Makalah Model Pembelajaran Matematika

15
Bab 1 Pendahuluan A. Latar Belakang a.Tujuan dan Asumsi Tujuan pembelajaran berbasis masalah adalah untuk menumbuhkan sikap ilmiah pada diri peserta didik. Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi yang begitu pesat saat ini, mendorong para pendidik untuk memiliki strategi menyampaikan ilmunya dalam pembelajaran. Apabila pendidik tidak pandai-pandai dalam memilih strategi pembelajaran yang cocok, dapat berakibat kurang maksimalnya ilmu pengetahuan yang diserap oleh peserta didik ketika proses pembelajaran. Akibatnya pada hasil akhir yang tidak dapat tercapainya tujuan pembelajaran. B. Rumusan Masalah Adapun rumusan masalah yang akan dibahas pada amkalah ini adalah sebagai berikut 1. Apa yang dimaksud model pembalajaran berbasis masalah ? 2. Apa konsep dasar dan karakteristik model pembelajaran berbasis masalah ? 3. Apa saja langkah – langkah yang harus ditempuh dalam mengaplikasikan model pembelajaran berbasis masalah? 4. Apa saja kelebihan dan kekurangan model pembelajarn berbasis masalah ? 1

Transcript of Makalah Model Pembelajaran Matematika

Page 1: Makalah Model Pembelajaran Matematika

Bab 1

Pendahuluan

A. Latar Belakang

a.Tujuan dan Asumsi

Tujuan pembelajaran berbasis masalah adalah untuk menumbuhkan sikap

ilmiah pada diri peserta didik. Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi yang

begitu pesat saat ini, mendorong para pendidik untuk memiliki strategi

menyampaikan ilmunya dalam pembelajaran. Apabila pendidik tidak pandai-pandai

dalam memilih strategi pembelajaran yang cocok, dapat berakibat kurang

maksimalnya ilmu pengetahuan yang diserap oleh peserta didik ketika proses

pembelajaran. Akibatnya pada hasil akhir yang tidak dapat tercapainya tujuan

pembelajaran.

B. Rumusan Masalah

Adapun rumusan masalah yang akan dibahas pada amkalah ini adalah sebagai berikut

1. Apa yang dimaksud model pembalajaran berbasis masalah ?

2. Apa konsep dasar dan karakteristik model pembelajaran berbasis masalah ?

3. Apa saja langkah – langkah yang harus ditempuh dalam mengaplikasikan model

pembelajaran berbasis masalah?

4. Apa saja kelebihan dan kekurangan model pembelajarn berbasis masalah ?

5. Langkah – langkah yang ditempuh pada model pembelajaran berbasis masalah ?

6. Bagaimana bentuk RPP dan garis- garis besar materi Sistem Persamaan Linier Tiga

variabel (SPLTV) ?

1

Page 2: Makalah Model Pembelajaran Matematika

Bab II

Pembahasan

A. Pengertian Model Pembelajaran Berbasis Masalah

Duch ,Allen dan White (2005) mengungkapkan bahwa pembelajaran berbasis

masalah menyediakan kondisi untuk meningkatkan keterampilan untuk berpikir kritis

dan analitis serta memecahkan masalah kompleks dalam kehidupan nyata sehingga

akan memunculkan “budaya berpikir” pada diri siswa, dengan menggalakkan

berbagai pertanyaan- pertanyaan yang dapat memacu proses berpikir.

Menurut Kronberg dan Griffin (2005), ada beberapa pembelajaran yang

dapat diterapkan untuk melatih keterampilan berpikir kritis, antara lain : analisis

masalah, pemecahan masalah, atau belajar berbasis masalah yang menekankan pada

metode sains, metode kooperatif, dan inkuiri sains. Menurutnya strategi pembelajaran

berbasis masalah merupakan suatu model pembelajaran yang menggunakan masalah

dunia nyata sebagai suatu konteks bagi siswa untuk belajar tentang cara berpikir kritis

dan keterampilan memecahlkan masalah , serta utuk memperoleh pengetahuan dan

konsep yang esensial dari materi kuliah atau materi pelajaran. Dalam penerapannya,

guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk menetapkan topik masalah,

walaupun sebenarnya guru sudah mempersiapkan apa yang harus dibahas. Proses

pembelajaran diarahkan agar siswa mampu menyelesaikan masalah secara sistematis

dan logis.

