Makalah Penyebaran Islam Di riau

15
 MAKALAH PENYEBARAN ISLAM DI RIAU TUGAS KELOMPOK Di susun oleh KELOMPOK 3 :  Mustika Safitri  Nuraini Asyidah Urpiah  Siti Amanah  Tri Wijayanti  Fikri Aulia Mata Kuliah : Sejarah Islam Asia Tenggara Jurusan/Semester : PAI PAgi/V Dosen Pengajar : Parida M.Pd SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM MIFTAHUL ‘ULUM  TANJUNGPINANG 2014

description

makalah

Transcript of Makalah Penyebaran Islam Di riau

MAKALAH PENYEBARAN ISLAM DI RIAUTUGAS KELOMPOK

Di susun oleh KELOMPOK 3 : Mustika Safitri Nuraini Asyidah Urpiah Siti Amanah Tri Wijayanti Fikri Aulia

Mata Kuliah : Sejarah Islam Asia TenggaraJurusan/Semester : PAI PAgi/VDosen Pengajar : Parida, M.Pd

SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM MIFTAHUL ULUMTANJUNGPINANG2014

KATA PENGANTARAlhamdulillahirobbilalamin, segala puji bagi Allah SWT, karena hidayah-Nya pula, kami dapat menyelesaikan makalah yang membahas tentang Penyebaran Islam di Riau ini dengan baik serta tepat pada waktunya. Tidak lupa pula kami haturkan shalawat serta salam kepada Nabi Muhammad SAW. Dengan washilah beliaulah kita dapat menikmati indahnya Islam.Makalah ini disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah Sejarah Islam Asia Tenggara. Tim penyusun tidak lupa mengucapkan terima kasih kepada Dosen Pengajar serta semua pihak yang terlibat dalam penyusunan makalah ini. Dalam penulisan makalah ini, kami merasa masih banyak kekurangan-kekurangan baik pada teknis penulisan maupun materi, mengingat kemampuan yang kami miliki. Untuk itu kritik dan saran dari semua pihak sangat kami harapkan demi penyempurnaan makalah ini. Akhir kata kami berharap semoga makalah ini dapat bermanfaat dan dapat membantu proses pembelajaran mata kuliah Sejarah Islam Asia Tenggara.

Tanjungpinang, 18 September 2014

Tim Penyusun

DAFTAR ISIKATA PENGANTAR iiDAFTAR ISIiiiBAB I PENDAHULUAN1A. Latar Belakang1B. Rumusan Masalah1C. Tujuan Penulisan2BAB II PEMBAHASAN3A. Sejarah singkat Melayu Riau3B. Sejarah singkat Islam masuk ke Riau4C. Teori tentang tempat asal datangnya Islam ke Riau6D. Situs-situs peninggalan sejarah Islam di Riau8BAB III PENUTUP11A. Kesimpulan11B. Saran11DAFTAR PUSTAKA12

12

BAB IPENDAHULUAN

A. Latar BelakangLahirnya agama Islam yang dibawa oleh Rasulullah SAW, pada abad ke-7 M, menimbulkan suatu tenaga penggerak yang luar biasa, yang pernah dialami oleh umat manusia. Islam merupakan gerakan raksasa yang telah berjalan sepanjang zaman dalam pertumbuhan dan perkembangannya. Masuk dan berkembangnya Islam ke Indonesia dipandang dari segi historis dan sosiologis sangat kompleks dan terdapat banyak masalah, terutama tentang sejarah perkembangan awal Islam. Ada perbedaan antara pendapat lama dan pendapat baru. Pendapat lama sepakat bahwa Islam masuk ke Indonesia abad ke-13 M dan pendapat baru menyatakan bahwa Islam masuk pertama kali ke Indonesia pada abad ke-7 M.Penyebaran agama Islam di Riau, dipandang dari sudut sejarah dan geografis melalui 2 jalan yaitu perdagangan luar negeri dan perdagangan antar daerah. Daerah Riau yang terletak di pinggir selat Malaka berada di tengah-tengah kerajaan Malaka sejak abad pertama masehi. Masuknya Islam di daerah ini tidak dapat dipisahkan kapan mulai adanya hubungan dengan Negara lain. Kedatangan pedagang Arab, Persia, ataupun India secara langsung ke daerah ini.Pada pertengahan abad ke XIII, Dinasti Abbasiyah mengalami keruntuhan dan pusat Islam berpindah ke Mesir, Maroko, dan Persia yang berhubungan langsung dengan Riau. Mereka inilah yang membawa Islam ke Riau dan di beberapa wilayah Riau yakni : Daerah Kuntu/Kampar, Daerah Rokan, Daerah Kuantan, Daerah Gasib, Daerah Taqpung.

