Makalah manajemen konflik dan stres

23
MANAJEMEN KONFLIK DAN STRES (Pandangan Terhadap Stres) Dosen Pengampu : AHMAD ROJALI, M.Pd.I Disusun Oleh : HALIMAH TUSA’DIAH NIM: 743 1229 0023 FAKULTAS TARBIYAH SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM (STAI) AS – SHIDDIQIYAH LUBUK SEBERUK LEMPUING JAYA OKI SUM-SEL 2014/2015

Transcript of Makalah manajemen konflik dan stres

Page 1: Makalah manajemen konflik dan stres

MANAJEMEN KONFLIK DAN STRES (Pandangan Terhadap Stres)

Dosen Pengampu : AHMAD ROJALI, M.Pd.I

Disusun Oleh : HALIMAH TUSA’DIAHNIM: 743 1229 0023

FAKULTAS TARBIYAHSEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM

(STAI) AS – SHIDDIQIYAHLUBUK SEBERUK LEMPUING JAYA OKI SUM-SEL

2014/2015

Alamat: Jl. Lintas Timur Km. 123 Lubuk Seberuk Kec. Lempuing Jaya Kab. OKI SUM – SEL

Page 2: Makalah manajemen konflik dan stres

KATA PENGANTAR

Segala puji bagi Allah Subhanahu Wata’ala, tuhan yang maha mengetahui

segala sesuatu. Atas pertolonga-Nya juga akhirnya kami dapat menyelesaikan

tugas pembuatan makalah Manajemen Konlik dan Stres tentang “ Pandangan

Terhadap Stress “.

Shalawat dan salam semoga terlimpahkan kepada nabi muhammad

shalallahu alaihi wasalam, semoga kita termasuk umatnya yang mendapatkan

syafaatnya besok di hari kiamat.

Dalam penyusunan makalah ini tentunya banyak sekali yang terlibat dari

awal pembuatan hingga selesai. Kami ucapkan terima kasih kepada dosen

pengampu kami Bapak Agus Sholikhin,S.Pd.I yang telah bersedia membimbing

penyusunan makalah ini, juga kepada teman – teman kami ucapkan terima kasih

atas sumbangsihnya untuk kami.

Demikian uraian dari kami, mohon maaf atas segala kekurangan kami,

kritik dan saran yang membangun sangat kami nantikan untuk kemajuan kami di

waktu yang akan datang.

Lubuk Seberuk, 14 Oktober 2014

Penyusun

HALIMAH TUSA’SIAHNIM: 743 1229 0023

Page 3: Makalah manajemen konflik dan stres

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ..................................................................................... i

KATA PENGANTAR ................................................................................... ii

DAFTAR ISI.................................................................................................. iii

BAB I PENDAHULUAN.............................................................................. 1

1. Latar Belakang……............................................................................ 1

2. Rumusan Masalah…............................................................................ 2

3. Tujuan Makalah……………………………………………………… 2

BAB II PEMBAHASAN……........................................................................ 3

A. Pengertian Stres…………. ................................... ……………….. 3

B. Pandangan Stres ………………………………………………….... 3

1. Pandangan Stres Sebagai Stimulus …………………………….. 3

2. Pandangan Stres Sebagai Respon ………………………………. 3

3. Pandangan Stres Sebagai Transaksional ………………………. 4

C. Hal yang Mempengaruhi Respon Stres ……………………………. 5

D. Tingkatan Respon Terhadap Stres…………………………………. 6

E. Respon Tubuh Terhadap Stres …………………………………….. 7

Lampiran 1 Gambar 1.1. Sebuah Model Stres…………………………….. 11

BAB III PENUTUP…................................................................................... 12

1. Kesimpulan…….................................................................................. 12

DAFTAR PUSTAKA……………………………………………………… 14

Page 4: Makalah manajemen konflik dan stres

BAB I

PENDAHULUAN

1. Latar Belakang

Stres merupakan suatu fenomena yang dapat mengenai semua organisme. Pada

masyarakat sekarang stres merupakan hal yang umum. Dari sudut pandangan fisiologis, stres

hanya merupakan suatu reaksi terhadap sebuah "perceived stimulus” yaitu rangsangan yang

dirasakan dan reaksi ini berkemampuan untuk mengganggu keadaan homeostasis dari suatu

organism.1 Stres dapat mengganggu kondisi fisik dan kesehatan mental kita. Stres merupakan

suatu ketidakseimbangan yang besar antara permintaan yang berupa fisik ataupun psikologis

dengan kemampuan respon di mana terjadinya kegagalan untuk memenuhi permintaan yang

