Makalah MPKT A Keterkaitan Buku Ajar 1
-
Upload
imas-mega-pratiwi -
Category
Documents
-
view
147 -
download
20
description
Transcript of Makalah MPKT A Keterkaitan Buku Ajar 1
1
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah
Dalam kehidupan ini, manusia dituntut untuk dapat mempertahankan
hidupnya dengan memenuhi kebutuhan-kebutuhan hidupnya. Kebutuhan
hidup manusia yang paling dasar ialah kebutuhan pokok. Salah satunya
ialah makanan. Pemenuhan makanan di era sekarang ini sangatlah
diperlukan sekali untuk keberlangsungan hidup manusia. Tidak ada manusia
yang bisa hidup tanpa makan dan minum.
Makanan-makanan di zaman seperti ini sudah berkembang menjadi
berbagai macam variasi nya. Ada makanan yang bergizi, makanan siap saji,
makanan instant, dan lain-lain. Namun di zaman yang serba sibuk ini,
biasanya masyarakat luas memilih untuk mengonsumsi makanan-makanan
yang mudah dihidangkan dan cepat dalam penyajiannya. Sebagian besar
orang Barat misalnya, mereka lebih banyak memilih untuk mengonsumsi
makanan seperti makanan siap saji dan makanan instant karena dengan
begitu, pekerjaan mereka tidak akan terbengkalai namun kebutuhan mereka
akan energi pun juga bisa terpenuhi. Tapi tahukah kalian bagaimana
kandungan nutrisi dan gizi yang terdapat di dalam makanan-makanan cepat
saji tersebut? Bagaimana pula cara pengolahannya? Apakah sudah sesuai
dengan standarisasi makanan yang baik dikonsumsi?
Di zaman globalisasi ini, arus sebaran makanan siap saji di berbagai
belahan dunia sudah sangat cepat menyebar luas sampai ke pelosok negeri
manapun. Bahkan industri-industri makanan cepat saji dan makanan instant
mendapatkan telah berkembang hingga 250% dalam kurun lima tahun
terakhir menurut riset Qraved.com. Keuntungan yang diperoleh industri
tersebut pun amat besar. Industri ini mungkin saja bisa mematikan pasar-
pasar kecil yang hanya mampu memproduksi bahan makanan yang sedikit
dan dalam waktu yang lama. Industri ini menggunakan tenaga mesin dan
sedikit pekerja untuk memproduksi produk makanan dalam waktu yang
2
cepat dan jumlah yang banyak. Namun dibalik kelebihan itu semua, terdapat
beberapa hal yang sangat membahayakan dan mengurangi nilai-nilai
kelebihan itu sendiri.
Dalam makalah ini, penulis akan membahas mengenai sistem
industri secara global. Penulis juga akan mengaitkan masalah-masalah yang
terdapat di dalam industri itu sendiri dengan materi-materi yang sudah
dipelajari dalam MPKT A.
1.2 Rumusan Masalah
1. Bagaimana sistem industri makanan secara keseluruhannya bekerja?
2. Apa saja kaitan antara materi MPKT A dengan masalah dalam
perindustrian makanan ini?
3. Apa saja solusi yang dapat menyelesaikan masalah dalam perindustrian
tersebut?
1.3 Tujuan dan Manfaat
Sehubungan dengan adanya suatu hal yang melatarbelakangi masalah, maka
ada beberapa hal yang menjadi tujuan dalam penyusunan makalah ini, yakni:
1. Mengetahui mekanisme sistem industri makanan saat ini.
2. Mengetahui keterkaitan masalah dengan materi MPKT A.
3. Mengetahui solusi yang dapat diambil untuk menyelesaikan masalah
dalam perindustrian makanan tersebut.
