MAKALAH MANAJEMEN BISNIS SYARIAH -...

11
MAKALAH MANAJEMEN BISNIS SYARIAH Disusun Oleh : Eko Darma Satrio 14121024 PRODI SISTEM INFORMASI FAKULTAS TEKNOLOGI INFORMASI UNIVERSITAS MERCU BUANA YOGYAKARTA TAHUN 2015/2016

Transcript of MAKALAH MANAJEMEN BISNIS SYARIAH -...

Page 1: MAKALAH MANAJEMEN BISNIS SYARIAH - …ebook.repo.mercubuana-yogya.ac.id/FTI/tugas_doc_20151/14121024... · Prinsip jual beli barang dengan memperoleh ... pandangan Islam tentang harta

MAKALAH

MANAJEMEN BISNIS SYARIAH

Disusun Oleh :

Eko Darma Satrio 14121024

PRODI SISTEM INFORMASI

FAKULTAS TEKNOLOGI INFORMASI

UNIVERSITAS

MERCU BUANA YOGYAKARTA

TAHUN 2015/2016

Page 2: MAKALAH MANAJEMEN BISNIS SYARIAH - …ebook.repo.mercubuana-yogya.ac.id/FTI/tugas_doc_20151/14121024... · Prinsip jual beli barang dengan memperoleh ... pandangan Islam tentang harta

DAFTAR ISI

Daftar Isi..…………………………………………………………………………………………

1. BAB I : PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang…………………………………………………………………...

1.3 Rumusan Masalah………………………………………………………………

2. BAB II : PEMBAHASAN

2.1 Landasan Pokok Manajemen Bisnis Syariah ……………………...

2.2 Pengertian Manajemen Syariah…..………………………………............

2.3 Manajemen Menurut Islam…………………………………………………..

2.4 Perbedaan Antara Manajemen Konvensional dan Syariah……..

2.5 Nilai-nilai Manajemen Syariah dalam Perusahaan......................

3. BAB III : PENUTUP

3.1 Kesimpulan………………………………………………………………………….

3.2 Penutup............................................................................................

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Manajemen syariah di Indonesia dalam beberapa tahun ini sedang mengalami perkem

bangan yang sangat pesat. Hal ini menunjukkan bahwa masyarakat membutuhkan sistem eko

nomi yang lebih terpercaya dan berdasarkan prinsip-

prinsip syariah. Sedangkan pemahaman masyarakat muslim Indonesia mengenai konsep syari

ah masih terbatas hanya pada kegiatan ibadah-

ibadah rutin, padahal konsep syariah meliputi semua aspek kehidupan. Ekonomi syariah juga

tidak hanya sebatas pada perbankan syariah, namun mencakup berbagai ruang lingkup pereko

nomian yang mendasarkan pada pengetahuan dan nilai-nilai syariah Islam.

B. Rumusan Masalah

1. Apa pengertian Manajemen Syariah?

2. Apa landasan Pokok Manajemen Bisnis Syariah?

3. Bagaimana manajemen Menurut Islam?

4. Apa perbedaan Antara Manajemen Konvensional dan Syariah?

Page 3: MAKALAH MANAJEMEN BISNIS SYARIAH - …ebook.repo.mercubuana-yogya.ac.id/FTI/tugas_doc_20151/14121024... · Prinsip jual beli barang dengan memperoleh ... pandangan Islam tentang harta

5. Bagaimana nilai-nilai Manajemen Syariah dalam Perusahaan?

BAB II

PEMBAHASAN

2.1.Landasan Pokok Manajemen Bisnis Syariah

Suatu manajemen bisnis akan berjalan baik dan sesuai dengan rencana apabila orang

didalam menajemen itu berlaku danmenjalankan tugasnya sesuai dengan peraturan dan

masinmasing tugasnya. Dan didalamnya juga harus memiliki akhlak yang baik karena

akhlak yang baik berdampak pada pekerjaan bisnis yang dijalankan seperti itulah hal

yang harus ada pada manajemen bisnis syariah akhlak dan ekonomi harus memiliki

keterkaitan.Akhlak yang baik menurut agama islam mengandung tiga komponen atau

tiga landasan pokok yang harus dimiliki untuk menjalankan manajemen bisnis yang

berdasarkan syariah :