memberi konsekuensi yang esensial.2

Permintaan lingkungan adalah tahap pertama dari proses stres. Pada tahap ini, beberapa

jenis permintaan yang mungkin fisik ataupun psikologis ditempatkan pada individu. Tahap

kedua pada proses stres adalah persepsi individu terhadap permintaan yang ditempatkan pada

individu tersebut. Setiap individu mempersepsikan stres dengan cara yang berbeda. Tahap ketiga

dari proses stres adalah respon individu fisik dan psikologis terhadap persepsi pada situasi. Jika

persepsi seseorang itu dari ketidakseimbangan antara permintaan dan kemampuan respon, ini

akan menyebabkan bertambahnya kegelisahan status kognitif, status somatik ataupun keduanya.

Tahap keempat adalah perilaku aktual individu dalam keadaan stres. Tahap akhir dari proses

stres ini akan umpan balik ke tahap yang pertama. Proses stres kemudian menjadi siklus yang

berkelanjutan.3

2. Rumusan Masalah

- Apa pengertian stres ?

- Apasaja pandangan stress ?

1 Tsatsoulis et al. 20062 Krohne, 20023 Weinberg & Gould, 2003

Page 5: Makalah manajemen konflik dan stres

- Apa ynag mempengaruhi respon stres ?

3. Tujuan Makalah

Tujuan umum dari penelitian ini adalah untuk mengetahui apa setres itu dan pandangan

stres itu dan apa yang mempengaruhi respon stres.

Page 6: Makalah manajemen konflik dan stres

BAB II

PEMBAHASAN

A. Pengertian Stres

Stres adalah respon manusia yang bersifat non spesifik terhadap setiap tuntutan

kebutuhan yang ada dalam dirinya.4

Stres adalah reaksi atau resspon tubuh terhadap stresor psikososial berupa tekanan mental

atau beban kehidupan.5

Stres adalah suatu kekuatan yang mendesak atau mencekam, yang menimbulkan suatu

ketegangan dalam diri seseorang dan stres adalah segala masalah atau tuntutan penyesuaian diri

yang mengganggu keseimbangan seseorang.6

Stres adalah gangguan pada tubuh dan pikiran yang disebabkan oleh perubahan dan

tuntutan kehidupan, yang dipengaruhi baik oleh lingkungan maupun penampilan individu di

dalamm lingkungan tersebut.7

mengidentifikasi lima kategori efek dari stres yaitu:8

1. Subyektif- kekhawatiran/ketakutan, agresi, apatis, rasa bosan, depresi, keletihan,

frustasi, kehilangan kendali emosi, gugup, kesepian

2. Perilaku-mudah celaka, kecanduan alkohol, penyalah gunaan obat, makan dan

merokok secara berlebihan, perilaku impulsif.

3. Kognitif-ketidakmampuan untuk membuat keputusan yang masuk akal, daya

konsentrasi rendah, kurang perhatian, sensitif thd kritik, hambatan mental.

4. Fisiologis-kandungan glukosa darah meningkat, denyut jantung dan tekanan darah

meningkat, mulut kering, berkeringat, bola mata melebar, panas dan dingin.

5. Organisasi-angka absensi, omset, produktivitas rendah, terasing dari mitra kerja,

ketidakpuasan kerja, komuitmen dan loyalitas berkurang

B. Pandangan Stres

4 Hans Selye yang dikutip Depkes, 19985 Sneada dan Hawari 20016 Suherjan 1987 dan Maramis 19997 Vincent corneli yang dikutip oleh Grant Brecht 20008 Gibson et.al. 1(1996:363

Page 7: Makalah manajemen konflik dan stres

Dalam memahami tentang stres, para ahli berbeda-beda mendefinisikannya karena

memiliki pandangan teori yang tidak sama. Untuk lebih jelas tentang stres sebenarnya, maka

dapat diketahui beberapa pandangan diantaranya :

a. Pandangan Stres Sebagai Stimulus

Pandangan ini menyatakan stres sebagai suatu stimulus yang menuntut, dimana

semakin tinggi besar tekanan yang dialami seseorang, maka semakin besar pula stres

yang dialami. Pandangan ini didasari hukum elastisitas Hooke yang menjelaskan

semakin berat beban satu logam, maka semakin besar pula stres yang dialami, melalui

pandangan ini maka dianalogikan pada manusia apabila semakin besar tekanan yang

dialami, makin besar pula stres yang dialaminya.

b. Pandangan Stres Sebagai Respon

Mengidentifikasikan stres sebagai respon individu terhadap stresor yang diterima,

di mana ini sebagai akibat respon fisiologi dan emosional atau juga sebagai respon yang

nonspesifik tubuh terhadap tuntutan lingkungan yang ada.

