makalah patung

download makalah patung

If you can't read please download the document

Transcript of makalah patung

Studi kasus; patung dan lukisanPage 12

PENDAHULUAN

Penatnya kehidupan dunia belakangan ini membuat semua manusia harus bersaing untuk selalu mendapatkan kehidupan yang layak sebagaimana yang diatur dalam hukum islam maupun hukum tatanan negara. Dan banyaknya bidang pekerjaan yang ditawarkan dalam kehidupan ini membuat manusia harus jeli dalam memilih bidangnya yang mana pula dalam bidangnya itu dia dituntut untuk profesional. Salah satu bidang yang ditawarkan adalah bidang kreasi yang biasanya lebih populer dengan nama dunia seni. Banyaknya galery yang dibuat oleh manusia sebagai wadah mendistribusikan karya seni mereka merupakan suatu bukti bahwa belakangan ini dunia seni cukup naik daun. Seni ada bermacam macam, ada yang dua dimensi, tiga dimensi dsb. Salah satu seni yang sangat populer adalah seni lukis (khot, kaligrafi dll) dan seni pahat (patung, pembuatan rumah hias dll).

Atret ke sejarah kebudayaan islam pada masa lampau, kita banyak menemukan bahwa bangsa arab selain terkenal dengan seni suaranya (baca: syair) juga terkenal dengan seni kerajinannya (pahat) hal ini dibuktikan dengan fakta sejarah bahwa pada masa dulu kabah dikelilingi dengan patung yang merupakan hasil buatan mereka, hal ini terus berlanjut hingga adanya perjanjian hudaibiyah.

Adanya patung atau lukisan pada waktu itu tidak membuat nabi diam, nabi pernah mengeluarkan sabda bahwa tukang patung itu akan mendapatkan siksaan yang pedih pada hari kiamat. Hadits ini memberikan statement yang secara tidak lansung nabi melarang sahabat atau ummat islam untuk menggambar atapun mengoleksi/membuat patung. Larangan nabi ini tentunya perlu di verifikasi lebih lanjut, untuk menghindari adanya justufikasi hukum dari orang atau aliran tertentu.

Makalah ini akan sedikit mengupas tentang hadits yang berbicara tentang patung tersebut, fokus makalah ini adalah kajian internal (ma fi an nas) dan eksternal (ma haulan nas) hadits, namun dalam kajian internalnya penulis tidak akan membahas panjang lebar tentang sanadnya, karna penulis yakin dengan metode imam bukhari yang dikenal sangat tajam dalam menyaring perowi yang masuk dalam kitab shahihnya. Adapun kajian matan maka disini akan lebih luas dibahas, permasalahan shahih mungkin tentu akan dikatakan benar akan tetapi mamul atau tidak pada masa sekarang itu yang menjadi titik tekan, karna kalau hadits ini diterapkan secara radikal maka akan bertolak belakang dengan kecendrungan manusia yang memang banyak di seni.

PEMBAHASANKAJIAN INTERNALRedaksi hadits dan terjemahnya; Shahih Bukhari, kitab al lubsu, bab al adzb li al mushawwir yauma al qiamah, nomor. 5494

Artinya: Telah menceritakan kepada kami Al Humaidi, telah menceritakan kepada kami Sufyan, telah menceritakan kepada kami Amas dari muslim, beliau berkata: Aku suatu ketika berada bersama Masruq di rumah Yasar bin Numair, maka Masruq melihat di serambi rumah beberapa buah patung, lalu Masruq berkata:Aku mendengar dari Abdullah sabda nabi kepadanya: Bahwa sesungguhnya manusia yang paling keras diadzab pada hari kiamat ialah pembuat sesuatu rupa (penggambar atau pelukis). Imam Bukhari, Shahih Bukhari dalam CD Mausuah al Hadis al Syarif , Kitab al Libas, Bab. Adzab al Mushawirin yaumul Qiyamah, no. 5494.

