Makalah Nuca 1 (Kel 1)

32
KEBUTUHAN NUTRISI DAN CAIRAN I ANATOMI FISIOLOGI SISTEM PENCERNAAN Disusun Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Kebutuhan Nutrisi dan Cairan I Dosen Pembimbing : Fitriya Handayani Disusun Oleh : Latief Ma’ruf Prima Khairunisa Ervina Hesti Utami Rinda Dwi O Rinda Winandita Hana Adilah Chintya Intani A Rahmatika Isnaeni Reny Widya Kirana H A 11 1 PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN

Transcript of Makalah Nuca 1 (Kel 1)

Page 1: Makalah Nuca 1 (Kel 1)

KEBUTUHAN NUTRISI DAN CAIRAN I

ANATOMI FISIOLOGI SISTEM PENCERNAAN

Disusun Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Kebutuhan Nutrisi dan Cairan I

Dosen Pembimbing : Fitriya Handayani

Disusun Oleh :

Latief Ma’ruf

Prima Khairunisa

Ervina Hesti Utami

Rinda Dwi O

Rinda Winandita

Hana Adilah

Chintya Intani A

Rahmatika Isnaeni

Reny Widya Kirana H

A 11 1

PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN

FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS DIPONEGORO

2012

Page 2: Makalah Nuca 1 (Kel 1)

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG

Di dalam tubuh tersusun atas beberapa organ yang ikut serta mengatur

jalannya fungsi tubuh. Organ- organ tersebut terintegrasi ke dalam suatu sistem.

Organ- organ yang berfungsi untuk memecah molekul- molekul makanan menjadi

lebih kecil terintegrasi dalam sebuah sistem yaitu sistem pencernaan. Rangsang

lapar kemudian ditangkap oleh neuron sensori lalu disampaikan ke otak,

diteruskan ke neuron motorik menghasilkan gerakan untuk melahap makanan.

Proses melahap suatu makanan ini untuk kemudian menjadikan perut kita

kenyang tidak semata- mata tanpa proses, proses pengolahan makanan tersebut

masuk ke dalam sistem pencernaan. Sistem pencernaan tersusun atas organ- organ

seperti gigi, lidah, faring, laring, esofagus, gaster, illeum, duodenum, kolon,

rektum dan anus yang masing- masing memiliki cara kerja dan fungsi sendiri-

sendiri.

Dan dalam makalah ini akan dijabarkan lebih spesifik masing- masing

organ penyusun sistem pencernaan atau anatomi fisiologi dari sistem pencernaan.

B. RUMUSAN MASALAH

1. Bagaimana struktur sistem pencernaan dan fungsinya?

2. Apa fungsi utama sistem pencernaan?

3. Bagaimana mekanisme pencernaan mekanik dan kimiawi di mulut?

4. Apa saja kelenjar pencernaan yang membantu proses pencernaan?

5. Apa motilitas gaster beserta enzim- enzimnya?

6. Bagaimana pencernaan kimiawi dan enzim- enzim yang bekerja pada

pencernaan kimiawi?

7. Bagaimana proses absorpsi nutrisi dan cairan dan juga proses defekasi?

8. Apa saja 4 lapisan struktur dasar organ pencernaan?

9. Apa saja sistem saraf dan vaskuler yang bekerja pada sistem pencernaan?

10. Apa yang dimaksud fase chepalic, gastric dan intestinal pada lambung?

11. Bagaimana terjadinya kembung?

Page 3: Makalah Nuca 1 (Kel 1)

12. Bagaimanakah perubahan anatomi dan fisiologi sistem pencernaan pada

proses menua?

C. TUJUAN

1. Mengetahui struktur sistem pencernaan dan fungsinya

2. Mengetahui fungsi utama sistem pencernaan

3. Mengetahui mekanisme pencernaan mekanik dan kimiawi di mulut

4. Mengetahui kelenjar pencernaan yang membantu proses pencernaan

5. Mengetahui motilitas gaster beserta enzim- enzimnya

6. Mengetahui pencernaan kimiawi dan enzim- enzim yang bekerja pada

pencernaan kimiawi

7. Mengetahui proses absorpsi nutrisi dan cairan dan juga proses defekasi

8. Mengetahui 4 lapisan struktur dasar organ pencernaan

9. Mengetahui sistem saraf dan vaskuler yang bekerja pada sistem

pencernaan

10. Mengetahui fase chepalic, gastric dan intestinal pada lambung

11. Mengetahui terjadinya kembung

13. Mengetahui perubahan anatomi dan fisiologi sistem pencernaan pada

proses menua

Page 4: Makalah Nuca 1 (Kel 1)

