Makalah Multimoda Penumpang Darat Laut 2

12
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Indonesia adalah negara kepulauan yang meliputi sekitar 17.000 pulau, terdiri atas 5 pulau besar, ratusan pulau sedang (Batam, Bali, Lombok, Halmahera dan lainnya) serta ribuan pulau kecil (Nias, Rote, Ambon dan lainnya). Ribuan pulau ini dipersatukan laut dan angkasa menjadi negara kesatuan Republik Indonesia. Laut dan angkasa adalah prasarana perangkutan yang harus dipandang sebagai pemersatu pulau-pulau menjadi kesatuan wilayah negara, bukan lagi sebagai pemisah antara satu pulau dengan pulau lainnya. Luas wilayah negara Republik Indonesia adalah 5.193.252 Km2 terdiri atas luas daratan 1.904.569 Km2 yakni jumlah luas lebih dari 17.000 pulau besar, sedang, dan kecil, dan luas lautan 3.288.683 Km2. Laut harus dipandang sebagai pemersatu pulau, sebagai prasarana perangkutan karunia Tuhan YME. Dengan jumlah pulau dan luas lautan yang hampir dua kali lipat luas daratan, maka armada laut nusantara juga harus dalam jumlah yang cukup besar dan mutu memadai sesuai dengan kebutuhan khas daerah serta karakter kelautan setempat. Rentang wilayah negara – luas lautan lebih dari 3 juta Km2, dan daratan hampir 2 juta Km2, mengharuskan penanganan matra angkutan darat, laut dan udara secara terpadu untuk mewujudkan sistem angkutan nasional yang andal, efektif dan efisien. Setiap moda angkutan memiliki karakter khas, keunggulan dan kelemahannya. Matra darat, laut dan udara harus menjadi kesatuan sistem agar dapat menjawab tujuan

Transcript of Makalah Multimoda Penumpang Darat Laut 2

BAB IPENDAHULUAN1.1 Latar BelakangIndonesia adalah negara kepulauan yang meliputi sekitar 17.000 pulau, terdiri atas 5 pulau besar, ratusan pulau sedang (Batam, Bali, Lombok, Halmahera dan lainnya) serta ribuan pulau kecil (Nias, Rote, Ambon dan lainnya). Ribuan pulau ini dipersatukan laut dan angkasa menjadi negara kesatuan Republik Indonesia. Laut dan angkasa adalah prasarana perangkutan yang harus dipandang sebagai pemersatu pulau-pulau menjadi kesatuan wilayah negara, bukan lagi sebagai pemisah antara satu pulau dengan pulau lainnya.Luas wilayah negara Republik Indonesia adalah 5.193.252 Km2 terdiri atas luas daratan 1.904.569 Km2 yakni jumlah luas lebih dari 17.000 pulau besar, sedang, dan kecil, dan luas lautan 3.288.683 Km2. Laut harus dipandang sebagai pemersatu pulau, sebagai prasarana perangkutan karunia Tuhan YME. Dengan jumlah pulau dan luas lautan yang hampir dua kali lipat luas daratan, maka armada laut nusantara juga harus dalam jumlah yang cukup besar dan mutu memadai sesuai dengan kebutuhan khas daerah serta karakter kelautan setempat.Rentang wilayah negara luas lautan lebih dari 3 juta Km2, dan daratan hampir 2 juta Km2, mengharuskan penanganan matra angkutan darat, laut dan udara secara terpadu untuk mewujudkan sistem angkutan nasional yang andal, efektif dan efisien. Setiap moda angkutan memiliki karakter khas, keunggulan dan kelemahannya. Matra darat, laut dan udara harus menjadi kesatuan sistem agar dapat menjawab tujuan perangkutan, yakni melayani perpindahan orang dan barang dari satu tempat ke tempat lain.Untuk menjawab tantangan itu, disusun Sistem Transportasi Nasional (Sistranas) yang bertujuan mewujudkan perangkutan yang andal dan berkemampuan tinggi dalam menunjang sekaligus menggerakkan dinamika pembangunan, meningkatkan mobilitas manusia, barang dan jasa, membantu terciptanya pola distribusi nasional yang mantap dan dinamis, serta mendukung pengembangan wilayah dan lebih memantapkan perkembangan kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara dalam rangka perwujudan Wawasan Nusantara dan peningkatan hubungan internasional.Penyelenggaraan pelayanan angkutan sudah diupayakan dipadukan secara menyeluruh (intra dan antarmoda). Namun pelaksanaannya belum mengacu pada Sistranas, karena belum ditetapkan. Sistranas (1997) merupakan penyempurnaan Sistem Perhubungan Nasional sebelumnya, namun masih bersifat sektoral, belum menyentuh peran dalam tata ruang wilayah. Sistranas menuju pada keterpaduan sistem angkutan darat, laut dan udara.Matra darat dalam sistem angkutan di Indonesia terdiri atas angkutan jalan, angkutan jalan rel serta angkutan sungai, danau dan penyeberangan. Jaringan perangkutan darat tersusun dalam suatu jaringan pelayanan yang menghubungkan seluruh pusat kegiatan di wilayah perkotaan maupun perdesaan. Dalam seluruh sistem yang terdiri atas matra darat, laut dan udara, jaringan angkutan darat menjadi titik simpul antarmoda yang vital. Ia menjadi mata rantai awal/akhir moda angkutan laut dan udara pada titik terminal yang semuanya di daratan.Pengembangan jaringan perangkutan darat diarahkan untuk mewujudkan keterpaduan antara moda angkutan jalan, angkutan jalan rel, angkutan sungai, danau dan penyeberangan.

