Makalah Penilaian Sikap Kelompok 6
-
Upload
rizki-kurniawan-gunesti -
Category
Documents
-
view
2.496 -
download
363
description
Transcript of Makalah Penilaian Sikap Kelompok 6
EVALUASI PEMBELAJARAN EKONOMI
PENILAIAN SIKAP
Oleh :
Kelompok 6
Atikah Wahyuni (06121003005)
Febi Febriani (06121003012)
Mecy Agusmin (06121003019)
Ika indriana A.M (06121003026)
Riska Damayanti (06121003034)
Clara Ika Phaluphie (06121003041)
Dosen Pengampu :
Prof. Dr. M. Djahir Basir,M.Pd
dan
Dwi Hasmidyani, S.Pd.,M.Si
PENDIDIKAN EKONOMI
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS SRIWIJAYA
2014
KATA PENGANTAR
1
Segala puji bagi Allah SWT. yang telah memberikan rahmat dan bimbingan-Nya,
sehingga kami dapat menyusun Makalah ini untuk memenuhi persyaratan mengikuti mata
kuliah “Evaluasi Pembelajaran Ekonomi”.
Kami berharap makalah ini dapat bermanfaat bagi mahasiswa dan dosen dalam proses
kegiatan belajar mengajar, sehingga mampu meningkatkan pengetahuan dan wawasan
tentang “Penilaian Sikap”.
Kami sangat menyadari bahwasannya makalah yang kami susun ini masih banyak
kekurangan dan kekhilafan, oleh karena itu kami mengharapkan bagi para pembaca untuk
memberikan segala saran, kritik, tegur dan masukan yang membangun, sehingga makalah ini
akan menjadi lebih baik untuk kedepannya. Segala kritikan dan masukan tersebut akan
senantiasa kami terima dengan lapang hati. Semoga makalah ini dapat dipergunakan dan
dapat dimanfaatkan sebaik-baiknya, khususnya bagi mahasiswa dan dosen pengampunyanya.
Penyusun
Kelompok 6
DAFTAR ISI
2
KATA PENGANTAR 2
DAFTAR ISI 3
BAB I PENDAHULUAN 4
1.1 Latar Belakang 4
1.2 Rumusan Masalah 4
1.3 Tujuan Penulisan 5
1.4 Manfaat Penulisan 5
BAB II PEMBAHASAN 6
A. Konsep Penilaian Sikap 6
B. Komponen-Komponen Penilaian Sikap 8
C. Objek Penilaian Sikap Dalam Proses Pembelajaran 8
D. Tingkatan Penilaian Sikap 9
E. Teknik Penilaian Sikap 10
F. Tujuan Penilaian Sikap 19
G. Manfaat Penilaian Sikap 19
H. Kelebihan Dan Kekurangan Penilaian Sikap 20
I. CONTOH INSTRUMEN BESERTA RUBRIK PENILAIAN 21
J. PELAKSANAAN PENILAIAN 31
K. Pengolahan Penilaian 32
L. Pengolahan Nilai Sikap Mata Pelajaran 34
M. Pengolahan Nilai Sikap Antarmata pelajaran 34
N. Manajemen Hasil Penilaian Sikap 35
O. LEMBAR PENILAIAN MENGGUNKAN EXEL 36
BAB III PENUTUP 39
A. Kesimpulan 39
B. Saran 39
DAFTAR PUSTAKA 40
BAB I
3
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Penilaian sikap adalah penilaian terhadap perilaku dan keyakinan siswa terhadap
suatu obyek, fenomena, atau masalah. Sikap dapat dibentuk dan merupakan ekspresi
perasaan, nilai, atau pandangan hidup yang terkait dengan kecenderungan bertindak
seseorang dalam merespon sesuatu/objek.
Secara umum, semua mata pelajaran memiliki tiga domain tujuan. Tiga domain tujuan
itu adalah: penigkatan kemampuan kognitif; peningkatan kemampuan afektif; dan
peningkatan keterampilan berhubungan dengan berbagai pokok bahasan yang ada dalam
suatu mata pelajaran. Namun demikian, selama ini penekanan yang sangat menonjol, baik
dalam proses pembelajaran maupun dalam pelaksanaan penilaiannya adalah dalam domain
kognitif. Domain afektif dan psikomor agak terabaikan.Dampak yang terjadi, seperti yang
menjadi sorotan masyarakat akhir-akhir ini, lembaga-lembaga pendidikan menghasilkan
lulusan yang kurang memiliki sikap positif yang sesuai dengan nilai-nilai yang berlaku dan
kurang terampil untuk menjalani kehidupan dalam masyarakat lingkungannya.Oleh karena
itu, kondisi ini perlu diperbaiki. Domain kognitif, afektif dan konatif atau psikomotor perlu
mendapat penekanan yang seimbang dalam proses pembelajaran dan penilaian. Dengan
demikian, penilaian sikap perlu dilaksanakan dengan sebaik-baiknya, dan hasil penilaiannya
perlu ditindak lanjuti.
1.2. Rumusan Masalah
a. Apakah itu penilaian sikap ?
b. Apa sajakah yang termasuk kedalam komponen penilaian sikap ?
c. Apa saja yang merupakan objek penilaian sikap dalam proses pembelajaran ?
d. Apa saja tingkatan dalam penilain sikap ?
e. Bagaimanakah Teknik dalam melakukan penilaian sikap ?
f. Bagaimanakah model skala dalam penilaian sikap ?
g. Apakah tujuan dari penilaian sikap ?
h. Apakah manfaat dalam penilaian sikap ?
i. Apakah ada kelebihan dan kekurangan dalam melakukan penilaian sikap ini ?
4
1.3. Tujuan Penulisan
a. Untuk mengetahui tentang pengertian penilaian sikap.
b. Untuk menambah wawasan mengenai komponen penilaian sikap.
c. Untuk mengetahui objek penilaian sikap dalam proses pembelajaran.
d. Untuk mengetahui tingkatan dalam penilain sikap.
e. Untuk dapat mengetahui teknik dalam melakukan penilaian sikap.
f. Untuk menjelasskan model skala dalam penilaian sikap.
g. Untuk menambah pemahaman mengenai tujuan dari penilaian sikap.
h. Untuk mengetahui manfaat dalam penilaian sikap.
i. Untuk dapat mengetahui dengan signifikan mengenai kelebihan dan kekurangan
dalam melakukan penilaian sikap.
1.4. Manfaat Penulisan
a. Agar mahasiswa dapat mengetahui tentang pengertian penilaian sikap.
b. Agar mahasiswa dapat menambah wawasan mengenai komponen penilaian sikap.
c. Agar mahasiswa mengenal objek penilaian sikap dalam proses pembelajaran.
d. Agar mahasiswa dapat mengetahui tingkatan dalam penilain sikap.
e. Agar mahasiswa dapat mengetahui bagaimana teknik dalam melakukan penilaian
sikap.
f. Agar mahassiswa dapat menggunakan model skala dalam proses penilaian sikap.
g. Agar mahasiswa bisa menambah pemahaman mengenai tujuan dari penilaian sikap.
h. Agar dapat mengetahui bagaimana dan sejauh mana manfaat dari adanya penilaian
sikap.
i. Agar dapat mengetahui dengan signifikan mengenai kelebihan dan kekurangan dalam
melakukan penilaian sikap.
5
BAB II
PEMBAHASAN
A. Konsep Penilaian Sikap
Sikap menurut para ilmuan :
1. Birrent, et al mendefinisikan sikap sebagai kumpulan hasil evaluasi seseorang
terhadap objek, orang, atau masalah tertentu. Sikap menentukan bagaimana pribadi
seseorang di ekspresikan. Menurutnya sifat kepribadian dapat didefinisikan sebagai
pola kebiasaan atau cara bereaksi terhadap sesuatu, oleh karena itu melalui sikap
seseorang, kita dapat mengenal siapa orang itu sebenarnya.
2. Menurut klausmeier ada tiga model belajar dalam rangka pembentukan sikap, tiga
model itu adalah: mengamati dan meniru,menerima penguatan dan menerima
informasi verbal. Ketiga model ini sesuai dengan kepentingan penerapan dalam dunia
pendidikan. Pembelajaran model pertama berlangsung melalui pengamatan dan
peniruan. Bandura menyebut proses pembelajaran ini dengan pembelajaran melalui
model (learning through modeling). Model kedua menerima penguatan pembelajaran
model ini berlangsung melalui pembiasan operan, yaitu dengan menerima atau tida
menerima suatu respons yang di tunjukan. Penguatan dapat berupa ganjaran
(penguatan positif) atau hukuman (penguatan negative). Model ketiga, menerima
informasi verbal, informasi tentang berbagai hal dapat d peroleh melalui lisan atau
tulisan. Informasi tentang objek tertentu yang di peroleh oleh seseorang akan
mempengaruhi pembentukan sikapnya terhadap terhadap objek yang bersangkutan.
3. Menurut muhajirin, mengatakan bahwa sikap merupakan kecenderungan afeksi suka
tidak suka pada suatu objek social.
Dari beberapa pendapat ahli,diterapkan lima ciri yang menjadi karateristik sikap
seseorang oleh Rahmat :
a. Sikap adalah kecenderungan bertindak, berpresepsi, berpikir. dan merasa dalam
menghadapi obyek, ide, situasi. atau nilai. Sikap bukan perilaku tetapi merupakan
kecenderungan berperilaku dengan cara tertentu terhadap obyek sikap. Obyek sikap
dapat berupa benda, orang, tempat, gagasan, situasi, atau kelompok.
b. Sikap mempunyai daya pendorong. Sikap bukan hanya rekaman masa lalu tetapi juga
pilihan seseorang untuk menentukan apa yang disukai dan menghindari apa yang
tidak diinginkan.
