Makalah Model Pembelajaran Matematika
-
Upload
desykartikaputri -
Category
Documents
-
view
748 -
download
39
Transcript of Makalah Model Pembelajaran Matematika
Bab 1
Pendahuluan
A. Latar Belakang
a.Tujuan dan Asumsi
Tujuan pembelajaran berbasis masalah adalah untuk menumbuhkan sikap
ilmiah pada diri peserta didik. Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi yang
begitu pesat saat ini, mendorong para pendidik untuk memiliki strategi
menyampaikan ilmunya dalam pembelajaran. Apabila pendidik tidak pandai-pandai
dalam memilih strategi pembelajaran yang cocok, dapat berakibat kurang
maksimalnya ilmu pengetahuan yang diserap oleh peserta didik ketika proses
pembelajaran. Akibatnya pada hasil akhir yang tidak dapat tercapainya tujuan
pembelajaran.
B. Rumusan Masalah
Adapun rumusan masalah yang akan dibahas pada amkalah ini adalah sebagai berikut
1. Apa yang dimaksud model pembalajaran berbasis masalah ?
2. Apa konsep dasar dan karakteristik model pembelajaran berbasis masalah ?
3. Apa saja langkah – langkah yang harus ditempuh dalam mengaplikasikan model
pembelajaran berbasis masalah?
4. Apa saja kelebihan dan kekurangan model pembelajarn berbasis masalah ?
5. Langkah – langkah yang ditempuh pada model pembelajaran berbasis masalah ?
6. Bagaimana bentuk RPP dan garis- garis besar materi Sistem Persamaan Linier Tiga
variabel (SPLTV) ?
1
Bab II
Pembahasan
A. Pengertian Model Pembelajaran Berbasis Masalah
Duch ,Allen dan White (2005) mengungkapkan bahwa pembelajaran berbasis
masalah menyediakan kondisi untuk meningkatkan keterampilan untuk berpikir kritis
dan analitis serta memecahkan masalah kompleks dalam kehidupan nyata sehingga
akan memunculkan “budaya berpikir” pada diri siswa, dengan menggalakkan
berbagai pertanyaan- pertanyaan yang dapat memacu proses berpikir.
Menurut Kronberg dan Griffin (2005), ada beberapa pembelajaran yang
dapat diterapkan untuk melatih keterampilan berpikir kritis, antara lain : analisis
masalah, pemecahan masalah, atau belajar berbasis masalah yang menekankan pada
metode sains, metode kooperatif, dan inkuiri sains. Menurutnya strategi pembelajaran
berbasis masalah merupakan suatu model pembelajaran yang menggunakan masalah
dunia nyata sebagai suatu konteks bagi siswa untuk belajar tentang cara berpikir kritis
dan keterampilan memecahlkan masalah , serta utuk memperoleh pengetahuan dan
konsep yang esensial dari materi kuliah atau materi pelajaran. Dalam penerapannya,
guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk menetapkan topik masalah,
walaupun sebenarnya guru sudah mempersiapkan apa yang harus dibahas. Proses
pembelajaran diarahkan agar siswa mampu menyelesaikan masalah secara sistematis
dan logis.
B. Konsep Dasar Dan Karakteristik Pembelajaran Berbasis Masalah
Menurut Agus Suprijono ( 2011:68-69) model pembelajaran berbasis masalah
dikembangkan berdasarkan kosep-konsep yang dicetuskan oleh Jerome Bruner.
Konsep tersebut adalah penemuan atau discovering learning. Mengenai discovering
learning, Johnson membedakan dengan inquiri learning. Dalam discovering learning,
ada pengalaman yang disebut “...Ahaa experience” yang dapat diartikan
seperti,...Nah,ini dia”.sebaliknya, inquiri learning tidak selalu sampai pada proses
tersebut. Hal ini karena proses akhir discovering learning adalah penemuan,
sedangkan inquiri learning akhir terletak pada kepuasan kegiatan meneliti.
2
Menurut Hamruni ( 2009:149-150) landasan teori pembelajaran berbasis
masalah adalah kolaborativisme, suatu perspektif yang berpendapat bahwa siswa
akan meyusun pengetahuan dengan cara membangun penalaran dari semua
pengetahuan yang sudah dimilikinya dan dari semua yang diperoleh sebagai hasil
kegiatan berinteraksi dari sesama individu. Telah terjadi transfer informasi guru-
siswa ke proses konstruksi pengetahuan yang sifatnya sosial dan individual.
Pembelajaran berbasis masalah memiliki gagasan bahwa tujuan pembelajaran
dapat dicapai jika kegiatan pendidikan dipusatkan pada tugas- tugas atau
permasalahan yang otentik, relevan, dan dipresentasikan dalam suatu konteks. Cara
tersebut bertujuan agar siswa memiliki pengalaman sebagaimana nantinya mereka
menghadapi kehidupan profesionalnya.
Aspek penting dalam pembelajaran berbasis masalah adalah bahwa
pembelajaran dimulai dengan permasalahan- permasalahan tersebut akan menentukan
arah pembelajaran dalam kelompok. Permasalahan tersebut mampu membangkitkan
pengalaman pembelajaran, maka siswa akan mendapat otonomi yang lebih luas dalam
pembelajaran.