B. Rumusan MasalahAgar masalah pembahasan tidak terlalu luas, maka penulis merumuskan masalah dalam makalah ini adalah sebagai berikut :1. Bagaimana sejarah singkat Melayu Riau ?2. Bagaimanakah sejarah singkat Islam masuk ke Riau ?3. Apa saja teori tentang tempat asal datangnya Islam ke Riau ?4. Apa saja situs-situs peninggalan sejarah Islam di Riau ?

C. Tujuan PenulisanTujuan penulisan makalah ini adalah :1. Untuk mengetahui tentang sejarah singkat Melayu Riau.2. Untuk mengetahui sejarah singkat Islam masuk ke Riau.3. Untuk mengetahui teori tentang tempat asal datangnya Islam ke Riau.4. Untuk mengetahui situs-situs peninggalan sejarah Islam di Riau.5. Untuk memenuhi tugas kelompok Sejarah Islam Asia Tenggara.

BAB IIPEMBAHASANA. Sejarah Singkat Melayu RiauImperium Melayu Riau adalah penyambung warisan Sriwijaya. Kedatangan Sriwijaya mula-mula sejak tahun 517 s/d 683 M dibawah kekuasaan Melayu, dengan meliputi daerah Sumatera tengah dan selatan. Sriwijaya-Sailendra bermula dari penghabisan abad ke-7 dan berakhir pada penghujung abad ke 12. Kemaharajaan Melayu yang dimulai dari - Kerajaan Bintan-Tumasik abad 12-13 dan kemudian memasuki periode Melayu Riau yaitu - zaman Melaka abad 14-15, - zaman Johor-Kampar abad 16-17, dan - zaman Riau-Lingga abad 18-19.Paramesywara atau Iskandar Syah dikenal dengan gelar Sri Tri Buana, Maharaja Tiga Dunia (Bhuwana, Kw, Skt berarti dunia), seorang pangeran, keturunan raja besar. Ia sangat berpandangan luas, cerdik cendikia, mempunyai gagasan untuk menyatukan nusantara dan akhirnya beliaulah pula yang membukakan jalan bagi perkembangan Islam di seluruh nusantara. Paramesywara adalah keturunan raja-raja Sriwijaya-Sailendra. Menurut M.Said (dalam bukunya Zelfbestuur Landchappen) Raja Suran adalah keturunan Raja Sultan Iskandar Zulkarnain di Hindustan yang melawat ke Melaka, mempunyai tiga orang anak laki-laki. Diantara putranya adalah Sang Si Purba, yang menikah dengan Ratu Riau. Dari puteranya menjadi turunan Raja Riau. Sang Si Purba sendiri pergi ke Bukit Sigantung Mahameru (Palembang) menjadi Raja dan menikah disana. Ia melawat ke Minangkabau dan menjadi Raja Pagarruyung. Menurut Sejarah Melayu tiga bersaudara dari Bukit Siguntang menjadi raja di Minangkabau, Tanjung Pura (Kalimantan Barat) dan yang ketiga memerintah di Palembang, yang menjadi Raja di Palembang adalah Sang Nila Utama. Sang Nila Utama inilah yang menjadi Raja di Bintan dan Kemudian SingapuraDalam hikayat Hang Tuah yang terkenal, ada disebutkan seseorang yang bernama Sang Pertala Dewa. Ada seorang raja yang mempunyai anak yang bernama Puteri Kemala Ratna Pelinggam. Namun setelah dewasa, sang puteri diasingkan ke sebuah pulau bernama : Biram Dewa. Sang Pertala Dewa berburu di pulau Biram Dewa tersebut. Akhirnya dia menikah dengan Putri Kemala Ratna Pelinggam. Lalu lahir anaknya yang dinamai Sang Purba. Setelah itu mereka naik keindraan. Kemudian turun ke Bukit Sigintang Mahameru. Sang purba dirajakan di bukit siguntang. Sang Purba kawin dengan puteri yang berasal dari muntah seekor lembu yang berdiri ditepi kolam dimana sang puteri sedang mandi. Lahir seorang putra dinamai Sang Maniaka dan kemudian lahir pula putera yang kedua Sang Jaya Mantaka, yang ketiga Sang Saniaka dan yang keempat Sang Satiaka. Sang Maniaka dirajakan di Bintan dan singapura.

