Makalah Mmi

11
Pendahuluan Gambaran klasik Shakespeare tentang dunia sebagai suatu panggung menekankan berbagai perubahan dalam peran dan kedudukan (status) yang muncul sejalan dengan perjalanan mwaktu. Perubahan ini penting dan tidak dapat dihindarkan, tetapi perubahan yang lainnya seperti yang menyertai berbagai pekerjaan sama signifikannya. Goffman menunjukkan bahwa percakapan itu sendiri merupakan suatu bentuk teater. Norma-norma kebudayaan dipelajari terutama melalui belajar peran. Walaupun beberapa norma berlaku bagi semua anggota masyarakat, sebagian besar norma berbeda sesuai dengan status yang kita isi, karena apa yang benar bagi suatu status adalah salah bagi status lainnya. Konflik dalam peran pun juga merupakan suatu masalah yang tidak lepas dari manusia yang memiliki status sekaligus perannya. Oleh karena itu, manusia juga mencari pemecahan masalah untuk mengurangi konflik dalam peran ini dengan cara paling yaitu sosialisasi untuk mencari tahu akar dari konflik peran tersebut.

description

Makalah MMI

Transcript of Makalah Mmi

Page 1: Makalah Mmi

Pendahuluan

Gambaran klasik Shakespeare tentang dunia sebagai suatu panggung menekankan berbagai

perubahan dalam peran dan kedudukan (status) yang muncul sejalan dengan perjalanan

mwaktu. Perubahan ini penting dan tidak dapat dihindarkan, tetapi perubahan yang lainnya

seperti yang menyertai berbagai pekerjaan sama signifikannya. Goffman menunjukkan bahwa

percakapan itu sendiri merupakan suatu bentuk teater.

Norma-norma kebudayaan dipelajari terutama melalui belajar peran. Walaupun beberapa

norma berlaku bagi semua anggota masyarakat, sebagian besar norma berbeda sesuai dengan

status yang kita isi, karena apa yang benar bagi suatu status adalah salah bagi status lainnya.

Konflik dalam peran pun juga merupakan suatu masalah yang tidak lepas dari manusia yang

memiliki status sekaligus perannya. Oleh karena itu, manusia juga mencari pemecahan

masalah untuk mengurangi konflik dalam peran ini dengan cara paling yaitu sosialisasi untuk

mencari tahu akar dari konflik peran tersebut.

Page 2: Makalah Mmi

PEMBAHASAN

I. Pengertian Status dan Peran

Status merupakan suatu peringkat atau posisi seseorang dalam kelompok, atau posisi suatu

kelompok dalam hubungannya dengan kelompok lain. Kita mengenal dua macam status dan

peran, yaitu status dan peran yang ditentukan oleh masyarakat bagi kita, terlepas dari kualitas

individu maupun usaha-usaha kita, dan status serta peran yang kita perjuangkan melalui

usaha-usaha kita sendiri.(Linton, 1936, Bab 8) Sedangkan, peran adalah perilaku yang

diharapkan dari suatu status.

Status dibagi menjadi dua macam, yaitu:

1. Ascribed Status

Ascribed status adalah status yang didapat sejak lahir seperti jenis

kelamin, ras, kasta, golongan, keturunan, suku, usia, dan lain sebagainya.

Gelar putri adalah suatu status yang ditentukan/diberikan (ascribed).

Seseorang tidak menjadi seorang putri karena kemampuan atau pilihan

atau usahanya. Seseorang dilahirkan sebagai putri dan tetap sebagai

seorang putri, terlepas dari apakah ia tolol atau cerdas, jelek atau cantik,

genit atau anggun (Young and Mack,1959, hal. 160)

2. Achieved Status

Achieved status adalah status sosial yang didapat sesorang karena kerja

keras dan usaha yang dilakukannya. Seorang perdana menteri, pemadam

kebakaran, mahasiswa, dan suami setrta isteri adalah status yang

diperjuangkan (achieved). Seorang mencapai status ini melalui pilihan

serta kegiatan-kegiatannya sendiri.

II. Sosialisasi dalam menentukan status dan peran

Setiap orang harus belajar mengisi peran sebagai anak, pelajar, orang tua, pegawai

dan sebagainya. Mempelajarai peran sekurang-kurangnya melibatkan dua aspek:

(1) Kita harus belajar untuk melaksanakan kewajiban dan menuntut hak suatu

peran, (2) Kita harus memiliki sikap, perasaan, da harapan-harapan yang sesuai

dengan peran tersebut.

