Makalah Neurocience

16

Click here to load reader

description

for free

Transcript of Makalah Neurocience

Keadaan Tidak Sadar Diri Karena Fraktur Pada Basis Cranii Dian Yulita Sarapang102013212UNIVERSITAS KRISTEN KRIDA WACANAJl. Arjuna Utara No.6 Jakarta Barat 11470Program Studi Sarjana Kedokteran, Fakultas KedokteranJakarta [email protected]

PendahuluanSistem saraf manusia merupakan jalinan jaringan saraf yang saling berhubungan, sangat khusus, dan kompleks. Sistem saraf ini, ,emgkoordinasi, mengatur, dan mengendalikan interaksi antar seorang individu dengan lingkungan sekitarnya. System tubuh yang penting ini juga mengatur aktivitas sebagian besar system tubuh lainnya.Tubuh mampu berfungsi sebagai satu kesatuan yang harmonis karena pengaturan hubungan saraf di antara berbagai system.Fenomena mengenai kesadaran, daya piker, daya ingat, bahasa, sensasi, dan gerakan semuanya berasal dari system ini.Oleh karena itu, kemampuan untuk memahami, belajar, dan berespon terhadap rangsangan merupakan hasil dari integrasi fungsi system saraf, yang memuncak dalam kepribadian dan perilaku seseorang.Otak ditutupi oleh tulang tengkorak yang kaku dank eras.Otak juga dikelilingi oleh sesuatu yang berguna sebagai pembungkus yang disebut dura.Fungsinya untuk melindungi otak, menutupi sinus-sinus vena, dan membentuk periosteum tabula interna. Ketika seorang mendapat benturan yang hebat di kepala kemungkinan akan terbentuk suatu lubang, pergerakan dari otak mungkin akan menyebabkan pengikisan atau robekan dari pembuluh darah yang mengelilingi otak dan dura. Ketika pembuluh darah mengalami robekan maka darah akan terakumulasi dalam ruang antara dura dan tulang tengkorak, keadaan inilah yang dikenal dengan sebutan epidural hematon. Epidural hematon merupakan komplikasi terbentuk dari cedera kepala sehingga memerlukan diagnosis segera dan intervensi bedah.Mata merupakan salah satu alat indera khusus yang dimiliki manusia, dan berguna untuk melihat.Dalam kehidupan sehari-hari, mata sangat berguna untuk membantu mempermudah kita dalam mengerjakan segala sesuatunya, bahkan untuk hal-hal sederhana seperti berjalan, atau makan dan minum. Tanpa organ mata yang baik, kita juga akan mengalami kesulitan dalam beraktivitas.

PembahasanStruktur MakroskopisBagian cranium yang membungkus otak , menutupi otak, labirin dan telinga tengah.Tabula interna dan tabula eksterna dihubungkan oleh tulang kanselosa dan celah tulang rawan. Tulang-tulang yang membentuk cranium ( calvaria ) pada remaja dan orang dewasa terhubung oleh sutura dan kartilago dengan kaku. Sutura coronaria memanjang melintasisepertiga frontal atap cranium . sutura sagitalis berada pada garis tengah yang memanjang ke belakang dari sutura coronoria dan bercabang di occipital untuk membentuk sutura lamboidea. Daerah perhubungan os.Frontal, parietal, temporal dan sphenoidal disebut pterion, di bawah pterion terdapat percabangan arteri meningeal media.Bagian dalam basis crania membentuk lantai cavitas crania, yang dibagi menjadi fossa anterior, fossa media, dan fossa posterior.Mata memiliki aksesoris yang dapat dilihat dari luar.Orbita adalah lekukan tulang yang berisi bola mata.Hanya seperlima ringga orbita terisi bola mata, sisanya berisi jaringan ikat dan adipose serta otot mata ekstrinsik, yang berasal dari orbita dan menginsersi bola mata.Terdapat tiga pasang otot mata, yakni dua pasang otot rektus dan satu pasang otot oblik yang memungkinkan mata untuk bergerak bebas kea rah vertical, horizontal, dan menyilang.Mata juga dapat digerakan karena adanya otot-otot mata.Mata digerakan di dalam orbita oleh enam otot mata.Otot-otot ini dipersarafi oleh saraf okulomotorius, troklearis, dan abdusens. Enam otot ekstraokular ini adalah :

