Makalah Ml Motor Stepper2

25
MOTOR STEPPER Makalah Diajukan untuk memenuhi Tugas dalam Mata Kuliah Mesin Listrik 2 Oleh: RIZQI ARDHIANSYAH (131321059) WILDAN KURNIA I (131321060) YOGA PRATAMA (131321061) PRODI D3 – TEKNIK LISTRIK

description

:)

Transcript of Makalah Ml Motor Stepper2

MOTOR STEPPERMakalah

Diajukan untuk memenuhi Tugas

dalam Mata Kuliah Mesin Listrik 2

Oleh:

RIZQI ARDHIANSYAH (131321059)

WILDAN KURNIA I (131321060)

YOGA PRATAMA (131321061)

PRODI D3 – TEKNIK LISTRIK

JURUSAN TEKNIK ELEKTRO

POLITEKNIK NEGERI BANDUNG

2015

DAFTAR ISI

I. PENDAHULUAN 2

II. KONTRUKSI 2

III. PRINSIP KERJA 4

IV. APLIKASI 5

V. PENGOPERASIAN/ PENGENDALIAN 5

V.1 Motor Stepper Dua-Phase (Bipolar) 9

V.2 Motor Stepper Empat-Phase (Unipolar) 12

VI. SIMULASI 13

VI.1 Schematic Proteus 13

VI.2 Code Program 14

VII. PENUTUP 16

VIII. REFERENSI 16

Makalah Mesin Listrik [Motor Stepper] Page |

I. PENDAHULUAN

Motor stepper adalah salah satu jenis motor DC yng dapat berputar pada sudut tertentu

pada langkah tetap. Besarnya langkah bervariasi antara 0,9 hingga 90o. Motor stepper

digunakan pada aplikasi yang memerlukan perputaran pada sudut tertentu namun tidak

memerlukan feedback dari sensor posisi. Sudut perpindahan diketahui dengan menghitung

jumlah langkah yang telah dilakukan. Motor stepper merupakan satu-satunya jenis motor DC

yang pengendaliannya dapat dilakukan secara open loop. Contoh penggunaan motor stepper

dapat dilihat pada printer dan scanner. Gambar 1 menunjukkan motor stepper.

Gambar 1.1 Motor stepper

II. KONTRUKSI

Motor stepper terdiri dari rotor berupa magnet permanen dan stator berupa

elektromagnet.

Makalah Mesin Listrik [Motor Stepper] Page |

Gambar 2.1

Komponen Motor Stepper :

Gambar 2.2

Pada kenyataannya jumlah elektromagnet pada suatu motor stepper tidak hanya empat

seperti pada Gambar 2.2, namun bisa berjumlah banyak. Meski demikian, untuk

memudahkan pengaturannya, setiap elektromagnet tidak diatur secara individu, namun

terdapat beberapa elektromagnet yang disatukan pengaturannya seperti terlihat pada Gambar

2.3.

Makalah Mesin Listrik [Motor Stepper] Page |

Gambar 2.3

III. PRINSIP KERJA

Kerja motor stepper menggunakan prinsip magnet , yaitu kutub yang sama akan saling

tolak menolak dan kutub yang berbeda akan saling tarik menarik. Perbedaan dengan jenis

motor yang lain (motor linear) adalah perputaran dilakukan tidak linear melainkan stepdemi

step dengan memberikan pulsa tertentu. Gambar I.7contoh diagram motor stepper yang

terdiri atas 6 kutub rotor dan 4 kutub stator.

