Makalah pandangan islam terhadap kelahiran dan persalinan

15
1 BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Selama minggu akhir kehamilan, tubuh ibu hamil mengalami perubahan yang mempersiapkan diri ibu untuk menghadapi persalinan dan memberi makan bayi. Payudara akan memproduksi banyak kolostrum. Rahim akan menjadi lebih sensitif dan berkontraksi lebih sering, baik spontan atau sebagai respon terhadap aktivitas dan gangguan ringan seperti gangguan berjalan, bersin dan benturan pada perut. Sebelum persalinan dimulai leher rahim akan melebar 1 atau 2 cm (atau bahkan lebih jika ibu hamil sudah pernah melahirkan). Jaringan ikat dan tulang rawan pada panggul aka rileks, memungkinkan gerakan sendi yang lebih besar. Agar tulang panggul bisa membuka selam persalinan dan pelahiran untuk memberi bayi ruang lebih banyak pada jalan lahir. Pada saat bersamaan, sekresi vagina meningkat dan jaringan dinding vagina menjadi lebih elastis. Kesiapan bayi ibu untuk hidup di luar tubuh ibu bertepatan dengan kemampuannya memproduksi berbagai substansi yang akan memberi umpan balik pada peredaran darah ibu dan memainkan peran penting dalam memicu perubahan yang mengawali persalinan. Kesiapan ibu itu sendiri baik secara fisik maupun emosional untuk menghadapi persalinan juga penting. Biasanya, saat waktu yang tepat untuk ibu maupun bayi tiba, persalinan akan dimulai. B. RUMUSAN MASALAH 1. Bagaimana Pengertian persalinan dan kelahiran ? 2. Bagaimana Tanda-tanda persalinan? 3. Bagaimana Masa melahirkan? 4. Bagaimana Pandangan islam tentang kelahirkan dan persalinan ? 5. Bagaimana Hak-hak anak dalam islam ?

Transcript of Makalah pandangan islam terhadap kelahiran dan persalinan

Page 1: Makalah pandangan islam terhadap kelahiran dan persalinan

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG

Selama minggu akhir kehamilan, tubuh ibu hamil mengalami perubahan yang

mempersiapkan diri ibu untuk menghadapi persalinan dan memberi makan bayi. Payudara

akan memproduksi banyak kolostrum. Rahim akan menjadi lebih sensitif dan berkontraksi

lebih sering, baik spontan atau sebagai respon terhadap aktivitas dan gangguan ringan seperti

gangguan berjalan, bersin dan benturan pada perut.

Sebelum persalinan dimulai leher rahim akan melebar 1 atau 2 cm (atau bahkan lebih

jika ibu hamil sudah pernah melahirkan). Jaringan ikat dan tulang rawan pada panggul aka

rileks, memungkinkan gerakan sendi yang lebih besar. Agar tulang panggul bisa membuka

selam persalinan dan pelahiran untuk memberi bayi ruang lebih banyak pada jalan lahir. Pada

saat bersamaan, sekresi vagina meningkat dan jaringan dinding vagina menjadi lebih elastis.

Kesiapan bayi ibu untuk hidup di luar tubuh ibu bertepatan dengan kemampuannya

memproduksi berbagai substansi yang akan memberi umpan balik pada peredaran darah ibu

dan memainkan peran penting dalam memicu perubahan yang mengawali persalinan.

Kesiapan ibu itu sendiri baik secara fisik maupun emosional untuk menghadapi persalinan

juga penting. Biasanya, saat waktu yang tepat untuk ibu maupun bayi tiba, persalinan akan

dimulai.

B. RUMUSAN MASALAH

1. Bagaimana Pengertian persalinan dan kelahiran ?

2. Bagaimana Tanda-tanda persalinan?

3. Bagaimana Masa melahirkan?

4. Bagaimana Pandangan islam tentang kelahirkan dan persalinan ?

5. Bagaimana Hak-hak anak dalam islam ?

Page 2: Makalah pandangan islam terhadap kelahiran dan persalinan

2

C. TUJUAN

1. Untuk mengetahui Pengertian persalinan dan kelahiran

2. Untuk mengetahui Tanda-tanda persalinan

3. Untuk mengetahui Masa melahirkan

4. Untuk mengetahui Pandangan islam tentang kelahirkan dan persalinan

5. Untuk mengetahui Hak-hak anak dalam islam

Page 3: Makalah pandangan islam terhadap kelahiran dan persalinan

3

BAB II

PEMBAHASAN

A. PENGERTIAN PERSALINAN DAN KELAHIRAN

Persalinan dan kelahiran merupakan kejadian fisiologi yang normal. Kelahiran seorang

bayi juga merupakan peristiwa sosial yang ibu dan keluarga menantikannya selama 9 bulan.

