Makalah Pengmin Sel Flotasi
-
Upload
rifkywijaya -
Category
Documents
-
view
37 -
download
1
description
Transcript of Makalah Pengmin Sel Flotasi
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah
Mineral adalah padatan senyawa kimia homogen, non-organik, yang
memiliki bentuk teratur (sistem kristal) dan terbentuk secara alami. Mineral
terbagi menjadi 2 yaitu mineral berharga dan mineral tak berharga. Untuk
mendapatkan mineral berharga tentu dibutuhkan banyak proses atau tahapan
untuk memperolehnya. Tahapan tersebut yaitu kominusi, sizing, dan
konsentrasi. Konsentrasi terdiri dari gravity separation, electrostatic
separation, magnetic separation, dan sel flotasi. Salah satu cara memisahkan
mineral dari pengotornya yaitu dengan memanfaatkan perbedaan sifat
permukaan yang dimiliki oleh mineral yang dikenal dengan sel flotasi yang
akan dijelaskan secara terperinci dalam makalah ini.
1.2 Perumusan Masalah
Berdasarkan uraian pada latar belakang masalah tersebut di atas, maka
secara spesifik masalahnya dapat dirumuskan sebagai berikut:
1. Apa pengertian dari sel flotasi ?
2. Apa sajakah macam-macam mineral berdasarkan sifat permukaannya?
3. Bagaimana mekanisme, jenis , syarat dan faktor yang mempengaruhi
pemisahan mineral dengan sel flotasi?
4. Rumus apa saja yang ada pada pemisahan mineral dengan sel flotasi?
1.3 Tujuan Penulisan
1. Untuk mengetahui pengertian dari sel flotasi.
2. Untuk mengetahui macam-macam mineral beradsarkan sifat
permukaannya.
3. Untuk mengetahui mekanisme, jenis, syarat dan faktor yang
mempengaruhi pemisahan mineral dengan sel flotasi .
4. Untuk mengetahui rumus-rumus yang ada pada pemisahan mineral
dengan sel flotasi.
5. Untuk memenuhi tugas mata kuliah Pengolahan Mineral
1
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Sel Flotasi
Sel flotasi adalah metode pemisahan mineral berharga dari pengotornya atau
yang biasa disebut operasi konsentrasi yang memanfaatkan perbedaan sifat
permukaan yang meliputi sifat fisik dan sifat kimia yang bearasal dari batasan
antara fase padat dari mineral, dan fase cair dari air serta fase gas dalam udara
yang dimiliki oleh mineral yang akan dipisahkan, dimana pemisahan dilakukan
dengan cara pengapungan. Pengapungan dalam hal ini didefinisikan dengan
mengapungkan mineral yang akan dipisahkan dengan gelembung udara ke
permukaan air. Pada pemisahan mineral berharga dari pengotornya dengan sel
flotasi melibatkan tiga fase yaitu fase cair dimana fase ini bertindak sebagai media
pemisah, fase padat dimana fase ini merupakan partikel tang akan dipisahkan, dan
fase gas atau yang biasa disebut gelembung udara.
Gambar 2.1 Alat Sel Flotasi
2.2 Macam-Macam Mineral Berdasarkan Sifat Permukaan
Flotability atau yang biasa disebut daya apung adalah kemampuan atau
kekutan yang dimiliki oleh mineral untuk mengapung dimana kemampuan
tersebut dipengaruhi oleh suka atau tidaknya mineral untuk melekat atau
menempel pada gelembung udara yang besar yang kemudian mengapung pada
permukaan cairan pulp. Flotability suatu partikel bergantung pada sifat permukaan
mineral itu sendiri. Oleh karena itu mineral dapat dibedakan menurut sifat
permukaannya yaitu sebagai berikut
2
1. Mineral Hydrophobik
Yang dimaksud dengan mineral hydrophobic adalah mineral yang memiliki
lapisan polar atau biasa disebut polar, dimana lapisan polar tersebut dapat
memudahkan mineral untuk basah terhadap air atau suka air diaman mineral akan
basah saat berada didalam air akan tetapi mineral hydrophobik sulit untuk melekat
pada gelembung udara.