Gambar 3.1

Hanya satu pasang kumparan saja yang diberi catu daya sehingga satu menjadi kutub

utara (U) dan yang lainnya menjadi kutub selatan (S). Misalnya pasangan kumparan vetikal

dialiri arus listrik sehingga kutup atas menjadi kutub utara sedangkan kutub bawah menjadi

kutub selatan sehingga posisi rotor seperti pada Gambar I.7 a. Agar motor stepper bergerak

searah jarum jam kumparan horisontal dialiri arus sehingga kutub kanan menjadi kutub

selatan dan kutb kiri menjadi kutb utara. Pemilihan kutub ini didasarkan pada kutub rotor

yang paling dekat dengan kutub stator horisontal yaitu utara pada sisi kanan dan selatan pada

sisi kiri (Gambar I.7 b). Step selanjutnya adalah dengan mengaliri kumparan vertikal

sehingga kutub atas menjadi kutub selatan dan yang lainnya menjadi kutub utara (Gambar I.7

c). Terakhir adalah mengaliri klumparan horisontal sehingga kutub kanan stator menjadi

kutub utara dan yang lainnya kutub selatan Gambar I.7 d). Nampak bahwa empat step ini

baru menggerakkan motor stepper sejauh 90 derajat, oleh karena itu untuk menggerakkan

Makalah Mesin Listrik [Motor Stepper] Page |

motor stepper sejauh 360 derajat atau satu putaran maka empat step di atas perlu diulang

sebanyak tiga kali.

Gambar 3.2

Motor stepper yang beredar di pasaran biasanya gerakan satu step sebesar 3,6 derajat

atau 1,8 derajat full step, sehingga untuk mendapatkan satu putaran penuh dibutuhkan

masingmasing 100 step dan 200 step.

IV. APLIKASI

Motor stepper banyak digunakan dalam berbagai aplikasi seperti, disk drive, CD drive,

printer, mesin fotocopy, robot dll. Keunggulan motor stepper dibandingkan dengan jenis

motor yang lainnya antara lain dapat menuju pada posisi tertentu dengan keteletian tertentu,

ketika berhenti masih mempunyai kekuatan, dan dapat dikendalikan menggunakan pulsa

digital, mempunyai ketelitian yang tinggi walaupun tanpa umpan balik.

V. PENGOPERASIAN / PENGENDALIAN

Motor stepper mempunyai dua mode operasi yaitu single step mode dan slew mode.

Pada single step mode atau disebut juga bidirectional mode, frekuensi step cukup lambat

untuk memperbolehkan rotor (hampir semua) berhenti di antara step. Gambar 5.2

menunjukkan sebuah grafik posisi versus waktu untuk operasi single step. Pada setiap step,

motor meneruskan sudut tertentu dan kemudian berhenti. Jika motor bebannya kecil,

overshoot (lonjakan) dan osilasi dapat terjadi pada akhir setiap step seperti yang ditunjukkan

pada gambar 5.1.

Makalah Mesin Listrik [Motor Stepper] Page |

Gambar 5.1

Keuntungan besar dari operasi single-step adalah bahwa setiap step benar-benar tidak

tergantung pada step lainnya. Artinya motor dapat berhenti secara pasti (dead stop) atau

bahkan berbalik arah kapan saja. Karena itu kontroler mempunyai kontrol yang instant dan

sempurna pada operasi motor. Dan juga ada kepastian bahwa kontroler tidak akan

kehilangan hasil cacahan (count, dan tentunya berarti posisi motor) sebab setiap step

ditetapkan sedemikian baik. Kekurangan single-step mode adalah gerakannya lambat dan

“choppy” (berombak). Kecepatan single- step mode yang tipikal adalah 5 step/ detik yang

mentranslasikan 12,5 rpm (rotary per minute) untuk motor 150/step.

Pada slew mode, atau unidirectional mode, frekuensi step adalah cukup tinggi sehingga

tidak mempunyai waktu untuk berhenti. Mode ini mirip dengan motor listrik biasa (regular

electric motor). Jadi motor selalu mengalami torsi dan berotasi lebih halus dengan kontinyu.

Gambar 5.3 menunjukkan grafik posisi versus waktu untuk slew mode. Walaupun setiap step

dapat tetap dilihat, gerakannya jauh lebih halus dibandingkan dengan single-step mode.