1.2 Rumusan Masalah Apakah yang dimaksud dengan terminal multimoda? Apa sajakah jenis-jenis dan fungsi terminal multimoda angkutan penumpang yang menghubungkan angkutan darat dan angkutan laut? Bagaimanakah karakteristik operasional terminal multimoda? Permasalahan apa saja yang ditemui dalam pengoperasian terminal multimoda?

1.3 Tujuan Mengetahui dan memahami tentang definisi dari terminal multimoda Mengetahui jenis-jenis dan fungsi terminal multimoda angkutan penumpang yang menghubungkan aangkutan darat dan angkutan laut Memahami bagaimana karakteristik operasional terminal multimoda Mengetahui dan mengidentifikasi permasalahan dalam pengoperasian terminal multimoda

BAB IIPEMBAHASAN

2.1 Pengertian Terminal MultimodaTerminal adalah merupakan tempat awal dan akhir operasi transportasi atau trayek. Terminal juga dapat diartikan sebagai tempat pergantian moda atau rute (interchange). Berdasarkan Juknis LLAJ, 1995, Terminal Transportasi merupakan: Titik simpul dalam jaringan transportasi jalanyang berfungsi sebagai pelayanan umum; Tempat pengendalian, pengawasan, pengaturandan pengoperasian lalu lintas; Prasarana angkutan yang merupakan bagiandari sistem transportasi untuk melancarkanarus penumpang dan barang;dan Unsur tata ruang yang mempunyai peranan penting bagi efisiensi kehidupan kota.

Untuk melancarkan pelaksanaan logistik agar dapat sampai tepat waktu dengan biaya yang murah dibutuhkan suatu sistem angkutan multi moda. Angkutan multimoda didalam Peraturan Pemerintah No 8 Tahun 2011 tentang Angkutan Multimoda didefinikan sebagai:Angkutan Multimoda adalah angkutan barang dengan menggunakan paling sedikit 2 (dua) moda angkutan yang berbeda atas dasar 1 (satu) kontrak sebagai dokumen angkutan multimoda dari satu tempat diterimanya barang oleh badan usaha angkutan multimoda ke suatu tempat yang ditentukan untuk penyerahan barang kepada penerima barang angkutan multimoda.

2.2 Jenis-Jenis Terminal Multimoda Darat dan LautBerdasarkan, Juknis LLAJ, 1995, Terminal dibedakan berdasarkan jenis angkutan, menjadi: Terminal Penumpang, adalah prasarana transportasi jalan untuk keperluan menaikkan dan menurunkan penumpang, perpindahan intra dan/atau antar moda transportasi serta pengaturan kedatangan dan pemberangkatan kendaraan umum. Terminal Barang, adalah prasarana transportasi jalan untuk keperluan membongkar dan memuat barang serta perpindahan intra dan/atau antar moda transportasi.Terkait dengan keterpaduan pelayanan antarmoda, angkutan jalan jadi mata rantai antara pusat kegiatan dengan simpul-simpul moda angkutan laut (pelabuhan) dan udara (bandar udara) atau antar simpul angkutan darat (setasiun kereta api dan dermaga penyeberangan). Untuk terwujudnya sistem transportasi multimoda tentunya terminal di darat harus terintegrasi dengan dermaga penyebrangan. Dalam hal ini memungkinkan untuk terminal, stasiun kereta api dan pelabuhan berada dalam satu kawasan terpadu.Angkutan laut memiliki karakter mampu mengangkut penumpang dan barang dalam jumlah yang banyak, jarak jauh, antarpulau maupun antarnegara. Wujud jaringan perangkutan laut tercermin pada jaringan pelabuhan yang berfungsi sebagai simpul, dan ruang lalu-lintas yang berwujud alur pelayaran. Jaringan pelabuhan dikelompokkan dalam dua golongan, yaitu:1. Pelabuhan utama (trunk port), yaitu pelabuhan yang melayani perdagangan internasional dan nasional, terdiri atas: Pelabuhan Utama Primer (deep sea/international trunk port), PUP, yaitu pelabuhan utama yang diproyeksikan berfungsi melayani perdagangan langsung ke luar negeri (international direct shipment) dan dilengkapi dengan fasilitas terminal peti kemas. Pelabuhan Utama Sekunder (major trunk port), PUS, yaitu pelabuhan utama yang diproyeksikan berfungsi melayani perdagangan langsung ke luar negeri maupun alih muat (international direct shipment ang transhipment) dan dilengkapi fasilitas terminal peti kemas. Pelabuhan Utama Tersier (minor trunk port), PUT, yaitu pelabuhan utama yang diproyeksikan berfungsi melayani baik perdagangan langsung ke luar negeri maupun alih muat dan dilengkapi fasilitas pelabuhan konvensional. 2. Pelabuhan Pengumpan (feeder port), PP, yaitu pelabuhan yang melayani perdagangan intra dan antardaerah, terdiri atas: Pelabuhan Pengumpan Regional (PPR), yaitu pelabuhan pengumpan yang dilengkapi fasilitas dan peralatan yang cukup untuk melayani perdagangan nasional dan intra regional. Pelabuhan Pengumpan Lokal (PPL), yaitu pelabuhan yang dilengkapi fasilitas cukup untuk melayani perdagangan intra regional