3
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Keutamaan dan Kekuatan Karakter
Dalam makalah ini, penulis memilih 2 teori dari Buku Ajar 1 MPKT
A untuk dijadikan sumber pustaka yang nantinya akan dijadikan panduan
menyelesaikan masalah Sistem Industri Makanan. Dua teori yang dipilih
ialah Kepribadian dan Karakter, serta Etika dan Moralitas.
a) Kebijaksanaan dan Pengetahuan
Kebijaksanaan dan pengetahuan merupakan keutamaan yang
berkaitan dengan fungsi kognitif, yaitu tentang bagaimana mendapatkan
dan menggunakan pengetahuan. Kreativitas memberikan kemampuan
untuk berpikir dengan cara baru dan produktif dalam membuat konsep
dan menyelesaikan pekerjaan. Bersama dengan kekuatan orisinalitas dan
kecerdasan praktis, kreativitas memungkinkan orang yang memilikinya
untuk dapat menemukan solusi atau produk orisinal serta mampu
menemukan cara-cara yang cerdik untuk untuk menyelesaikan masalah-
masalah yang dihadapi dalam kehidupan sehari-hari.
b) Kesatriaan
Keutamaan kesatriaan (courage) merupakan kekuatan emosional
yang melibatkan kemauan kuat untuk mencapai suatu tujuan meskipun
mendapat halangan atau tentangan, baik eksternal maupun internal.
Dalam keutamaan ini, penulis memilih kekuatan integritas dan
kejujuran. Integritas yang mencakup otentisitas (keaslian), kejujuran dan
penampilan diri yang wajar adalah kekuatan yang membuat orang
mampu menampilkan diri secara tulus. Orang dengan kekuatan ini
mengambil tanggung jawab atas perasaan dan tindakannya. Ia mau
bertanggung jawab untuk semua perbuatannya dan menjalankan tugas-
tugas secara jujur.
4
c) Keadilan
Keutamaan keadilan (justice) mendasari kehidupan yang sehat
dalam suatu masyarakat. Dalam keutamaan ini, penulis memilih
kekuatan kesetaraan dimana kekuatan ini membuat orang
memperlakukan semua orang sama di hadapan keadilan, bukan
membiarkan keputusan atau perasaan pribadi yang bias tentang orang
lain. Kekuatan ini menghindarkan orang dari prasangka primordial
seperti rasisme dan stereotipe. Orang dengan kekuatan ini
mementingkan kesejahteraan orang lain seperti kesejahteraannya
sendiri.
d) Pengelolaan Diri
Pengelolaan diri (temperance) adalah keutamaan untuk melindungi
diri dari segala akibat buruk yang mungkin terjadi di kemudian hari
karena perbuatan sendiri. Dalam keutamaan ini, penulis memilih
kekuatan pengendalian diri dimana kekuatan memampukan orang untuk
mengetahui apa yang masuk akal dan tidak masuk akal untuk dilakukan
sehingga dapat memilih hal-hal yang masuk akal untuk dilakukannya.
Kekuatan ini membuat orang dapat disiplin, mengendalikan selera dan
emosi mereka. Orang dengan kekuatan ini dapat menentukan tindakan-
tindakan yang tepat bagi dirinya sehingga tidak merugikan diri sendiri
dan orang lain.
2.2 Dasar-dasar Etika
Kata etika spesifik mengacu kepada studi sistematis dan filosofis
tentang bagaimana kita seharusnya bertindak (Borchert, 2006, 279).
Sedangkan Moralitas mengacu pada nilai baik atau tidak baik yang
disepakati dan diadopsi dalam suatu lingkungan tertentu (Borchert, 2006,
280). Moralitas biasanya didefinisikan melalui otoritas tertentu. Artinya,
moralitas lebih dipahami sebagai suatu keyakinan untuk menjalani hidup
yang baik.
5
2.2.1 Klasifikasi Etika
a) Etika Normatif
Etika normatif merupakan cabang etika yang penyelidikannya
terkait dengan pertimbangan-pertimbangan tentang bagaimana seharusnya
seseorang bertindak secara etis.
b) Etika Terapan
Etika terapan merupakan sebuah penerapan teori-teori etika secara
lebih spesifik kepada topik-topik kontroversial baik pada domain privat
atau publik seperti perang, hak-hak binatang, hukuman mati dan lain-lain.