B. Islam Masuk ke RiauSebelum masuknya agama Islam ke daerah Riau, tidak ada seorangpun dari penduduk Riau yang memegang agama tauhid. Agama penduduk asli adalah anismisme yang percaya ruh nenek moyang dan para leluhur, kemudian menyusul pada sebagian penduduk mereka yang beragama Budha dan sekali berkembang menjadi Hindu-Budha. Agar lebih jelas pembahasan masuk Islam ke Riau dibatasi kepada beberapa daerah, yaitu: Kuntu-Kampar, Rokan, Kuantan, Indragiri, dan Taqpung. Menurut Sejarah Riau, Kuntu-Kampar adalah daerah pertama-tama di Riau Daratan yang berhubungan dengan orang-orang Islam (pedagang). Hal ini dimungkinkan karena sejak zaman bahari daerah ini telah berhubungan dengan pedagang-pedagang asing dari negeri Cina, India, dan Arab-Persia. Hubungan tersebut didasarkan oleh kepentingan perdagangan, karena daerah lembah sungai Kampar Kanan/ Kiri merupakan daerah penghasil lada terpenting di dunia dalam periode 50-140 M. Oleh karena itu, tidak mengherankan kalau daerah Kuntu-Kampar yang mula-mula dimasuki agama Islam.Berdasarkan perjalanan para penyiar agama Islam yang datang sebagai pedagang itu, maka besar kemungkinan pada abad pertama hirjiah atau abad ke-7 M agama Islam itu mungkin telah sampai di Riau, sebagaimana juga disimpulkan oleh seminar masuknya islam ke nusantara di Aceh tahun 1980 M. Meskipun Islam telah masuk pada abad ke 7 atau 8 Masehi di Riau, namun penganut agama ini masih terbatas di lingkungan para pedagang dan penduduk kota di pesisir pantai tersebut. Hal ini disebabkan karena kuatnya pengaruh agama Budha yang merupakan agama Negara dalam kerajaan Sriwijaya waktu itu.Dari Kuntu, Islam diperkirakan menyebar ke Rokan dalam tahun 738/ 1349 M. saat mereka datang ke daerah ini, Rokan sudah memiliki kehidupan bermasyarakat yang teratur, dipimpin oleh seorang raja bernama Raja Said. Masuknya pelarian-pelarian Muslim dari Kuntu berhasil membawa pengikut-pengikut Raja Said memeluk Islam, dan bahkan Raja Said sendiri akhirnya menjadi penganut islam yang baik. Di samping itu, terdapat pula pendapat-pendapat lainnya, ada yang menyatakan Islam di Rokan berasal dari Lima Koto (Bangkinang, Kuok, Salo, Rumbio dan Air Tiris) yang terletak di tepi Sungai Kampar Kanan.Adapula yang berpendapat bahwa islam yang masuk ke Rokan datang dari Aceh (Kerajaan Samudera Pasai) pada abad ke 14. Kerajaan Pasai inilah yang kemudian mensponsori berdirinya Kerajaan Rokan bernama Kerajaan Kuntodar al-Salam yang dalam perkembangannya sejajar dengan Kerajaan Aceh Daral-Salam. Akan tetapi, dalam abad ke 14 itu juga, Kunto Dar al-Salam diserang majapahit. Baru pada abad ke 16, terutama melalui tokoh syekh Burhanuddin bukan hanya diintensifkan kembali. Syekh Burhanuddin bukan hanya sebagai mubalig, tetapi juga bertindak sebagai guru.Dari Kuntu-Kampar dan Kunto Dar al-Salam, Islam menyebar ke Kuantan dan Indra Giri. Di antara ulama yang berjasa menyebarkan islam kedaerah ini adalah syekh Burhanudin al-Kamil (Wafat 610/1214). Islamisasi yang dilakukan Syekh ini sampai ke Kuantan, terus ke hilirnya Muara Sungai Indragiri, seperti Sapat dan Prigiraja. Sumber lain menyebutkan masuknya Islam ke Indragiri melalui pantai barat Sumatera, dibawa oleh seorang ulama bernama Sayed Ali al-Idrus. Jalur-Jalur yang dilaluinya adalah: dari Hadramaut singgah di Samudra Pasai, dan sampai dipantai barat Sumatera, tepatnya kota Air Bangis. Di daerah ini ia tinggal berapa lama dalam tugas mengembangkan agama Islam. Kemudian menuju timur dan sampai ke Kerajaan Siak, terus ke Pelalawan.

