Makalah PBL Berpikir Kritis

9
Berpikir Kritis dalam Menghadapi Kasus Malpraktik Ira Vini Gloria Franky 10.2013.103 / D3 Mahasiswa Fakultas Kedokteran Universitas Kristen Krida Wacana Jln. Arjuna Utara No. 6 iravini.gf@gmail Pendahuluan Sebagai calon dokter yang baik dalam menghadapi segala permasalahan harus memikirkan kemungkinan yang ada. Berpikir kritis adalah metode atau cara yang harus kita tanamkan dalam menghadapi suatu masalah. Berpikir untuk kritis bukan menyangkut “apa” yang dipelajari tetapi tentang “bagaimana” kita menerima, menilai menimbang, dan memutuskan segala sesuatu berdasarkan aspek yang ada. Berpikir kritis merupakan salah satu ketrampilan yang sangat diperlukan untuk seorang dokter. Kompetensi ini digunakan dalam mengelola pasien. Setiap keputusan klinis harus didasarkan pada alasan – alasan yang dapat diterima akal dengan didasarkan pada pola pikir yang rasional. Disini seorang dokter harus mampu berpikir secara kritis dan menggunakan keterampilan yang dimiliki untuk memberikan keputusan terbaik untuk pasien. Opini dokter Berdasarkan skenario D yang telah dibahas dimana seorang dokter yang telah dituduh atas dugaan malpraktrik. Jika diminta opini dokter seperti apa pada kasus tersebut, tentu akan dijawab

description

fchfchfch gxgdgdgdggdgdgdgsddgdgdgdg dgdgdgdgdfg gdfdfsdfdf f sdgsd gdfdf f fsdf

Transcript of Makalah PBL Berpikir Kritis

Berpikir Kritis dalam Menghadapi Kasus MalpraktikIra Vini Gloria Franky10.2013.103 / D3Mahasiswa Fakultas Kedokteran Universitas Kristen Krida WacanaJln. Arjuna Utara No. 6iravini.gf@gmail

1

PendahuluanSebagai calon dokter yang baik dalam menghadapi segala permasalahan harus memikirkan kemungkinan yang ada. Berpikir kritis adalah metode atau cara yang harus kita tanamkan dalam menghadapi suatu masalah. Berpikir untuk kritis bukan menyangkut apa yang dipelajari tetapi tentang bagaimana kita menerima, menilai menimbang, dan memutuskan segala sesuatu berdasarkan aspek yang ada. Berpikir kritis merupakan salah satu ketrampilan yang sangat diperlukan untuk seorang dokter. Kompetensi ini digunakan dalam mengelola pasien. Setiap keputusan klinis harus didasarkan pada alasan alasan yang dapat diterima akal dengan didasarkan pada pola pikir yang rasional. Disini seorang dokter harus mampu berpikir secara kritis dan menggunakan keterampilan yang dimiliki untuk memberikan keputusan terbaik untuk pasien.

Opini dokterBerdasarkan skenario D yang telah dibahas dimana seorang dokter yang telah dituduh atas dugaan malpraktrik. Jika diminta opini dokter seperti apa pada kasus tersebut, tentu akan dijawab bahwa dokter ini sudah bertindak sesuai dengan prosedur tetap emergency sebagaimana mestinya. Jika dilihat riwayat penyakit pasien, si pasien memang memiliki kelainan jantung sejak muda. Selain itu pasien juga memiliki kebiasaan yang tidak sehat (merokok) yang dapat semakin memicu dan memperparah sakitnya. Dapat dikatakan sepenuhnya bukanlah kesalahan dokter. Opini orang awam Sebagai orang awam yang yang di dalam skenario ini bisa dikatakan keluarga pasien akan menganggap dokter tidak bertanggung jawab terhadap pasien karena menelantarkan pasiennya. Tentu pihak dari keluarga pasien tidak terima pasien ditelantarkan hingga meninggal dunia karena komplikasi dan kemudian menuntut dokter atas kejadian tersebut. Dokter dianggap tidak becus dalam melakukan pelayanan medik terhadap pasien, yang dan pada akhirnya dianggap telah melakukan malpraktek medis. Pada tingkat ini terjadi pertentangan antara si keluarga pasien dengan si dokter. Padahal, dampak dari tuntutan itu terkadang sudah merupakan pembunuhan karakter terhadap dokter yang dituntut/digugat. Sedangkan pada kenyataannya tidak selalu hasil negatif itu merupakan kesalahan atau kelalaian dokter yang merawat.