6
c. Sikap relatif lebih menetap. Ketika satu sikap telah terbentuk pada diri seseorang
maka hal itu akan menetap dalam waktu relative lama karena hal itu didasari pilihan
yang menguntungkan dirinya
d. Sikap mengandung aspek evaluatif. Sikap akan bertahan selama obyek sikap masih
menyenangkan seseorang, tetapi kapan obyek sikap dinilainya negatif maka sikap
akan berubah.
e. Sikap timbul melalui pengalaman, tidak dibawa sejak lahir, sehingga sikap dapat
diperteguh atau diubah melalui proses belajar.
Sedangkan menurut para ahli sikap seseorang dapat meramalkan perubahannya bila
seseorang telah memiliki penguasaan kognitif tingkat tinggi. Ciri-ciri hasil belajar afektif
akan tampak pada berbagai tingkah laku peserta didik seperti perhatiannya yang antusias
dalam mengikuti proses pembelajaran, kedisiplinan dalam belajar, memiliki motivasi yang
tinggi untuk mengetahui lebih jauh tentang apa yang sedang dipelajarinya, penghargaan dan
rasa hormat terhadap guru mata pelajaran yang bersangkutan.
Pengertian penilaian sikap dalam lingkungan pendidikan
Dalam kehidupan sehari-hari tanpa disadari sebenarnya kita sering melakukan
penilaian. Namun, banyak orang belum memahami secara tepat arti penilaian. Penilaian
(assessment) adalah penerapan berbagai cara dan penggunaan beragam alat penilaian untuk
memperoleh informasi tentang sejauh mana hasil belajar peserta didik atau ketercapaian
kompetensi (rangkaian kemampuan) peserta didik. Penilaian menjawab pertanyaan tentang
sebaik apa hasil atau prestasi belajar seorang peserta didik. Hasil penilaian dapat berupa nilai
kualitatif (pernyataan naratif dalam kata-kata) dan nilai kuantitatif (berupa angka).Jadi,
penilaian sikap adalah penilaian yang dilakukan untuk mengetahui sikap peserta didik
terhadap mata pelajaran, kondisi pembelajaran, pendidik, dan sebagainya.
Popham mengatakan bahwa penilaian sikap menentukan keberhasilan belajar
seseorang. Seorang peserta didik yang tidak memiliki minat/karakter terhadap mata pelajaran
tertentu, maka akan kesulitan untuk mencapai ketuntasan belajar secara maksimal. Sedangkan
peserta didik yang memiliki minat/karakter terhadap mata pelajaran, maka akan sangat
membantu untuk mencapai ketuntasan pembelajaran secara maksimal.
7
David Krathwhohl dkk (1974) dalam bukunya yang berjudul Taxonomy of
educational objective:Affective Domain. Penilaian sikap adalah penilaian yang berkaitan
dengan sikap dan nilai.
B. Komponen-Komponen Penilaian Sikap
Menurut Walgito, “Penilaian Sikap mengandung tiga komponen: kognitif
(konseptual), afektif (emosional), konatif (perilaku atau action component).
1. Komponen kognitif merupakan representasi apa yang dipercayai oleh individu
pemilik Penilaian Sikap, komponen kognitif berisi kepercayaan stereotipe yang
dimiliki individu mengenai sesuatu dapat disamakan penanganan (opini) terutama
apabila menyangkut masalah isu atau problem yang kontroversial.
2. Komponen afektif merupakan perasaan yang menyangkut aspek emosional.Aspek
emosional inilah yang biasanya berakar paling dalam sebagai komponen Penilaian
Sikap dan merupakan aspek yang paling bertahan terhadap pengaruh-pengaruh yang
mungkin adalah mengubah Penilaian Sikap seseorang komponen afektif disamakan
dengan perasaan yang dimiliki seseorang terhadap sesuatu.
3. Komponen konatif merupakan aspek kecenderungan berperilaku tertentu sesuai
dengan Penilaian Sikap yang dimiliki oleh seseorang. Dan berisi tendensi atau
kecenderungan untuk bertindak / bereaksi terhadap sesuatu dengan cara-cara tertentu.
Dan berkaitan dengan objek yang dihadapinya adalah logis untuk mengharapkan
bahwa Penilaian Sikap seseorang adalah dicerminkan dalam bentuk tendensi perilaku.
C. Objek Penilaian Sikap Dalam Proses Pembelajaran
1. Penilaian Sikap Terhadap Materi Pelajaran
Siswa perlu memiliki Penilaian Sikap positif terhadap mata pelajaran. Dengan
Penilaian Sikap positif dalam diri siswa akan tumbuh dan berkembang minat belajar, akan
lebih mudah diberi motivasi, dan akan lebih mudah menyerap materi pelajaran yang
diajarkan. Oleh karena itu, guru perlu menilai tentang Penilaian Sikap siswa terhadap mata
pelajaran yang diajarkan.
2. Penilaian Sikap Terhadap Guru/Pengajar
Siswa perlu memiliki Penilaian Sikap positif terhadap guru, yang mengajar suatu mata
pelajaran. Siswa yang memiliki Penilaian Sikap yang tidak positif terhadap guru, akan
cenderung mengabaikan hal-hal yang diajarkan. Dengan demikian, siswa yang memiliki
8
Penilaian Sikap negative terhadap guru pengajar akan sukr menyerap materi pelajaran yang
diajarkan oleh guru tersebut.
3. Penilaian Sikap Terhadap Proses Pembelajaran
Siswa juga perlu memiliki Penilaian Sikap positif terhadap proses pembelajaran yang
berlangsung. Proses pembelajaran disini mencakup: suasana pembelajaran, strategi,
metodologi, dan teknik pembelajaran yang digunakan. Tidak sedikit siswa yang merasa
kecewa atau tidak puas dengan proses pembelajaran yang berlangsung, namun mereka tidak
mempunyai keberanian untuk menyatakan. Akibat mereka terpaksa mengikuti proses
pembelajaran yang belangsung dengan perasaan yang kurang nyaman. Hal ini dapat
mempengaruhi terhadap penyerapan materi pelajaran.
D. Tingkatan Penilaian Sikap
Menurut Azwar (2005) Penilaian Sikap terdiri dari berbagai tingkatan yakni:
1. Menerima (receiving)
Menerima diartikan bahwa orang (subjek) mau dan memperhatikan stimulus yang
diberikan (objek).
2. Merespon (responding)
Memberikan jawaban apabila ditanya, mengerjakan dan menyelesaikan tugas yang
diberikan adalah suatu indikasi Penilaian Sikap karena dengan suatu usaha untuk
menjawab pertanyaan atau mengerjakan tugas yang diberikan. Lepas pekerjaan itu
benar atau salah adalah berarti orang itu menerima ide tersebut.
3. Menghargai (valuing)
Mengajak orang lain untuk mengerjakan atau mendiskusikan dengan orang lain
terhadap suatu masalah adalah suatu indikasi Penilaian Sikap tingkat tiga, misalnya
seorang mengajak ibu yang lain (tetangga, saudaranya, dsb) untuk menimbang
anaknya ke posyandu atau mendiskusikan tentang gizi adalah suatu bukti bahwa si ibu
telah mempunyai Penilaian Sikap positif terhadap gizi anak.
4. Bertanggung jawab (responsible).
Bertanggung jawab atas segala sesuatu yang telah dipilihnya dengan segala resiko
adalah mempunyai Penilaian Sikap yang paling tinggi. Misalnya seorang ibu mau
menjadi akseptor KB, meskipun mendapatkan tantangan dari mertua atau orang
tuanya sendiri.
9
E. Teknik Penilaian Sikap
tabel 1. Cakupan Penilaian Sikap
Penilaian sikap spiritualMenghargai dan menghayati ajaran agama yang dianut
Penilaian Sikap Sosial
1. Jujur2. Disiplin3. Tanggung jawab4. Toleransi5. Gotong royong6. Santun7. Percaya diri
a) Observasi PerilakuPerilaku seseorang pada umumnya menunjukkan kecenderungan seseorang dalam
sesuatu hal. Misalnya orang yang biasa minum kopi dapat dipahami sebagai
kecenderungannya yang senang kepada kopi. Oleh karena itu, guru dapat melakukan
observasi terhadap peserta didik yang dibinanya. Hasil observasi dapat dijadikan sebagai
umpan balik dalam pembinaan. Observasi perilaku di sekolah dapat dilakukan dengan
menggunakan buku catatan khusus tentang kejadian-kejadian berkaitan dengan peserta didik
selama di sekolah.
Penilaian sikap dapat dilakukan dengan melakukan observasi perilaku peserta didik.
Penggunaan skala penilaian (rating scale) memungkinkan penilai memberi skor/nilai terhadap
sikap/perilaku tertentu secara lebih cermat.
Berikut contoh penggunaan penilaian skala:
No Jenis/Aspek Sikap Standar Pencapaian Strategi Penilaian
Deskripsi Skor
1 Sikap percaya Mampu tampil secara wajar dalam kegiatan di depan massa
Observasi aktivitas
siswa dalam
berdiskusi, kegiatan
massa di
sekolah/bermasyarak
at.