1. Aqidah dan Iman

Dalam menjalankan bisnis yang syariah seseorang harus memiliki aqidah yang benar

sesuai dengan perintah Allah. Dan orang tersebut juga harus memiliki iman atau

percaya kepada Allah bahwa Allah yang selalu memberikan yang terbaik kepada

dirinya dan Allah juga selalu melihat apa yang kita kerjakan, maka dari itu dalam

bisnis syariah kejujuran juga diutamakan.

2. Syariah

Syariah dibutuhkan juga sebagai landasanpokok karena seorang pembisnis yang

sukses juga harus memiliki syariah atau tau mengenai syariah islam yang baik dan

benar. Maka disiniseorang pembisnis dalam manajemen syariah bukan hanya harus

menguasai ilmu ekonomi tetapi juga ilmu agama

3. Akhlak

Nabi Muhammad SAW telah mengajarkan kepada umatnya berbisnis dengan jujur,

sabar dan tidak seenaknya kepada para pesuruh atau pegawai. Maka dari itu mengapa

landasan dasar manajemen bisnis syariah adalah akhlak karena dalam bisnis syariah

kita harus meneladani akhlak-akhlak nabi dalam berbisnis.

Ketiga landasan manajemen bisnis syariah diatas semoga dapat menjadi landasan kita

dalam menjalankan atau mencari nafka dalam dunia bisnis.

Page 4: MAKALAH MANAJEMEN BISNIS SYARIAH - …ebook.repo.mercubuana-yogya.ac.id/FTI/tugas_doc_20151/14121024... · Prinsip jual beli barang dengan memperoleh ... pandangan Islam tentang harta

2.2. Pengertian Manajemen Syariah

Sebelum mengenal lebih jauh apa itu manajemen syariah maka yang harus kita

ketahui terlebih dahulu adalah apa arti dari manajemen syariah itu sendiri, manajemen

syariah adalah suatu pengelolaan untuk memperoleh hasil optimal yang bermuara

pada pencarian keridhaan Allah. Oleh sebab itu maka segala sesuatu langkah yang di

ambil dalam menjalankan manajemen tersebut harus berdasarkan aturan-

aturan Allah. Aturan-aturan itu tertuang dalam Al-Quran, Al-Hadist dan beberapa

contoh yang dilakukan oleh para sahabat.

Dari definisi yang dipaparkan maka dapat kita ketahui bahwa ruang lingkup

manajemen syariah sangatlah luas, antar lain yaitu mencakup tentang pemasaran,

produksi, mutu, keuangan, sumber daya alam, sumber daya manusia, dan masih

banyak hal lagi yang belum tersebutkan.

Secara umum dapat dikatakan bahwa syariah menghendaki kegiatan ekonomi yang

halal, baik produk yang menjadi objek, cara perolehannya, maupun cara

penggunaannya. Selain itu, prinsip investasi syariah juga harus dilakukan tanpa

paksaan (ridha), adil dan transaksinya berpijak pada kegiatan produksi dan jasa yang

tidak dilarang oleh Islam, termasuk bebas manipulasi dan spekulasi.

Seperti halnya manajemen konvensional, dalam manajemen syariah juga menerapkan

empat fungsi standar seperti yang dipaparkan oleh G.R Terry, diantaranya yaitu :

1. Perencanaan (planning)

Planning merupakan fungsi manajemen yang berkenaan dengan pendefinisian sas

aran untuk kinerja badan usaha/organisasi dimasa depan dan untuk memutuskan tugas-

tugas dan sumber daya yang digunakan dan dibutuhkan untuk mencapai sasran tersebut.

2. Pengorganisaisan (organizing)

Organizing merupakan fungsi manajemen yang berkenaan dengan suatu

proses untuk merancang atau mengelompokkan dan mengatur serta membagi tugas atau

pekerjaan diantara para anggota organisasi untuk mencapai tujuan organisasi dengan

efisien.