B. Konsep Dasar Dan Karakteristik Pembelajaran Berbasis Masalah

Menurut Agus Suprijono ( 2011:68-69) model pembelajaran berbasis masalah

dikembangkan berdasarkan kosep-konsep yang dicetuskan oleh Jerome Bruner.

Konsep tersebut adalah penemuan atau discovering learning. Mengenai discovering

learning, Johnson membedakan dengan inquiri learning. Dalam discovering learning,

ada pengalaman yang disebut “...Ahaa experience” yang dapat diartikan

seperti,...Nah,ini dia”.sebaliknya, inquiri learning tidak selalu sampai pada proses

tersebut. Hal ini karena proses akhir discovering learning adalah penemuan,

sedangkan inquiri learning akhir terletak pada kepuasan kegiatan meneliti.

2

Page 3: Makalah Model Pembelajaran Matematika

Menurut Hamruni ( 2009:149-150) landasan teori pembelajaran berbasis

masalah adalah kolaborativisme, suatu perspektif yang berpendapat bahwa siswa

akan meyusun pengetahuan dengan cara membangun penalaran dari semua

pengetahuan yang sudah dimilikinya dan dari semua yang diperoleh sebagai hasil

kegiatan berinteraksi dari sesama individu. Telah terjadi transfer informasi guru-

siswa ke proses konstruksi pengetahuan yang sifatnya sosial dan individual.

Pembelajaran berbasis masalah memiliki gagasan bahwa tujuan pembelajaran

dapat dicapai jika kegiatan pendidikan dipusatkan pada tugas- tugas atau

permasalahan yang otentik, relevan, dan dipresentasikan dalam suatu konteks. Cara

tersebut bertujuan agar siswa memiliki pengalaman sebagaimana nantinya mereka

menghadapi kehidupan profesionalnya.

Aspek penting dalam pembelajaran berbasis masalah adalah bahwa

pembelajaran dimulai dengan permasalahan- permasalahan tersebut akan menentukan

arah pembelajaran dalam kelompok. Permasalahan tersebut mampu membangkitkan

pengalaman pembelajaran, maka siswa akan mendapat otonomi yang lebih luas dalam

pembelajaran.

C. Langkah – Langkah Mengaplikasikan Model Pembelajaran Berbasis Masalah

Menurut Hamruni (2009 :155-157) sesuai dengan tujuan pembelajaran berbasis

masalah adalah untuk menumbuhkan sikap ilmiah, dari beberapa bentuk pembelajaran

berbasis masalah yang dikemukakan para ahli, maka secara umum bisa dilakukan

dengan langkah- langkah :

1. Menyadari masalah

Pada tahapan ini guru membimbing peserta didik pada kesadaran adanya

kesenjangan atau gap yang dirasakan manusia atau lingkungan sosial.

Kemampuan yang harus dicapai peserta didik pada tahapan ini adalah peserta

didik dapat menentukan dan menangkap kesenjangan yang terjadi. Kemudian

kesenjangan tersebut dikaji baik melalui kelompok besar atau kelompok kecil

atau bahkan individual.

2. Merumuskan masalah

Memfokuskan masalah yang berasal dari bahan ajar dalam bentuk topik untuk

dikaji. Tahap ini sangat penting karena berhubungan dengan kejelasan dan

kesamaan persepsi tentang masalah dan berkaitan denga data apa yang harus

dikumpulkan untuk menyelesaikannya. Kemampuan yang diharapkan dari

3

Page 4: Makalah Model Pembelajaran Matematika

peserta didik dalam langkah ini adalah peserta didik dapat menentukan

prioritas masalah. Peserta didik dapat memfaatkan pengetahuannya untuk

mengkaji, memerinci, dan menganalisis masalah, sehingga muncul rumusan

masalah yang jelas, spesifik, dan dapat dipecahkan.

3. Merumuskan hipotesis

Kemampuan yang diharapkan dari peserta didik dalam tahap ini adalah

peserta didik mampu menentukan sebab akibat dari masalah yang ingin

diseesaikan. Yang pada akihrnya peserta didik diharapkan dapat menentukan

berbagai kemugkinan penyelesaian masalah. Dengan demikian upaya yang

dapat dilakukan selanjyutnya adalah mengumpulkan data yang sesuai dengan

hipotesis yang diajukan.