Etika terapan ini bisa dibagi menjadi etika profesi, etika bisnis dan etika
lingkungan.
c) Etika Deskriptif
Etika deskriptif merupakan sebuah studi tentang apa yang dianggap
'etis' oleh individu atau masyarakat. Dengan begitu, etika deskriptif bukan
sebuah etika yang mempunyai hubungan langsung dengan filsafat tetapi
merupakan sebuah bentuk studi empiris terkait dengan perilaku-perilaku
individual atau kelompok. Tidak heran jika etika deskriptif juga dikenal
sebagai sebuah etika komparatif yang membandingkan antara apa yang
dianggap etis oleh satu individu atau masyarakat dengan individu atau
masyarakat yang lain serta perbandingan antara etika di masa lalu dengan
masa sekarang.
2.2.2 Teori Mengenai Etika
a) John Stuart Mill dan Konsep Etika Utilitarian
Teori moral dalam filsafat dapat dipahami menjadi dua aliran
besar, yang pertama adalah deontologis dan kaum konsekuensialis.
Penulis memilih teori ini karena pendekatan konsekuensialis kaum
utilitarian sangat bertolak belakang dengan konsep imperatif dari
Immanuel Kant. Konsekuensialis justru menegaskan bahwa suatu
tindakan itu dapat dinilai baik bila menyebabkan kebahagiaan bagi
individu serta orang-orang disekitarnya.
6
b) W. D. Ross; Intuisi dan Kewajiban
Penulis memilih konsep pemikiran dari W. D. Ross dimana
Ross berargumen bahwa seseorang mengetahui secara intuitif
perbuatan apa yang bernilai baik maupun buruk. Ross adalah filosof
moral yang menekankan bahwa tindakan etis haruslah terlepas dari
kepentingan individual sehingga Ross menyimpulkan justru dari
pilihan antara kejujuran dan kematian, kita memiliki pemahaman
bahwa nyawa seseorang jauh lebih mendesak untuk didahulukan
namun dalam situasi yang sangat mendesak Ross menekankan pada
kemampuan intuitif manusia untuk mengambil keputusan.
2.3 Mekanisme Sistem Industri Makanan
Pada dasarnya sebenarnya tidak ada mekanisme yang pasti untuk
mengetahui proses pembuatan makanan di industri besar saat ini. Semua
mekanisme terperinci itu ditutup rapat-rapat oleh pemilik industri tersebut.
Bahkan misalnya di industri olahan daging instan, para peternak dan petani
nya pun diminta untuk tidak membocorkan cara bekerja industri ini.
Pada zaman yang sudah modern ini, tidak diperlukan waktu lama
lagi untuk memproduksi bahan dasar makanan seperti kentang, daging sapi,
daging ayam, bahkan buah-buahan pun tidak perlu lagi menunggu masa
panennya. Semuanya sudah bisa dilakukan secara cepat dalam jumlah yang
banyak karena dibantu dengan bantuan mesin-mesin canggih abad ini.
Secara garis besar, sistem industri makanan saat ini menganut
mekanisme yang sama. Industri-industri besar mengendalikan peternakan
untuk keuntungan mereka sendiri. Hal ini bisa dibandingkan dengan
beberapa tahun silam. Tahun 1970, 5 besar jasa penggunaan daging
peternakan dikendalikan sekitar 25% pasar industri besar, namun pada masa
sekarang, 4 besar jasa tersebut 80% nya dikuasai oleh industri makanan
besar. Hal ini menandakan makin maraknya perkembangan industri
makanan instan dan siap saji ini.
Berikut ini adalah salah satu contoh mekanisme pengolahan di suatu
pabrik makanan besar dan amat ternama di Amerika. Pabrik ini
7
menggunakan daging ayam untuk mengolahnya menjadi daging tanpa
tulang yang siap disajikan. Proses berikut ini akan dikupas mulai dari
pemeliharaan ayam tersebut hingga menjadi daging olahan seperti yang
dijualkan di pasar swalayan.
Pertama-tama, pabrik tersebut menumbuhkan ayam di peternakan
dengan cara yang berbeda. Mereka tahu bahwa manusia saat ini lebih suka
daging ayam putih yang gemuk, sehingga mereka mendesain ulang bentuk
ayam peternakan tersebut dengan menggunakan metode rekayasa genetik.