Berpikir kritis

Berpikir kritis tidak muncul secara tidak disengaja, tetapi secara sengaja. Karena berpikir kritis itu adalah sikap yang kita asah atau kita pelajari. Dalam perkembangannya kita harus mengerti aspek yang penting yang mempengaruhi pola berpikir kritis, misalnya seperti disiplin berpikir kritis.Belajar berpikir kritis adalah belajar tentang cara berpikir itu sendiri. Dimana menanggapi segala sesuatu permasalahannya ditinjau dari sisi positif atau negatif,sehingga kita dapat menyimpulkan atau membuat keputusan dengan baik dan mencapai tujuan tertinggi. Seseorang yang berpikir secara kritis akan dapat menjawab permasalahan permasalahan yang penting dengan baik. Dia akan berpikir secara jelas dan tepat. Selain itu, dapat menggunakan ide yang abstrak untuk bisa membuat model penyelesaian masalah secara efektif. Tidak semua orang yang mempunyai banyak pengetahuan atau seseorang yang pandai mampu malakukan proses berpikir kritis. Orang yang sangat pandai kadang kadang berpikir tidak rasional atau malah berpikir tidak logis. Sedangkan berpikir kritis merupakan suatu keterampilan yang menggunakan pengetahuan dan intelegensi untuk mendapatkan objektivitas dan pandangan yang dapat diterima secara akal. Dengan demikian seseorang akan mampu mengambil keputusan terbaik dalam menyelesaikan suatu masalah. Dalam menjalankan tugas profesional di bidang kedokteran, seorang dokter dituntut untuk dapat mengambil keputusan klinis yang terbaik. Keputusan tersebut harus dilakukan dengan kritis dan dapat dipertanggung jawabkan. Ketika keputusan dibuat,dokter memerlukan suatu pemahaman dari pemikirannya dalam upaya memberikan penjelasan dan mencari perbedaan perbedaan nilai maupun pendapat yang akan mungkin terjadi.Menurut Ennis (dalam Hassoubah, 2004), berpikir kritis adalah berpikir secara beralasan dan reflektif dengan menekankan pada pembuatan keputusan tentang apa yang harus dipercayai atau dilakukan. Oleh karena itu, indikator kemampuan berpikir kritis dapat diturunkan sebagai berikut : Mencari pernyataan yang jelas dari setiap pertanyaan Mencari alasan Berusaha mengetahui informasi dengan baik Memakai sumber yang memiliki kredibilitas dan menyebutkannya Memperhatikan situasi dan kondisi secara keseluruhan Berusaha tetap relevan dengan ide utama Mengingat kepentingan yang asli dan mendasar Mencari alternatif Bersikap dan berpikir terbuka Mengambil posisi ketika ada bukti yang cukup untuk melakukan sesuatu Mencari penjelasan sebanyak mungkin apabila memungkinkan Bersikap secara sistimatis dan teratur dengan bagian-bagian dari keseluruhan masalah.