C. Langkah – Langkah Mengaplikasikan Model Pembelajaran Berbasis Masalah
Menurut Hamruni (2009 :155-157) sesuai dengan tujuan pembelajaran berbasis
masalah adalah untuk menumbuhkan sikap ilmiah, dari beberapa bentuk pembelajaran
berbasis masalah yang dikemukakan para ahli, maka secara umum bisa dilakukan
dengan langkah- langkah :
1. Menyadari masalah
Pada tahapan ini guru membimbing peserta didik pada kesadaran adanya
kesenjangan atau gap yang dirasakan manusia atau lingkungan sosial.
Kemampuan yang harus dicapai peserta didik pada tahapan ini adalah peserta
didik dapat menentukan dan menangkap kesenjangan yang terjadi. Kemudian
kesenjangan tersebut dikaji baik melalui kelompok besar atau kelompok kecil
atau bahkan individual.
2. Merumuskan masalah
Memfokuskan masalah yang berasal dari bahan ajar dalam bentuk topik untuk
dikaji. Tahap ini sangat penting karena berhubungan dengan kejelasan dan
kesamaan persepsi tentang masalah dan berkaitan denga data apa yang harus
dikumpulkan untuk menyelesaikannya. Kemampuan yang diharapkan dari
3
peserta didik dalam langkah ini adalah peserta didik dapat menentukan
prioritas masalah. Peserta didik dapat memfaatkan pengetahuannya untuk
mengkaji, memerinci, dan menganalisis masalah, sehingga muncul rumusan
masalah yang jelas, spesifik, dan dapat dipecahkan.
3. Merumuskan hipotesis
Kemampuan yang diharapkan dari peserta didik dalam tahap ini adalah
peserta didik mampu menentukan sebab akibat dari masalah yang ingin
diseesaikan. Yang pada akihrnya peserta didik diharapkan dapat menentukan
berbagai kemugkinan penyelesaian masalah. Dengan demikian upaya yang
dapat dilakukan selanjyutnya adalah mengumpulkan data yang sesuai dengan
hipotesis yang diajukan.
4. Mengumpulkan data
Sebagai proses berpikir empiris, keberadaan data dalam proses berpikir imiah
merupakan hal yang sangat penting. Sebab,menentukan cara penyelesaian
masalah sesuai dengan hipotesis yang diajukan harus sesuai dengan data yang
ada. Proses berpikir ilmiah didasarkan pada pengalaman. Oleh karena itu,
dalam tahapan ini siswa didorong mengumpulkan data yang relevan.
Kemampuan yang diharapkan pada tahapan ini adalah peserta didik adalah
kecakapan peserta didik untuk mengumpulkan dan memilah data, kemudian
memetakan dan menyajikannya dalam berbagai tampilan sehingga mudah
dipahami.
5. Menguji hipotesis
Berdasarkan data yang dikumpulkan, akhirnya peserta didik menentukan
hipotesis mana yang diterima dan mana yang ditolak. Kemampuan yang
diharapkan dalam tahapan ini adalah kecakapan menelaah data dan sekaligus
membahasnya untuk melihat hubungannya dengan masalah yang dikaji,
sehingga bisa mengambil keputusan dan kesimpulan.
6. Menentukan pilihan penyelesaian
Menentukan pilihan penyelesaian merupakan akhir dari proses SPBM.
Kemampuan yang diharapkan dari tahapan ini adalah kecakapan memilih
alterbnatif penyelesaian yang memunkinkan dapat dilakukan serta dapat
memperhitungkan kemungkinan yang akan terjadi sehubungan dengan
alternatif yang dipilihnya, termasuk memperhitungkan akibatnya.
4
D. Keunggulan dan Kelemahan
Pembelajaran berbasis masalah hendaknya dilaksanakan secara kontinyu dan
diterapkan pada berbagai materi pembelajaran.hal ini selain bertujuan meningkatkan
aktivitas siswa dalam pembelajaran , juga dapat meningkatkan kemampuan berpikir
mereka, selain itu penguasaan kelas oleh guru pada saat membimbing diskusi kelas
sangat diperlukan untuk memotivasi kemampuan berkomunikasi antarsiswa, sehingga
pertanyaan dan jawaban siswa akan lebih berkembang. Pemerataan pertanyaan
sebagai upaya menghidupkan suasana juga diperlukan untuk mengaktifkan siswa
dalam menjawab pertanyaan atau berpendapat.