2. Mineral Hydrophylic
Yang dimaksud dengan mineral hydrophilic adalah mineral yang tidak
memiliki lapisan polar atau biasa disebut non polar, dimana mineral yang tidak
memiliki lapisan polar atau non polar sulit untuk basah terhadap air atau tidak
suka air yang mana mineral tidak akan basah atau sukar jika mineral berada
dalam air, akan tetapi mineral hydrophylic mudah melekat terhadap gelembung
udara.
Pada pemisahan mineral berharga dari pengotornya dengan sel flotasi
bergantung pada sifat adeshi tertentu yang dimiliki oleh mineral sehingga
mengashilkan macam –macam mineral berdasarkan sifat permukaanny seperti
yang sudah dijelaskan sbelumnya. Untuk mempermudah proses flotasi dapat
dilakukan dengan mengubah sifat-sifat permukan partikel mineral namun
pengubahan sifat tersebut mineral perlu ditambahkan zat-zat kimia berupa
reagent. Reagent-reagent yang digunakan dalam proses flotasi adalag sebagai
berikut:
a) Collector
Yang dimaksud dengan collector adalah bahan kimia organik yang
digunakan untuk membuat mineral menjadi suka udara, dimana hal tersebut
terjdi karena permukaan polar dari partikel mineral dilapisi oleh reagent yang
menyebabkan terjadinya reaksi kimia pada bagian luar mineral dimana hal
tersebut dapat membentuk lapisan non polar yang mudah untuk menarik udara,
sehingga mineral akan mudah menempel pada gelembung udara. Contohnya
adalah Xanthate, dan Dithiophosphate yang merupakan collector untuk mineral
sulfida, sedangkan untuk mineral non sulfida contoh collectornya adalah Fatty
acid jenuh dan tidak jenuh.
3
b) Modifier
Yang dimaksud dengan modifier adalah bahan yang digunakan untuk
menegmbalikkan sifat permukaan pada bentuk awal atau sifat aslinya dengan
tujuan untuk meningkatkan kemampuan menyeleksi (selectivity). Modifier dibagi
menjadi tiga kelompok yaitu regulating dan dipersing agent, aktivator, dan
depreseant. Yang dimaksud dengan regulating (regulator) adalah bahan yang
berfungsi sebagi pengendali Ph, dan menghilangkan dari gangguan slime, koloid,
dan garam laut contohnya dalah Na2CO3. Sedangkan dispersing agent berfungsi
untuk melepaskan slime yang ada pada permukaan mineral, contohnya adalah
Ni2SiO3. Yang dimaksud dengan aktivator adalah bahan yang berfungsi untuk
meningkatkan aktivitas permukaan mineral sehinnga mineral dapat berinteraksi
dengan collector dimana hal tersebut membuat adsobsi colector yamg bekerja
pada permukaan mineral lebih baik lagi, contohnya adalah Cu++ yang digunakan
untuk mengapungkan sfalerit. Yang dimaksud dengan depresant adalah bahan
yang mampu mencegah pengapungan mineral tertentu namun tanpa menghalangi
pengapungan mineral lainnya, contoh dari depresant adalah CN- (pyrit, sfalerit),
dan Zn++(sfalerit).
c) Frother
Yang dimaksud dengan frother adalah bahan kimia yang digunakan untuk
menstabilkan gelembung yang terbentuk sehingga gelembung udara yang
terbentuk tidak mudah pecah, dimana gelembung udara merupakan tempat
melekatnya partikel. Frother memiliki karakteristik tertentu antara lain aktivasi
yang dimilikinya lemah, frother merupakan suatu subtansi organik, tmemiliki
kelarutan yang tidak terlau kecil dan terlalu besar,dan lainnya. DOWFROTH
Flotation Frother Series, MIBC, dan Polyalkoxyparaffins.merupakan contoh dari
reagent frother.