c. Pandangan Stres Sebagai Transaksional

Pandangan ini merupakan suatu interaksi antara orang dengan lingkungan dengan

meninjau dari kemampuan individu dalam mengatasi masalah dan terbentuknya sebuah

koping. Dalam interaksi dengan lingkungan ini dapat diukur situasi yang potensial

mengandung stres dengan mengukur dari persepsi individu terhadap masalah, mengkaji

kemampuan seseorang atau sumber-sumber yang tersedia yang diarahkan mengatasi

masalah.9

Stres biasanya dipersepsikan sebagai sesuatu yang negatif padahal tidak. Terjadinya stres

dapat disebabkan oleh sesuatu yang dinamakan stresor. Bentuk stresor ini dapat dari lingkungan,

kondisi dirinya serta pikiran.

Stresor adalah pengalaman yang menginduksi stres. Stresor berasal dari lingkungan

sekitar manusia. Stresor dapat berupa tuntutan psikologis seperti kehilangan pekerjaan,

kegeraman karena kemacetan lalu lintas, relasi yang tidak baik, dan sebagainya. Terdapat juga

stresor fisik seperti paparan dingin, kebisingan, kelelahan karena olah raga, dan lain-lain.10

Sumber stresor yang lain adalah diri sendiri yang dapat berupa perubahan fisiologis

dalam tubuh, seperti adanya operasi, obat-obatan atau lainnya. Sedangkan sumber stresor dari

9 Alimul, 200810 Taylor, 2009; Looker dan Gregson, 2005

Page 8: Makalah manajemen konflik dan stres

pikiran adalah berhubungan dengan penilaian seseorang terhadap status kesehatan yang dialami

serta pengaruh terhadap dirinya.

C. Hal yang Mempengaruhi Respon Stres

Respon stres seseorang bergantung pada stresor dan individu itu sendiri. Seberapa lama

setiap stresor berlangsung akan memengaruhi keseimbangan seseorang dalam menghadapi

stresor. Paparan kronik suatu stresor dapat menyebabkan stres kronik yang akan menimbulkan

gangguan pada tubuh individu: peningkatan level epinefrin, gangguan memori, peningkatan

tekanan darah, dan sebagainya.

Pandangan seseorang terhadap lingkungannya akan menentukan seseorang tersebut akan

menganggap suatu kejadian sebagai suatu stresor atau bukan. Respon stres yang terjadi juga

bergantung pada pengalaman seseorang terhadap kejadian yang sama sebelumnya.11 Stres juga

bergantung pada strategi yang diadopsi seorang individu untuk mengatasi stres.

D. Tingkatan Respon Terhadap Stres

Sebenarnya stres tidak selalu bersifat negatif. Stres terbagi menjadi tiga, yaitu : 12

1. Eustress : adalah respon stres ringan yang menimbulkan senang, bahagia,

menantang dan menggairahkan. Dalah hal ini tekanan yang terjadi bersifat positif,

misalnya lulus dari ujian atau kondisi ketika mengadapi perkawinan.

2. Distress : merupakan respon stres yang negatif dan menyakitkan, sehingga

tidak mampu lagi diatasi.

3. Neustress : stres yang berada antara eustress dan distress, merupakan

respon stres yang menekan namun masih seimbang, sehingga seseorang merasa

tertantang untuk menghadapi masalah dan memacu untuk lebih bergairah, berprestasi,

meningkatkan produktivitas kerja dan berani bersaing.

Menurut prosesnya setiap orang dalam mengahdapi stres memiliki respon yang berbeda-

beda, tetapi secara umum respon terhadap stres memiliki beberapa tingkat, yaitu:

1.Tingkat peringatan :

Setelah mengetahui ada stres, tubuh akan segera bereaaksi. Kecepatan tubuh

dalam bereaksi dikenal sebagai alarm stage. Apabila ada rasa takut atau cemas atau

khawatir, maka tubuh mengeluarkan adrenalin, hormon yang

mempercepat katabolisme yang menghasilkan energi untuk persiapan

11 Looker dan Gregson 200512 Hans selye dalam Hidayat, 2009

Page 9: Makalah manajemen konflik dan stres

menghadapi bahaya yang mengancam, ditandai dengan denyut jantung

bertambah cepat dan otot berkontraksi.

2. Tingkat resistensi :

Pada tingkat ini individu berada pada mekanisme bertahan, biasa disebut

mekanisme coping. Coping berarti kegiatan untuk mengatasi masalah, misalnya rasa

kecewa diatasi dengan humor, rasa tidak senang dihadapi dengan sikap ramah bukan

dengan marah yang tidak terkendali tersebut.