Selalu 5
Sering 4
Kadang-kadang 3
Jarang 2
Sangat Jarang 1
10
Observasi perilaku di sekolah dapat dilakukan dengan menggunakan buku harian
catatan khusus tentang kejadian-kejadian yang berkaitan dengan peserta didik selama di
sekolah. Berikut contoh format buku catatan harian.
Contoh: Isi Buku Catatan Harian
NO Hari/Tanggal Nama Peserta
Didik
Kejadian Ttd Peserta
Didik
Catatan dalam lembaran buku tersebut untuk menilai perilaku peserta didik. Kejadian
yang ditulis mencakup sikap positif maupun negatif peserta didik.
1. Menyusun Format Penilaian Observasi Sikap/Perilaku
Penyusunan format observasi ini dilatar belakangi oleh adanya suatu masalah yang
dihadapi oleh para guru dalam melakukan penilaian terhadap sikap siswa selama mengikuti
pembelajaran pendidikan jasmani. Masalah tersebut muncul dari keabstrak-an fenomena
sikap, yang masih berupa konsep/konstruk umum, yang sulit diamati dan diukur, jika belum
dijabarkan dan didefinisikan menjadi indikator dan deskriptor indikator tersebut disusun dari
amatan perilaku-perilaku yang ditampilkan siswa selama mengikuti pembelajaran pendidikan
jasmani, yang diasumsikan sebagai cerminan sikap siswa. Setelah indikator-indikator tersebut
tersusun, kemudian dijabarkan dijabarkan desriptornya, yaitu sebagai penjelas atau
operasionalisasi perilaku, agar memudahkan Guru dalam melakukan pengamatan,
pengukuran dan penilaian.
Berdasarkan kajian dari beberapa teori sikap yang ada, pada konteks ini, sikap siswa
selama mengikuti pembelajaran pendidikan jasmani merupakan respon eluatif siswa atas
suatu obyek (pembelajaran pendidikan jasmani) yang telah diketahui, dipahami, dirasakan,
dialami, dan diyakini, sehingga menimbulkan kecenderungan bertindak?berperilaku, baik
secara positif (menerima, menyenangi, mendukung, menghargai, melaksanakan dengan
sukarela dan bersemangat, dan sebagainya), maupun secara negatif (menolak, keengganan,
dan sebagainya).
Perwujudan sikap selama mengikuti pembelajaran pendidikan jasmani dapat digali
perilaku-perilaku yang ditampilkan siswa selama pembelajaran berlangsung, baik dalam
bentuk verbal maupun nonverbal. Perilaku itu dibatasi pada perilaku yang muncul dari proses
interaksi antara siswa dengan Guru, siswa lain, lingkungan atau sumber-sumber belajar yang
11
digunakan: dan untuk memudahkan proses pengamatannya, dilakukan kategorisasi sikap
berdasarkan 7 dimensi, yaitu: dimensi sosial, kepemimpinan, etika, partisipasi,, kedisiplinan,
penampilan dan dimensi kontrol diri. Dari dimensi-dimensi sikap ini, kemudian dijabarkan
lagi menjadi indikator dan deskriptor penjelasannya.
2. Manfaat Format Observasi Sikap/Perilaku
Alat penilaian yang berupa format observasi sikap ini dikembangkan sebagai salah
satu upaya untuk memecahkan masalah yang dihadapi guru pendididkan jasmani dalam
melakukan penilaian sikap siswa selama mengikuti pembelajaran pendidikan jasmani secara
sistematis, benar dan dapat dipertanggung-jawabkan.
Hasil penilaian tersebut dapat dimanfaatkan sebagai umpan balik untuk mem-perbaiki
proses pembelajaran (evaluasi proses/formatif/diagnotif/motifatif), juga bisa difungsikan
sebagai evaluasi produk (sumatif).
Dari sisi siswa, alat ini dapat dimanfaatkan sebagai alat untuk melakukan self-
evaluation yaitu untuk melibatkan siswa dalam menyelenggarakan pembelajaran pendidikan
jasmani.
3. Petunjuk Umum Pengamatan Sikap/Perilaku
Format observasi ini digunakan dan diisi oleh guru pada saat pembelajaran
berlangsung. Yaitu saat dilapangan. Agar perilaku yang ditampilkan siswa tidak dibuat-buat
(tendensius, karena dinilai) dan merupakan cerminan sikapnya terhadap pendidikan jasmani,
dalam melaksanakan pengisian format observasi ini, hendaknya dilakukan dengan
mempertimbangkan hal-hal barikut ini:
Dilakukan tanpa sepengetahuan siswa
Dilakukan secara berulang-ulang, karena perilaku yang teramati tidak semuanya
muncul pada setiap pembelajaran: dan dengan diulang-ulang dapat meningkatkan
kejelia, ketelitian dan keajegan.
Pelaksanaan penilaian ini tidak dialokasikan dalam waktu yang khusus, tetapi
dilakukan setelah pemberian materi, bersamaan dengan proses mengendalikan dan
mengevaluasi/mengkoreksi siswa yang sedang melakukan gerak tertentu,atau pada
situasi-situasi khusus, seperti pada waktu kegiatan ekstra kurikuler dan pertandingan
antar kelas, yang masih dalam konteks dan ruang lingkup pembelajaran pendidikan
jasmani
12
Target jumlah indikator yang diamati Dalam satu kali pembelajaran disesuaikan
dengan kemampuan masing-masing guru dan kareteristik kancah setempat.
Untuk itu kemampuan guru dalam menggunakan format ini perlu dilatih dan
diperlukan ketelatenan dalam melaksanakan uji coba pengamatan secara berulang kali.
4. Petunjuk Khusus Penskoran dan Penilaian Sikap
Pengisian format ini dilakukan dengan memberi tanda cek pada kotak yang ada di
bawah pernyataan deskriptor. Penskoran dilakukan dengan menghitung jumlah deskriptor
yang ditampilkan siswa selama mengikuti pembelajaran, yaitu:
Skor (1) diberikan, apabila siswa tidak menampilkan semua deskriptor;
Skor (2) diberikan, apabila siswa menampilkan satu deskriptor;
Skor (3) diberikan, apabila siswa menampilkan dua deskriptor;
Skor (4) diberikan, apabila siswa menampilkan tiga deskriptor;
Skor (5) diberikan, apabila siswa menampilkan lebih dari tig deskriptor.
Jumlah skor pada satu indikator ditulis pada kolom jumlah, jumlah skor keseluruhan
indikator dihitung rata-ratanya. Untuk mengetahui maknanya (proses penilaian), skor
tersebut ditransformasikan pada distribusi bergolong sebagai berikut:
78 – 90: sangat positif
63 – 77: positif
48 – 62: cukup positif
33 – 47: negatif
18 – 32: sangat negatif
Distribusi di atas ditentukan berdasar dalil Sturges, yaitu i (lebar kelas) didapat dari
pembagian R (range = skor tertinggi dikurangi skor terendah) dengan k (jumlah kelas
interval). K didapat dari 1+3,33 logⁿ, n merupakan banyaknya kasus.
5. Penjabaran Konsep Sikap
Upaya penjabaran dimaksudkan untuk memberi batasan pada konsep sikap, sehingga
definisi operasionalnya dapat didefinisikan dan dipahami. Mengingat konsep sikap sangat
komplek dan abstrak, untuk menjabarkannya perlu ditinjau dari beberapa dimensi. Dari
dimensi ini kemudian dijabarkan menjadi indikator dan penjelasannya (deskriptor), yaitu
berupa pertanyaan-pertanyaan yang operasional, sehingga memudahkan dalam mengamati
dan mengukurnya.
Contoh:
13
Sikap Siswa pada Dimensi Sosial
Indikator: Kerja sama
Deskriptor:
Mengajak teman lain untuk melakukan tugas gerk secara bersama-sama
Berbagi bersama dalam melakukan gerakan atau permainan
Tidak mendominasi alat-alat permainan
Membantu teman yang mengalami kesulitan belajar gerak
Tidak memilih-milih teman dalam melakukan tugas gerak
Sikap Siswa pada Dimensi Penampilan
Indikator: kerapian dan kebersihan pakaian
Deskriptor:
Berpakaian bersih
Berseragam lengkap sesuai aturan
Berpakaian rapi
Tetap menjaga kebersihan selama mengikuti pelajaran
dst…………
b) Pertanyaan LangsungKita juga dapat menanyakan secara langsung tentang sikap seseorang berkaitan
dengan sesuatu hal. Misalnya, bagaimana tanggapan peserta didik tentang kebijakan yang
baru diberlakukan di sekolah mengenai “Peningkatan Ketertiban.” Berdasarkan jawaban dan
reaksi lain yang tampil dalam memberi jawaban dapat dipahami sikap peserta didik itu
terhadap objek sikap. Dalam penilaian sikap peserta didik di sekolah, guru juga dapat
menggunakan teknik ini dalam menilai sikap dan membina peserta didik.
c) Laporan PribadiMelalui penggunaan teknik ini di sekolah, peserta didik diminta membuat ulasan yang berisi
pandangan atau tanggapannya tentang suatu masalah, keadaan, atau hal yang menjadi objek
sikap. Misalnya, peserta didik diminta menulis pandangannya tentang “Perubahan Iklim”
yang terjadi akhir-akhir ini di Indonesia. Dari ulasan yang dibuat oleh peserta didik tersebut
dapat dibaca dan dipahami kecenderungan sikap yang dimilikinya.