2.3 Mekanisme Kerja Sel Falotasi
Pada proses pemisahan mineral berharga dari pengotornya dengan sel
flotasi dilakukan dengan menggunakan prinsip sebagai berikut, yaitu terjadinya
penempelan partikel pada gelembung udara, gelembung mineral harus sabil hal
terbur dapat dilakukan dengan menambahkan frother dan adanya sifat
4
mengambang dan mengapung. Pemisahan mineral hydrophobic dan mineral
hydrophlilic dengan sel flotasi dikalukan dengan cara mineral yang ada dalam sel
flotasi kemudian diberi udara, dimana udara yang masuk pada sel flotasi akan
membentuk gelembung udara dimana hal tersebut terjadi karena adanya putaran
imeler sehingga mineral hydrphopobic akan mengapung ke permukaan air
sedangkan mineral hydrophilic akan tetap berada dalam fase air.
Gambar 2.2 Ilustrasi Pemisahan Mineral Secara Flotasi
Adapun langka-langkah untuk melakukan pemisahan mineral dengan cara
flotasi adalah sebagai berikut:
1. Liberasi, analisis pendahuluan
Dilakukannya liberasi pada mineral bertujuan untuk menghasilkan ukuran
butir yang seragam atau sama dimana haltersebut dapat meningkatkan peluang
keberhasilan dalam pemisahan akan semakin besar. Liberasi dilakukan dengan
cara grinding atau crushing yang kemudian dilanjutkan dengan pengayakan.
Derjata liberasi dan kadar dari mineral yang kan dipisahkan dapat dilihat dengan
menggunakan mikroskop dimana hal tersebut merupakan bagian dari analisis
pendahuluan.supaya slime tidak akan mengganggu proses flotasi maka diperlukan
tahapan desliming pada tahapan analisis pendahuluan.
2. Conditioning
Yang dimaksud dengan conditioning adalah pembuatan pulp dimana pulp
dapat langsung digunakan pada prose flotasi sebagai temapat masuk udara ke sel
flotasi. Conditioning harus diseduaikan dengan dengan liberasi, jika liberasi
dalam proses basah maka conditioning pun harus dilakukan dalam proses basah.
Dalam tahap pengkondisian semua reagent (yang sudah dijelaskan pada sub bab
5
sebelumya) diberikan, adapun urutan pemberian reagen adalah sebagai berikut,
pertama modifier, kedua collector, dan yang terkhir adalah frother.
3. Prose Flotasi
Dimulainya proses flotasi yaitu ditandai dengan masuknya gelembung
udara pada tabung, dimana proses flotasi sebelumnya sudah dijelaskan pada
mekanisme pemisahan dengan sel flotasi.
2.4 Jenis-jenis Flotasi
Berdasarkan atas pemasukan udaranya sel flotasi dibagi menjadi beberapa
jenis. Adapun jenis-jenisnya adalah sebagai berikut:
1. Cascade cell
Yang dimaksud dengan jeni cascade sel yaitu jenis sel yang didasarkan
atas pemasukan udara yang disebabkan oleh jatuhnya mineral.
2. Sub aeration cell
Yang dimaksud dengan jenis sub aeration sel yaitu sel yang didasarkan
atas pemasukan udara karena adanya hisapan dari putan pengaduk. Sub aeration
meupakan jenis sel yang paling banyak digunakan karena alat tersebut praktis.
3. Vacum and pressure cell
Yang dimaksud dengan jenis sel vacum and pressure yaitu jenis sel yang
didasarkan atas pemasukan udara karena adanya pompa penghisap yang kemudia
udara dimasukkan kedalam tangki yang dibuat seperti vakum ole pompa injeksi.
4. Agitation cell
Yang dimaksud dengan jenis sel agitation adalah jenis sel yang yang sudah
jarang digunakan, hal tersebut terjadi karena adanya pengembangan dari jenis sel
lain yaitu sel sub aeration. Prinsip sel ini hampir sama dengan sub aeration cell
yaitu udara masuk ke dalam sel flotasi yang disebakan putaran pengaduk.
5. Pneumatic cell
Yang dimaksud dengan jeni sel pneumatic adaalah jenis sel yang
pemasukan udaranya dilakukan secara langsung dihembuskan ke dalam sel flotasi,
oleh karena itu jenis sel ini jarang digunakan.
