah jumlah neto yang diharapkan dapat diperoleh pada akhir masa manfaat suatu aset setelah dikurangu taksiran biaya pelepasan. Jumlah tercatat adalah nilai buku, yaitu biaya perolehan suatu aset setelah dikurangi dengan akumulasi penyusutan.Biaya PerolehanBiaya perolehan adalah jumlah kas atau setara kas yang dibayarkan atau nilai wajar imbalan lain yang diberikan untuk memperoleh suatu aset pada saat perolehan atau konstruksi sampai dengan aset tersebut dalam kondisi dan tempat yang siap untuk digunakan. Biaya perolehan aset tetap terdiri atas harga beli termasuk biaya impor dan PPN masukan tidak boleh direstitusikan dan biaya yang dapat diatribusikan secara langsung dalam aset tersebut. Misalnya :1. Biaya persiapan tenpat2. Biaya pengiriman awal, biaya simpan dan biaya bongkar muat3. Biaya pemasangan4. Biaya professional seperti arsitek dan insinyurKriteria Aset yang Dapat DisusutkanKriteria Aset yang Dapat Disusutkan adalah sebagai berikut:1. Diharapkan untuk digunakan selama lebih dari satu periode akuntansi.2. Memiliki suatu masa manfaat yang terbatas.3. Ditahan oleh suatu perusahaan untuk digunakan dalam produksi atau memasok barang dan jasa, untuk disewakan, atau untuk tujuan administrasi.Masa ManfaatPengertian masa manfaat sebagai berikut :1. Periode suatu aset diharapkan digunakan oleh perusahaan.2. Jumlah produksi atau unit serupa yang diharapkan diperoleh dari aset oleh perusahaan.Metode PenyusutanPenyusutan dapat dilakukan dengan berbagai metode yang dapat dikelompokkan menurut kriteria berikut ini:1. Berdasarkan Waktua. Metode garis lurusb. Metode pembebanan yang menurun1) Metode jumlah angka tahun2) Metode saldo menurun/saldo menurun ganda2. Berdasarkan Penggunaana. Metode jam jasa1. Metode jumlah unit produksi2. Metode berdasarkan kriteria lainnyaa. Metode berdasarkan jenis dan kelompokb. Metode anuitasc. Sistem persediaanPenyusutan Kelompok dan GabunaganUntuk memudahkan kegiatan administrasi, ada kalanya perusahaan memilih cara penyusutan dengan mengolompokkan asset ke dalam beberapa kelompok. Dalam ketentuan fiskal disebut dengan golongan harta.Saat Dimulainya PenyusutanPada umumnya penyusutan dimulai pada tahun pengeluaran. Untuk asset tetap yang masih dalam proses pengerjaan, penyusutan dimulai pada tahun selesainya pengerjaan tersebut. Berbeda dengan penyusutan fiskal yang harus setahun penuh, penyusutan komersial boleh dilakukan untuk jangka yang lebih pendek.Dasar PenyusutanDasar penyusutan yang digunakan adalah biaya perolehan awal, baik melalui pembelian maupun pendirian, penambahan, dan perbaikan. Apabila perusahaan melakukan penilaian kembali (revaluasi) maka dasar penyusutannya adalah nilai setelah revaluasi.PengungkapanPemilihan suatu metode alokasi dan estimasi masa manfaat suatu asset merupakan masalah pertimbanagn. Pengungkapan metode yang digunakan dan estimasi masa manfaat atau tingkat penyusutan yang digunakan menyediakan bagi para pengguna laporan informasi yang membuat mereka menelaah kebijaan yang dipilih manajemen dan dapat membuat perbandingan dengan perusahaan lain.Persamaan Akuntansi Komersial dan Akuntansi FiskalPersamaan yang terdapat dalam akuntansi komersial dan akuntansi fiskal adalah sebagai berikut:1. Aktiva/harta tetap yang memberikan manfaat lebih dari satu periode tidak boleh langsung dibebankan pada tahun pengeluarannya tetapi harus dikapitalisir dan disusutkan sesuai dengan masa manfaatnya.2. Aktiva/harta yang dapat disusutkan adalah aktiva tetap baik bangunan maupun bukan bangunan.3. Tanah pada prinsipnya tidak disusutkan, kecuali tanah tersebut memiliki masa manfaat terbatas.

Perbedaan Akuntansi Komersial dan Akuntansi FiskalAkuntansi KomersialAkuntansi Fiskal

Masa Manfaat:Masa Manfaat:

a.Masa manfaat ditentukan assetberdasarkan taksiran umur ekonomis maupun umur teknisb.Ditelaah ulang secara periodikc.Nilai residu bisa diperhitungkana.Ditetapkan berdasarkan keputusan Menteri Keuanganb.Nilai residu tidak diperhitungkan

Harga Perolehan:Harga Perolehan:

a.Untuk pembelian menggunakan harga sesungguhnyab.Untuk pertukaran asset tidak sejenis memggunakan harga wajarc.Untuk pertukaran sejenis berdasarkan nilai buku asset yang dilepasd.Aset sumbangan berdasarkan harga pasara.Untuk transaksi yang tidak mempunyai hubungan istimewa berdasarkan harga yang sesuangguhnyab.Untuk transaksi yang mempunyai hubungan istimewa berdasarkan harga pasarc.Untuk transaksi tukar menukar adalah berdasarkan harga pasard.Dalam rangka lukidasi, peleburan, pemekaran, pemecahan atau penggabungan adalah harga pasar kecuali ditentukan lain oleh Menteri Keuangan.e.Jika direvaluasi adalah sebesar nilai setelah revaluasi

