Makalah Msdm Internasional

26
DAMPAK POSITIF DAN NEGATIF PENGIRIMAN TENAGA KERJA INDONESIA KE LUAR NEGERI MAKALAH Disusun untuk memenuhi nilai Ujian Akhir Semester Mata kuliah Manajemen Sumber Daya Manusia Internasional Oleh: Bagus Lutfi Novianto 13228050 JURUSAN MANAJEMEN PEMASARAN FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS UNIVERSITAS MERDEKA MALANG 2015

description

Makalah yang mengupas seputar mekanisme pendaftaran hingga permasalahan TKI dan TKW di Luar Negeri, dan bagaimana Pemerintah dalam mengambil sikap untuk mengatasi masalah tersebut.

Transcript of Makalah Msdm Internasional

DAMPAK POSITIF DAN NEGATIF PENGIRIMAN

TENAGA KERJA INDONESIA KE LUAR NEGERI

MAKALAH

Disusun untuk memenuhi nilai Ujian Akhir Semester

Mata kuliah Manajemen Sumber Daya Manusia Internasional

Oleh:

Bagus Lutfi Novianto

13228050

JURUSAN MANAJEMEN PEMASARAN

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

UNIVERSITAS MERDEKA MALANG

2015

KATA PENGANTAR

Segala puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah

menganugerahkan rahmat, karunia serta Ridha-Nya, sehingga penyusun dapat

menyelesaikan makalah tentang ”Dampak Positif dan Negatif Pengiriman Tenaga

Kerja Indonesia Ke Luar Negeri”. Makalah ini disusun sebagai salah satu tugas dari

mata kuliah Manajemen Sumber Daya Manusia. makalah ini diharapkan dapat

memberikan informasi yang kemudian bermanfaat bagi kita.

Selama mengerjakan tugas makalah ini, Saya telah banyak menerima

bimbingan dan saran-saran dari berbagai pihak. Maka pada kesempatan ini saya ingin

mengucapkan terima kasih yang setulusnya kepada:

1. Dosen MSDM Internasional yang telah memberikan kami pengarahan dan

materi dalam pembuatan makalah ini.

2. Orang tua yang telah memberikan dorongan dan semangat sehingga penulis

dapat menyelesaikan makalah ini.

3. Rekan-rekan serta semua pihak yang tidak dapat penyusun sebutkan satu

persatu yang telah membantu penyusun dalam pembuatan makalah ini.

Akhirnya penyusun berharap makalah ini dapat berguna dan dapat

dipergunakan sebagaimana mestinya. Atas perhatiannya penyusun ucapkan terima

kasih.

Malang, 27 Juni 2015

Penyusun

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ................................................................................................. 2

DAFTAR ISI ................................................................................................................ 3

BAB 1 PENDAHULUAN ........................................................................................... 4

1.1. Latar Belakang .................................................................................................. 4

1.2. Rumusan Masalah ............................................................................................. 5

1.3. Metode Penulisan .............................................................................................. 6

BAB 2 PEMBAHASAN .............................................................................................. 8

2.1. Sejarah Pengiriman Tenaga Kerja .................................................................... 8

2.2. Studi Kasus PPTKIS di Jakarta Timur .......................................................... 11

2.3. Dampak Positif dan Negatif Pengiriman TKI ................................................. 13

2.3.1. Dampak Positif ........................................................................................ 13

2.3.2. Dampak Negatif ....................................................................................... 16

BAB 3 PENUTUP ..................................................................................................... 20

3.1. Kesimpulan ..................................................................................................... 20

3.2. Saran ............................................................................................................... 22

DAFTAR PUSTAKA ................................................................................................ 23

LAMPIRAN ............................................................................................................... 24

BAB 1

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Pada kesempatan kali ini penulis akan membahas dengan tema tentang

“Positif-negatif pengiriman tenaga kerja Indonesia di luar negeri”. Menurut penulis

tema tersebut akan menarik jika dibahas sebab banyak fenomena tentang TKI yang

disiksa, dianiaya, dilecehkan, dan lain sebagainya di luar negeri oleh para majikannya.

Hal tersebut baru sebagian dari sifat negatif pengiriman TKI di luar negeri dan masih

banyak yang akan kita bahas nantinya baik dari sifat negatif baik juga dari sifat positif.

Fenomena global yang terjadi pada sebagian besar negara di dunia adalah

migrasi internasional (termasuk migrasi tenaga kerja). Fenomena ini terus berkembang

seiring pola hubungan yang terjalin antar negara dalam berbagai dimensi.