Gbr 1. Perbedaan Ternak Ayam Tahun 1950 dengan Tahun 2008
Ayam-ayam masa kini ditumbuhkan hanya setengah waktu dari
waktu yang seharusnya. Dengan badan yang sebesar tidak seperti biasanya,
dan dengan umur yang masih dini, para ayam ini tidak kuat mengangkat
bebannya sendiri.
Setelah dibesarkan di peternakan, ayam-ayam tersebut dibawa ke
pabrik dan akan diolah dengan mesin. Mesin-mesin yang digunakan ini
dirancang sendiri oleh mekanik pabrik tersebut.
8
Gbr 2. Mesin Pengolah Daging Ayam
Industri ini tidak mau tahu, mereka tidak peduli, mereka mengolah
ayam dengan umur yang belum semestinya. Yang mereka pedulikan
hanyalah keuntungan.
Gbr 3. Ayam yang diolah di pabrik.
Sebelum sampai pada proses penyelesaian, para pekerja pabrik
tersebut menggunakan ammonia untuk membunuh bakteri e-coli pada
daging ayam tersebut. Kemudian daging-daging ayam itu dipilih-pilih lagi
mana daging yang bermutu bagus untuk dipasarkan menjadi daging instan
seperti yang ada di pasar swalayan dan mana mutu daging yang tidak
memenuhi standarisasi mereka. Daging-daging yang tidak memenuhi
standarisasi mereka tidak dibuang begitu saja. Daging-daging tersebu
dibawa kembali ke mesin pengolahan dan diproduksi kembali menjadi
daging humberger.
9
Gbr 4. Contoh daging yang digunakan kembali untuk produksi daging humberger.
Dan berikut ini adalah daging yang sudah diolah untuk dijadikan
daging hunberger di setiap restoran-restoran besar di dunia. Daging yang
menggunakan ammonia untuk membunuh bakteri yang ada.
Gbr 5. Daging olahan untuk bahan dasar Humberger
Melihat proses itu semua, penulis merasa ada banyak sekali hal-hal
yang tidak semestinya dilakukan. Berikut ini akan dijabarkan mengenai
keterkaitan antara materi makalah ini dengan materi MPKT A Buku Ajar 1
yang sebelumnya pernah dibahas di kelas.
Pada saat muncul pertama kali mengenai industri makanan seperti
ini, hal ini menjadi penilaian yang cukup bagus untuk perkembangan
waralaba di dunia. Orang-orang di dunia menjadi sangat kreatif dengan
menciptakan jenis-jenis makanan seperti makanan siap saji dan makanan
instan yang mudah dikonsumsi umum. Memang dibutuhkan sekali
makanan seperti ini karena pada masa kini, orang-orang sangat sibuk
dengan pekerjaannya di dunia sehingga melupakan kebutuhan energinya
untuk diri sendiri. Dengan menggunakan pengetahuan yang didapatkan,
orang-orang menciptakan sendiri jenis makanan tersebut dan bisa dibilang
10
semuanya mengandung nilai orisinalitas yang tinggi. Seperti yang telah
diajarkan pada materi kepribadian dan karakter, karakter dengan
keutamaan pengetahuan akan didukung dengan kekuatan kreativitas dan
orisinalitas. Orang-orang yang memiliki karakter ini akan mampu
menyelesaikan masalahnya sendiri dengan pengetahuan yang dimilikinya.
Namun setelah berkembang luas industri makanan ini, para
konsumen pun tidak tahu bagaimana sebenarnya kenyataan yang ada.
Konsumen hanya melihat dari penampilan produknya saja dan dengan
gampangnya menghabiskan uang mereka dengan mengonsumsi hal yang
tidak pernah mereka ketahui. Para dalang dari industri besar ini juga terus
menutup-nutupi bagaimana kenyataan yang sebenarnya ada agar industri
makanan mereka tetap berjalan dan berkembang lebih jauh lagi. Bahkan
para peternak dan orang-orang mekanik yang juga turut andil dalam
industri ini juga sangat baik menutupi segala hal yang ada didalam lingkup
tersebut. Bisa dibilang hal ini sangat tidak sesuai dengan perkembangan
karakter baik yang semestinya dimiki orang-orang. Orang-orang yang
tidak jujur mengenai apapun yang sebenarnya terjadi dalam industri
tersebut, pastinya tidak memiliki kekuatan karakter kejujuran dalam
dirinya. Mereka tidak menanamkan keutamaan kesatriaan untuk dirinya
sendiri. Mengapa bisa dikatakan seperti itu? Karena seseorang yang
memiliki kekuatan kejujuran di dalam keutamaan kesatriannya akan
bertanggung jawab akan semua hal yang telah dilakukannya dan berkata
jujur mengenai tanggungjawabnya tersebut. Dan hal ini jelas-jelas tidak
dimiliki oleh orang-orang yang berkecimpung dalam pabrik tersebut.
