Makalah Penelitian Tanaman Cabai

13
Makalah Penelitian Tanaman Cabai BAB I PENDAHULUAN A. Latar Balakang Masalah Sampai hari ini, cabai masih termasuk komoditas primadona hortikultura. Bahkan pada waktu – waktu tertentu, permintaannya sangat tinggi karena pasokan yang terbatas. Jadi, tak heran kalau kenaikan harga cabai sering menjadi rumor hangat di kalangan masyarakat. Pasalnya, si pedas ini sudah menjadi bagian yang tak terpisahkan dari hidangan masakan nusantara. Budi daya memang tergolong berisiko tinggi. Namun, risiko tersebut dibayar seimbang dengan keuntungan yang dijanjikan.karena itu, strategi dan pengetahuan teknis dan lapangan menjadi hal yang penting untuk dikuasai guna mencapai hasil yang maksimal dengan menekan risiko – risiko tersebut. Sebut saja musim hujan dan pemasaran hasil. Banyak petani enggan bertanam cabai pada musim hujan karena tingkat serangan penyakit tinggi, sehingga sangat berisiko terhadap tingkat produktivitas hasil. Sementara itu, pemasaran hasil yang tidak cermat, termasuk jalur penjualan, biasanya manjdai kendala di lapangan yang bermuara pada penurunan kualitas cabai akibatnya terlalu lama dalam pengankutan atau penyimpanan. Untuk itu penulis ingin mengamati pengendalian atau pencegahan dari penyakit yang menyerang tanaman cabai pada musim penghujan.

description

Makalah Penelitian Tanaman Cabai

Transcript of Makalah Penelitian Tanaman Cabai

Page 1: Makalah Penelitian Tanaman Cabai

Makalah Penelitian Tanaman Cabai

BAB IPENDAHULUAN

A.   Latar Balakang Masalah

Sampai hari ini, cabai masih termasuk komoditas primadona hortikultura. Bahkan

pada waktu – waktu tertentu, permintaannya sangat tinggi karena pasokan yang

terbatas. Jadi, tak heran kalau kenaikan harga cabai sering menjadi rumor hangat di

kalangan masyarakat. Pasalnya, si pedas ini sudah menjadi bagian yang tak

terpisahkan dari hidangan masakan nusantara.

Budi daya memang tergolong berisiko tinggi. Namun, risiko tersebut dibayar

seimbang dengan keuntungan yang dijanjikan.karena itu, strategi dan pengetahuan

teknis dan lapangan menjadi hal yang penting untuk dikuasai guna mencapai hasil yang

maksimal dengan menekan risiko – risiko tersebut. Sebut saja musim hujan dan

pemasaran hasil. Banyak petani enggan bertanam cabai pada musim hujan karena

tingkat serangan penyakit tinggi, sehingga sangat berisiko terhadap tingkat

produktivitas hasil. Sementara itu, pemasaran hasil yang tidak cermat, termasuk jalur

penjualan, biasanya manjdai kendala di lapangan yang bermuara pada penurunan

kualitas cabai akibatnya terlalu lama dalam pengankutan atau penyimpanan. Untuk itu

penulis ingin mengamati pengendalian atau pencegahan dari penyakit yang menyerang

tanaman cabai pada musim penghujan.

B.   Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah diatas dapat dirumuskan permasalahan

sebagai berikut.

1.    Apa saja penyakit yang menyerang tanaman cabai ?

2.    Bagaimana cara penanggulangan dari penyakit yang menyerang tanaman cabai ?

C.   Tujuan Penelitian

Page 2: Makalah Penelitian Tanaman Cabai

Sesuai dengan permasalahan di atas tujuan yang di capai dalam penelitian ini

adalah

1.    Menyebutkan penyakit – penyakit yang menyerang tanaman cabai.

2.    Menjelaskan bagaimana cara penanggulangan dari penyakit yang menyerang tanaman

cabai.

D.   Manfaat Penelitian

Penelitian ini memiliki manfaat sebagai berikut

1.    Bagi petani, penelitian ini dapat dijadikan panduan untuk menaggulangi penyakti yang

menyerang tanaman cabai.

2.    Bagi penyuluh atau dinas pertanian, penelitian ini dapat di jadikan bahan untuk

memberikan pengetahuan kepada petani untuk dapat menaikan hasil panen cabai.

3.    Bagi masyarakat, penelitian ini dapat dijadikan pengetahuan tentang penanggulangan

penyakti yang di alami tanaman cabai.

BAB IITINJAUAN PUSTAKA

A.   Taksonomi Tanaman Cabai

Dalam dunia tumbuh – tumbuhan, cabai dikelasifikasikan dalam taksonomi

sebagai berikut.