Meningkatnya hubungan antar negara pada gilirannya berpengaruh pada identitas atau

migrasi ke negara bersangkutan. Era globalisasi yang sedang berproses telah

meniupkan angin optimisme yang tinggi dalam bidang ekonomi melebihi masa lalu

dalam peradaban manusia. Era ini ditandai antara lain dengan terbentuknya pasar

tunggal dalam perekonomian dunia. Pada sisi lain, pergerakan modal termasuk

mobilitas sumber daya manusia sedemikian menarik sehingga fenomena migrasi

tenaga kerja internasional tidak terelakan.

Meningkatnya jumlah pekerja migran dari tahun ke tahun, untuk bekerja di

luar negeri merupakan salah satu indikator dari globalisasi atau integrasi internasional.

Indonesia sebagai bagian integral dari ekonomi global tidak dapat melepaskan diri dari

dinamika tersebut, sehingga pengiriman pekerja migran ke luar negeri berdampak

signifikan pada makro ekonomi.

Karena itu dalam perkrmbangannya, negara-negara tujuan TKI dari tahun ke

tahun juga terus bertambah. Salah satu indikator pertumbuhan ekonomi di suatu

wilayah ditunjukan dengan perbaikan tingkat produk domestik regional bruto (PDRB)

yang mengacu pada total nilai moneter dari semua barang dan jasa yang telah

dihasilkan di dalam batas-batas geografis tertentu. Secara sederhana produk domestik

regional bruto ini dapat dihitung berdasarkan nilai keluaran semua barang dan jasa

jadi.

Meskipun pendapatan dari buruh migran (remitan) merupakan pendapatan dari

luar negeri yang tidak diperhitungkan dalam PDRB, tetapi pemanfaatannya sebagai

alat untuk menuhi kebutuhan konsumsi rumah tangga dan investasi serta tabungan di

dalam negeri, maka hal tersebut akan berpengaruh terhadap produk domestik regional

bruto.

1.2. Rumusan Masalah

Pertanyaan yang akan dibahas pada makalah ini adalah tentang:

1. Dampak positif dan negatif pengiriman tenaga kerja ke luar negeri?

2. Berapa jumlah biaya yang dikeluarkan dikeluarkan oleh calon tenaga kerja ke

luar negeri?

3. Persiapan Dokumen apa saja yang diperlukan oleh calon tenaga kerja ke luar

negeri?

4. Apa yang dimaksud dengan pengiriman tenaga kerja Indonesia keluar negeri

1.3. Metode Penulisan

Pengambilan data untuk menyelesaikan makalah ini dilakukan dengan Metode

Non Test, berikut alat Pengumpul data dalam bentuk non tes yang penulis lakukan

yaitu observasi maupun wawancara dengan 3 cara yaitu:

1. Teknik penulisan di dapat dari buku Pengantar Bahasa Indonesia

2. Searching di website mengenai peraturan maupun pengiriman Tenaga kerja

Indonesia ke luar negeri

3. Hasil wawancara peneliti lain dengan pengelola Agen Tenaga Kerja Indonesia

di daerah Cibubur.

Observasi diartikan pengamatan dan pencatatan secara sistematik terhadap

gejala yang tampak pada objek penelitian. Keunggulan metode ini adalah banyaknya

gejala yang hanya dapat diselidiki dengan observasi, hasilnya lebih akurat dan sulit

dibantah. Banyak objek yang hanya bersedia diambil datanya hanya dengan observasi,

misalnya terlalu sibuk dan kurang waktu untuk diwawancarai atau mengisi kuisioner.

Kejadian yang serempak dapat diamati dan dan dicatat serempak pula dengan

memperbanyak observer. Banyak kejadian yang dipandang kecil yang tidak dapat

ditangkap oleh alat pengumpul data yang lain, yang ternyata sangat menentukan hasil

penelitian.

Wawancara merupakan salah satu metode pengumpulan data untuk

memperoleh data dan informasi dari berbagai sumber secara lisan. Proses wawancara

dilakukan dengan cara tatap muka secara langsung atau melalui telepon . Selama

proses wawancara, penulis mengajukan pertanyaan, meminta penjelasan dan jawaban

dari pertanyaan yang diberikan dan membuat catatan mengenai hal-hal yang

diungkapkan kepada narasumber. Keunggulan metode wawancara adalah dapat

diperoleh informasi dalam suasana komunikasi secara langsung, yang memungkinkan

siswa selain memberikan data faktual seperti yang ditulis dalam angket, juga

mengungkapkan sikap, pikiran, harapan, dan perasaan.