Page 3: Makalah Mmi

a. Pengertian sosialisasi

Sosialisasi merupakan proses mempelajari kebiasaan dan tata kelakuan untuk

menjadi suatu bagian dari masyarakat, sebagian besar adalah proses

mempelajari perilaku peran.

b. Tahap-tahap sosialisasi menurut George Herbert Mead

1) Preparatory Stage (Tahap Persiapan)

Preparatory stage merupakan tahap ketika seeorang manusia yang lahir

di dunia menjadi anak dari orang tua mereka dan dilatih untuk

mengenal keadaan di dunia. Pada tahap ini, seorang anak sudsh mulai

mencoba meniru peran orang dewasa meskipun belum sempurna.

2) Game Stage (Tahap meniru)

Dalam tahap ini, seorang anak mulai melihat peran yang dijalankan

oleh orang tuanya dan kemudian meniruperan tersebut tapi belum

mengetahui maksud dan tujuannya.

3) Game stage (tahap siap bertindak)

Tahap ini menjelaskan bahwa seorang anak yang meniru peran orang

tuanya sudah mulai mengerti sedikit demi sedikit maksud, makna, serta

tujuannya. Kemudian, seorang anak tersebut mulai bertindak pelan-

pelan untk siap emnggantikan peran yang dijalankan orang tuanya dan

dimainkan dengan penh kesadaran.

4) Generalized others (Tahap penerimaan kolektif)

Seorang anak mulai tumbuh dewasa dan mampu meniru peran-peran

tersebut dan menjalankannya dengan penuh kesadaran yang lua serta

mampu mengenal lebih luas kedudukan masyarakat setempat.

III. Role set (Perangkat peran)

Role set atau perangkat peran digunakan untuk menunjukkan bahwa satu status

tidak hanya mempunyai satu status tunggal, akn tetapi sejumpah peran yang saling

melengkapi dan cocok. (Merton, 1957). Contoh: seorang wanita selain berperan

sebagai isteri, juga sebagai ibu, pegawai, dan sebagainya.

Page 4: Makalah Mmi

IV. Perilaku peran

Bila yang diartikan dengan peran adalah perilaku yang diharapkan dari seseorang

dalam suatu status tertentu, maka perilaku peran adalah perilaku yang

sesungguhnya dari orang tersebut. Tidak semua orang yang mengisi suatu peran

merasa sama terikatnya kepada peran tersebut. Contoh: Tidak semua prajurit

gagah berani, tidak semua pemuka agama adalah orang suci, ataupun tidak semua

profesor berprestasi ilmiah.

V. Penentuan peran menurut jenis kelamin

Setiap masyarakat menangani banyak tugas dengan membuat mereka bagian dari

suatu peran jenis kelamin. Meskipun demikian, sebagian besar tugas-tugas yang

berkaitan dengan jenis kelamin dapat dilaksanakan sama baiknya oleh kaum pria

maupun wanita.Contoh: Di Pakistan, kaum pria adalah pelayan rumah tangga; di

Filipina para ahli farmasi umumnya adalah para wanita.

VI. Penentuan peran berdasarkan usia

Tidak ada suatu masyarakat yang memperlakukan anak-anak, orang dewasa dan

orang tua dengan cara yang sama. Peran berdasarkan usia sangat berbeda dalam

setiap masyarakat. Orang yang berperilaku tidak sesuai dengan umurnya akan

ditertawakan dan diejek; kaum remaja yang menuntut hak-hak orang dewasa

dianggap menjengkelkan. Namun, status universal berdasarkan umur ini perlahan

mulai berubah.

VII. Status berdasarkan jasa

Dewasa ini kita telah mengebangkan suatu status semu berdasarkan meritokrasi,

yaitu sistem sosial .di mana status diberikan berdasarkan jasa yang sangat umum

diukur menggunakan skor (angka).

VIII. Ketidakkonsistenan status

Setiap orang memegang status yang berbeda, dan status-status ini boleh jadi tidak

memiliki peringkat yang sama. Istilah ketidakkonsistenan digunakan apabila salah

satu status seseorang tidak sesuai dengan statusnya yang lain. Contoh: seorang

anak pejabat yang bekerja part-time sebagai pelayan restoran. Inkonsistensi status

juga tampak apabila seseorang yang secara umum tidak diakui menyandang suatu

Page 5: Makalah Mmi

status yang dirasakannya pantas. Contoh: orang kaya baru yang dicemooh oleh

orang berdarah ningrat.