Jika dipandang dari sudut pegawainya, industri-industri besar
seperti contoh diatas biasanya mempekerjakan sedikit pegawai karena
mereka telah menggantikan SDM tersebut dengan mesin-mesin yang
bekerja lebih cepat. Namun perlakuan yang diberikan kepada para
pegawainya sangat lah tidak adil. Industri-industri besar hanya
memberikan upah kerja yang sangat minim untuk para pegawainya.
Contoh saja salah satu industri makanan siap saji ternama di dunia yang
11
hanya menggaji para pegawainya sebesar US$7,69 yang nilainya setara
dengan Rp 88.927,00. Apakah ini bisa dikatakan adil antara usaha kerja
keras pegawai yang berdiri mengolah makanan tersebut tiap harinya
dengan gaji yang diterimanya? Hal ini sangat bertentangan dengan
keutamaan keadilan yang mengandung kekuatan karakter persamaan
kesetaraan. Para petinggi industri ini tidak mementingkan kesejahteraan
pegawainya. Yang mereka pikirkan hanyalah kesejahteraan untuk dirinya
sendiri.
Para petinggi industri ini juga tidak mengendalikan dirinya.
Mereka menggunakan cara cerdik namun licik untuk mengembangkan
usahanya. Mereka tidak peduli apa yang akan terjadi kepada para
konsumennya apabila mereka mengonsumsi makanan industri tersebut
yang sudah tercemar dengan zat-zat berbahaya contohnya ammonia.
Ammonia sendiri adalah zat kimia yang sangat berbahaya bagi tubuh,
ammonia dapat menjadi racun dalam tubuh. Ammonia dapat menyebabkan
paru-paru kronis, pembengkakan paru-paru, asma, gloukoma, kebutaan,
dan lain-lain. Namun industri-industri besar pun tidak memerdulikan hal
itu. Yang terpenting adalah mereka mengambil keuntungan sendiri dan
tidak memikirkan kerugian yang didapatkan oleh parah konsumennya. Hal
ini sangat bertabrakan dengan kekuatan karakter yaitu pengendalian diri.
Melihat hal itu, penulis juga merasa bahwa industri-industri besar
ini tidak memperhatikan nilai etika dalam berproduksi. Mereka tidak
melakukan apa yang etis untuk dilakukan seperti melakukan usahanya
dengan memperhatikan Peraturan Dagang yang ada, Peraturan untuk
memperlakukan pekerja, dan lain-lain. Hal tersebut sangat tidak sesuai
dengan etika normatif dan etika deskriptif. Industri ini juga tidak sesuai
dengan etika terapan terhadap lingkungan karena mereka tidak
memperlakukan binatang disekitarnya dengan sangat tidak etis seperti
mengolah ayam ternak yang belum lama menetas dari telurnya, serta
melakukan desain ulang ayam agar terlihat memiliki daging yang berlebih
dan sangat menggiurkan.
12
Sebenarnya tidak sepenuhnya tindakan industri-industri seperti ini
dianggap salah. Dilihat dari sisi kesenangan konsumennya akan
kenikmatan dan kemudahan dalam mengonsumsi makanan tersebut, para
pakar industri ini telah menganut teori etika utilitarian. Teori tersebut
berbunyi: “Tindakan itu dapat dinilai baik bila menyebabkan kebahagiaan
bagi individu serta orang-orang disekitarnya”. Para konsumen sangat
bahagian dengan hadirnya makanan siap saji ini. Namun lagi-lagi terdapat
teori yang bertolak belakang dengan sikap industri besar ini. Teori W. D.