M. oblikus inferior M. oblikus superior M. rektus medialis M. rektus lateralis M. rektus superior M. rektus inferior

Struktur Mikroskopis MataBola mata adalah suatu struktur sferis berisi cairan yang dibungkus oleh tiga lapisan. Dari paling luar ke paling dalam, lapisan-lapisan ini adalah :1. Tunika Fibrosa (Lapisan terluar)Lapisan ini terdiri dari Kornea, Limbus Kornea, dan Sklera2. Tunika Vaskulosa (Lapisan tengah)Lapisan ini terdiri dari Iris, korpus siliaris, dan 3. Tunika Nervosa (Lapisan paling dalam)Lapisan ini terdiri dari :-Pars seka retina : -pars iridika retina -pars siliaris retina-Pars optika retinaPalpebra (kelopak mata)Lapisan terluar palpebral adalah kulit tipis.Terdapat epidermis yang terdiri atas epitel berlapis gepeng dengan papilla.Di dalam dermis terdapat folikel-folikel rambut dengan kelenjar sebasea dan juga kelenjar keringat.Lapisan ini terletak bersebelahan dengan bola mata. Palpebral mengandung 3 set otot, yaitu m.orbicularis occuli, m.siliaris, dan m.tarsalis superior.

Kelenjar LaksimalKelenjar Laksimal menyekresi air mata dan disusun oleh beberapa kelenjar tubuloasinar.Sejumlah asini menampakkan kantung-kantung tak teratur sel di dalam lumennya.sel-sel asinar lebih silindris dari pada pyramidal, mengandung granul sekresi dan tetes lipid besar dan terpulas lemah. Terdapat juga sel-sel mioepitel yang mengelilingi tiap-tiap asini.Duktus ekskretorius intralobular yang lebih kecil dilapisi epitel selapis kuboid atau silindris.Duktus intralobular yang lebih besar dan duktus interlobular dilapisi dua lapis sel silindris rendah atau epitel bertingkat semu.Jaringan ikat interlobular lebih banyak dari pada jaringan ikat intralobular dan dapat mengandung sel-sel lemak.

Sklera adalah lapisan jaringan ikat kuat, opak putih, terdiri atas anyaman padat serat kolagen, dimana stromanya berjalan paralel terhadap permukaan bola mata. Di antara berkas kolagen, terdapat anyaman serat elastin halus. Fibroblas gepeng atau memanjang terdapat di seluruh sklera dan melanosit terdapat di lapisan paling dalam. Sklera mempertahankan kekakuan bola mata dan tampak sebagai bagian putih mata. Batas antara sklera dan kornea terdapat pada daerah peralihan yang disebut limbus yang terletak di bagian anterior mata. Di bagian posterior mata, tempat nervus optikus muncul dari kapsul okular, adalah tempat peralihan antara sklera bola mata dan duramater jaringan ikat susunan saraf pusat.

Koroid merupakan bagian mata yang sangat vaskuler dan memiliki aliran darah yang deras.Koroid ini juga berperan memberi nutrisi pada bagian luar dari retina danmungkin ikut berperan dalam pengaturan temperature homeostasis dari retina.Pada potongan sagital bola mata, korpus siliaris tampak berbentuk segitiga, terdiri atas muskulus siliaris dan prosesus siliaris. Muskulus siliaris adalah otot polos, seratnya tersusun memanjang, melingkar, dan radial. Perluasan korpus siliaris yang berlipat dan sangat vaskular membentuk prosesus siliaris. Prosesus ini melekat pada ekuator lensa melalui ligamentum suspensorium bulbi dan memungkinkan lensa mengambil bentuk konveks.Iris menutupi sebagian lensa dan merupakan bagian berwarna mata. Penyebaran secara melingkar dan radial iris membentuk sebuah lubang bulat disebut pupil. Bagian dalam mata yang terdapat di depan lensa dibagi menjadi dua kompartemen. Kamera okuli anterior terdapat di antara iris dan kornea, dan kamera okuli posterior terdapat di antara iris dan lensa. Kedua kamera itu berisi cairan encer, yaitu aqueous humor. Kompartemen besar di belakang lensa adalah vitreus humor yang terisi materi gelatinosa, yaitu vitreus humor yang transparan.