Ketika persalinan dimulai, peranan ibu adalah untuk melahirkan bayinya. Peran petugas

kesehatan adalah memantau persalinan untuk mendeteksi dini adanya komplikasi, disamping itu

bersama keluarga memberikan bantuan dan dukungan pada ibu bersalin.

Persalinan adalah proses membuka dan menipisnya serviks, dan janin turun ke dalam

jalan lahir. Kelahiran adalah proses dimana janin dan ketuban didorong keluar melalui jalan

lahir.

Persalinan dan kelahiran normal adalah proses pengeluaran janin yang terjadi pada

kehamilan cukup bulan (37-42 minggu), lahir spontan dengan presentasi belakang kepala yang

berlangsung dalam 18 jam, tanpa komplikasi baik pada ibu maupun pada janin.

B. TANDA-TANDA PERSALINAN

Tanda-tanda persalinan dibagi menjadi tiga kategori yaitu tanda kemungkinan persalinan,

tanda awal persalinan, dan tanda positif persalinan. Ibu hamil dapat saja mengalami semua tanda

persalinan ini atau sebagian.

Tanda kemungkinan persalinan :

1. Sakit Pinggang

2. Nyeri yang samar, ringan, mengganggu, dan dapat hilang-timbul.

3. Kram pada perut bagian bawah

4. Seperti kram menstruasi, dan dapat disertai dengan rasa tidak nyaman di paha.

5. Tinja yang lunak

6. Buang air beberapa kali dalam beberapa jam, dapat disertai dengan kram perut atau

gangguan pencernaan.

7. Desakan untuk berbenah

8. Lonjakan energi yang mendadak menyebabkan ibu hamil melakukan banyak aktivitas

dan keinginan untuk menuntaskan persiapan bagi bayi.

Page 4: Makalah pandangan islam terhadap kelahiran dan persalinan

4

C. MASA MELAHIRKAN

1. Bebas dari aktivitas ibadah fisik

Setelah melahirkan seorang ibu akan mengalami masa nifas (darah kotor) selama

40 hari. Pada masa itu seorang wanita dibebaskan, bahkan diharamkan dari kegiatan

ibadah yang membutuhkan kekuatan fisik seperti shalat, puasa, dan membaca Al-Quran.

2. Menjaga Kebersihan dan Kesehatan

Pasca melahirkan wanita memerlukan perhatian khusus dibidang kesehatan. Di

samping banyaknya darah kotor yang keluar pada masa nifas, kondisi wanita juga masih

dalam keadaan luka (karena melahirkan). Perawatan kesehatan diperlukan untuk

mencegah berbagai penyakit. Diakui bahwa kebersihan merupakan pangkal kesehatan

Islam telah menjelaskan dengan sangat jelas bahwa kebersihan merupakan anjuran yang

dikaitkan dengan keimanan. Rasulullah saw bersabda:

Artinya:” Kebersihan merupakan bagian dari iman.(……………)

Jika jatuh sakit, Islam menganjurkan supaya manusia segera berobat. Ikhtiar atau

usaha merupakan kewajiban dalam agama. Seseorang tidak boleh menyerah pada nasib

dengan alasan taqdir, karena sesungguhnya Islam selalu menyuruh kita berobat ketika

sakit. Rasulullah saw bersabda:

Artinya: “ Berobatlah kamu karena Allah tidak akan mengadakan penyakit melainkan

mengadakan pula obatnya, kecuali hanya satu penyakit yang tidak dapat diobati yaitu

ketuaan.

