MAKALAH Penatalaksanaan Perawatan Saluran Akar

15
Penatalaksanaan Perawatan Saluran Akar Modul 613 Diskusi IA Disusun Oleh : Kelompok B – Paralel 1 Fakultas Kedokteran Gigi 1. Barnabas (04012024) 2. Bistrikal Dian (04012025) 3. Briggita C. (04012026) 4. Caecilia Caroline (04012027) 11. Christy Allicya (04012034) 1. Cindy Arista (04012035) 2. Cindy Fransisca (04012036) 3. Cindy Natalia (04012037) 4. Cintya Hapsari (04012038) 5. Clara Arlita (04012039)

description

makalah

Transcript of MAKALAH Penatalaksanaan Perawatan Saluran Akar

Page 1: MAKALAH  Penatalaksanaan Perawatan Saluran Akar

Penatalaksanaan Perawatan Saluran Akar

Modul 613

Diskusi IA

Disusun Oleh :

Kelompok B – Paralel 1

Fakultas Kedokteran Gigi

Universitas Trisakti

Jakarta

2015

1. Barnabas (04012024)

2. Bistrikal Dian (04012025)

3. Briggita C. (04012026)

4. Caecilia Caroline (04012027)

5. Caroline (04012028)

6. Cecilia A.P. (04012029)

7. Chantika Amardhia (04012030)

8. Christie Alberta (04012031)

9. Christie Amanda (04012032)

10. Christie Audrey (04012033)

11. Christy Allicya (04012034)

12. Cindy Arista (04012035)

13. Cindy Fransisca (04012036)

14. Cindy Natalia (04012037)

15. Cintya Hapsari (04012038)

16. Clara Arlita (04012039)

17. Claudia R. (04012040)

18. Cynthia Lesmana (04012041)

19. Cynthia Veronica (04012042)

20. Davita Dwirissa (04012043)

Page 2: MAKALAH  Penatalaksanaan Perawatan Saluran Akar

Skenario IA

Seorang laki-laki berusia 45 tahun dating ke dokter gigi dengan keluhan gigi geraham

pertama bawah kanan berlubang dan sakt berdenyut. Hasil pemeriksaan klinis terlihat gigi 46

berlubang besar dan karies mencapai pulpa. Gigi ini terasa sakit yang berkepanjangan saat

dilakukan tes termal dingin dan tidak ada kegoyangan gigi. Pasien membawa foto radiograf

periapikal gigi tersebut. Radiogram menunjukkan radiolusen pada korona gigi mencapai

tanduk pulpa. Akar terlihat normal

Jawaban :

1. Penegakan diagnosis kasus tersebut.

Diagnosis kasus: Pulpitis irreversible pada gigi 46

Diagnosis ditegakkan berdasarkan keluhan pasien mengenai gigi geraham pertama

bawah kanan yang berlubang besar dan mencapai pulpa dan sakit berdenyut. Selain

itu gigi tersebut terasa sakit yang berkepanjangan saat dilakukan test termal dingin

dan tidak ada kegoyangan gigi.

2. Cara mendapatkan gambaran mengenai saluran akar gigi tersebut agar dapat

dilakukan perawatan saluran akar dengan baik (secara visual dan radiograf)

Secara visual :

Gambaran mengenai saluran akar gigi tersebut didapatkan dengan cara pembukaan

atap pulpa sehingga operator dapat menemukan orifis dan memiliki ruang pandang

yang jelas terhadap orifis tersebut.

Secara radiograf :

Gambaran mengenai saluran akar gigi tersebut didapatkan dengan cara ronsen foto

menggunakan teknik “Buccal Object Rule”. Teknik ini dapat menentukan hubungan

medio-lateral sehingga operator dapat melihat saluran akar secara keseluruhan. Buccal

Object Rule disebut juga sebagai teknik pergeseran tabung (tube shift technique).

Dasar teknik ini adalah kaidan yang menyebutkan bahwa gigi yang terpendam atau

benda asing yang bergerak searah dengan gerakan konus menunjukkan bahwa objek

Page 3: MAKALAH  Penatalaksanaan Perawatan Saluran Akar

berada di bagian lingual, apabila objek bergerak berlawanan dengan gerakan konus

maka objek berada di labial atau bukal.