Page 3: Makalah Penelitian Tanaman Cabai

Kerajaan : Plantae

Divisi : Spermatophyta

Subdivisi : Angiospermae

Kelas : Dicotyledoneae

Subkelas : Sympetalae

Ordo : Tubiflorae (Solanales)

Famili : Solanaceae

Genus : Capsicum

Spesies : Capsicum annum L

Tanaman cabai atau lombok termasuk ke dalam famili Solanaceae. Tanaman

lain yang masih sekerabat dengan cabai, diantaranya kentang (Solanum tuberosum L),

terung (Solanum melongena L), leunca (Solanum nigrum L), akokak (Solanum torvum

Swartz), dan tomat (Solanum lyopersicum)

B.   Ragam Tanaman Cabai

Cabai memiliki bermacam – macam jenis, dari cabai besar, cabai keriting, cabai

hijau, cabai rawit, cabai paprika, hingga cabai hias. Dari semua jenis cabai di atas,

semuanya merupakan cabai untuk di konsumsi, bahkan cabai hias sekalipun. Namun,

cabai hias yang umumnya berbentuk unik dan beraneka warna ini biasanya sayang

untuk dilalap hanya dijadikan pajangan.

Di pasaran, dikenal cabai merah keriting, cabai merah besar, dan cabai hijau. Sesuai

namanya, buah cabai merah keriting berbentuk panjang mengeriting dan rasanya relatif

lebih pedas dibandingkan dengan cabai merah besar dan cabai hijau. Cabai merah

besar adalah cabai besar yang bentuknya bulat memanjang dan lurus. Sementara itu,

cabai hijau adalah cabai mereah besar atau cabai keriting yang dipetik ketika masih

muda dan belum berubah menjadi merah.

C.   Syarat Tumbuh Tanaman Cabai

a.    Curah hujan dan kelembapan

Curah hujan sangat berpengaruh terhadap keberhasilan produksi buah cabai. Rata

– rata semua varietas cabai tidak tahan dengan curah hujan tinggi. Curah hujan yang

ideal untuk bertanam cabai adalah 1.000 mm/tahun. Curah hujan yang rendah

Page 4: Makalah Penelitian Tanaman Cabai

menyebabkan tanaman kekeringan dan membutuhkan air untuk penyiraman.

Sebaliknya, curah hujan yang tinggi bisa merusak tanaman cabai serta membuat lahan

penanaman becek dan kelembapannya tinggi. Pemilihan musim tanam yang tepat bisa

menghindarkan kerusakan tanaman karena curah hujan yang tinggi.

Tanaman cabai cocok hidup di daerah dengan kelembapan 70 – 80%, terutama saat

pembentukan bunga dan buah. Kelembapan yang tinggi atau lebih dari 80% memacu

pertumbuhan cendawan yang berpotensi menyerang dan merusak tanaman.

b.    Jenis tanah, pH tanah, dan ketinggian lahan

Secara umum, cabai mmenyukai tanah yang gembur dan banyak mengandung

unsur hara. Cabai tumbuh optimal di tanah regosol dan andosol. Namun, semua jenis

tanah di Indonesia relatif bisa di pakai untuk bertanam cabai. Penambahan bahan

organik, seperti pupuk kandang dan kompos, saat pengolahan tanah atau sebelum

penanaman dapat diaplikasikan untuk memperbaiki struktur tanah serta mengatasi

tahan yang kurang subur atau miskin unsur hara.

Sebaliknya, pilihan lahan penanaman yang agak miring unutk menhindari genangan

air. Namun, tingkat kemiringan lahan tidak lebih dari 25˚. Lahan yang terlalu miring bisa

menyebabkan erosi dan hilangnya pupuk, karena tercuci oleh air hujan. Tanah yang

terlalu daftar harus dibuatkan saluran pembuangan air. Hindari lahan penanaman yang

berbentuk cekungan atau di lembah yang tidak ada saluran pembuangan airnya.

c.    Jenis lahan

Karena nilai ekonominya yang tinggi, sekarang ini lahan untuk budi daya cabai

sudah menyebar luas, dari tanah – tanah di pinggir pantai, tanah bantaran kali (sungai),

hingga lereng gunung. Secara umum, ada tiga lahan yang biasa digunakan untuk

penanaman cabai, yakni lahan sawah yang berpengairan teknis, lahan sawah taddah

hujan, dan lahan tegalan yang tidak mempunyai pengairan teknis.

Lahan sawah biasanya mempunyai pengairan teknis yang tersedia sepanjang

musim tanam. Lahan tersebut berpotensi lebih baik untuk lahan penanaman cabai.

Page 5: Makalah Penelitian Tanaman Cabai

Ketersediaan air yang cukup saat masa penanaman membantu akan tanaman lebih

efektif dalam menyerap unsur hara yang ada di dalam tanah.