3. Pengarahan (actuating)

Actuating merupakan fungsi manajemen yang berkenaan dengan bagaimana

menggunakan pengaruh memotivasi karyawan dalam mencapai sasaran organisasi.

Page 5: MAKALAH MANAJEMEN BISNIS SYARIAH - …ebook.repo.mercubuana-yogya.ac.id/FTI/tugas_doc_20151/14121024... · Prinsip jual beli barang dengan memperoleh ... pandangan Islam tentang harta

4. Pengawasan (controlling)

Controlling merupakan fungsi manajemen yang berkenaan dengan proses kegiatan

pemantauan untuk menyakinkan bahwa semua kegiatan organisasi terlaksana seperti

yang direncanakan dan sekaligus juga merupakan kegiatan untuk megkoreksi dan

memperbaiki bila ditemukan adanya penyimpangan yang akan mengganggu pencapaian.

Selain memiliki empat fungsi standar, manajemen syariah juga memiliki beberapa

prinsip. Prinsip tersebut didasarkan pada UU No.10 tahun 1998 tentang syariah, didalam

UU tersebut menerangkan bahwa syariah adalah aturan perjanjian berdasarkan hukum

Islam antara bank dengan pihak lain untuk menyimpan dana atau pembiayaan kegiatan

usaha atau kegiatan lainnya yang dinyatakan sesuai dengan prinsip syariah, antara lain :

1. Pembiayaan prinsip bagi hasil (mudharabah)

2. Pembiayaan berdasarkan prinsip penyertaan modal (musharakah)

3. Prinsip jual beli barang dengan memperoleh keuntungan (murabahah)

4. Pembiayaan barang modal berdasarkan prinsip sewa murni tanpa pilihan (ijarah)

5. Pemindahan kepemilikan atas barang yang disewa dari pihak bank oleh pihak lain (ijarah

waiqtina).

2.3.Manajemen Menurut Islam

Manajemen menurut pandangan Islam merupakan manajemen yang adil.

Batasan adil adalah pimpinan tidak ''menganiaya'' bawahan dan bawahan tidak

merugikan pimpinan maupun perusahaan yang ditempati. Bentuk penganiayaan yang

dimaksudkan adalah mengurangi atau tidak memberikan hak bawahan dan memaksa

bawahan untuk bekerja melebihi ketentuan. Seyogyanya kesepakatan kerja dibuat

untuk kepentingan bersama antara pimpinan dan bawahan. Jika seorang manajer

mengharuskan bawahannya bekerja melampaui waktu kerja yang ditentukan, maka

sebenarnya manajer itu telah mendzalimi bawahannya. Dan ini sangat bertentangan

dengan ajaran agama Islam.

Nabi Muhammad SAW adalah seorang yang sangat terpercaya dalam menjalankan

manajemen bisnisnya. Manajemen yang dicontohkan Nabi Muhammad SAW, adalah

menempatkan manusia bukan sebagai faktor produksi yang semata diperas tenaganya

untuk mengejar target produksi.

Nabi Muhammad SAW mengelola (manage) dan mempertahankan (mantain)

kerjasama dengan stafnya dalam waktu yang lama dan bukan hanya hubungan sesaat.

Salah satu kebiasaan Nabi adalah memberikan reward atas kreativitas dan prestasi

yang ditunjukkan stafnya.

Page 6: MAKALAH MANAJEMEN BISNIS SYARIAH - …ebook.repo.mercubuana-yogya.ac.id/FTI/tugas_doc_20151/14121024... · Prinsip jual beli barang dengan memperoleh ... pandangan Islam tentang harta

Menurut Hidayat, manajemen Islam pun tidak mengenal perbedaan perlakuan

(diskriminasi) berdasarkan suku, agama, atau pun ras. Nabi Muhammad SAW bahkan

pernah bertransaksi bisnis dengan kaum Yahudi. Ini menunjukkan bahwa Islam

menganjurkan pluralitas dalam bisnis maupun manajemen.

Hidayat mengungkapkan, ada empat pilar etika manajemen bisnis menurut .

Islam seperti yang dicontohkan Nabi Muhammad SAW.