3. Prosedur yang harus dilakukan hingga tahap preparasi saluran akar selesai agar

perawatan saluran akar berhasil.

Perawatan saluran akar gigi membutuhkan 3-4 kali kunjungan tergantung dari

tingkat kerusakan yang terjadi. Pada pertemuan pertama, bentuk akar kanal difoto

dengan menggunakan X-ray (sinar X) dan menentukan apakah ada tanda bahwa

infeksi sudah menyebar pada tulang di sekitar area infeksi.Menggunakan bius lokal

untuk membuat area gigi yang dirawat menjadi mati rasa. Anestesi  terkadang tidak

diperlukan, karena saraf sudah non vital, tetapi anestesi tetap dilakukan agar membuat

pasien lebih tenang.Setelah perawatan awal, rasa sakit yang sebelumnya dirasakan

akan berkurang dan pasien akan langsung merasa lebih baik. Gigi yang sedang dalam

perawatan biasanya masih sangat rapuh, sehingga di saran kan kepada pasien

sebaiknya tidak mengunyah atau menggigit menggunakan gigi hingga perawatan

selesai karena terdapat kemungkinan gigi menjadi patah. Rasa tidak nyaman biasanya

terjadi selama beberapa hari, dan berangsur-angsur lebih baik. Pada gigi yang dirawat,

bagian yang diinjeksi serta jaringan lunak disekitarnyaakan terasa sakit dan rapuh.

4. Berbagai macam irigasi saluran akar dan teknik irigasi yang baik agar didapatkan

pembersihan saluran akar yang baik. Diskusikan pula apakah larutan irigasi yang

ideal.

Macam –macam larutan irigasi saluran akar :

- Golongan Halogen

1. Klorin

Bahan irigasi yang mengandung klorin telah digunakan sejak bertahun-tahun

untuk mengirigasi saluran akar. Bahan irigasi yang mengandung klorin adalah sodium

hypochlorite (NaOCl). Sodium hypochlorite, merupakan suatu pereduksi bahan,

mengandung sekitar 5% klorin yang tersedia. Bila saluran akar diisi dengan larutan

Page 4: MAKALAH  Penatalaksanaan Perawatan Saluran Akar

tersebut selama prosedur pembersihan, akan berperan sebagai lubrikan/ pelumas,

pelarut jaringan pulpa, antiseptik dan pemutih. Sodium hypochlorite adalah yang

paling efektif diantara antiseptik yang telah diuji, tetapi keefektifannya berkurang bila

dicairkan. Meskipun aksi melarutkan dari sodium hypochlorite telah dapat dibuktikan,

peneliti- peneliti lain menemukan bahwa sodium hypochlorite kurang efektif pada

saluran akar sempit dibandingkan pada saluran akar lebar. Konsentrasi yang telah

ditetapkan oleh Dakin adalah 0.5%, namun kini konsentrasi yang digunakan di

kedokteran gigi mencapai sehingga 5.25%. Pada konsentrasi 5.25% adalah sangat

toksik terhadap jaringan vital, terutama pada daerah periapikal.

2. Iodida

Larutan organik yang mengandung iodin disebut iodofor. Keuntungan bahan ini

adalah dapat membersihkan saluran akar karena mempunyai tegangan permukaan

yang lebih rendah, serta iodin yang dikandungnya tidak menimbulkan reaksi

alergi. Tetapi sama seperti sodium hypochlorite, iodin mempunyai efek toksik 10 kali

lebih besar dibanding efek antimikrobanya ( Spangberg 1994 ). Larutan iodin yang

sering digunakan adalah Wescodyne dan Iodopax. Larutan ini sangat efektif sebagai

antimikroba pada konsentrasi iodin 0.05%. Larutan irigasi lain yang mengandung

iodin adalah iodine potassium iodide.

- Golongan Detergen

Detergen sering digunakan sebagai larutan irigasi, karena sangat efektif

menghilangkan sisa jaringan lemak hasil dari jaringan-jaringan yang nekrosis. Bahan

dari golongan ini yang sering digunakan adalah dari komponen quaternary

ammonium. Komponen ini dahulunya dianggap sangat optimal untuk terapi

antimikroba dan efektif dalam konsentrasi yang rendah. Namun terbukti salah,

sebenarnya komponen ini juga lebih toksik dari larutan irigasi lain serta sifat

bakterisidalnya yang lemah. Antiseptik quaternary ammonium biasanya digunakan

antara 0.1% - 1% konsentrasi larutan air.