3. Larangan Untuk Melakukan Hubungan Suami Istri Selama Masa Nifas

Islam melarang suami istri untuk melakukan hubungan intim pada masa nifas

sampai darah kotor tersebut berhenti. Kalau ditinjau dari segi kesehatan, larangan

tersebut mengandung cukup banyak hikmah, seperti, jalan lahir anak pada wanita masih

dalam penyembuhan dari luka yang diakibatkan dari kelahiran bayi.

Ayat allah SWT

Artinya: dan mereka men anyakan kepadamu (Muhammad) tentang haid. Katkanlah, “Itu

adalah sesuatu yang kotor” karena itu jauhilah istri pada waktu haid; dan jangan kamu

dekati mereka sebelum mereka suci…. (al-Baqarah: 222)

Dari ayat di atas, pengertian setelah mereka suci, baik itu setelah haid maupun

darah kotor pada saat nifas (setelah darah berhenti keluar).

Page 5: Makalah pandangan islam terhadap kelahiran dan persalinan

5

4. Mandi Setelah Berakhirnya Masa Nifas

Setelah berkahirnya masa nifas, seorang wanita diwajibkan untuk mandi. Dengan

demikian maka ia kembali menjadi bersih dan suci. Artinya, segala aktivitas keagamaan

mulai harus diaktifkan kembali dan juga telah sah untuk berhubungan suami istri. Masa

40 hari merupakan waktu yang cukup untuk memulihkan seoarang wanita baik kesehatan

fisik maupun mentalnya.

D. PANDANGAN ISLAM TENTANG KELAHIRKAN DAN PERSALINAN

1. Kelahiran

Islam secara tersurat dan tersirat telah menjelaskan bahwa seorang wanita boleh

menjaga jarak dalam mengatur kehamilan. Menjaga jarak dengan tujuan memberikan anak

perhatian yang cukup demi kesehatan wanita itu sendiri. Mengandung dan melahirkan

merupakan sebuah perjuangan yang beresiko tinggi, kelalaian dalam menjaga kesehatan dan

keselamatan ibu hamil bisa berakibat fatal bahkan bisa menyebabkan seorang wanita

meninggal dunia ketika hamil atau melahirkan.

Dalam Al-Quran ditegaskan bahwa seorang ibu harus menyusui anaknya secara baik

dan mencukupi dengan batas waktu hingga 2 tahun, sebagaimana firman Allah swt:

Ayat Allah SWT

Artinya: “Dan Ibu-ibu hendaklah menyusui anaknya dua tahun penuh, bagi yang ingin

menyusui secara sempurna……….(QS:al-Baqarah 233)

Kalau seorang wanita memberikan ASI secara sempurna hingga 2 tahun, artinya dia

tidak hamil selama dalam proses tersebut. Kehamilan itu sendiri membutuhkan sebuah

perjuangan yang akan merepotkan seorang ibu dalam menyapih bayinya. Setelah 2 tahun

barulah seorang ibu boleh hamil kembali dan proses kehamilan itu sendiri membutuhkan

waktu hingga 9 bulan, berarti jarak yang ideal bagi seorang ibu untuk mempunyai anak

(melahirkan) adalah 2 tahun 9 bulan.

Meskipun memiliki anak merupakan hak kedua orang tua baik ibu maupun bapak,

bukan berarti seorang ayah sebagai pemimpin dalam rumah tangga boleh memaksakan

kehendaknya dalam menentukan jumlah anak dan mengatur jarak antar anak, karena Islam

sangat menekankan pentingya musyawarah dalam segala urusan, apalagi dalam hal yang

sangat penting dan beresiko bagi salah satu pihak. Dalam hal ini Allah swt berfirman:

Page 6: Makalah pandangan islam terhadap kelahiran dan persalinan

6

Ayat Allah SWT:

Artinya: “…………. Dan bermusyawarahlah dengan mereka dalam urusan itu.(QS:Ali

Imran:159.)