PEMBAHASAN

A. Pengertian Sistem Pencernaan dan Fungsi Organ

Sistem pencernaan adalah kesatuan dari beberapa organ yang berfungsi

mengubah makanan yang diserap menjadi molekul yang lebih kecil. Sistem

pencernaan terdiri alat pencernaan : mulut, gigi, lidah, faring, laring, esofagus,

gaster, illeum, duodenum, kolon, rektum, anus.1 Dan kelenjar pencernaan

Alat Pencernaan

No Organ Fungsi

1 Mulut

Gigi

Lidah

Masuknya makanan dan air

Mengunyah ( geraham) , memotong (seri) ,

mengoyak (taring)

Sebagai indra pengecap

Mengatur letak makanan dalam rongga mulut

Membantu menelan makanan

Membantu gigi dalam menceran makanan secara

mekanik

2 Faring Jalan menuju esofagus

3 Kerongkongan Menyalurkan makanan dari mulut ke gaster

( lambung)

Tempat lewatnya makanan sebelum masuk ke

lambung

Page 5: Makalah Nuca 1 (Kel 1)

Tempat penyimpanan makanan sementara

4 Lambung 1. Motorik : a. penyimpanan sejumlah besar

makanan sampai makanan dapat diproses didalam

duodenum

b. Mencampur makanan dengan skresi dari

lambung sampai membentuk suatu campuran

setengah cair yang disebut kimu

c. pengosongan makanan dengan lambat dari

lambung ke dalam usus halus pada kecepatan yang

sesuai untuk pencernaan dan absorpsi yang tepat

oleh usus halus.

2. Penyimpanan

3. Pencampuran dan pendorongan makanan dalam

lambung

4. Mengaktifkan enzim- enzim di lambung

5 Usus Halus

( Intestinum)

Meremas makanan, menyerap nutrisi pada

makanan

-Usus 12 jari

( Duodenum)

-Usus Kosong

(Jejunum)

Pencernaan kimiawi, karena usus kosong

menghasilkan getah kelenjar pencernaan tapi tidak

sebanyak di usus 12 jari.

-Usus Penyerapan

( Illeum)

Absorpsi sari makanan

6 Usus Besar

( Kolon)

Menyerap air dan mineral yang terdapat sisa

makanan dan di dalam usus besar terdapat bakteri

yang dapat membusukkan sisa makanan.

Pembusukan ini berfungsi untuk membantu

mempermudah pengeluaran sisa makanan

7 Rektum Tempat penyimpanan sementara faeses

8 Anus Lubang ujung saluran pencernaan

Page 6: Makalah Nuca 1 (Kel 1)

Kelenjar Pencernaan

No Nama Fungsi

1 Kelenjar Ludah Menghasilkan enzim amilase dan saliva

2 Kelenjar Lambung Menghasilkan enzim di HCL, Pepsin, Renin

3 Kelenjar Hati Menghasilkan empedu sebagai kelenjar eksokrin

Menghasilkan cadangan lemak, glikogen, vitamin

A, vitamin B12, albumin, mensintesis protein,

detoksifikasi, menghasilkan enzim arginase

4 Kelenjar Pankreas Menghasilkan enzim protease, amilase, lipase,

nuklease

5 Kelenjar dalam usus

halus

Menghasilkan enzim enterokinase, erepsin,

maltase, sukrase, laktase, nuklease, lipase

B. Fungsi Sistem Pencernaan

Fungsi utama dari sistem pencernaan adalah mengubah makanan dari ukuran

besar menjadi lebih kecil dan halus, serta memecah molekul makanan yang

kompleks menjadi molekul yang sederhana dan memberikan tubuh cairan, nutrin,

dan elektrolit. Dan memindahkan nutrient, air dan elektrolit dari makanan yang

kita makan ke dalam lingkungan internal tubuh. Manusia menggunakan molekul-

molekul organic yang terkandung dalam makanan dan O2 untuk menghasilkan

energi. 4

C. Mekanisme Pencernaan Mekanik dan Kimiawi di Mulut

Pencernaan Kimiawi Pencernaan Mekanik

Page 7: Makalah Nuca 1 (Kel 1)

1. Enzim lipase adalah enzim

pencernaan yang berfungsi

memcah lemak yang

masuk ke dalam tubuh

seseorang

2. Enzim amilase berfungsi

menguraikan zat tepung

(karbohidrat) yang terdapat

dalam makanan menjadi

zat gula yang disebut

polisakarida

3. Enzim Ptialin berfungsi

mengubah amilum (zat

tepung) menjadi glukosa

1. Mengunyah

Makanan dipotong oleh gigi seri, dikoyak

oleh gigi taring, dikunyah oleh gigi

geraham.

2. Menelan

• Gerakan sadar, yaitu gerakan lidah

yang menekan makanan ke atas dan

mendorong makanan ke belakang

kemudian masuk ke kerongkongan.