Zephiron Chloride adalah suatu komponen yang sering dipakai sebagai bahan

irigasi endodonti, tetapi karena bersifat toksiksitas serta efektivitas antibakteri yang

lemah, maka lebih baik menggunakan larutan Sodium hypochlorite yang

Page 5: MAKALAH  Penatalaksanaan Perawatan Saluran Akar

konsentrasinya kurang dari 1%. Detergen ini juga dapat dicampur dengan Calcium

hydroxide (CaOH2) untuk mengirigasi.

- Chelating Agent

Larutan chelating adalah bahan yang digunakan untuk mendekalsifikasi

saluran akar yang sempit. Larutan chelating yang sering digunakan adalah Tublicid,

EDTA, EDTAC, File-Eze, dan juga RC Prep. Selain EDTA, Carbamide

Peroxide danAminoquinaldium Diacetate (Salvizol) juga merupakan asam lemah lain

untuk menghilangkan lapisan smear. Namun di antara semua

larutan chelating, EDTA  larutan paling aktif. EDTA disarankan sebagai bahan irigasi

saluran akar karena kemampuannya untuk menghilangkan lapisan smear. Riset

menunjukkan bahwa larutan EDTA harus tetap berada dalam saluran akar selama 15

menit untuk mencapai hasil yang optimal. Ini berarti, larutan EDTA harus diganti

setiap 15 menit. Oleh karena lapisan smear terdiri dari komponen organik dan

anorganik, maka larutan EDTA sahaja tidak efektif untuk menghilangkannya.

Sebaiknya sodium hypochlorite harus digunakan untuk menghilangkan komponen

organik pada lapisan smear.

Larutan irigasi yang ideal adalah Sodium hypochlorite 2,5%. Sodium

hypochlorite yang merupakan agen antibakteri yang efektif. Secara klinikal telah

dibuktikan bahwa sodium hypochlorite dapat mengurangi jumlah bakteri, namun tidak

akan meningkat pada konsentrasi yang melebihi 1%. Konsentrasi larutan sodium

hypochlorite 1% adalah lebih biokompatibel pada jaringan vital tubuh.

Teknik irigasi yang baik yaitu teknik Ultrasound, dengan prinsip kerja negative

pressure Artinya alat-alat yang digunakan pada sistem ini harus memiliki pergerakan

dan perputaran selama irigasi berlangsung tanpa berkontak atau menyentuh dinding

saluran akar (seperti roda berputar). Tujuan akhir dari teknik irigasi yang akan

digunakan adalah untuk mendapatkan saluran akar yang bersih artinya bebas dari

mikroorganisme

Page 6: MAKALAH  Penatalaksanaan Perawatan Saluran Akar

5. Obat intrakanal medikamen saluran akar yang dapat digunakan untuk disinfeksi

saluran akar bila perawatan saluran akar dilakukan lebih dari 1 kali kunjungan.

Diskusikan pula apakah perawatan saluran akar dapat dilakukan 1 kali kunjungan

Obat intrakanal medikamen yang dapat digunakan :

1. Kompoun Fenol

2. Formaldehid

3. Halogen

4. Kalsium hidroksida

Obat intrakanal medikamen yang sampai sekarang masih banyak digunakan salah

satunya adalah kalsium hidroksida. Kalsium hidroksida merupakan basa kuat dengan

pH 12 sehingga dapat membunuh bakteri, yang diaplikasikan pada dinding salurang

akar menggunakan lentulo spiral. Kalsium hidroksida dapat digunakan sebagai

disinfeksi sakuran akar bila perawatan saluran akar dilakukan lebih dari 1x

kunjungan, jangka waktu penggunaan kalsium hidroksida yang paling baik adalah 7

hari dengan batas maksimum 10 hari.