2. Persalinan

Dari rahim seorang ibu akan lahir generasi penerus yang akan menjaga kelestarian manusia

dalam membangun peradaban. Mengingat persalinan dan masa nifas sangatlah penting, maka

ketersediaan layanan berkualitas dan terjangkau bagi seluruh lapisan masyarakat merupakan

kebutuhan mendasar yang harus dipenuhi. Pelayanan dasar dan lanjutan merupakan cakupan dari

pelayanan kehamilan, persalinan dan masa nifas. Pelayanan dasar ditujukan untuk menangani

kasus-kasus normal, sedangkan pelayanan lanjutan atau rujukan diberikan kepada mereka yang

mengalami kasus-kasus beresiko, gawat darurat, dan komplikasi yang memerlukan sarana dan

prasarana yang lebih lengkap seperti di Rumah Sakit. Kedua pelayanan tersebut harus tersedia

dan terjangkau oleh seluruh lapisan masyarkat, baik dari aspek finansial maupun teknis terkait

dengan jarak dan sarana transportasi.

Di Indonesia manajemen pelayanan kesehatan terkait persalinan masih sangat buruk

dibandingkan dengan negara ASEAN lainnya. Angka Kematian Ibu (AKI) saat ini 228 per

100.000 kelahiran hidup sedangkan Angka Kematian Bayi (AKB) sebesar 34 per 1000 kelahiran

hidup. Menurut survei Kesehatan dan Rumah Tangga 2001 penyebab langsung kematian ibu

diantaranya: 90% terjadi pada saat persalinan dan segera setelah persalinan, yaitu endarahan

(28%), eklamsia (24%), infeksi (11%), komplikasi pueperium (8%), partus macet (5%), abortus

(5%), trauma obstertik (5%), emboli (3%), dan lain-lain (11%).

Oleh karena itu pelayanan kesehatan ibu dan perjuangan ibu dalam proses kehamilan dan

persalinan sangatlah berharga. Dalam surat Lukman ayat 14 Al Qur’an mengabadikan

perjuangan ibu selama kehamilan, “Ibunya telah mengandungnya dalam keadaan yang lemah dan

bertambah-tambah…”. Allah memberikan kemuliaan kepada ibu melahirkan melaui sabda

Rasulullah saw yang artinya,”…wanita yang meninggal karena melahirkan adalah syahid…”

(HR. Ahmad)

Wajar bila Islam mewajibkan Negara untuk memberikan pelayanan yang berkualitas dan dapat

dijangkau oleh semua kaum ibu sejak masa kehamilan sampai persalinan bahkan hingga masa

nifas dan menyusui. Layanan tersebut adalah bagian integral dari sistem kehidupan Islam. Islam

Page 7: Makalah pandangan islam terhadap kelahiran dan persalinan

7

membebankan terpenuhinya kebutuhan tersebut pada Khalifah sebagai pemimpin umat. Negara

wajib menyelenggarakan pelayanan bersalin (atenatal, bersalin, nifas) berkualitas bagi semua ibu

bersalin secara gratis!

Bila keuangan Negara tidak cukup, maka Khalifah akan menarik sejumlah uang dari orang-orang

kaya saja sesuai kebutuhan. Strategi penyelenggaraan layanan bersalin mengacu pada 3 prinsip

dasar: 1). kesederhanaan aturan, 2). Kecepatan pelayanan, 3). Standar layanan bersalin bersalin

berkalitas sesuai syariat.

Negara wajib menyediakan semua sarana dan prasarana yang berkualitas termasuk tenaga medis

baik dokter spesialis kebidanan dan kandungan maupun bidan secara merata di seluruh wilayah

Negara baik pada pelayanan dasar (puskesmas) maupun lanjutan (Rumah Sakit). Dalam ranah

fikih, menjadi tenaga medis (dokter kadungan, bidan, perawat) adalah fardu kifayah. Sehingga

harus ada sebagian kaum muslimin yang memilih profesi tersebut. Karena itu Negara akan

memudahkan penyediaan fasilitas pendidikan untuk menghasilkan tenaga medis yang berkualitas

dan memiliki integritas yang kuat.

Dalam sejarah Masa Keemasan Islam layanan bersalin yang memadai terlihat dari banyaknya

Rumah Sakit. Hampir semua kota besar memiliki rumah sakit yang disertai dengan lembaga

pendidikan dokter. Rumah sakit tersebut memiliki ruang pemeriksaan kandungan dan ruang

untuk layanan persalinan. Belum lagi adanya rumah sakit keliling yang disediakan oleh Negara

yang menelusuri pelosok negeri, sehingga layanan bersalin bagi semua ibu benar-benar

direalisasikan secara nyata.