Motor stepper dengan slew mode tidak dapat berhenti atau berbalik arah secara

mendadak (instantaneously). Jika dicoba dilakukan, maka kemungkinan besar rotational

inertia motor akan membawa rotor ke depan beberapa step sebelum berhenti. Jadi step-count

keseluruhan akan hilang. Kemungkinan untuk menjaga step-count dalam slew mode

dilakukan dengan memperlambat kecepatan lereng- atas dari single-step mode dan kemudian

pada lereng-bawah bagian akhir dari slew. Hal ini berarti kontroler harus mengetahui waktu

di depan seberapa jauh motor harus jalan. Secara tipikal slew mode digunakan untuk

memperoleh posisi motor dalam “ballpark”, dan kemudian fine adjusment dapat dilakukan

dengan single step. Slewing menggerakkan motor lebih cepat tetapi memperbesar perubahan

kehilangan step-count.

Makalah Mesin Listrik [Motor Stepper] Page |

Gambar 5.2 Gambar 5.3

Posisi versus waktu untuk single-step mode Grafik posisi versus waktu untuk slew

mod

Makalah Mesin Listrik [Motor Stepper] Page |

Gambar 5.4

Kurva torque versus speed untuk single- step mode dan slew mode

Gambar 5.4 menunjukkan kurva torque versus speed untuk single-step mode dan slew

mode. Perhatikan sepanjang sumbu- x, ada tiga macam torque yaitu detent torque, diynamic

torque dan holding torque. Detent torque adalah torsi yang diperlukan untuk mengatasi gaya

magnet permanen (ketika power dimatikan). Gaya ini merupakan sentakan kecil yang anda

rasakan bila anda memutar motor secara manual tanpa power. Dynamic torque merupakan

maximum running torque yang diperoleh ketika rotor tertinggal di belakang kutub medan

sebesar setengah step. Holding torque merupakan stall torque (torsi lambat) tertinggi dan

dihasilkan ketika motor telah berhenti sempurna tetapi dengan ktub (pole) terakhir yang

masih memperoleh energized.

Sebenarnya ini merupakan jenis detent torque sebab memberikan sejumlah torsi

eksternal yang dibutuhkan untuk memutar motor yang melawan kecenderungan (“against its

wishes”).

Di sini kita dapat memberikan sebuah contoh kasus pada printer. Misalnya sebuah

motor stepper mempunyai properti: holding torque 50 in.-oz, dynamic torque 30 in.-oz dan

detent torque 5 in.-oz. Motor stepper akan digunakan untuk memutar diameter platen printer

1 in. (gambar 5.5). Gaya yang dibutuhkan untuk menarik kertas melalui printer diperkirakan

tidak melebihi 40 oz. Berat statik kertas pada platen (bila printer mati/off) adalah 12 oz.

Pertanyaannya adalah dapatkah motor stepper pada printer tersebut bekerja?

Untuk menjawab pertanyaan di atas, maka diperlukan torsi untuk memutar platen

selama proses pencetakan, dan hal ini dapat dihitung sebagai berikut:

Makalah Mesin Listrik [Motor Stepper] Page |

Torsi = gaya x radius = 40 oz x (½ x 1 in) = 20 in.-oz

Karena itu, motor dengan dynamic torque sebesar 30 in.-oz , akan cukup kuat untuk

mengangkat kertas. Torsi pada platen dengan hanya berat kertas dapat dihitung sebagai

berikut: Torsi = gaya x radius = 12 oz x (½ x 1 in) = 6 in.-oz Ketika printer on, kekuatan

holding torque 50 in-oz lebih dari cukup untuk menahan kertas. Namun, bila printer dalam

keadaan off, berat kertas melebihi detent torque 5 in-oz, dan platen (dan motor) akan berputar

terbalik. Karena itu kita simpulkan bahwa motor tidak dapat menerima beban tersebut.