1. Keunggulan
Sebagai suatu strategi pembelajaran, SPBM (Sistem Pembelajaran Berbasis
Masalah ) memiliki beberapa keunggulan, di antaranya :
a. Merupakan teknik yang cukup bagus untuk lebih memahami isi
pembelajaran.
b. Menantang kemampuan siswa serta memberikan kepuasan untuk
menemukan pengetahuan baru bagi siswa.
c. Meningkatkan aktivitas pembelejaran siswa.
d. Mambantu siswa bagaimana mentransfer pengetahuan mereka untuk
memahami masalah dalam kehidupan nyata.
e. Membantu siswa untuk mengembangkan pengetahuan barunya dan
bertanggung jawab dalam pembelajaran yang mereka lakukan.
f. Mendorong siswa untuk melakukan evaluasi sendiri, baik terhadap
proses atau hasil belajarnya sendiri.
g. Memeperlihatkan kepada siswa bahwa setiap mata pelajaran
(matematika, IPA, sejarah, dan lain sebagainya), pada dasarnya
merupakan cara berpikir, dan sesuatu yang harus dimengerti oleh
siswa, bukan hanya sekadar belajar dari guru atau dari buku- buku saja.
h. Lebih menyenangkan dan disukai siswa.
i. Megembangkan kemampuan siswa untuk berpikir kritis dan
kemampuan mereka untuk menyesuaikan dengan pengetahuan baru.
j. Memberi kesempatan kepada siswa untuk mengaplikasikan penetahuan
yang mereka miliki dalam dunia nyata.
5
k. Mengembangkan minat siswa untuk secara terus- menerus belajar
meskipun belajar pada pendidikan formal telah berakhir.
2. Kelemahan
Di samping keunggulan, SPBM juga memiliki kelemahan, diantaranya:
a. Manakala siswa tidak memiliki minat atau tidak mempunyai
kepercayaan bahwa masalah yang dipelajari sulit bisa dipecahka, maka
mereka akan merasa enggan untuk mencoba.
b. Keberhasilan pembelajaran melalui problem solving membutuhkan
cukuo waktu untuk persiapan.
c. Tanpa pemahaman mengapa mereka berusaha untuk memecahkan
masalah yang sedang dipelajari, maka mereka tidak akan belajar apa
yang mereka ingin pelajari.
6
BAB III
PENUTUP
1. Kesimpulan
Pembelajaran berbasis masalah adalah bahwa pembelajaran dimulai dengan
permasalahan- permasalahan kemudian akan menentukan arah pembelajaran
dalam kelompok. Permasalahan tersebut mampu membangkitkan pengalaman
pembelajaran, maka peserta didik akan mendapat otonomi yang lebih luas dalam
pembelajaran. Hasil dari model ini adalah berbasis penemuan yaitu disebut
sebagai “Ahaa experience”.
2. Saran
Untuk membangkitkan pengalaman peserta didik, disarankan untuk mengaplikasikan model pembelajaran berbasis masalah. Karena konsep dari model pembelajaran ini
menurut Agus Suprijono ( 2011:68-69) model pembelajaran berbasis masalah dikembangkan berdasarkan kosep-konsep yang dicetuskan oleh Jerome Bruner. Konsep tersebut adalah penemuan atau discovering learning. Dalam discovering learning, ada pengalaman yang disebut “...Ahaa experience” yang dapat diartikan seperti,...Nah,ini dia”.sebaliknya, inquiri learning tidak selalu sampai pada proses tersebut. Hal ini karena proses akhir discovering learning adalah penemuan.
7
DAFTAR PUSTAKA
Hamruni.2009.Strategi dan Model – Model Pembelajaran Aktif .Yogyakarta : Fakultas
Tarbiyah Islam Negeri Sunan Kalijaga Yogyakarta.
Suprijono,Agus.2011.Cooperative Learning.Yogyakarta : Pustaka Belajar.
Gulo,W. 2002. Strategi Belajar Mengajar. Jakarta : Grasindo
Tim penyusun MGMP. 2004. Lembar kerja siswa untuk SMA kelas X semester 1 CV. Jabbaar
Setia : Semarang
Sumardyono, M.Pd. Kepala Unit Litbang atau R&D pada Pusat Pengembangan dan
Pemberdayaan Pendidik dan Tenaga Kependidikan Matematika (PPPPTK Matematika).
Kandidat Doktor Matematika dari UGM.
Hung, Woei.2010.Call for Papers-Special Issue Spring 2012.The Interdiciplinar Journal of
Problem-based Learning.volume 4,no.2(Fall 2010) 2010).125-127.
Akmar,Sharifah Norul dan Lee Siew Eng.2009.Integrating Problem-Based Learning (PBL) in
Mathematic Method Course. www.google.com. 23 September 2012.
Redhana I Wayan.2007.Efektivitas Pembelajaran Berbasis Masalah Pada Mata Kuliah Kimia
Dasar II.ISSN 0215-8250.
Fachrurazi.2011.Penerapan Pembelajaran Berbasis Masalah untuk Meningkatkan
Kemampuan Berpikir Kritis dan Komunikasi Matematis Siswa Sekolah Dasar.
http://www.physics.iastate.edu/per/docs/AJP-Dec-2002-Vo.70-1259-1268.pdf
.23 September 2012.
Herman,Tatang.2007.Pembelajaran Berbasis Masalah untuk Meningkatkan Kemampuan
Berpikir Matematis Tingkat Tinggi Siswa Sekolah Menengah Pertama.
www.google.com
.23 Setember 2012.
8
9
10
11