BAB 2

PEMBAHASAN

2.1. Sejarah Pengiriman Tenaga Kerja

Pengangguran terbuka merupakan bagian dari angkatan kerja yang tidak

bekerja atau sedang mencari pekerjaan (baik bagi mereka yang belum pernah bekerja

sama sekali maupun yang sudah penah berkerja), atau sedang mempersiapkan suatu

usaha, mereka yang tidak mencari pekerjaan karena merasa tidak mungkin untuk

mendapatkan pekerjaan dan mereka yang sudah memiliki pekerjaan tetapi belum

mulai bekerja. Fenomena global yang terjadi pada sebagian besar negara di dunia

adalah migrasi internasional (termasuk migrasi tenaga kerja). Fenomena ini terus

berkembang seiring pola hubungan yang terjalin antar negara dalam berbagai dimensi.

Meningkatnya hubungan antar negara pada gilirannya berpengaruh padaintensitas arus

migrasi dari/dan ke negara bersangkutan. Era globalisasi yang sedang berproses telah

meniupkan angin optimisme yang tinggi dalam bidang ekonomi melebihi masa lalu

dalam peradaban manusia. Era ini ditandai antara lain dengan terbentuknya pasar

tunggal dalam perekonomian dunia. Pada sisi lain, pergerakkan modal termasuk

mobilitas sumberdaya manusia sedemikian menarik sehingga fenomena migrasi

tenaga kerja internasional tidak terelakan.

Meningkatnya jumlah pekerja migran dari tahun ke tahun, untuk bekerja diluar

negeri merupakan salah satu indikator dari globalisasi atau integrasi internasional.

Indonesia sebagai bagian integral dari ekonomi global tidak dapat melepaskan diri dari

dinamika tersebut, sehingga pengiriman pekerja migran ke luar negeri berdampak

signifikan pada makro ekonomi. Karena itu dalam perkembangannya, negara-negara

tujuan TKI dari tahun ke tahun juga terus bertambah. Jauh sebelum Pemerintah

Republik Indonesia mengirimkan Tenaga Kerja Indonesia (TKI) ke Luar Negeri,

Pemerintah Belanda pada tahun 1890 telah mengirimkan 32.986 orang TKI asal pulau

Jawa ke Suriname, suatu Negara Jajajahan Belanda di Amerika Selatan.

Tujuan pengiriman TKI itu adalah untuk mengganti tugas para budak asal

Afrika yang telah dibebaskan pada tanggal 1 Juli 1863. Gelombang pertama

pengiriman TKI diberangkatkan dari Batavia pada 21 Mei 1890 dengan kapal SS

Koningin Emma. Pelayaran jarak jauh ini singgah di Negeri Belanda dan tiba di

Suriname tanggal 9 Agustus 1890. Jumlah TKI gelombang pertama ini sebanyak 94

orang, terdiri dari 61. Gelombang kedua sebanyak 614 orang, tiba di Suriname pada

tanggal 16 Juni 1894 dengan kapal SS Voorwarts.

Kegiatan pengiriman TKI ini berjalan terus sejak tahun 1890 s/d 1939 hingga

jumlahnya mencapai 32.986 orang dengan menggunakan 77 buah kapal laut. Dari

tahun 1890 hingga tahun 1914. Rute pelayaran pengiriman TKI ke Suriname selalu

singgah di Negeri Belanda.

Pola seperti itu saat ini makin mudah ditemui di sekitar kita. Kantong pemasok

buruh migran tidak lagi didominasi dari Jawa. Daerah lain di Indonesia yang juga

tanahnya kurang subur membuat warganya kabur dan memilih meninggalkan

kampung halaman. Contohnya adalah warga dari Flores. Kampung halaman yang

kurang subur menjadi pemicu warga untuk merantau.

Pengiriman buruh migran ke luar negeri telah memakan waktu cukup lama.

Seiring perjalanan waktu, pengiriman tenaga kerja migran selama sekian lama hingga

detik ini terlihat bahwa nasib mereka selama bekerja di luar negeri selalau tersandung

masalah. Proses panjang pengiriman tenaga kerja ke luar negri meski telah

berlangsung lama namun masalah belum selesai. Itu semua karena motivasi pekerja

migran untuk memperbaiki kehidupan yang lebih bagus. Mencari kesejatreaan keluar

negeri meski dilalui dengan penuh rintangan, pengorbanan dan air mata adalah pilihan

yang ternyata masih diminati oleh ribuan warga negera Indonesia yang berpenghasilan

kecil.

Banyaknya hutan yang diubah menjadi lahan pertanian, penebagan pohon

tidak terkendali, pembakaran lahan, pengerukan bukit, pencemaran air sungai,

pencemaran pantai, penebangan bakau, peningkatan pemakaian kendaraan penghasil

karbon dioksida secara “massiv”, penggunaan energi bahan bakar yang tidak

tergantikan (minyak, gas) adalah faktor yang jauh lebih penting untuk diperhatikan

bagi pengambil kebijakan masalah pengiriman tenaga kerja ke luar negeri, karena jika

pemerintah bisa lebih perhatian ke masalah ini maka tenaga kerja kita bisa bekerja di

Negara sendiri.