MeningesMeninges adalah system membrane yang melapisi system saraf pusat.Meningen tersusun atas unsur kolagen dan fibril yang elastis serta cairan serebrospinal.Meninges terbagi menjadi tiga lapisan, yaitu duramater, arachnoid, dan piamater.Duramater juga disebut sebagai pachymeninx (membran keras), sedangkan arachinoid dan piamater disebut sebagai leptomeninges (membrane halus).Fungsi utama meninges dan kelenjar serebrospinal adalah untuk melindungi sistem saraf pusat.

Duramater Duramater kadangkala disebut pachymeningen atau meningen fibrosa karena tebal, kuat, dan mengandung serabut kolagen.Pada duramater dapat diamati adanya serabut elastis, fibrosit, saraf, pembuluh darah, dan limfe.Lapisan dalam duramater terdiri dari beberapa lapis fibrosit pipih dan sel-sel luar dari lapisan arachinoid.

Arachinoid Lapisan arachinoid terdiri atas fibrosit berbentuk pipih dan serabut kolagen.Lapisan arachinoid mempunyai dua komponen, yaitu suatu lapisan yang berhubungan dengan duramater dan suatu sistem trabekula yang menghubungkan lapisan tersebut dengan piamater. Ruangan di antara trabekula membentuk ruang subarachinoid yang berisi cairan serebrospinal dan sama sekali dipisahkan dari ruangan subdural. Arachinoid merupakan selaput yang tipis dan transparan.Arachinoid berbentuk seperti jarring laba-laba.Antara arachinoid dan piamater terdapat ruangan berisi caitan yang berfungsi untuk melindungi otak bila terjadi benturan.

Piamater Piamater adalah membrane yang sangat lembut dan tipis.Lapisan ini melekat pada otak.Piamater mengandung sedikit serabut kolagen dan membungkus seluruh permukaan sistem saraf pusat dan vaskula besar yang menembus otak.

LCS (Liquor Cerebro Spinal)Liquor Cerebrospinal adalah cairan otak yang diambil melalui lumbal punksi. Kelainan hasil pemeriksaan dapat memberikan petunjuk kearah suatu penyakit susunan saraf pusat, baik kasus akut maupun kronis yang akan diberikan tindakan lebih lajut oleh klinisi berupa pemberian terapi adekuat. Cairan otak biasa nya diperoleh dengan melakukan punksi lumbal pada lumbal III dan IV dari cavum subarachinoidale, namun dapat pula pada suboccipital ke dalam cisterna magna atau punksi ventrikel, yang dapat disesuaikan dengan indikasi klinik.Liquor Cerebrospinal sistem saraf pusat meliputi otak dan sumsum tulang belakang.Keduanya merupakan organ yang sangat lunak.Dengan fungsi yang sangat penting maka perlu perlindungan.Cairan yang disebut sebagai Liquor Cerebrospinal terdapat pada lapisan arachinoid.Fungsi selaput arachinoid adalah sebagai bantalan untuk melindungi otak dari bahaya kerusakan.Pengambilan LCS dilakukan dengan maksud diagnosis, biasanya diperoleh dengan melakukan pungsi lumbal.Pungsi lumbal dilakukan dengan posisi pasien biasanya berbaring menyamping.

VaskularisasiPengaliran darah ke otak dilakukan oleh dua pembuluh arteri utama yaitu sepasang arteri karotis interna yang mengalir sekitar 70% dari keseluruhan jumlah darah otak dan sepasang arteri vertebralis yang memberikan 30% sisanya. Arteri karotis bercabang menjadi arteri cerebri anterior dan arteri cerebri media yang mengalirkan darah dari daerah depan hemisfer cerebri, bagian belakang otak dan bagian otak dibalik lobus temporalis. Kedua bagian otak terakhir ini memperoleh darah dari arteri cerebri posterior yang berasal dari arteri vertebralis.Metabolisme otak digunakan kira kira 18% dari total konsumsi oksigen oleh tubuh. Pada manusia otak mengandung kira kira 7 ml total oksigen yang dengan kecepatan pemakaian normal akan habis kira - kira 10 detik. Oleh karena itu tidaklah mengherankan kalau masa hidup jaringan SSP yang menghadapi kekurangan oksigen cukup singkat.Berat otak hanya 2,5 % dari berat badan seluruhnya tapi otak merupakan organ yang paling banyak menerima darah dari jantung yaitu 20% dari seluruh darah yang mengalir ke seluruh bagian tubuh.