14
Skala bentuk ini biasanya digunakan untuk mengukur sikap atau karakteristik tertentu
yang dimiliki seseorang. Kriteria penyusunan lembar penilaian diri:
1) Pertanyaan tentang pendapat, tanggapan dan sikap, misal : sikap responden terhadap
sesuatu hal.
2) Gunakan kata-kata yang sederhana dan mudah dimengerti oleh responden.
3) Usahakan pertanyaan yang jelas dan khusus
4) Hindarkan pertanyaan yang mempunyai lebih dari satu pengertian
5) Hindarkan pertanyaan yang mengandung sugesti
6) Pertanyaan harus berlaku bagi semua responden
d) Skala Penilaian SikapAda beberapa model skala yang dikembangkan oleh para pakar untuk mengukur
Penilaian Sikap. Dalam naskah ini akan diuraikan dua model saja, yakni Skala Diferensiasi
Semantik (Semantic Differential Techniques) dan Skala Likert (Likert Scales). Dua model ini
dipilih karena mudah dan bermanfaat untuk diimplementasikan oleh guru dalam proses
pembelajaran di kelas. Teknik pengembangan dan penggunaan kedua model tersebut akan
diuraikan secara lebih rinci dalam bab berikut.
Skala yang digunakan untuk mengukur ranah afektif seseorang terhadap kegiatan
suatu objek diantaranya skala Penilaian Sikap. Hasilnya berupa kategori Penilaian Sikap,
yakni mendukung (positif), menolak (negatif), dan netral. Penilaian Sikap pada hakikatnya
adalah kecenderungan berperilaku pada seseorang. Ada tiga komponen Penilaian Sikap,
yakni kognisi, afeksi, dan konasi. Kognisi berkenaan dengan pengetahuan seseorang tentang
objek yang dihadapinya. Afeksi berkenaan dengan perasaan dalam menanggapi objek
tersebut, sedangkan konasi berkenaan dengan kecenderungan berbuat terhadap objek
tersebut. Oleh sebab itu, Penilaian Sikap selalu bermakna bila dihadapkan kepada objek
tertentu.
Skala Penilaian Sikap dinyatakan dalam bentuk pernyataan untuk dinilai oleh
responden, apakah pernyataan itu didukung atau ditolaknya, melalui rentangan nilai tertentu.
Oleh sebab itu, pernyataan yang diajukan dibagi ke dalam dua kategori, yakni pernyataan
positif dan pernyataan negatif.
1. Skala Likert
15
Skala Likert digunakan untuk mengukur sikap, pendapat, dan persepsi seseorang atau
kelompok orang tentang fenomena sosial. Dalam penelitian, fenomena sosial ini telah
ditetapkan secara spesifik oleh peneliti, yang selanjutnya disebut sebagai variabel penelitian.
Dengan skala Likert, maka variabel yang akan diukur dijabarkan menjadi indikator variabel.
Kemudian indikator tersebut dijadikan sebagai titik tolak untuk menyusun item-item
instrumen yang dapat berupa pernyataan atau pertanyaan, baik bersifat favorable (positif)
bersifat bersifat unfavorable (negatif).
Preferensi
1.Sangat Setuju
2.Setuju
3.Ragu-ragu
4.Tidak Setuju
5.Sangat Tdk Setuju
Jawaban setiap item instrumen yang mengunakan skala Likert mempunyai gradasi
dari sangat positif sampai sangat negative. Sistem penilaian dalam skala Likert adalah
sebagai berikut:
a. Item Favorable: sangat setuju/baik (5), setuju/baik (4), ragu-ragu (3), tidak setuju/baik
(2), sangat tidak setuju/baik (1)
b. Item Unfavorable: sangat setuju/ baik (1), setuju/ baik (2), ragu-ragu (3), tidak setuju/
baik (4), sangat tidak setuju/ baik (5).
Contoh :
No. PernyataanJawaban
SS S RR TS STS1 Kita harus menjaga kebersihan X2 Kita harus mematuhi peraturan X3 …………………………………………………
SS = Sangat Setuju TS = Tidak Setuju
S = Setuju STS = Sangat Tidak Setuju
RR = Ragu-Ragu
16
2. Skala Guttman
Skala pengukuran dengan tipe ini, akan di dapat jawaban yang tegas, yaitu ya atau
tidak, benar atau salah, pernah atau tidak, positf atau negatif, dan lain-lain. Data yang
diperoleh dapat berupa data interval atau rasio dikhotomi (dua alternatif). Jadi kalau pada
skala Likert terdapat interval 1,2,3,4,5 interval, dari kata “sangat setuju” sampai “sangat tidak
setuju”, maka dalam skala Gutmann hanya ada dua interval yaitu “setuju atau tidak setuju”.
Penelitian menggunakan skala Guttman dilakukan bila ingin mendapatkan jawaban yang
tegas terhadap suatu permasalahan yang di tanyakan.
Contoh :Apakah anda setuju dengan kenaikan harga BBM ?
a. Setuju b. tidak setuju
3. Skala Thurstone
Skala Thurstone adalah skala yang disusun dengan memilih butir yang berbentuk
skala interval. Setiap butir memiliki kunci skor dan jika diurut, kunci skor menghasilkan nilai
yang berjarak sama. Skala Thurstone dibuat dalam bentuk sejumlah (40-50) pernyataan yang
relevan dengan variable yang hendak diukur kemudian sejumlah ahli (20-40) orang menilai
relevansi pernyataan itu dengan konten atau konstruk yang hendak diukur.
Adapun contoh skala penilaian model Thurstone adalah seperti gambar di bawah ini.
Nilai 1 pada skala di atas menyatakan sangat tidak relevan, sedangkan nilai 11 menyatakan sangat relevan.
Contoh : minat siswa terhadap pelajaran Ekonomi,
No. PernyataanJawaban
7 6 5 4 3 2 11 Saya senang belajar Ekonomi2 Pelajaran Ekonomi bermanfaat3 Saya berusaha hadir tiap pelajaran Ekonomi4 Saya berusahan memiliki buku pelajaran Ekonomi
4. Semantik Diferensial
17
Skala diferensial yaitu skala untuk mengukur sikap, tetapi bentuknya bukan pilihan
ganda maupun checklist, tetapi tersusun dalam satu garis kontinum di mana jawaban yang
sangat positif terletak dibagian kanan garis, dan jawaban yang sangat negative terletak
dibagian kiri garis, atau sebaliknya. Data yang diperoleh melalui pengukuran dengan skala
semantic differential adalah data interval. Skala bentuk ini biasanya digunakan untuk
mengukur sikap atau karakteristik tertentu yang dimiliki seseorang.
Contoh : Penggunaan skala Semantik Diferensial mengenai gaya kepemimpinan kepala sekolah.
Demokrasi 7 6 5 4 3 2 1 OtoriterBertanggung Jawab 7 6 5 4 3 2 1 Tidak Bertanggung Jawab
Memberi Kepercayaan 7 6 5 4 3 2 1 MendominasiMenghargai Bawahan 7 6 5 4 3 2 1 Tidak Menghargai Bawahan
Keputusan Diambil Bersama 7 6 5 4 3 2 1 Keputusan Diambil Sendiri
5. Penilaian (Rating Scale)
Data-data skala yang diperoleh melalui tiga macam skala yang dikemukakan di atas
adalah data kualitatif yang dikuantitatifkan. Berbeda dengan rating scale, data yang diperoleh
adalah data kuantitatif (angka) yang kemudian ditafsirkan dalam pengertian kualitatif. Seperti
halnya skala lainnya, dalam rating scale responden akan memilih salah satu jawaban
kuantitatif yang telah disediakan. Rating scale lebih fleksibel, tidak saja untuk mengukur
sikap tetapi dapat juga digunakan untuk mengukur persepsi responden terhadap fenomena
lingkungan, seperti skala untuk mengukur status sosial, ekonomi, pengetahuan, kemampuan,
dan lain-lain. Dalam rating scale, yang paling penting adalah kemampuan menterjemahkan
alternative jawaban yang dipilih responden.
Contoh :Kenyamanan ruang tunggu RSU Kartini :5 4 3 2 1Kebersihan ruang parkir RSU Kartini :5 4 3 2 1
F. Tujuan Penilaian Sikap
18
Untuk mendapat umpan balik (feedback) baik bagi guru maupun siswa sebagai
dasar untuk memperbaiki proses belajar mengajar dan mengadakan program perbaikan bagi
anak didiknya.
Untuk mengetahui tingkat perubahan tingkah laku anak didik yang dicapai antara lain
diperlukan sebagai bahan bagi perbaikan tingkah laku anak didik, pemberian laporan kepada
orang tua dan penentuan lulus tidaknya anak didik. Untuk menempatkan anak didik dalam
situasi belajar mengajar yang tepat, sesuai dengan tingkat pencapaian dan kemampuan serta
karakteristik anak didik.