Warga Indonesia kelas menengah ke bawah tidak akan meninggalkan

kampung halamannya kalau kampung halaman mereka subur, menyediakan sumber

alam yang produktif, makmur, tenang, dan damai.

Faktor utama warga Indonesia mencari kehidupan di negera lain karena

kerusakan alam yang parah, alam yang tidak bersahabat untuk bertani, penduduk

miskin tidak memiliki lahan, dan tanah tidak subur. Faktor lainnya adalah karena

Cuaca yang tidak menentu, hasil pertanian berkualitas rendah dan murah dibanding

biaya produksi, serta lahan berpindah tangan dan dikuasai pemegang modal.

Selain itu, yang terpenting adalah mental aparat pemerintah untuk tidak

bermental korup. Masalah di atas di anggap sebagai bencana besar yang kita hadapi

tanpa mengenal latar belakang pendidikan, suku, ekonomi, agama.

Dapat disimpulkan penyebab tingginya pergerakan Kaum Migran untuk

bekerja diluar negeri disebabkan antara lain :

1. Tingginya angka pengangguran bagi penduduk berusia produktif namun

memiliki pendidikan yang rendah

2. Faktor alam di daerah yang tidak mendukung, ekosistem tercemar sehingga

sulit untuk bergantung dari alam sebagai matapencaharian (nelayan, petani)

3. Kurangnya sosialisasi pemerintah mengenai upaya bantuan pemerintah dan

pemberdayaan penduduk seperti permodalan Kredit Usaha Rakyat

(KUR) Bank Pemerintah menyediakan dana bagi penduduk

yang berwiraswasta

4. Kurang meratanya pembangunan dan perluasan kesempatan kerja di seluruh

wilayah Indonesia.

2.2. Studi Kasus PPTKIS di Jakarta Timur

Sebuah agen pengirim tenaga kerja ke luar negeri atau sejak 1 januari 2011

disebut Perusahaan Pengerah Tenaga Kerja Indonesia Swasta (PPTKIS), memberikan

jawaban atas pertanyaan yang diajukan seputar pekerjaannya.

Berikut Data 3 bulan terakhir Pengiriman Tenaga Kerja dari Agent TKI di

daerah Cibubur: Komplek Cibubur Indah 2, Jln. Rawa Bola No. 42 Cibubur Jakarta

Timur 13730

Tabel 2.1 Tiga bulan terakhir negara tujuan pengiriman dari Agen Y

NEGARA

TUJUAN

JANUARI 2011 FEBRUARI 2011 MARET 2011

INFORMAL FORMAL INFORMAL FORMAL INFORMAL FORMAL

MALAYSIA – 39 - 14 - 23

TAIWAN 8 9 1 21 8 7

KAPAL PESIAR - 9 - 6 - 9

SINGAPORE – – - - 1 -

BRUNAI – – - - - 35

Tabel 2.2 pengeluaran Biaya TKI di agen Y

NEGARA

TUJUAN PEMBIAYAAN CALON TKI

Malaysia

Biaya pabrik memberikan fee ke agen pembiayaan

ditanggung TKI.

Potong gaji, program pemerintah KUR TKI

dari BRI.

Kredit Usaha Rakyat: potong gaji, selama 10 bulan

+ 25 RM/bulan sekitar Rp 7.250.000,-

Taiwan

TKI bayar dimuka, tunai ke Agen biaya sekitar Rp

30 jt.

Kapal Pesiar

TKI bayar dimuka, tunai ke Agen biaya sekitar Rp

45 ~50 jt.

Singapura Potong gaji, selama 10 bulan + 250 RM /bulan.

Dokumen yang wajib dimiliki oleh Calon Tenaga kerja

KTP

Kartu Keluarga

Ijazah terakhir

Izin dari Orang tua hingga diketahui oleh Lurah /kepala Desa setempat

Lulus pelatihan di Agen PPTKIS

Passport

2.3. Dampak Positif dan Negatif Pengiriman TKI

2.3.1. Dampak Positif

Seiring dengan maraknya migrasi tenaga kerja internasional beberapa tahun

terakhir dari Indonesia ke negara-negara di kawasan Asia Tenggara, Asia Timur dan

Timur Tengah, serta sudah mulai merambah ke beberapa negara di Eropa, Amerika

Utara dan Australia, di Kabupaten Cilacap terjadi juga migrasi pekerja ke luar negeri

yang menunjukan jumlah yang terus bertambah tiap tahunnya. Upah yang lebih

memadai di negara asing menjadi salah satu penyebab kegiatan tersebut terus

berlangsung.