Selain kelebihan diatas, lahan sawah berpengairan teknis juga mempunyai

beberapa kelemahan. Jika lahan tidak dibuatkan saluran irigasi yang benar., justru akan

menimbulkan genangan dan kelembapan diarea penanaman cabai meningkat.

Tingginya kelembapan tersebut berpotensi mengandung penyakit, terutama yang

disebabkan oelh cendawan dan bakteri. Kelemahan lainnya adalah air irigasi juga

berpotensi menularkan penyakit dari tanaman di area lain yang dilewatinya.

d.    Lokasi penanaman

Cabai meerupakan salah satu komoditas pertanian yang harus cepat dipasarkan.

Buah cabai segar rentang terhadap kerusakan dan penyusutan bobot selama dalam

pengangkutan dan penyimpanan. Karena itu, selain agroklimat yang sesuai, pemilihan

lokasi untuk bertanam cabai juga harus tepat untuk menghindari atau mengurangi risiko

rusaknya cabai dalam pengangkutan, sebaiknya, lokasi lahan penanaman cabai bisa

dilalui kendaraan bermotor, minimal sepedah motor.

BAB IIIMETODE PENELITIAN

A.   Definisi Konsepsional

-       Pengendalian adalah pencegahan atau penanggulangan

B.   Definisi Operasional

Melakukan pencegahan atau pengendalian terhadap penyakit yang menyerang

tanaman cabai.

C.   Waktu dan Tempat

Penelitian ini dilakukan selama dua minggu terhitung sejak tanggal 1 April 2012

sampai 14 April 2012. Penelitian ini di laksanakan di Desa Bunga Jadi Sp 5 Kecamatan

Muara Kaman, Kabupaten Kutai Kartanegara.

D.   Populasi atau Sempel

Page 6: Makalah Penelitian Tanaman Cabai

-       Populasi dalam penelitian ini adalah jumlah tanaman cabai yang ada di kebun sebanyak

3500 batang.

-       Sempel dalam penelitian ini adalah jumlah tanaman cabai yang terserang penyakit

sebanyak 1000 batang.

E.   Alat dan Bahan

Alat dan bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah

-       Buku

-       Pulpen

-       Buku panduan

BAB IVHASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A.   Gambaran Umum Lokasi Penelitian

Penulis melakukan penelitian ini di Desa Bunga Jadi Sp 5 Kecamatan Muara

Kaman, Kabupaten Kutai Kartanegara. Saat ini Desa Bunga Jadi memang merupakan

salah satu sentral dalam dunia pertaniaan karena di Desa ini banyak masyarakatnya

yang berprofesi sebagai petani khususnya petani sayur – sayuran.

B.   Hasil Penelitian

Berdasarkan penelitian yang dilakukan penulis mendapatkan hasil tentang penyakit

– penyakit yang menyerang tanaman cabai antara lain :

1.    Penyakit antraknosa

2.    Bercak Daun

3.    Busuk Fitopthora

4.    Bercak Bakteri

C.   Pembahasan

Page 7: Makalah Penelitian Tanaman Cabai

Berdasarkan hasil penelitian di atas berikut adalah pembahasan dari penyakit –

penyakit yang menyerang tanaman cabai.

1.    Penyakit Antraknosa

Umumnya, penyakit antraknosa atau busuk buah disebabkan oleh candawan

Colletotrichum capsici sydow dan colletotrichum gloeosporiodes pens. Penyakit ini bisa

menyerang biji, batang, daun, dan buah cabai. Serangan ini ditandai dengan gejala –

gejala sebagai berikut.

a.    Biji gagal berkecambah.

b.    Batang kecambah rapuh, sehingga mudah rebah.

c.    Pucuk mati dan infeksinya menjalar kebagian bawah. Pada tahap awal, batang dan

daun berwarna cokelat, lalu batang miring dan berwarna cokelat gelap kekeringan. Di

bagian yang terserang terllihat kulit batang membentuk tonjolan kecil.

d.    Bercakk di oermukaan kulit buah melesak ke dalam daging buah dan membentuk

lingkaran seperti terkena sengatan terik matahari. Selain itu, terlihat busuk basah

seperti lem yang berwarna kehitaman di sertai munculnya tonjolan berupa rambut

hitam.

e.    Serangan terjadi menjelang buah masak. Saat panen, buah cabai terlihat baik, tetapii

beberapa hari kemudian cendrung terjadi pembusukan secara drastis.