Pentingnya Penilaian Sikap :
Secara umum, semua mata pelajaran memiliki tiga domain tujuan. Tiga domain tujuan
itu adalah: penigkatan kemampuan kognitif; peningkatan kemampuan afektif; dan
peningkatan keterampilan berhubungan dengan berbagai pokok bahasan yang ada dalam
suatu mata pelajaran. Namun demikian, selama ini penekanan yang sangat menonjol, baik
dalam proses pembelajaran maupun dalam pelaksanaan penilaiannya adalah dalam domain
kognitif. Domain afektif dan psikomor agak terabaikan.Dampak yang terjadi, seperti yang
menjadi sorotan masyarakat akhir-akhir ini, lembaga-lembaga pendidikan menghasilkan
lulusan yang kurang memiliki sikap positif yang sesuai dengan nilai-nilai yang berlaku dan
kurang terampil untuk menjalani kehidupan dalam masyarakat lingkungannya.Oleh karena
itu, kondisi ini perlu diperbaiki. Domain kognitif, afektif dan konatif atau psikomotor perlu
mendapat penekanan yang seimbang dalam proses pembelajaran dan penilaian. Dengan
demikian, penilaian sikap perlu dilaksanakan dengan sebaik-baiknya, dan hasil penilaiannya
perlu ditindak lanjuti.
G. Manfaat Penilaian Sikap
1. Penilaian Sikap sebagai instrumen atau alat untuk mencapai tujuan (instrumental
function).Seseorang mengambil Penilaian Sikap tertentu terhadap objek atas dasar
pemikiran sampai sejauh mana objek Penilaian Sikap tersebut dapat digunakan sebagai
alat atau instrumen untuk mencapai tujuan yang ingin dicapai. Kalau objek itu
mendukung dalam pencapaian tujuan, maka orang akan mempunyai Penilaian Sikap yang
positif terhadap objek yang bersangkutan, demikian pula sebaliknya. Fungsi ini juga
sering disebut sebagai fungsi penyesuaian (adjustment), karena dengan mengambil
19
Penilaian Sikap tertentu seseorang akan dapat menyesuaikan diri dengan keadaan
lingkungannya.
2. Penilaian Sikap sebagai fungsi pengetahuan. Ini berarti bahwa bagaimana Penilaian Sikap
seseorang terhadap sesuatu objek akan mencerminkan keadaan pengetahuan dari orang
tersebut. Apabila pengetahuan seseorang mengenai sesuatu belum konsisten maka hal itu
akan berpengaruh pada Penilaian Sikap orang itu terhadap objek tersebut. Siswa
mempunyai Penilaian Sikap positif terhadap suatu objek yang bernilai dalam
pandangannya, dan ia akan berPenilaian Sikap negatif terhadap objek yang dianggapnya
tidak bernilai dan atau juga merugikan. Penilaian Sikap ini kemudian mendasari dan
mendorong ke arah sejumlah perbuatan yang satu sama lainnya berhubungan. Hal yang
menjadi objek Penilaian Sikap dapat bermacam-macam. Sekalipun demikian, orang
hanya dapat mempunyai Penilaian Sikap terhadap hal-hal yang diketahuinya. Jadi harus
ada sekedar informasi pada seseorang untuk dapat Memberikan Penilaian Sikap terhadap
suatu objek. Informasi merupakan kondisi pertama untuk suatu Penilaian Sikap. Dari
informasi yang didapatkan itu akan menimbulkan berbagai macam perasaan positif atau
negatif terhadap suatu objek.
H. Kelebihan Dan Kekurangan Penilaian Sikap
Sebagai suatu paradigma baru, penilaian sikap memiliki keunggulan-keunggulan
dalam pelaksanaannya pada waktu proses belajar mengajar berlangsung.
Adapun keunggulan dalam penilaian sikap antara lain:
Menumbuhkan rasa percaya diri, karena peserta didik diminta untukmenilai
dirinya sendiri.
Peserta didik dapat mengetahui kekurangan dan kelebihan dirinya sendiri,karena
metode ini merupakan metode untuk introspeksi diri.
Peserta didik dapat termotivasi untuk berbuat jujur dan objektif dalammenyikapi
suatu hal.
Termotivasi untuk selalu berbuat baik kepada siapapun, misalnya berkatajujur,
tidak sombong, pemaaf, tidak berzina serta memelihara amanah danjanji.
Disamping keunggulan-keunggulannya penilaian sikap juga memiliki kekurangan yaitu:
Sulit merumuskan instrumennya.
Didalam pelaksanaannya rentan terhadapsubyektifitas guru.
20
Memerlukan waktu yang panjang.
I. CONTOH INSTRUMEN BESERTA RUBRIK PENILAIAN
a. ObservasiPEDOMAN OBSERVASI SIKAP SPIRITUAL
Petunjuk :
Lembaran ini diisi oleh guru untuk menilai sikap spiritual peserta didik. Berilah tanda cek (v) pada kolom skor sesuai sikap spiritual yang ditampilkan oleh peserta didik, dengan kriteria sebagai berikut :
4 = selalu, apabila selalu melakukan sesuai pernyataan
3 = sering, apabila sering melakukan sesuai pernyataan dan kadang-kadang tidak melakukan
2 = kadang-kadang, apabila kadang-kadang melakukan dan sering tidak melakukan
1 = tidak pernah, apabila tidak pernah melakukan
Nama Peserta Didik : ………………….
Kelas : ………………….
Tanggal Pengamatan : …………………..
Materi Pokok : …………………..
No Aspek PengamatanSkor
1 2 3 4
1 Berdoa sebelum dan sesudah melakukan sesuatu2 Mengucapkan rasa syukur atas karunia Tuhan
3Memberi salam sebelum dan sesudah menyampaikan pendapat/presentasi
4Mengungkapakan kekaguman secara lisan maupun tulisan terhadap Tuhan saat melihat kebesaran Tuhan
5Merasakan keberadaan dan kebesaran Tuhan saat mempelajari ilmu pengetahuan
Jumlah Skor
PETUNJUK PENSKORAN :
21
Skor akhir menggunakan skala 1 sampai 4
Perhitungan skor akhir menggunakan rumus :
Contoh :
Skor diperoleh 14, skor maksimal 4 x 5 pernyataan = 20, maka skor akhir :
Sesuai Permendikbud No 81A Tahun 2013 peserta didik memperoleh nilai adalah :
Sangat Baik : apabila memperoleh skor : 3,33 < skor ≤ 4,00
Baik : apabila memperoleh skor : 2,33 < skor ≤ 3,33
Cukup : apabila memperoleh skor : 1,33 < skor ≤ 2,33
Kurang : apabila memperoleh skor : skor ≤ 1,33
22
PEDOMAN OBSERVASI SIKAP JUJUR
Petunjuk :
Lembaran ini diisi oleh guru untuk menilai sikap sosial peserta didik dalam kejujuran. Berilah tanda cek (v) pada kolom skor sesuai sikap jujur yang ditampilkan oleh peserta didik, dengan kriteria sebagai berikut :
4 = selalu, apabila selalu melakukan sesuai pernyataan
3 = sering, apabila sering melakukan sesuai pernyataan dan kadang-kadang tidak melakukan
2 = kadang-kadang, apabila kadang-kadang melakukan dan sering tidak melakukan
1 = tidak pernah, apabila tidak pernah melakukan
Nama Peserta Didik : ………………….
Kelas : ………………….
Tanggal Pengamatan : …………………..
Materi Pokok : …………………..
No Aspek PengamatanSkor
1 2 3 4
1 Tidak nyontek dalam mengerjakan ujian/ulangan/tugas
2 Tidak melakukan plagiat (mengambil/menyalin karya orang lain tanpa menyebutkan sumber) dalam mengerjakan setiap tugas
3 Mengungkapkan perasaan terhadap sesuatu apa adanya
4 Melaporkan data atau informasi apa adanya
5 Mengakui kesalahan atau kekurangan yang dimiliki
Jumlah Skor
Petunjuk Penskoran :
Lihat petunjuk penskoran pada pedoman observasi sikap spiritual
23
PEDOMAN OBSERVASI SIKAP DISIPLIN
Petunjuk :
Lembaran ini diisi oleh guru untuk menilai sikap sosial peserta didik dalam kedisiplinan. Berilah tanda cek (v) pada kolom skor sesuai sikap disiplin yang ditampilkan oleh peserta didik, dengan kriteria sebagai berikut :
Ya = apabila peserta didik menunjukkan perbuatan sesuai aspek pengamatan
Tidak = apabila peserta didik tidak menunjukkan perbuatan sesuai aspek pengamatan.
Nama Peserta Didik : ………………….
Kelas : ………………….
Tanggal Pengamatan : …………………..
Materi Pokok : …………………..
No Sikap yang diamatiMelakuka
nYa Tidak
1 Masuk kelas tepat waktu2 Mengumpulkan tugas tepat waktu3 Memakai seragam sesuai tata tertib4 Mengerjakan tugas yang diberikan5 Tertib dalam mengikuti pembelajaran6 Mengikuti praktikum sesuai dengan langkah yang
ditetapkan7 Membawa buku tulis sesuai mata pelajaran8 Membawa buku teks mata pelajaran
Jumlah
Petunjuk Penskoran :
Jawaban YA diberi skor 1, dan jawaban TIDAK diberi skor 0
Perhitungan skor akhir menggunakan rumus :
Contoh :
Jawaban YA sebanyak 6, maka diperoleh skor 6, dan skor tertinggi 8 maka skor akhir adalah :
24
Peserta didik memperoleh nilai dapat menggunakan seperti dalam pedoman observasi sikap spritual.