Sebagai akibat dari tingginya upah tersebut, pengiriman remitan sebagai salah

satu hasil kerja di daerah asal juga semakin meningkat. Berdasarkan kondisi tersebut

dirumuskan problem statemen: dampak positif dan dampak negatif dari pengiriman

tenaga kerja Indonesia.

Bila melihat sejarah. Pengiriman tenaga kerja ke luar negeri sudah ada pada

tahun 1890. Pola perekrutan adalah menggunakan sistem kerja kontrak. Pola tersebut

masih ditemui pada saat ini. Perusahaan pengerah tenaga kerja memperkerajkan tenaga

kerja dengan sistem kontrak atau “outsourching”. Kini model ini makin marak. Jumlah

perusahaan pengerah tenaga kerja mencapai ratusan perusahaan. Jumlah TKI yang

dikirim mencapai jutaan orang.

Itu artinya persaingan. Persaingan akan melahirkan siapa yang paling kuat,

pintar, trampil dan mampu beradaptasi mudah mendapat pekerjaan. Tapi sebaliknya

makin banyak calon TKI yang terpinggirkan, kalah atau kurang memenuhi syarat

namun punya semangat tinggi untuk mencari penghidupan di negeri lain lantaran

desakan ekonomi. Kaum inilah yang rentan terhadap pelanggaran hak asasi manusia.

Banyaknya korban yang di alami TKI di luar negeri menunjukkan bahwa Para

pengusaha jasa tenaga kerja belum memberikan jaminan terhadap keselamatan TKI.

Sehingga trend yang muncul adalah perusahaan pengerah tenaga kerja hanya mengejar

profit semata.

Padahal kalau dikelola dengan profesional. Pengawasan berjalan dengan baik.

Pembinaan serama proses berlangsung (pra pemberangkatan hingga pemulangan TKI

kembali ke Indonesia) berjalan denganbaik dapat meningkatkan kinerja TKI di luar

negeri. Dengan kriteria kinerja TKI yang baik menjadi kontribusi positif bagi

peningkatkan produktifitas negara tujuan . Harapan TKI memperoleh penghasilan

yang layak pun akan memberi dampak positif bagi pembangunan di tanah air.

Terlepas dari pengelolaan TKI diluar negeri secara benar atau salah, terbukti

bahwa Pekerja migran telah menjadi pahlawan devisa bagi bangsa. Mampu

menggerakkan roda perekonomian kampung halaman. Pekerja migran mengirim

upahnya untuk memperbaiki rumah di kampung halaman, membeli sawah, membantu

biaya pendidikan anggota keluarganya. Pekerja migran adalah pahlawan. Mereka

berjasa bagi keluarga, dan bangsa. TKI memberi nilai tambah bagi keluarganya.

Tahun 2008 TKI menyumbang devisa bagi negara 82 triliun. Tahun ini ada

70.000 TKI di Malaysia yang melewati perusahaan pemasok tenaga kerja

(“outsourching”) dari sedikitnya 2,2 juta TKI. Yang tercatat hanya 1,2 juta TKI.

Selebihnya ilegal, dan rawan pelanggaran hak asasi manusia. TKI bekerja lebih dari 8

jam sehari diupah 300 ringgit – 450 ringgit (1 juta – 1,3 juta rupiah) per bulan.

Baru-baru ada sedikit kabar gembira karena Pemerintah Malaysia yang dicap

buruk dalam penanganan tenaga kerja asing di telingan dunia internasional akan

memberlakukan 1 hari istrahat bagi pekerja informal dari Indonesia. Keberadaan

tenaga kerja migran di luar negeri membantu negara tujuan pekerja migran.

Keberadaan mereka yang bersedia bekerja kasar dan berupah murah menjadi pilihan

majikan. Lantaran banyak tenaga kerja migran yang tidak melalui prosesdur resmi

menjadi sasaran empuk bagi pengguna. Menjadi sapi perahan para majikan di luar

negeri, khususnya di Malaysia. Para pekerja migran ini, di satu sisi tenaganya dipakai

dan di sisi lain mereka dikejar polisi Malaysia. Kondisi itu membuat mereka memiliki

posisi tawar lemah, sehingga TKI nekat bekerja dengan upah yang rendah.

Ternyata pengiriman tenaga kerja ke luar negeri bila dikelola dengan baik

dapat meningkatkan kesejahteraan pekerja. Meski di Malyasia dimana jumlah TKI

terbanyak berada di sana masih sering musibah bagi TKI, kita juga perlu mengangkat

jempol karena masih ada lokasi tujuan TKI yang positif bagi TKI. Pengelolaan tenaga

kerja di luar negeri yang berhasil adalah Hongkong. Keterlibatan atau campur tangan

pemerintah RI di Hongkong yang memberi pembekalan, perlindungan, perhatian

terhadap tenaga kerja Indonesia berhasil mewujudkan mimpi pemuda Indonesia untuk

mengumpulkan uang, pengalaman dan pengetahuan.