6
2.5 Syarat-Syarat Flotasi
Pada pemisahan mineral berharga dari pengotornya dengan sel flotasi harus
memnuhi syarat baik alat maupun mineral yang akan dipisahkan. Adapun syarat
untuk mineral yang kan dipisahkan pada proses pemisahan mineral berharga
dengan sel flotasi adalah sebagai berikut:
1. Umpan atau mineral yang akan dipisahkan harus halus, ukurannya yaitu
berkisar dari 48 sampai 50 mesh (48-50#)
2. Mineral yang akan dipisahkan harus memiliki derajat liberasi yang tinggi,
oleh karena itu pada tahapan awal mineral dileberasi dan dianalisis pendahuluan
terlebih dahulu.
3. pH kritis. Mengapa mineral yang kan dipisahkan harus memiliki pH yang
kritis, karena ph kritis merupakan pH larutan yang dapat mempengaruhi
konsentrasi reagen kolektor yang digunakan dalam pengapungan mineral pada
saat proses flotasi.
4. Pada pemisahan mineral berharga dari pengotornya dengan sel flotasi
umpan atau bijih yang akan dipisahkan harus dalam bentuk pulp atau biasa
disebut lumpur.
Penjelasan barusan adalah syarat untuk mineral yang akan di pisahkan dari
pengotornya dengan sel flotasi, sedangkan syarat untuk alat yang digunakan
sebagai media pemisahan secara flotasi adalah sebagai berikut:
1 Alat yang digunakan atau cell harus memiliki permukaan bebas sebagai
tempat mineral yang sudah melekat pada gelembunng (gelembung yang sudah
mengandung mineral) dimana dengan adanya permukaan bebas agitasi tidak dapat
dipengaruhi.
2 Mempunyai tempat pengeluran midling dan resirkulasi, tempat
pengeluaran midling harus dimiliki cell supaya mineral berharga (konsenrat)
tidak masuk ke temapat tailing begitu pun sebaliknya.
3 Cell dapat mengasilkan atau adanya aliran udara yang masuk dala sel
flotasi sehingga dapat terbentuknya gelembung udara.
4 Pada cell pulp tidak boleh mengandap pulp juga harus dilengkapi dengan
alat agitasi.
7
5 Cell harus memiliki pengatur pulp yang tinggi.
6 Cell harus memiliki tempat pengeluaran froth
7 Cell harus memiki daerah yang tenag, dimana daerah tersebut dibutuhkan
supaya partikel yang menempel pada gelembung udara mudah untk naik ke atas
permukaan.
2.6 Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Pemisahan Mineral Dengan Sel
Flotasi
Berhasil / tidaknya atau bagaimana prosuk yang dihasilakn pada proses
pemisahan mineral berharga dari pengotornya dengan sel flotasi dipengaruhi
beberapa faktor selain berapa jumlah dan jenis reagent yang ditambahkan .
Faktor-faktor tersebut adalah sebagai berikut:
1. Ukuran partikel
Mengapa ukuran partikel sangat berpengaruh terhadap proses pemisahan,
karena apabila partikel yang digunkan halus otomatis partikel tersebut mempunyai
luas sepsifik yang lebih besar dibandingkan dengan partikel kasar, hal tersebut
menyebabkan partikel kasar lebih banyak mengadopsi reagent. Selain itu partikle
yang halus lebih mudah untuk beinteraksi dengan mineralk lain, dimana hal
tersebut memungkinkan terjadinya ikatan antara mineral pengotor dengan mineral
berharga, sehingga produk yang dihasilkan (konsentrat) bernilai rendah karena
butiran halus akan ikut terbawa ke konsentrat karena terbentuknya ikatan tadi.
2. Persen padatan
Pada pemisaha mineral berharga dari pengotornya dengan sel flotasi peren
padatan bergantung pada bijih yang akan dipisahkan yang artinya apabila bijih
atau partikel yang ingin dipisahkan kasar berarti persenpadatan punharus besar
pula begitupun sebaliknya.