PEDOMAN OBSERVASI SIKAP TANGGUNG JAWAB
Petunjuk :
Lembaran ini diisi oleh guru untuk menilai sikap sosial peserta didik dalam tanggung jawab. Berilah tanda cek (v) pada kolom skor sesuai sikap tanggung jawab yang ditampilkan oleh peserta didik, dengan kriteria sebagai berikut :
4 = selalu, apabila selalu melakukan sesuai pernyataan
3 = sering, apabila sering melakukan sesuai pernyataan dan kadang-kadang tidak melakukan
2 = kadang-kadang, apabila kadang-kadang melakukan dan sering tidak melakukan
1 = tidak pernah, apabila tidak pernah melakukan
Nama Peserta Didik : ………………….
Kelas : ………………….
Tanggal Pengamatan : …………………..
Materi Pokok : …………………..
No Aspek PengamatanSkor
1 2 3 4
1 Melaksanakan tugas individu dengan baik
2 Menerima resiko dari tindakan yang dilakukan
3 Tidak menuduh orang lain tanpa bukti yang akurat
4 Mengembalikan barang yang dipinjam
5 Meminta maaf atas kesalahan yang dilakukan
Jumlah Skor
Petunjuk Penskoran
Lihat petunjuk penskoran pada pedoman observasi sikap spiritual
25
PEDOMAN OBSERVASI SIKAP TOLERANSI
Petunjuk :
Lembaran ini diisi oleh guru/teman untuk menilai sikap sosial peserta didik dalam toleransi. Berilah tanda cek (v) pada kolom skor sesuai sikap toleransi yang ditampilkan oleh peserta didik, dengan kriteria sebagai berikut :
4 = selalu, apabila selalu melakukan sesuai pernyataan
3 = sering, apabila sering melakukan sesuai pernyataan dan kadang-kadang tidak melakukan
2 = kadang-kadang, apabila kadang-kadang melakukan dan sering tidak melakukan
1 = tidak pernah, apabila tidak pernah melakukan
Nama Peserta Didik : ………………….
Kelas : ………………….
Tanggal Pengamatan : …………………..
Materi Pokok : …………………..
No Aspek PengamatanSkor
1 2 3 4
1 Menghormati pendapat teman
2 Menghormati teman yang berbeda suku, agama, ras, budaya, dan gender
3 Menerima kesepakatan meskipun berbeda dengan pendapatnya
4 Menerima kekurangan orang lain
5 Mememaafkan kesalahan orang lain
Jumlah Skor
Petunjuk penskoran
Lihat petunjuk penskoran pada pedoman observasi sikap spiritual
26
PEDOMAN OBSERVASI SIKAP GOTONG ROYONG
Petunjuk :
Lembaran ini diisi oleh guru/teman untuk menilai sikap sosial peserta didik dalam gotong royong. Berilah tanda cek (v) pada kolom skor sesuai sikap gotong royong yang ditampilkan oleh peserta didik, dengan kriteria sebagai berikut :
4 = selalu, apabila selalu melakukan sesuai pernyataan
3 = sering, apabila sering melakukan sesuai pernyataan dan kadang-kadang tidak melakukan
2 = kadang-kadang, apabila kadang-kadang melakukan dan sering tidak melakukan
1 = tidak pernah, apabila tidak pernah melakukan
Nama Peserta Didik : ………………….
Kelas : ………………….
Tanggal Pengamatan : …………………..
Materi Pokok : …………………..
No Aspek PengamatanSkor
1 2 3 4
1 Aktif dalam kerja kelompok
2 Suka menolong teman/orang lain
3 Kesediaan melakukan tugas sesuai kesepakatan
4 Rela berkorban untuk orang lain
Jumlah Skor
Petunjuk Penskoran
Lihat petunjuk penskoran pada pedoman observasi sikap spiritual
27
PEDOMAN OBSERVASI SIKAP SANTUN
Petunjuk :
Lembaran ini diisi oleh guru untuk menilai sikap sosial peserta didik dalam kesantunan. Berilah tanda cek (v) pada kolom skor sesuai sikap santun yang ditampilkan oleh peserta didik, dengan kriteria sebagai berikut :
4 = selalu, apabila selalu melakukan sesuai pernyataan
3 = sering, apabila sering melakukan sesuai pernyataan dan kadang-kadang tidak melakukan
2 = kadang-kadang, apabila kadang-kadang melakukan dan sering tidak melakukan
1 = tidak pernah, apabila tidak pernah melakukan
Nama Peserta Didik : ………………….
Kelas : ………………….
Tanggal Pengamatan : …………………..
Materi Pokok : …………………..
No Aspek PengamatanSkor
1 2 3 4
1 Menghormati orang yang lebih tua
2 Mengucapkan terima kasih setelah menerima bantuan orang lain
3 Menggunakan bahasa santun saat menyampaikan pendapat
4 Menggunakan bahasa santun saat mengkritik pendapat teman
5 Bersikap 3S (salam, senyum, sapa) saat bertemu orang lain
Jumlah Skor
Petunjuk Penskoran
Lihat petunjuk penskoran pada pedoman observasi sikap spiritual
28
PEDOMAN OBSERVASI SIKAP PERCAYA DIRI
Petunjuk :
Lembaran ini diisi oleh guru/teman untuk menilai sikap sosial peserta didik dalam percaya diri. Berilah tanda cek (v) pada kolom skor sesuai sikap percaya diri yang ditampilkan oleh peserta didik, dengan kriteria sebagai berikut :
4 = selalu, apabila selalu melakukan sesuai pernyataan
3 = sering, apabila sering melakukan sesuai pernyataan dan kadang-kadang tidak melakukan
2 = kadang-kadang, apabila kadang-kadang melakukan dan sering tidak melakukan
1 = tidak pernah, apabila tidak pernah melakukan
Nama Peserta Didik : ………………….
Kelas : ………………….
Tanggal Pengamatan : …………………..
Materi Pokok : …………………..
No Aspek PengamatanSkor
1 2 3 4
1 Berani presentasi di depan kelas
2 Berani berpendapat, bertanya, atau menjawab pertanyaan
3 Berpendapat atau melakukan kegiatan tanpa ragu-ragu
4 Mampu membuat keputusan dengan cepat
5 Tidak mudah putus asa/pantang menyerah
Jumlah Skor
Petunjuk Penskoran
Lihat petunjuk penskoran pada pedoman observasi sikap spiritual
29
Contoh lain instrumen penilaian adalah :
Lembar Pengamatan Sikap
Kelas : ……………………….
Hari, tanggal : ……………………….
Materi Pokok/Tema : ……………………….
NoNama Peserta Didik
Sikap
Keterangan
Juju
r
Dis
ipli
n
Tan
ggun
g Ja
wab
Tol
eran
si
Got
ong
Roy
ong
San
tun
Per
caya
Idr
is
Keterangan Penskoran :
4 = apabila selalu konsisten menunjukkan sikap sesuai aspek sikap
3 = apabila sering konsisten menunjukkan sikap sesuai aspek sikap dan
kadang-kadang tidak sesuai aspek sikap
2 = apabila kadang-kadang konsisten menunjukkan sikap sesuai aspek sikap dan sering tidak sesuai aspek sikap
1 = apabila tidak pernah konsisten menunjukkan sikap sesuai aspek sikap
30
J. PELAKSANAAN PENILAIAN
Pelaksanaan penilaian kompetensi sikap dilakukan oleh pendidik setiap mata
pelajaran untuk dilaporkan kepada wali kelas yang selanjutnya dapat dijadikan sebagai
laporan penilaian satuan pendidikan. Secara umum, pelaksanaan penilaian sikap sama dengan
penilaian kompetensi pengetahuan dan keterampilan yaitu harus berlangsung dalam suasana
kondusif, tenang dan nyaman dengan menerapkan prinsip valid, objektif, adil, terpadu,
terbuka, menyeluruh, menggunakan acuan kriteria, dan akuntabel.
Tahap Pelaksanaan Penilaian kompetensi sikap adalah sebagai berikut:
a. Pada awal semester, pendidik menginformasikan tentang kompetensi sikap yang akan
dinilai yaitu sikap spiritual, jujur, disiplin, tanggungjawab, toleransi, gotong royong,
santun atau sopan, atau percaya diri.
b. Pendidik mengembangkan instrumen penilaian sesuai dengan mata pelajaran yang
diampunya, Kompetensi Inti, Kompetensi Dasar, dan indikator kompetensi sikap yang
telah ditetapkan sebelumnya dalam RPP. Bentuk instrumen yang dikembangkan
disesuaikan dengan jenis aspek yang akan dinilai dengan demikian pendidik dapat
memilih salah satu dari empat bentuk instrumen yang direkmendasikan oleh
Permendikbud Nomor 66 Tahun 2013 Tentang Standar Penilaian Pendidikan yaitu
observasi, penilaian diri, penilaian antar teman, dan jurnal
c. Pendidik memberi penjelasan tentang kriteria penilaian untuk setiap sikap yang akan
dinilai termasuk bentuk instrumen yang akan digunakannya.
d. Memeriksa dan mengolah hasil penilaian dengan mengacu pada pedoman penskoran dan
kriteria penilaian yang telah ditetapkan sebelumnya.
e. Hasil penilaian diinformasikan kepada masing-masing peserta didik pada setiap akhir
pekan dengan tujuan untuk (a) mengetahui kemajuan hasil pengembangan sikapnya, (b)
mengetahui kompetensi sikap yang belum dan yang sudah dicapai sesuai kriteria yang
ditetapkan, (c) memotivasi peserta didik agar memperbaiki sikap yang masih rendah dan
berusaha mempertahankan sikap yang telah baik, dan (d) menjadi bagian refleksi bagi
pendidik untuk memperbaiki strategi pengembangan sikap peserta didik di masa yang
akan datang.
f. Tindak lanjut hasil penilaian sikap setiap minggu dijadikan dasar untuk melakukan proses
pembinaan dan pengembangan sikap yang disisipkan dalam mata pelajaran yang
31
bersangkutan tanpa harus memperhatikan pencapaian kompetensi dasar terkait dari aspek
kompetensi sikap.
g. Pada akhir semester, setiap skor penilaian harian selama satu semester dibuat grafik
perkembangannya dan nilai akhir ditetapkan dari rata-rata nilai kompetensi sikap. Grafik
perkembangan digunakan sebagai bahan refleksi proses pembelajaran dan pembinaan
sikap. Rata-rata nilai kompetensi sikap diserahkan kepada wali kelas oleh masing-masing
pendidik pengampu mata pelajaran sebagai nilai raport
K. Pengolahan Penilaian
Data penilaian sikap bersumber dari hasil penilaian melalui teknik observasi,
penilaian diri, penilaian antarpeserta didik, dan jurnal. Instrumen yang digunakan untuk
observasi, penilaian diri, dan penilaian antarpeserta didik adalah daftar cek atau skala
penilaian (rating scale) yang disertai rubrik. Sedangkan pada jurnal berupa catatan
pendidik.