• Gerakan tidak sadar, yaitu gerakan di

daerah faring, berupa reflex yang

menggerakkan laring ke atas sehingga

epiglotis menup glotis.

3.Gerak Peristaltik

Mendorong makanan ke lambung

D. Kelenjar Pencernaan dalam Mulut

Page 8: Makalah Nuca 1 (Kel 1)

Pada rongga mulut terdapat tiga kelenjar ludah. Kelenjar-kelenjar tersebut

adalah:

Terdapat 3 pasang kelenjar saliva adalah:

a. Kelenjar parotis merupakan kelenjar yang paling besar dan berada tepat

di bawah telinga, panjang kelenjar ini kira-kira 5 cm dan terbuka di

dalam mulut, berlawanan arah dengan gigi molar atas kedua. Kelenjar

ini merupakan kelenjar yang dipengaruhi oleh penyakit yang umumnya

disebut gondongan.

b. Kelenjar submandibular terletak pada bagian belakang dasar mulut

ditutupi oleh angulus mandibular. Duktus dari kelenjar submandibular

menjalar dalam dasar mulut, terbuka ke dalam mulut pada sebelas sisi

dari lidah.

c. Kelenjar sublingual terletak di bawah membran mukosa dasar mulut

dan ditutupi oleh bagian depan lidah. Kelenjar tersebut mempunyai

sekitar 12 buah duktus yang terbuka ke dalam dasar mulut. 1

E. Motilitas Lambung dan Enzim- Enzim di dalamnya

Motilitas adalah kontraksi otot yang mencampur dan mendorong isi saluran

pencernaan, otot polos di dinding saluran pencernaan secara terus menerus

berkontraksi dengan kekuatan rendah. Dalam proses motilitas terjadi dua gerakan

yaitu gerakan propulsif dan gerakan mencampur. Gerakan propulsif yaitu gerakan

mendorong atau memajukan isi saluran pencernaan sehingga berpindah tempat ke

segmen berikutnya. Gerakan kedua adalah gerakan mencampur, gerakan ini

mempunyai 2 fungsi yaitu mencampur makanan dengan getah pencernaan dan

mempermudah penyerapan pada usus.4

Enzim- enzim yang ada dan bekerja di Lambung adalah enzim pepsin, renin,

HCL, lipase lambung.

Beberapa enzim pencerna yang terdapat dalam getah lambung :

Page 9: Makalah Nuca 1 (Kel 1)

1. Pepsin

dihasilkan dari pepsinogen dalam lingkungan asam hidroklorida dan bekerja

atas protein, mengubahnya menjadi bahan yang lebih mudah larut, yang disebut

pepton

2. Renin

Ragi yang membekukan susu dan membentuk kasein dari kasinogen yang

dapat larut. Kasein adalah protein susu dan setelah dipisahkan dapat dipengaruhi

fermen pepsin .(“renet” ialah renin yang disaring dari lambung anak sapi, dapat

digunakan untuk membuat kue dan dapat membekukan susu untuk membuat keju)

3. Lipase lambung

sebuah enzim yang memecahkan lemak disebut lipase lambung- supaya

dapat dibedakan dari lipase getah pankreas- terdapat dalam jumlah kecil di dalam

lambung, dan pencernaan lemak mulai di sini.

4. HCL

Asam khlorida (HCl) sering dikenal dengan sebutan asam lambung,

dihasilkan oleh kelenjar didalam dinding lambung. Asam khlorida berfungsi untuk

membunuh mikroorganisme tertentu yang masuk bersama-sama makanan.

Produksi asam khlorida yang tidak stabil dan cenderung berlebih, dapat

menyebabkan radang lambung yang sering disebut penyakit ”mag”.

F. Proses Pencernaan Kimiawi dan Enzim- Enzimnya

Pencernaan Kimiawi adalah penambahan kimiawi (asam, enzim, dan air)

untuk memecah molekul kompleks menjati struktur sederhana. Pencernaan

kimiawi terjadi di dalam rongga mulut, usus, dan lambung dengan bantuan enzim.

1. Enzim ptialin

Enzim ptialin terdapat di dalam air ludah, dihasilkan oleh kelenjar ludah.

Fungsi enzim ptialin untuk mengubah amilum (zat tepung) menjadi glukosa.

Page 10: Makalah Nuca 1 (Kel 1)

2. Enzim amilase

Enzim amilase dihasilkan oleh kelenjar ludah (parotis) di mulut dan

kelenjar pankreas. Kerja enzim amilase yaitu :

Amilum Maltosa

Enzim Amilase

Amilum sering dikenal dengan sebutan zat tepung atau pati. Amilum merupakan

karbohidrat atau sakarida yang memiliki molekul kompleks. Enzim amilase

memecah molekul amilum ini menjadi sakarida dengan molekul yang lebih

sederhana yaitu maltosa.