C. Teori Tentang Tempat Asal Datangnya Islam ke RiauAda beberapa teori yang meenyebutkan asal datangnya islam ke Riau, diantaranya :1. Teori dari IndiaDitemukan oleh Snouck Hurgronje : Seolah sebagian bangsa India memeluk Islam, maka orang-orang Islam dari India turut mengambil lalulintas dan emigrasi di Nusantara, dan mereka itulah yang memasukkan Islam ke wilayah Nusantara. Kemudian pendapat ini jadi popular dan sebagian orientalis menyetujuinya antaranya, R.O. Winstedt, B. Harrison dll.Alasan dalam kukuhkan teori ini:a. Batu-batu nisan awal yang dijumpai di alam melayu telah diimport dari Kambay (Kembayat) Gujarat.b. Peranan penting yang dimainkan oleh pedagang-pedagang Gujarat di Kepulauan Melayu dan Kesannya terhadap penyebaran Islam.c. Tradisi Kesusasteraan Melayu lebih mirip tradisi India Islam.d. Catatan Marco Polo dan Ibn Batutah yang pernah melawat Alam Melayu sekitar abad ke-13 dan 14 M.e. Ditemukannya makam Sultan Malik al-Salleh, pemerintah Pasai yang disebut dalam Sejarah Melayu dan Hikayat Raja-raja Pasai sebagai Pemerintah di Kepulauan Melayu.f. Kekukuhan teori Islam hanya tersebar sekitar abad 13 M.Kelemahan Teori :Kajian mutakhir perhubungan diantara Alam Melayu dan Tanah Arab sebelum lahirnya Islam lagi. Tidak tepat jika dikatakan batu nisan yang dijumpai menyerupai India, jadi Islam dari India.Bukan hanya pedagang India saja yang berdagang di Alam Melayu tetapi juga dari tempat lain seperti China. Pedagang arab yang pergi ke Canton juga singgah ke Alam Melayu sekurang-kurangnya untuk mendapatkan bekal atau menunggu angin yang sesuai untuk meneruskan pelayaran meraka dan masa inilah yang mereka gunakan untuk berdagang. Tradisi kesusasteraan mulai berkembang jauh setelah Islam lama menginjak dan berkembang luas di India.

2. Teori dari Chinaa. Prof.S.Q. Fatimi perpindahan besar-besaran orang Islam dari Canton 876 (atau 878) akibat pemberontakan yang terjadi dan menjatuhkan korban hingga 100,000 150,000 orang Islam membuat mereka pergi menuju Alam Melayu yang diantaranya menurut S. Naquib ke Kedah dan Palembang. Selain itu, ke Champa, Brunei, pantai timur T.Melayu (Patani, Kelantan, Tganu dan Pahang) dan Jawa Timur.b. Bukti dari batu nisan Syekh Abdul Qadir di Langgar, Kedah, batu bertuliskan Phan-rang di Kamboja, batu nisan Pahang dan batu bertuliskan Terenggganu 1303M. Pengaruh China ini dibuktikan dalam bentuk Mesjid di Malaka dan Jawa seperti Pagoda.c. Bukti yang dikemukakan cukup meyakinkan tetapi tidak bermakna Islam hanya pada masa itu baru diperkenalkan di Alam Melayu karena telah ada penempatan Islam di awal Tarikh tersebut terutama di utara Sumatera.