Takhrij hadits

Setelah diadakan kegiatan takhrij al-hadis baik menggunakan takhrij maupun jamu al mutn, hadis tersebut terdapat pada:

Shahih Muslim, kitab al lubsu wa laznah, bab tahrm tashwratu shratu hayawn no. 3943

Shahih Muslim, kitab al lubsu wa laznah, bab tahrm tashwratu shratu hayawn, no. 3944

Sunan An Nasai, kitab laznah bab zikru asyadda linnsi azban,. No. 5269

Musnad Ahmad bin Hanbal, kitab musnad al mukatssirn min as shahbah, bab musnad ibnu masud no. 3377

Musnad Ahmad bin Hanbal kitab musnad al mukatssirn min as shahbah, bab musnad ibnu masud no. 3345

Untuk lebih jelasnya tentang perbandingan antara matan yang ditakhrij perhatikan Tabel takhrij hadits dan variasi matan dibawah ini:

Kitab hadits

Nomor hadits

Variasi matan

Shahih Bukhari

5494

Shahih Muslim

3943

Shahih Muslim

3944

Sunan Nasai

3263

Musnad Ahmad bin Hambal

3377

Musnad Ahmad bin Hambal

3345

Perbandingan lafadz matan dalam takhrij dan makna mufradatnya . / : tikar (yang dilihat gambar)/serambi rumah (yang dilihat patung) // / : patung kisra (gelar raja dulu) Ahmad Warson Munawwir, kamus al munawwir (Surabaya, pustaka progresif, 1984) hal.1208/patung atau sesuatu yang digambar (ukir) Ibnu hajar al asqalani, fath al bari li ibni hajar dalam DVD ROM al-Maktabah al-Syamilah ( Solo: Pustaka Ridwana, 2004) juz. 17 hal 162/gambar/patung maryam : penggambar

Adanya perbandingan redaksi matan hadits diatas setidaknya memberikan kita pemahaman terlepas dari apa hadits ini riwayat bil mana atau tidak bahwa larangan yang mengancam dengan azab pedih tersebut kepada mushawwirun (pada akhir matan) mencakup pemahat patung juga, bukan hanya penggambar atau pelukis, yang memang merupakan makna literal dari kata shawwara dan adanya statement yang menyimpulkan bahwa pemahat patung masuk dalam al muswwirn tentunya didasarkan pada korelasi dengan rentetan isi matan yang dibandingkan.

Syarah hadits; Menggali makna argumentatif dari penjelasan ulama hadits

Untuk mendapatkan syarah yang kontektual yang pada nantinya akan dimaknai secara kontektualisasi dengan masa sekarang, maka menurut penulis ada beberapa point yang perlu disyarahkan antara lain:

Gambar atau patungkah yang jadi permasalahan?

Kalau kita memaknai secara literal hadits diatas yakni dengan leksikalitas makna dari lafadz lafadz matannya, maka kita akan memunculkan satu kesimpulan yakni patung atau lukisan itu diharamkan disebabkan nabi pernah mengancam para pembuat patung atau gambar itu dengan siksa yang pedih, atau kalau kita melihat keseharian nabi bahwa nabi membenci gambar atau patung. Namun, nampaknya ulama hadits dalam kitab syarah hadits mereka memberikan argumentasi yang cukup kontekstuat menurut penulis-, yang mana mereka mencoba untuk menerobos teks untuk mencari illat atau mencari alasan dari adanya pengharaman nabi mengenai patung atau gambar itu, ada beberapa penjelasan dari para ulama mengenai hal ini antara lain:

Rasa khawatir akan menyembah apa yang mereka buat, apa yang mereka koleksi Syarh sunan ibnu majah dalam DVD ROM al-Maktabah al-Syamilah ( Solo: Pustaka Ridwana, 2004) juz.1 hal. 156 Karna patung atau gambar yang lumrahnya bentuk manusia atau hewan- menyerupai berhala sembahan orang kafir. Umdatul qura , juz 11 hal 224. dalam DVD ROM al-Maktabah al-Syamilah ( Solo: Pustaka Ridwana, 2004)karna patung itu menyerupai makhluk Allah yang punya ruh dan nyawa (manusia, hewan) Ibnu hajar al asqalani, fath al bari li ibni hajar dalam DVD ROM al-Maktabah al-Syamilah ( Solo: Pustaka Ridwana, 2004) juz. 17 hal 162, sebagaimana dari adanya dukungabn riwayat yang mengatakan :

: " Untuk lebih jelasnya: Ibnu hajar al asqalani, fath al bari li ibni hajar dalam DVD ROM al-Maktabah al-Syamilah ( Solo: Pustaka Ridwana, 2004) juz. 17 hal 162

Selain itu, karna manusia tidak bisa memberikan nyawa pada apa yang dia ciptakan. Ini dapat difahami dari hadits bukhari no. yang mengatakan dengan lafadz merupakan ancaman pada hari akhirat bagi pembuat patung.

Karna ketika dalam rumah itu ada patung, maka itu terkesan penuh dengan maksiyat yang jelek, dan menyerupai ciptaan Allah. Abu ala al mumabaokfuri, tukhfatul ahwadzi dalam DVD ROM al-Maktabah al-Syamilah ( Solo: Pustaka Ridwana, 2004) juz. 7 hal 116Karna rumah ynag ada padanya patung itu menyerupai rumah orang kafir, dan hal itulah yang akan menyebabkan malaikat jauh dari rumah itu. Yusuf al-Qaradhawi, halal dan haram dalam Islam, terj. Muammal Hamidi, (Surabaya:bina ilmu, 1982), hlm.133 Berbicara tentang seni tidak terbatas, dalam arti mereka juga kadang membuat patung atau lukisan telanjang, membuat gambar gambar lambang keagamaan kristen seperti salib atau lainnya dan hal inilah tidak dibenarkan oleh islam. Yusuf al-Qaradhawi, halal dan haram dalam Islam, terj. Muammal Hamidi, (Surabaya:bina ilmu, 1982), hlm.136

Patung atau gambar yang seperti apa yang dilarang?

Jumhur ulama berpendapat bahwa yang di haramkan adalah patung atau gambar yang menyerupai hewan atau manusia dan tidaklah mengapa kalau sekedar menggambar bunga, pohon atau lainnya. Abu ala al mumabaokfuri, tukhfatul ahwadzi dalam DVD ROM al-Maktabah al-Syamilah ( Solo: Pustaka Ridwana, 2004) juz. 6 hal 260, lihat juga umdatul qari syarh shahih bukhari, juz. 34 hal. 184 dalam DVD ROM al-Maktabah al-Syamilah ( Solo: Pustaka Ridwana, 2004) Pengharaman ini mungkin saja beralasan, mengingat setan biasanya masuk dalam raga binatang atau patung Coba lihat: Abu ala al mumabaokfuri, tukhfatul ahwadzi dalam DVD ROM al-Maktabah al-Syamilah ( Solo: Pustaka Ridwana, 2004) juz. 7 hal 116, dan hal ini pula yang menyebabkan malaikat yang akan membawa rahmat menjadi tidak mau masuk kedalam rumah manusia, selain karna manusia itu memelihara anjing Coba lihat: Abu ala al mumabaokfuri, tukhfatul ahwadzi dalam DVD ROM al-Maktabah al-Syamilah ( Solo: Pustaka Ridwana, 2004) juz. 7 hal 116

.