3. Enzim maltase

Enzim maltase terdapat di usus dua belas jari, berfungsi memecah molekul

maltosa menjadi molekul glukosa. Glukosa merupakan sakarida sederhana

(monosakarida). Molekul glukosa berukuran kecil dan lebih ringan dari pada

maltosa, sehingga darah dapat mengangkut glukosa untuk dibawa ke seluruh sel

yang membutuhkan.

4. Enzim pepsin

Enzim pepsin dihasilkan oleh kelenjar di lambung berupa pepsinogen.

Selanjutnya pepsinogen bereaksi dengan asam lambung menjadi pepsin. Cara

kerja enzim pepsin yaitu :

Protein Pepton

Enzim Pepsin

Enzim pepsin memecah molekul protein yang kompleks menjadi molekul

yang lebih sederhana yaitu pepton. Molekul pepton perlu dipecah lagi agar dapat

diangkut oleh darah.

Page 11: Makalah Nuca 1 (Kel 1)

5. Enzim tripsin

Enzim tripsin dihasilkan oleh kelenjar pancreas dan dialirkan ke dalam usus

dua belas jari   (duodenum). Cara kerja enzim tripsin yaitu :

Pepton Asam Amino

Enzim Tripsin

Asam amino memiliki molekul yang lebih sederhana jika dibanding molekul

pepton. Molekul asam amino inilah yang diangkut darah dan dibawa ke seluruh

sel yang membutuhkan. Selanjutnya sel akan merakit kembali asam amino-asam

amino membentuk protein untuk berbagai kebutuhan sel.

6. Enzim renin

Enzim renin dihasilkan oleh kelenjar di dinding lambung. Fungsi enzim

renin untuk mengendapkan kasein dari air susu. Kasein merupakan protein susu,

sering disebut keju. Setelah kasein diendapkan dari air susu maka zat dalam air

susu dapat dicerna.

7. Asam khlorida (HCl)

Asam khlorida (HCl) sering dikenal dengan sebutan asam lambung,

dihasilkan oleh kelenjar didalam dinding lambung. Asam khlorida berfungsi untuk

membunuh mikroorganisme tertentu yang masuk bersama-sama makanan.

Produksi asam khlorida yang tidak stabil dan cenderung berlebih, dapat

menyebabkan radang lambung yang sering disebut penyakit ”maag”.

8. Cairan empedu

Cairan empedu dihasilkan oleh hati dan ditampung dalam kantong empedu.

Empedu mengandung zat warna bilirubin dan biliverdin yang menyebabkan

kotoran sisa pencernaan berwarna kekuningan. Empedu berasal dari rombakan sel

darah merah (erithrosit) yang tua atau telah rusak dan tidak digunakan untuk

membentuk sel darah merah yang baru. Fungsi empedu yaitu memecah molekul

Page 12: Makalah Nuca 1 (Kel 1)

lemak menjadi butiran-butiran yang lebih halus sehingga membentuk suatu

emulsi. Lemak yang sudah berwujud emulsi ini selanjutnya akan dicerna menjadi

molekul-molekul yang lebih sederhana lagi.

9. Enzim lipase

Enzim lipase dihasilkan oleh kelenjar pankreas dan kemudian dialirkan ke

dalam usus dua belas jari (duodenum). Enzim lipase juga dihasilkan oleh

lambung, tetapi jumlahnya sangat sedikit. Cara kerja enzim lipase yaitu :

Lipid Asam Lemak + Gliserol

Enzim Lipase

Lipid (seperti lemak dan minyak) merupakan senyawa dengan molekul kompleks

yang berukuran besar. Molekul lipid tidak dapat diangkut oleh cairan getah

bening, sehingga perlu dipecah lebih dahulu menjadi molekul yang lebih kecil.

Enzim lipase memecah molekul lipid menjadi asam lemak dan gliserol yang

memiliki molekul lebih sederhana dan lebih kecil. Asam lemak dan gliserol tidak

larut dalam air, maka pengangkutannya dilakukan oleh cairan getah bening

(limfe).

G. Absorpsi Nutrisi dan Cairan serta Defekasi

Absorpsi

Absorbsi makanan yang telah dicernakan seluruhnya berlangsung di dalam

usus halus melalui dua saluran, yaitu pembuluh kapiler darah dan saluran limfe di

vili di sebelah dalam permukaan usus halus. Sebuah vilus berisi lakteal, pembuluh

darah, epitelium, dan jaringan otot yang diikat bersama jaringan limfoid. Lakteal

sentralis berakhir menjadi ujung buntu, sedangkan jaringan otot datar melaluinya,