Bencana terbesar kedua yang menyebabkan buruknya SDM kita diluar negeri

adalah masih adanya praktik tata kelola perusahaan dan pemerintahan yang tidak

bersih. Seperti praktik korupsi, pungli, sogok, nepotisme.

Seandainya penduduk memiliki lahan garapan yang subur, tumbuh-tumbuhan

yang tahan penyakit, air yang melimpah, harga hasil pertanian yang kompetitif,

menguasai teknologi pertanian, maka urusan TKI atau buruh migran dapat dikurangi

atau dihilangkan. Karena sekali lagi penulis nilai penduduk desa sesungguhnya

mencintai tanah kelahirannya.

Penduduk Desa akan lebih nyaman menggarap sawah, ladang atau sebagai

nelayan bila mereka memperoleh keuntungan dari pekerjaan mereka. TKI yang

mayoritas ilegal tersebut sesungguhnya juga tidak mendapatkan upah yang layak di

negeri orang karena banyak kena pungli oleh oknum.

Masalah pengerahan tenaga kerja ke luar negeri tidak bisa dihentikan begitu

saja. Karena pengiriman tenaga kerja ke luar negeri sesuangguhnya dialami oleh

semua negera. Bahkan masyarakat kita memiliki persepsi senang dan bangga bila

tempat kerjanya memiliki konsultan asing.

2.3.2. Dampak Negatif

Mengirim tenaga ke luar negeri sesunggunya netral. Yang bermasalah adalah

pengelolaannya. Justru kalau bisa mengirimkan sebanyak mungkin tenaga terdidik,

berpengalaman, ahli di bidangnya ke luar negeri akan digaji sesuai pasar yang berlaku.

Yakinlah bangsa kita akan dipuji karena menjadi bangsa yang pandai mencetak SDM

tangguh.

Sudah tidak terhitung penderitaan warga negera Indonesia di luar negeri ketika

mengadu nasib sebagai tenaga kerja. Kasus yang muncul berbagai bentuk, seperti TKI

yang dibunuh, diperkosa, pelecehan seksual, bunuh diri, digantung, membunuh ,

dipenjara, gaji tak dibayar, pekerjaan tidak sesuai perjanjian kerja, sakit akibat kerja,

penganiayaan, komunikasi kurang lancar.

Korban TKI meninggal dunia di Malaysia tahun 2007-2008 hingga Maret 2009

mencapai 40 orang per bulan. Penyebab penyakit di Malaysia paling besar karena

radang paru-paru. Karena mereka tinggal di bedeng yang lembab, khususnya pekerja

perkebunan, bangunana dan pabrik.

Kasus warga negera Indonesia di luar negeri mayoritas diborong oleh tenaga

kerja indonesia yang lemah dalam penguasaan keterampilan, penguasaan bahasa asing,

berpendidikan rendah, melalui proses pengiriman ilegal. Penderitaan TKI di luar

negeri terus berulang sepanjang tahun. Dan sepanjang tahun juga pengiriman TKI terus

berlangsung. Tahun 2010 lalu, kasus gadis asal Dompu, Mataram, Nusa Tenggara

Barat itu masih di bawah umur. Pihak Agen atau sponsor diduga telah mengubah

dokumen Sumiati binti Abdul Salam, menambah usia Sumiati menjadi lima tahun

lebih tua. Sumiati, tenaga kerja Indonesia yang disiksa oleh majikannya di Arab Saudi,

kini dirawat di sebuah rumah sakit di Madinah. Sumiati diperkirakan akan berada di

rumah sakit selama dua minggu. Sumiati Sulan Musthafa (24 tahun), pembantu rumah

tangga di Madinah Al Munawwarah, yang mengalami penyiksaan oleh majikannya

akan menjalani operasi paru-paru. Sumiati kemudian mengalami penyiksaan di

Madinah, Arab Saudi, di mana bibirnya terpotong, hidungnya patah, dan tulang iganya

retak. Sumiati kini dibolehkan meninggalkan RS King Fahd, Madinah. Pengadilan di

Arab Saudi menjatuhkan hukuman tiga tahun penjara kepada mantan majikan Sumiati

binti Salan, Hatab Bin Soleh, juru bicara Kementerian Tenaga Kerja Arab Saudi, minta

kasus yang menimpa Sumiati tidak digeneralisasikan atau disamaratakan karena kasus

itu adalah perilaku buruk oknum majikan dan bukan seluruh majikan.

Yang jelas, hampir 70% TKI lulusan sekolah dasar (SD), bahkan ada kasus

ternyata ditemukan TKI buta huruf. Prosedur yang profesional mengenai pengelolaan

TKI ke luar negeri masih lemah. Contohnya, masih ada TKI yang kurang bahkan tidak

mendapat orientasi atau pembekalan sebelum diberangkatkan ke luar negeri.