KAJIAN EKSTERNAL TEKS HADITS Kajian asbabul wurud hadits

Asbabul wurud hadits ini merupakan riwayat atau hadits juga (seperti yang ada diatas), sehingga walaupun dikatakan oleh imam Ibnu Hamzah al-Husaini al-Hanafi al-Damsyiqi riwayat dibawah ini merupakan asbabul wurud dari hadits bukhari di atas namun kalau kita kembali ke maanil hadits kedudukannya tetap sebagi satu tubuh yang terkait, karna dalam kajian tematik maka semua itu harus disentuh. Adapun asbabul wurud hadits ini adalah:

Shahih Bukhari, kitab al buyu bab at tijaratu fi ma yakrahu libasusu lirrijali wa an nisa no. 4783

Seperti yang tercantum pada Shahih Bukhary, bahwa: Aisyah pernah membeli tikar yang dihiasi dengan gambar-gambar. Setelah tikar itu dilihat oleh Rasulullah saw, dan waktu itu beliau baru saja berada di dekat pintu rumah, beliau tidak mau masuk. Maka Aisyah mengerti bahwa beliau tidak suka, seperti terbayang dari air muka beliau. Aisyah bertanya:Ya Rasulallah, aku bertaubat kepada Allah dan Rasul-Nya, apakah gerangan dosa yang aku lakukan? Rasulullah menjawab:kenapa tikar bergambar ini ada di sini? Aisyah menjawab:aku membelinya agar engkau sudi duduk di atasnya atau engkau jadikan bantal kepala, Nabi bersabda:Sesungguhnya pemilik gambar ini akan disiksa di hari qiyamat, lalu dikatakan kepadanya: hidupkanlah apa yang kamu ciptakan. Ibnu Hamzah al-Husaini al-Hanafi al-Damsyiqi, Asbb al-Wurd, terj. Suwarta wijaya dan Zafrullah Salim, (Jakarta Pusat:kalam mulia, 2008), hlm. 432.

Untuk takhrij hadits yang dijadikan sebagai asbab al wurud di atas dapat ditemukan dalam berbagai kitab hadits lainnya, antara lain:

Shahih Bukhary, bab Al-Buyu no. hadis1963, bab Badu al-khalqi no. 2985 bab Al-Nikh no. 4783, bab Al-libs no. 5500 dan no. 5504, bab Al-Tauhd no. 7002

Shahih Muslim, bab Al-Libs wa al-Znah no. 3941

Sunan Al-Nasai bab Al-Znah no. 5267 dan 5268

Musnad Ahamad bin Hambal bab Bqi Musnad al-Anshr no. 24896Deskripsi singkat bangsa arab pada masa Rasul; Sebuah upaya melacak makna yang tak terkatakan dibalik budaya dan penomena kehidupan bangsa arab yang berimplikasi terhadap munculnya hadits nabi.

Sejarawan mencatat juga dalam hal teologis- bahwa manusia pada masa lampau jauh sebelum islam (sekitar 700 SM sampai 200SM) sudah memiliki kepercayaan, masa ini dikategorikan oleh mereka dengan sebutan Era Aksial, yang mana peradaban terus berkembang dengan berbagai kepercayaan yang memperkaya kemanusiaan, seperti Taoisme di cina, hinduisme di india, monotheisme di timur tengah dll Karen Amstrong, islam sejarah singkat (Yogyakarta, penerbit jendela, 2002) hal. 8. Dan ketika berbicara tentang kepercayaan ini, maka kita tidak akan lepas dari figur patung yang mana menurut mereka merupakan simbol tertinggi dari ketuhanan mereka, ritual merekapun tak lepas dari peribadatan dihadapan patung (yabudnal ashnm) yang mereka yakini tersebut. Berkaca pada statement ini, maka dapat kita katakan bahwa budaya patung itu sudah ada di arab jauh sebelum datangnya islam, dan budaya patung itupun masih selalu dipertahankan karna dianggap sebagai warisan dan ritual wajib nenek moyang mereka, bahkan sebagaimana yang kita ketahui sahabat khulafa ar rsidn sebelum masuk islam semuanya menyembah berhala kecuali sayidina Ali bin Abi Thalib makanya beliau digelari karramallhu wajhah.