Pada zaman keemasan Islam, ilmu kedokteran kebidanan termasyur ada di Harran, Baghdad, dan

Jundi Syahpur. Lembaga pendidikan menengah dan tinggi ilmu kedokteran merata ada di setiap

kota besar seperti Damsyiq, Isfahan, Rayy, Baghdad, Al Qahirah, Tunis, Marakisy (Maroko),

dan Qurtuba (Kordoba) Juga terdapat Al Jami’ah (universitas) yang memiliki fakultas

kedokteran.

Salah satu fakta di Baghdad, masa Khalifah Harun Al Rasyid (170-193 H), disamping didirikan

Rumah Sakit terbesar di kota Baghad, dan beberapa Rumah Sakit kecil, juga didirikan rumah

sakit bersalin terbesar yang disampingnya didirikan sekolah pendidikan kebidanan. Kedua sarana

tersebut berdiri atas perintah Khalifah Harun Al Rasyid kepada Al Musawaih yang menjabat

menteri kesehatan dan dokter kekhilafahan.

Page 8: Makalah pandangan islam terhadap kelahiran dan persalinan

8

Begitulah cara Islam dalam masa keemasannya dulu untuk menjawab proses (permasalahan)

persalinan yang kurang memadai dewasa ini. Oleh karena itu, untuk menyelesaikan problem ini

dibutuhkan solusi yang komprehensif dari segala aspek yang terkait, baik medis maupun non

medis, termasuk ketersediaan SDM berkualitas secara merata.

E. HAK-HAK ANAK DALAM ISLAM

a. Anak – Anak Berhak Atas Nafkah yang Ma’ruf (Baik Secara Kesehatan, dan

Sosial)

Sejak masa bayi seorang anak membutuhkan makanan dengan gizi yang cukup

dan seimbang untuk mendukung pertumbuhannya. Ketidakseimbangan gizi pada masa

tersebut akan membuat anak rentan terhadap berbagai ancaman baik daru luar maupun

dari dalam. Ancaman dari luar seperti penyakit yang mudah masuk ke dalam tubuh

karena lemahnya daya tahan tubuh, sedangkan dari dalam bisa saja disebabkan dari

pertumbuhan yang tidak normal bisa saja membuat anak tidak tumbuh wajar secara fisik

maupun psikis.

Dalam Islam nafkah kepada anak telah ditegaskan pada beberapa tempat dalam

Al-Quran:

1) Air Susu Ibu (ASI)

Air Susu Ibu (ASI) merupakan makanan pokok dan paling bagus bagi anak

terutama ketika hari-hari pertama kelahirannya, Islam telah menegaskan kepada orang tua

agar memberikan ASI yang cukup kepada anaknya hingga usia 2 tahun.:

Allah swt berfirman:

Artinya: seorang ibu mengandung anak dan menyapih (memberikan air susu) kepada

anaknya selama 30 bulan (QS. Ahqaf : 15)

Dalam ayat di atas disebutkan masa 30 bulan diperlukan seorang ibu dalam

mengandung anak dan menyusuinya.

Masa 30 bulan itu terbagi kepada dua fase, yaitu fase kehamilan dan menyusui.

Kalau menyusui telah disebutkan pada ayat sebelumnya adalah 2 tahun yang sama

dengan 24 bulan, berarti sisa 6 bulan lagi adalah untuk masa mengandung.

Page 9: Makalah pandangan islam terhadap kelahiran dan persalinan

9

Masalah ini dapat ditafsirkan bahwa usia kandungan seorang wanita hamil

minimal adalah 6 bulan. Dengan kata lain, kalau seseorang melahirkan pada usia

kandungan 6 bulan, maka kandungan itu bisa digolongkan telah sempurna.

Ayat ini juga bisa digunakan untuk menyelesaikan perselisihan di antara suami

istri jika ternyata seorang istri melahirkan pada usia kandungan 6 bulan sejak pertama

kali berhubungan intim, dalam keadaan seperti ini seorang suami tidak boleh menuduh

istrinya telah berhubungan intim sebelumnya dengan orang lain, karena usia kandungan 6

bulan tersebut diakui keberadaanya di dalam agama Islam.