Pada akhir semester, guru mata pelajaran dan wali kelas berkewajiban melaporkan
hasil penilaian sikap, baik sikap spiritual dan sikap sosial secara integratif. Laporan
penilaian sikap dalam bentuk nilai kualitatif dan deskripsi dari sikap peserta didik untuk
mata pelajaran yang bersangkutan dan antarmata pelajaran. Nilai kualitatif
menggambarkan posisi relatif peserta didik terhadap kriteria yang ditentukan. Kriteria
penilaian kualitatif dikategorikan menjadi 4 kategori yaitu :
a. sangat baik (SB)
b. baik (B),
c. cukup (C),
d. kurang (K).
Sedangkan deskripsi memuat uraian secara naratif pencapaian kompetensi sikap
sesuai dengan kompetensi inti dan kompetensi dasar setiap mata pelajaran . Deskripsi
sikap pada setiap mata pelajaran menguraikan kelebihan sikap peserta didik, dan sikap
yang masih perlu ditingkatkan. Contoh uraian deskripsi sikap dalam mata pelajaran
antara lain :
Menunjukkan sikap yang baik dalam kejujuran, disiplin, perlu ditingkatkan sikap
percaya diri
Menunjukkan sikap yang baik dalam kejujuran, disiplin, dan percaya diri
32
Sedangkan deskripsi sikap antarmata pelajaran menjadi tanggung jawab wali kelas
melalui analisis nilai sikap setiap mata pelajaran dan proses diskusi secara periodik
dengan guru mata pelajaran. Deskripsi sikap antarmata pelajaran menguraikan kelebihan
sikap peserta didik, dan sikap yang masih perlu ditingkatkan apabila ada secara
keseluruhan, serta rekomendasi untuk peningkatan. Contoh uraian deskripsi sikap
antarmata pelajaran antara lain :
Menunjukkan sikap yang baik dalam kejujuran, disiplin, toleransi, gotong royong,
santun, dan percaya diri. Perlu ditingkatkan sikap tanggung jawab, melalui
pembiasaan penugasan mandiri di rumah.
Menunjukkan sikap yang baik dalam kejujuran, disiplin, tanggung jawab,
toleransi, gotong royong, santun, dan percaya diri
Pelaksanaan penilaian sikap menggunakan berbagai teknik dan bentuk penilaian yang
bervariasi dan berkelanjutan agar menghasilkan penilaian otentik secara utuh. Nilai sikap
diperoleh melalui proses pengolhan nilai sikap. Beberapa hal yang perlu diperhatikan
dalam pengolahan nilai antara lain :
a. Pengolahan nilai sikap dilakukan pada akhir kompetensi dasar dan akhir semester.
b. Pengolahan nilai berdasarkan sikap yang diharapkan sesuai tuntutan kompetensi
dasar.
c. Pengolahan nilai ini bersumber pada nilai yang diperoleh melalui berbagai teknik
penilaian .
d. Menentukan pembobotan yang berbeda untuk setiap teknik penilaian apabila
diperlukan, dengan mengutamakan teknik observasi memiliki bobot lebih besar.
e. Pengolahan nilai akhir semester bersumber pada semua nilai sikap sesuai
kompetensi dasar semester bersangkutan.
Konversi nilai sikap sesuai dengan Permendikbud No. 81 A Tahun 2013 :
PredikatNilai Kompetensi
Pengetahuan Keterampilan Sikap A 4 4
SB A - 3.66 3.66 B + 3.33 3.33
B B 3 3 B - 2.66 2.66 C + 2.33 2.33
C C 2 2 C - 1.66 1.66 D + 1.33 1.33 D
33
D 1 1
Contoh Pengolahan Nilai Sikap
L. Pengolahan Nilai Sikap Mata Pelajaran
1) Nilai Sikap
Suatu penilaian sikap peduli menghasilkan skor 3,6 dengan teknik penilaian
antarpeserta didik, dan skor 2,8 dengan observasi guru. Apabila bobot penilaian
antarpeserta didik adalah 1, sedangkan observasi 2, maka perolehan skor akhir
adalah :
Karena skor akhir adalah 3,07 maka nilainya adalah Baik (B).
2) Deskripsi Sikap:
Deskripsi sikap dirumuskan berdasarkan akumulasi capaian sikap selama
pembelajaran sejumlah kompetensi dasar (KD) pada semester berjalan. Rumusan
deskripsi sikap berdasarkan kecenderungan perolehan capaian nilai. Contoh
sebagai berikut :
Menunjukkan sikap jujur, iman dan taqwa, dan tanggung yang sangat baik
, perlu ditingkatkan sikap disiplin.
Sikap sudah sangat baik, namun sikap disiplin masih perlu ditingkatkan.
Contoh pengolahan nilai :
Sikap
Mata Pelajaran
Rata-Rata
Nilai Akhir
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
Jujur 3.2 2.4 3.7 3.5 3 2.78 2.5 2.33 3.4 3.1 2.9 Baik
Disiplin 3.4 3.2 3.1 3.5 3.4 3.4 3.0 3.5 2.9 3.0 3.24 Baik
Kerjasama 1.7 2.9 2.3 2.4 3.5 1.4 3.5 1.5 3.6 2.1 2.5 Baik
M.Pengolahan Nilai Sikap Antarmata pelajaran
34
1) Penilaian dilakukan oleh seluruh guru mata pelajaran dan dikoordinasi oleh wali
kelas.
2) Proses penilaian dilakukan melalaui analisis sikap setiap mata pelajaran dan
disampaikan dalam diskusi antar guru.
3) Diskusi bisa dilakukan secara periodik, berkesinambungan, melalui konfrensi,
maupun melalui rapat penilaian untuk kenaikan kelas
4) Deskripsi sikap antarmata pelajaran bersumber pada nilai kualitatif dan deskripsi
setiap mata pelajaran. Guru mata pelajaran menyerahkan skor akhir, nilai
kualitatif, dan deskripsi sikap pada wali kelas.
5) Contoh pengolahan nilai sikap antarmata pelajaran :
Peserta didik memperoleh nilai sebagai berikut :
No
Nam
a S
isw
a Mata Pelajaran Rata-rata
Skor
Antarmata
pelajaran
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
1 ,,,,,,, 3.66 3.33 3 3.33 2.66 3.33 3 3.33 3 2.66 3.13
Deskripsi nilai sikap :
Menunjukkan sikap yang baik dalam kejujuran, disiplin, tanggung jawab,
toleransi, gotong royong, santun, dan percaya diri
N. Manajemen Hasil Penilaian Sikap
a. Pelaporan penilaian sikap oleh guru dilakukan secara berkala kepada peserta didik,
orang tua, dan satuan pendidikan.
b. Pelaporan kepada peserta didik dilakukan selekas mungkin setelah proses penilaian
selesai. Seperti hasil observasi, penilaian diri, penilaian antarpeserta didik, dan jurnal.
Pelaporan kepada orang tua peserta didik dapat dilakukan melalui peserta didik, dan
orang tua menandatangani hasil penilaian tersebut.
c. Pelaporan kepada orang tua peserta didik dapat dilakukan secara berkala setiap
tengah semester dan akhir semester. Bentuk laporan ini berupa laporan hasil
penilaian tengah semester dan buku rapor.
d. Sesuai prinsip akuntabilitas maka pendidik wajib melakukan dokumentasi proses
35
penilaian secara sistematis, teliti, dan rapi. Dokumentasi proses penilaian dapat
berupa :
1) Portofolio yang merupakan kumpulan hasil penilaian peserta didik
2) Soft file data penilaian memanfaatkan TIK.