3. Ukuran gelembung udara
Kecil atau besarnya gelembung udara yang dihalikan dari purtaran impelle
pada cell akan berpengaruh pada luas total permukaan bijih yang artinya apabila
gelembung udara yang terbentuk kecil maka kemungkinan terjadinya tumbukan
antar partikel dan partikel menempel pada gelembung udara semakin kecil begitu
8
juga sebaliknya. Besar kecilnya gelembung udara yang terbentuk dapat diatur
dengan mengatur kecepatan impeller.
4. Surfaktan
Fungsi dari surfaktan adalah sebagai kolektor, dimana kolektor berfungsi
merubah sifat mineral yang awalnya dari hidrophlic menjadi hydrophobic.
5. Laju udara
Pada proses pemisahan mineral berharga dari pengotornya dengan sel flotasi laju
udara berfungsi untuk mengikat partikel hydrophlic. Pada proses flotasi agar
perolehan dan kadar konsentrat dapat dikontorl dengan laju udara.
6. Ketebalan lapisan buih
Proses pemisahan partikel hydrophlic yang tejebak di gelembung udara
karena air pembilas berlangsung pada lapisan buih, jadi apabila lapisan buih
terlalu dalam atau dangkal akan menyebabkan partikel yang thydrophlic yang
terjebak akan terbawa ke tempat konsentrat karena tidak jatuh ke daerah pulp.
7. Laju pengumpanan
Tinggi rendahnya laju pengumpanan pada proses flotasi berpengaruh pada
kapasitas dan waktu tinggal; partikel dalam cell. semakin tinggi laju pengumpanan
maka kapasitas lat pun semakin tinggi dengan demikian produk yang dihasilkan
rendah . Hal tersebut terjadi karena waktu tinggal partikel dalam cell sangat cepat
akibatnya partikel tidak sempat untuk menempel pada gelembung udara yang
terbentuk karena adanya putaran impeller karenanya banyak pertikel hydrophobic
terbuang menjadi tailing karena tidak sempat menempel pada gelembung udara,
namun kadar konsentart yang dihasilkan kemungkina bernilai tinggi.
2.7 Rumus-Rumus Pada Pemisahan Mineral Flotasi
1. Kesetimbangan tegangan antarmuka
Kesetimbangan tegangan antarmuka terjadi karena adanya peristiwa dimana
mineral melekat pada gelembung udara karena mineral memiliki flotability atau
kemampuan mengapung, dan peristiwa itu dinamakan kesetimbangan tegangan
antarmuka pada titik kontak tiga fasa. Berikut ini adalah gambar ilustrasi dari
tegangan permukaan pada titik kontak tiga fasa.
Air Tag
gelembung
9
Tsa
Gambar 2.3 Ilusstrasi Ketetimbangan Tengangan Antarmuka
Berdasarkan ilustrasi tersebut dapat didapatkan persamaan sebagai
berikut:
Tsg = Tsa + T cos θ, sehingga cos θ
Tsg−TsaTag = cos θ
Keterangan:
Tag = tegangan antarmuka air-gelembung
Tsg = tegangan antarmuka mineral-gelembung
Tsa = tegangan antarmuka mineral-air
θ = sudut antara permukaan gelembung dengan mineral disebut sudut kontak
2. Energi antarmuka
Energi antarmuka dapat ditentukan dengan menggunakan energi bebas dari
dua keadaan, karena energi antarmuka terbentuk oleh mineral , gelembung udara,
dan air. Terdapat ketentuan-ketentuan dari energi bebas yaitu:
1. W1 yang meupakan keadaan dimana energi bebas sebelum solid dan
gelembung menyatu.
2. W2 yang merupakan keadaan dimana energi bebas setelah solid dan
gelembung menyatu.
3. W2<W1 yang artinya padatan dan gelembung akan menempel hal
tersebut terjadi karena adanya penurunan energi.
Saat setelah terjadinya pelekatan energi antarmukanya adalah sebagai
berikut:
W1 = Aag Tag + Asa Tsa
W2 = (Aag – Asg ) Tag + Asg Tsg + (Asa – Asg ) Tsa
ΔW > 0, atau ΔW = W1 – W2= Tag + Tsa- Tsg
ΔW = T (1 – cos θ)
Mineral
10