3 dimensi dasar dalam setiap aktivitas berbahasa dan kegiatana) Ontologi berasal dari kata ontos yang berarti sesuatu/realitas. Ontologi adalah dunia kenyataan/ realitas pada dirinya atau realitas sebagaimana adanya yang sesungguhnya. Apa yang spesifik terjadi pada kenyataan.Realitasnya pada skenario dokter dituntut atas tuduhan malpraktik dan pasien gagal jantung meninggal dunia akibat komplikasi. b) Epistemologi berasal dari kata episteme yaitu pengetahuan. Epistemologi adalah pengetahuan tentang kenyataan/realitas atau cara bagaimana manusia dapat mengetahui kenyataan/realitas.Mencari pengetahuan tentang kenyataan yang sebenarnya dari tuduhan malpraktik pada dokter terlebih dahulu caranya dengan mencari tahu catatan rumah sakit yang menunjukkan bahwa di awal penanganan kasus ini dokter tersebut sudah bertindak sesuai SOP.c) Axiologi/Etika berasal dari kata axioma yang berarti prinsip; ethos artinya dasar tindakan. Axiologi/etika adalah prinsip-prinsip dasar mengenai tindakan/perbuatan yang sebaiknya dilakukan oleh manusia. Tindakan yang dapat dilakukan adalah jika ingin menuntut sebaiknya berpikir kritis dahulu mencari informasi yang akurat/bukti bahwa dokter memang melakukan malpraktik. Seperti mencari tahu ke rumah sakit tentang catatan rekam medis yang dilakukan dokter selama merawat pasien tersebut kemudian ditunjukkan pada Lembaga Bantuan Hukum Indonesi (LBHI) dan Yayasan Lembaga Konsumen Indonesia (YLKI) yang menuntut dokter tersebut.

Asas-asas pemikiranAzas-azas pemikiran merupakan dasar yang terdalam dari setiap pemikiran dan pengetahuan. Azas adalah sesuatu yang mendahului yang hanya melaluinya segala pengetahuan lain bergantung dan dapat dimengerti. Maka, azas merupakan titik tolak (titik awal) dari mana sesuatu muncul dan berkembang. Azas-asas primer sebagai berikut: Azas Identitas: sesuatu adalah sebagaimana adanya, dan bukan yang lain.Dimana pada skenario dikatakan dokter dituduh atas tuduhan malpraktik. Yang menyebabkan pasien gagal jantung meninggal dunia. Azas Kontradiksi: perumusan negatif dari azas identitas.Ada kemungkinan tuduhan atas dokter benar. Kemungkinannya dokter melakukan kesalahan selama proses perawatan pada pasien. Azas Kecukupan Penalaran (Principle of Sufficient Reason / PSR): segala yang ada memiliki alasan yang cukup untuk adanya, dan karena itu segala yang ada dapat dijelaskan oleh nalar.Pasien meninggal dunia walaupun dokter sudah melakukan tindakan sesuai dengan prosedur tetap emergency. Hal ini bisa dikarenakan kebiasaan tidak sehat pasien yang suka merokok dan lingkungan tempat tinggal pasien juga berada pada lingkungan yang tidak sehat. Azas Non-Kontradiksi: sebuah keputusan tidak dapat sama-sama salah atau sama-sama benar. A = A, dan bukan A A Adapun azas-azas sekunder sebagai berikut:Dari isi keputusan:1. Azas kesesuaian: Jika A = B, dan B = C, maka A = C.2. Azas ketidaksesuaian: Jika A = B, dan B C, maka A C.Dari luas keputusan:1. Dari pengertian universal, dapat ditarik kesimpulan universal.2. Dari pengertian partikular hanya dapat ditarik kesimpulan yang juga partikular, bukan universal.Dari modal keputusan:1. Jika premis mutlak, kesimpulan juga mutlak.2. Premis yang mustahil dapat membawa pada kesimpulan yang benar atau salah.3. Dari apa yang Ada dapat ditarik kesimpulan tentang apa yang Mungkin Ada. Tetapi, dari apa yang Mungkin Ada tidak dapat ditarik kesimpulan tentang apa yang sesungguhnya Ada.4. Dari apa yang tidak mungkin dapat ditarik kesimpulan tentang apa yang tidak ada. Tetapi, dari yang tidak ada tidak dapat ditarik kesimpulan tentang apa yang tidak mungkin.