Melihat pada letak geografis arab yang dikelilingi padang, maka untuk mengandalkan agraris sangatlah sulit, karna itu mereka mengandalkan perdagangan yang pada akhirnya sering terjadi perang saudara karna adanya persaingan yang ketat. Adapun perang saudara ini yang disebabkan karna persaingan dan berbedanya status social dengan datangnya islam di ubah menjadi konsep ummah. Karen Amstrong, islam sejarah singkat (Yogyakarta, penerbit jendela, 2002) hal.3 Menunjang kehidupan sosial mereka, mereka juga menyeimbangi dengan kehidupan spritual mereka yang nantinya menurut mereka akan adanya kehidupan sosial yang baik ketika dibarengi dengan spritual mereka. Tercatat beberapa berhala yang mereka sembah dalam spritual mereka : hubal. Lata, al manat, al uzza, dan penyembahan berhala serta kepercayaannya pada hal ini sudah berlansung turun temurun.

Datangnya islam yang nantinya akan menghapus budaya menyembah berhala itu pada masa permulaan ternyata diterima dengan perlakuan kurang baik dari penguasa Qurays pada masa itu, hal ini terlihat dari pengikutnya pada waktu itu yang terdiri dari kalangan bawah; budak, para wanita dll, dan itupun ketika mereka mengikut ajaran Nabi mereka disiksa lantasan mengikuti ajaran yang bertentanagn dengan warisan nenek moyang mereka yakni menyembah berhala atau patung. Sebagai suatu konklusi dapat kita analogikan bahwa melihat dari keadaan sosial diatas, wajar saja nabi melarang serta mengancam dengan azab yang pedih kepada sahabat untuk menggambar, melukis atau mengoleksinya dengan adanya rasa khawatir Nabi mereka akan terbayang kembali dengan melihat patung atau gambar itu kepada masa lalu mereka (menyembah berhala), karna berhala yang dulunya mereka sembah itu adalah patung baik yang berbentuk manusia maupun hewan. Syarah sunan ibnu majah dalam DVD ROM al-Maktabah al-Syamilah ( Solo: Pustaka Ridwana, 2004) juz.1 hal. 156 Mengingat sahabat baru masuk islam, yang imannya masih perlu diperkuat terlebih dahulu maka wajar saja nabi menjauhkan mereka dari hal hal yang dapat melemahkan keyakinan mereka, dan salah satunya pada masa itu adalah menjauhkan mereka dari barang barang yang dapat merusak atau melemahkan iman mereka dan salah satunya yakni patung.

Ada apa dibalik pengharaman patung atau gambar?

Syeikh muhammad yusuf al Qardawi setidaknya menyebutkan beberapa point penting dibalik pengharaman patung atau hikmah diharamkannya patung, yakni antara lain:

Untuk membela kemurnian tauhid, karna budaya patung itu adalah budaya kafir. Kalau kita kembali pada sejarah kaum terdahulu seperti kaum wud, suwa, yaghuts, yauq dan nasr, maka kita akan melihat bahwa mereka mwmbuat patung orang orang saleh yang meninggal dunia, pada akhirnya mereka kuduskan dan mereka sembah jadikan tuhan, mereka harapkan merka takuti dan tmpat merka meminta berkah. Yusuf al-Qaradhawi, halal dan haram dalam Islam, terj. Muammal Hamidi, (Surabaya:bina ilmu, 1982), hlm.134-135Rahasia diharamkan patung bagi pemahatnya, sebab seorang pemahat patung atau pelukis itu diliputi perasaan syok, karna seolah olah dia merasa sudah bisa menciptakan sesuatu yang sebelumnya tidak ada atau dia merasa sudah bisa menciptakan suatu modifikasi baru. Yang akhirnya dikhawatirkan setelah patung itu dirampungkan, dia bangga dengan buatannya itu sambil mengaguminya sehingga seolah olah dia berbicara dengan buatannya itu. Yusuf al-Qaradhawi, halal dan haram dalam Islam, terj. Muammal Hamidi, (Surabaya:bina ilmu, 1982), hlm.135 Hal inilah kemudian diancam oleh rasul dengan sabdanya:

Imam Bukhari, Shahih Bukhari dalam CD Mausuah al Hadis al Syarif , Kitab al Libas, Bab. Adzab al Mushawirin yaumul Qiyamah, no. 5495.