Metode Penyusutan:Metode Penyusutan:

a.Garis lurusb.Jumlah angka tahunc.Saldo menurun/menurun gandad.Metode jam jasae.Unit produksif.Anuitasg.Sistem persediaanperusahaan dapat memilih salah satu metode yang dianggap sesuai asal diterapkan secara konsisten dan metode penyusutan harus ditelaah secara periodic.a.Untuk aktiva tetap bangunan adalah garis lurusb.Untuk aktiva tetap bukan bangunan wajib pajak dapat memilih garis lurus atau saldo menurun ganda asal diterapkan secara taat asas

Sistem Penyusutan:Sistem Penyusutan:

1. Penyusutan individual2. Penyusutan gabungan/group1.Penyusutan secara individual kecuali untuk peralatan kecil, boleh secara golongan

Saat dimulainya penyusutan:Saat dimulainya penyusutan:

a.Saat perolehanb.Saat penyelesaiana.Saat perolehanb. Dengan izin Menteri Keuangan dapat dilakukan pada tahun penyelesaian atau tahun mulai menghasilkan.

D.PERENCANAAN PAJAK UNTUK PENYUSUTANContoh Soal Perencanaan Pajak Atas PenyusutanPT. Abadi membeli aset tetap berupa mesin, dengan harga perolehan Rp1.000.000.000,00. Mesin tersebut dalam aset tetap kelompok 1. Besarnya beban penyusutan dapat dilihat pada tabel berikut :TahunMetode Penyusutan

Garis LurusSaldo Menurun

1 250.000.000 500.000.000

2 250.000.000 250.000.000

3 250.000.000 125.000.000

4 250.000.000 125.000.000

Akum. Penyusutan 1.000.000.000 1.000.000.000

Dari tabel 1 dapat dilihat bahwa besarnya beban penyusutan per tahun berbeda-beda tetapi pada akhir masa manfaat (tahun ke-4) jumlah akumulasi penyusutan adalah sama. Sehingga dalam perpajakan perbedaan besarnya beban penyusutan ini dikenal dengan istilah beda waktu/beda sementara (timing difference/temporary difference). Walaupun berdasarkan nilai nominal pada akhir masa manfaat besarnya akumulasi beban penyusutan sama, namun jika ditinjau dari nilai tunai (present value) jumlahnya akan menjadi berbeda.Dalam contoh ini, untuk mengetahui nilai tunai (present value) tingkat diskon yang digunakan adalah 20%. (Lihat tabel).TahunMetode Penyusutan

Garis LurusSaldo MenurunTingkat Diskon (20%)

Nominal PVPVNominal PVPV

1250.000.000208.333.333,30500.000.000,00416.666.666,700,833333

2250.000.000173.611.111,10250.000.000,00173.611.111,100,694444

3250.000.000144.675.925,90120.500.000,0072.337.963,000,578703

4250.000.000120.563.271,60120.500.000,0060.281.636,800,482253

1.000.000.000647.183.642,901.000.000.000,00722.897.377,60

Dari tabel diatas dapat dilihat bahwa mesin yang pada saat perolehannya sebesar Rp 1.000.000.000,00 dan pada akhir masa manfaat (tahun ke-4) dengandiscount factor20% jumlah nilai tunai (present value) dari akumulasi beban penyusutan mesin dengan menggunakan metode garis lurus sebesar Rp 647.183.642,00 dan menggunakan metode saldo menurun sebesar Rp 722.897.76,50Tabel (Perbandingan besar penghematan pajak antara metode garis lurus dan metode saldo menurun dengan tingkat diskonto 20%).KeteranganGaris LurusSaldo Menurun

Nominal PVPVNominal PVPV

Harga Perolehan1.000.000.000,001.000.000.000,00500.000.000 416.666.666,70

Biaya Penyusutan1.000.000.000,00647.183.641,981.000.000.000 722.897.376,54

PPh 30%300.000.000,00194.115.092,59300.000.000 216.869.212,96

Penghematan Pajak = 216.869.212,96 194.155.092,59 = 22.714.120,37

Berdasarkan perhitungan di atas diperoleh besarnya penghematan pajak yang dapat dilakukan jika perusahaan memilih metode saldo menurun dalam menghitung besarnya beban peyusutan. Tarif pajak yang digunakan adalah tarif pajak tertinggi yaitu 30% karena diasumsikan bahwa perusahaan telah mencapai laba di atas Rp 100.000.000. Dengan tingkat diskon 20% besar penghematan pajak adalahRp 216.869.212,96 Rp 194.115.092,59 = Rp 22.714.120,37.

DAFTAR PUSTAKAErly Suandy. 2011.Perencanaan Pajak.Edisi ke-5.Yogyakarta: Penerbit Salemba Empat.http://akuntansidanpendidikan-anggi.blogspot.com/2012/02/makalah-revaluasi-aktiva-tetap.html

15 | Page