IX. Kepribadian Peran dan Kepribadian yang Sesungguhnya

Kepribadian peran merupakan sikap dan kelakuan yang diperlihatkan seseorang

ketika ia menjalani perannya. Sedangkan kepribadian yang sesungguhnya

merupakan kepribadian atau sikap dan perilaku seseorang ketika ia menjalankan

peran yang ia sukai.

Suatu persaingan akan menyebabkan seseorang kehilangan kesempatan untuk

mendapatkan peran yang ia inginkan. Sehingga ia akan memiliki kepribadian

peran.

X. Desakan/Beban Peran

Desakan peran (role strain) merupakan kesuliatan yang dialami seseorang dalam

menjalani perannya. Role strain muncul karena adanya:

1) Persiapan yang tidak memadai

Kontinuitas dalam sosialisasi:

mempelajari suatu keterampilan dan sikap pada suatu periode

kehidupan yang akan berguna untuk periode kehidupan berikutnya.

Maksudnya, pengalaman yang dialami/dimiliki seseorang akan berguna untuk

kehidupannya dimasa mendatang.

Diskontinuitas dalam sosialisasi:

merupakan suatu pengalaman yang belum pernah dilihat atau

disaksikan oleh seseorang, dan terdapat kemungkinan bahwa pengalaman

yang ia lewatkan itu akan ia alami.

Hambatan lain dalam proses sosialisasi untuk persiapan peran:

Yang diajarkan kepada seorang anak adalah kebudayaan ideal, bukan

kebudayaan sesungguhnya

Perubahan sosial yang cepat

2) Kesulitan dalam peralihan peran

Penetapan usia=> akibat diskontinuitas dalam persiapan peran

dalam masyarakat primitif, usia remaja tidak ditandai oleh suatu

ketegangan tertentu, kebanyakan individu dari masyarakat primitif mempunyai

status dan peran yang jelas, mereka dan setiap orang tahu dengan jelas apa

Page 6: Makalah Mmi

tugas dan tanggung jawab mereka. Ketika para remaja memasuki masa latihan

dan berakhir dengan upacara besar-besaran, dimana mereka harus tunduk

terhadap segala kegiatan yang ada dalam upacara tersebut. Disebut rites of

pasage (upacara peralihan) yang membentuk status dan mengumumkan

bahwa mereka siap untuk menerima tanggung jawab sebagai orang dewasa.

Melepaskan peran=> jika seseorang ingin mendapat peran baru, peran lama

harus di lepaskan

3) Konflik Peran

Ada 2 macam:

1. Konflik antata berbagai peran

satu atau lebih peran memungkinkan adanya kewajiban-kewajiban yang

bertentangan bagi seseorang

2. Konflik dalam peran tunggal

dalam peran tunggal konflik yang terjadi bersifat inheren.

Ada proses untuk mengurangi ketegangan peran antara lain:

Rasionalisasi

suatu proses defensif untuk mendefinisikan kembali suatu situasi yang tidak

dapat diterimanya.

Rasionalisasi menutupi kenyataan konflik peran yang dialami seseorang

Pengkotakan (compartmentalization)

proses memperkecil ketegangan peran dengan memagari peran seseorang

dalam kotak-kotak kehidupan yang terpisah, sehingga orang itu hanya

menjalani seperangkat tuntutan peran pada waktu tertentu

4) Kegagalan Berperan

Kegagalan berperan sering terjadi dalam kehidupan masyarakat.

Contoh: banyak orang tua gagal dalam mensosialisasikan anak-anaknya

XI. Status Terakhir: Kematian

Meninggal adalah peran terakhir dan kematian adalah status terakhir dari

seseorang.

Semua masyarakat membentuk norma-norma dalam memperlakukan orang yang

meninggal, seperti mengadakan upacara-upacara pasca meninggalnya keluarga.

Hal ini mempunyai fungsi dasar sebagai pengibur yang ditinggalkan, memadukan

kembali teman-teman dan keluarga yang masih hidup kedalam kehidupan sosial

yang masih aktif, dan untuk melindungi dari kejahatan arwah yang meninggal.

Page 7: Makalah Mmi

Makalah Manusia Masyarakat

Indonesia

OLEH:

Devyna Fenty (14056541392)

Sekar Indira Kuswoayuning (1406576111)

Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik

2015

Universitas Indonesia