Ross mengenai pilihan antara kejujuran dan kematian, kita memiliki
pemahaman bahwa nyawa seseorang jauh lebih mendesak untuk
didahulukan namun dalam situasi yang sangat mendesak Ross
menekankan pada kemampuan intuitif manusia untuk mengambil
keputusan. Dan disinilah para pakar pendiri tersebut tidak menggunakan
kemampuan intuitif mereka sehingga nyawa konsumennya bukanlah
menjadi hal yang harus diprioritaskan.
Berdasarkan uraian singkat di atas, penulis menganggap bahwa
terdapat penyelewengan-penyelewengan yang tidak sesuai dengan teori
mata ajar MPKT A. Namun juga ada beberapa hal yang bisa memberikan
nilai positif untuk sistem industri makanan ini. Penulis hanya berharap
agar publik dapat menyaring informasi ini dengan bijaksana.
2.4 Solusi Dari Permasalahan
Solusi yang dapat kita ambil sebenarnya tidaklah banyak. Budaya
konsumerisme makanan siap saji ini sudah cukup membludak dimana-
mana. Industri-industri besar juga telah mewabah dimana-mana. Tidak
mungkin dengan begitu saja kita menutup industri tersebut karena industri
tersebut juga merupakan ladang devisa negara lain.
13
Grafik 1. Pertumbuhan Makanan dan Minuman Olahan di Indonesia
Kemungkinan solusi yang dapat kita ambil ialah dengan kita bisa
menghimbau masyarakat luas tentang makanan-makanan yang lebih sehat
dan bergizi untuk dikonsumsi. Selain itu, kita juga dapat mengurangi sikap
konsumerisme kita terhadap makanan cepat saji dan makanan instan ini.
Sebagai mahasiswa, sepatutnya kita juga lebih kritis dalam melakukan
suatu tindakan apapun. Maka dari itu, dimulai dari mahasiswa lah biasanya
sebuah gerakan baik akan berjalan dan merambah ke seluruh golongan.
Kita bisa mengganti makanan-makanan siap saji tersebut dengan makan
lain misalnya seperti salad segar, ikan-ikanan yang berprotein, sayuran-
sayuran segar, dan lain-lain. Semuanya akan bisa tergerakan apabila ada
niat dan semangat yang menopangnya untuk melakukan sebuah perubahan
menuju yang lebih baik.
14
BAB III
KESIMPULAN
3.1 Kesimpulan
1. Terdapat beberapa kekuatan karakter yang berhubungan dengan
adanya sistem industri makanan ini seperti orisinalitas, kreativitas,
kejujuran, kesetaraan, dan pengendalian diri.
2. Terdapat penyimpangan etika dalam kasus ini yaitu etika normatif,
terapan dan deskriptif, serta terdapat hubungan antara teori etika
utilitarian dan sikap intuitif dalam kasus ini.
3. Solusi dari kasus ini yaitu dengan menghimbaukan kepada masyarakat
luas tentang mengonsumsi makanan yang lebih sehat dan bergizi serta
mengurangi konsumerisme kita terhadap makanan siap saji dan
makanan instan.
.
15
DAFTAR PUSTAKA
Takwin Bagus, Hadinata Fristian, Putri Saraswati. 2013. Buku Ajar 1 Kekuatan
dan Keutamaan Karakter, Filsafat, Logika dan Etika. Depok: Universitas
Indonesia
Universitas Sumatra Utara. 2013. Makanan Cepat Saji
http://repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/31100/5/Chapter%20II.pdf
(diakses pada 25 April 2014)
Universitas Diponegoro. Laporan Tesis Elektrolisa Ammonia.
http://eprints.undip.ac.id/36547/2/isi_laporan_tesis_elektrolisa_amonia.pdf
(diakses pada 25 April 2014)
http://www.youtube.com/watch?v=6K-nvDl15jE (diakses pada 25 April 2014)
http://m.news.viva.co.id/news/read/412296-lima-perusahaan-as-dengan-upah-
karyawan-terburuk (diakses pada 25 April 2014)