2) Makanan yang cukup

Di samping ASI seorang anak membutuhkan makanan tambahan seiring dengan

bertambahnya usia. Orang tua harus menyediakan makanan yang cukup dan bergizi

supaya anak-anak dapat tumbuh sehat dan cerdas. Dalam masalah nafkah Islam

memberikan tanggung jawab tersebut kepada suami sebagai pemimpin dalam rumah

tangga, firman Allah swt:

Artinya: Ayah harus memberikan kepada mereka nafkah dan pakaian dengan ma’ruf

(QS.Al-Baqarah 233)

Dalam ayat ini terkesan bahwa seorang suami harus memberikan kepada istrinya,

tetapi sebenarnya secara tersirat dapat dikatakan bahwa memberikan nafkah kepada istri

pasti juga akan ikut dimakan oleh anak terutama yang masih bayi, karena seorang anak

khusunya bayi tidak mungkin dapat dipisahkan dari ibunya.

Ma’ruf dalam ayat di atas berarti layak dan sesuai dengan kemampuan, jika

seorang ayah mempunyai kemampuan di bidang ekonomi maka ia harus memberikan

nafkah berupa makanan kepada anaknya dengan standar yang sesuai dengan

penghasilannya,demikian juga dengan yang miskin, akan memberikan nafkah sesuai

dengan kemampuannya.

3) Pakaian yang layak

Di samping makanan, seorang anak juga membutuhkan perlengkapan sehari-hari

seperti pakaian yang layak dan bersih. Masa bayi merupakan masa rentan terhadap

berbagai penyakit, menyediakan pakaian yang layak dan menjaga kesehatan pakaian

yang digunakan bayi sangat penting dalam menjaga kesehatan anak tersebut, dalam hal

Page 10: Makalah pandangan islam terhadap kelahiran dan persalinan

10

ini Al-Quran telah mewajibkan orang tua supaya memberikan pakaian kepada anaknya

dengan cara yang baik (makruf).

Kata makruf berarti baik, pakaian yang diberikan kepada anak harus baik dan

memenuhi syarat dari segi kesehatan dan juga sesuai dengan penghasilan seorang ayah.

Di samping itu juga harus selalu dijaga kebersihannya karena Islam adalah agama bersih

dan sangat peduli terhadap kebersihan, bahkan dalam sebuah hadits kebersihan itu

dikaitkan dengan keimanan, bahkan kebersihan merupakan bagian dari iman, artinya

orang yang tidak bersih berarti tidak memiliki sebagian dari iman, sehingga bisa

dikatakan imannya belum sempurna.

4) Tempat tinggal yang memadai

Seorang anak harus disediakan tempat tinggal yang layak dan bersih sesuai

dengan kemampuan seorang ayah, Islam mengakui kesederhanaan dalam hidup tetapi

sederhana tidak identik dengan kumuh dan jorok. Rasulullah saw bersabda:

Artinya: Kebersihan adalah bagian dari iman

Dalam memberikan tempat tinggal dan tempat tidur bagi anak khusunya bayi harus selalu

dijaga kebersihan dan kelayakannya.

Allah swt berfirman:

Artinya: Tempatkan mereka di tempat tinggal yang kamu tempati.

Dhamir (kata ganti) yang digunakan dalam ayat di atas adalah hunna yang bermakna

mereka (istri). Tapi tidak berarti Allah swt hanya memerintahkan suami untuk menyediakan

tempat tinggal kepada istrinya saja, perintah yang ditujukan untuk istri juga mencakup anak-

anak terutama bayi, karena tidak mungkin memisahkan seorang istri (ibu) dengan anak yang

masih kecil. Berarti kewajiban menyediakan tempat tinggal juga mencakup anak, dengan

memberikan kepada mereka kebutuhan dan perlengkapan tidur yang dibutuhkan oleh anak-

anak.