Berdasarkan jumlah kunjungan, perawatan saluran akar ada 2 macam, yaitu:

o Perawatan satu kali kunjungan (single visit)

o Perawatan lebih dari satu kali kunjungan (multi visit)

Adapun, faktor-faktor yang mempengaruhi jumlah kunjungan dan kapan waktu

obturasi akar adalah sebagai berikut.

a. Gejala pasien

Secara umum, bila pasien datang dengan gejala dan diagnosa abses apikalis

akut, obturasi merupakan kontraindikasi. Keadaan tersebut merupakan keadaan

darurat dan harus segera di atasi sebelum perawatan dilanjutkan. Abses apikalis akut,

walaupun sebenarnya dapat dirawat dalam satu kali kunjungan namun, bila masalah

berlanjut penatalaksanaannya akan lebih sulit bila saluran akar diisi, jadi lebih baik

dirawat dalam beberapa kali kunjungan.

Page 7: MAKALAH  Penatalaksanaan Perawatan Saluran Akar

Pulpitis ireversibel yang sangat sakit, sebenarnya dapat dilakukan obturasi

akar dalam satu kali kunjungan. Karena pulpa (sumber sakit) akan diangkat. Namun,

kasus ini harus ditangani dengan sangat hati-hati dan steril karena penatalaksanaannya

cukup sult pada pasien.

b. Keadaan pulpa dan periapeks

Apabila di dalam saluran akar terdapat eksudasi, potensi untuk eksaserbasi

pasca-perawatan dapat meningkat, apalagi bila lesi periapeks aktif dan terus menerus

menghasilkan supurasi. Bila saluran akar diisi, tekanan dan kerusakan jaringan sekitar

dapat berlangsung dengan cepat. Pada kasus demikian, dapat diselesaikan dengan

preparasi dan peletakkan kalsium hidroksida sebagai antimikrooba dan pengisi

kemudian letakan cotton pelet di atasnya dan tumpat sementara, Biasanya eksudat

akan mereda pada kunjungan selanjutnya. Bila preparasi sudah baik dan saluran akar

kering serta bersih, tidak ada abses, perawatan pengisian saluran akar dapat dikalukan

dalam satu kali kunjungan.

c. Tingkat kesulitan

Kasus yang kompleks memerlukan waktu perawatan yang panjang dan lebih

baik diselesaikan dalam waktu beberapa kali kunjungan.

d. Hasil kultur

Beberapa praktisi masih mengandalkan hasil kultur sebagai indikator penentu

penyelesaian perawatan. Walaupun bukti-bukti tetang kultur sebagai alat bantu dalam

meningkatkan keberhasilan perawatan masih belum jelas, hasil kultur merupakan

indikator untuk prognosis jangka panjang. Pendukung kultur menganjurkan bahwa

paling tidak dapatkan satu atau dua hasil kultur negatif sebelum obturasi dilakukan.

Jelas hal ini memerlukan waktu kunjungan yang lebih dari sekali.

e. Jumlah kunjungan

Keputusan untuk menentukan jumlah kunjungan yang diperlukan umumnya

diambil pada saat membuat rencana perawatan. Hal ini dapat ditentukan dengan

mempertimbangkan kemampuan dokter giginya, alat yang tersedia, tingkat kesulitan

perawatan dan pertimbangan apabila dokter gigi atau pasien sudah lelah dalam proses

perawatan satu kali kunjungan.

Namun, apabila ada pertanyaan apakah bisa melakukan perawatan saluran

akar dalam satu kali kunjungan saja, jawabannya adalah bisa. Namun, perlu

diperhatikan faktor-faktor yang telah dijelaskan di atas. Biasanya, perawatan one visit

Page 8: MAKALAH  Penatalaksanaan Perawatan Saluran Akar

dilakukan dengan indikasi pulpa masih vital dan akan menjadi non vital dengan

pulpektomi, atau bisa juga pulpa yang non vital karena trauma tanpa ada akar yang

patah dan belum ada invasi kuman ke dalam saluran akar, pulpitis ireversibel tanpa

lesi periapikal, serta gigi dengan bentuk saluran akar normal atau saluran akar

tunggal. Dalam melakukan perawatn one visit, dokter gigi juga diharapkan sudah

terampil, hati-hati dan menggunakan rubber dam agar daerah kerja dipastikan steril.