3. Teori dari Tanah ArabTeori ini mendapat banyak dukungan pada masa sekarang.Bukti:a. Hamka : ada bukti orang Arab telah berlayar ke Indonesia sebelum kelahiran Nabi Muhammad untuk membeli rempah ratus dan kapur barus yang hanya terdapat di Sumatera. Peta/lokasi Alam Melayu telah lama berada di orang Arab.b. 7 M Islam telah sampai ke Sumatera ketika Muawiyah bin Abi Sofyan mengirim utusan ke Raja Sriwijaya. Begitu pula Umar bin Abd Azis telah menggiatkan dakwah dan perniagaan di Alam Melayu.c. Pemerintahan Khalifah Sulaiman bi Malik mengirim 35 buah armada ke muara Sabak di Jambi. Armada inilah yang di sebut-sebut berangkat dari Ceylon ke Palembang 717M sebelum ke China.d. Pedagang Arab telah berdagang di Alam Melayu sebelum Islam masuk. Karena mereka telah memeluk agama Islam, maka mulailah Islam masuk di Alam Melayu. Sebagian besar pedagang dari Yama, Hadramaut dan Oman.pengislama Yaman atas usaha Ali bin Abi Thalib mempunyai implikasi terhadap pengislaman Alam Melayu karena merekalah yang menyebarkan Islam ketika singgah di Alam Melayu.e. Bukti catatan sejarah pengislaman raja-raja di Alam Melayu dilakukan oleh pendakwah dari Timur Tengah. Contohnya Maharaja Drebar II yang memerintah Kedah pada 1136M telah memeluk Islam dari S. Abdullah bin S. Ahmad dari Yaman dengan memakai nama beru Sultan Muzafar Shah. Parameswara juga masuk Islam dari Syekh Abdul Azis dari Jeddah dan berganti nama menjadi Sultan Muhammad Syah.f. Islam telah sampai sejak pertama Hijrah (abad ke-7M) wujud perkampungan islam di utara Sumatera yang dikenal sebagai Ta-Shih.g. Pengaruh Arab dalam bahasa Melayu separti Kitab, Surat, Kertas, dll. Begitu juga dengan nama orang Melayu yang berunsurkan kearaban.h. Terdapat di Alam Melayu keturunan Arab separti Syed dan Syarifah.Dari ketiga teori diatas, dapat disimpulkan bahwa sebenarnya Islam telah datang ke Tanah Melayu sejak abad ke-7 M. Akan tetapi baru berkembang pesat sejak abad 11-15 M yakni sejak berdirinya Kerajaan Islam di tanah Melayu yang memiliki peranan penting dalam penyebaran Islam ke seluruh pelosok Alam Melayu.

D. Situs-Situs Peninggalan Sejarah Islam di RiauSalah satu bukti nyata dari perkembangan dan penyebaran agama Islam di Riau dapat kita lihat dari Situs-situs peninggalan sejarah islam di Riau Seperti :a. Masjid Raya Nur Alam Senapelan Tonggak Sejarah Islam PekanbaruSebuah bangunan masjid megah yang didominasi warna kuning di daerah Senapelan. Bangunan tempat ibadah kaum muslimin seluas 60 x 80 meter itu dikenal dengan nama Masjid Raya Nur Alam. Sejarah nama Masjid Raya Nur Alam yang juga dijuluki Masjid Alam ini, diambil dari nama kecil Sultan Alamudin yaitu Raja Alam. Dimana upacara menaiki bangunan ini dilakukan pada salat Jum'at yang dipimpin oleh menantu Sultan Alamudin yaitu Imam Syaid Oesman Syahabuddin, menantu Sultan Alamuddin, ulama besar kerajaan Siak. Bangunan Masjid bersejarah itu terlihat masih berdiri kokoh di sudut kota Pekanbaru.Selama masa berdirinya, masjid tersebut hanya mengalami pelebaran saja, mengingat umat muslim yang beribadah di masjid ini ini terus bertambah. Masjid yang berdiri di luas tanah seluas setengah hektar ini, memiliki nilai arsitektur tradisional yang amat menarik. Bangunan religius yang merupakan peninggalan kerajaan Siak dan merupakan masjid batu pertama yang dibangung di Pekanbaru. Tidak banyak orang mengetahui, komplek masjid inilah nama Pekanbaru bermula.Pada masa pemerintahan Sultan Muhammad Ali Abdul Jalil Muazzamsyah (1766-1779), komplek kerajaan ini mengalami kemajuan pesat. Sebagai sebuah pusat pemerintahan, dibangunlah sarana pendukung ekonomi berupa pasar. Islam dalam catatan banyak sejarawan disebarkan oleh kalangan pedagang. Pasar yang saat itu disebut sebagai Pekan sudah ada sebelumnya di komplek itu. bangunan pasar baru itu saat itu dinamakan sebagai Pekan Baharoe. Pada perkembanganya, kelaziman nama itu menjadi Pekanbaru dan menjadi nama kota ini hingga kini. Masjid sebagai pusat kebudayaan islam kental sekali terlihat. Seperti pada zaman awal islam, masjid juga digunakan sebagai tempat untuk mengambil sumpah bagi orang yang akan memeluk agama dan keyakinan islam.