Berdasarkan, Juknis LLAJ, 1995. Fungsi Terminal Angkutan Jalan dapat ditinjau dari 3 unsur: Fungsi terminal bagi penumpang, adalah untuk kenyamanan menunggu, kenyamanan perpindahan dari satu moda atau kendaraan ke moda atau kendaraan lain, tempat fasilitas-fasilitas informasi dan fasilitas parkir kendaraan pribadi. Fungsi terminal bagi pemerintah, adalah dari segi perencanaan dan manajemen lalu lintas untuk menata lalulintas dan angkutan serta menghindari dari kemacetan, sumber pemungutan retribusi dan sebagai pengendali kendaraan umum. Fungsi terminal bagi operator/pengusaha adalah pengaturan operasi bus, penyediaan fasilitas istirahat dan informasi bagi awak bus dan sebagai fasilitas pangkalan.

Fungsi Terminal Multimoda Angkutan Penumpang secara umum adalah :1. Tempat memuat/menurunkan penumpang ke/dari moda transportasi1. Tempat mengumpulkan penumpang untuk melanjutkan perjalan menuju moda berikutnya1. Tempat pergantian moda dari darat ke darat, darat ke laut, darat ke udara, atau sebaliknya1. Tempat berganti lintasan rute1. Tempat menunggu moda angkutan

2.3 Karakteristik Pengoperasian Terminal Multimoda Penumpang Darat-LautMenurut Prof. Dr. Ir. Hj. Erika Buchari, M.Sc dalam Transmedia edisi 8 tentang transportasi multimoda menyatakan bahwa konsep angkutan umum multimoda harus memenuhi 6 kriteria komponen: Connecting Modes sebagai moda penghubung sebelum dan sesudah moda utama yang sedang digunakan. Moda sebelum atau access mode merupakan moda yang digunakan dari rumah ke tempat perhentian angkutan umum (halte/ stasiun/ terminal) bisa dengan jalan kaki, bersepeda, naik mobil atau motor, dan menggunakan taxi. Sedangkan moda sesudah atau egress mode adalah moda yang digunakan dari tempat perhentian (halte/ stasiun/ terminal) ke tempat tujuan. Main Modes, biasanya digunakan dalam perjalanan paling panjang dan paling lama dari moda lainnya. Sudah banyak penelitian dan pengembangan moda utama ini, tentang pengembangan alat angkutan umum, sinkronisasi jadwal antara moda satu dengan lainnya. Salah satu yang disoroti dalam hal ini adalah sistem pembayaran. Sampai saat ini diyakini, pembayaran dengan kartu cerdas (smart card) paling efektif untuk memendekkan waktu perjalanan. Multimodal Network. Hal yang paling mendasar dari komponen multimoda adalah tersedianya jaringan yang terpadu antara moda-moda (multimodal network). Karakteristik utama dari jaringan multimoda adalah memiliki jaringan yang tersambung antarjenis (moda) dan mengenal adanya perbedaan level atau jenjang dari jaringan. Jaringan level tertinggi untuk moda kecepatan tinggi dan akses terbatas, sedangkan tingkatan yang terendah adalah untuk moda jarak pendek, memiliki akses ke jaringan yang lebih tinggi, berkecepatan rendah, dan kepadatan jaringan yang lebih tinggi. Transfer Point. Komponen ini sangat penting untuk menarik penumpang angkutan pribadi yang dapat berintegrasi dengan angkutan umum. Fasilitas parker yang cukup untuk menampung kebutuhan akan dapat menarik penumpang angkutan pribadi untuk meninggalkan mobil pribadinya dan selanjutnya menyambung dengan angkutan umum. Intermodal Transfer Point. Fasilitas ini sangat penting karena merupakan titik sambung antara dua jenis moda dari dua jenis jaringan yang berbeda. Contohnya antara jaringan sungai dan jaringan jalan, atau kereta api. Peraturan. Peraturan sebagai alat pengontrol kinerja angkutan umum juga sebaiknya berubah ke arah multimodality. Peraturan tentang moda utama, moda pengumpan, moda sebelum dan sesudah, ketersambungan dengan moda lain melalui Transfer Point dan Intermodal Transfer Point belumada