Pilar pertama, tauhid artinya memandang bahwa segala aset dari transaksi

bisnis yang terjadi di dunia adalah milik Allah, manusia hanya mendapatkan amanah

untuk mengelolanya.

Pilar kedua, adil artinya segala keputusan menyangkut transaksi dengan lawan

bisnis atau kesepakatan kerja harus dilandasi dengan akad saling setuju.

Pilar ketiga, adalah kehendak bebas artinya manajemen Islam mempersilahkan

umatnya untuk menumpahkan kreativitas dalam melakukan transaksi bisnisnya

sepanjang memenuhi asas hukum ekonomi Islam, yaitu halal.

Dan keempat adalah pertanggungjawaban artinya Semua keputusan seorang

pimpinan harus dipertanggungjawabkan oleh yang bersangkutan.

Keempat pilar tersebut akan membentuk konsep etika manajemen yang fair ketika

melakukan kontrak-kontrak kerja dengan perusahaan lain atau pun antara pimpinan

dengan bawahan.

Ciri lain manajemen Islami yang membedakannya dari manajemen Barat adalah

seorang pimpinan dalam manajemen Islami harus bersikap lemah lembut terhadap

bawahan. Contoh kecil seorang manajer yang menerapkan kelembutan dalam

hubungan kerja adalah selalu memberikan senyum ketika berpapasan dengan

karyawan karena senyum salah satu bentuk ibadah dalam Islam dan mengucapkan

terima kasih ketika pekerjaannya sudah selesai. Namun kelembutan tersebut tidak

lantas menghilangkan ketegasan dan disiplin. Jika karyawan tersebut melakukan

kesalahan, tegakkan aturan. Penegakkan aturan harus konsisten dan tidak pilih kasih.

2.4.Perbedaan Antara Manajemen Konvensional dan Syariah

Semua orang telah mengetahui bahwa prinsip-prinsip ekonomi pada umumnya dan

manajemen pada khususnya selalu mengagungkan perolehan hasil sebesar-besarnya dengan

kerja sekecil-kecilnya, prinsip konvensional ini berkembang pesat didunia barat . Islam

Page 7: MAKALAH MANAJEMEN BISNIS SYARIAH - …ebook.repo.mercubuana-yogya.ac.id/FTI/tugas_doc_20151/14121024... · Prinsip jual beli barang dengan memperoleh ... pandangan Islam tentang harta

tidak menentang prinsip konvensional ini bahkan mendorong prinsip itu. Masalahnya adalah

manajemen syariah hanya menambahkan batasan dalam penerapan prinsip konvensional agar

tidak hanya ditujukan untuk memperoleh hasil didunia saja melainkan harus dibarengi

dengan perolehan hasil di akhirat.

Untuk memahami manajemen syariah ini harus terlebih dahulu mengetahui

pandangan Islam tentang harta dan dasar-dasar sistem ekonominya. Diterangkan dalam

AI-Quran bahwa harta adalah sebuah obyek yang digunakan menguji manusia dan harta juga

sebuah sarana untuk melaksanakan taqwa. Selain itu diperingatkan pula bahwa harta dapat

membawa mala petaka manusia di akherat nanti bila salah menyikapinya. Ada dua

pandangan Islam dalam melihat harta; sebagai suatu hak atau kepemilikan sesama manusia,

Islam sangat menghargainya sedang dalam hubungan manusia terhadap tuhannya, manusia

tidak mempunyai hak sama sekali.

Bertolak dari dasar-dasar tersebut diatas maka semua yang dilakukan dalam

manajemen syariah yang dititik beratkan pada bidang ekonomi tidak akan lepas dari kehati-

hatian dalam menyikapi harta. Maka penerapan manajemen syariah secara utuh tidak akan

membuat orang saling menindas dalam menjalankan roda perekonomian. Semua orang akan

merasa diuntungkan karenanya.