Karna patung merupakan juga bagian dari suatu kemewahan (menjadi hiasan dalam istana raja, atau rumah agung kerajaan, dll), maka ketika islam mengharamkan emas dan perak jadi hiasan dan tidaklah mengapa diharamkannya patung. Yusuf al-Qaradhawi, halal dan haram dalam Islam, terj. Muammal Hamidi, (Surabaya:bina ilmu, 1982), hlm.136 KONTEKSTUALISASI

Penampilan merupakan salah satu wujud nyata bahwa seorang manusia itu dikatakan melakukan kehidupan yang bersih, banyak cara yang dilakukan untuk mewujudkan kebersihan maupuin penampilan tersebut baik pada diri sndiri maupun pada lingkungan tempat tinggalnya. Di lingkungan dalam rumahnya misalnya manusia banyak mengoleksi lukisan atau gambar untuk memperindah dinding temboknya atau sebagai sarana untuk menghilangkan penat kelelahannya setelah seharian sibuk dengan karirnya. Fakta lain juga membuktikan bahwa hampir semua rumah orang orang alim (kiyai, tuan guru dll) di dinding temboknya (kamar tamu, musholla dll) di tempeli gambar atau lukisan para alim ulama yang terkenal, sebut saja: syaikh Abdul Qadir al jailny, wali songo, dll. Terlepas dari apakah mereka ngepans atau memang dengan menempelkan sosok yang dikagumi itu mereka akan memiliki satu figur spritual yang mungkin akan memotivasi mereka untuk beribadah kepada Allah.

Sebagai sebuah kesimpulan dari adanya penomena diatas (rumak kiyai yang didalamnya dihiasai gambar atau lukisan), hal ini terlepas dari apakah kiyai memahami hadits tentang larangan mengoleksi gambar atau lukisan sesuai dengan riwayat dari nabi dengan kritis atau lainnya, namun kiranya kita harus obyektif dan rasional (abid al jabiri;mauduiyah dan maquliyah) supaya kita tidak terjebak dengan kungkungan turas, dalam arti menjadikan tradisi lebih kontekstual dengan dirinya dan ini berarti memisahkan dirinya dengan kondisi kekinian kita Muhammad Abid alJabiri, at turas wa al hadasah: Dirasat Wa Munaqasah,( Beirut: Al markaz al saqafi al Arabi,) 1991. Hal 45 dan 48. Yang dikutip oleh: Indal Abror, memahami masa lalu pada masa kini dalam jurnal studi ilmu ilmu Al Quran dan Hadits Vol.8, No.2, juli 2007, hal.305 . Jadi mungkin saja mereka menganggap itu adalah hal yang wajar dan biasa saja karna mereka tidak menyembah gambar atau lukisan itu melainkan mereka menjadikannnya sebagai motivator atau figur spritual yang nantinya mereka dapa mengikuti jejaknya dalam meraih ketaatan ibadah kepada Allah SWT.

Jadi kontekstualisasinya kiranya tidak berlebihan atau tidak mengapa kalau kita mengatakan mengoleksi gambar atau patung pada masa sekarang boleh boleh saja (tidak diharamkan), dengan catatan niat dan tujuannnya baik. Sebagai sebuah patokan, tidak mengapa kalau orang muslim mengoleksi hal itu karna masa sekarang konteksnya berbeda dengan masa lalu, dari segi keimanan orang muslim sudah lama mengenal islam tidak seperti pada masa permulaan islam dulu, Jadi intinya kalau illat nya tidak ada (baca; hal 6) dan konteksnya berubah maka tidaklah mengapa, namun tentunya pembolehan disini dalam tanda kutip adalah pembolehan sifatnya biasa dalam arti jangan sampai melanggar etika dan norma yang ada dalam masyarakat tempat kita tinggal.