Mekanisme Kerja NeurotransmitterNeurotransmitter adalah bahan kimia endogen yang mengirimkan sinyal dari neuron ke sel target di sinaps. Neurotransmitter yang dikemas ke dalam vesikel sinaptik berkerumun di bawah membrane di sisi presynaptic sinaps, dan dilepaskan ke dalam celah sinaptik, di mana mereka mengikat pada reseptor dimembran pada sisi postsynaptic dari sinaps.Pelepasan neurotransmitter biasanya mengikuti kedatangan sebuah potensial aksi pada sinapsis, tetapi juga dapat mengikuti potensi listrik.Neurotransmitter disintesis dari precursor berlimpah dan sederhana, seperti asam amino, yang tersedia dari diet dan yang hanya membutuhkan sejumlah kecil langkah biosintesis untuk mengkonversi. Neurotransmitter merupakan senyawa kimia pembawa pesan yang meneruskan informasi elektrik dari sebuah neuron ke neuron lain atau sel efektor.Proses Neurotransmitter berawal dari neuron menyintesis zat kimia yang akan berfungsi sebagai neurotransmitter. Kemudian neuron menyintesis neurotransmitter yang berukuran lebih kecil pada ujung-ujung akson dan menyintesis neurotransmitter yang berukuran lebih besar (peptida) pada badan sel. Selanjutnya neuron mentransportasi neurotransmitter peptida kearah ujung-ujung akson (neuron tidak mentransportasikan neurotransmitter yang berukuran kecil karena ujung-ujung askon adalah tempat pembuatannya).Potensial aksi berkonduksi disepanjang akson.Potensial aksi pada terminal postsinaptik menyebabkan ion kalsium dapat memasuki neuron.Ipn kalsium melepaskan neurotransmitter dari terminal postsinaptik ke celah sinaptik.Molekul neutrotransmitter yang telah dilepaskan, berdifusi lalu melekat dengan reseptor sehingga mengubah aktifitasnya neuron postsinaptik.Selanjutnya, neurotransmitter melepaskan diri dari reseptor.Neurotransmitter dapat diubah menjadi zat kimia yang tidak aktif tergantung pada zat kimia penyusunnya.Molekul neurotransmitter dapat dibawa kembali ke neuron prasimatik untuk di daur ulang atau dapat berdifusi dan hilang.

Mekanisme Hantaran Implus SarafImpuls dapat dihantarkan melalui beberapa cara, di antaranya melalui sel saraf dan sinaps. Berikut ini akan dijelaskan secara rinci melalui kedua cara tersebut.1. Penghantar Impuls Melalui Sel SarafPenghantaran impuls baik yang berupa rangsangan ataupun tanggapan melalui serabut saraf (akson) dapat terjadi karena adanya perbedaan potensial listrik antara bagian luar dan bagian dalam sel. Pada waktu sel saraf beristirahat, kutub positif terdapat dibagian luar dan kutub negatif terdapat dibagian dalam sel saraf. Diperkirakan bahwa rangsangan (stimulus) pada indra menyebabkan terjadinya pembalikan perbedaan potensial listrik sesaat. Perubahan potensial ini (depolarisasi) terjadi berurutan sepanjang serabut saraf.Kecepatan perjalanan gelombang perbedaan potensial bervariasi antara 1 sampai dengan 120 m/detik, tergantung pada diameter akson da nada atau tidaknya selubung myelin.Energi yang digunakan berasal dari hasil pemapasan sel yang dilakukan oleh mitokondria dalam sel saraf. Stimulus yang kurang kuat atau dibawah ambang (threshold) tidak akan menghasilkan impuls yang dapat merubah potensial listrik. Tetapi bila kekuatannya diatas ambang maka impuls akan dihantarkan sampai ke ujung akson. Stimulus yang kuat dapat menimbulkan jumlah impuls yang lebih besar pada periode waktu tertentu daripada impuls yang lemah.2. Penghantaran Impuls Melalui SinapsTitik temu antara terminal akson salah satu neuron dengan neuron lain dinamakan sinaps. Setiap terminal akson membengkak membentuk tonjolan sinaps.Di dalam sitoplasma tonjolan sinaps terdapat vesikula sinapsis.Neuron yang berakhir pada tonjolan sinaps disebut neuron pra-sinapsis.Membran ujung dendrit dari sel berikutnya yang membentuk sinapsis disebut post-sinapsis.Bila impuls sampai pada ujung neuron, maka vesikula bergerak dan melebur dengan membrane pra-sinapsis. Kemudian vesikula akan melepaskan neurotransmitter berupa asetilkolin. Asetilkolin kemudian berdifusi melewati celah sinapsis dan menempel pada reseptor yang terdapat pada membrane post-sinapsis.Penempelan asetilkolin pada reseptor menimbulkan impuls pada sel saraf berikutnya. Bila asetilkolin sudah melaksanakan tugasnya maka akan diuraikan oleh enzim asetilkolinesterase yang dihasilkan oleh membran post-sinapsis. Antara saraf motor dan otot terdapat sinapsis berbentuk cawan dengan membrane pra-sinapsis dan membran otot sinapsis yang terbentuk dari sarkolema yang mengelilingi sel otot. Prinsip kerjanya sama dengan sinapsis saraf-saraf lainnya.