Empat pertanyaan menguji suatu pemikiran1. Apa pengandaian dasar yang hendak ditegaskan dan apa titik tolaknya (premisnya) atau pokok permasalahannya?2. Atas dasar apa hal itu diajukan dan apa alasan-alasan pendukungnya?3. Bagaimana jalan pikiran atau langkah-langkah untuk sampai kepada pemikiran itu, dan apakah langkah-langkah itu sahih (valid)? 4. Apakah hasil kesimpulan pemikiran itu benar atau hanya kemungkinan, dan bagaimana memastikannya?Keempat pertanyaan di atas digunakan untuk menguji suatu pemikiran dan hanya sebagai acuan dasar untuk menyelesaikan permasalahan kasus yang ada di skenario PBL ini.

KeputusanKeputusan adalah kegiatan nalar manusia yang melaluinya manusia mengambil sikap terhadap kenyataan. Dalam kegiatan itu akal budi manusia mempersatukan (mengakui) dan/atau memisahkan (memungkiri) sesuatu. Karena salah atau benarnya dokter belum diketahui sebaiknya sebagai orang awam (seperti keluarga) pasien maupun LBHI dan YLKI) tidak menuntut dan menghakimi secara langsung tanpa mencari tahu kebenaran terlebih dahulu.

PenyimpulanPenyimpulan adalah kegiatan pengetahuan yang melaluinya pengetahuan manusia bergerak menuju ke pengetahuan yang baru, dengan bertolak dari pengetahuan yang ada. Antara pengetahuan yang baru dan pengetahuan sebelumnya terdapat hubungan yang mendasar. Hubungan ini disebut konsekuensi ( consequentia) atau hubungan penyimpulan.Hal yang utama perlu dilakukan sebelum mengkritisi kasus tersebut adalah dengan berpikir kritisberusaha mengetahui informasi dengan baik,memperhatikan situasi dan kondisi secara keseluruhan, mencari pernyataan yang jelas dari setiap pertanyaan, mengambil posisi ketika ada bukti yang cukup untuk melakukan sesuatu agar tidak salah dalam bertindak yang kemudian akhirnya terjadi penyesalan.

SillogismeSillogisme adalah proses jalannya penyimpulan atau cara kerja penyimpulan, di mana dari dua keputusan disimpulkan suatu keputusan yang baru.Dalam menghadapi keadaan yang belum diketahui kebenarannya apalagi bukan kredibilitasnya sebaiknya tidak asal menuduh dan menghakimi dokter tersebut secara langsung tanpa mencari tahu kebenaran serta pembuktiannya terlebih dahulu dan langkah yang terutama adalah untuk belajar berpikir kritis dalam menghadapi setiap masalah, berpikir terbuka dan tidak selalu negatif thinking pada orang lain. YLKI dn LBHI tidak dapat menuntut dokter atas tuduhan malpraktik karena dokter mempunyai bukti akurat.

KesimpulanBerpikir kritis sangatlah penting dalam menentukan tindakan dan mengambil keputusan oleh sebab itu perlu sekali dibiasakan. Dengan berpikir kritis kita dapat menjawab permasalahan permasalahan yang penting dengan baik. Juga membiasakn berpikir secara jelas dan tepat. Dokter dalam kasus ini dikatakan sudah bertindak sesuai dengan SOP maka dari itu ia tidak dapat dikatakan melakukan malpraktik. Tuduhan yang diberikan padanya tidak dapat dibenarkan karena ada bukti dari catatan rumah sakit yang menyatakan bahwa dokter telah melakukan prosedur tetap emergency terhadap pasien. Berbanding terbalik dengan arti malpraktik yang berarti melakukan sesuatu tidak berdasarkan SOP.

Daftar PustakaAbrori C. Berpikir kritis dalam profesi dokter . Fakultas Kedokteran Universitas Jember.Jember;2008Sitopu R. Kuliah berpikir kritis. Universitas Kristen Krida Wacana. Jakarta: 2009Sudaryanto. Kajian kritis tentang permasalahan sekitar pembelajaran kemampuan berpikir kritis. 26 Agustus 2008. Diunduh darihttp://www.fk.undip.ac.id/pengembangan- pendidikan/77-pembelajaran-kemampuan-berpikir-kritis.html. November 2009 http://journal.um.ac.id/index.php/pendidikan-dan-pembelajaran/article/view/2611http://journal.student.uny.ac.id/jurnal/artikel/1021/39/184