dan pembuluh kapiler darah mengitarinya. Kemudian seluruhnya diselimuti

membran dasar dan ditutupi epitelium. Karena keluar dari dinding usus, vili

bersentuhan dengan makanan cair atau kime, dan lemak diabsorbsi ke dalam

lakteal. Lemak yang telah diabsorbsi kemudian berjalan melalui banyak pembuluh

limfe ke reseptakulum kili, dan dari saluran toraksika ke aliran darah. Semua

Page 13: Makalah Nuca 1 (Kel 1)

makanan yang telah dicerna langsung masuk ke dalam pembuluh kapiler darah di

vili, dan oleh vena portal dibawa ke hati untuk mengalami beberapa perubahan.5

Defekasi

Defekasi, atau pasase feses, terjadi karena gerakan residu makanan dari

colon pelvis ke dalam rektum, yang kemudian menjadi distensi. Distensi ini

menyebabkan refleks kontraksi otot rektum yang cenderung mengeluarkan isinya

melalui anus. Hal ini bergantung kepada relaksasi sfingter anus eksterna. Defekasi

kemudian merupakan kerja refleks yang dapat di hambat secara volunter. Defekasi

terlambat, sensasi bahwa rektum sudah penuh akan terlewatkan dan lebih banyak

air diabsorbsi dari feses melalui dinding rektum dan konstipasi dapat terjadi.5

H. Lapisan Struktur Dasar Organ Sistem Pencernaan

Gaster

Tunika Mukosa

Merupakan epitel kolumner simpleks, tidak terdapat vili intestinalis dan sel

goblet. Terdapat foveola gastrika/pit gaster yang dibentuk epitel, lamina propia

dan muskularis mukosa. Seluruh gaster terdapat rugae (lipatan mukosa dan

submukosa) yang bersifat sementara dan menghilang saat gaster distensi oleh

cairan dan material padat. Foveola tersebut terdapat sel mukosa yang menyekresi

mucus terutama terdiri dari:

Sel neck. Menghasilkan secret mukosa asam kaya glikosaminoglikan

Sel parietal. Menghasilkan HCl

Sel chief. Mengahasilkan pepsin

Sel argentaffin. Menghasilkan intrinsic factor castle untuk pembentukan

darah.

Page 14: Makalah Nuca 1 (Kel 1)

Tunika submukosa

Jaringan ikat longgar banyak mengandung pembuluh darah dan saraf

pleksus meissner.

Tunika muskularis

Terdiri atas otot oblik (dekat lumen),otot sirkular (bagian tengah) dan otot

longitudinal (bagian luar). Diantara otot sirkuler dan longitudinal tersebut sedikit

dipisah pleksus saraf mienterikus auerbach

Tunika Serosa

Peritoneum visceral dengan epitel squamosa simpleks, yang diisi pembuluh

darah dan sel-sel lemak.

I. Sistem Saraf dan Vaskuler dalam Sistem Pencernaan

a. Sistem Saraf

Sistem saraf pada sistem pencernaan berfungsi mempercepat dan

memperlambat gerakan peristaltik berturut-turut

Bila sebuah organ memiliki otot sfinkter, maka serabut saraf yang

menyebabkan kontraksi organnya akan menghambat sfinkter, dan

sebaliknya.

Ini terjadi pada lambung dalam sfinkter pilorik dan usus dalam sfinkter

ileokolik. Kerja keduanya semakin cepat dirangsang oleh saraf Vagus

(kontraksi) dan semakin lambat / dihentikan oleh saraf Simpatis

(dikendorkan).

b. Sistem vaskuler

• Darah bekerja sebagai sistem transpor dari tubuh, mengantarkan

semua bahan kimia, oksigen dan zat makanan yang diperlukan untuk

tubuh, menyingkirkan karbon dioksida dan hasil buangan lainnya.

Page 15: Makalah Nuca 1 (Kel 1)

• Plasma darah membagi protein yang diperlukan untuk pembentukan

jaringan; menyegarkan cairan jaringan karena melalui cairan ini semua

sel tubuh menerima makanannya.

• Saluran limfe berfungsi mengembalikan cairan dan protein dari

jaringan ke dalam sirkulasi darah. Saluran limfe lakteal berfungsi

membawa lemak yang sudah dibuat emulsi dari usus ke sirkulasi

darah.

J. Fase Chepalic, Gastric dan Intestinal

Fase cephalic

adalah fase dimana lambung seseorang membutuhkan asupan makanan, atau

dengan kata lain saat seseorang merasa lapar.Seperti terlihat pada gambar bahwa

lambung dalam keadaan yang kosong, ini menandakan bahwa lambung

membutuhkan asupan makanan untuk dapat dicerna. Fase cephalic ini sebenarnya

sudah dimulai bahkan sebelum makanan masuk lambung, yaitu sebagai akibat

melihat, mencium, memikir, atau mengecap makanan. Fase ini diperantarai

seluruhnya oleh saraf vagus dan dihilangkan vagotomi. Sinyal neurogenik yang

menyebabkan fase cephalic berasal dari korteks serebri atau pusat nafsu makan.