Indikasi perawatan saluran akar satu kali kunjungan:

o Pulpa terbuka karena trauma iatrogenik tanpa lesi apikal

o Pulpitis ireversibel tanpa lesi periapikal

o Gigi nekrosis tanpa gejala-gejala klinis

o Bentuk saluran akar normal, saluran akar tunggal

Keuntungan single visit:

o Resiko kebocoran bakteri lebih rendah

o Waktu kunjungan lebih sedikit

o Nyaman untuk pasien

o Ekonomis

Kerugian single visit:

o Kelelahan operator

o Kelelahan pasien

Syarat untuk melakukan perawatan saluran akar single visit :

o Tidak ada keluhan

o Saluran akar kering dan bersih

o Derajat kesulitan rendah

Page 9: MAKALAH  Penatalaksanaan Perawatan Saluran Akar

Perawatan multi visit biasanya, dianjurkan bagi pasien yang didiagnosis

nekrosis pulpa, terutama nekrosis pulpa akibat dari proses karies yang tidak dirawat

sama sekali. Karena, akibat dari proses karies yang lama, kuman-kuman masuk ke

dalam saluran akar dan menyebabkan peradangan (inflamasi) yang harus diobati

terlebih dahulu dengan intrakanal medikamen sebelum dilakukan pengisian saluran

akar. Selain itu, indikasi lainnya adalah adanya abses atau kelainan periodontal pada

pasien.

Dalam kasus ini, dengan diagnosis irreversible pulpitis, kita bisa melakukan

single visit apabila masih steril dan belum terjadi invasi kuman, dan juga harus

memenuhi syarat dan indikasi dari perawatan saluran akar single visit.

6. Prosedur lengkap pengisian saluran akar pada kasus tersebut.

o Siapkan alat dan bahan. Alat berupa pinset endodontik, ekskavator, lampu spiritus,

plugger, spreader, dan jarum lentulo. Bahannya ada sealer, gutta perca, semen

base.

o Pasang rubber dam, buka tumpatan sementara, bersihkan intra kanal medikamen

dengan dilakukan irigasi menggunakan NaOCl sampai bersih.

o Bilas dengan aquades steril, keringkan saluran secara cermat dengan paper point.

o Ambil sealer dengan menggunakan jarum lentulo diulaskan ke dinding saluran

akar.

o Periksa radiograf dan pilih gutta perca yang telah distandarisasi yang nomornya

sama dengan reamer terakhir yang digunakan di dalam saluran akar. Potong sesuai

panjang gigi. Sterilkan dalam sodium hipoklorit selama paling tidak 1 menit,

kemudian cuci dalam alkohol.

o Periksa radiograf dan bila gutta perca tidak memuaskan kesesuainnya betulkan

atau pilih gutta perca yang lain dan buat radiografnya.

o Campur semen saluran akar pada slab yang baru saja disterilkan dengan spatula

steril. Uji konsistensinya yang tepat. Keluarkan poin absorben. Angkat sejumlah

kecil semen dengan reamer dan lapisi permukaan saluran akar.

Page 10: MAKALAH  Penatalaksanaan Perawatan Saluran Akar

o Keringkan ujung gutta perca dengan udara dan lapisi separuh apikal dengan

semen. Masukkan ke dalam saluran sampai permukaan yang sebelumnya sudah

diukur.

o Buat radiograf. Bila ujung tidak pas pada apeks, dorong pada lokasi asalnya

dengan pluger.

o Dengan menggunakan spreader, isi saluran dengan gutta perca tambahan

(aksesoris). Dikondensasikan ke lateral.

o Potong pangkal gutta perca dengan instrumen panas 2-3 mm dibawah orifis, dan

hilangkan kelebihannya dari kamar pulpa. Usap kamar pulpa dengan kapas yang

dibasahi dengan kloroform, untuk menyempurnakan pembersihan. Tutup kamar

pulpa dan kavitas gigi dengan semen base.

Page 11: MAKALAH  Penatalaksanaan Perawatan Saluran Akar

Daftar Pustaka

Grossman, Louis I. Ilmu endodontik dalam praktek. Alih bahasa. Rafiah Abiyono. Ed ke-11.

Jakarta: EGC, 1995.

Walton, R.E dan Torabinejad, M. 1997. Prinsip dan Praktik Ilmu Endodonsi. Ed. ke-2. EGC.

Jakarta

Weine FS.Endodontic Therapy.6th Ed: St.Louis.CV Mosby Co, 2009

http://www.academia.edu/10088244/Endo_sekali_kunjungan