2.5.Nilai-nilai Manajemen Syariah dalam Perusahaan

Dalam pandangan Islam, segala sesuatu harus dilakukan secara rapi, benar, tertib dan

teratur. Proses-prosesnya harus diikuti dengan baik. Sesuatu tidak boleh dilakukan secara

Asala-salan. Hal ini merupakan prinsip utama dalam ajaran Islam. Rasulullah. Bersabda

dalam sebuah hadits yang diriwayatkan Imam Thabrani, ”Sesungguhnya Allah sangat

mencintai orang yang jika melakukan sesuatu pekerjaan, dilakukan secara itqan (tepat waktu,

terarah, jelas dan tuntas). Arah pekerjaan yang jelas, landasan yang mantap, dan cara

mendapatkannya yang transparan merupakan amal perbuatan yang dicintai oleh Allah.

Sebenarnya, manajemen dalam arti mengatur segala sesuatu agar dilakukan dengan baik,

cepat, dan tuntas merupakan hal yang disyariatkan dalam ajaran Islam.

Dalam konsep manajemen syariah yang dirumuskan oleh Dr. KH. Didin Hafidhuddin,

M.Sc. dan Hendri Tanjung, S.Si., MM, dalam bukunya berjudul ”Manajemen Syariah dalam

Praktik”, manajemen syariah adalah perilaku yang terkait dengan nilai-nilai keimanan dan

Page 8: MAKALAH MANAJEMEN BISNIS SYARIAH - …ebook.repo.mercubuana-yogya.ac.id/FTI/tugas_doc_20151/14121024... · Prinsip jual beli barang dengan memperoleh ... pandangan Islam tentang harta

ketauhidan, setiap perilaku orang yang terlibat dalam sebuah kegiatan dilandasi dengan nilai

tauhid, maka diharapkan perilakunya akan terkendali dan tidak terjadi perilaku KKN

(korupsi, kolusi, dan nepotisme) karena menyadari adanya pengawasan dari yang Maha

Tinggi, yaitu Allah yang akan mencatat setiap amal perbuatan yang baik maupun yang buruk.

Hal ini berbeda dengan perilaku dalam manajemen konvensional yang sama sekali tidak

terkait bahkan terlepas dari nilai-nilai tauhid. Orang-orang yang menerapkan manajemen

konvensional tidak merasa adanya pengawasan yang melekat, kecuali semata-mata

pengawasan dari pemimpin atau atasan. Setiap kegiatan dalam manajemen syariah,

diupayakan menjadi amal saleh yang bernilai abadi.

Lebih dalam bukunya Didin Hafidhuddin dan Hendri Tanjung mengelobarasi

beberapa contoh manajemen yang dicontohkan oleh para Nabi. Nabi Adam misalnya, dengan

persitiwa perselisihan yang terjadi pada putra-putranya sampai pada pembunuhan

antara Habil dan Qabil karena ada pihak yang melanggar peraturan dalam memilih pasangan.

Ini bentuk manajemen dimana diterapkan sebuah aturan-aturan, jika dilanggar maka akan

menyebabkan sesuatu yang fatal.

Nabi Yusuf juga mencotohkan bagaimana ia seorang yang memiliki sifat hafidz dan

alim. Dimana ia merupakan pemimpin yang berorientasi pada kepentingan masyarakat, dan

bukan semata-mata pada kekuasaan.Nabi Nuh yang melakukan dakwah dengan manajemen

yang baik dimana ia lakukan dengan cara halus, hikmah, jelas, dan argumentatif.

Nabi Ibrahim dan Nabi Ismail juga mencotohkan proses manajemen dimana perintah-

perintah dari Allah yang sifatnya mutlak ia lakukan dengan proses-proses dialogis kepada

pengikutnya supaya dijalankan dengan kesadaran. Dan terakhir manajemen yang dicontohkan

Rasulullah dengan menempatkan orang pada posisi yang tepat (right man on the right place).

Inilah beberapa contoh manajemen syariah yang dicontohkan para Nabi.

Manajemen dalam organisasi bisnis (perusahaan) merupakan suatu proses aktivitas

penentuan dan pencapaian tujuan bisnis melalui pelaksanaan empat fungsi dasar, yaitu

planning, organizing, actuating, dan controlling dalam penggunaan sumber daya organisasi.