4. Mengumpulkan data

Sebagai proses berpikir empiris, keberadaan data dalam proses berpikir imiah

merupakan hal yang sangat penting. Sebab,menentukan cara penyelesaian

masalah sesuai dengan hipotesis yang diajukan harus sesuai dengan data yang

ada. Proses berpikir ilmiah didasarkan pada pengalaman. Oleh karena itu,

dalam tahapan ini siswa didorong mengumpulkan data yang relevan.

Kemampuan yang diharapkan pada tahapan ini adalah peserta didik adalah

kecakapan peserta didik untuk mengumpulkan dan memilah data, kemudian

memetakan dan menyajikannya dalam berbagai tampilan sehingga mudah

dipahami.

5. Menguji hipotesis

Berdasarkan data yang dikumpulkan, akhirnya peserta didik menentukan

hipotesis mana yang diterima dan mana yang ditolak. Kemampuan yang

diharapkan dalam tahapan ini adalah kecakapan menelaah data dan sekaligus

membahasnya untuk melihat hubungannya dengan masalah yang dikaji,

sehingga bisa mengambil keputusan dan kesimpulan.

6. Menentukan pilihan penyelesaian

Menentukan pilihan penyelesaian merupakan akhir dari proses SPBM.

Kemampuan yang diharapkan dari tahapan ini adalah kecakapan memilih

alterbnatif penyelesaian yang memunkinkan dapat dilakukan serta dapat

memperhitungkan kemungkinan yang akan terjadi sehubungan dengan

alternatif yang dipilihnya, termasuk memperhitungkan akibatnya.

4

Page 5: Makalah Model Pembelajaran Matematika

D. Keunggulan dan Kelemahan

Pembelajaran berbasis masalah hendaknya dilaksanakan secara kontinyu dan

diterapkan pada berbagai materi pembelajaran.hal ini selain bertujuan meningkatkan

aktivitas siswa dalam pembelajaran , juga dapat meningkatkan kemampuan berpikir

mereka, selain itu penguasaan kelas oleh guru pada saat membimbing diskusi kelas

sangat diperlukan untuk memotivasi kemampuan berkomunikasi antarsiswa, sehingga

pertanyaan dan jawaban siswa akan lebih berkembang. Pemerataan pertanyaan

sebagai upaya menghidupkan suasana juga diperlukan untuk mengaktifkan siswa

dalam menjawab pertanyaan atau berpendapat.

1. Keunggulan

Sebagai suatu strategi pembelajaran, SPBM (Sistem Pembelajaran Berbasis

Masalah ) memiliki beberapa keunggulan, di antaranya :

a. Merupakan teknik yang cukup bagus untuk lebih memahami isi

pembelajaran.

b. Menantang kemampuan siswa serta memberikan kepuasan untuk

menemukan pengetahuan baru bagi siswa.

c. Meningkatkan aktivitas pembelejaran siswa.

d. Mambantu siswa bagaimana mentransfer pengetahuan mereka untuk

memahami masalah dalam kehidupan nyata.

e. Membantu siswa untuk mengembangkan pengetahuan barunya dan

bertanggung jawab dalam pembelajaran yang mereka lakukan.

f. Mendorong siswa untuk melakukan evaluasi sendiri, baik terhadap

proses atau hasil belajarnya sendiri.

g. Memeperlihatkan kepada siswa bahwa setiap mata pelajaran

(matematika, IPA, sejarah, dan lain sebagainya), pada dasarnya

merupakan cara berpikir, dan sesuatu yang harus dimengerti oleh

siswa, bukan hanya sekadar belajar dari guru atau dari buku- buku saja.

h. Lebih menyenangkan dan disukai siswa.

i. Megembangkan kemampuan siswa untuk berpikir kritis dan

kemampuan mereka untuk menyesuaikan dengan pengetahuan baru.

j. Memberi kesempatan kepada siswa untuk mengaplikasikan penetahuan

yang mereka miliki dalam dunia nyata.

5

Page 6: Makalah Model Pembelajaran Matematika

k. Mengembangkan minat siswa untuk secara terus- menerus belajar

meskipun belajar pada pendidikan formal telah berakhir.