Sistem multimoda penumpang darat laut sedikitnya melibatkan moda transportasi darat dan moda transportasi laut. Dalam pengoperasian sistem transportasi multimoda darat laut terdapat beberapa karakteristik yaitu: Terdapat lebih dari satu moda transportasi, terdiri dari moda transportasi darat dan moda transportasi laut Adanya terminal tranportasi darat misal stasiun dan terminal bus berada dalam satu kawasan terpadu dengan pelabuhan Diterapkannya sistem satu tiket, yaitu tiket tersebut bisa tetap digunakan meskipun telah berpindah dari transportasi darat ke transportasi laut ataupun sebaliknya

2.4 Permasalahan Dalam Pengoperasian Terminal Multimoda Angkutan Penumpang Darat LautDalam pelaksanaan angkutan antaramoda/ multimoda, ada permasalahan yang perlu disikapi oleh pihak-pihak terkait. Pertama, kualitas Badan Usaha Angkutan Multimoda (BUAM) nasional masih belum sebaik di negara lain. Landasan untuk peningkatan kualitas BUAM ada pada PP No. 8/2011 Pasal 7. Persoalan ini terkait langsung dengan sumber daya manusia yang ada di dalamnya.Oleh karena itu, di dalam peraturan ditegaskan bahwa saat mengajukan izin BUAM harus memiliki SDM yang berkompetensi. Sayangnya belum ada Lembaga Sertifikasi Profesi (LSP) bidang Multimoda. Namun, walau belum ada LSP maka takaran kompetensinya adalah sudah berpengalaman bekerja minimal 3 tahun di perusahaan angkutan logistik. Harapan ke depan, para operator bisa profesional, sehingga mampu bersaing di kancah global. Membuat perpindaan arus barang dan penumpang dapat lancar. Indeks Kinerja Logistik/ Logistic Performance Index (LPI) akan meningkat, sehingga dapat menurunkan biaya logistik, dan tentunya berimbas pada peningkatan pendapatan masyarakat secara nasional.Berikutnya, masih dijumpai kurang lancarnya arus barang yang mengakibatkan ekonomi biaya tinggi khususnya pada simpul transportasi seperti di pelabuhan dan bandaratertentu. Serta masih kurangnya keterpaduan jaringan pelayanan, jaringan prasarana, dan pelayanan transportasi dalam mendukung kelancaran mobilitas penumpang di perkotaan serta di sebagian wilayah Indonesia, khususnya pada daerah tertinggal.Persoalan di atas telah diantisipasi dengan melakukan peningkatan pembangunan keterpaduan infrastruktur transportasi (darat, kereta api, ASDP, laut dan udara) baik pada jaringan prasarana maupun jaringan pelayanan transportasi. Tentunya didukung pula oleh peningkatan kualitas pelayanan melalui penerapan teknologi, informasi, dan komunikasi di bidang transportasi multimoda.Dalam mewujudkan sistem transportasi multimoda darat laut tentunya akan ada permasalahan-permasalahan yang akan dihadapi. Permasalahan tersebut diantaranya: Belum adanya standarisasi badan usaha angkutan multimodaBadan usaha angkutan di Indonesia masih jauh tertinggal jika dibandingkan dengan badan usaha angkutan umum di Negara lain. Hal ini dikarenakan belum adanya standarisasi badan usaha angkutan umum. Oleh karean itu, standarisasi badan usaha angkutan umum diperlukan untuk peningkatan kualitas badan usaha angkutan umum di Indonesia Pelayanan dan keamanan yang kurang memadaiIni merupakan masalah utama yang sering membuat orang enggan untuk menggunakan fasilitas angkutan umum. hal ini bisa diantisipasi dengan adanya petugas yang selalu mengawasi di dalam moda transportasi sehingga tercipta suasana yang nyaman. Kurangnya minat masyarakat terhadap angkutan umumDengan memperbaiki tingkat pelyanan, keamanan, kemudahan akses, dan ketepatan waktu akan banyak mendorong orang untuk berpindah ke angkutan umum Dibutuhkan biaya yang besar untuk pembanguna kawasan terminal terpaduUntuk kebutuhan biaya, pemerintah bisa menyiasatinya dengan mengundang para investor