Gambar 5.5

Motor stepper menggerakkan platen printer

Makalah Mesin Listrik [Motor Stepper] Page |

V.1 Motor Stepper Dua-Phase (Bipolar)

Gambar 5.6

Motor stepper dua-phase (bipolar)

Motor stepper dua-phase (bipolar) mempunyai konstruksi yang mirip dengan

jenis unipolar, hanya tidak terdapat tap pada kumparannya (gambar 7). Penggunaan

motor stepper jenis bipolar memerlukan rangkain yang agak lebih rumit untuk

mengatur agar motor ini dapat berputar dalam dua arah. Untuk menggerakkan motor

stepper jenis ini biasanya diperlukan sebuah driver motor yang dikenal dengan nama

H bridge. Rangkaian ini akan mengontrol setiap kumparan secara terpisah

(independent) termasuk polaritas untuk setiap kumparan.

Motor stepper dua-phase (bipolar) hanya mempunyai dua rangkaian tetapi

sebenarnya terdiri dari empat kutub medan. Gambar 7(a) menunjukkan simbol motor

dan gambar 7(b) menunjukkan bagaimana perkawatan/lilitan internal motor tersebut.

Pada gambar 7(b), rangkaian AB terdiri dari dua kutub berlawanan sedemikian bila

tegangan yang dikenakan (+A-B), kutub bagian atas akan memberikan ujung utara

terhadap rotor dan kutub bawah akan memberikan ujung selatan. Rotor akan

cenderung sejajar sendiri secara vertikal (posisi 1) dengan kutub selatannya mengarah

ke atas (sebab kutub magnet yang berlawanan akan saling menarik).

Makalah Mesin Listrik [Motor Stepper] Page |

Cara yang paling sederhana dalam memberikan step pada motor ini adalah

dengan memberikan energi secara bergantian pada AB atau CD untuk menarik rotor

dari kutub ke kutub. Jika rotor bergerak CCW (counterclockwise, berlawanan arah

jarum jam) dari posisi 1, maka rangkaian CD harus diberi energi dengan polaritas

C+D-. Hal ini akan menarik rotor ke posisi 2. Selanjutnya, rangkaian AB diberi energi

lagi, tetapi kali ini polaritasnya terbalik (-A+B), yang menyebabkan kutub bawah

memberikan ujung utara pada rotor, dengan demikian tertarik ke posisi 3. Istilah

bipolar digunakan pada motor ini karena arus kadang-kadang terbalik. Urutan

tegangan diperlukan untuk memutar motor satu putaran penuh dan ditunjukkan di

bawah ini. Pembacaan dari atas ke bawah memberikan urutan untuk peralihan/

perputaran CCW, pembacaan dari bawah ke atas adalah urut

Eksitasi untuk Gambar 5.7

Cara lain pengoperasian stepper dua- phase adalah memberikan energi pada

kedua rangkaian tersebut dengan waktu yang sama. Pada mode ini, rotor akan ditarik

kepada dua kutub yang berdekatan dan menganggap posisinya ada di antaranya.

Gambar 8(a) menunjukkan empat posisi rotor yang mungkin. Urutan eksitasi untuk

stepping pada dual mode ini adalah sebagaimana terlihat pada Gambar 9.

Ada dua rangkaian pada waktu yang sama menghasilkan torsi lebih (yang

diinginkan) daripada mode eksitasi tunggal; namun, arus yang digunakan juga lebih

besar dan kontrolernya lebih kompleks. Dan karena menghasilkan power-to-weight

ratio yang besar maka pada biploar ini mode ekesitasi ganda (dual-excitation mode)

menghasilkan power-to-weight ratio yang besar maka pada biploar ini mode

ekesitasi ganda (dual-excitation mode) merupakan hal yang sangat lazim . Kedua

metoda tersebut menghasilkan four-step drive, yakni empat step per siklus. Dengan

mempergilirkan atau mengubah-ubah (alternating) mode eksitasi tunggal (single-

excitation mode) dan mode eksitasi ganda (dual-excitation mode), maka motor dapat

Makalah Mesin Listrik [Motor Stepper] Page |

diarahkan untuk mendapatkan half-step, seperti yang ditunjukkan pada gambar 8(b).