Siapa pun mereka, dengan bekal pendidikan dan keterampilan minim, bekerja

profesi apapun, berpotensi menimbulkan masalah. Padahal dalam dunia “human

resource” khususnya dalam proses rekrutmen tenega kerja tidak hanya meluluskan

calon pekerja yang punya keterampilan atau kemampuan. Yang utama adalah

mempertemukan kandidat pekerja dengan jenis pekerjaan yang sesuai dengan

kemampuan pekerja. “The right people on the right job”. Orang yang benar pada posisi

pekerjaan yang tidak sesuai dengan “job require” dapat menimbulkan masalah.

Apalagi orang salah pada posisi salah, akan menimbulkan problem.

Proses perekrutan yang menggunakan celah tertentu karena lemahnya

pengawasan menjadi ujian pertama yang harus dilewati para calon TKI. Prosedur

administrasi dan pembekalan, sang calon TKI sudah dibebani biaya tidak sedikit.

Penempatan yang kadang dimanfaatkan pihak tertentu melakukan praktik

perdagangan manusia. Hingga pulang kembali ke kampung halamannya mereka

dipungli. Padahal modal yang mereka keluarkan cukup besar,ada yang menjual ternak

dan sawah, menjual emas, menggadaikan harta.

Negara tujuan pencari kerja juga dilatarbelakangi dengan kesungguhan pihak

atase kita di luar negeri dalam menyikapi permasalahan di Negara tujuan, contoh

negara Malaysia dikarenakan seringnya terjadi kasus penganiayaan tenaga kerja

membuat negara tersebut masuk dalam Moratorium ( kebijakan politik untuk

menghentikan sementara pengiriman tenaga kerja) untuk tenaga kerja informal

(pembantu rumah tangga). Hongkong maupun Taiwan termasuk negara yang sangat

baik dalam memperlakukan tenaga kerja Indonesia, maka banyak pencari kerja

menginginkan bekerja di sana dan agen pun bisa mengumpulkan keuntungan paling

banyak dari negara tujuan Hongkong/Taiwan.

BAB 3

PENUTUP

3.1. Kesimpulan

1. Pengiriman tenaga kerja ke luar negeri memiliki kaitan erat dengan harga diri

suatu bangsa, dan politik luar negeri. Penulisan, konsekuensi yang bersifat

makro ini seringkali terabaikan manakala desakan-desakan ekonomi menjadi

prioritas utama. Keadaan ekonomi masyarakat di negara-negara berkembang

yang rendah dan banyaknya warga yang tidak memiliki pekerjaan (termasuk

Indonesia) membuat pengambil kebijakan di bidang ketenagakerjaan untuk

mencari solusi cepat mengatasi pengangguran. Salah satu solusi yang

dipertahankan adalah pengiriman tenaga kerja.

2. Biaya yang dikeluarkan para calon TKI:

1. Malaysia = potong gaji 10 bulan + 25 RM/bulan sekitar Rp.7.250.000.

2. Taiwan = Bayar tunai keagen sebesar Rp.30.000.000.

3. Kapal = Bayar tunai keagen sebesar Rp.45.000.000 – 50.000.000.

4. Singapura = Potong gaji selama 10 bulan + 250 SGD/bulan.

3. Dokumen-dokumen yang dibawa TKI tidak terlalu rumit sehingga

memudahkan para calon TKI untuk bekerja di luar negeri.

4. Dampak Positif dari Pengiriman Tenaga Kerja Indonesia ini antara lain :

1. Mengurangi tingkat pengangguran di daerah tententu

2. Meningkatkan taraf kehidupan/kesejahteraan bagi keluarga

3. Menambah cadangan Devisa Negara dari sektor Non Migas

4. Meningkatkan pemberdayaan kaum perempuan bagi Tenaga kerja

wanita yang bekerja disektor formal (pabrikan, perawat,)

5. Meningkatkan pendapatan dan belanja daerah tertentu

6. Mengurangi Kepadatan penduduk di suatu daerah tertentu

5. Dampak Negatif dari Pengiriman Tenaga Kerja Indonesia ini antara lain :

1. Perlindungan terhadap kaum perempuan menurun seiring dengan

seringnya terjadi KDRT (kekerasan dalam rumah tangga) maupun

penganiayaan di Negara tujuan

2. Keluarga inti terpisah karena ayah/ Ibu bekerja di tempat yang jauh

sehingga kurang komunikasi

3. Nilai masyarakat kita di Negara tujuan terkadang menjadi lebih rendah

karena dianggap Negara kelas 2

4. Pergerseran norma budaya, TKI yang sudah kembali terbiasa dengan

budaya Negara tujuan yang terkadang tidak sesuai dengan budaya

Indonesia.