Impuls eferen kemudian dihantarkan melalui saraf vagus ke lambung. Fase

cephalic menghasilkan sekitar 10 % dari sekresi lambung normal yang

berhubungan dengan makanan. 2

Fase gastric

adalah fase dimana makanan mulai masuk ke dalam lambung dan mulai

proses penghancuran didalam lambung,seperti tampak pada gambar yang

menunjukan bahwa makanan mulai berkurang karena telah terjadi proses

penghancuran didalam lambung. Fase gastric ini dimulai saat makanan mencapai

antrum pilorus. Distensi yang terjadi pada antrum menyebabkan terjadinya

rangsangan mekanis dari reseptor-reseptor pada dinding lambung. Impuls tersebut

berjalan menuju medula melalui aferen vagus dan kembali ke lambung melalui

eferen vagus; impuls-impuls ini merangsang pelepasan hormon gastrin dan secara

Page 16: Makalah Nuca 1 (Kel 1)

langsung juga merangsang kelenjar-kelenjar lambung. Gastrin dilepas dari antrum

dan kemudian dibawa oleh aliran darah menuju kelenjar lambung, untuk

merangsang sekresi. Pelepasan gastrin juga dirangsang oleh PH alkali, garam

empedu di antrum, dan terutama oleh protein makanan dan alkohol. Gastrin

adalah stimulus utama sekresi asam hidroklorida. Fase sekresi gastrik

menghasilkan lebih dari dua pertiga sekresi lambung total setelah makan,

sehingga merupakan bagian terbesar dari total sekresi lambung harian yang

berjumlah sekitar 2.000 ml. Fase gastrik dapat terpengaruh pada reseksi bedah

antrum pilorus, sebab di tempat inilah gastrin diproduksi. 2

Fase intestinal

adalah fase dimana makanan melalui proses penghancuran makanan dalam

usus sehingga pada fase ini makanan sudah mulai berpindah tempat ke usus.

Terlihat jelas pada gambar tersebut bahwa lambung sudah melakukan

penghancuran makanan yang kemudian diteruskan ke usus untuk dilakukan proses

penghancuran berikutnya yang berada di usus. Fase penghancuran di usus tersebut

adalah fase intestinal. Fase intestinal ini dimulai oleh gerakan kimus dari lambung

ke duodenum. Fase sekresi lambung ini diduga sebagian besar bersifat hormonal.

Adanya protein yang telah dicerna sebagian dalam duodenum tampaknya

merangsang pelepasan gastrin usus, suatu hormon yang menyebabkan hormon

terus-menerus mensekresikan cairan lambung. Keberadaan makanan di

deudenum, memicu sekresi hormon: choleystokinin,gastrininhibitory peptide &

secretin dari epitel duodenal sehingga menghambat sekresi HCl(menghambat

fungsi lambung). pH pada intestine mencapai 2 atau kurang. Ph ini

berperansebagai proteksi yaitu menekan pertumbuhan mikroba yang masuk

bersama makanan.Rendahnya pH juga akan menghambat sekresi HCL, untuk

menghindari pH terlalu asam. Tetapi, peranan usus kecil sebagai penghambat

sekresi lambung jauh lebih besar. 2

Page 17: Makalah Nuca 1 (Kel 1)

K. Mekanisme Kembung

Untuk memahami kembung ada 2 hal yang harus diketahui:

1. Gejala/bloating: merupakan perasaan (subyektif) perut seperti lebih besar

dari normal, jadi merupakan suatu tanda atau gejala ketidaknyamanan,

merupakan hal yang lebih ringan dari distention.

2. Tanda/distention: merupakan hasil pemeriksaan fisik (obyektif) dimana

didapatkan bahwa perut lebih besar dari normal, bisa didapatkan dari

observasi saat menggunakan baju jadi  kesempitan dan lambung jelas

lebih besar dari biasanya. 6

Ada 3 hal yang dapat menyebabkan membesarnya ukuran perut dan harus

dibedakan, yaitu air, udara dan jaringan dalam perut

Kembung dibedakan menjadi 2 bagian yaitu:

1. Berkelanjutan, biasanya akibat adanya massa atau pembesaran organ

dalam perut seperti tumor, cairan (asites), atau jaringan lemak

(kegemukan)

2. Sementara/hilang timbul , yang berhubungan dengan peningkatan gas atau

cairan dalam lambung, usus halus maupun usus besar. 6

Penyebab kembung:

1. Produksi gas berlebih

Produksi gas yang berlebihan biasanya disebabkan oleh bakteri, melalui 3

mekanisme. Pertama, jumlah gas yang dihasilkan oleh setiap individu tidak sama

sebab ada bakteri tertentu yang menghasilkan banyak gas sementara yang lainnya

tidak. Kedua, makanan yang sulit dicerna dan diabsorbsi di usus halus

menyebabkan banyaknya makanan yang sampai di usus besar sehingga makanan

yang harus dicerna bakteri akan bertambah dan gas yang dihasilkan bertambah

banyak. Contohnya adalah pada kelainan intoleransi laktosa, sumbatan pancreas,

dan saluran empedu. Ketiga, karena keadaan tertentu bakteri tumbuh dan

Page 18: Makalah Nuca 1 (Kel 1)

berkembang di usus halus dimana biasanya seharusnya di usus besar. Biasanya hal

ini berpotensi meningkatkan flatus (buang angin/kentut). 6

2. Sumbatan mekanis

Sumbatan dapat terjadi di sepanjang lambung sampai rectum, jika bersifat

sementara dapat menyebabkan kembung yang bersifat sementara. Contohnya

adalah adanya parut di katub lambung yang dapat mengganggu aliran dari

lambung ke usus.  Sesudah makan makanan bersama udara tertelan, kemudian

setelah 1-2 jam lambung mengeluarkan asam dan cairan dan bercampur dengan

makanan untuk membantu pencernaan. Jika terdapat sumbatan yang tidak komplit

makan makanan dan hasil pencernaan dapat masuk ke usus dan dapat mengatasi

kembung. Selain itu kondisi feces yang terlalu keras juga dapat menjadi sumbatan

yang dapat memperparah kembung. 6

3. Sumbatan Fungsional

Yang dimaksud sumbatan fungsional adalah akibat kelemahan yang tejadi

pada  otot lambung dan usus sehingga gerakan dari saluran cerna tidak baik yang

menyebabkan pergerakan makanan menjadi lambat sehingga terjadi kembung. Hal

ini bisa terjadi pada penyakit gastroparesis, irritable bowel syndrome(IBS) dan

Hirschprung's. Selain itu faktor makanan seperti lemak juga akan memperlambat

pergerakan makanan, gas, dan cairan ke saluran cerna bawah yang juga berakibat

kembung. Serat yang digunakan untuk mengatasi sembelit juga dapat

menyebabkan kembung tanpa adanya peningkatan jumlah gas, namun adanya

kembung ini disebabkan oleh melambatnya aliran gas ke usus kecil akibat serat. 6

4. Hipersensifitas saluran cerna

Beberapa orang ada yang memang hipersensitif terhadap kembung , mereka

merasakan kembung padahal  jumlah makanan, gas, dan cairan di saluran cerna

dalam batas normal, biasanya bila mengkonsumsi makanan yang mengandung

lemak. 6

Page 19: Makalah Nuca 1 (Kel 1)

L. Perubahan Sistem Anatomi dan Fisiologi Sistem Pencernaan pada

Proses Menua

1.     Rongga Mulut (Cavum Oris)

a.    Gigi

Atrial: Hilangnya jaringan gigi akibat fungsi pengunyah yang terus menerus. Dimensi vertikal wajah menjadi lebih pendek sehingga merubah penampilan /estetik fungsi pengunyah.

Meningkatkan insiden karies terutama bagian leher gigi dan akar, karies sekunder di bawah tambalan lama.

Jaringan penyangga gigi mengalami kemunduran sehingga gigi goyang dan tanggal 3

b.    Muskulus

Koordinasi dan kekuatan muskulus menurun sehingga terjadi pergerakan yang tidak terkontrol dari bibir, lidah dan rahang orafacial dyskinesis.3

c.    Mukosa

Jaringan mukosa mengalami atrofi dengan tanda-tanda tipis, merah, mengkilap, dan kering.3

d.    Lidah (Lingua)

Manifestasi yang sering terlihat adalah atrofi papil lidah dan terjadinya fisura-fisura. Sehubungan dengan ini maka ter¬jadi perubahan persepsi terhadap pengecapan. Akibatnya orang tua sering mengeluh tentang kelainan yang dirasakan terhadap rasa tertentu misalnya pahit dan asin. Dimensi lidah biasanya membesar dan akibat kehilangan sebagian besar gigi, lidah besentuhan dengan pipi waktu mengunyah, menelan dan berbicara. 3

e.    Kelenjar liur (Glandula Salivarius)

Terjadi degenerasi kelenjar liur, yang mengakibatkan sekresi dan viskositas saliva menurun. 3

f.    Sendi Temporo Mandibular (Art Temporo Mandibularis)

Perubahan pada sendi Temporo Mandibularis sering sudah terjadi pada usia 30-50 tahun. Perubahan pada sendi Temporo Mandibularis ini akibat dari proses degenerasi. Dengan manifestasi adanya TM joint sound, melemahnya otot-otot mengunyah sendi, sehingga sukar membuka mulut secara lebar. 3