2. Kelemahan

Di samping keunggulan, SPBM juga memiliki kelemahan, diantaranya:

a. Manakala siswa tidak memiliki minat atau tidak mempunyai

kepercayaan bahwa masalah yang dipelajari sulit bisa dipecahka, maka

mereka akan merasa enggan untuk mencoba.

b. Keberhasilan pembelajaran melalui problem solving membutuhkan

cukuo waktu untuk persiapan.

c. Tanpa pemahaman mengapa mereka berusaha untuk memecahkan

masalah yang sedang dipelajari, maka mereka tidak akan belajar apa

yang mereka ingin pelajari.

6

Page 7: Makalah Model Pembelajaran Matematika

BAB III

PENUTUP

1. Kesimpulan

Pembelajaran berbasis masalah adalah bahwa pembelajaran dimulai dengan

permasalahan- permasalahan kemudian akan menentukan arah pembelajaran

dalam kelompok. Permasalahan tersebut mampu membangkitkan pengalaman

pembelajaran, maka peserta didik akan mendapat otonomi yang lebih luas dalam

pembelajaran. Hasil dari model ini adalah berbasis penemuan yaitu disebut

sebagai “Ahaa experience”.

2. Saran

Untuk membangkitkan pengalaman peserta didik, disarankan untuk mengaplikasikan model pembelajaran berbasis masalah. Karena konsep dari model pembelajaran ini

menurut Agus Suprijono ( 2011:68-69) model pembelajaran berbasis masalah dikembangkan berdasarkan kosep-konsep yang dicetuskan oleh Jerome Bruner. Konsep tersebut adalah penemuan atau discovering learning. Dalam discovering learning, ada pengalaman yang disebut “...Ahaa experience” yang dapat diartikan seperti,...Nah,ini dia”.sebaliknya, inquiri learning tidak selalu sampai pada proses tersebut. Hal ini karena proses akhir discovering learning adalah penemuan.

7

Page 8: Makalah Model Pembelajaran Matematika

DAFTAR PUSTAKA

Hamruni.2009.Strategi dan Model – Model Pembelajaran Aktif .Yogyakarta : Fakultas

Tarbiyah Islam Negeri Sunan Kalijaga Yogyakarta.

Suprijono,Agus.2011.Cooperative Learning.Yogyakarta : Pustaka Belajar.

Gulo,W. 2002. Strategi Belajar Mengajar. Jakarta : Grasindo

Tim penyusun MGMP. 2004. Lembar kerja siswa untuk SMA kelas X semester 1 CV. Jabbaar

Setia : Semarang

Sumardyono, M.Pd. Kepala Unit Litbang atau R&D pada Pusat Pengembangan dan

Pemberdayaan Pendidik dan Tenaga Kependidikan Matematika (PPPPTK Matematika).

Kandidat Doktor Matematika dari UGM.

Hung, Woei.2010.Call for Papers-Special Issue Spring 2012.The Interdiciplinar Journal of

Problem-based Learning.volume 4,no.2(Fall 2010) 2010).125-127.

Akmar,Sharifah Norul dan Lee Siew Eng.2009.Integrating Problem-Based Learning (PBL) in

Mathematic Method Course. www.google.com. 23 September 2012.

Redhana I Wayan.2007.Efektivitas Pembelajaran Berbasis Masalah Pada Mata Kuliah Kimia

Dasar II.ISSN 0215-8250.

Fachrurazi.2011.Penerapan Pembelajaran Berbasis Masalah untuk Meningkatkan

Kemampuan Berpikir Kritis dan Komunikasi Matematis Siswa Sekolah Dasar.

http://www.physics.iastate.edu/per/docs/AJP-Dec-2002-Vo.70-1259-1268.pdf

.23 September 2012.

Herman,Tatang.2007.Pembelajaran Berbasis Masalah untuk Meningkatkan Kemampuan

Berpikir Matematis Tingkat Tinggi Siswa Sekolah Menengah Pertama.

www.google.com

.23 Setember 2012.

8

Page 9: Makalah Model Pembelajaran Matematika

9

Page 10: Makalah Model Pembelajaran Matematika

10

Page 11: Makalah Model Pembelajaran Matematika

11