5. Meningkatnya angka perceraian di daerah tertentu.

6. Pembekalan yang kurang dari Agen TKI membuat para TKI

mendapatkan perlakuan yang tidak semestinya,seperti Upah yang tidak

sesuai , kesejahteraan dan kesehatan yang diabaikan majikan

7. Tingkat pendidikan calon TKI yang rendah dapat membuat calon TKI

menjadi korban penipuan baik sejak dari pengurusan dokumen hingga

saat kembali ke Tanah Air.

3.2. Saran

1. Hendaknya perlu dibuat prosedur yang ketat bagi pelayanan penempatan TKI

dengan melakukan cek silang dengan aparat daerah asal tenaga kerja untuk

biodata diri calon TKI

2. Penyempurnaan kebijakan penempatan dan perlindungan TKI seperti

penanganan TKI bermasalah, fasilitasi operasional dan penyelesaian masalah

TKI dan pemberian advokasi dan perlindungan hukum bagi TKI di Luar negeri

3. Meningkatkan kuantitas dan kualitas atase ketenagakerjaan di negera-negara

penempatan

4. Verifikasi dan perbaiki seleksi terhadap seluruh PPTKIS (Perusahaan

Pengerah Tenaga Kerja Indonesia Swasta) di dalam negeri dan agen-agen

penempatan di luar negeri.

DAFTAR PUSTAKA

Nurhadi Daud. Yuni Pratiwi. 2007. Bahasa Indonesia untuk SMP Kelas 7. Jakarta:

Erlangga.

Haris, Abdul. 2005, Gelombang Migrasi dan Jaringan Perdagangan Manusia.

Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

Saleh, Harry Hariawan. 2003. Persaingan Tenaga Kerja Menghadapi Persaingan

Global Guna Suksenya Pembangunan Nasional. Kertas Karya Perorangan.

Kursus Singkat Lemhanas RI.

http://www.datastatistik-indonesia.com/content/view/803/803/

LAMPIRAN

DAFTAR PERTANYAAN DAN HASIL WAWANCARA

Sumber: Pengelola agen TKI

Tempat: Komplek Cibubur Indah 2, Jln. Rawa Bola No. 42, Cibubur, Jakarta Timur.

Pewawancara: Rabih Katon Dwicahyo

Waktu: 5 Mei 2011

Kasus: Permasalahan TKI di luar negeri

Daftar Pertanyaan yang diajukan ke Perusahaan Pengerah Tenaga Kerja Indonesia

Swasta adalah sebagai berikut :

1. Apa nama perusahaan bapak ini? apa bisa saya sebutkan dalam makalah ini?

2. Sejak kapan perusahaan ini didirikan?

3. Tenaga kerja apa saja yang disalurkan oleh perusahaan ini dan Negara tujuan

mana?

4. Persyaratan apa saja yang harus dipenuhi oleh calon tenaga kerja?

5. Berapa umur minimal bagi calon tenaga kerja dan minimal pendidikan

dasarnya?

6. Berapa biaya yang harus dikeluarkan bagi calon tenaga kerja? dan

bagaimana cara pembayarannya?

7. Berapa gaji minimal atau rata rata pendapatan tenaga kerja Indonesia di

negara tujuan dan berapa lama kontrak minimal bekerja di luar negeri?

8. Negara tujuan mana yang paling diminati oleh calon tenaga kerja?

Jawaban dari pertanyaan wawancara yang diajukan ke Perusahaan Pengerah Tenaga

Kerja Indonesia Swasta adalah:

1. Dikarenakan nara sumber tidak bersedia disebutkan nama Perusahaan

Pengerah Tenaga Kerja Indonesia Swasta mana beliau bekerja maka akan kita

sebut saja perusahaan tersebut dengan nama PT.X.

2. Perusahaan didirikan pada bulan oktober 1998, saat krisis moneter pertama

melanda Indonesia, dimana naiknya angka pengangguran.

3. Tenaga kerja yang disalurkan adalah tenaga kerja informal dan non formal.

4. Dokumen yang wajib dimiliki oleh calon tenaga kerja:

a) KTP,

b) kartu keluarga,

c) ijazah terakhir,

d) izin dari orang tua hingga diketahui oleh lurah/kepala desa,

e) lulus Pelatihan di agen PPTKIS,

f) Paspor.

5. Minimal 17 tahun, sekolah lulus SMP/sederajat

6. Biaya tergantung negara tujuan dan biaya bisa dicicil.

7. Gaji tergantung negara tujuan, gaji tertinggi terdapat di negara Hongkong dan

Taiwan.

8. Hongkong dan Taiwan