b. Masjid Arrahman Tertua ke-2 di PekanbaruLokasi bangunan Masjid Ar-Rahman merupakan tanah wakaf dari Raden Sastro Pawiro Djaya Diningrat. Pembangunan masjid ini dilakukan dengan swadaya masyarakat yang berada di sekitar Jalan Sumatera dan wilayah Pekanbaru hingga ke Tangkerang. Namun begitu, Raden Sastro merupakan donatur terbesar dan yang berperan penting dalam pembangunan masjid ini.Pembangunan masjid ini dimulai tahun 1930 hingga 1935. Saat itu, di sekitar masjid terdapat tiga rumah panggung. Raden bersama masyarakat berswadaya membangun satu-satunya masjid yang berada di tengah kota itu. Konsep pembangunan juga sangat sederhana. Dinding, lantai, dan tiang masjid saat itu hanya berasal dari papan biasa dengan atap daun dan bangunan berbentuk panggung dengan ketinggian 1 meter. Luas bangunan juga hanya 8x8 m2. Masjid juga dicat menggunakan oli bekas, sehingga warna masjid sedikit hitam kecoklatan bergabung dengan warna papan.Meski sederhana, warga Pekanbaru yang mayoritas muslim saat itu terus memenuhi masjid tersebut. Mulai dari warga Jalan Sumatera, Tangkerang, Cut Nyak Dien, A Yani hingga di Jalan Pinang. Apalagi setelah tabuhan beduk disambut dengan suara azan terdengar saat masuknya waktu salat.Melihat kondisi ini, sekitar tahun 1960 warga mulai berswadaya menurunkan bangunan masjid itu dari panggung menjadi tidak panggung.

BAB IIIPENUTUPA. KesimpulanPenyebaran agama Islam di Riau, dipandang dari sudut sejarah dan geografis melalui 2 jalan yaitu perdagangan luar negeri dan perdagangan antar daerah. Daerah Riau yang terletak di pinggir selat Malaka berada di tengah-tengah kerajaan Malaka sejak abad pertama masehi. Masuknya Islam di daerah ini tidak dapat dipisahkan kapan mulai adanya hubungan dengan Negara lain. Kedatangan pedagang Arab, Persia, ataupun India secara langsung ke daerah ini.Sebelum masuknya agama Islam ke daerah Riau, tidak ada seorangpun dari penduduk Riau yang memegang agama tauhid. Agama penduduk asli adalah anismisme yang percaya ruh nenek moyang dan para leluhur, kemudian menyusul pada sebagian penduduk mereka yang beragama Budha dan sekali berkembang menjadi Hindu-Budha.Islam telah datang ke Tanah Melayu sejak abad ke-7 M. Akan tetapi baru berkembang pesat sejak abad 11-15 M yakni sejak berdirinya Kerajaan Islam di tanah Melayu yang memiliki peranan penting dalam penyebaran Islam ke seluruh pelosok Alam Melayu.Salah satu bukti nyata dari perkembangan dan penyebaran agama Islam di Riau dapat kita lihat dari situs-situs peninggalan sejarah islam di Riau Seperti Masjid Raya Nur Alam Senapelan Tonggak Sejarah Islam Pekanbaru dan Masjid Arrahman Tertua ke-2 di Pekanbaru.

B. Saran Diharapkan kepada mahasiswa untuk mempelajari sejarah masuknya islam di Riau, agar mengetahui mengenai sejarah penyebaran Islam di Nusantara, khususnya di Riau.

DAFTAR PUSTAKA

Abdul Kadir. 1999. Sejarah Masuknya Islam di Riau, Pekanbaru. Pepustakaan Nasioanl RI.http://afdhalilahi.blogspot.com/2013/03/awal-masuknya-islam-ke-riau.htmlhttp://id.wikipedia.org/wiki/Melayu_Riau http://tanjungpinangarticle.blogspot.com/2010/06/perkembangan-islam-di-riau.html