Oleh karena itu, aplikasi manajemen organisasi perusahaan hakikatnya adalah juga amal

perbuatan SDM organisasi. Oleh karena itu, aplikasi manajemen organisasi perusahaan

hakikatnya adalah juga amal perbuatan SDM organisasi perusahaan yang bersangkutan.

Dalam konteks di atas, Islam menggariskan hakikat amal perbuatan manusia harus

berorientasi pada pencapaian ridha Allah. Hal ini seperti dinyatakan oleh Imam

Fudhail bin Iyadh, dalam menafsirkan surat Al-Muluk ayat 2 : “Dia yang Menciptakan

Page 9: MAKALAH MANAJEMEN BISNIS SYARIAH - …ebook.repo.mercubuana-yogya.ac.id/FTI/tugas_doc_20151/14121024... · Prinsip jual beli barang dengan memperoleh ... pandangan Islam tentang harta

kematian dan kehidupan untuk menguji kamu siapa yang paling baik amalnya. Dialah Maha

Perkasa dan Maha Pengampun.” Ayat ini mensyaratkan dipenuhinya dua syarat sekaligus,

yaitu niat yang ikhlas dan cara yang harus sesuai dengan syariat Islam. Bila perbuatan

manusia memenuhi dua syarat itu sekaligus, maka amal itu tergolong baik (ahsanul amal),

yaitu amal terbaik di sisi Allah. Dengan demikian, keberadaan manajemen organisasi harus di

pandang pula sebagai suatu sarana untuk memudahkan implementasi Islam dalam kegiatan

organisasi tersebut.

Implementasi nilai-nilai Islam berwujud pada difungsikannya Islam sebagai kaidah

berfikir dan kaidah amal (tolak ukur perbuatan) dalam seluruh kegiatan organisasi. Nilai-

nilai Islam inilah sesungguhnya yang menjadi nilai-nilai utama organisasi.

Dalam implementasi selanjutnya, nilai-nilai Islam ini akan menjadi payung strategis hingga

taktis seluruh aktivitas organisasi sebagai kaidah berfikir, aqidah, dan syariah difungsikan

sebagai asas atau landasan pola pikikr dan beraktivitas, sedangkan kaidah amal, syariah

difungsikan sebagai tolak ukur kegiatan organisasi.

Tolak ukur syariah digunakan untuk membedakan aktivitas yang halal dan haram.

Hanya kegiatan yang halal saja yang dilakukan oleh seorang Muslim. Sementara yang

haram akan ditinggalkan semata-mata untuk menggapai keridhaan Allah. Atas dasar nilai-

nilai utama itu pula tolak ukur strategis bagi aktivitas perusahaan adalah syariah Islam itu

sendiri. Aktivitas perusahaan apa pun bentuknya, pada hakikatnya adalah aktivitas manusia

dalam memenuhi kebutuhan hidupnya yang akan selalu terikat dengan syariah. Oleh karena

itu, syariah adalah aturan yang diturunkan Allah untuk manusia melalui lisan para

Rasul-Nya. syariah tersebut harus menjadi pedoman dalam setiap aktivitas manusia,

termasuk dalam aktivitas bisnis. Banyak sekali ayat Al Quran yang menegaskan hal tersebut.

“Kemudian kami jadikan bagi kamu syariah, maka ikutilah syariah itu, jangan ikuti

hawa nafsu orang-orang yang tidak mengetahui” (QS. al-Jatsiyah : 18).

“Maka demi Rabbmu, mereka pada hakikatnya tidak beriman, hingga mereka menjadi

kan kamu sebagai hakim dalam perkara yang mereka perselisihkan kemudian mereka tidak

merasa keberatan terhadap keputusan yang kamu berikan dan mereka menerima dengan

sepenuhnya. (QS. an-Nisa’ : 65)

“Apa saja yang dibawa dan diperintahkan oleh Rasul (berupa syariah, maka ambillah)

dan apa yang dilarangnya maka tinggalkanlah” (QS. al-Hasyar : 7).