Page 20: Makalah Nuca 1 (Kel 1)

g.    Tulang Rahang (Os Maxilare dan Os Mandibulare)

Terdapat resorbsi dan alveolar crest sampai setinggi 1 cm terutama pada rahang tanpa gigi atau setetelah pencabutan. 3

2.     Lambung (Ventriculus)

Terjadi atrofi mukosa, atrofi sel kelenjar dan ini menyebabkan sekresi asam lambung, pepsin dan faktor intrinsik berkurang. Ukuran lambung pada lansia menjadi lebih kecil, sehingga daya tampung makanan berkurang. Proses pengubahan protein men¬jadi pepton terganggu. Karena sekresi asam lambung berkurang rangsang rasa lapar juga berkurang. Absobsi kobalamin menurun sehingga konsentrasi kobalamin lebih rendah. 3

3.     Usus halus (Intestinum Tenue)

Mukosa usus halus mengalami atrofi, sehingga luas permukaan berkurang jumlah vili berkurang yang menyebebabkan penu¬run¬an proses absorbsi. Di daerah duodenum enzim yang di¬hasil¬kan oleh pancreas dan empedu menurun, sehingga meta¬bolisme karbohidrat, protein dan lemak menjadi tidak sebaik sewaktu muda. Keadaan seperti ini menyebabkan gangguan yang disebut sebagai maldigesti dan mal absorbsi. 3

4.     Pankreas (Pancreas)

Produksi ensim amylase, tripsin dan lipase menurun sehingga kapasitas metabolisme karbohidrat, protein dan lemak juga menurun. Pada lansia sering terjadi pankreatitis yang dihubung¬kan dengan batu empedu. Batu empedu yang menyumbat ampula vateri menyebabkan oto-digesti parenkim pankreas oleh ensim elastase dan fosfolipase-A yang diaktifkan oleh tripsin dan/atau asam empedu.

5.     Hati (Hepar)

Ukuran hati mengecil dan sirkulasi portal juga menurun pada usia kurang dari 40 tahun 740 ml/menit, pada usia diatas 70 tahun menjadi 595 ml/menit. Hati berfungsi sangat penting dalam proses metabolisme karbohidrat, protein dan lemak. Disamping juga memegang peranan besar dalam proses detoksikasi, sirkulasi, penyimpanan vitamin, konyugasi, bilirubin dan lain sebagainya. Dengan meningkatnya usia secara histologik dan anatomik akan terjadi perubahan akibat atrofi sebagian besar sel, berubah bentuk menjadi jaringan fibrous sehingga menyebabkan penurunan fungsi hati. Hal ini harus di ingat terutama dalam pemberian obat-obatan. 3

Page 21: Makalah Nuca 1 (Kel 1)

6.    Usus Besar dan Rektum (Colon dan Rectum)

Pada colon pembuluh darah menjadi ber kelok-kelok yang menyebabkan motilitas colon menurun, berakibat absobsi air dan elektrolit meningkat sehingga faeses menjadi lebih keras sering terjadi konstipasi. 3

Page 22: Makalah Nuca 1 (Kel 1)

PENUTUP

KESIMPULAN

Sistem pencernaan adalah suatu kesatuan dari organ- organ yang berfungsi

memecah molekul makanan menjadi molekul yang lebih sederhana sehingga

dapat dicerna dengan mudah. Sistem pencernaan terbagi dalam alat pencernaan

dan kelenjar pencernaan yang memiliki aktivitas pencernaan mekanik dan

kimiawi. Masing- masing organ penyusun sistem pencernaan memiliki fungsi

tersendiri yang bekerja dalam satu komando membentuk sistem pencernaan.

Sistem pencernaan terdiri dari beberapa lapisan penyusun dan fase- fase kerjanya.

Dan kemudian dapat menjalankan fungsi mencerna makanan.

Page 23: Makalah Nuca 1 (Kel 1)

DAFTAR PUSTAKA

1. Scanlon, Valeri C dan Sanders,Tina. 2007. The Digestive System.

Essential Of Anatomy Physiology, Fifth Edition. 16-20

2. Anonim. Fase Gastric, Chepalic,Intestinal. www.ilmubedah.info (diakses

pada tanggal 9 Maret 2012)

3. Tamtomo, Didik Gunawan. Perubahan Organ Tubuh pada Penuaan.

www.pustaka-uns.ac.id (diakses tanggal 12 Maret 2012)

4. Sherwood, lauralee. 2001. Fisiologi Manusia “Dari Sel ke Sistem” edisi 2.

Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran EGC

5. Siregar, Cholina Trisa. Kebutuhan Dasar Manusia Eliminasi BAB.

www.repository.usu.ac.id (diakses 12 Maret 2012)

6. Suki. Maag, Kembung dan Sendawa. www.mail-archive.com (diakses

tanggal 12 Maret 2012)