Fraktur Pada Basis CraniiFraktur basis cranii secara anatomis ada perbedaan struktur didaerah basis cranii dan kalvaria yang meliputi pada basis caranii tulangnya lebih tipis dibandingkan daerah kalvaria, Durameter daerah basis lebih tipis dibandingkan daerah kalvaria, Durameter daerah basis lebih melekat erat pada tulang dibandingkan daerah kalvaria.Sehingga bila terjadi fraktur daerah basis mengakibatkan robekan durameter yang paling sering N.I, N.VII dan N.VIII. Diagnose fraktur basis cranii secara klinis lebih bermakna dibandingkan dengan diagnose secara radiologis oleh karena foto basis cranii posisinya hanging foto, dimana posisi ini sangat berbahaya terutama pada cidera kepala disertai dengan cidera vertebra cervikal ataupun pada cidera kepala dengan gangguan kesadaran yang dapat menyebabkan apnea.

KesimpulanCedera kepala adalah penyebab utama kematian, dan kecacatan. Manfaat dari kepala, termasuk tengkorak dan wajah adalah untukk melindungi otak terhadap cedera. Selain perlindungan oleh tulang, otak juga tertutup lapisan keras yang disebut meninges fibrosa dan terdapat cairan yang disebut Cerebrospinal Fuild (CSF). Fraktur Basis Cranii merupakan fraktur akibat benturan langsung pada daerah-daerah dasar tulang tengkorak (occiput, mastoid, supraorbita) ; transmisi energy yang berasal dari benturan pada wajah atau mandibula; atau efek remote dari benturan pada kepala (gelombang tekanan yang dipropagasi dari titik benturan atau perubahan bentuk tengkorak).Mata menangkappola iluminasi dalam lingkungan sebagai suatu gambaran optic pada sebuah lapisan sel-sel peka cahaya yaitu retina.Citra yang disalurkan melalui serangkaian pengolahan visual yang semakin kompleks setiap langkahnya sampai akhirnya secara sadar dipersepsikan sebagai gambar yang mirip dengan gambar asli. Ketidakjelasan penglihatan mungkin dapat terjadi saat dimana cahaya cahaya direfraksikan dan diakomodasikan, tak lepas pula dari factor usia.

Daftra Pustaka1. Sloane E, Widyastuti P, editor. Anatomi dan Fisiologi untuk pemula. Jakarta: EGC, 2003.2. Ilyas SH. Ilmu Penyakit Mata. Edisi ke-3. Jakarta: Balai Penerbit FK UI; 2005.3. Ganong WF. Buku Ajar Fisiologi Kedokteran. Edisi ke-22. Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran EGC; 2008.4. Sherwood L, Santoso BI, editor. Fisiologi Manusia: dari sel ke sistem. Jakarta: EGC, 2001.5. Eroschenko Victor P. Atlas Histologi di fiore dengan korelasi fungsional. Edisi ke-9. Jakarta: EGC, 2005.6. Guyton Arthur C, Hall Jhon E. Buku Ajar Fisiologi Kedokteran. Edisi ke-11. Jakarta: EGC, 2007.7. Cameron JR, Skofronick JG, Grant RM. Fisika Tubuh Manusia. Edisi ke-2. Jakarta: EGC, 2006.

1