3. Tingkat ketelitian :

Jika stres berlangsung lama, akan memasuki tingkat ketiga, tubuh tidak lagi

mempunyai senjata untuk melawan stres. Pada keadaan ini, orang biasanya jatuh sakit.

Gejalanya psikosomatis, antara lain : gangguan pencernaan, mual, diare, gatal-gatal,

impotensi, menstruasi tidak lancar dan bentuk gangguan lainnya kadang-kadang muncul

gejala lain, seperti tidak mau makan atau makan terlalu banyak, terlebih lagi bila

diperberat dengan kejadian-kejadian yang datang bersamaan, seperti : ditinggal orang tua

yang disayangi, pensiun, musibah, bencana dan lain-lain.

E. Respon Tubuh Terhadap Stres

Hans Selye telah melakukan riset terhadap 2 respon fisiologis tubuh terhadap stres yaitu :

Local Adaptation Syndrome (LAS) dan General Adaptation Syndrome (GAS). 13

1. Local Adaptation Syndrome

Tubuh menghasilkan banyak respon setempat terhadap stres. Respon

setempat ini termasuk pembekuan darah dan penyembuhan luka, akomodasi

mata terhadap cahaya dan lain-lain. Responnya berjangka pendek.

Karakteristik dari LAS adalah:

a. Respon yang terjadi hanya setempat dan tidak melibatkan semua sistem

b. Respon bersifat adaptif, diperlukan stresor untuk menstimulasikannya

c. Respon bersifat jangka pendek dan tidak terus-menerus

d. Respon bersifat resorative

Sebenarnya respon LAS ini banyak kita temui dalam kehidupan sehari-hari

seperti yang diuraikan dibawah ini : 14

a. Respon inflamasi

13 Hans Selye 197614 Nasution, 2007

Page 10: Makalah manajemen konflik dan stres

Respon ini distimulasi oleh adanya trauma dan infeksi. Respon ini memusatkan

diri hanya pada area tubuh yang trauma sehingga penyebaran inflamasi dapat dihambat

dan proses penyembuhan dapat berlangsung cepat. Respon inflamasi dibagi kedalam 3

fase :

1. Fase pertama :

Adanya perubahan sel dan sistem sirkulasi, dimulai dengan penyempitan

pembuluh darah ditempat cedera dan secara bersamaan teraktifasinya kinin, histamin, sel

darah putih. Kinin berperan dalam memperbaiki permeabilitas kapiler sehingga protein,

leukosit dan cairan yang lain dapat masuk ketempat yang cedera tersebut.

2. Fase kedua :

Pelepasan eksudat. Eksudat adalah kombinasi cairan dan sel yang telah mati dan

bahan lain yang dihasilkan di tempat cedera.

3. Fase ketiga :

Respon ini merupakan respon adaptif yang bertujuan melindungi tubuh dari

kerusakan lebih lanjut. Misalnya mengangkat kaki ketika bersentuhan dengan benda

tajam.

2. General Adaptation syndrome (GAS)

GAS merupakan respon fisiologis dari seluruh tubuh terhadap stres.

Respon yang terlibat didalamnya adalah sistem saraf

otonom dan sistem endokrin.15 Di beberapa buku teks GAS sering

disamakan

dengan Sistem Neuroendokrin. GAS terdiri dari beberapa fase, yaitu :

a. Fase Alarm (Waspada)

Melibatkan mekanisme pertahanan dari tubuh dan pikiran untuk menghadapi

stresor. Reaksi psikologis “fight or flight’ dan reaksi fisiologis. Tanda fisik : curah

jantung meningkat, peredaran darah cepat, darah di perifer dan gastrointestinal mengalir

ke kepala dan ekstremitas. Banyak organ tubuh terpengaruh, gejala stres mempengaruhi

denyut nadi, ketegangan otot dan daya tahan tubuh menurun.

Fase alarm melibatkan mekanisme pertahanan dari tubuh seperti pengaktifan

hormon yang berakibat meningkatnya volume darah dan akhirnya menyiapkan individu

15 Sumiati, 2010

Page 11: Makalah manajemen konflik dan stres

untuk beraksi. Hormon lainnya dilepas untuk meningkatkan kadar gula darah yang

bertujuan untuk menyiapkan energi untuk keperluan adaptasi, teraktifasinya epinefrin

dan norepinefrin mengakibatkan denyut jantung meningkat dan peningkatan aliran darah

ke otot. Peningkatan ambilan oksigen dan meningkatnya kewaspadaan mental.