Posisi 1, 2, 3 dan 4 berasal dari mode eksitasi tunggal, dan posisi 1’, 2’, 3’ dan 4’ dari

mode eksitasi ganda. Bila pengemudian ini yang digunakan, maka motor memperoleh

delapan step per revolusi (satu putran lengkap 3600) dan disebut eight-step drive. Hal

ini dibutuhkan pada beberapa aplikasi karena membolehkan motor mempunyai

revolusi posisi dua kali. Bahkan memungkinkan step lebih kecil dengan sebuah proses

yang disebut microstepping.

Rangkaian Posisi

A+B dan C+D- 1’ Eksitasi untuk Gambar

5.7

A- B+ dan C+ D- 2’

A- B+ dan C- D+ 3’

Gambar 5.8

Mode operasi tambahan pada motor stepper.

Makalah Mesin Listrik [Motor Stepper] Page |

V.2 Motor Stepper Empat-Phase (Unipolar)

Motor stepper empat-phase (unipolar) adalah jenis motor stepper yang paling

umum (gambar 5.8). Istilah empat-phase digunakan karena motor mempunyai empat

kumparan medan yang dapat diberikan energi secara terpisah/ tersendiri, dan istilah

unipolar digunakan karena arus selalu menjalar dalam arah yang sama melalui

kumparan. Cara sederhana untuk mengoperasikan motor stepper empat-phase adalah

dengan memberikan energi phase satu pada suatu waktu yang berurutan (dikenal

dengan wave drive). Untuk memutar ke arah CW, digunakan urutan berikut:

Dibandingkan dengan motor stepper bipolar dua-phase, motor stepper empat-

phase mempunyai keuntungan karena kesederhanaannya (simplicity). Rangkaian

kontrol motor empat-phase mudah men- switch urutan kutub on dan off ; tanpa harus

membalik polaritas kumparan medan (namun, motor dua-phase menghasilkan torsi

lebih besar karena pushing dan pulling dilakukan bersamaan). Torsi motor stepper

empat-phase dapat dinaikkan jika dua kumparan yang berdekatan diberikan energi

secara bersamaan, menyebabkan rotor menjajarkan sendiri antara kutub-kutub medan

(seperti yang ditunjukkan pada gambar 10). Walaupun diperlukan masukan energi dua

kali lipat, torsi motor meningkat sekitar 40%, dan kecepatan respon meningkat.

Makalah Mesin Listrik [Motor Stepper] Page |

Gambar 5.9

Motor stepper empat-phase (unipolar)

VI. SIMULASI

Sofware : 1. ISIS PROTEUS

2. CodeVision AVR

VI. 1 Schematic Proteus

1. Bipolar

2. Unipolar

Makalah Mesin Listrik [Motor Stepper] Page |

VI. 2 Code Program

1. Bipolar

#include <mega16.h>

#include <delay.h>

// Alphanumeric LCD

Module functions

#asm

.equ

__lcd_port=0x15 ;PORTC

#endasm

#include <lcd.h>

// Declare your global

variables here

void main(void)

{

PORTD = 0X00;

DDRD = 0XFF;

PORTB = 0XFF;

DDRB = 0X00;

// LCD module

initialization

lcd_init(16);

lcd_gotoxy(1,0);

lcd_putsf("stepper bipolar

");

while (1)

{

// Place your code here

if (PINB.7 == 0)

{

lcd_gotoxy(1,1);

lcd_putsf("Putar Kiri.");

PORTD = 0X01;

delay_ms(10);