Dengan demikian, orang yang mendambakan keselamatan hidup yang hakiki, akan

senantiasa terikat dengan dengan aturan syariah tersebut. Oleh karena syariah mengikat setiap

pelaku keuangan syariah, maka aktivitas perusahaan yang dilakukan tidak boleh lepas dari

Page 10: MAKALAH MANAJEMEN BISNIS SYARIAH - …ebook.repo.mercubuana-yogya.ac.id/FTI/tugas_doc_20151/14121024... · Prinsip jual beli barang dengan memperoleh ... pandangan Islam tentang harta

koridor syariah.

Konsep perdagangan yang dibicarakan Al Quran pada umumnya bersifat prinsip-

prinsip yang menjadi pedoman dalam perdagangan sepanjang masa, sesuai dengan karakter

keabadian Al Quran. Dengan demikian Al Quran tidak menjelaskan konsep perdagangan

secara rinci. Seandainya Al Quran berbicara secara rinci dan detail, ia akan sulit untuk

menjawab berbagai persoalan perdagangan yang senantiasa berubah dan berkembang dalam

menghadapi tantangan zaman. Atas dasar uraian di atas maka perlu disimpulkan prinsip-

prinsip manajemen lembaga keuangan syariah yang diajarkan Al Quran sebagai berikut:

1. Setiap perdagangan harus didasari sikap saling ridha di antara dua pihak, sehingga

para pihak tidak merasa dirugikan atau didzalimi.

2. Penegakan prinsip keadilan, baik dalam takaran, timbangan, ukuran mata uang (kurs)

dan pembagian keuntungan.

3. Prinsip larangan riba.

4. Kasih sayang, tolong menolong dan persaudaraan universal.

5. Dalam kegiatan perdagangan tidak melakukan investasi pada usaha yang diharamkan

seperti usaha yang merusak mental misalnya narkoba dan pronografi. Demikian pula

komoditas perdagangan haruslah produk yang halal dan thayyib baik barang maupun

jasa.

6. Perdagangan harus terhindar dari praktik spekulasi , gharar, tadlis dan maysir.

7. Perdagangan tidak boleh melalaikan diri dari beribadah (shalat dan zakat) dan

mengingat Allah.

Dalam kegiatan perdagangan baik hutang-piutang maupun bukan, hendaklah

dilakukan pencatatan yang baik.

BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan

Manajemen syariah adalah suatu pengelolaan untuk memperoleh hasil optimal yang

bermuara pada pencarian keridhaan Allah. Oleh sebab itu maka segala sesuatu langkah yang

diambil dalam menjalankan manajemen tersebut harus berdasarkan aturan-aturan Allah.

Atura-aturan itu tertuang dalam Al-Quran, Al-Hadist dan beberapa contoh yang dilakukan

oleh para sahabat.

Secara umum dapat dikatakan bahwa syariah menghendaki kegiatan ekonomi yang

Page 11: MAKALAH MANAJEMEN BISNIS SYARIAH - …ebook.repo.mercubuana-yogya.ac.id/FTI/tugas_doc_20151/14121024... · Prinsip jual beli barang dengan memperoleh ... pandangan Islam tentang harta

halal, baik produk yang menjadi objek, cara perolehannya, maupun cara penggunaannya.

Selain itu, prinsip investasi syariah juga harus dilakukan tanpa paksaan (ridha), adil dan

transaksinya berpijak pada kegiatan produksi dan jasa yang tidak dilarang oleh Islam,

termasuk bebas manipulasi dan spekulasi.

Seperti halnya manajemen konvensional, dalam manajemen syariah juga menerapkan

empat fungsi standar seperti yang dipaparkan oleh G.R Terry, diantaranya yaitu :

1. Perencanaan (planning)

2. Pengorganisaisan (organizing)

3. Pengarahan (actuating)

4. Pengawasan (controlling)

B. Penutup

Demikian yang dapat saya paparkan mengenai materi yang menjadi pokok bahasan da

lam makalah ini, tentunya masih banyak kekurangan dan kelemahannya, untuk itu penulis ba

nyak berharap para pembaca memberikan kritik dan saran yang membangun untuk memperba

iki makalah ini.