Aktifitas hormonal yang luas ini menyiapkan individu untuk melakukan “respon

melawan atau menghindar”. Respon ini bisa berlangsung dari menit sampai jam. Bila

stresor masih menetap maka individu akan masuk ke dalam fase resistensi.

b. Fase Resistance (Melawan)

Individu mencoba berbagai macam mekanisme penanggulangan psikologis dan

pemecahan masalah serta mengatur strategi. Tubuh berusaha menyeimbangkan kondisi

fisiologis sebelumnya kepada keadaan normal dan tubuh mencoba mengatasi faktor-

faktor penyebab stres. Gejala stres menurun atau tubuh kembali stabil bila denyut

jantung, termasuk hormon, tekanan darah, cardiac output dan lain-lain kembali normal.

Individu tersebut berupaya beradaptasi terhadap stresor, jika ini berhasil tubuh akan

memperbaiki sel-sel yang rusak. Bila gagal maka individu tersebut akan jatuh pada

tahapan terakhir dari GAS yaitu : Fase kehabisan tenaga.

c. Fase Exhaustion (Kelelahan)

Merupakan fase perpanjangan stres yang belum dapat tertanggulangi pada fase

sebelumnya. Timbul gejala penyesuaian diri terhadap lingkungan seperti sakit kepala,

gangguan mental, penyakit arteri koroner dan lain-lain. Bila usaha melawan tidak dapat

diusahakan, maka kelelahan dapat mengakibatkan kematian. Tahap ini cadangan energi

telah menipis atau habis, akibatnya tubuh tidak mampu lagi menghadapi stres.

Page 12: Makalah manajemen konflik dan stres

Lampiran 1

Gambar 1.1. Sebuah Model Stres16

16 Robbin & Judge, 2008, hlm. 171

Faktor lingkungan . Ketidakpastian ekonomi

• Ketidakpastian politik • Perubahan teknologi

Faktor Organisasional • Tuntutan tugas • Tuntutan peran • Tuntutan antarpersonal

Faktor Personal• Persoalan keluarga • Persoalan ekonomi • Kepribadian

Perbedaan individual • Persepsi • Pengalaman kerja • Dukungan sosial • Keyakinan pada

lokus kontol • Keyakinan diri • Permusuhan

Stres yang dialami

Gejala Perilaku • Produktivitas • Kemangkiran • Perputaran karyawan

Gejala Fisiologis • Sakit kepala • Tekanan darah tinggi • Sakit jantung

Gejala Psikologis • Kecemasan • Depresi • Menurunnya tingkat

kepuasan

Sumber-sumber potensial Konsekuensi

Sumber: Robbin & Judge, 2008, hlm. 171

Page 13: Makalah manajemen konflik dan stres

BAB III

PENUTUP

1. Kesimpulan

Dalam pengertian stres itu sendiri juga dapat dikatakan sebagai stimulus dimana

penyebab stres diangggap sebagai sesuatu hal yang biasa. Stres juga dikatakan sebagai respon

artinya dapat merespon apa yang terjadi, juga disebut sebagai transaksi yakni hubungan antara

stresor dianggap positif karena adanya interaksi antara individu dengan lingkungan.

Macam-Macam Stres dapat ditinjau dari penyebab, maka stres dibagi menjadi tujuh

macam, di antaranya :

a. Stres fisik

Stres yang disebabkan karena keadaan fisik seperti karena temperatur yang tinggi

atau yang sangat rendah, suara yang bising, sinar matahari atau karena tegangan arus

listrik.

b. Stres kimiawi

Stres ini disebabkan karena zat kimiawi seperti obat-obatan, zat beracun asam,

basa, faktor hormon atau gas dan prinsipnya karena pengaruh senyawa kimia.

c. Stres mikrobiologik

Stres ini disebabkan karena kuman seperti adanya virus, bakteri atau parasit.

d. Stres fisiologik

Stres yang disebabkan karena gangguan fungsi organ tubuh diantaranya gangguan

dari struktur tubuh, fungsi jaringan, organ dan lain-lain.

e. Stres proses pertumbuhan dan perkembangan

Stres yang disebabkan karena proses pertumbuhan dan perkembangan seperti

pada pubertas, perkawinan dan proses lanjut usia.

Page 14: Makalah manajemen konflik dan stres
Page 15: Makalah manajemen konflik dan stres

DARTER ISI

Hans Selye yang dikutip Depkes, 1998.

Sneada dan Hawari (2001)

Menurut Gibson et.al. 1(1996:363)

Taylor, 2009; Looker dan Gregson, 2005 )

Robbin & Judge, 2008, hlm. 171