PORTD = 0X02;

delay_ms(10);

PORTD = 0X04;

delay_ms(10);

PORTD = 0X08;

delay_ms(10);

}

if (PINB.6 == 0)

{

lcd_gotoxy(1,1);

lcd_putsf("Putar

Kanan.");

PORTD = 0X08;

delay_ms(10);

PORTD = 0X04;

delay_ms(10);

PORTD = 0X02;

delay_ms(10);

PORTD = 0X01;

delay_ms(10);

}

Makalah Mesin Listrik [Motor Stepper] Page |

};

}

2. Unipolar

#include <mega16.h>

#include <delay.h>

// Alphanumeric LCD

Module functions

#asm

.equ __lcd_port=0x15

;PORTC

#endasm

#include <lcd.h>

// Declare your global

variables here

void main(void)

{

PORTD = 0X00;

DDRD = 0XFF;

PORTB = 0XFF;

DDRB = 0X00;

// LCD module

initialization

lcd_init(16);

lcd_gotoxy(0,0);

lcd_putsf("stepper

unipolar");

while (1)

{

// Place your code

here

if (PINB.7 == 0)

{

lcd_gotoxy(0,1);

lcd_putsf("Putar

Kanan");

PORTD = 0X01;

delay_ms(10);

PORTD = 0X02;

delay_ms(10);

PORTD = 0X04;

delay_ms(10);

PORTD = 0X08;

delay_ms(10);

}

if (PINB.6 == 0)

{

lcd_gotoxy(0,1);

lcd_putsf("Putar

Kiri.");

PORTD = 0X08;

delay_ms(10);

PORTD = 0X04;

delay_ms(10);

PORTD = 0X02;

delay_ms(10);

PORTD = 0X01;

delay_ms(10);

}

Makalah Mesin Listrik [Motor Stepper] Page |

};

}

VII. PENUTUP

Motor Stepper adalah suatu motor listrik yang dapat mengubah pulsa listrik yang

diberikan menjadi gerakan motor discret (terputus) yang disebut step (langkah). Satu putaran

motor memerlukan 360° dengan jumlah langkah yang tertentu perderajatnya. Ukuran kerja

dari motor stepper biasanya diberikan dalam jumlah langkah per-putaran per-detik

Rangkaian pengendali motor stepper unipolar lebih mudah dirancang karena hanya

memerlukan satu switch / transistor setiap lilitannya. Untuk menjalankan dan menghentikan

motor ini cukup dengan menerapkan pulsa digital yang hanya terdiri atas tegangan positif dan

nol (ground) pada salah satu terminal lilitan (wound) motor sementara terminal lainnya dicatu

dengan tegangan positif konstan (VM) pada bagian tengah (center tap) dari lilitan.

Untuk motor stepper dengan lilitan bipolar, diperlukan sinyal pulsa yang berubah-ubah

dari positif ke negatif dan sebaliknya. Jadi pada setiap terminal lilitan (A & B) harus

dihubungkan dengan sinyal yang mengayun dari positif ke negatif dan sebaliknya. Karena itu

dibutuhkan rangkaian pengendali yang agak lebih kompleks daripada rangkaian pengendali

untuk motor unipolar. Motor stepper bipolar memiliki keunggulan dibandingkan dengan

motor stepper unipolar dalam hal torsi yang lebih besar untuk ukuran yang sama.

VIII.REFERENSI

Kilian.2003. Modern Control Tech- nology: Components and Systems, Del- mar.

Kleitz, William.1997. Digital Micro- processor Fundamentals: Theory and Ap-

plications, Prentice-Hall International.

Maas, James.1995. Industrial Electron- ics, Prentice-Hall International.

Theraja, BL.2005. Electrical Technology.

Syahrul, Motor Stepper: Teknologi, Metoda dan Rangkaian Motor.

Makalah Mesin Listrik [Motor Stepper] Page |