KESIMPULAN DAN PENUTUP

Larangan nabi mengharamkan patung atau gambar pada masa itu sangatlah relevan (abid al jabiri:mauduuyah dan maquliyah) mengingat pada masa itu islam baru tumbuh, jadi wajar saja nabi khawatir pengikutnya mengoleksi patung apalagi membuat patung yang nantinya akan mengingatkan mereka pada ajaran mereka sebelumnya yang menyembah berhala, selain itu budaya pada masa itu adalah menaruh patung di dalam rumah bukan sebagai hiasan tetapi sebagai sesembahan.

Berlanjut pada konteks sekarang, kiranya tidak berlebihan kalau kita membolehkan mengoleksi gambar atau patung, namun tentunya dengan koredor islam. Pembolehan disini bukan secara radikal, dalam arti jangan berlebihan mentang mentang dioperbolehkan dengan semaunya kita mengoleksi patung budha dikamar kita, nampaknya itu adalah suatu hal yang juga bertentangan dengan etika. Pembolehan mengoleksi lukisan atau gambar dalam konteks ini tentunya juga dibarengi dengan niat kita serta situasi kita dimana kita berada.

Sebagai sebuah kata terakhir dari penulis, dengan segala kekurangan yang ada di makalah ini dan dengan kekurangan pemakalah juga dalam memprsentasikan makalah ini, maka tiada kata yang yang pantas diucapkan melainkan kata maaf atas segala kakurangan, untuk itu demi kemajuan kita pada umumnya dan pemakalah sendiri khususnya meminta masukan, saran dan kritikan teman teman semua yang nantinya akan memotivasi pemakalah untuk lebih baik dalam menopang tugas kuliah selanjutnya.

DAFTAR REFERENSI

Abror, Indal. memahami masa lalu pada masa kini dalam jurnal studi ilmu ilmu Al Quran dan Hadits Vol.8, No.2, juli 2007, hal.305

Abu ala al mumabaokfuri, tukhfatul ahwadzi dalam DVD ROM al-Maktabah al-Syamilah Solo: Pustaka Ridwana, 2004

Amstrong, Karen. islam sejarah singkat Yogyakarta, penerbit jendela, 2002

Al-Qaradhawi, Yusuf. halal dan haram dalam Islam, terj. Muammal Hamidi, Surabaya:bina ilmu, 1982

CD Mausuah al Hadis al Syarif , Shahih Bukhari. Global islamic software. 1991-1997

CD Mausuah al Hadis al Syarif , Shahih muslim. Global islamic software. 1991-1997

CD Mausuah al Hadis al Syarif , Musnad Ahmad bin Hambal. Global islamic software. 1991-1997

CD Mausuah al Hadis al Syarif , Sunan An Nasai. Global islamic software. 1991-1997

Hamzah al-Husaini al-Hanafi al-Damsyiqi, Ibnu. Asbb al-Wurd, terj. Suwarta wijaya dan Zafrullah Salim, Jakarta Pusat:kalam mulia, 2008

DVD ROM al-Maktabah al-Syamilah fath al bari li ibni hajar Solo: Pustaka Ridwana, 2004

DVD ROM al-Maktabah al-Syamilah Syarh sunan ibnu majah Solo: Pustaka Ridwana, 2004

DVD ROM al-Maktabah al-Syamilah Umdatul qura Solo: Pustaka Ridwana, 2004

DVD ROM al-Maktabah al-Syamilah umdatul qari syarh shahih bukhari Solo: Pustaka Ridwana, 2004

Warson Munawwir, Ahmad. kamus al munawwir Surabaya, pustaka progresif, 1984