Page 11: Makalah pandangan islam terhadap kelahiran dan persalinan

11

BAB III

PENUTUP

1. KESIMPULAN

Islam secara tersurat dan tersirat telah menjelaskan bahwa seorang wanita boleh menjaga

jarak dalam mengatur kehamilan. Menjaga jarak dengan tujuan memberikan anak

perhatian yang cukup demi kesehatan wanita itu sendiri. Mengandung dan melahirkan

merupakan sebuah perjuangan yang beresiko tinggi, kelalaian dalam menjaga kesehatan

dan keselamatan ibu hamil bisa berakibat fatal bahkan bisa menyebabkan seorang wanita

meninggal dunia ketika hamil atau melahirkan. Dari rahim seorang ibu akan lahir

generasi penerus yang akan menjaga kelestarian manusia dalam membangun peradaban.

Mengingat persalinan dan masa nifas sangatlah penting, maka ketersediaan layanan

berkualitas dan terjangkau bagi seluruh lapisan masyarakat merupakan kebutuhan

mendasar yang harus dipenuhi.

2. SARAN

makalah ini masih memiliki berbagai jenis kekurangan olehnya itu kritik yang sifatnya

membangun sangat kami harapkan.

Page 12: Makalah pandangan islam terhadap kelahiran dan persalinan

12

DAFTAR PUSTAKA

www.google.com/url?sa=t&rct=j&q=&esrc=s&source=web&cd=1&cad=rja&ved=0C

CoQFjAA&url=http%3A%2F%2Fwww.ibudanbalita.net%2Finfo%2Fmakalah-

persalinan-dalam-agama-islam.

FjAC&url=http%3A%2F%2Fzangpriboemi.blogspot.com%2F2012%2F09%2Fmakalah-

kehamilan-dan-persalinan-

http://www.vemale.com/topik/kehamilan/30119-pengertian-nifas-menurut-islam.html

http://aimoyieb.blogspot.com/2011/05/makalah-persalinan.html

Page 13: Makalah pandangan islam terhadap kelahiran dan persalinan

13

KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan pada Allah SWT, Karena atas berkat dan rahmat-Nya penyusun

dapat menyelesaikan penyusunan makalah Agama ini. Dengan kami harapkan kiranya makalah

yang telah kami susun dapat bermanfaat bagi para pembaca atau pihak lain yang membutuhkan

informasi dalam makalah “PANDANGAN ISLAM TERHADAP KELAHIRAN DAN

PERSALINAN”

Dalam makalah ini terdapat banyak sekali informasi mengenai nilai-nilai yang berkaitan dan

menjadi dasar dalam Kebidanan.

Kami menyadari bahwa makalah yang kami susun ini jauh dari kata sempurna,untuk itu

kami berbesar hati untuk menerima segala kritik dan saran dari berbagai pihak. Kami juga tidak

lupa menyampaikan ucapan terimakasih kepada pihak-pihak yang telah bersedia membantu kami

dalam menyelesaikan makalah ini.

Akhir kata kami mohon maaf atas kekurangan serta kejanggalan baik isi maupun dalam teknik

penyusunannya.

Raha, November 2013

Penyusun

Page 14: Makalah pandangan islam terhadap kelahiran dan persalinan

14

DAFTAR ISI

Kata Pengantar..................................................................................................................... i

Daftar Isi.............................................................................................................................. ii

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang................................................................................................................ 1

B. Rumusan masalah............................................................................................................ 1

C. Tujuan............................................................................................................................. 1

BAB II PEMBAHASAN

1. Pemeliharaan dan pengasuhan Anak........................................................................ 2

2. Tanggung Jawab terhadap Anak Bila Terjadi Perceraian...................................... 4

3. Pandangan Islam terhadap Pemeliharaan dan Pengasuhan Anak......................... 7

4. Konsep Pengasuhan Dan Pendidikan Anak Dalam Islam...................................... 8

BAB III PENUTUP

3.1 KESIMPULAN................................................................................................................15

3.2 SARAN............................................................................................................................16

DAFTAR PUSTAKA............................................................................................................17

Page 15: Makalah pandangan islam terhadap kelahiran dan persalinan

15

MAKALAH

PANDANGAN ISLAM

TERHADAP KELAHIRAN DAN PERSALINAN

DI SUSUN OLEH:

KELOMPOK 12

1. WA ODE MINARTIN (2013.IB.0047)

2. WA IDA (2013.IB.0041)

TINGKAT I A.

AKADEMI KEBIDANAN PARAMATA RAHA

KABUPATEN MUNA

2013 / 2014