3) Buku nilai secara terintegrasi antara kompetensi sikap, pengetahuan, dan
keterampilan
e. Hasil penilaian oleh pendidik dianalisis lebih lanjut untuk mengetahui
kemajuan dan kesulitan belajar, dikembalikan kepada peserta didik disertai balikan
(feedback) berupa komentar yang mendidik (penguatan) yang dilaporkan kepada
pihak terkait dan dimanfaatkan untuk perbaikan pembelajaran.
f. Program remedial dan pengayaan dilaksanakan sebagai tindak lanjut analisis hasil
penilaian . Namun bentuk dan layanan kedua program ini berbeda dengan pencapaian
kompetensi pengetahuan dan keterampilan. Bentuk layanan remedial dapat dilakukan
melalui kegiatan bimbingan konseling, pembiasaan terprogram, maupun cara yang
lain. Kegiatan layanan ini dapat melibatkan guru bimbingan konseling, wali kelas,
atau guru lain yang sesuai. Sedangkan program pengayaan dapat dilakukan dengan
bentuk tuturial sebaya seperti keteladanan, kerja kelompok, dan kelompok diskusi.
O. LEMBAR PENILAIAN MENGGUNKAN EXEL
36
Nama Sekolah :Mata Pelajaran :Kelas/ Semester :Topik :Sub Topik :Pertemuan Ke :
Penyiapan sumber dan
Bahan
Penyusunan Desain
Proses penyelesaian
Soal
Hasil Akhir Penyelesaian
Soal
Kerapian dan Kelengkapan
Ketetapan Waktu
1 Amir 2 2 2 2 2 2 2 C2 Emir 1 2 3 4 4 4 3 B3 Muis 4 4 4 4 4 4 4 SB4 Munir 3 2 4 3 3 4 3.166667 B5 Endah 3 3 3 2 2 4 2.833333 C6 Rina 2 4 4 4 4 3 3.5 B7 Setia 4 4 4 4 4 4 4 SB
INSTRUMEN PENILAIAN PENGAMATAN SIKAPDALAM PROSES PEMBELAJARAN
(KERJA INDIVIDU)
Persiapan Pelaksanaan Pelaporan Nama Siswa No.
Kegiatan
Jumlah Nilai Akhir
Tahapan Deskripsi Kegiatan Kriteria Skor
Persiapan
Penyiapan sumber dan
bahan
Menuliskan 3 sumber belajar atau lebih 4Menuliskan 2 sumber belajar 3Menuliskan 1 sumber belajar 2Tidak menuliskan sumber belajar 1
Penyusunan Desain
Semua soal ditulis kriteria kesukarannya 4Sebagian besar soal ditulis kriteria kesukarannya 3Sebagian kecil soal ditulis kriteria kesukarannya 2Semua soal tidak ditulis kriteria kesukarannya 1
Pelaksanaan
Proses Penyelesaian Soal
Semua soal diselesaikan dengan proses yang benar 4Sebagian besar soal diselesaikan dengan proses yang benar
3
Sebagian kecil soal diselesaikan dengan proses yang benar
2
Semua soal tidak dikerjakan dengan proses yang benar 1
Hasil Akhir Penyelesaian Soal
Semua soal diselesaikan dengan hasil yang benar 4Sebagian besar soal diselesaikan dengan hasil yang benar
3
Sebagian kecil diselesaikan dengan hasil yang benar 2Semua soal tidak dikerjakan dengan hasil yang benar 1
Pelaporan Kerapian dan Kelengkapan
Semua soal dan penyelesaian ditulis dengan rapi 4
Sebagian besar soal dan penyelesaian ditulis dengan 3
37
rapiSebagian kecil soal dan penyelesaian ditulis dengan rapi
2
Semua soal dan penyelesaian tidak ditulis dengan rapi 1
Ketepatan Waktu
Tugas dikumpulkan tepat waktu 4Tugas dikumpulkan tidak tepat waktu dengan memberikan alasan yang rasional/ logis
3
Tugas dikumpulkan tidak tepat waktu dengan memberikan alasan yang tidak rasional/ tidak logis
2
Tidak mengumpulkan tugas 1
38
Nama Sekolah :Mata Pelajaran :Kelas/ Semester : Skor Kualifikasi 4 Selalu tampakTopik : 1,00 - 1,99 Kurang (K) 3 Sering tampak Sub Topik : 2,00 - 2,99 Cukup (C) 2 Mulai tampak Pertemuan Ke : 3,00 - 3,99 Baik (B) 1 Belum tampak
4 Sangat Baik (SB)
Interaksi Kerjasama Kesungguhan Menghargai dalam kelompok
Menghargai Kelompok Lain
1 LALA 4 3 3 3 3 3.2 B2 LULU 2 4 4 3 1 2.8 C
Keterangan Nilai
DAFTAR NILAI SISWA ASPEK SIKAP DALAM PEMBELAJARAN TEKNIK NON TES BENTUK PENGAMATAN
Skor Aktivitas Siswa
Nama Siswa No. Jumlah Nilai Akhir
Kualifikasi Nilai Akhir :
Mata Pelajaran :Kelas/ Semester : Topik :Sub Topik :Pertemuan Ke :
Petunjuk Pengisian : Berikan angka 1 - 4 pada kolom yang sesuai dengan perilaku siswa dalam kerja kelomok selama proses pembelajaran berlangsung
Interaksi siswa dalam konteks pembelajaran kelompok
Kesungguhan dalam mengerjakan tugas kelompok
Kerja sama antarsiswa dalam belajar kelompok
Menghargai Pendapat teman dalam satu kelompok
Menghargai pendapat teman dalam kelompok lain
1 RIRI 1 2 3 4 4 2.80 C2 RORO 4 4 4 4 4 4.00 SB3 RURU 3 1 1 1 1 1.40 K4 RERE 2 2 2 2 2 2.00 C5 RARA 3 3 3 3 3 3.00 B6 RERI 3 2 3 2 3 2.60 C7 RURO 3 4 3 4 3 3.40 B8 RARO 4 4 3 3 3 3.40 B
Kualifikasi Nilai Akhir : Keterangan Nilai Skor Kualifikasi 4 Selalu tampak
1,00 - 1,99 Kurang (K) 3 Sering tampak 2,00 - 2,99 Cukup (C) 2 Mulai tampak 3,00 - 3,99 Baik (B) 1 Belum tampak
4 Sangat Baik (SB)
INSTRUMEN PENILAIAN PENGAMATAN SIKAPDALAM PROSES PEMBELAJARAN
(KERJA KELOMPOK)
Kualifikasi No. Nama Siswa
Aspek yang diobservasi
Nilai Akhir
Kelompok
39
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Sikap adalah kecenderungan bertindak, berpresepsi, berpikir. dan merasa dalam
menghadapi obyek, ide, situasi. atau nilai. Sikap bukan perilaku tetapi merupakan
kecenderungan berperilaku dengan cara tertentu terhadap obyek sikap. Obyek sikap dapat
berupa benda, orang, tempat, gagasan, situasi, atau kelompok. Disamping hal itu, sikap
mempunyai daya pendorong, sikap relatif lebih menetap, sikap mengandung aspek
evaluative,dan sikap timbul melalui pengalaman, tidak dibawa sejak lahir, sehingga sikap
dapat diperteguh atau diubah melalui proses belajar.
Penilaian Sikap mengandung tiga komponen: kognitif (konseptual), afektif
(emosional), konatif (perilaku atau action component).
Penilaian sikap sangat beguna sebagai penyuplai umpan balik (feedback) baik bagi
guru maupun siswa sebagai dasar untuk memperbaiki proses belajar mengajar dan
mengadakan program perbaikan bagi anak didiknya. Disamping itu, penilaian sikap juga
berguna untuk mengetahui tingkat perubahan tingkah laku anak didik yang dicapai antara lain
diperlukan sebagai bahan bagi perbaikan tingkah laku anak didik, pemberian laporan kepada
orang tua dan penentuan lulus tidaknya anak didik. Untuk menempatkan anak didik dalam
situasi belajar mengajar yang tepat, sesuai dengan tingkat pencapaian dan kemampuan serta
karakteristik anak didik.
B. Saran
Penilaian sikap terhadap siswa yang dilakukan oleh guru. Hendaklah juga menjadi
prioritas guru. Mengingat penilaian sikap ini juga memiliki porsi yang penting terutama
dalam kurikulum 2013 yang menenkankan pada pendidikan karakter. Karena keberhasilan
pendidika yang dilakukan oleh pendidik salah satunya dilihat dari adanya perubahan sikap
dari tidak tahu menjadi tahu, dari buruk menjadi baik, jadi pemalas menjadi rajin.
40
DAFTAR PUSTAKA
Arikanto, Suharsimi. 2012. Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan. Jakarta : Bumi Aksara
Budiwanto, Setyo & Muarifin. 2006. Evaluasi dalam Pembelajaran. Malang.
Elmupanemu. 2012. Evaluasi Skala Sikap. Dalam(
http://elmupanemu.wordpress.com/evaluasi/skala-sikap/) diakses pada tanggal 23
Agustus 2014 pukul 13.53 WIB.
Mahmud, Rifah. 2013. Evaluasi dan Penilaian Sikap. Dalam (
http://rifahmahmud.staff.stainsalatiga.ac.id/2013/01/29/evaluasi-dan-penilaian-3-
penilaian-sikap/) dikses pada tanggal 23 Agustus 2014 pukul 13.34 WIB.
Sanjaya,Wina. 2009. Kurikulum dan Pembelajaran. Jakarta : Kencana Prenada Media Group.
Sudijono, Anas. 2007. Pengantar Evaluasi Pendidikan. Jakarta : Raja Grafindo.
Anonim. 2013. Cara Penilaian Sikap Attitude Siswa. dalam ( http://www.m-
edukasi.web.id/2013/08/cara-penilaian-sikap-attitude-siswa.html) diakses pada tanggal
23 Agustus 2014 pukul 14.07 WIB.
41