Pengendalian penyakit antraknosa dapat dilakukan dengan cara sebagai berikut.

a.    Tanam cabai di lahan bebas patogen, baik di persemaian maupun dilapangan produksi.

b.    Amati gejala serangan penyakit dan segera musnahkan tanaman yang terserang

penyakit, misalnya dengan membakar tanaman tersebut.

c.    Musnahkan tanaman inangyang menjadi sumber penyakit ini, seperti borria sp dan

Gromerila singulata

d.    Semprot tanaman dengan fungisida sehingga tanaman terhindar dari serangan,

terutama pada fase pematangan buah.

2.    Bercak Daun

Penyakit ini di sebabkan oleh Cercospora capsici Heald et Wolf ini menyerang

tangkai daun, daun, bunga, dan betang. Serangan di tangkai buah membuat

pertumbuhann dan perkembangan buah terlambat. Daun dan bunga yang diserang

rontok. Pada tahap lebih lanjut, calon buah berguguran.

Page 8: Makalah Penelitian Tanaman Cabai

Gejala serangan ditandai dengan adanya bercak bulat dengan garis sirkuler. Bagian

tengah bercak berwarna abu – abu tua dan cokelat tua. Bercak yang berbintik seperti

mata kodok ini membesar dan bagian tengahnya mengering, sehingga daun menjadi

bolong. Daun yang terserang berubah warna menjadi cokelat kehitaman, lalu rontok.

Pengendalian penyakit ini dapat dilakukan dengan cara kimiawi yaitu menggunakan

fungisida Derosol 60 WP dan Vitigran Bluesecara bergantian sesuai petunjuk kemasan.

3.    Busuk Fitopthora

Penyakit ini disebabkan oleh Phytophora capsici Leoman ini dapat menyerang

seluruh bagian tanaman. Pada tanaman tua, gejala serangan diawali dengan infeksi

dileher batang. Batang yang terserang busuk basah berwwarna hijau, lalu mengering

dan berwarna cokelat. Serangan penyakit ini mengakibatkan terjadinya pergerasan di

jaringan batang dan tanaman manjadi layu.

Pencegahan serangan penyakit ini sama dengan penyakit – penyakit sebelumnya,

yaitu penggunaan bibit dan lahan yang bebas sari patogen. Hindari lahan bekas

pertanaman cabai atau tanaman sefamili. Cabut dan pisahkan tanaman yang telah

terserang penyakit, lalu bakar. Penggunaan fungi sida sistemikdan kontak secara

bergantian bisa diaplikasikan untuk mencegah resistensi petogen terhadap pestisida.

4.    Bercak Bakteri

Bercak bakteri di sebabkan oleh Xanthomonas campestris pv. Penyakit ini

menyerang daun, ranting, dan buah tanaman. Daun yang terserang awalnya terlihat

memiliki bercak sirkule berukuran kecil. Selanjutnya, timbul bisul berwarna hijau pucat

yang ditengahnya menekuk ke dalam. Pada daun – daun tua terlihat bercak hijau tua

dengan jaringan yang membusuk, berwarna cokelat, dan selanjutnya jaringan tersebut

mati. Bercak – bercak ini melebar, sedangkan bagian diantara bercak yang tidak

terserang menjadi kuning, lalu daun pun rontok. Serangan bisa terjadi secara serentak

curah hujan dan kelambapan tinggi.

Page 9: Makalah Penelitian Tanaman Cabai

Pencegahan dapat dilakukan dengan merendam benih dalam air panas untuk

mengendalikan patogen. Cabut dan musnakah segera tanaman yang terserang

penyakit. Penyemprotan dengan fungisida yang mengandung bahan aktif tembaga,

seperti Vitigran Blue, cukup efektif unutk mengendalikan serangan bercak bakteri.

BAB VPENUTUP

A.   Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan di atas dapat di tarik kesimpulan

sebagai berikut.

1.    Peyakit – penyakit yang menyeranga tanaman cabai adalah

a.    Penyakit antraknosa

b.    Bercak Daun

c.    Busuk Fitopthora

d.    Bercak Bakteri

2.    Pengendalian dari penyakit – penyakit tersebut adalah

a.    Menggunakan fungisida seperti Vitigran Blue dan Derosol60 WP

b.    Dengan mencabut tanaman yang terserang penyakit

c.    Lakukan pergiliran tanaman

B.   Saran

Saran yang dapat penulis berikan adalah

1.    Semoga karya tulis ini dapat bermanfaat bagi petani yang ada di Desa Bunga Jadi

khususnya dan umumnya di daerah sebulu SP.

2.    Semoga dengan adanya karya tulis ini petani dapat meningkatkan hasil panen mereka.

3.    Semoga karya tulis ini dapat menjadi pembelajaran di perpustakaan SMA NEGERI 2

SEBULU.

Page 10: Makalah Penelitian Tanaman Cabai

DISUSUN OLEH

NAMA :SELVI NOFRIYANI

KELAS:X8/H